Hendra F. Santoso
Fakultas Ekonomi Universitas Kristen Krida Wacana
Abstract
PENDAHULUAN
Pada saat ini akuntan terus berkembang sesuai dengan kebutuhan in-
formasi yang makin kompleks.Globalisasi membawa kita pada Standarisasi
Akuntansi Internasional. Di Indonesia perkembangan Akuntansi Sektor Publik
sangat pesat sejak reformasi didengungkan. Adanya perubahan pengelolaan
keuangan dengan adanya otonomi daerah mengakibatkan perubahan penca-
tatan Akuntansi Pemerintahan dari penekanan pada pengendalian kas melalui
anggaran menjadi pertanggungan jawab keuangan melalui pelaporan keuangan
231
232 Jurnal Akuntansi, Volume 10, Nomor 3, September 2010 : 231 - 256
sehingga dibutuhkan perubahan sistem pencatatan dari basis kas menjadi basis
akrual.
Di satu sisi pengendalian kas melalui anggaran masih dibutuhkan, disisi
lain pertanggungan jawab keuangan melalui pelaporan keuangan dibutuhkan
untuk mengukur kinerja sehingga dalam Standar Akuntansi Pemerintahan kita
mengenal ”cash toward accrual basis”.
Akuntansi anggaran menjadi suatu yang penting harus diperhatikan ka-
rena menjadi suatu bentuk akuntansi yang tidak biasa dan kompleks sehingga
sering menimbulkan salah pengertian. Untuk itu kita perlu belajar, sejarah,
mengerti akuntansi dan anggaran serta sistem pencatatan untuk dapat mema-
haminya dan mengembangkannya agar praktik akuntansi anggaran menjadi
lebih simpel.
SEJARAH AKUNTANSI
Banyak hal yang kita peroleh jika kita mempelajari sejarah akuntansi,
kita bisa memahami apa yang terjadi dimasa lalu, serta bagaimana proses per-
kembangannya sampai seperti saat ini. Selanjutnya kita juga memiliki dasar
untuk memprediksi apa yang akan muncul dimasa depan bila situasi berjalan
normal. Ada banyak versi sejarah akuntansi, disini kita ingin melihat sejarah
akuntansi sehubungan dengan sistem pencatatan akuntansi itu sendiri seba-
gai pencatatan transaksi.Mesir mempunyai sejarah akuntansi yang panjang.
Pada tahun 3200 Sebelum Masehi telah dikenal dua macam teknik yaitu yang
pertama koin tanah liat (token) dengan bentuk tertentu disimpan dan ditandai
kemudian dimasukkan kedalam bejana tanah liat. Yang kedua jenis lainnya,
token disimpan dalam bentuk yang lebih besar disimpan dengan berbagai variasi
yang lebih kompleks. Pemisahan ini menggambarkan perbedaan transaksi kas
dengan transaksi non kas yang mengungkapkan secara simbolis nilai aset dan
transaksi ekonomis.
Jadi praktik pencatatan transaksi sudah ada sejak manusia memulai ke-
giatan ekonomi,selanjutnya sistim pencatatan akuntansi yang dikenal sebagai
pembukuan berpasangan (double entry ) mulai dipahami sejak tahun 1495
saat Luca Pacioli (445 – 1517), yang dikenal sebagai Romo Luca dal Bongo
mempublikasikan bukunya Summa de Arithmatica, Geometrica Proportioni
et Proportionalita dimana dalam bab berjudul De Computis et Scripturis ada
persamaan akuntansi yang dkenal sebagai double entry bookeeping system.
Akuntansi Penganggaran 233
AKUNTANSI
ANGGARAN
Basis Non Kas mengakui transaksi dan peristiwa lainnya pada saat tran-
saksi dan peristiwa tersebut terjadi, bukan hanya pada saat penerimaan kas atau
pengeluaran kas. Oleh karena itu transaksi dan peristiwa dicatat dalam catatan
akuntansi dan diakui dalam laporan keuangan pada periode terjadinya.
Basis Kas Modifikasian merupakan kombinasi Basis Kas dengan Non
Kas dimana transaksi penerimaan atau pengeluaran kas dicatat pada saat uang
dterima atau dikeluarkan. Pada akhir periode dilakukan penyesuaian untuk
mengakui transaksi dan peristiwa dalam periode berjalan meskipun penerimaan
dan pengeluaran kas dari transaksi dan peristiwa tersebut belum terjadi.
SINGLE ENTRY
Sistim pencatatan single entry sering disebut juga dengan sistim tata buku
tunggal atau tata buku. Dalam. transaksi ini, pencatatan transaksi ekonomi di-
lakukan dengan mencatatnya satu kali. Transaksi yang berakibat bertambahnya
kas akan dicatat pada sisi penerimaan dan transaksi yang berakibat berkurangnya
kas akan dicatat pada sisi pengeluaran.Jadi pada sistim ini kita hanya melaku-
kan satu kali pencatatan.Sistim pencatatan single entry ini memiliki beberapa
kelebihan, yaitu sederhana dan mudah dipahami. Namun sistim ini memiliki
kelemahan, antara lain kurang baik untuk pelaporan, sulit untuk menemukan
kesalahan pembukuan yang terjadi dan sulit dikontrol. Oleh karena itu dalam
akuntansi terdapat pencatatan yang lebih baik dan dapat mengatasi kelemahan
Akuntansi Penganggaran 235
diatas. Sistim ini disebut dengan sistim pencatatan double entry. Sistim pen-
catatan inilah yang sering disebut dengan akuntansi.
DOUBLE ENTRY
Sistim pencatatan double entry sering disebut juga dengan sistim tata
buku berpasangan. Menurut sistim ini, pada dasarnya suatu transaksi ekonomi
akan dicatat dua kali. Pencatatan dengan sistim ini disebut menjurnal. Dalam
pencatatan tersebut, sisi Debit berada disebelah kiri sedangkan Kredit berada
disebelah kanan. Setiap pencatatan harus menjaga keseimbangan persamaan
dasar akuntansi. Persamaan dasar akuntansi meerupakan alat bantu untuk me-
mahami sistim pencatatan ini.
Persamaan dasar akuntansi tersebut berbentuk sebagai berikut:
Transaksi yang berakibat bertambahnya aset akan dicatat pada sisi Debit
sedangkan yang berakibat berkurangnya aset akan dicatat pada sisi Kredit.Hal
yang sama dilakukan untuk mencatat belanja.
Hal yang sebaliknya dilakukan untuk liabilitas, ekuitas dan pendapa-
tan. Apabila suatu transaksi mengakibatkan bertambahnya liabilitas, maka
pencatatan akan dilakukan pada sisi Kredit, sedangkan jika mengakibatkan
berkurangnya liabilitas, maka pencatatan dilakukan pada sisi Debit. Hal serupa
ini dilakukan untuk ekuitas dan pendapatan.Dengan pencatatan yang demekian
maka terjadi keseimbangan.
TRIPLE ENTRY
SIKLUS ANGGARAN
1. Tahap Persiapan
2. Tahap Persetujuan
3. Tahap Pelaksanaan
4. Tahap Pelaporan
5. Tahap Pemeriksaan
Persiapan
Pemeriksaan Persetujuan
Pelaporan Pelaksanaan
1. Tahap Persiapan
Pada tahap persiapan anggaran dilakukan taksiran pengeluaran atas
dasar taksiran pendapatan yang tersedia terkait dengan masalah tersebut,
yang perlu diperhatikan adalah sebelum menyetujui taksiran pengeluaran,
hendaknya terlebih dahulu dilakukan penaksiran pendapatan secara akurat,
selain itu, harus disadari adanya masalah yang cukup beresiko jika anggaran
pendapatan ditaksir pada saat bersamaan dengan pembuatan keputusan
Akuntansi Penganggaran 237
2. Tahap Persetujuan
Tahap berikutnya adalah persetujuan legislatif. Tahap ini merupakan
tahap yang meletakkan proses politik yang cukup rumit dan cukup berat.
Pimpinan eksekutif dituntut tidak hanya memiliki kemampuan manajerial
namun juga harus mempunyai kemampuan politis, kemampuan menjual dan
juga membangun koalisi yang memadai. Integritas dan kesiapan mental yang
tinggi dan eksekutif sangat penting dalam tahap ini. Hal tersebut penting
karena dalam tahap ini pimpinan eksekutif harus mempunyai kemampuan
untuk menjawab dan memberikan argumentasi yang rasional atas segala
pertanyaan-pertanyaan dan bantahan-bantahan dari pihak legislatif.
3. Tahap Pelaksanaan
Setelah anggaran disetujui oleh legislatif, tahap berikutnya adalah
pelaksanaan anggaran. Dalam pelaksanaan anggaran, hal terpenting yang
harus diperhatikan oleh eksekutif keuangan adalah pengumpulan pendapa-
tan yang ditargetkan maupun pelaksanaan belanja yang telah direncanakan.
Bersamaan dengan pelaksanaan ini dilakukan proses akuntansi dimana di
dalamnya termasuk pencatatan realisasi anggaran (akuntansi anggaran).
4. Tahap Pelaporan
Pada akhir periode atau waktu-waktu tertentu yang telah ditetapkan
dilakukan pelaporan sebagai bagian tak terpisahkan dan proses akuntansi
yang telah berlangsung selama proses pelaksanaan.
5. Tahap Pemeriksaan
Laporan yang disusun atas pelaksanaan anggaran kemudian diperiksa
oleh lembaga independen. Hasil pemeriksaan akan menjadi masukan atau
umpan balik (feedback) untuk penyusunan anggaran periode berikutnya.
238 Jurnal Akuntansi, Volume 10, Nomor 3, September 2010 : 231 - 256
SIKLUS AKUNTANSI
Laporan
Realisasi Anggaran
Penutupan
Transaksi Buku Besar Kertas Kerja Nota
Neraca
Bukti Buku Besar Neraca Saldo
Transaksi Pembantu
Laporan
Neraca Saldo Stelah
Jurnal Buku Besar Kertas Kerja Ekuitas Dana penutupan
Laporan
Surplus/Defisit
Neraca
Penyesuaian Aktivitas
Awal
Laporan
Pembalikan
Arus Kas
Transaksi
Transaksi merupakan suatu kegiatan yang dapat mengubah posisi keuangan
suatu entitas dan pencatatannya memerlukan data, bukti dan dokumen pen-
dukung dalam kegiatan operasi suatu entitas. Menurut jenisnya, transaksi
terdiri dari transaksi kas dan transaksi non kas.
Bukti Transaksi
Bukti transaksi adalah semua media pendokumentasian dari transaksi atau
kejadian ekonomi, seperti:
Kas : Surat Tanda Setoran; Surat Perintah Membayar
Piutang : Daftar Piutang
Aktiva Tetap : Daftar Aktiva Tetap
Utang : Surat Perjanjian
Pendapatan : Surat Tanda Setoran APBD
Belanja : Surat Perintah Membayar
Jurnal
Jurnal merupakan media yang digunakan untuk mencatat, mengklasifikasi-
kan, dan merirngkas data keuangan dan data lain. Dalam jurnal ini data
keuangan untuk pertama kalinya dikelompokkan menurut klasifikasi yang
sesuai dengan informasi yang akan disajikan dalam laporan keuangan.
Dalam jurnal ini terdapat kegiatan peringkasan data, yang hasil pering-
kasannya kemudian diposting ke perkiraan yang bersangkutan dalam
buku besar. Transaksi non kas dicatat dalam jurnal umum. Transaksi yang
mengakibatkan penerimaan kas dicatat dalam jurnal penerimaan kas,
sedangkan transaksi yang mengakibatkan pengeluaran kas dicatat dalam
jurnal pengeluaran kas.
Buku Besar
Buku besar merupakan suatu buku yang berisi kumpulan perkiraan yang
telah dicatat dalam jurnal. Perkiraan-perkiraan tersebut digunakan untuk
mencatat secara terpisah aktiva, kewajiban atau utang dan ekuitas.
Neraca Saldo
Neraca saldo terdiri dari perkiraan-perkiraan beserta saldo yang menyer-
tainya pada suatu periode tertentu.
Kertas Kerja
Kertas kerja merupakan kolom-kolom yang digunakan dalam proses akun-
tansi keuangan manual.
Jurnal Penyesuaian
Jurnal penyesuaian adalah jurnal dibuat pada akhir periode anggaran atau
pada saat laporan keuangan akan disusun agar menghasilkan keterkaitan
yang tepat antara pendapatan dan belanja. Penyesuaian
����������������������������
dibutuhkan mana-
kala transaksi-transaksi mempengaruhi pendapatan dan belanja lebih dari
satu periode anggaran. Penyesuaian ini mengalami pendapatan dalam
periode dimana pendapatan tersebut dihimpun dan belanja dalam periode
dimana barang dan jasa yang berkaitan digunakan. Sebuah penyesuaian
akan selalu melibatkan sebuah perkiraan pendapatan atau sebuah perkiraan
belanja dan sebuah perkiraan aktiva atau utang/kewajiban.
Akuntansi Penganggaran 241
Jurnal Eliminasi
Jurnal ini dibuat dengan tujuan untuk mengeliminasi (menghapus) saldo
semua perkiraan timbal balik. Dalam hal Akuntansi Pemerintahan Daerah
untuk mengeliminasi saldo timbal balik yang bersaldo kredit dan mengkre-
dit perkiraan timbal balik yang bersaldo debit. Hal ini disebabkan karena
dalam perkiraan timbal balik setiap penambahan hak Pemerintah Kabu-
paten/Pemerintah Kota kepada dinasnya berarti penambahan kewajiban
dinas itu kepada Pemerintah Propinsi/Pemerintah Kabupaten/Pemerintah
Kotanya.
Demikian pula sebaliknya, bahwa setiap transaksi yang mempengar-
uhi saldo perkiraan Pemerintah Kabupaten/Pemerintah Kota sama dengan
transaksi yang mempengaruhi dinasnya.
Laporan Keuangan
Laporan keuangan adalah hasil akhir dari proses akuntansi. Sebagai hasil
akhir dari proses akuntansi maka laporan keuangan menyajikan infor-
masi yang berguna untuk pengambilan keputusan oleh pengguna laporan
keuangan.
Komponen-komponen laporan keuangan sektor publik adalah:
− Laporan Realisasi Anggaran
− Nota Realisasi Anggaran
− Neraca
− Laporan Ekuitas Dana
− Laporan Surplus/Defisit atau Laporan Aktivitas
− Laporan Arus Kas
− Catatan atas Laporan Keuangan
Jurnal Penutup
Jurnal penutup merupakan langkah yang dibutuhkan dalam siklus akuntansi.
Langkah ini dilakukan setelah laporan keuangan disusun. Jurnal penutup
biasanya dilakukan hanya pada akhir periode anggaran.
Jurnal Pembalikan
Jurnal pembalikan merupakan langkah yang dibutuhkan dalam siklus
akuntansi pada awal periode anggaran untuk mendapat saldo perkiraan-
perkiraan pada neraca awal.
242 Jurnal Akuntansi, Volume 10, Nomor 3, September 2010 : 231 - 256
Neraca Awal
Neraca awal berisi saldo perkiraan. Perkiraan aktiva dan pasiva yang berasal
dari periode sebelumnya. Neraca awal dapat disusun berdasarkan penilaian
aset dan pemeriksaan fisik terhadap perkiraan-perkiraan yang ada.
Setelah penutupan serta pembalikan, maka Neraca Awal dapat di-
susun dengan baik.
ANGGARAN KINERJA
Ciri khas yang menonjol dan Akuntansi Sektor Publik adalah adanya
akuntansi untuk anggaran. Terkait dengan penggunaan anggaran, akuntansi
basis kas digunakan untuk menunjukkan ketaatan pada batas anggaran ����Ang-
garan memuat perkiraan pendapatan dan belanja suatu dana dalam periode
tertentu. Teknik akuntansi anggaran merupakan teknik akuntansi yang menya-
jikan jumlah yang dianggarkan dengan jumlah realisasi yang dicatat secara
berpasangan. Akuntansi anggaran merupakan praktek akuntansi yang banyak
digunakan organisasi sektor publik khususnya pemerintahan, yang mencatat
dan menyajikan perkiraan operasi dalam format yang sama dan sejajar dengan
anggarannya. Jumlah belanja yang dianggarkan dikredit terhadap perkiraan
yang sesuai, kemudian apabila belanja tersebut direalisasikan, maka perki-
raan tersebut didebit kembali. Saldo yang ada dengan demikian menunjukkan
jumlah anggaran yang belum dibelanjakan. Teknik akuntansi anggaran dapat
membandingkan secara sistematik dan berkelanjutan jumlah anggaran dengan
realisasi anggaran. Alasan yang melatar belakangi teknik akuntansi anggaran
adalah bahwa anggaran dan realisasi harus selalu dibandingkan sehingga dapat
244 Jurnal Akuntansi, Volume 10, Nomor 3, September 2010 : 231 - 256
dilakukan tindakan koreksi apabila terdapat selisih. Tujuan utama teknik ini
adalah untuk menekankan peran anggaran dalam siklus perencanaan, pengen-
dalian dan akuntabilitas. Kelemahan teknik akuntansi anggaran adalah bahwa
teknik ini sangat kompleks. Basis kas ini juga mempunyai kelemahan karena
menghasilkan laporan keuangan yang kurang komprehensif untuk pengambilan
keputusan serta tidak dapat menggambarkan kinerja organisasi yang lebih baik
karena tidak mampu memberikan informasi aset, liabilitas dan ekuitas secara
komprehensif.
Anggaran kinerja merupakan pendekatan anggaran yang menekankan
pencapaian output dan outcome dari program dan kegiatan yang dibiayai ang-
garan dengan target kinerja terukur.Tantangan bagi akuntansi anggaran adalah
sebuah pertanyaan tentang apakah diperlukan perbandingan antara anggaran
dan realisasinya .Ketika sebuah organisasi menggunakan pendekatan ang-
garan kinerja, karena perbandingan anggaran dan realisasi tidak lagi menjadi
perhatian utama. Yang menjadi fokus perhatian adalah indikator kinerja untuk
mengukur kinerjanya.
Basis kas modifikasian yaitu kombinasi kas dan akrual (cash toward
accrual) mencatat penerimaan dan pengeluaran kas pada saat uang diterima atau
dibayarkan dan pada akhir periode melakukan penyesuaian untuk menghasilkan
neraca yaitu mengakui transaksi dan peristiwa dalam periode berjalan walaupun
belim menerima atau mengeluarkan kas. Kas menuju akrual mengukur arus kas
dari sumber-sumber keuangan lancar dengan cara mengukur kas dan kewajiban
kas dengan mengakui transaksi-transaksi yang terjadi pada akhir tahun dan
yang secara normal diharapkan dari transaksi tersebut menjadi penerimaan dan
pengeluaran kas pada periode tertentu setelah akhir tahun.
Untuk menjembatani perbedaan basis akuntansi untuk neraca dan la-
poran realisasi anggaran kemudian dilakukan pencatatan dengan jurnal koro-
lari. Praktik ini bukanlah merupakan bentuk akuntansi yang biasa digunakan,
karena itu sering terjadi salah pengertian. Penggunaan jurnal korolari dalam
menjembatani perkiraan riil dan perkiraan nominal menjadi sangat kompleks
dan berpotensi menimbulkan kesulitan dan kesalahan pencatatan.
Akuntansi Penganggaran 245
AKUNTANSI ANGGARAN
PENCATATAN ANGGARAN
Pencatatan Pendapatan:
Estimasi Pendapatan XXX
Surplus/Defisit Tahun 2010 XXX
Pencatatan Belanja:
Surplus/Defisit Tahun 2010 XXX
Apropriasi Belanja XXX
Pencatatan Transfer:
Surplus/Defisit Tahun 2010 XXX
Apropriasi Bagi Hasil XXX
AKUNTANSI NERACA
BASIS AKUNTANSI
Untuk dapat diakui sebagai aset tetap, suatu aset harus berwujud dan
memenuhi kriteria:
a) Mempunyai masa manfaat lebih dari satu tahun
b) Biaya perolehan aset dapat diukur secara andal
c) Tidak dimaksudkan untuk dijual dalam operasi normal entitas.
d) Diperoleh atau dibangun dengan maksud untuk digunakan.
Aset tetap diakui apabila telah diterima atau diserahkan hak kepemilikan-
nya atau pada saat penguasaannya berpindah. Biaya perolehan suatu aset tetap
terdiri dari harga belinya atau konstruksinya, termasuk bea impor dan setiap
biaya yang dapat diatribusikan secara langsung dalam membawa aset tersebut
ke kondisi yang membuat aset tersebut dapat bekerja untuk penggunaan yang
dimaksud.
Aset tetap yang diperoleh dari donasi (hibah) harus dicatat sebesar nilai
wajar pada saat perolehan. Donasi (hibah) dicatat sebagai pendapatan hibah
dan dilaporkan dalam laporan Realisasi Anggaran.
Pada waktu Belanja Modal untuk perolehan Aset Tetap, unit pembukuan
mencatat
AKUNTANSI LIABILITAS
Klasifikasi Liabilitas
Liabilitas diklasifikasikan sebagai liabilitas jangka pendek jika diharap-
kan dibayar dalam waktu satu tahun setelah tanggal pelaporan.
Beberapa liabilitas jangka pendek, seperti utang transfer pemerintah,
utang kepada pegawai merupakan suatu bagian yang akan menyerap aset lancar
dalam pelaporan berikutnya. Liabilitas jangka pendek lainnya adalah liabilitas
yang jatuh tempo dalam waktu satu tahun setelah tanggal pelaporan, seperti
bunga pinjaman, utang jangka pendek dari pihak ketiga, utang Perhitungan
Fihak Ketiga (PPFK), dan bagian lancar utang jangka panjang.
Semua liabilitas lainnya diklasifikasikan sebagai liabilitas jangka pan-
jang.
Liabilitas diakui pada saat dana pinjaman diterima atau pada saat lia-
bilitas timbul.
Liabilitas dapat timbul:
a) Transaksi dengan pertukaran.
b) Transaksi tanpa pertukaran, seperti hibah.
c) Kejadian yang berkaitan dengan pemerintah seperti ganti rugi akibat kerusa-
kan tak sengaja terhadap kepemilikan pribadi yang disebabkan pelaksanaan
kegiatan yang dilakukan pemerintah.
d) Kejadian yang diakui pemerintah seperti bencana alam.
Liabilitas dicatat sebesar nilai nominal, liabilitas dalam mata uang asing
dijabarkan dan dinyatakan dalam mata uang rupiah. Penjabaran mata uang asing
menggunakan kurs tengah bank sentral pada tanggal neraca.
Akuntansi Penganggaran 253
PENCATATAN LIABILITAS
Pada waktu bagian utang jangka panjang yang jatuh tempo dalam satu
periode akuntansi direklasifikasikan ke dalam liabilitas jangka pendek, maka
unit pembukuan mencatat:
Pada akhir tahun, beban bunga yang masuk harus dibayar akibat adanya
liabilitas jangka panjang diperhitungkan, unit pembukuan mencatat:
f. Praktik Akuntansi Anggaran sesuai SAP di Indonesia saat ini adalah basis
kas menuju akrual (cash toward accrual).
g. Untuk menjembatani perbedaan basis kas dan basis akrual untuk neraca
dan laporan realisasi anggaran kemudian dilakukan pencatatan dengan
jurnal korolari. Namun menjembatani perkiraan riil dan perkiraan nomi-
nal menjadi sangat kompleks dan berpotensi menimbulkan kesulitan dan
kesalahan pencatatan.
h. Bentuk ini bukanlah bentuk akuntansi yang biasa digunakan karena itu ser-
ing terjadi salah pengertian. Dengan demekian perlu dilakukan penelitian
untuk mempermudah praktik akuntansi anggaran di sektor publik serta
untuk menghindari kesulitan dan kesalahan pencatatan.
DAFTAR PUSTAKA