Anda di halaman 1dari 26

AKUNTANSI ANGGARAN

Hendra F. Santoso
Fakultas Ekonomi Universitas Kristen Krida Wacana

Abstract

Budgetary Accounting: A method of accounting in which the planned


amounts and actual amounts spent and received are both included in the
accounts, so that you can see at any time how much of planned amount
remain. Budgetary Accounting, contrary to financial accounting, looks for-
ward; it measures the cost of planned acquisitions and the use of economic
resources in the future. Budgetary Accounting is a common form of public
accounting, which accountants regard as their “ bible” has nothing to say
on the subject. Unlike “ budgetary accounting “ doesnot play a control role
in public financial management. Some time heated-debates on comparative
merits and disadvantages of cash accounting versus accrual accounting. Thus
“budgetary accounting “ appears to be on addity and vaguely to ultimately
of only minor interests.It looks like one of these highly unusual forms of
accounting in which laymen are inclined to detect mysteries, ambiquities,
and misunderstandings.

Keywords: Budgetary Accounting, a Control Role, Cash Accounting, Accrual


Accounting, Unusual Forms of Accounting, Misunderstanding

PENDAHULUAN

Pada saat ini akuntan terus berkembang sesuai dengan kebutuhan in-
formasi yang makin kompleks.Globalisasi membawa kita pada Standarisasi
Akuntansi Internasional. Di Indonesia perkembangan Akuntansi Sektor Publik
sangat pesat sejak reformasi didengungkan. Adanya perubahan pengelolaan
keuangan dengan adanya otonomi daerah mengakibatkan perubahan penca-
tatan Akuntansi Pemerintahan dari penekanan pada pengendalian kas melalui
anggaran menjadi pertanggungan jawab keuangan melalui pelaporan keuangan

231
232 Jurnal Akuntansi, Volume 10, Nomor 3, September 2010 : 231 - 256

sehingga dibutuhkan perubahan sistem pencatatan dari basis kas menjadi basis
akrual.
Di satu sisi pengendalian kas melalui anggaran masih dibutuhkan, disisi
lain pertanggungan jawab keuangan melalui pelaporan keuangan dibutuhkan
untuk mengukur kinerja sehingga dalam Standar Akuntansi Pemerintahan kita
mengenal ”cash toward accrual basis”.
Akuntansi anggaran menjadi suatu yang penting harus diperhatikan ka-
rena menjadi suatu bentuk akuntansi yang tidak biasa dan kompleks sehingga
sering menimbulkan salah pengertian. Untuk itu kita perlu belajar, sejarah,
mengerti akuntansi dan anggaran serta sistem pencatatan untuk dapat mema-
haminya dan mengembangkannya agar praktik akuntansi anggaran menjadi
lebih simpel.

SEJARAH AKUNTANSI

Banyak hal yang kita peroleh jika kita mempelajari sejarah akuntansi,
kita bisa memahami apa yang terjadi dimasa lalu, serta bagaimana proses per-
kembangannya sampai seperti saat ini. Selanjutnya kita juga memiliki dasar
untuk memprediksi apa yang akan muncul dimasa depan bila situasi berjalan
normal. Ada banyak versi sejarah akuntansi, disini kita ingin melihat sejarah
akuntansi sehubungan dengan sistem pencatatan akuntansi itu sendiri seba-
gai pencatatan transaksi.Mesir mempunyai sejarah akuntansi yang panjang.
Pada tahun 3200 Sebelum Masehi telah dikenal dua macam teknik yaitu yang
pertama koin tanah liat (token) dengan bentuk tertentu disimpan dan ditandai
kemudian dimasukkan kedalam bejana tanah liat. Yang kedua jenis lainnya,
token disimpan dalam bentuk yang lebih besar disimpan dengan berbagai variasi
yang lebih kompleks. Pemisahan ini menggambarkan perbedaan transaksi kas
dengan transaksi non kas yang mengungkapkan secara simbolis nilai aset dan
transaksi ekonomis.
Jadi praktik pencatatan transaksi sudah ada sejak manusia memulai ke-
giatan ekonomi,selanjutnya sistim pencatatan akuntansi yang dikenal sebagai
pembukuan berpasangan (double entry ) mulai dipahami sejak tahun 1495
saat Luca Pacioli (445 – 1517), yang dikenal sebagai Romo Luca dal Bongo
mempublikasikan bukunya Summa de Arithmatica, Geometrica Proportioni
et Proportionalita dimana dalam bab berjudul De Computis et Scripturis ada
persamaan akuntansi yang dkenal sebagai double entry bookeeping system.
Akuntansi Penganggaran 233

AKUNTANSI

Menurut American Institute of Certified Public Accountant ”Accounting


is the art of recording, classifying, and summarizing, in a significant manner
and in terms of money, transactions and events, which are in part at last of
financial character and interpreting the result there of ”
Menurut A Statement of Basic Accounting Theory oleh American
Accounting Association ”Accounting is the process of identifying, measuring,
and communicating economic information to permit informed judgement and
decision by users of information”
Dari pengertian diatas terlihat bahwa akuntansi merupakan kegiatan:
a. Menggolongkan dan memproses data.
b. Mengubah data menjadi informasi ekonomi yang digunakan untuk
mengambil keputusan.

ANGGARAN

Menurut Government Accounting Standard Board ” A budget, in the


general sense of term, is a financial plan for a specific period time”.
Menurut The National Committe on Goverment Accounting ”A budget is
plan of financial operation embodying an estimated of proposed expenditures
for a given period of time and the proposed means of financing them”
Dari pengertian diatas terlihat bahwa anggaran merupakan:
a. Rencana pengeluaran Operasional dan Modal.
b. Rencana penerimaan dan pendanaan.
c. Mencakup jangka waktu tertentu.

AKUNTANSI KAS DAN NON KAS

Basis Kas menetapkan bahwa pencatatan transaksi dan peristiwa ekonomi


hanya dilakukan apabila transaksi dan peristiwa tersebut menimbulkan peruba-
han pada kas. Apabila suatu transaksi dan peristiwa tersebut belum menimbulkan
perubahan pada kas, maka transaksi dan peristiwa tersebut tidak dicatat. Basis
Kas memiliki keunggulan karena dapat mencerminkan pengeluaran yang aktual,
riil dan objektif, namun dinilai mengandung banyak kelemahan, yaitu tidak
dapat mencerminkan kinerja yang sesungguhnya karena tidak dapat mengukur
tingkat efisiensi dan efektifitas suatu program atau kegiatan dengan baik.
234 Jurnal Akuntansi, Volume 10, Nomor 3, September 2010 : 231 - 256

Basis Non Kas mengakui transaksi dan peristiwa lainnya pada saat tran-
saksi dan peristiwa tersebut terjadi, bukan hanya pada saat penerimaan kas atau
pengeluaran kas. Oleh karena itu transaksi dan peristiwa dicatat dalam catatan
akuntansi dan diakui dalam laporan keuangan pada periode terjadinya.
Basis Kas Modifikasian merupakan kombinasi Basis Kas dengan Non
Kas dimana transaksi penerimaan atau pengeluaran kas dicatat pada saat uang
dterima atau dikeluarkan. Pada akhir periode dilakukan penyesuaian untuk
mengakui transaksi dan peristiwa dalam periode berjalan meskipun penerimaan
dan pengeluaran kas dari transaksi dan peristiwa tersebut belum terjadi.

SISTIM PENCATATAN AKUNTANSI

Pencatatan transaksi ekonomi adalah pengolahan data transaksi eko-


nomi tersebut melalui penambahan dan atau pengurangan sumberdaya yang
ada. Pelaporan transaksi ekonomi akan menghasilkan laporan keuangan yang
merupakan hasil akhir proses akuntansi.Pada organisasi bisnis, laporan tersebut
akan terdiri atas neraca, laporan laba rugi, laporan ekuitas, laporan arus kas,
dan catatan atas laporan keuangan. Pada organisasi swasta non bisnis laporan
akan terdiri atas neraca, laporan aktivitas, laporan ekuitas dana, laporan arus
kas dan catatan atas laporan keuangan. Pada organisasi pemerintah, laporan
keuangan yang dikehendaki diatur oleh Peraturan Pemerintah, Laporan Keu-
angan tersebut adalah laporan realisasi anggaran, neraca, laporan arus kas dan
catatan atas laporan keuangan. Ada beberapa sistim pencatatan yang dapat
digunakan yaitu single entry, double entry, dan triple entry.

SINGLE ENTRY

Sistim pencatatan single entry sering disebut juga dengan sistim tata buku
tunggal atau tata buku. Dalam. transaksi ini, pencatatan transaksi ekonomi di-
lakukan dengan mencatatnya satu kali. Transaksi yang berakibat bertambahnya
kas akan dicatat pada sisi penerimaan dan transaksi yang berakibat berkurangnya
kas akan dicatat pada sisi pengeluaran.Jadi pada sistim ini kita hanya melaku-
kan satu kali pencatatan.Sistim pencatatan single entry ini memiliki beberapa
kelebihan, yaitu sederhana dan mudah dipahami. Namun sistim ini memiliki
kelemahan, antara lain kurang baik untuk pelaporan, sulit untuk menemukan
kesalahan pembukuan yang terjadi dan sulit dikontrol. Oleh karena itu dalam
akuntansi terdapat pencatatan yang lebih baik dan dapat mengatasi kelemahan
Akuntansi Penganggaran 235

diatas. Sistim ini disebut dengan sistim pencatatan double entry. Sistim pen-
catatan inilah yang sering disebut dengan akuntansi.

DOUBLE ENTRY

Sistim pencatatan double entry sering disebut juga dengan sistim tata
buku berpasangan. Menurut sistim ini, pada dasarnya suatu transaksi ekonomi
akan dicatat dua kali. Pencatatan dengan sistim ini disebut menjurnal. Dalam
pencatatan tersebut, sisi Debit berada disebelah kiri sedangkan Kredit berada
disebelah kanan. Setiap pencatatan harus menjaga keseimbangan persamaan
dasar akuntansi. Persamaan dasar akuntansi meerupakan alat bantu untuk me-
mahami sistim pencatatan ini.
Persamaan dasar akuntansi tersebut berbentuk sebagai berikut:

ASET + BELANJA = LIABILITAS +EKUITAS + PENDAPATAN

Transaksi yang berakibat bertambahnya aset akan dicatat pada sisi Debit
sedangkan yang berakibat berkurangnya aset akan dicatat pada sisi Kredit.Hal
yang sama dilakukan untuk mencatat belanja.
Hal yang sebaliknya dilakukan untuk liabilitas, ekuitas dan pendapa-
tan. Apabila suatu transaksi mengakibatkan bertambahnya liabilitas, maka
pencatatan akan dilakukan pada sisi Kredit, sedangkan jika mengakibatkan
berkurangnya liabilitas, maka pencatatan dilakukan pada sisi Debit. Hal serupa
ini dilakukan untuk ekuitas dan pendapatan.Dengan pencatatan yang demekian
maka terjadi keseimbangan.

TRIPLE ENTRY

Sistim pencatatan triple entry adalah pelaksanaan pencatatan dengan


menggunakan sistim pencatatan double entry, ditambah dengan pencatatan pada
buku anggaran. Jadi sementara sistim pencatatan double entry dijalankan,bagian
keuangan juga mencatat transaksi tersebut pada buku anggaran, sehingga pen-
catatan tersebut akan berefek pada sisa anggaran.
236 Jurnal Akuntansi, Volume 10, Nomor 3, September 2010 : 231 - 256

SIKLUS ANGGARAN

Siklus anggaran adalah proses penyusunan anggaran yang terdiri dari


persiapan, persetujuan, pelaksanaan, pelaporan, dan pemeriksaan. Siklus ini
tidak berjalan estafet, tetapi dalam tahap tertentu berjalan simultan karena
sebelum anggaran selesai dilaksanakan, eksekutif harus mengajukan anggaran
tahun berikutnya.

Siklus anggaran meliputi lima tahapan, yaitu :

1. Tahap Persiapan
2. Tahap Persetujuan
3. Tahap Pelaksanaan
4. Tahap Pelaporan
5. Tahap Pemeriksaan

Persiapan

Pemeriksaan Persetujuan

Pelaporan Pelaksanaan

Gambar 1. Siklus Anggaran

1. Tahap Persiapan
Pada tahap persiapan anggaran dilakukan taksiran pengeluaran atas
dasar taksiran pendapatan yang tersedia terkait dengan masalah tersebut,
yang perlu diperhatikan adalah sebelum menyetujui taksiran pengeluaran,
hendaknya terlebih dahulu dilakukan penaksiran pendapatan secara akurat,
selain itu, harus disadari adanya masalah yang cukup beresiko jika anggaran
pendapatan ditaksir pada saat bersamaan dengan pembuatan keputusan
Akuntansi Penganggaran 237

tentang anggaran pengeluaran.


Dalam persoalan taksiran, yang perlu mendapat perhatian adalah
terdapatnya faktor ketidakpastian yang cukup tinggi. Oleh karena itu
eksekutif keuangan harus memahami betul dalam menentukan besarnya
suatu mata anggaran.

2. Tahap Persetujuan
Tahap berikutnya adalah persetujuan legislatif. Tahap ini merupakan
tahap yang meletakkan proses politik yang cukup rumit dan cukup berat.
Pimpinan eksekutif dituntut tidak hanya memiliki kemampuan manajerial
namun juga harus mempunyai kemampuan politis, kemampuan menjual dan
juga membangun koalisi yang memadai. Integritas dan kesiapan mental yang
tinggi dan eksekutif sangat penting dalam tahap ini. Hal tersebut penting
karena dalam tahap ini pimpinan eksekutif harus mempunyai kemampuan
untuk menjawab dan memberikan argumentasi yang rasional atas segala
pertanyaan-pertanyaan dan bantahan-bantahan dari pihak legislatif.

3. Tahap Pelaksanaan
Setelah anggaran disetujui oleh legislatif, tahap berikutnya adalah
pelaksanaan anggaran. Dalam pelaksanaan anggaran, hal terpenting yang
harus diperhatikan oleh eksekutif keuangan adalah pengumpulan pendapa-
tan yang ditargetkan maupun pelaksanaan belanja yang telah direncanakan.
Bersamaan dengan pelaksanaan ini dilakukan proses akuntansi dimana di
dalamnya termasuk pencatatan realisasi anggaran (akuntansi anggaran).

4. Tahap Pelaporan
Pada akhir periode atau waktu-waktu tertentu yang telah ditetapkan
dilakukan pelaporan sebagai bagian tak terpisahkan dan proses akuntansi
yang telah berlangsung selama proses pelaksanaan.

5. Tahap Pemeriksaan
Laporan yang disusun atas pelaksanaan anggaran kemudian diperiksa
oleh lembaga independen. Hasil pemeriksaan akan menjadi masukan atau
umpan balik (feedback) untuk penyusunan anggaran periode berikutnya.
238 Jurnal Akuntansi, Volume 10, Nomor 3, September 2010 : 231 - 256

SIKLUS AKUNTANSI

Siklus akuntansi merupakan sistematika pencatatan transaksi keuangan,


peringkasannya dan pelaporan keuangan. Siklus dimulai dari transaksi yang
didukung dengan bukti dan dicatat dijurnal, diposting ke Buku Besar dan Buku
Besar Pembantu. Dengan pengklasifikasian di Neraca Saldo, kertas kerja serta
penyesuaian dan eliminasi maka dihasilkan laporan keuangan yang terdiri dari
Laporan Realisasi Anggaran, Laporan Ekuitas Dana, Neraca, Laporan Surplus/
Defisit atau Laporan Aktivitas, Laporan Arus Kas.

Laporan

Realisasi Anggaran
Penutupan
Transaksi Buku Besar Kertas Kerja Nota

Pembantu Kas Realisasi Anggaran

Neraca
Bukti Buku Besar Neraca Saldo

Transaksi Pembantu
Laporan
Neraca Saldo Stelah
Jurnal Buku Besar Kertas Kerja Ekuitas Dana penutupan

Laporan
Surplus/Defisit
Neraca
Penyesuaian Aktivitas
Awal
Laporan
Pembalikan
Arus Kas

Eliminasi Catatan Atas


Laporan Keuangan

Gambar 2. Siklus Akuntansi


Akuntansi Penganggaran 239

 Transaksi
Transaksi merupakan suatu kegiatan yang dapat mengubah posisi keuangan
suatu entitas dan pencatatannya memerlukan data, bukti dan dokumen pen-
dukung dalam kegiatan operasi suatu entitas. Menurut jenisnya, transaksi
terdiri dari transaksi kas dan transaksi non kas.

 Bukti Transaksi
Bukti transaksi adalah semua media pendokumentasian dari transaksi atau
kejadian ekonomi, seperti:
Kas : Surat Tanda Setoran; Surat Perintah Membayar
Piutang : Daftar Piutang
Aktiva Tetap : Daftar Aktiva Tetap
Utang : Surat Perjanjian
Pendapatan : Surat Tanda Setoran APBD
Belanja : Surat Perintah Membayar

 Jurnal
Jurnal merupakan media yang digunakan untuk mencatat, mengklasifikasi-
kan, dan merirngkas data keuangan dan data lain. Dalam jurnal ini data
keuangan untuk pertama kalinya dikelompokkan menurut klasifikasi yang
sesuai dengan informasi yang akan disajikan dalam laporan keuangan.
Dalam jurnal ini terdapat kegiatan peringkasan data, yang hasil pering-
kasannya kemudian diposting ke perkiraan yang bersangkutan dalam
buku besar. Transaksi non kas dicatat dalam jurnal umum. Transaksi yang
mengakibatkan penerimaan kas dicatat dalam jurnal penerimaan kas,
sedangkan transaksi yang mengakibatkan pengeluaran kas dicatat dalam
jurnal pengeluaran kas.

 Buku Besar
Buku besar merupakan suatu buku yang berisi kumpulan perkiraan yang
telah dicatat dalam jurnal. Perkiraan-perkiraan tersebut digunakan untuk
mencatat secara terpisah aktiva, kewajiban atau utang dan ekuitas.

 Buku Besar Pembantu


Buku besar pembantu digunakan untuk mencatat rincian perkiraan tertentu
yang ada di Buku Besar. Perkiraan-perkiraan dalam Buku Besar yang um-
umnya memerlukan Buku Besar Pembantu adalah: Piutang, Persediaan,
240 Jurnal Akuntansi, Volume 10, Nomor 3, September 2010 : 231 - 256

Investasi Jangka Panjang, Aktiva Tetap dan Utang beberapa perkiraan


pendapatan dan Belanja juga memerlukan Buku Pembantu.

 Buku Besar Pembantu Kas


Suatu hal yang perlu diperhatikan adalah dengan adanya perubahan dasar
pencatatan, yaitu dari basis kas ke basir akrual, maka perlu diselengga-
rakan Buku Besar Pembantu Kas. Buku Besar pembantu kas itu berisi
rincian pendapatan-pendapatan, misalnya Pendapatan Pajak Reklame dan
Pendapatan Retribusi Parkir, yang telah diterima pembayarannya atau telah
diterima kasnya.
Buku Besar Pembantu Kas ini mempermudah di dalam melakukan
penyusunan dan realisasi anggaran, karena dengan diselenggarakannya
pendapatan yang telah diterima pembayarannya dan pendapatan yang masih
menjadi piutang. Pendapatan yang telah diterima pembayarannya inilah
yang nantinya akan dimasukkan ke dalam laporan perhitungan anggaran.
Terdapat dua macam buku besar pembantu kas, yaitu buku besar pembantu
penerimaan kas dan buku besar pembantu pengeluaran kas.

 Neraca Saldo
Neraca saldo terdiri dari perkiraan-perkiraan beserta saldo yang menyer-
tainya pada suatu periode tertentu.

 Kertas Kerja
Kertas kerja merupakan kolom-kolom yang digunakan dalam proses akun-
tansi keuangan manual.

 Jurnal Penyesuaian
Jurnal penyesuaian adalah jurnal dibuat pada akhir periode anggaran atau
pada saat laporan keuangan akan disusun agar menghasilkan keterkaitan
yang tepat antara pendapatan dan belanja. Penyesuaian
����������������������������
dibutuhkan mana-
kala transaksi-transaksi mempengaruhi pendapatan dan belanja lebih dari
satu periode anggaran. Penyesuaian ini mengalami pendapatan dalam
periode dimana pendapatan tersebut dihimpun dan belanja dalam periode
dimana barang dan jasa yang berkaitan digunakan. Sebuah penyesuaian
akan selalu melibatkan sebuah perkiraan pendapatan atau sebuah perkiraan
belanja dan sebuah perkiraan aktiva atau utang/kewajiban.
Akuntansi Penganggaran 241

 Jurnal Eliminasi
Jurnal ini dibuat dengan tujuan untuk mengeliminasi (menghapus) saldo
semua perkiraan timbal balik. Dalam hal Akuntansi Pemerintahan Daerah
untuk mengeliminasi saldo timbal balik yang bersaldo kredit dan mengkre-
dit perkiraan timbal balik yang bersaldo debit. Hal ini disebabkan karena
dalam perkiraan timbal balik setiap penambahan hak Pemerintah Kabu-
paten/Pemerintah Kota kepada dinasnya berarti penambahan kewajiban
dinas itu kepada Pemerintah Propinsi/Pemerintah Kabupaten/Pemerintah
Kotanya.
Demikian pula sebaliknya, bahwa setiap transaksi yang mempengar-
uhi saldo perkiraan Pemerintah Kabupaten/Pemerintah Kota sama dengan
transaksi yang mempengaruhi dinasnya.

 Laporan Keuangan
Laporan keuangan adalah hasil akhir dari proses akuntansi. Sebagai hasil
akhir dari proses akuntansi maka laporan keuangan menyajikan infor-
masi yang berguna untuk pengambilan keputusan oleh pengguna laporan
keuangan.
Komponen-komponen laporan keuangan sektor publik adalah:
− Laporan Realisasi Anggaran
− Nota Realisasi Anggaran
− Neraca
− Laporan Ekuitas Dana
− Laporan Surplus/Defisit atau Laporan Aktivitas
− Laporan Arus Kas
− Catatan atas Laporan Keuangan

 Jurnal Penutup
Jurnal penutup merupakan langkah yang dibutuhkan dalam siklus akuntansi.
Langkah ini dilakukan setelah laporan keuangan disusun. Jurnal penutup
biasanya dilakukan hanya pada akhir periode anggaran.

 Jurnal Pembalikan
Jurnal pembalikan merupakan langkah yang dibutuhkan dalam siklus
akuntansi pada awal periode anggaran untuk mendapat saldo perkiraan-
perkiraan pada neraca awal.
242 Jurnal Akuntansi, Volume 10, Nomor 3, September 2010 : 231 - 256

 Neraca Awal
Neraca awal berisi saldo perkiraan. Perkiraan aktiva dan pasiva yang berasal
dari periode sebelumnya. Neraca awal dapat disusun berdasarkan penilaian
aset dan pemeriksaan fisik terhadap perkiraan-perkiraan yang ada.
Setelah penutupan serta pembalikan, maka Neraca Awal dapat di-
susun dengan baik.

ANGGARAN KINERJA

Anggaran kinerja dibuat berdasarkan tujuan dan sasaran kinerja, karena


anggaran digunakan sebagai alat untuk mencapai tujuan. Anggaran kinerja
mencakup rencana kegiatan penyusunan program dan tolok ukur kinerja seba-
gai instrument untuk mencapai tujuan dan sasaran program. Kegiatan tersebut
mencakup penentuan pendekatan kinerja yang digunakan sebagai tolok ukur
dalam mencapai tujuan program yang telah ditetapkan.
Kinerja adalah gambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan
suatu agenda kegiatan dalam mewujudkan tujuan, sasaran, misi dan visi or-
ganisasi yang tertuang dalam rencana strategi suatu organisasi. Istilah kinerja
sering digunakan untuk menyebut prestasi atau tingkat keberhasilan individu
atau kelompok kinerja bisa diketahui apabila individu atau kelompok tersebut
mempunyai kriteria keberhasilan yang telah ditetapkan. Kriteria keberhasilan
ini berupa tujuan-tujuan yang ingin dicapai. Tanpa ada tujuan kinerja seseorang
atau kelompok tidak dapat diketahui karena tidak ada tolok ukurnya. Penguku-
ran kinerja adalah suatu proses penilaian kemajuan pekerjaan terhadap tujuan
dan sasaran yang telah ditentukan sebelumnya, termasuk atas informasi atas
efisiensi penggunaan sumber daya dalam menghasilkan barang dan layanan,
kualitas barang dan layanan; hasil kegiatan dibandingkan dengan tujuan yang
ingin dicapai dan efektivitas dalam mencapai tujuan.
Pengukuran kinerja membantu manajemen dalam memonitor imple-
mentasi strategi organisasi dengan cara membandingkan antara pelaksanaan
dengan sasaran dan strategi. Pengukuran kinerja adalah suatu metode atau
alat yang digunakan untuk mencatat dan menilai pencapaian pelaksanaan
kegiatan berdasarkan tujuan, sasaran dan strategi sehingga dapat diketahui
kemajuan organisasi serta menghasilkan kualitas pengambilan keputusan dan
akuntabilitas.
Meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap penyelenggaraan akun-
tansi publik yang semakin tinggi diajukan terhadap pertangung jawaban yang
Akuntansi Penganggaran 243

diberikan oleh organisasi atas kepercayaan yang diamanatkan kepada mereka.


Dengan kata lain, kinerja organisasi publik ini lebih banyak mendapat sorotan,
karena masyarakat mulai mempertanyakan manfaat yang mereka peroleh atas
pelayanan yang diberikan. Kondisi ini mendorong peningkatan kebutuhan
adanya suatu pengukuran kinerja terhadap pelaksanaan anggaran. Pengukuran
tersebut akan melihat seberapa jauh kinerja yang dihasilkan dalam suatu periode
tertentu dibandingkan dengan yang telah dianggarkan.
Program merupakan kegiatan yang akan dilaksanakan organisasi untuk
melaksanakan strategi yang telah ditetapkan dalam rencana strategi.
Penyusunan program harus dilengkapi dengan indikator kinerja meskip-
un bersifat kualitatif agar dapat dilakukan pengukuran kinerja. Penggunaan
indikator kinerja sangat penting untuk mengetahui apakah suatu program telah
dilakukan secara efisien dan efektif. Indikator tiap unit organisasi berbeda-beda
tergantung pada tipe pelayanan yang dilaksanakan.
Untuk Anggaran Pemerintah perlu dipertimbangkan kebijakan atau pera-
turan perundangan yang mensyaratkannya. Indikator kepuasan diukur melalui
jajak pendapat secara langsung. Bagi pemerintah daerah, penjaringan aspirasi
masyarakat dapat juga digunakan untuk menetapkan indikator kepuasan.

ANGGARAN DAN AKUNTANSI ANGGARAN

Ciri khas yang menonjol dan Akuntansi Sektor Publik adalah adanya
akuntansi untuk anggaran. Terkait dengan penggunaan anggaran, akuntansi
basis kas digunakan untuk menunjukkan ketaatan pada batas anggaran ����Ang-
garan memuat perkiraan pendapatan dan belanja suatu dana dalam periode
tertentu. Teknik akuntansi anggaran merupakan teknik akuntansi yang menya-
jikan jumlah yang dianggarkan dengan jumlah realisasi yang dicatat secara
berpasangan. Akuntansi anggaran merupakan praktek akuntansi yang banyak
digunakan organisasi sektor publik khususnya pemerintahan, yang mencatat
dan menyajikan perkiraan operasi dalam format yang sama dan sejajar dengan
anggarannya. Jumlah belanja yang dianggarkan dikredit terhadap perkiraan
yang sesuai, kemudian apabila belanja tersebut direalisasikan, maka perki-
raan tersebut didebit kembali. Saldo yang ada dengan demikian menunjukkan
jumlah anggaran yang belum dibelanjakan. Teknik akuntansi anggaran dapat
membandingkan secara sistematik dan berkelanjutan jumlah anggaran dengan
realisasi anggaran. Alasan yang melatar belakangi teknik akuntansi anggaran
adalah bahwa anggaran dan realisasi harus selalu dibandingkan sehingga dapat
244 Jurnal Akuntansi, Volume 10, Nomor 3, September 2010 : 231 - 256

dilakukan tindakan koreksi apabila terdapat selisih. Tujuan utama teknik ini
adalah untuk menekankan peran anggaran dalam siklus perencanaan, pengen-
dalian dan akuntabilitas. Kelemahan teknik akuntansi anggaran adalah bahwa
teknik ini sangat kompleks. Basis kas ini juga mempunyai kelemahan karena
menghasilkan laporan keuangan yang kurang komprehensif untuk pengambilan
keputusan serta tidak dapat menggambarkan kinerja organisasi yang lebih baik
karena tidak mampu memberikan informasi aset, liabilitas dan ekuitas secara
komprehensif.
Anggaran kinerja merupakan pendekatan anggaran yang menekankan
pencapaian output dan outcome dari program dan kegiatan yang dibiayai ang-
garan dengan target kinerja terukur.Tantangan bagi akuntansi anggaran adalah
sebuah pertanyaan tentang apakah diperlukan perbandingan antara anggaran
dan realisasinya .Ketika sebuah organisasi menggunakan pendekatan ang-
garan kinerja, karena perbandingan anggaran dan realisasi tidak lagi menjadi
perhatian utama. Yang menjadi fokus perhatian adalah indikator kinerja untuk
mengukur kinerjanya.
Basis kas modifikasian yaitu kombinasi kas dan akrual (cash toward
accrual) mencatat penerimaan dan pengeluaran kas pada saat uang diterima atau
dibayarkan dan pada akhir periode melakukan penyesuaian untuk menghasilkan
neraca yaitu mengakui transaksi dan peristiwa dalam periode berjalan walaupun
belim menerima atau mengeluarkan kas. Kas menuju akrual mengukur arus kas
dari sumber-sumber keuangan lancar dengan cara mengukur kas dan kewajiban
kas dengan mengakui transaksi-transaksi yang terjadi pada akhir tahun dan
yang secara normal diharapkan dari transaksi tersebut menjadi penerimaan dan
pengeluaran kas pada periode tertentu setelah akhir tahun.
Untuk menjembatani perbedaan basis akuntansi untuk neraca dan la-
poran realisasi anggaran kemudian dilakukan pencatatan dengan jurnal koro-
lari. Praktik ini bukanlah merupakan bentuk akuntansi yang biasa digunakan,
karena itu sering terjadi salah pengertian. Penggunaan jurnal korolari dalam
menjembatani perkiraan riil dan perkiraan nominal menjadi sangat kompleks
dan berpotensi menimbulkan kesulitan dan kesalahan pencatatan.
Akuntansi Penganggaran 245

ANGGARAN DAN STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN

Struktur Laporan Realisasi Anggaran


Agar dapat diperbandingkan maka perkiraan-perkiraan anggaran sama
dengan perkiraan pada laporan realisasi anggaran. Anggaran terdiri dari ang-
garan pendapatan anggaran belanja, dan anggaran pembiayaan.
Struktur anggaran tersebut secara garis besar sebagai berikut:
a) Pendapatan
b) Belanja
c) Transfer
d) Surplus/Defisit
e) Penerimaan Pembiayaan
f) Pengeluaran Pembiayaan
g) Pembiayaan Neto
h) Sisa Lebih/kurang pembiayaan anggaran (SiLPA/SiKPA)

AKUNTANSI ANGGARAN

Menurut SAP, anggaran merupakan pedoman tindakan yang akan di-


laksanakan pemerintah, meliputi rencana pendapatan, belanja, transfer dan
pembiayaan yang diukur dalam satuan rupiah, yang disusun menurut klasifikasi
tertentu secara sistematis untuk satu periode. APBN adalah rencana keuangan
tahunan pemerintahan negara yang disetujui oleh Dewan Perwakilan Rakyat.
APBD adalah rencana keuangan tahunan Pemerintahan Daerah yang disetujui
oleh Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Apropriasi merupakan anggaran yang
disetujui DPR/DPRD yang merupakan mandat yang diberikan kepada Presiden/
Gubernur/Bupati/Walikota untuk melakukan pengeluaran-pengeluaran sesuai
tujuan yang ditetapkan.
Akuntansi Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah merupakan otori-
sasi kredit anggaran (allotment) adalah dokumen pelaksanaan anggaran yang
menunjukkan bagian dari appropriasi yang disediakan bagi instansi dan diguna-
kan untuk memperoleh uang dari Bendahara Umum Negara/Daerah guna mem-
biayai pengeluaran-pengeluaran selama periode otorisasi tersebut. Akuntansi
anggaran diselenggarakan pada saat anggaran disahkan dan dialokasikan.
246 Jurnal Akuntansi, Volume 10, Nomor 3, September 2010 : 231 - 256

ANGGARAN PEMERINTAH DAERAH

Berikut adalah anggaran pendapatan dan belanja daerah.

Tabel 1. Pemerintah Kabupaten/Kota


Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
Untuk Tahun Yang Berakhir Sampai 31 Desember 2010
(Dalam Jutaan Rupiah)

Uraian Anggaran 2010


Pendapatan:
Pendapatan Asli Daerah XX
Pendapatan Transfer Pemerintah Pusat - Dana Perimbangan XX
a)
Pendapatan Transfer Pemerintah Pusat- Lainnya XX
Pendapatan Transfer Pemerintah - Propinsi XX
Lain-Lain Pendapatan yang Sah XX
Jumlah Pendapatan XXX
Belanja:
Belanja Operasi XX
b)
Belanja Modal XX
Belanja Tak Terduga XX
Jumlah Belanja XXX
Transfer:
c)
Transfer Bagi Hasil ke Desa XX
Jumlah Belanja dan Transfer XXX
d) Surplus/Defisit XX
Pembiayaan:
e)
Penerimaan Pembiayaan
- Penggunaan SiLPA XX
- Pencairan Dana Cadangan XX
- Penjualan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan XX
f)
- Pinjaman XX
- Penerimaan kembali Pinjaman XX

Jumlah Penerimaan Pembiayaan XXX


Pengeluaran Pembiayaan
- Pembentukan Dana Cadangan XX
- Penyertaan Modal XX
- Pembayaran Pokok Pinjaman XX
- Pemberian Pinjaman XX

Jumlah Pengeluaran Pembiayaan XXX


Pembiayaan Neto XXX
Selisih Lebih Pembiayaan Anggaran XXX
Akuntansi Penganggaran 247

PENCATATAN ANGGARAN

Setelah disetujui DPRD anggaran pemerintah disahkan dengan Pera-


turan Daerah Berupa Perda APBD. Perda APBD kemudian diserahkan keunit
pembukuan untuk dilakukan pencatatan anggaran.

Pencatatan Pendapatan:
Estimasi Pendapatan XXX
Surplus/Defisit Tahun 2010 XXX

Pencatatan Belanja:
Surplus/Defisit Tahun 2010 XXX
Apropriasi Belanja XXX

Pencatatan Transfer:
Surplus/Defisit Tahun 2010 XXX
Apropriasi Bagi Hasil XXX

Pencatatan Penerimaan Pembiayaan:


SiLPA Tahun 2009 XXX
Pembiayaan Neto Tahun 2010 XXX
Estimasi Penerimaan Pembiayaan XXX
Pembiayaan Neto Tahun 2010 XXX

Pencatatan Pengeluaran Pembiayaan :


Pembiayaan Neto XXX
Apropriasi Pengeluaran Pembiayaan XXX

Pada saat anggaran dituangkan dalam Dokumen Pelaksanaan Anggaran


maka akan dilakukan pencatatan estimasi pendapatan yang dialokasikan dan
allotment sebagai berikut:
248 Jurnal Akuntansi, Volume 10, Nomor 3, September 2010 : 231 - 256

Esimasi pendapatan yang dialokasikan XXX


Alokasi Estimasi Pendapatan XXX

Pada saat DPA belanja diterbitkan, unit pembukuan mencatat:



Alokasi Apropriasi Belanja XXX
Allotment Belanja XXX

Pada saat DPA transfer diterbitkan, unit pembukuan mencatat:



Alokasi Apropriasi Bagi Hasil XXX
Allotment Bagi Hasil XXX

Perkiraan Allotment Bagi Hasil digunakan untuk mencatat bagi hasil


yang ditetapkan guna direalisasikan sesuai dengan DPA, sedangkan alokasi
apropriasi bagi hasil merupakan perkiraan pasangan dari perkiraan allotment
bagi hasil.
Pada saat DPA penerimaan pembiayaan diterbitkan, unit pembukuan
mencatat:

Estimasi penerimaan pembiayaan yang dialokasikan XXX
Alokasi Estimasi Penerimaan Pembiayaan XXX

Pada saat DPA pengeluaran pembiayaan diterbitkan, unit pembukuan


mencatat:

Alokasi Apropriasi Pembiayaan XXX
Allotment Pembiayaan XXX

Note : Pencatatan anggaran dalam praktiknya dilakukan terinci sesuai


nama perkiraan anggaran, baik pendapatan belanja maupun pembiayaan.
Contoh : Allotment pembiayaan; bila pembiayaan diperoleh dari peneri-
maan kembali pinjaman kepada Pemda lainnya maka perkiraannya allotment
pemberian pinjaman kepada pemda lainnya.
Akuntansi Penganggaran 249

AKUNTANSI NERACA

Menurut Standar Akuntansi Pemerintahan, Neraca menggambarkan


posisi keuangan suatu entitas pelaporan mengenai aset, liabilitas dan ekuitas
dana pada tanggal tertentu. Disini kita akan membahas pencatatan aset dan
kewajiban. Informasi tentang tanggal jatuh tempo aset dan kewajiban keuangan
bermanfaat untuk menilai likuiditas dan solvabilitas suatu entitas pelaporan.

BASIS AKUNTANSI

Sebagaimana telah diuraikan sebelumnya basis pencatatan pada akun-


tansi adalah cash toward accrual, yaitu basis transisi dari kas menuju akrual.
Dengan basis ini kita mencatat aset dan liabilitas pada saat kejadian tanpa
memperhatikan saat kas atau setara kas diterima atau dikeluarkan.

AKUNTANSI ASET TETAP

Menurut Standar Akuntansi Pemerintah aset tetap adalah aset berwujud


yang mempunyai masa manfaat lebih dari satu tahun untuk digunakan dalam
kegiatan pemerintah atau dimanfaatkan oleh masyarakat umum. Termasuk
dalam aset tetap pemerintah adalah :
a) Aset tetap yang dimiliki oleh entitas pelaporan namun dimanfaatkan oleh
entitas lain, misalnya instansi pemerintah lainnya, universitas.
b) Hak atas tanah

Klasifikasi Aset Tetap


Aset tetap diklasifikasi berdasarkan kesamaan dalam sifat atau fungsinya
dalam aktivitas operasi entitas.
Berikut adalah klasifikasi aset tetap yang digunakan:
a) Tanah
b) Peralatan dan Mesin
c) Gedung dan Bangunan
d) Jalan, Irigasi, dan Jaringan
e) Aset Tetap Lainnya
f) Konstruksi dalam Pengerjaan
250 Jurnal Akuntansi, Volume 10, Nomor 3, September 2010 : 231 - 256

Untuk dapat diakui sebagai aset tetap, suatu aset harus berwujud dan
memenuhi kriteria:
a) Mempunyai masa manfaat lebih dari satu tahun
b) Biaya perolehan aset dapat diukur secara andal
c) Tidak dimaksudkan untuk dijual dalam operasi normal entitas.
d) Diperoleh atau dibangun dengan maksud untuk digunakan.

Aset tetap diakui apabila telah diterima atau diserahkan hak kepemilikan-
nya atau pada saat penguasaannya berpindah. Biaya perolehan suatu aset tetap
terdiri dari harga belinya atau konstruksinya, termasuk bea impor dan setiap
biaya yang dapat diatribusikan secara langsung dalam membawa aset tersebut
ke kondisi yang membuat aset tersebut dapat bekerja untuk penggunaan yang
dimaksud.
Aset tetap yang diperoleh dari donasi (hibah) harus dicatat sebesar nilai
wajar pada saat perolehan. Donasi (hibah) dicatat sebagai pendapatan hibah
dan dilaporkan dalam laporan Realisasi Anggaran.

PENCATATAN ASET TETAP

Pada waktu Belanja Modal untuk perolehan Aset Tetap, unit pembukuan
mencatat

Belanja Tanah xxx


Kas di Kas Daerah xxx

Selanjutnya dibuat jurnal karolari:



Tanah xxx
Diinvestasikan Dalam Aset Tetap xxx

Pada waktu menerima hibah maka unit pembukuan mencatat

Kas di Kas Daerah xxx


Pendapatan Hibah xxx
Akuntansi Penganggaran 251

Selanjutnya dibuat jurnal korolari


Tanah xxx
Diinvestasikan dalam aset tetap xxx

Akuntansi Konstruksi Dalam Pengerjaan


Konstruksi dalam pengerjaan adalah bagian dari aset tetap merupakan
aset yang sedang dalam proses pembangunan oleh kontraktor yang merupakan
entitas yang mengadakan kontrak untuk membangun aset atau jasa konstruksi
untuk entitas lain sesuai spesifikasi dalam kontrak konstruksi.
Suatu benda berwujud harus diakui sebagai konstruksi dalam pengerjaan
jika:
a) Besar kemungkinan bahwa manfaat ekonomi masa yang akan datang ber-
kaitan dengan aset tersebut akan diperoleh
b) Biaya perolehan tersebut dapat diukur dengan andal
c) Aset tersebut masih dalam proses pengerjaan.

PENCATATAN KONSTRUKSI DALAM PENGERJAAN

Pada waktu Belanja Modal untuk pembayaran termin kepada kontraktor,


unit pembukuan mencatat:

Belanja Gedung dan Bangunan xxx
Kas di Kas Daerah xxx

Selanjutnya dibuat Jurnal karolari:



Konstruksi dalam Pengerjaan xxx
Diinvestasikan dalam Aset Tetap xxx

Pada saat bangunan selesai dan diserah terimakan, unit pembukuan


membuat Jurnal karolari:

Diinvestasikan Dalam Aset Tetap xxx
Konstruksi Dalam Pengerjaan xxx

Gedung dan Bangunan xxx


Diinvestasikan Dalam Aset Tetap xxx
252 Jurnal Akuntansi, Volume 10, Nomor 3, September 2010 : 231 - 256

AKUNTANSI LIABILITAS

Menurut Standar Akuntansi Pemerintahan liabilitas adalah utang yang


timbul dari peristiwa masa lalu yang penyelesaiannya mengakibatkan aliran
keluar sumber daya ekonomi pemerintah.
Akuntansi kewajiban mengatur kewajiban jangka pendek dan kewajiban
jangka panjang yang ditimbulkan dari utang dalam negeri dan utang luar negeri.
Akuntansi kewajiban terdiri dari kewajiban diestimasi dan kewajiban kontijensi,
Akuntansi instrumen Derivatif dan Aktivitas Lindung Nilai dan Transaksi dalam
mata uang asing yang timbul atas transaksi selain dari transaksi pinjaman yang
didenominasi dalam suatu mata uang asing seperti restrukturisasi pinjaman.

Klasifikasi Liabilitas
Liabilitas diklasifikasikan sebagai liabilitas jangka pendek jika diharap-
kan dibayar dalam waktu satu tahun setelah tanggal pelaporan.
Beberapa liabilitas jangka pendek, seperti utang transfer pemerintah,
utang kepada pegawai merupakan suatu bagian yang akan menyerap aset lancar
dalam pelaporan berikutnya. Liabilitas jangka pendek lainnya adalah liabilitas
yang jatuh tempo dalam waktu satu tahun setelah tanggal pelaporan, seperti
bunga pinjaman, utang jangka pendek dari pihak ketiga, utang Perhitungan
Fihak Ketiga (PPFK), dan bagian lancar utang jangka panjang.
Semua liabilitas lainnya diklasifikasikan sebagai liabilitas jangka pan-
jang.
Liabilitas diakui pada saat dana pinjaman diterima atau pada saat lia-
bilitas timbul.
Liabilitas dapat timbul:
a) Transaksi dengan pertukaran.
b) Transaksi tanpa pertukaran, seperti hibah.
c) Kejadian yang berkaitan dengan pemerintah seperti ganti rugi akibat kerusa-
kan tak sengaja terhadap kepemilikan pribadi yang disebabkan pelaksanaan
kegiatan yang dilakukan pemerintah.
d) Kejadian yang diakui pemerintah seperti bencana alam.

Liabilitas dicatat sebesar nilai nominal, liabilitas dalam mata uang asing
dijabarkan dan dinyatakan dalam mata uang rupiah. Penjabaran mata uang asing
menggunakan kurs tengah bank sentral pada tanggal neraca.
Akuntansi Penganggaran 253

PENCATATAN LIABILITAS

Pada waktu realisasi penerimaan pinjaman atau penerimaan pembiayaan,


unit pembukuan mencatat

Kas di Kas Daerah xxx


Pencairan Dana Cadangan xxx

Selanjutnya dibuat Jurnal Karolari:


Dana yang disediakan untuk pembayaran xxx
Utang Jangka Panjang
Utang jangka panjang xxx

Pada akhir tahun, utang dalam valuta asing dikonversikan ke Rupiah


berdasarkan nilai tukar (kurs tengah BI), untuk itu unit pembukuan mencatat:
Dana yang harus disediakan untuk
Pembayaran Utang Jangka Panjang xxx
Utang Jangka Panjang xxx

Pada waktu bagian utang jangka panjang yang jatuh tempo dalam satu
periode akuntansi direklasifikasikan ke dalam liabilitas jangka pendek, maka
unit pembukuan mencatat:

Utang Jangka Panjang xxx


Dana yang Disediakan untuk
Pembayaran Utang Jangka Panjang xxx

Dana yang Disediakan untuk Pembayaran


Utang Jangka Pendek xxx
Bagian Lancar Utang Jangka Panjang xxx

Pada akhir tahun, beban bunga yang masuk harus dibayar akibat adanya
liabilitas jangka panjang diperhitungkan, unit pembukuan mencatat:

Dana yang Harus Disediakan untuk


Pembayaran Utang Jangka Pendek xxx
Utang Bunga xxx
254 Jurnal Akuntansi, Volume 10, Nomor 3, September 2010 : 231 - 256

Pada waktu realisasi pembayaran utang atau Pengeluaran Pembiayaan,


unit pembukuan mencatat
Pembentukan Dana Cadangan xxx
Kas di Kas Daerah xxx

Selanjutnya dibuat jurnal karolari :


Bagian Lancar Utang Jangka Panjang xxx
Dana yang Disediakan untuk
Pembayaran Utang Jangka Pendek xxx

Pada waktu realisasi pembayaran bunga pinjaman, unit pembukuan


mencatat
Belanja Bunga xxx
Kas di Kas Daerah xxx

KESIMPULAN DAN IMPLIKASI

a. Akuntansi Anggaran adalah teknik akuntansi yang menyajikan jumlah


yang dianggarkan dengan jumlah realisasi secara berpasangan, sehingga
kita dapat membandingkan secara sistematik dan berkelanjutan jumlah
anggaran dengan realisasi anggaran.
b. Tujuan Akuntansi Anggaran adalah menekankan peran anggaran dalam
siklus perencanaan, pengendalian dan akuntabilitas.
c. Akuntansi Anggaran banyak dipraktikkan oleh organisasi sektor publik,
khususnya pemerintah karena dalam pemerintahan Anggaran adalah cermi-
nan kebijakan publik yang merefleksikan kebutuhan dan keinginan publik
yang disetujui oleh legislatif dan merupakan pedoman tindakan yang akan
dilaksanakan eksekutif sesuai yang telah ditetapkan.
d. Ketika sebuah organisasi menggunakan pendekatan anggaran kinerja ,
maka penyajian perbandingan anggaran dengan realisasi tidak lagi menjadi
perhatian utama.
e. Praktik akuntansi anggaran adalah sangat kompleks, penggunaan basis kas
mempunyai kelemahan karena menghasilkan laporan keuangan yang kurang
komprehensif untuk pengambilan keputusan serta tidak dapat menggam-
barkan kinerja organisasi yang lebih baik karena tidak mampu memberikan
informasi aset, liabilitas dan ekuitas secara komprehensif.
Akuntansi Penganggaran 255

f. Praktik Akuntansi Anggaran sesuai SAP di Indonesia saat ini adalah basis
kas menuju akrual (cash toward accrual).
g. Untuk menjembatani perbedaan basis kas dan basis akrual untuk neraca
dan laporan realisasi anggaran kemudian dilakukan pencatatan dengan
jurnal korolari. Namun menjembatani perkiraan riil dan perkiraan nomi-
nal menjadi sangat kompleks dan berpotensi menimbulkan kesulitan dan
kesalahan pencatatan.
h. Bentuk ini bukanlah bentuk akuntansi yang biasa digunakan karena itu ser-
ing terjadi salah pengertian. Dengan demekian perlu dilakukan penelitian
untuk mempermudah praktik akuntansi anggaran di sektor publik serta
untuk menghindari kesulitan dan kesalahan pencatatan.

DAFTAR PUSTAKA

Abdul Halim, Akuntansi Sektor Publik-Akuntansi Keuangan Daerah,


Salemba Empat 2007

Accounting Directory Venture Line,”Budgetary Accounting”, http : // www.


Ventureline.com,14 Mei 2010

Deddi,Iswahyudi,Maulidah, Akuntansi Pemerintahan, Salemba Empat 2007

Financial Times Lexicom, ” Budgetary Accounting ”,http : //www. lexicom.


ft.com/term, 14 Mei 2010

Freeman, Shoulders, Governmental and Non Profit Accounting-Theory and


Practice, Printice Hall, Sixth Edition 2000.

Granof,Michael H., Governmental and Not-for-Profit Accounting-Concept


and Practice, John Wiley & Son, Inc. Copy right 2001.

Muindro Renyowijoyo, Akuntansi Sektor Publik-Organisasi Non Laba, Mitra


wacana Media 2008

Sofyan Syafri Harahap, Teori Akuntansi, PT Raja Grafindo Persada, Edisi


Revisi 2007
256 Jurnal Akuntansi, Volume 10, Nomor 3, September 2010 : 231 - 256

Bastian,Indra, Sistem Akuntansi Sektor Publik-buku 1, Salemba Empat


2003

Bastian,Indra, Sistem Akuntansi Sektor Publik-buku 2, Salemba Empat


2003

Meliala,Silitongga,Sinaga, Akuntansi Sektor Publik, Penerbit Semesta Media


2007

Tim Redaksi Fokusmedia,Standar Akuntansi Pemerintahan, Penerbit Fokus-


media 2005

Anda mungkin juga menyukai