Anda di halaman 1dari 12

PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI YANG BERAKAR PADA

KEBUDAYAAN BANGSA INDONESIA

Disusun oleh :

Annisa Ulfah E1A013100

Chandra Adi Harbowo E1A013230

Raiben Asar Dila E1A013264

Dika Andriyanto E1A014270

Chyntia Dwi Q Putri E1A014309

Rifqi Luthfi Ahmada E1A115016

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI

UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN

FAKULTAS HUKUM

PURWOKERTO

2018
BAB 1

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Terdapat berbagai macam pengertian kedudukan dan fungsi pancasila


yang masing-masing harus dipahami sesuai dengan konteks kaualitasnya, dalam
pengertian proses terbentuknya Pancasila secara kausalitas. Misalnya Pancasila
sebagai Pandangan Hidup Bangsa Indonesia, sebagai Dasar Filsafat Negara
Republik Indonesia, sebagai Ideologi Bangsa dan Negara Indonesia dan masih
banyak kedudukan dan fungsi Pancasila lainnya. Seluruh kedudukan dan fungsi
Pancasila itu bukanlah berdiri secara sendiri-sendiri namun bilamana kita
kelompokkan maka akan kembali pada dua kedudukan dan fungsi pokok
Pancasila yaitu sebagai Dasar Filsafat Negara dan sebagai Pan- dangan Hidup
Bangsa Indonesia.

Sebelum Pancasila dirumuskan dan disahkan sebagai Dasar Filsafat


Negara nilai-nilainya telah ada pada Bangsa Indonesia yang merupakan pan
dangan hidup yaitu berupa nilai-nilai adat-istiadat dan kebudayaan, serta sebagai
kausa materialis Pancasila. Dalam pengertian inilah maka antara Pancasila
dengan bangsa Indonesia tidak dapat dipisahkan sehingga Pancasila sebagai
Jatidiri Bangsa Indonesia. Setelah bangsa Indonesia mendirikan nega ra, maka
oleh pembentuk Negara Pancasila disahkan menjadi dasar Negara Republik
Indonesia. Sebagai suatu bangsa dan negara Indonesia memiliki cita-cita yang
dianggap paling sesuai dan benar sehingga segala cita-cita, gagasan-gagasan, ide-
ide tertuang dalam Pancasila maka dalam pengertian inilah Pancasila
berkedudukan sebagai ideologi Bangsa dan Negara Indonesia dan sekaligus
sebagai Asas Persatuan dan Kesatuan bangsa dan Negara Indonesia. Dengan
demikian Pancasila sebagai dasar filsafat negara, secara objektif di Indonesia yang
hidup yang juga sebagai filsafat hidup bangsa kan telah ada dalam sejarah bangsa
sendiri. Jadi jikalau disimpulkan berbagai kedudukan dan fungsi Pancasila
tersebut, di antara satu dan lainnya dalam hubungan kausalitas
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apakah pancasila sebagai budaya bangsa indonesia?
2. Bagaimana proses terjadinya pancasila yang berakar dari bidaya
bangsa indonesia ?
BAB 2
PEMBAHASAAN

1. PANCASILA SEBAGAI BUDAYA BANGSA INDONESIA

Pancasila sebagai filsafat serta ideologi bangsa dan negara Indonesia,


bukan terbentak secara mendadak serta bukan hanya diciptakan oleh seorang
sebagaimana yang terjadi pada ideologi-ideologi lain di dunia, namun
tererbentuknya Pancasila melalui proses yang cukup panjang dalam sejarah
Negara Indonesia. Dalam proses terjadinya Pancasila dirumuskan oleh para
Pendiri Negara Indonesia (The Founding Fahers) dengan menggali nilai-nilai
yang dimiliki bangsa Indonesia, dan disintesiskan dengan pemikiran-pemikiran
besar dunia. Nilai-nilai terdapat dalam budaya Bangsa Indonesia sebelum
mendirikan Negara. Untuk lebih memperjelas pengertian nilai-nilai Pancasila
sebagai nilai budaya yang dimiliki Bangsa Indonesia, maka dipandang sangat ntuk
dijelaskan pengetian kebudayaan.

Para pakar antropologi budaya Indonesia lazimnya sepakat bahwa kata


'kebudayaan' berasal dari bahasa Sansekerta buddhayah. Kata buddhayah adalah
bentuk jamak dari kata buddhi yang berarti 'budi daya' yang berarti 'daya dari
budi' sehingga dibedakan antara 'buda yang berarti 'daya yang berupa cipta, rasa
dan karsa, dengan 'kebudayaan' yang berarti ha sil dari cipta, rasa dan karsa
manusia (Koentjaraningrat, 1980; Sulaiman,1995 : 12), secara luas dapat diambil
pengertian bahwa "kebudayaan” adalah segala hal yang dihasilkan oleh manusia
sebagai makhluk Tuhan yang berakal.

Jikalau dilihat dari wujud hasil kebudayaan manusia, maka dapat berupa suatu
kompleks gagasan, ide-ide, dan pikiran manusia, yang dalam hal ini bersifat
abstrak. Hasil kebudayaan manusia ini merupakan suatu nilai, yang nya dapat
dipahami, dihayati dan dimengerti oleh manusia. Misalnya pengetahuan, ideologi,
etika, estetika (keindahan), hasil pikiran manusia (seperti logika, matematika,
aritmetika, geometrika), norma, kaidah dan lain sebagainya Dalam hubungannya
dengan nilai-nilai agama, kebudayaan yang berupa nilai ini juga berasal dari nilai-
nilai keagamaan, karena agama merupakan pandangan hidup manusia dan
merupakan suatu pedoman hidup manusia. Dalam pengertian inilah maka dalam
Pancasila selain terdapat nilai kemanusiaan juga terdapat nilai keagamaan.

Selain itu wujud kebudayaan manusia yang bersifat kongkret yaitu berupa
aktivitas manusia dalam masyarakat, sal berinteraksi, sehingga terwu judlah suatu
sistem sosial. Manusia adalah makhluk sosial selain sebagai individu, oleh karena
itu ia senantiasa, membutuhkan orang lain dalam masya Sistem sosial ini tidak
dapat dilepaskan dengan nilai sebagai su atu dan pedoman. Oleh karena itu pola-
pola aktivitas manusia ditentu- kan dasar merupakan hasil budaya abstrak manus
Jikalau itu oleh tata nilai yang nilai dan sistem nilai tu tatanan sosial yang
bersumber pada suatu sistem nilai dan suatu nilai itu bersumber pada nilai-nilai
agama, maka suatu keniscayaan bahwa dalam suatu sistem masyarakat, suatu
fenomena sosial budaya akan di dalam nya suatu nilai keagamaan, nilai
kemanusiaan dan nilai kebersamaan

Wujud budaya kongkret lainnya adalah bentuk-bentuk budaya fisik yang


dihasilkan oleh manusia. Wujud budaya ini juga sering disebut sebagai benda-
benda budaya. Dalam kehidupah manusia sebagai makhluk yang budaya
senantiasa berinteraksi dengan manusia lain dalam masyarakat. Dalam hubungan
ini manusia senantiasa membutuhkan sarana fisik untuk mencapai tujuannya.
Benda-benda budaya tersebut baik berupa sarana atau alat-alat da lam kehidupan
masyarakat, maupun sebagai hasil ekspresi dan kreasi manusia. Benda-benda
budaya ini baik berupa benda-benda bergerak, seperti kendaraan, mesin, serta
hasil teknologi lainnya maupun benda-benda yang tidak bergerak seperti,
bangunan, tempat ibadah, sarana ibadah, pakaian, candi, gapura, sim bol, mata
uang dan lain sebagainya.

Hasil budaya manusia yang berupa benda-benda budaya atau budaya fisik
ini senantiasa bersumber pada kebudayaan manusia yang berupa sistem nilai,
yang merupakan pedoman dan pandangan hidup suatu masyarakat. Jika lau nilai-
nilai tersebut sebagian besar berasal dari nilai-nilai keagamaan, maka sudah dapat
dipastikan bahwa dalam karya budaya yang berupa benda-benda budaya tersebut
senantiasa terkandung nilai-nilai keagamaan, nilai kemanu siaan dan nilai
kebersamaan. Misalnya bangunan, tempat ibadah, gapura atau menara,
peninggalan bertulis, karya pustaka, karya seni, bahasa, pakaian serta benda
budaya lainnya

Jikalau kita pahami secara sistematik wujud sistem sosial kebudayaan


dapat dikelompokkan menjadi tiga yaitu (1) sistem nilai, (2) sistem sosial dan (3)
Wujud fisik baik dalam kebudayaan maupun kehidupan masyarakat. Dalam
hubungan ini Pancasila merupakan core values sistem sosial-kebu dayaan
masyarakat Indonesia, yaitu merupakan suatu esensi nilai kehidupan sosial-
kebudayaan yang multikultural. Secara kausalitas Pancasila sebelum disahkan
menjadi dasar filsafat negara nilai-nilainya telah ada dan berasal dari bangsa
Indonesia sendiri yang berupa nilai-nilai adat-istiadat, kebudayaan dan nilai-nilai
religius. Kemudian para pendiri negara Indonesia mengangkat nila nilai tersebut
dirumuskan secara musyawarah mufakat berdasarkan moral yang luhur antara lain
dalam sidang-sidang BPUPK pertama, sidang Panitia yang kemudian
nenghasilkan Piagam Jakarta yang memuat Panca- sila yang pertama kali,
kemudian dibahas lagi dalam sidang BPUPK kedua. Setelah kemerdekaan
Indonesia sebelum sidang resmi PPKI Pancasila sebagai calon dasar filsafat
negara dibahas serta disempurnakan kembali dan akhirnya pada tanggal 18
Agustus 1945 disahkan oleh PPKI sebagai dasar filsafat ne- gara Republik
Indonesia

2. PROSES TERJADINYA PANCASILA YANG BERAKAR DARI


BIDAYA BANGSA INDONESIA

Supaya memiliki pengetahuan yang lengkap tentang proses terjadinya


Pancasila, maka secara ilmiah harus ditinjau berdasarkan prose kausalitas. Maka
secara kausalitas asal mula Pancasila dibedakan atas dua macam yaitu: asal mula
yang langsung dan asal mula yang tidak langsung. Ada pun pengertian asal mula
tersebut adalah sebagai berikut.

a. Asal mula yang langsung


Pengertian asal mula secara ilmiah filsafat dibedakan atas empat
macam yaitu: Kausa Materialis, Kausa Formalis, Kausa Efficient dan
kausa Finalis (Notonagoro,1975) (Bagus, 1996: 158). Teori kausalitas ini
dikembangkan oleh Aristoteles, adapun berkaitan dengan asal mula yang
langsung tentang Pancasila adalah asal mula yang langsung terjadinya
Pancasila sebagai dasar negara yaitu asal mula yang sesudah dan
menjelang Proklamasi Ke- merdekaan yaitu sejak dirumuskan oleh para
pendiri negara sejak sidang BPUPKI pertama, Panitia Sembilan, sidang
BPUPKI kedua serta sidang PPKI sampai pengesahannya. Adapun rincian
asal mula langsung Pancasila tersebut menurut Notonagoro adalah sebagai
berikut:
1. Asal mula bahan (Kausa Materialis).
Bangsa Indonesia adalah sebagai asal dari nilai-nilai Pancasila,
sehingga Pancasila itu pada hakikatnya nilai-nilai yang merupakan
unsur-unsur Pancasila digali dari bangsa Indonesia yang berupa nilai-
nilai adat-istiadat kebudayaan serta nilai-nilai religius yang terdapat
dalam kehidupan sehari-hari bangsa Indonesia. Dengan demikian asal
bahan Pancasila adalah pada bangsa Indonesia sendiri yang terdapat
dalam kepribadian dan pandangan hidup bangsa Indonesia. Dalam
pengertian inilah maka Pancasila sebagai local wisdom bangsa
Indonesia
2. Asal mula bentuk (kausa Formalis).
Hal ini dimaksudkan bagaimana asal mula bentuk atau bagaimana
bentuk Pancasila itu dirumuskan sebagaimana termuat dalam
Pembukaan UUD 1945. Maka asal mula bentuk Pancasila adalah Ir.
Soekarnobersama-sama Drs. Moh Hatta serta anggota BPUPKI lainnya
sebagai pembentuk Negara merumuskan dan membahas Pancasila
Terutama dalam hal bentuk, rumusan serta nama Pancasila.
3. Asal mula karya (Kausa effisien).
Kausa effisien atau asal mula karya yaitu asal mula yang menjadikan
Pancasila dari calon dasar negara menjadi dasar negara yang sah.
Adapun asal mula karya adalah PPKI sebagai pembentuk negaraga dan
atas kuasa pembentuk negara yang mengesahkan pancasila menjadi
dasar negara yang sah, setelah dilakukan pembahasan baik dalam
sidang-sidang BPUPK, panitia Sembilan.
4. Asal mula tujuan (kausa Finalis).
Pancasila dirumuskan dan dibahas dalam sidang-sidang pendiri negara,
tujuannya adalah dijadikan sebagai dasar negara, oleh karena itu asal
mula tujuan tersebut adalah para anggota BPUPKI dan Panitia
sembilan termasuk Soekarno dan Hatta yang menentukan tujuan
dirumuskannya Pancasila sebelum ditetapkan oleh PPKI sebagai dasar
negara yang sah. Demikian pula para pendiri negara tersebut juga
berfungsi sebagai kausa relasional karena yang merumuskan dasar
filsafat negara.

b. Asal mula yang tidak langsung

Secara kausalitas asal mula yang tidak langsung Pancasila adalah asal
mula sebelum proklamasi kemerdekaan. Berarti bahwa asal mula nilai-nilai
Pancasila yang terdapat dalam adat-istiadat, dalam kebudayaan serta dalam nilai-
nilai agama bangsa Indonesia, sehingga dengan demikian asal mula tidak
langsung Pancasila adalah terdapat pada kepribadian serta dalam pandangan hidup
sehari-hari bangsa Indonesia. Maka asal mula tidak langsung Pancasila bilamana
dirinci adalah sebagai berikut:

1) Unsur-unsur Pancasila tersebut sebelum secara langsung


dirumuskan menjadi dasar filsafat negara, nilai-nilainya yaitu nilai
K etuhanan, nilai kemanusiaan, nilai persatuan, nilai kerakyatan
dan nilai keadilan telah ada dan tercermin dalam kehidupan sehari-
hari bangsa Indonesia sebelum membentuk negara.
2) Nilai-nilai tersebut terkandung dalam pandangan hidup masyarakat
Indonesia sebelum membentuk negara, yang berupa nilai-nilai
adat-istiadat, nilai kebudayaan serta nilai-nilai religius. Nilai-nilai
tersebut menjadi pedoman dalam memecahkan problema
kehidupan sehari-hari bangsa Indonesia.
3) Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa asal mula tidak
langsung Pan casila pada hakikatnya bangsa Indonesia sendiri, atau
dengan lain perka bangsa Indonesia sebagai "Kausa Materialis,
atau sebagai asal mula tidak langsung nilai-nilai Pancasila

Demikianlah tujuan pancasila dari segi kausalitas, sehingga memberikan


dasar-dasar ilmiah bahwa Pancasila itu pada hakikatnya adalah sebagai bangsa
Indonesia, yang jauh sebelum bangsa Indonesia membentuk negara nilai-nilai
tersebut telah tercermin dan teramalkan dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu
tinjauan kausalitas tersebut memberikan buk ti secara ilmiah bahwa Pancasila
bukan merupakan hasil perenungan atau pemikiran seseorang, atau sekelompok
orang bahkan Pancasila juga bukan merupakan hasil sintesis dunia saja,
melainkan nilai-nilai Pancasila secara tidak langsung telah terkandung dalam
pandangan hidup bangsa Indonesia.

c. Bangsa Indonesia ber-Pancasila dalam Tiga Asas.

Berdasarkan tinjauan ila secara kausalitas tersebut di atas maka memberikan


pemahaman ektif pada kita bahwa proses terbentuknya Pancasila melalui yang
cukup panjang dalam sejarah kebangsaan Indonesia. Dengan demikian ita
mendapatkan suatu kesatuan pemahaman bahwa Pancasila sebelum di sahkan oleh
PPKI sebagai Dasar Filsafat Negara Indonesia secara yuridis, da lam
kenyataannya unsur-unsur Pancasila telah ada pada bangsa Indonesia te lah
melekat pada bangsa. Indonesia dalam kehidupan sehari-hari berupa nilai adat-
istiadat, nilai-nilai kebudayaan serta nilai-nilai religius. Nilai-nilai terse- but yang
kemudian diangkat dan dirumuskan oleh para pendiri negara diolah dibahas yang
kemudian disahkan oleh PPKI pada tanggal 18 Agustus 1945 Berdasarkan
pengertian tersebut maka pada hakikatnya bangsa Indonesia ber Pancasila dalam
tiga asas atau "Tri Prakara' (menurut istilah Notonagoro) yang rinciannya adalah
sebagai berikut:

Pertama : Bahwa unsur-unsur Pancasila sebelum disahkan secara yuridis


menjadi dasar filsafat Negara, sudah dimiliki oleh bangsa Indonesia
sebagai asas-asas dalam adat-istiadat dan kebudayaan dalam arti luas
(Pancasila Asas kebudayaan)

Kedua : Demikian juga unsur-unsur Pancasila telah terdapat pada bangsa


Kedua Indonesia sebagai asas-asas dalam agama-agama (nilai-nilai
religius) (Pancasila Asas Religius)

Ketiga : Unsur-unsur tadi kemudian diolah, dibahas dan dirumuskan


secara saksama oleh para pendiri negara dalam sidang-sidang BPUPKI,
Panitia ‘Sembilan'. Setelah merdeka rumusan Pancasila calon dasar negara
tersebut kemudian disah- kan oleh PPKI sebagai Dasar Filsafat Negara
Indonesia dan terwujudlah Pancasila sebagai asas kenegaraan (Pancasila
asas kenegaraan)

Oleh karena itu Pancasila yang terwujud dalam tiga asas tersebut atau Tri Prakara
yaitu Pancasila asas kebudayaan, Pancasila asas religius, Pancasila sebagai asas
kenegaraan dalam kenyataannya tidak dapat dipertentangkan karena ketiganya
terjalin dalam suatu proses kausalitas, sehingga ke- tiga hal tersebut pada
hakikatnya merupakan unsur-unsur yang membentuk Pancasila (Notonagoro;
1975: 16,17. Berdasarkan pengertian tersebut maka ketiga asas yang terkandung
dalam Pancasila yaitu asas kultural, asas religius dan asas kenegaraan, bukan
merupakan suatu entitas nilai yang berdiri sendiri sendiri, melainkan dalam satu
hubungan yang bersifat koheren, yaitu hubungan kausalitas.
NAN 3

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Pancasila sebagai filsafat serta ideologi bangsa dan negara Indonesia,


bukan terbentuk secara mendadak serta bukan hanya diciptakan oleh seorang
sebagaimana yang terjadi pada ideologi-ideologi lain di dunia, namun
tererbentuknya Pancasila melalui proses yang cukup panjang dalam sejarah
Negara Indonesia. Sebelum Pancasila dirumuskan dan disahkan sebagai Dasar
Filsafat Negara nilai-nilainya telah ada pada Bangsa Indonesia yang merupakan
pan dangan hidup yaitu berupa nilai-nilai adat-istiadat dan kebudayaan, serta
sebagai kausa materialis Pancasila. Dalam pengertian inilah maka antara
Pancasila dengan bangsa Indonesia tidak dapat dipisahkan sehingga Pancasila
sebagai Jatidiri Bangsa Indonesia. Setelah bangsa Indonesia mendirikan nega ra,
maka oleh pembentuk Negara Pancasila disahkan menjadi dasar Negara Republik
Indonesia. Sebagai suatu bangsa dan negara Indonesia memiliki cita-cita yang
diangga p paling sesuai dan benar sehingga segala cita-cita, gagasan-gagasan, ide-
ide tertuang dalam Pancasila maka dalam pengertian inilah Pancasila
berkedudukan sebagai ideologi Bangsa dan Negara Indonesia dan sekaligus
sebagai Asas Persatuan dan Kesatuan bangsa dan Negara Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA

Ms, Kaelan, 2014, Pendidikan Pancasila, Yogyakarta, Paradigma

Anda mungkin juga menyukai