Anda di halaman 1dari 6

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Menstruasi merupakan perdarahan uterus yang terjadi secara siklik dan dialami
oleh sebagian besar wanitausia reproduktif (Norwits Dan Schorge, 2007). Gangguan
menstruasi sering mempengaruhi kualitas hidup remaja dan wanita dewasa muda
serta dapat menjadi indikator masalah serius salah satunya yaitu ketidakteraturan
siklus menstruasi (Karout et al, 2012). Gangguan siklus menstruasi menandakan
adanya perubahan produksi hormon reproduksi. Pemendekan masa folikular
menyebabkan siklus menstruasi menjadi lebih singkat (polimenore) berhubungan
dengan penurunan kesuburan dan keguguran, sedangkan pemanjangan siklus
menstruasi (oligomenore) berhungan dengan kejadian anovulasi, infertilitas, dan
keguguran (Suparman, 2011). Siklus menstruasi dikatakan normal jika jarak antara
hari pertama menstruasi dengan hari pertama menstruasi berikutnya terjadi dengan
selang waktu 21 – 35 hari (Prawihardjo, 2014) .
Berdasarkan dari depkes RI (2010), di Indonesia wanita berusia 20 – 24 tahun
yang memiliki siklus menstruasi teratur sebesar 76,7% dan yang tidak teratur 14,4%,
sedangkan, di provinsi sumatera utara didapatkan 68,3% siklus yang teratur dan
11,6% wanita dengan siklus tidak teratur (Harahap, 2013).Pada usia 25 tahun lebih
dari 40% wanita mempunyai panjang siklus menstruasi berkisar 25 – 28 hari, usia
25–35 tahun tahun lebih dari 60% mempunyai panjang siklus menstruasi 28 hari,
dengan variasi diantara siklus menstruasi sekitar 15%. Kurang dari 1% wanita
mempunyai siklus menstruasi teratur dengan panjang siklus kurang dari 21 hari atau
lebih dari 35 hari. Hanya sekitar 20% wanita mempunyai siklus menstruasi yang
tidak teratur (Prawihardjo, 2014)
Faktor yang dapat menyebabkan gangguan siklus menstruasi yaitu kekurangan
atau kelebihan berat badan, stres secara emosional atau melakukan kegiatan fisik

1
2

secara berlebihan (Spencer dan Brown, 2007). Berdasarkan status gizinya, wanita
yang mengalami obesitas memiliki resiko gangguan siklus menstruasi lebih tinggi
dibandingkan dengan wanita status gizi normal. Hal ini di buktikan dengan penelitian
yang dilakukan di Australia pada wanita usia 26–36 tahun. Hasil penelitian
menunjukan sebanyak 3,6% mengalami polimenore dan 10% mengalami
oligomenore pada wanita dengan rasio lingkar pinggang panggul ≥ 0,79 (obesitas).
Pada penelitian ini menyimpulkan bahwa resiko terjadinya gangguan siklus
menstruasi 2 kali lebih besar pada wanita yang mengalami obesitas dibandingkan
dengan wanita normal (Rakhmawati, 2012).
Di era moderen ini obesitas merupakan masalah yang sangat berkaitan erat
dengan siklus menstruasi terutama pada wanita usia reproduktif (Rajitha et al, 2014).
Pada wanita dengan indeks massa tubuh yang terlalu tinggi (overweight atau
obesitas) atau terlalu rendah (underweight), rerata panjang siklus semakin meningkat
(Prawihardjo, 2014). Berdasarkan dari penelitian Juliana Sari Harahap (2013) di
dapatkan bahwa menurut World Health Organization (WHO) menyebutkan bahwa
massa tubuh yang berada diatas ataupun dibawah batas normal di hubungkan dengan
siklus yang tidak teratur.
Berdasarkan hasil riset kesehatan dasar (riskesdas) tahun 2007 prevalensi
nasional obesitas umum pada penduduk umur ≥15 tahun adalah 10,3%. Berdasarkan
perbedaan menurut jenis kelamin menunjukkan, bahwa prevalensi nasional obesitas
umum pada laki-laki umur ≥ 15 tahun adalah 13,9%, sedangkan prevalensi nasional
obesitas umum pada wanita umur ≥15 tahun adalah 23,8%.prevalensi nasional
obesitas sentral pada penduduk umur ≥15 tahun adalah 18,8%
Berdasarkan dari Evan (2011, disitasi oleh Pratiwi, 2011) pada status gizi lebih
(overweight dan obesitas) biasanya mengalami anovulatory chronic atau menstruasi
tidak teratur secara kronis, karena cenderung memiliki sel – sel lemak yang berlebih,
sehingga memproduksi estrogen yang berlebihan. Sedangkan pada status gizi kurang
(underweight) akan terjadi kekurangan berat badan dan tidak mempunyai cukup sel
3

lemak untuk memproduksi estrogen yang dibutuhkan untuk ovulasi dan menstruasi
sehingga bisa mengakibatkan siklus menstruasi tidak teratur.
Berdasarkan uraian diatas, peneliti tertarik untuk mengetahui apakah benar
terdapat hubungan indeks massa tubuh dan lingkar perut dengan gangguan siklus
menstruasi khususnya pada Siswi SMA Negeri 5 Palu, melihat banyaknya kejadian
gangguan siklus menstruasi pada wanita dewasa muda terutama diakibatkan oleh
status gizi (underweight, overweight dan obesitas).

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas dapat diambil rumusan masalah yaitu apakah
terdapat Hubunngan Indeks Massa Tubuh (IMT) dan Lingkar Perut dengan gangguan
siklus menstruasi pada Siswi SMA Negeri 5 Palu?

C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui ada tidaknya hubungan indeks massa tubuh dan lingkar
perut dengan gangguan siklus menstruasi Siswi SMA Negeri 5 Palu
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui indeks massa tubuh dan lingkar perut Siswi SMA Negeri
5 Palu
b. Untuk mengetahui bagaimana siklus menstruasi Siswi SMA Negeri 5 Palu.
c. Untuk mengidentifikasi adanya hubungan indeks massa tubuh dengan
gangguan siklus menstruasi Siswi SMA Negeri 5 Palu.
d. Untuk mengidentifikasi adanya hubungan lingkar perut dengan gangguan
siklus menstruasi Siswi SMA Negeri 5 Palu.
4

D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai salah satu
pertimbangan untuk menambah wawasan tentang hubungan indeks massa tubuh
dan lingkar perut dengan ganggaun siklus menstruasi Siswi SMA.
2. Aplikasi
a. Peneliti
Hasil penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan tingkat pengetahuan
peneliti tentang hubungan indeks massa tubuh dan lingkar pinggang dengan
gangguan siklus menstruasi pada Siswi SMA Negeri 5 Palu
b. Subjek Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memotivasi subjek penelitian untuk
lebih memahami pentingnya indeks massa tubuh dan lingkar perut terhadap
kesehatan reproduksi dan dapat memacu diri untuk menjaga indeks massa
tubuh dan lingkar perut dalam kondisi normal sehingga ketidakteraturan atau
gangguan siklus menstruasi dapat dihindari

E. Keaslian Penelitian
Berdasarkan pengetahuan dari peneliti, penelitian tentang hubungan indeks massa
tubuh dengan gangguan siklus menstruasi dan lingkar pinggang di SMA Negeri 5
Palu belum pernah dilakukan. Adapun penelitian yang terkait dengan penelitaian ini
yaitu: penelitian yang dilakuak oleh, Ayudhia Pratiwi (2011). Penelitian ini
menggunakan desain penelitian observasional analitik dengan pendekatan cross
sectional dan menggunakan metode simple random sampling. Besar sampel adalah
183 Siswi SMA Negeri 1 Mojolaban yang telah mengalami menstruasi lebih dari 2
tahun. Data status gizi diperoleh dari pengukuran indeks massa tubuh dan kemudian
dianalisis menggunakan uji chi square dengan bantuan program SPSS versi 15.0 for
windows. Dari penelitian didapatkan hasil p value sebesar 0,003. Dapat disimpulkan
5

adanya hubungan yang signifikan antara status gizi dengan keteraturan siklus
menstruasi.
Selanjutnya penelitian yang dilakukan oleh Felicia, Esther Hutagaol, Dan Rina
Kundre (2015). Dalam penelitian ini menggunakan desain penelitian yaitu survei
analitik dengan rancangan cross sectional,populasi yaitu semua remaja putri yang
memenuhi kriteria inklusi. Sampel penelitian ini 67 responden yang didapat dengan
menggunakan teknik purposive sampling. Instrumen yang digunakan yaitu kuesioner
siklus menstruasi dan lembar obeservasi hasil pengukuran berat badan dan tinggi
badan yang dilakukan. Hasil uji statistik menggunakan uji chi square pada tingkat
kemaknaan 95% (α ≤ 0,05), maka didapatkan nilai p = 0,000. Ini berarti bahwa nilai p
< α (0,05). Dengan demikian bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara status
gizi dengan siklus menstruasi pada remaja putri di PSIK FK Unsrat Manado. Adapun
hasil yang didapatkan yaitu dari 67 responden, ada 9 responden (33,3%) yang
memiliki status gizi kurus dengan siklus menstruasi teratur, 6 responden (20,7%)
yang memiliki status gizi normal dengan siklus menstruasi tidak teratur, dan 2
responden (18,2%) yang memiliki status gizi gemuk dengan siklus menstruasi teratur.
Selain itu penelitian yang dilakukan oleh Ainur Rofiq H.S. (2009 ). Penelitian ini
di lakukan di SMA Negeri 3 Semarang dengan menggunakan pendekatan kasus-
kontrol. Calon subyek diperoleh dengan memberikan lembar pengisian 3 siklus
menstruasi untuk mengetahui ketidakteraturan. Kasus diambil secara acak dan
matching kasus dengan menggunakan IMT dan aktifitas fisik. Ketidakteraturan
didefinisikan sebagai jarak antara hari pertama dengan hari pertama menstruasi
berikutnya dari 3 siklus adalah <21 atau >35 hari dan teratur adalah 21 – 35 hari.
Pengukuran persentase lemak tubuh menggunakan BIA (Body Impedance Analyzer),
sedangkan lingkar pinggang menggunakan pita pengukur. Data tinggi badan dan berat
badan diperoleh dengan menggunakan mikrotoa dan timbangan injak digital. Data
usia dan aktifitas fisik diperoleh dengan menggunakan kuesioner. Analisis yang
digunakan adalah uji mcnemar. Pada kelompok kasus dan kontrol, subyek
mempunyai persentase lemak tubuh dan lingkar pinggang normal adalah 92,3% dan
6

76,9% serta 23,1% dan 61,5%. Rerata persentase lemak tubuh dan lingkar pinggang
kelompok kasus dan kontrol adalah 24,9% (± 4,79) dan 25,1% (± 6,16) serta 82,4 cm
(± 7,08) dan 79,3 cm (± 6,08). Nilai OR persentase lemak tubuh dan lingkar pinggang
terhadap ketidakteraturan siklus menstruasi adalah 6 (95% CI = 1,693 – 21,262) dan
0,5 (95% CI= 0,269 – 0,929).
Penelitian yang dilakukan ini hampir memiliki kesamaan dengan penelitian
sebelumnya. penelitian ini menggunakan metode penelitian analitik dengan
rancangan cross sectional (potong lintang). dengan teknik pengambilan sampel secara
simple stratified random sampling. perbedaan penelitian terletak pada, variabel yang
digunakan, waktu penelitian, tempat penelitian, dan sampel penelitian, sehingga
keaslihan penelitian ini dapat dipertanggung jawabkan.

Anda mungkin juga menyukai