Anda di halaman 1dari 5

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian Peledakan


Peledakan merupakan suatu kegiatan untuk memberaikan,
menghancurkan atau membongkar suatu batuan dari batuan induknya yang
sifatnya keras atau kompak dengan ukuran-ukuran tertentu dan untuk memenuhi
target produksi.
Menurut salah satu ahli yaitu Koesnaryo, keberhasilan peledakan pada
panambangan jika memenuhi kriteria sebagai berikut :
1. Sesuai dengan target produksi
2. Fragmentasi dengan ukuran yang merata dan terdapat sedikit bongkah
(bongkah harus kurang dari 15% dari total batuan yang terbongkar)
3. Menggunakan bahan peledak yang efisien
4. Dinding batuan yang stabil tidak ada retakan, overbreak.
5. Meminimalisir dampak lingkungan (getaran, debu, flyrock, gas berbahaya
dan kebisingan suara ledakan).
Sebelum dilakukannya peledakan terlebih dahulu dilakukan pemboran
untuk membuat lubang ledak. Lubang ledak tersebut akan diisi oleh bahan
peledak yang sebelumnya diisi oleh material-material atau pasir yang disebut
sub-drilling. Hal tersebut bertujuan untuk meminimalisir adanya tonjolan-tonjolan
atau toes yang akan mempersulit kerja alat berat untuk mengangkut hasil
peledakan.
Tujuan dari pemboran dan peledakan batuan yaitu untuk mendapatkan
batuan yang lepas dan mendapatkan fragmentasi yang sesuai dengan target.
Fragmentasi tersebut dapat diatur dengan cara mengatur pola pemboran atau
powder factor.

2
3

Sumber : Kideco.com
Foto 2.1
Peledakan

2.2 Karakteristik Bahan Peledak


2.2.1 Sifat Fisik Bahan Peledak
Bahan peledak yang sesuai yaitu bagian dari seluruh perencanaan dan
proses peledakan. Untuk memilih bahan peledak tidak hanya berkaitan dengan
pertimbangan jumlah energi yang dibutuhkan akan tetapi harus disesuaikan
dengan kondisi lapangan penambangan. Berikut adalah bahan peledak yang
dibagi sesuai dengan sifat fisik dan sifat detonasinya.
1. Bobot Isi
Kerapatan dari bahan peledak dinyatakan dalam suatu berat jenis,
loading density dan stick count. Untuk berat jenis merupakan kerapatan
bahan peledak terhadap kerapatan air. Loading density merupakan
jumlah berat handak permeter panjang muatannya. Sedangkan stick
count yang dinyatakan dalam cartridge yang ukurannya 1,25 x 8 inc.
Bahan peledak yang memiliki kerapatan yang tinggi kan menghasilkan
kecepatan dan tekanan detonasi yang tinggi.
2. Ketahanan Terhadap Air
Ketahanan bahan peledak terhadap air merupakan kemampuan handak
agar tidak rusak dan mengurangi kepekaan ledaknya. Jika terdapat air
pada lubang ledak maka perlu digunakan bahan peledak yanng memiliki
water resistance yang cukup tinggi.
3. Karakteristik Gas Peledak
Gas yang timbul dari detonasi peledak yaitu nitrogen, hidrogen dan
karbondioksida. Gas beracun yang terjadi pada saat peledakan yaitu
4

nitrogen dioksida dan karbon monoksida karena hasil dari peledakan


yang tidak zero oxygen balance yang artinya ketersediaan kandungan
oksigen yang tepat pada pencampuran bahan peledak sehingga oksigen
akan bercampur dengan bahan peledak dan akan membentuk gas CO 2
dan membentuk uap air. Karakteristik gas peledak juga termasuk
kedalam kedalam sensivitas bahan peledak dan stabilitas kimianya.
2.2.2 Sifat Detonasi Bahan Peledak
Sifat detonasi bahan peledak termasuk kedalam karakteristik untuk
proses penambangan berlangsung. Adapun sifat detonasi bahan peledak
sebagai berikut :
1. Kekuatan, yaitu ukuran untuk mengukur energi yang terkandung dalam
bahan peledak
2. Kecepatan detonasi, yaitu kecepatan penjalaran pada gelombang kejut
pada bahan peledak
3. Tekanan detonasi, yaitu tekanan gelombang detonasi yang berfungsi
untuk membangkitkan pulsa kejut dalam batuan tersebut.
4. Tekanan peledakan, yaitu gas-gas yang terbentuk hasil reaksi kimia akan
menimbulkan tekanan dalam lubang ledak.

Sumber : pojanwibawa.wordpress.com
Foto 2.2
ANFO / Bahan Ledak

2.3 Rancangan Peledakan


2.3.1 Rancangan Pola Pemboran
Rancangan peledakan harus sesuai dengan pola pemboran. Pola
pemboran harus disesuaikan dengan kondisi lapangan yang akan diledakan.
Adapun pola pemboran diantaranya adalah :
5

1. Square Pattern, yaitu pola pemboran yang jarak burdennya sama dengan
jarak spasinya.
2. Rectangular Pattern, yaitu pola pemboran yang jarak spasinya lebih besar
dari jarak burdennya.
3. Staggered Pattern, yaitu posisi lubang ledak baris selanjutnya berada
ditengah spasi pada baris depannya. Pola ini mampu memberikan ukuran
fragmentasi yang optimal untuk jarak spasi 1,15 kali pada jarak burden.

S=B S=B
Spasi Spasi
Burden

Burden

Square Pattern Square, Staggered Pattern

S = 1.15 x B S=2xB
Spasi Spasi
Burden

Burden

Pola Pemboran Optimal


Rectangular
Retangular, Staggered
Pattern
Pattern

Sumber : scribd.com
Gambar 2.1
Pola Pengeboran
2.3.2 Perancangan Pola Peledakan
1. Pola Peledakan Corner Cut (Echelon)
Pola peledakan yang diterapkan pada daerah peledakan yang memiliki 3
freeface. Untuk arah lemparan hasil peledakan mengarah ke pojok.

Sumber : slideshare.net
Gambar 2.2
Pola Peledakan Corner Cut
6

2. Pola Peledakan V-Cut


Pola yang diterapkan untuk lokasi peledakan yang memiliki dua freeface.
Arah lemparan hasil peledakan mengarah ke tengah.

Sumber : slideshare.net
Gambar 2.3
Pola Peledakan V-Cut
3. Pola Peledakan Box Cut
Pola yang diterapkan pada lokasi yang memiliki satu freeface.

Sumber : slideshare.net
Gambar 2.4
Pola Peledakan Box Cut

Anda mungkin juga menyukai