Attachment
Attachment
Dinding sel adalah struktur di luar membran plasma yang membatasi ruang bagi sel
untuk membesar. Dinding sel merupakan ciri khas yang dimiliki bakteri, fungi (jamur), dan
tumbuhan meskipun struktur penyusun dan kelengkapannya berbeda.
Perbedaan Dinding Sel Pada Bakteri Gram Positif dan Gram Negatif
1. Gram Positif
2. Gram Negatif
ü Memiliki lapisan peptidoglikan yang lebih tipis
ü Memiliki kandungan lipid lebih tinggi
ü Memiliki membran luar yang melindungi dari lingkungan yang tidak menguntungkan
ü Memiliki lipoposakarida (LPS) sebagai materi endotoksin yang banyak dimiliki bakteri
patogen
ü Terdapat ruang periplasma yang berisi air, nutrien, hasil sekresi (enzim pencerna dan protein
transport)
ü Contoh : Pseudomonads
Berikut ini adalah karakteristik dari dinding sel bakteri Gram positif dan negatif
Secara fisik, menggunakan uap air panas dan tekanan tinggi, diperoleh panas lembab, efektif
dengan menggunakan autoklaf. Sterilisasi dengan otoklaf memerlukan suhu 1210C, tekanan
15 psi/1,5 kg/cm2, selama 15 menit. Sterilisasi fisik dapat juga dengan panas kering
menggunakan oven 1600C, 2 jam. Sterilisasi dengan oven untuk alat-alat gelas dan bahan
yang tidak tembus air (Hamdiyati).
Media pertumbuhan terdiri dari garam organik, sumber energi (karbon), vitamin dan zat
pengatur tumbuh . Pembuatan media ini dapat pula ditambahkan komponen lain seperti
senyawa organik dan senyawa kompleks lainnya
Media berfungsi untuk tempat tumbuhnya mikroba, isolasi, memperbanyak jumlah, menguji
sfat-sifat fisiologi dan perhitungan jumlah mikroba, dimana dalam proses pembuatannya
harus disterilisasi dan menerapkan metode aseptis untuk menghindari kontaminasi pada
media itu sendiri.
Media juga berperan sebagai wadah atau tempat zat hara yang digunakan oleh
mikroorganisme untuk pertumbuhan, sintesis sel, keperluan energi dalam metabolisme, dan
pergerakan. umumnya, media pertumbuhan berisi air, sumber energi, zat hara sebagai
sumber karbon, nitrogen, sulfur, fosfat, oksigen, hidrogen, serta unsur-unsur lainnya.
Media pertumbuhan mikroba adalah suatu bahan yang terdiri dari campuran zat-zat makanan
(nutrisi) yang diperlukan mikroba untuk pertumbuhannya.
Media harus mengandung unsur-unsur yang diperlukan untuk metabolisme sel, yaitu
berupa unsur makro, seperti C, H, O, N, P, dan unsur mikro, seperti Fe, Mg, dan unsur
pelikan/trace element.
Sumber karbon dan energi yang dapat diperoleh berupa senyawa organik atau
anorganik sesuai dengan sifat mikrobanya. Jasad heterotrof memerlukan sumber karbon
organik, antara lain dari karbohidrat, lemak, protein, dan asam organik.
Sumber nitrogen mencakup asam amino, protein atau senyawa bernitrogen lain.
Sejumlah mikroba dapat menggunakan sumber N anorganik, seperti urea.
MEDIA KULTUR
medium kultur adalah suatu nutrien atau kombinasi dari nutrien yang disiapkan sedemikian
rupa sehingga dapat langsung digunakan bagi pertumbuhan dan perbanyakan
mikroorganisme
jenis kultur medium:
1. Berdasarkan fungsi dan komposisi kimia
a. Medium dasar. Contoh: agar-agar, nutrient/enriched medium, dan blood sugar.
b. Selective medium. Contoh: SSR agar-agar, differential medium-EMB agar-agar.
c. Anaerobic medium. Contoh: reducing agent added.
2. Berdasarkan bentuk fisik
a. Cairan : tanpa agar-agar
b. Padat : 1,5-2,5% agar-agar. Untuk keperluan isolasi dan identifikasi makanan.
c. Semipadat : 0,3-0,5% agar-agar. Untuk keperluan observasi motilitas bakteri dan
pengawetan bakteri (Winarno da Wida, 2017).
Media kompleks:
adalah bahan yang dibuat dari bahan-bahan yang susunan kimianya
belum diketahui secara pasti, misalnya bahan-bahan alami seperti,
daging, kentang, tauge, dll.
B. MEDIA SELEKTIF/PENGHAMBAT.
Media yang selain mengandung nutrisi juga ditambah suatu zat tertentu sehingga
media tersebut dapat menekan pertumbuhan mikroba lain dan merangsang
pertumbuhan mikroba yang diinginkan. Contohnya, media Luria Bertani yang
ditambah Amphisilin untuk merangsang E. coli resisten antibiotik dan
menghambat kontaminan yang peka Amphisilin. Salt broth yang ditambah NaCl
4% untuk membunuh Streptococcus agalactiae yang toleran terhadap garam.
MEDIA DIFERENSIAL.
Media ini bertujuan untuk mengidentifikasi mikroba dari campurannya
berdasarkan karakter spesifik yang ditunjukkan pada media diferensial, misalnya
Triple Sugar Iron Agar (TSIA) yang mampu memilih Enterobacteria berdasarkan
bentuk, warna, ukuran koloni, dan perubahan warna media di sekeliling koloni.
Media yang umum digunakan untuk menumbuhkan berbagai mikroba adalah Nutrient Agar
(NA untuk bakteri), dan Potato Dextrose Agar (PDA, untuk yeast dan kapang). Media yang
paling umum digunakan untuk menumbuhkan jamur/kapang/fungi adalah media PDA. Bahan
baku utama media PDA adalah ekstrak kentang dengan penambahan sumber karbon berupa
dekstrosa. Sedangkan komposisi media NA yaitu ekstract beef, pepton, NaCl, dan air. dan
agar (Setyaningrum dan Cahyo, 2014).
PDA (Potato Dextrose Agar) adalah media yang umum untuk pertumbuhan jamur di
laboratorium karena memiliki pH yang rendah (pH 4,5 sampai 5,6) sehingga menghambat
pertumbuhan bakteri yang membutuhkan lingkungan yang netral dengan pH 7,0, dan suhu
optimum untuk pertumbuhan antara 25-30 °C, serta melimpahnya sumber alam yang dapat
digunakan sebagai media pertumbuhan mikroorganisme mendorong peneliti untuk
menemukan media alternatif dari bahan-bahan yang mudah didapat serta murah dengan
begitu dapat mengurangi keseluruhan biaya yang harus dikeluarkan dalam penelitian.
Media PDA merupakan media pertumbuhan paling baik dari pada media alternatif, Media PDA
menunjukkan hasil terbaik daripada media alternatif karena PDA merupakan salah satu media
kultur yang paling umum digunakan karena formulasinya yang sederhana dan merupakan media
terbaik karena kemampuanya dalam mendukung pertumbuhan pada berbagai jamur