Anda di halaman 1dari 4

Pelayanan Tidak Profesional Rumah Sakit Haji Jakarta

Fakhrur razi aini

16.0371.706.01

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


STIKES WIYATA HUSADA SAMARINDA
2017

Pelayanan Tidak Profesional Rumah Sakit Haji Jakarta


Detiknews.com
Selasa 19 Januari 2010

A. KASUS
Kemarin tanggal 18 Januari 2010 saya ke Rumah Sakit (RS) Haji Jakarta di
Pondok Gede untuk check up anak saya karena di lehernya ada benjolan seperti
bisul. Siang hari saya telepon ke RS Haji untuk booking nomor urut. Tapi, saya
mendapatkan pelayanan yang kurang meng-enak-an.

Ketika saya bertanya tentang doktor anak yang praktek dan ingin mem-booking
nomor sang operator menanggapi dengan tidak ramah, dan kemudian menutup
telepon secara sepihak. Ketika saya telepon lagi perlakuannya tetap sama. Dan,
akhirnya saya putuskan untuk datang langsung.

Saya datang sekitar pukul 17.30 WIB karena dokter praktek dari jam 17-20.
Segera saya mendaftar ke bagian pendaftaran. Setelah mendaftar saya menunggu.
Setelah menunggu beberapa saat tidak ada pasien yang keluar maupun masuk
sampai akhirnya adzan Maghrib.

Saya tunggu sampai jam 18.30 tidak juga ada pasien yang dipanggil. Lalu, saya
bertanya ke suster, dan dia mengatakan dokter sedang sholat terlebih dahulu, dan
saya pun memakluminya. Saya tunggu sampai jam 19:00 tapi masih tetap tidak
ada satu pun yang dipanggil.

Ketika saya tanyakan hal tersebut pada suster jaga suster pun menyambut dengan
tidak ramah dan tetap beralasan bahwa dokter sedang sholat. Sedangkan anak
saya (3 tahun) sudah mulai gelisah dan uring-uringan karena terlalu lama
menunggu. Dan, beberapa pasien lain pun mulai rewel. Sampai akhirnya pukul
19:30 saya tanya kembali. Dan, akhirnya pasien mulai dipanggil satu per satu.

Begitu dapat giliran saya langsung komplain ke dokternya. Ternyata dokternya


tidak tahu kalau di luar banyak pasien antri. Setelah selesai diperiksa dokter
memberikan resep dan kertas rujukan untuk tes darah. Ketika saya ke lab ternyata
kertas yang diberikan kosong. Belum diisi keterangan anak saya mau cek apanya.

Akhirnya saya harus balik lagi ke dokter. Setelah saya dari dokter anak saya pun
harus diambil darahnya. Di sini pun saya mendapatkan pelayanan yang kurang
profesional.

Di RS Haji ini tidak menyediakan jarum untuk anak kecil sehingga balita saya
harus diambil darah dengan jarum orang dewasa. Itu pun tidak berhasil diambil
darahnya. Padahal anak saya sudah ditusuk dua kali. Hal itu menyebabkan anak
saya menjadi traumatik terhadap jarum. Padahal sebelum-sebelumnya dia tidak
takut kalau disuntik maupun diambil darah.

Saya harap ke depannya RS Haji Jakarta bertindak lebih profesional lagi. Terima
kasih.

B. FAKTOR PENYEBAB
Pelayanan Tidak Profesional Rumah Sakit Haji Jakarta
Kemarin tanggal 18 Januari 2010 saya ke Rumah Sakit (RS) Haji Jakarta di
Pondok Gede untuk check up anak saya karena di lehernya ada
benjolan seperti bisul. Siang hari saya telepon ke RS Haji untuk booking nomor
urut. Tapi, saya mendapatkan pelayanan yang kurang meng-enak-an.

Ketika saya bertanya tentang doktor anak yang praktek dan ingin mem-booking
nomor sang operator menanggapi dengan tidak ramah, dan kemudian menutup
telepon secara sepihak. Ketika saya telepon lagi perlakuannya tetap sama. Dan,
akhirnya saya putuskan untuk datang langsung.

Saya datang sekitar pukul 17.30 WIB karena dokter praktek dari jam 17-20.
Segera saya mendaftar ke bagian pendaftaran. Setelah mendaftar saya menunggu.
Setelah menunggu beberapa saat tidak ada pasien yang keluar maupun masuk
sampai akhirnya adzan Maghrib.

Saya tunggu sampai jam 18.30 tidak juga ada pasien yang dipanggil. Lalu, saya
bertanya ke suster, dan dia mengatakan dokter sedang sholat terlebih dahulu, dan
saya pun memakluminya. Saya tunggu sampai jam 19:00 tapi masih tetap tidak
ada satu pun yang dipanggil.

Ketika saya tanyakan hal tersebut pada suster jaga suster pun menyambut dengan
tidak ramah dan tetap beralasan bahwa dokter sedang sholat. Sedangkan anak
saya (3 tahun) sudah mulai gelisah dan uring-uringan karena terlalu lama
menunggu. Dan, beberapa pasien lain pun mulai rewel. Sampai akhirnya pukul
19:30 saya tanya kembali. Dan, akhirnya pasien mulai dipanggil satu per satu.

Begitu dapat giliran saya langsung komplain ke dokternya. Ternyata dokternya


tidak tahu kalau di luar banyak pasien antri. Setelah selesai diperiksa dokter
memberikan resep dan kertas rujukan untuk tes darah. Ketika saya ke lab ternyata
kertas yang diberikan kosong. Belum diisi keterangan anak saya mau cek apanya.

Akhirnya saya harus balik lagi ke dokter. Setelah saya dari dokter anak saya pun
harus diambil darahnya. Di sini pun saya mendapatkan pelayanan yang kurang
profesional.

C. SOLUSI
Seharusnya pihak rumah sakit haji jakarta harus lebih bekerja tegas lagi
pelayananya agar tidak lagi mendapatkan pelayanan yang kurang meng-enak-an.
Pada pasien

Anda mungkin juga menyukai