1. Arti Proteksi
“Proteksi” berarti perlindungan yang diberikan kepada suatu sektor ekonomi atau
industri di dalam negeri terhadap persaingan dari luar negeri. Proteksi diberikan karena tanpa
itu sektor ekonomi tersebut tidak bisa bersaing dengan barang-barang buatan luar negeri,
karena misalnya barang-barang impor harganya lebih murah atau kualitasnya lebih baik atau
penampilannya lebih menarik dan banyak sebab lain.
Industri-industri domestik yang baru berdiri biasanya memiliki struktur biaya yang
masih tinggi, sehingga sulit bersaing dengan industri asing yang memiliki struktur biaya
rendah (karena sudah memiliki skala ekonomi yang besar). Proteksi ini memberi kesempatan
kepada industri domestik untuk belajar lebih efisien dan memberi kesempatan kepada tenaga
kerjanya untuk memperoleh keterampilan. Kebijakan proteksi biasanya bersifat sementara.
Jika suatu saat industri domestik dirasakan sudah cukup besar dan mampu bersaing dengan
industri asing, maka proteksi akan dicabut.
1. Industri tekstil
2. Industri manufaktur
3. Industri otomotif
4. Industri logam
5. Industri migas
6. Industri perkebunan
7. Industri makanan dan minuman
8. Industri pertambangan.
Tarif adalah suatu pembebanan atas barang-barang yang melintasi daerah pabean
(costum area). Dan barang-barang yang masuk ke wilayah negara dikenakan bea masuk.
Dengan pengenaan bea masuk yang besar atas barang-barang dan luar negeri, mempunyai
maksud untuk proteksi atas industri dalam negeri dan untuk memperoleh pendapatan negara.
Bentuk umum kebijakan tarif adalah penetapan pajak impor dengan prosentase tertentu dari
harga barang yang diimpor tersebut. Akibat dan pengenaan tarif, sebagai berikut : Harga
barang naik, Produksi dalam negeri meningkat, Jumlah barang di pasar turun, dan Impor
barang turun.
a. Bea ekspor (export duties) adalah pajak / bea yang dikenakan terhadap barang yang
diangkut menuju negara lain (diluar costum area).
b. Bea transito (transit duties) adalah pajak / bea yang dikenakan terhadap barang-barang
yang melalui batas wilayah suatu negara dengan tujuan akhir barang tersebut negara
lain.
c. Bea impor (import duties) adalah pajak / bea yang dikenakan terhadap barang-barang
yang masuk dalam suatu negara ( tom area).
Pemerintah suatu negara dapat melarang impor produk tertentu apabila produk
tersebut berbahaya bagi manusia, hewan, maupun tumbuhan di suatu negara, atau karena
produk itu merupakan hasil eksploitasi sumber daya alam hingga merusak keseimbangan
ekologi.
Produk susu dan olahan susu dari Cina juga masuk dalam daftar larangan impor di 31
negara lain, menyusul terjadinya skandal susu bermelamin di Cina. pada akhir September
2008, dilaporkan susu bermelamin telah menimbulkan 94.000 korban, termasuk 4 bayi
meninggal karena kerusakan ginjal. Pada tahun 2004, terjadi kasus malnutrisi anak-anak di
Cina Daratan , akibat susu yang tidak mengandung protein. Oleh karena itu, Pemerintah
mengeluarkan peraturan mengenai kandungan protein. Nampaknya, perusahaan-perusahaan
susu di Cina menambahkan melamin dalam susu agar seakan-akan susunya mengandung
protein yang tinggi. WHO menyebutkan bahwa ini adalah salah satu skandal keamanan
makanan paling besar dalam beberapa tahun terakhir. Setelah terungkapnya skandal ini di
dunia Internasional, reputasi ekspor makanan asal Cina menjadi jelek, dan tercatat 11 negara
menghentikan seluruh impor produk susu dan olahan susu dari Cina Daratan.
Kebijakan Larangan Impor Untuk Melindungi Industri Dalam Negeri
Dalam kondisi normal, suatu anggota WTO dilarang untuk melakukan pembatasan
kuantitatif untuk impor dan ekspor sebagaimana diatur dalam pasal XI GATT 1994. Namun
demikian, dalam kondisi tertentu negara anggota dapat melakukan safeguard measures
sebagai langkah guna melindungi industri domestik dari kerugian yang disebabkan
peningkatan impor. Terdapat dua kondisi untuk menerapkan safeguards measures, yakni :
Tarif adalah sebuah pembebanan atas barang-barang yang melintasi daerah pabean
(costum area). Sementara itu, barang-barang yang masuk ke wilayah negara dikenakan bea
masuk.
Dengan penerapan bea masuk yang besar atas barang-barang dari luar negeri,
memiliki tujuan untuk memproteksi industri dalam negeri sehingga diperoleh pendapatan
negara. Bentuk umum kebijakan tarif adalah penetapan pajak impor dengan prosentase
tertentu dari harga barang yang diimpor. Akibat dan pengenaan tarif dan bea masuk barang
impor adalah : Harga barang impor naik, Sehingga produksi dalam negeri menjadi lebih bisa
bersaing (karena lebih murah), Kemudian karena produksi dalam negeri mampu menyaingi
barang impor maka diharap impor barang menjadi turun.
Secara grafik Akibar dari kebijakan pengenaan tarif dan bea masuk akan tampak seperti
gambar dibawah ini.
b. Pelarangan Impor
larangan dan pembatasan (lartas) impor bahan baku industri seperti garam, jagung, tembakau dan
beberapa bahan baku lainnya.
Secara grafik kebijakan pelarangan impor akan tampak seperti gambar dibawah ini.
c. Kuota
Kuota adalah kebijakan pemerintah untuk membatasi barang-barang yang masuk dari
luar negeri. Akibat dari kebijakan kuota dan pembatasan impor biasanya akan terjadi : Jumlah
barang di pasar turun, Harga barang naik, Produksi dalam negeri meningkat, dan Impor
barang turun. Secara grafik kebijakan kuota / pembatasan impor akan tampak seperti gambar
dibawah ini.
Kebijakan Kuota atau Pembatasan Impor
Tujuan diberlakukannya kebijakan kuota impor atau pembatasan impor di antaranya adalah:
d. Subsidi
Subsidi beras
Subsidi merupakan kebijakan pemerintah untuk membantu mengurangi sebagian
biaya produksi per unit barang produksi dalam negeri. Sehingga produsen dalam negeri bisa
memasarkan barangnya lebih murah dan dapat bersaing dengan barang impor. Subsidi yang
diberikan dapat berupa tenaga ahli, mesin-mesin, peralatan, fasilitas kredit, keringanan pajak,
dll.
Kebijakan subsidi biasanya juga diberikan untuk menurunkan biaya produksi barang
yang menjadi komoditas ekspor, sehingga diharapkan harga jual produk dapat lebih murah
dan dapat bersaing di pasar internasional. Tujuan dari subsidi ekspor adalah untuk
mendorong jumlah ekspor, karena eksportir dapat memasarkan produknya dengan harga yang
lebih rendah. Harga jual dapat diturunkan sebesar subsidi tadi. Namun tindakan ini dianggap
sebagai persaingan yang tidak jujur dan dapat menjurus kea rah perang subsidi. Hal ini
karena semua negara ingin mendorong ekspornya dengan cara memberikan subsidi.
6. Kelebihan dan Kekurangan Dari Bentuk Proteksi
Kelebihan :
Kekurangan :
Memberikan beban yang cukup berat bagi administrasi pemerintah khususnya bea
cukai karena memerlukan data dan perincian harga.
Sering menimbulkan perselisihan dalam menentukan harga untuk pertimbangan
bea masuk antaran importer dengan bea cukai
Pelarangan Impor
Kelebihan:
Kekurangan :
Kurangnya peningkatan mutu produksi akibat produsen dalam negeri merasa tidak
mempunyai pesaing.
Hanya ada produk domestik saja.
Jumlah barang menurun.
Kuota
Kelemahan :
Produksi di dalam negeri berkurang.
Konsumsi terhadap barang dalam negeri menjadi berkurang.
Kelebihan :
Subsidi
Kelemahan :
Harga ekspor barang subsidi menjadi turun.
Tidak semua bisa mendapatkan barang subsidi.
Banyak orang kaya ikut mendapatkan barang subsidi.
Susah mendapatkan barang subsidi.
Kelebihan :
Mensejahtrakan msayarakat.
Meningkatkan devisa negara.
Meningkatkan daya saing terhadap barang-barang impor
Menambah produksi dalam negeri.
7. Industri Yang Menyurut
Industri adalah bagian dari proses produksi, yang mengolah bahan mentah menjadi
bahan baku atau bahan baku menjadi barang jadi, sehingga menjadi barang yang bernilai bagi
masyarakat. Bila perubahan situasi ekonomi dan perubahan dalam pola permintan dan pola
ke unggulan komparatif mengakibatkan suatu sektor mengalami penyurutan.
Diversifikasi
Diverifikasi merupakan kegiatan atau tindakan untuk membaut sesuatu menjadi lebih
beragam atau tidak hanya terpaku pada satu jenis saja. Di dalam dunia bisnis, diverifikasi
sering diidektikkan dengan ungkapan “ Tidak Menaruh Telur dalam satu keranjang “.
Sebagai contoh diversifikasi pangan di bawah ini.
Berdasarkan prediksi dari Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian, konsumsi beras
sebagai makanan pokok dari tahun ke tahun semakin meningkat. Oleh karena itu salah satu
target Kementerian Pertanian tahun 2010-2014 adalah peningkatan diversifikasi pangan,
terutama untuk mengurangi konsumsi beras dan terigu. Selama tahun 2010-2014, konsumsi
beras ditargetkan turun 1,5% per tahun yang diimbangi dengan peningkatan konsumsi umbi-
umbian, pangan hewani, buah-buahan dan sayuran. Selain itu juga diupayakan tercapainya
pola konsumsi pangan beragam, bergizi, seimbang dan aman yang tercermin oleh
meningkatnya skor Pola Pangan Harapan (PPH) dari 86,4 pada tahun 2010 menjadi 93,3 pada
tahun 2014 (Renstra Kementerian Pertanian, 2010).
Oleh karena itu pengembangan diversifikasi pangan merupakan hal yang yang sangat
penting untuk dilakukan pemerintah. Diversifikasi pangan yang dimaksud bukan berarti me-
ngantikan beras sebagai bahan makanan pokok, tetapi menggantikannya di saat tertentu. Jika
dalam sehari masyarakat dapat mengkonsumsi beras sebanyak tiga kali, maka dalam upaya
diversifikasi pangan dapat mengkonsumsinya sebanyak dua kali, lalu sekali lagi dapat
digantikan dengan ubi atau jagung. Diversifikasi pangan adalah penganekaragaman pangan
yang dikonsumsi.
Industri Anak-anak
Industri anak-anak adalah salah satu bidang ekonomi yang menyasar pasar anak-anak
dengan menghasilkan produk yang sesuai untuk anak-anak. Industri anak di benrtujuan untuk
meningkatkan pemahaman dan kreativitas berbahasa anak-anak dalam menghasilkan karya-
karya kreatif bahasa anak, seperti puisi, cerita pendek, novel, skenario, baca puisi, drama, dan
sebagainya.