Anda di halaman 1dari 14

2.

6 Diet Penderita HIV/AIDS

2.6.1 Tujuan Umum Diet HIV/AIDS:

1. Memberikan intervensi gizi secara cepat dengan mempertimbangkan seluruh aspek


dukungan gizi pada semua tahap dini penyakit infeksi HIV.

2. Mencapai dan mempertahankan berat badan serta komposisi tubuh yang diharapkan,
terutama jaringan otot (Lean Body Mass).

3. Memenuhi kebutuhan energy dan semua zat gizi.

4. Mendorong perilaku sehat dalam menerapkan diet, olahraga dan relaksasi.

2.6.2 Tujuan Khusus Diet HIV/AIDS:

1. Mengatasi gejala diare, intoleransi lakstosa, mual dan muntah.


2. Meningkatkan kemampuan untuk memusatkan perhatian, yang terlihat pada: pasien dapat
membedakan antar gejala anorexia, perasaan kenyang, perubahan indera pengecap dan
kesulitan menelan.
3. Mencapai dan mempertahankan berat badan normal.
4. Mencegah penurunan berat badan yang berlebihan (terutama jaringan otot).
5. Memberikan kebebasan pasien untuk memilih makanan yang adekuat yang sesuai dengan
kemampuan makan dan jenis terapi yang diberikan.

2.6.2 Syarat Diet HIV/AIDS

1. Energi tinggi.

Pada perhitungan kebutuhan energi, diperhatikan faktor stress, aktifitas fisik dan kenaikan
suhu tubuh. Tambahkan energi sabanyak 13% untuk setiap kenaikan suhu 10 C.
2. Protein tinggi
Yaitu 1,1-1,5 g/Kg BB untuk memelihara dan mengganti jaringan sel tubuh yang rusak.
Pemberian protein disesuaikan bila ada kelainan ginjal dan hati.
3. Lemak cukup

Yaitu 10-25% dari kebutuhan energi total. Jenis lemak disesuaikan dengan toleransi pasien.
Apabila ada malabsorbsi lemak digunakan lemak dengan ikatan rantai sedang (Medium
Chain Trigliserida/MCT). Minyak ikan (Asam Lemak Omega3) diberikan bersama minyak
MCT dapat memperbaiki fungsi kekebalan.
4. Vitamin dan mineral tinggi

Yaitu 1½ kali (150%) angka kecukupan gizi (AKG) yang dianjurkan, terutama vitamin A,
B12, C, E, Folat, Kalsium, Magnesium, Seng dan Selenium.

5. Serat cukup, gunakan serat yang mudah cerna 25 g/hari.


6. Cairan cukup, sesuai dengan keadaan pasien. Pada pasien dengan gangguan fungsi fungsi
menelan, pemberian cairan harus hati-hati dan diberikan bertahap dengan konsistensi yang
sesuai. Konsistensi cairan dapat berupa cairan kental (Thick fluid), semi kental (Semi thick
fluid) dan cair (Thin fluid).

7. Elektrolit

Kehilangan elektrolid melalui muntah dan diare perlu diganti (Natrium, Kalium dan Klorida).
8. Bentukmakanan dimodifikasi sesuai dengan keadaan pasien. Hal ini sebaiknya dilakukan
dengan cara pendekatan perorangan, dengan melihat kondisi dan toleransi pasien. Apabila
terjadi penurunana berat badan yang cepat, maka dianjurkan pemberian makanan melalui
pipa atau sonde sebagai makanan utama atau makanan selingan.
9. Makanan diberikan dalam porsi kecil dan sering.
10. Hindari makanan yang merangsang pencernaan baik secara mekanik, termik maupun
kimia.

2.6.4 Jenis Diet dan Indikasi Pemberian


Diet AIDS diberikan pada pasien akut setelah terkena infeksi HIV, yaitu kepada pasien
dengan :
-Infeksi HIV positif tanpa gejala.
-Infeksi HIV dengan gejala (misalnya : panas lama, batuk, diare, kesulitan menelan, sariawan
dan pembesaran kelenjar getah bening).
-Infeksi HIV dengan gangguan syaraf.
-Infeksi HIV dengan TBC.
-Infeksi HIV dengan Kanker dan HIV Wasting Syndrome.
Makanan untuk pasien AIDS dapat diberikan melalui tiga cara, yaitu secara oral, enteral
(sonde) dan parenteral (infuse). Asupan makanan secara oral sebaiknya dievaluasis secara
rutin. Bila tidak mencukupi, dianjurkan pemberian makanan enteral atau parenteral sebagai
tambahan atau sebagai makanan utama.

Ada tiga macam diet AIDS yaitu Diet AIDS I, II dan III.
1) Diet AIDS I
Diet ini diberikan pada pasien infeksi HIV akut, dengan gejala panas tinggi, sariawan,
kesulitan menelan, sesak nafas berat, diare akut, kesadarn menurun, atau segera setelah
pasien dapat diberi makan.
Makanan berupa cairan dan bubur susu, diberikan selama beberapa hari sesuai dengan
keadaan pasien, dalam porsi kecil setiap tiga jam. Bila ada kesulitan menelan, makanan
diberikan dalam bentuk sonde atau dalam bentuk kombinasi makanan cair dengan makanan
sonde. Makanan sonde dapat dibuat sendiri atau menggunakan makanan enteral komersial
energy dan protein tinggi. Makanan ini cukup energy, zat besi, tiamin dan vitamin C. Bila
dibutuhkan lebih banyak energi dapat ditambahkan glukosa polimer (misalnya Poyijoule).

Contoh makanan cair oral

Bahan Makanan Berat (g) URT


Susu Whole Bubuk 200 40 sdm
Tepung maizena / kcng hijau 100 20 sdm
/ beras / havermout
Telur ayam 150 3 butir
Margarin / minyak 25 2,5 sdm
Gula pasir 100 10 sdm

Pembagian Waktu Makan Sehari:

06.00 Susu 16.00 Bubur susu


07.00 Susu 20.00 Bubur Susu
10.00 Bubur Havermout 21.00 Susu
13.00 Bubur susu

Kandungan Gizi
Energi (kkal) 2207
Protein (g) 73
Lemak (g) 103
Karbohidrat (g) 251
Kalsium (mg) 190
Besi (mg) 6,4
Vitamin A (RE) 1361
Tiamin (mg) 0,7
Vitamin C (mg) 12
2) Diet AIDS II

Diet ini diberikan sebagai perpindahan Diet AIDS I setelah tahap akut teratasi. Makanan
diberikan dalam bentuk saring atau cincang setiap tiga jam. Makanan ini rendah nilai gizinya
dan membosankan. Untuk memenuhi kebutuhan energi dan zat gizi diberikan makanan
enteral atau sonde sebagai tambahan atau sebagai makanan utama.
Pembagian Makan Sehari:
Pagi: Siang/Malam:
Tepung Beras = 50 g = 8 sdm Beras = 30 g = 1 gls bubur
Telur ayam = 50 g = 1 btr Daging = 50 g = 1 ptg sdg
Tahu = 25 g = 1/4 bh bsr Tahu = 25 g = 1/2 bh bsr
susu = 200 g = 1 gls Sayuran = 50 g = 1/2 gls
gula pasir = 10 g = 1 sdm Pepaya = 100 g = 1 ptg sdg
Margarin = 15 g = 1,5 sdm

Pukul 10.00 Pukul 16.00


Telur ayam = 50 g = 1 btr Maizena = 15 g = 3 sdm (Puding Maizena)
Susu = 200 g = 1 gls Susu = 200 g = 1 gls
Gula pasir = 10 g = 1 sdm Gula pasir = 30 g = 3 sdm
Pukul 20.00
Susu = 200 g = 1 gls
Gula Pasir = 10 g = 1 sdm

Kandungan Gizi
Energi (kkal) 1900
Protein (g) 72
Lemak (g) 83
Karbohidrat (g) 223
Kalsium (mg) 1300
Besi (mg) 25,6
Vitamin A (RE) 2940
Tiamin (mg) 0,8
Vitamin C (mg) 176

Contoh Menu:
Pagi :Bubur sumsum, telur 1/2 masak, susu, jus tomat
Selingan 1 (10.00): telur dan susu
Siang:Bubur, Semur daging/gadon daging, semur tahu, tumis sayur, jus pepaya
Selingan 2 (16.00): Puding Maizena
Malam: Bubur, sup bola-bola ikan, perkedel tahu, sup wortel+buncis, Pisang

3) Diet AIDS III


Diet ini diberikan sebagai perpindahan dari Diet AIDS II atau kepada pasien dengan infeksi
HIV tanpa gejala. Bentuk makanan lunak atau biasa, diberikan dalam porsi kecil dan sering.
Diet ini tinggi energi, protein, vitamin dan mineral. Apabila kemamuan makanan melalui
mulut terbatas dan masih tejadi penurunan berat badan, maka dianjurkan pemberian makanan
sonde sebagai makanan tambahan atau sebagai makanan utama.
Contoh Menu:

Waktu Makanan Lunak Makanan Biasa


Pagi Bubur Havermout Nasi
Telur ½ masak Telur dadar
Susu Setup buncis+wortel
10.00 Puding karamel Bubur kacang hijau
Siang Bubur nasi Nasi
Semur daging Ikan goreng
Orak-arik telur Telur bumbu rendang
Tumis tempe Perkedel tahu
Setup wortel Sayur sop
Jus tomat Pepaya
16.00 Sirup Sirup
Malam Bubur nasi Nasi
Sup daging + tomat Empal daging

Pembagian Makan Sehari:

Pagi: Siang / Malam:


Beras = 50 g = 1/2 gelas nasi Beras = 150 g = 2 1/4 gls nasi
Telur ayam = 50 g = 1 btr Daging = 50 g = 1 ptg sdg
sayuran = 50 g = 1/2 gelas Tempe = 50 g = 2 ptg sdg
susu = 200 g = 1 gls Sayuran = 75 g = 3/4 gls
gula pasir = 10 g = 1 sdm Pepaya = 75 g = 3/4 ptg sdg
minyak = 5 g = 1/2 sdm Minyak = 10 g = 1,5 sdm
Pukul 10.00 Pukul 16.00
Kacang Hijau = 25 g = 2,5 sdm Gula pasir = 10 g = 1 sdm (teh/ sirup/ kopi)
Gula pasir = 10 g = 1 sdm

Kandungan Gizi
Energi (kkal) 2530
Protein (g) 90
Lemak (g) 65
Karbohidrat (g) 387
Kalsium (mg) 673
Besi (mg) 27,9
Vitamin A (RE) 29502
Tiamin (mg) 1,2
Vitamin C (mg) 145

Bahan Makanan yang Dianjurkan dan Tidak Dianjurkan

Jenis Yang dianjurkan Yang tidak dianjurkan


Protein Susu, telur, daging dan Daging dan ayam berlemak,
Hewani ayam tidak berlemak, ikan kulit ayam
Protein Tempe, tahu, kacang hijau Kacang merah
Nabati
Lemak Minyak, margarin, santan, Semua makanan yang
dan kelapa dalam jumlah berlemak tinggi (digoreng,
terbatas santan kental)
Sayuran Sayuran yang tidak Sayuran yang menimbulkan
menimbulkan gas seperti gas seperti kol, sawi, dan
labu kuning, wortel, bayam, ketimun.
kangkung, buncis. Kacang
panjang, dan tomat
Buah- Pepaya, pisang, jeruk, apel, Buah-buahan yang
buahan dsb menimbulkan gas seperti
nangka, durian
Bumbu Bumbu yang tidak Bumbu yang merangsang
merangsang seperti seperti cabe, lada, asam,
bawang merah, bawang cuka
putih, daun salam,
ketumbar, laos, kecap
Minuman Sirup, teh, kopi Minuman bersoda dan
mengandung alkohol
Diet Penyakit HIV/AIDS

Gambaran Umum:
AIDS (The Acquired Immuno Deficiency Syndrome) merupakan tahap akhir penyakit infeksi
yang disebabkan oleh HIV (Human Immuno Deficiency Virus) yang dapat menimbulkan
infeksi pada system organ tubuh termasuk otak sehingga menyebabkan rusaknya system
kekebalan tubuh.
Memburuknya status gizi merupakan resiko tertinggi penyakit ini. Gangguan gizi pada pasien
AIDS umumnya terlihat pada penurunan berat badan. Ada dua tipe penurunan berat badan
pada AIDS, yaitu penurunan berat badan yang lambat dan yang cepat. Penurunan berat badan
yang cepat sering dihubungkan dengan infeksi oportunistik. Penurunan berat badan lebih dari
20% BB sulit diperbaiki dan sering mempunyai prognosa yang buruk.
Memburuknya status gizi bersifat multifaktor, terutama disebabkan oleh kurangny asupan
makanan, gangguan absorpsi dan metabolism zat gizi, infeksi oportunistik, serta kurangnya
aktifitas fisik. Kurangnya asupan makanan disebabkan oleh anoreksia, depresi, rasa lelah,
mual, muntah, sesak nafas, diare, infeksi dan penyakit saraf yang menyertai penyakit
HIV/AIDS. Karena gangguan gizi memegang peranan penting dalam pathogenesis penyakit
HIV/AIDS, terapi diet dan konsultasi gizi memegang peranan penting dalam upaya
penyembuhan.
Tujuan Diet
Tujuan Umum
Tujuan Umum Diet Penyakit HIV/AIDS adalah:
1. Memberikan intervensi gizi secara cepat dengan mempertimbangkan seluruh aspek
dukungan gizi pada semua tahap dini penyakit infeksi HIV.
2. Mencapai dan mempertahankan berat badan secara komposisi tubuh yang diharapkan,
terutama jaringan otot (Lean Body Mass).
3. Memenuhi kebutuhan energy dan semua zat gizi.
4. Mendorong perilaku sehat dalam menerapkan diet, olahraga dan relaksasi.
Tujuan Khusus
Tujuan Khusus Diet Penyakit HIV/AIDS adalah:
1. Mengatasi gejala diare, intoleransi laktosa, mual dan muntah.
2. Meningkatkan kemampuan untuk memusatkan perhatian, yang terlihat pada: pasien dapat
membedakan antara gejala anoreksia, perasaan kenyang, perubahan indra pengecap dan
kesulitan menelan.
3. Mencapai dan mempertahankan berat badan normal.
4. Mencegah penurunan berat badan yang berlebihan (terutama jaringan otot).
5. Memberikan kebebasan pasien untuk memilih makanan yang adekuat sesuai dengan
kemampuan makan dan jenis terapi yang diberikan.

Syarat Diet
Syarat-syarat Diet HIV/AIDS adalah:
1. Energi tinggi. Pada perhitungan kebutuhan energi, diperhatikan faktor stres, aktivitas fisik,
dan kenaikan suhu tubuh. Tambahkan energi sebanyak 13% untuk setiap kenaikan Suhu 1°C.
2. Protein tinggi, yaitu 1,1 – 1,5 g/kg BB untuk memelihara dan mengganti jaringan sel tubuh
yang rusak. Pemberian protein disesuaikan bila ada kelainan ginjal dan hati.
3. Lemak cukup, yaitu 10 – 25 % dari kebutuhan energy total. Jenis lemak disesuaikan dengan
toleransi pasien. Apabila ada malabsorpsi lemak, digunakan lemak dengan ikatan rantai
sedang (Medium Chain Triglyceride/MCT). Minyak ikan (asam lemak omega 3) diberikan
bersama minyak MCT dapat memperbaiki fungsi kekebalan.
4. Vitamin dan Mineral tinggi, yaitu 1 ½ kali (150%) Angka Kecukupan Gizi yang di anjurkan
(AKG), terutama vitamin A, B12, C, E, Folat, Kalsium, Magnesium, Seng dan Selenium. Bila
perlu dapat ditambahkan vitamin berupa suplemen, tapi megadosis harus dihindari karena
dapat menekan kekebalan tubuh.
5. Serat cukup; gunakan serat yang mudah cerna.
6. Cairan cukup, sesuai dengan keadaan pasien. Pada pasien dengan gangguan fungsi menelan,
pemberian cairan harus hati-hati dan diberikan bertahap dengan konsistensi yang sesuai.
Konsistensi cairan dapat berupa cairan kental (thick fluid), semi kental (semi thick fluid) dan
cair (thin fluid).
7. Elektrolit. Kehilangan elektrolit melalui muntah dan diare perlu diganti (natrium, kalium dan
klorida).
8. Bentuk makanan dimodifikasi sesuai dengan keadaan pasien. Hal ini sebaiknya dilakukan
dengan cara pendekatan perorangan, dengan melihat kondisi dan toleransi pasien. Apabila
terjadi penurunan berat badan yang cepat, maka dianjurkan pemberian makanan melalui pipa
atau sonde sebagai makanan utama atau makanan selingan.
9. Makanan diberikan dalam porsi kecil dan sering.
10. Hindari makanan yang merangsang pencernaan baik secara mekanik, termik, maupun kimia.

Jenis Diet dan Indikasi Pemberian


Diet AIDS diberikan pada pasien akut setelah terkena infeksi HIV, yaitu kepada pasien
dengan:
1. Infeksi HIV positif tanpa gejala.
2. Infeksi HIV dengan gejala (misalnya panas lama, batuk, diare, kesulitan menelan, sariawan
dan pembesaran kelenjar getah bening).
3. Infeksi HIV dengan gangguan saraf.
4. Infeksi HIV dengan TBC.
5. Infeksi HIV dengan kanker dan HIV Wasting Syndrome.
Makanan untuk pasien AIDS dapat diberikan melalui tiga cara, yaitu secara oral,
enteral(sonde) dan parental(infus). Asupan makanan secara oral sebaiknya dievaluasi secara
rutin. Bila tidak mencukupi, dianjurkan pemberian makanan enteral atau parental sebagai
tambahan atau sebagai makanan utama. Ada tiga macam diet AIDS yaitu Diet AIDS I, II dan
III.

I. Diet AIDS I
Diet AIDS I diberikan kepada pasien infeksi HIV akut, dengangejala panas tinggi, sariawan,
kesulitan menelan, sesak nafas berat, diare akut, kesadaran menurun, atau segera setelah
pasien dapat diberi makan.
Makanan berupa cairan dan bubur susu, diberikan selama beberapa hari sesuai dengan
keadaan pasien, dalam porsi kecil setiap 3 jam. Bila ada kesulitan menelan, makanan
diberikan dalam bentuk sonde atau dalam bentuk kombinasi makanan cair dan makanan
sonde. Makanan sonde dapat dibuat sendiri atau menggunakan makanan enteral komersial
energi dan protein tinggi. Makanan ini cukup energi, zat besi, tiamin dan vitamin C. bila
dibutuhkan lebih banyak energy dapat ditambahkan glukosa polimer (misalnya polyjoule).
Bahan Makanan Sehari
Makanan Cair Oral
Bahan Makanan Berat(g) urt
Susu whole bubuk 200 40 sdm
Tepung maizena/kacang hijau/beras/havermount 100 20 sdm
Telut ayam 150 3 btr
Margarine/minyak 25 2 ½ sdm
Gula pasir 100 10 sdm

Makanan Lewat Pipa/Sonde


Buatan Sendiri Komersial
Bahan Berat(g) urt Bahan Berat(g)
Makanan urt
Makanan
Susu whole bubuk 160 32 Enteral energy &
sdm Protein tinggi 500 100
Susu skim bubuk 100 20 sdm
sdm Cairan 2000ml 8
Tepung maizena 20 4 gls
sdm
Telur ayam 150 3
btr
Gula pasir 100 10
sdm
Cairan 2000ml 8
gls

Nilai Gizi
Makanan Cair Oral MakananLewat Pipa/Sonde
Buatan Sendiri Komersial
Energy (kkal) 2207 2240 2100
Protein (g) 73 95 90
Lemak (g) 103 83 61
Karbohidrat (g) 251 284 306
Kalsium (mg) 190 280 320
Besi (mg) 6,4 6,3 42,5
Vitamin A (RE) 1361 1349 1800
Tiamin (mg) 0,7 1 4,1
Vitamin C (mg) 12 66 540

Pembagian Makanan Sehari


Makanan Cair Oral
Pukul 06.00 Susu
Pukul 07.00 Susu
Pukul 10.00 Bubur havermount
Pukul 13.00 Bubur susu
Pukul 16.00 Bubur susu
Pukul 20.00 Bubur susu
Pukul 21.00 Susu
Makanan sonde buatan sendiri atau komersial diberikan dalam 4 porsi.

II. Diet AIDS II


Diet AIDS II diberikan sebagai perpindahan Diet AIDS I setelah tahap akut teratasi. Makanan
diberikan dalam bentuk saring atau cincang setiap 3 jam. Makanan ini rendah nilai gizinya
dan membosankan. Untuk memenuhi kebutuhan energy dan zat gizinya, diberikan makanan
enteral atau sonde sebagai tambahan atau sebagai makanan utama.
Bahan Makanan Sehari
Makanan Saring Oral Makanan Enteral Komersial
Bahan Berat(g) urt Bahan Berat(g) urt
Makanan Makanan
Beras 90 3 gls Makanan enteral
bubur energy dan protein
Maizena 15 3 sdm tinggi 500
Daging 100 2 ptg sdg 4gls+4sdm
Telur ayam 100 2 btr Cairan 2000ml 8
Tahu 75 ¾ bh bsr gls
Sayuran 100 1 gls
Buah 200 2 ptg sdg
pepya
Margarine 30 3 sdm
Gula pasir 60 6 sdm
Susu 800 4 gls

Nilai Gizi
Makanan Saring Oral Makanan Enteral Komersial
Energi (kkal) 1900 2100
Protein (g) 72 90
Lemak (g) 83 61
Karbohidrat (g) 223 306
Kalsium (mg) 1300 32500
Besi (mg) 25,6 42,5
Vitamin A (RE) 2940 1800
Tiamin (mg) 0,8 4,5
Vitamin C (mg) 176 540

Pembagian Bahan Makanan Sehari


Pagi Siang / Malam
Beras 30 g = 1 gls bubur Beras 30 g = 1 gls bubur
Telur ayam 50 g = 1 btr Daging 50 g = 1 ptg sdg
Tahu 25 g = ¼ bh bsr Tahu 25 g = ½ bh bsr
Susu 200 g = 1 gls Sayuran 50 g = ½ gls
Gula pasir 10 g = 1 sdm Papaya 100 g = 1 ptg sdg
Margarine 15 g = 1 ½ sdm
Pukul 10.00 Pukul 16.00
Telur ayam 50 g = 1 btr Maizena 15 g = 3 sdm
Susu 200 g = 1 gls Susu 200 g = 1 gls
Gula pasir 10 g = 1 sdm Gula pasir 30 g = 3 sdm

Pukul 20.00
Susu 200 g = 1 gls
Gula pasir 10 g = 1 sdm

III. Diet AIDS III


Diet AIDS III diberikan sebagai perpindahan dari Diet AIDS II atau kepada pasien dengan
infeksi HIV tanpa gejala. Bentuk makanan lunak atau biasa, diberikan dalam porsi kecil dan
sering. Diet ini tinggi energy, protein, vitamin dan mineral. Apabila kemampuan makan
melalui mulut terbatas dan masih terjadi penurunan berat badan, maka dianjurkan pemberian
makanan sonde sebagai makanan tambahan atau makanan utama.

Bahan Makanan Sehari


Makanan Biasa/Lunak Makanan Enteral (sonde)
Bahan berat(g) urt Bahan berat(g) urt
Makanan Makanan
Beras 350 5 ¼ gls Makanan enteral
nasi energy dan protein
Daging 100 2 ptg sdg tinggi 600 5
Telur daging 100 2 btr gls
Tempe 100 4 ptg sdg Cairan 2000 ml 8
Kacang hijau 25 2 ½ sdm gls
Sayuran 200 2 gls
Buah 150 1 ½ ptg
sdg ppy
Minyak 25 2 ½ sdm
Gula pasir 40 4 sdm
Susu 200 1 gls

Nilai Gizi
Makanan Biasa/Lunak Makanan Sonde
Energy (kkal) 2503 2520
Protein (g) 90 107
Lemak (g) 65 73
Karbohidrat (g) 387 367
Kalsium (g) 673 39000
Besi (mg) 27,9 50,9
Vitamin A (RE) 29502 2163
Tiamin (mg) 1,2 4,98
Vitamin C (mg) 145 644

Pembagian Bahan Makanan Sehari


Pagi Siang / Malam
Beras 50 g = ¾ gls nasi Beras 150 g = 2 ¼ gls nasi
Telur ayam 50 g = 1 btr Daging 50 g = 1 ptg sdg
Sayuran 50 g = ½ gls Telur ayam 50 g = 1 btr (siang)
Susu 200 g = 1 gls Tempe 50 g = 2 ptg sdg
Gula pasir 10 g = 1 sdm Sayuran 75 g = ¾ gls
Minyak 5 g = ½ sdm Papaya 75 g = ¾ ptg sdg
Minyak 10 g = 1 sdm
Pukul 10.00 Pukul 16.00
Kacang hijau 25 g = 2 ½ sdm Gula pasir 10 g = 1 sdm
Gula pasir 20 g = 2 sdm

Contoh Menu Sehari


Waktu Makanan Lunak Makanan Biasa
Pagi Bubur havermout Nasi
Telur ½ masak Telur dadar
Susu Setup buncis + wortel susu
Pukul 10.00 Pudding karamel Bubur kacang hijau
Siang Bubur nasi Nasi
Semur daging Ikan goring
Orak-arik telur Telur bumbu rujak
Tumis tempe Sambal goreng tahu
Setup wortel Sayur asam
Air jeruk pepaya
Pukul 16.00 Sirup Sirup
Malam Bubur nasi Nasi
Sup daging + tomat Empal daging
Tim tahu Oseng-oseng tempe
Sayur bening bayam Sup sayuran
Papaya Pisang

Bahan Makanan yang Dianjurkan dan Tidak Dianjurkan


Bahan Makanan Dianjurkan Tidak Dianjurkan
Sumber karbohidrat Semua bahan makanan Bahan makanan yang
kecuali yang menimbulkan menimbulkan gas seperti ubi
gas. jalar.
Sumber protein hewani Susu, telur, daging, ayam Daging, kulit ayam dan ayam
tidak berlemak dan ikan. berlemak.
Sumber protein nabati Tempe, tahu dan kacang Kacang merah.
hijau.
Sumber lemak Minyak, margarine, santan Semua makanan yang
dan kelapa dalam jumlah mengandung lemak tinggi
terbatas. (digoreng, bersantan tinggi).
Sayuran Sayuran yang tidak Sayuran yang menimbulkan
menimbulkan gas seperti gas seperti kol, sawi dan
labu kuning, wortel, bayam, mentimun.
kangkung, buncis, kacang
panjang dan tomat.
Buah-buahan Papaya, pisang, jeruk, apel Buah-buahan yang
dan sebagainya. menimbulkan gas seperti
nangka dan durian.
Bumbu Bumbu yang tidak Bumbu yang merangsang
merangsang seperti bawang seperti cabai, lada, asam,
merah, bawang putih, daun cuka dan jahe.
salam, ketumbar, laos dan
kecap.
Minuman Sirup, teh dan kopi. Minuman bersoda dan
alkohol

DAFTAR PUSTAKA

1. Angka Kecukupan Gizi yang dianjurkan, Muhilal, Fasli Jalal dan Hardinsyah, 1998, Widya
Karya Pangan dan Gizi VI.

2. Bagan Tatalaksana Anak Gizi Buruk (Buku I), Depkes 2007

3. Food, Nutrition & Diet Therapy Mahan, L.K dan M.T. Arlin, 2000, Krause’s

4. HIV/AIDS : A Guide for Nutritional Care and Support, 2004

5. HIV and Infant Feeding, Revised Principles and recommendations, Rapid Advice,
November 2009

6. International Dietetics & Nutrition Terminology (INDT) Reference Manual, American


Dietetic Association, 2008

7. KELUARGA SADAR GIZI (KADARZI) mewujudkan keluarga cerdas dan mandiri,


Departemen Kesehatan RI, Jakarta, 2004

8. Makalah Ilmiah Nasional (PIN) ke III Tahun 2007, Peran Gizi dalam Kelangsungan Hidup
Manusia, ASDI, DPD Jawa Tengah, 2007

9. Materi Penatalaksanaan Gizi Medis dan Paramedis, Jaringan Epidemiologi Nasional, tahun
2008 10. Modul Pelatihan Asuhan dan Dukungan Gizi bagi ODHA, WHO dan Depkes

Anda mungkin juga menyukai

  • Pengkajian Asuhan Keperawatan Gerontik
    Pengkajian Asuhan Keperawatan Gerontik
    Dokumen7 halaman
    Pengkajian Asuhan Keperawatan Gerontik
    zulaikah nur wijayanti
    Belum ada peringkat
  • Laporan Kasus DHF
    Laporan Kasus DHF
    Dokumen22 halaman
    Laporan Kasus DHF
    zulaikah nur wijayanti
    Belum ada peringkat
  • LK DHF 2
    LK DHF 2
    Dokumen23 halaman
    LK DHF 2
    zulaikah nur wijayanti
    Belum ada peringkat
  • LK DHF 2
    LK DHF 2
    Dokumen11 halaman
    LK DHF 2
    zulaikah nur wijayanti
    Belum ada peringkat
  • LK DHF 2
    LK DHF 2
    Dokumen11 halaman
    LK DHF 2
    zulaikah nur wijayanti
    Belum ada peringkat
  • Laporan Kasus DHF
    Laporan Kasus DHF
    Dokumen22 halaman
    Laporan Kasus DHF
    zulaikah nur wijayanti
    Belum ada peringkat
  • Cover Makalah
    Cover Makalah
    Dokumen5 halaman
    Cover Makalah
    zulaikah nur wijayanti
    Belum ada peringkat
  • Konsep Dasar Pylonefritis
    Konsep Dasar Pylonefritis
    Dokumen11 halaman
    Konsep Dasar Pylonefritis
    zulaikah nur wijayanti
    Belum ada peringkat
  • Glo Me Rulo Nefritis
    Glo Me Rulo Nefritis
    Dokumen10 halaman
    Glo Me Rulo Nefritis
    zulaikah nur wijayanti
    Belum ada peringkat
  • Bladder Training
    Bladder Training
    Dokumen7 halaman
    Bladder Training
    zulaikah nur wijayanti
    Belum ada peringkat
  • Bab Iii
    Bab Iii
    Dokumen1 halaman
    Bab Iii
    zulaikah nur wijayanti
    Belum ada peringkat
  • Nephrotic Sindrom
    Nephrotic Sindrom
    Dokumen12 halaman
    Nephrotic Sindrom
    zulaikah nur wijayanti
    Belum ada peringkat
  • Asuhan Keperawatan Pada Ibu Hamil Yang Mengalami Anemia
    Asuhan Keperawatan Pada Ibu Hamil Yang Mengalami Anemia
    Dokumen19 halaman
    Asuhan Keperawatan Pada Ibu Hamil Yang Mengalami Anemia
    zulaikah nur wijayanti
    Belum ada peringkat
  • Daftar Pustaka
    Daftar Pustaka
    Dokumen2 halaman
    Daftar Pustaka
    zulaikah nur wijayanti
    Belum ada peringkat
  • Lampiran 3 Instrumen Penelitian
    Lampiran 3 Instrumen Penelitian
    Dokumen1 halaman
    Lampiran 3 Instrumen Penelitian
    zulaikah nur wijayanti
    Belum ada peringkat
  • 10.bab Ii
    10.bab Ii
    Dokumen17 halaman
    10.bab Ii
    zulaikah nur wijayanti
    Belum ada peringkat
  • KB Peb
    KB Peb
    Dokumen3 halaman
    KB Peb
    zulaikah nur wijayanti
    Belum ada peringkat
  • 8.bab I
    8.bab I
    Dokumen7 halaman
    8.bab I
    zulaikah nur wijayanti
    Belum ada peringkat
  • Laporan Pendahuluan Peb
    Laporan Pendahuluan Peb
    Dokumen20 halaman
    Laporan Pendahuluan Peb
    zulaikah nur wijayanti
    Belum ada peringkat
  • Abstract
    Abstract
    Dokumen1 halaman
    Abstract
    zulaikah nur wijayanti
    Belum ada peringkat
  • Laporan Pendahuluan Peb
    Laporan Pendahuluan Peb
    Dokumen19 halaman
    Laporan Pendahuluan Peb
    zulaikah nur wijayanti
    Belum ada peringkat