Disusun oleh :
FAKULTAS HUKUM
PURWOKERTO
2018
BAB 1
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Jikalau dilihat dari wujud hasil kebudayaan manusia, maka dapat berupa suatu
kompleks gagasan, ide-ide, dan pikiran manusia, yang dalam hal ini bersifat
abstrak. Hasil kebudayaan manusia ini merupakan suatu nilai, yang nya dapat
dipahami, dihayati dan dimengerti oleh manusia. Misalnya pengetahuan, ideologi,
etika, estetika (keindahan), hasil pikiran manusia (seperti logika, matematika,
aritmetika, geometrika), norma, kaidah dan lain sebagainya Dalam hubungannya
dengan nilai-nilai agama, kebudayaan yang berupa nilai ini juga berasal dari nilai-
nilai keagamaan, karena agama merupakan pandangan hidup manusia dan
merupakan suatu pedoman hidup manusia. Dalam pengertian inilah maka dalam
Pancasila selain terdapat nilai kemanusiaan juga terdapat nilai keagamaan.
Selain itu wujud kebudayaan manusia yang bersifat kongkret yaitu berupa
aktivitas manusia dalam masyarakat, sal berinteraksi, sehingga terwu judlah suatu
sistem sosial. Manusia adalah makhluk sosial selain sebagai individu, oleh karena
itu ia senantiasa, membutuhkan orang lain dalam masya Sistem sosial ini tidak
dapat dilepaskan dengan nilai sebagai su atu dan pedoman. Oleh karena itu pola-
pola aktivitas manusia ditentu- kan dasar merupakan hasil budaya abstrak manus
Jikalau itu oleh tata nilai yang nilai dan sistem nilai tu tatanan sosial yang
bersumber pada suatu sistem nilai dan suatu nilai itu bersumber pada nilai-nilai
agama, maka suatu keniscayaan bahwa dalam suatu sistem masyarakat, suatu
fenomena sosial budaya akan di dalam nya suatu nilai keagamaan, nilai
kemanusiaan dan nilai kebersamaan
Hasil budaya manusia yang berupa benda-benda budaya atau budaya fisik
ini senantiasa bersumber pada kebudayaan manusia yang berupa sistem nilai,
yang merupakan pedoman dan pandangan hidup suatu masyarakat. Jika lau nilai-
nilai tersebut sebagian besar berasal dari nilai-nilai keagamaan, maka sudah dapat
dipastikan bahwa dalam karya budaya yang berupa benda-benda budaya tersebut
senantiasa terkandung nilai-nilai keagamaan, nilai kemanu siaan dan nilai
kebersamaan. Misalnya bangunan, tempat ibadah, gapura atau menara,
peninggalan bertulis, karya pustaka, karya seni, bahasa, pakaian serta benda
budaya lainnya
Secara kausalitas asal mula yang tidak langsung Pancasila adalah asal
mula sebelum proklamasi kemerdekaan. Berarti bahwa asal mula nilai-nilai
Pancasila yang terdapat dalam adat-istiadat, dalam kebudayaan serta dalam nilai-
nilai agama bangsa Indonesia, sehingga dengan demikian asal mula tidak
langsung Pancasila adalah terdapat pada kepribadian serta dalam pandangan hidup
sehari-hari bangsa Indonesia. Maka asal mula tidak langsung Pancasila bilamana
dirinci adalah sebagai berikut:
Oleh karena itu Pancasila yang terwujud dalam tiga asas tersebut atau Tri Prakara
yaitu Pancasila asas kebudayaan, Pancasila asas religius, Pancasila sebagai asas
kenegaraan dalam kenyataannya tidak dapat dipertentangkan karena ketiganya
terjalin dalam suatu proses kausalitas, sehingga ke- tiga hal tersebut pada
hakikatnya merupakan unsur-unsur yang membentuk Pancasila (Notonagoro;
1975: 16,17. Berdasarkan pengertian tersebut maka ketiga asas yang terkandung
dalam Pancasila yaitu asas kultural, asas religius dan asas kenegaraan, bukan
merupakan suatu entitas nilai yang berdiri sendiri sendiri, melainkan dalam satu
hubungan yang bersifat koheren, yaitu hubungan kausalitas.
NAN 3
PENUTUP
A. KESIMPULAN