Draft Jadi Fix
Draft Jadi Fix
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manajemen produksi tidak hanya berkaitan dengan kegiatan pemrosesan
(manufacturing) suatu produk, tetapi mencakup seluruh kegiatan yang
dijalankan organisasi dalam suatu sistem produksi. Sistem produksi terdiri atas
unsur masukan, proses transformasi dan keluaran. Produksi dan operasi
merupakan sistem untuk menyediakan barang dan jasa yang dibutuhkan dan
akan dikombinasikan oleh anggota masyarakat. Sistem itu saling terkait dan
saling mempengaruhi satu dengan yang lainnya dan keseluruhan sistem
merupakan satu kesatuan kegiatan untuk mencapai suatu tujuan. Sistem
produksi dan operasi adalah suatu keterkaitan antara unsur-unsur berbeda
secara terpadu, menyatu dan menyeluruh dalam melakukan transformasi
masukan menjadi keluaran.
PT. Sido Muncul merupakan perusahaan yang bergerak di industri jamu
dan farmasi. PT. Sido Muncul melakukan proses pengolahan hasil-hasil
pertanian yang menghasilkan berbagai macam produk. Praktikum manajemen
produksi dan operasi dilakukan untuk mengetahui aplikasi secara riil di
perusahaan mengenai teori manajemen produksi dan operasi yang telah
dipelajari di perkuliahan. PT. Sido Muncul dipilih sebagai salah satu lokasi
praktikum karena merupakan perusahaan besar yang menjalankan proses
produksi dan operasi secara profesional. Adanya praktikum ini diharapkan
dapat menambah wawasan dan pengalaman mahasiswa berkaitan dengan
manajemen produksi dan operasi perusahaan pertanian.
Balai Inseminasi Buatan Semarang (BIB) menjalankan kegiatan
inseminasi buatan ternak sapi. Hal ini masih berkaitan dengan pertanian sebab
ruang lingkup pertanian mencakup pertanian, perikanan, perkebunan dan
peternakan. Keberadaan BIB Semarang diharapkan dapat menunjang
perkembangan sapi ternak di Jawa Tengah. BIB Semarang kini sudah mampu
memproduksi sendiri semen beku yang dulunya diperoleh dari import.
Kualitasnya pun tidak kalah dengan produk semen beku import. BIB dipilih
sebagai lokasi praktikum karena produk yang dihasilkan memiliki kualitas
1
2
yang tak kalah saing dengan produk import. Melalui praktikum ini diharapkan
dapat diperoleh pengetahuan baru mengenai proses produksi yang mampu
menghasilkan produk berkualitas. Selain itu, adanya praktikum ini juga
diharapkan dapat memberikan pengalaman bagi mahasiswa mengenai
penerapan riil manajemen produksi dan operasi di perusahaan pertanian.
Pemahaman mengenai manajemen produksi dan operasi akan memiliki
manfaat yang besar terhadap proses produksi. Manajemen produksi dan operasi
dapat mengoptimalkan penggunaan sumber daya seperti faktor produksi,
tenaga kerja, mesin-mesin, peralatan, bahan mentah dan sebagainya dalam
proses transformasi bahan mentah dan tenaga kerja menjadi barang atau jasa.
Praktikum manajemen produksi dan operasi dilakukan di PT. Sido Muncul dan
Balai Inseminasi Buatan Semarang. Praktikum akan dilaksanakan pada tanggal
23 November 2017. Praktikum manajemen produksi dan operasi dilaksanakan
untuk mengetahui penerapan riil di perusahaan mengenai teori manajemen
produksi dan operasi yang telah diperoleh dan mendapatkan pengalaman
mengenai manajemen produksi dan operasi yang ada di perusahaan, sehingga
dapat menjadi bekal untuk mahasiswa dalam memasuki dunia kerja.
B. Perumusan Masalah
1. Bagaimana proses produksi di Balai Inseminasi Buatan Semarang?
2. Bagaimana proses produksi di PT. Sido Muncul Tbk. Semarang?
3. Bagaimana manajemen persediaan di Balai Inseminasi Buatan Semarang?
4. Bagaimana manajemen persediaan di PT. Sido Muncul Tbk. Semarang?
C. Tujuan Praktikum
1. Mahasiswa dapat mengetahui proses produksi di Balai Inseminasi Buatan
Semarang.
2. Mahasiswa dapat mengetahui proses produksi di PT. Sido Muncul Tbk.
Semarang.
3. Mahasiswa dapat mengetahui manajemen persediaan di Balai Inseminasi
Buatan Semarang.
4. Mahasiswa dapat mengetahui manajemen persediaan di PT. Sido Muncul
Tbk. Semarang.
3
3
4
operasi maka perusahaan akan mampu bersaing dalam bisnis dan akan
memenangkan persaingan tersebut (Firmansyah, 2011).
Perencanaan dan pengendalian produksi dilakukan dengan maksud
memenuhi permintaan pada tingkat biaya yang minimum. Kegiatan produksi
sangat ditentukan oleh ketersediaan bahan baku dan jumlah permintaan. Bahan
baku sebagai masukan akan diproses untuk menghasilkan produk. Pasokan
bahan baku dalam agroindustri mempunyai karakteristik musiman, mudah
rusak, beragam, dan bulky. Perencanaan dan pengendalian produksi akan
berperan dengan memperhatikan karakteristik tersebut melalui pengelolaan
persediaan, kapasitas dan penjadwalan. Pengelolaan persediaan bertujuan
minimisasi biaya dan kerusakan produk atau bahan, perencanaan kapasitas
dimaksudkan untuk menjamin kelancaran proses produksi dan penjadwalan
ditujukan untuk menjaga kualitas dan tingkat persediaan yang minimum.
Perancangan sistem perencanaan dan pengendalian produksi untuk agroindustri
tentunya harus memperhatikan karakteristik dari bahan baku yang khas
tersebut (Hadiguna dan Machfud, 2008).
Manajemen operasi, baik dalam manufaktur atau sektor jasa, selalu
membutuhkan informasi tentang sifat-sifat yang relevan terhadap aset dan
entitas lain yang terlibat dalam proses operasional. Perusahaan distributor perlu
tahu, antara lain, lokasi truk pengiriman secara real-time, untuk jadwal
pengiriman dan pickup. Kemampuannya untuk bersaing di pasar pengiriman
paket sangat bergantung pada kualitas tugas operasional yang dilakukan.
Teknologi untuk mengumpulkan, mendistribusikan, dan menganalisis
informasi operasional telah berkembang selama bertahun-tahun
(Dutta et al, 2007).
B. Manajemen Persediaan
Persediaan merupakan kekayaan perusahaan yang memiliki peranan
penting dalam operasi bisnis, maka perusahaan perlu melakukan manajemen
persediaan proaktif, artinya perusahaan harus mampu mengantisipasi keadaan
maupun tantangan yang ada dalam manajemen persediaan untuk mencapai
sasaran akhir dalam manajemen persediaan, yaitu untuk meminimalisasi total
6
perusahaan akan dapat berjalan tanpa adanya gangguan kehabisan bahan baku,
walaupun bahan baku yang dibeli perusahaan tersebut terlambat dari waktu
yang diperhitungkan.
Manajemen dan pengendalian persediaan sangat penting bagi perusahaan
karena apabila salah dalam mengelola persediaan akan mengancam viabilitas
perusahaan. Terlalu banyak persediaan akan memakan banyak ruang atau
tempat penyimpanan, menciptakan beban keuangan, dan meningkatkan
kemungkinan kerusakan, pembusukan dan kerugian. Dalam konteks ini prinsip
produksi ramping (lean manufacturing) telah dikaitkan dengan persediaan yang
berkurang, namun di sisi lain apabila persediaan terlalu sedikit maka akan
mengganggu operasi manufaktur dan meningkatkan kemungkinan layanan
pelanggan yang buruk (Timothy et al, 2013).
Kesalahan dalam menentukan investasi pada perusahaan akan menekan
keuntungan yang diperoleh perusahaan. Investasi yang terlalu besar pada
persediaan akan mempengaruhi jumlah biaya penyimpanan, yaitu biaya–biaya
yang dikeluarkan sehubungan dengan kegiatan penyimpanan bahan baku yang
dibeli. Biaya ini berubah-ubah sesuai dengan besar kecilnya persediaan bahan
baku yang dimiliki perusahaan. Semakin besar jumlah persediaan yang
disimpan maka semakin besar pula biaya penyimpanannya. Begitu juga
sebaliknya jika investasi terlalu kecil, maka dapat menekan keuntungan
perusahaan karena adanya biaya stock out yaitu biaya yang terjadi akibat
perusahaan kehabisan persediaan yang meliputi hilangnya kesempatan
memperoleh keuntungan karena permintaan konsumen tidak terpenuhi dan
biaya lembur karena produksi tidak berjalan efisien (Puspika, 2013).
Efektifitas biaya persediaan ini dapat dilakukan dengan melakukan
manajemen persediaan pada perusahaan tersebut, karena tanpa manajemen
persediaan perusahaan akan mengalami kelebihan atau kekurangan persediaan
barang dagangan. Ada beberapa alasan sehingga efektifitas perusahaan ini
menjadi sangat penting. Alasan pertama yaitu penyimpanan barang diperlukan
perusahaan agar dapat memenuhi pesanan pembeli dalam waktu yang cepat.
Jika perusahaan tidak memiliki persediaan barang dan tidak dapat memenuhi
8
A. Profil Perusahaan
1. Balai Inseminasi Buatan (BIB) Ungaran
a. Kondisi Umum
Melalui program pemerintah Rencana Kesejahteraan Istimewa
dibentuklah Balai Pembenihan Ternak di Sidomulyo pada tahun 1953.
Kemudian tahun 1972 Balai Pembenihan Ternak berubah nama menjadi
UPT-IB Sidomulyo, sejak itu aplikasi IB mulai berkembang dengan
menggunakan semen beku import. Berdirinya BIB Pusat (BIB Lembang
dan BIB Singosari) tahun 1976, UPT-IB Sidomulyo alih fungsi hanya
sebagai distributor semen beku produk BIB Lembang dan BIB Singosari.
Melalui Proyek Peningkatan Fungsi UPT-IB Sidomulyo, maka dibentuk
Balai Inseminasi Buatan (BIB) Ungaran.
Balai Inseminasi Buatan Ungaran terletak di Jalan MT. Haryono
No.53A Sidomulyo, kecamatan Ungaran Kabupaten Semarang, Jawa
Tengah. BIB Ungaran didirikan pada tanggal 2 April tahun 2002 dan
diresmikan oleh Gubernur Jawa Tengah, “H. Mardiyanto” pada tanggal
27 Februari tahun 2003. Luas BIB Ungaran adalah 7,2 Ha terdiri dari 4
Ha untuk lahan hijauan dan 3,2 Ha untuk gedung dan bangunan. Berada
pada ketinggian ±316 meter dpl dengan suhu udara sekitar 24 – 30˚C.
Balai Inseminasi Buatan ungaran ini memiliki tugas pokok yaitu
melaksanakan sebagian kegiatan teknis operasional dan/atau kegiatan
teknis penunjang Dinas di bidang Inseminasi Buatan. Pada awal
pembangunan Balai Inseminasi Buatan Ungaran, wilayah tersebut
memiliki kondisi yang sesuai untuk keperluan inseminasi buatan. Selain
itu juga di sekitar wilayah BIB terdapat lebih dari 400 ekor sapi betina,
sehingga di situlah BIB didirikan. Kondisi wilayah tersebut merupakan
salah satu pertimbangan pemilihan lokasi didirikannya Balai Inseminasi
Buatan di Ungaran.
9
10
BIB Ungaran dilakukan dua kali dalam seminggu yaitu pada hari Senin dan
Kamis.
Pada proses penampungan semen ini, ada staf BIB yang bertugas
sebagai kolektor yang bertugas memegang vagina buatan dan praepetium.
Vagina buatan diletakkan pada corong karet kemudian diikat dengan tali
pita agar pada saat penampungan corong tidak terlepas dari tabung vagina
buatan. Pada ujungnya dipasang tabung sperma yang sudah diberi label
sesuai kode pejantan yang akan ditampung semennya. Kolektor berdiri di
sebelah kanan pejantan pemancing dengan posisi vagina buatan membentuk
sudut 45° dengan garis horizontal. Kemudian penis diarahkan ke vagina
buatan yang dipegang dengan menggunakan tangan kanan. Disusul dengan
tekanan kedepan dan terjadi ejakulasi. Ketika tejadi ejakulasi, pejantan
harus dibiarkan mendorong penisnya sendiri kedalam vagina buatan agar
proses ejakulasi dapat optimal. Pada penampungan berikutnya, rangsangan
yang timbul akan menurun sehingga sebaiknya pejantan pemancing yang
digunakan diganti yang lain.
Pejantan yang akan ditampung semennya dan pejantan pemancing
harus dalam keadaan bersih dan sehat. Kemudian pejantan pemancing
dimasukkan kedalam kandang kawin. Kegiatan selanjutnya adalah
mendekatkan pejantan dengan pejantan pemancing dan berusaha agar
pejantan menaiki pejantan pemancing hingga beberapa kali sampai
libidonya memuncak. Pada saat pejantan menaiki pemancing penis pejantan
keluar, sehingga kolektor harus selalu siap untuk mengarahkannya ke
vagina buatan. Tempat penampungan harus selalu dalam kondisi tenang dan
dibawahnya diberi alas seperti sabut kelapa yang disusun seperti matras. Hal
ini bertujuan untuk memberikan kenyamanan pada sapi atau kambing saat
melakukan proses penampungan semen.
Semen yang telah ditampung lalu segera dibawa ke laboratorium
untuk diperiksa dan menentukan kelayakan untuk diproses menjadi semen
beku. Lokasi laboratorium dan tempat penampungan semen agak jauh,
sehingga staf yang bertugas membawa semen ke laboratorium harus
21
serbuk. Serbuk yang dihasilkan bisa diolah lebih lanjut atau langsung
dijadikan produk jadi. Contoh serbuk yang langsung dijadikan produk jadi
misalnya serbuk jahe.
Cara yang lain adalah serbuk diekstraksi untuk diambil sari patinya
kemudian dicampur dengan bahan tambahan lain. Adonan atau campuran
yang sudah jadi nantinya akan melewati proses pengemasan. Proses
pengemasan yang terdapat di PT. Sido Muncul Tbk. berbeda untuk satu
jenis produk dengan lainnya. Misalnya proses pengemasan tolak angin
dilakukan secara manual melalui tangan-tangan terampil pekerja yang
mengepaki produk, sedangkan untuk produk kuku bima energi pengemasan
dilakukan dengan bantuan mesin sehingga hasilnya sangat besar. Alasan
dibalik perbedaan cara pengemasan tersebut salah satunya didasarkan pada
volume permintaan produk. Perlu diketahui bahwa kuku bima energi
merupakan produk unggulan PT. Sido Muncul Tbk. yang permintaanya
sangat besar, sehingga produksi dengan mesin merupakan tindakan tepat
untuk produk dengan permintaan besar.
24
maka biaya ini tidak akan terpengaruh. Biaya pemesanan simplisia terdiri
dari biaya telepon dan biaya administrasi. Biaya telepon terjadi ketika
memesan simplisia kepada pemasok. Besarnya biaya telepon dipengaruhi
oleh jarak pemasok, semakin jauh jarak pemasok dengan pabrik maka
semakin besar biaya teleponnya. Kemudian biaya administrasi,
merupakan biaya yang muncul karena adanya pembuatan faktur dan
untuk biaya administrasi bank.
Biaya persediaan yang selanjutnya adalah biaya penyimpanan.
Biaya ini muncul karena perusahaan melakukan kegiatan penyimpanan
bahan baku. Biaya penyimpanan terdiri dari biaya opportunity cost, biaya
penyusutan simplisia dan biaya pemeliharaan bahan baku. Biaya
opportunity cost dipengaruhi oleh harga beli simplisia dan beasrnya
tingkat bunga. Biaya penyusutan simplisia diperhitungkan sebesar 1,5%
dari harga pembelian simplisia. Biaya pemeliharaan dikeluarkan untuk
memelihara bahan baku, seperti menjaga jika bahan baku diserang tikus
atau jamur.
Persediaan penting untuk dilakukan untuk menunjang kelancaran
proses produksi dan operasi. Bahan baku dan barang pendukung harus
selalu ada selama ada proses produksi. Pengendalian persediaan memiliki
tujuan salah satunya untuk menjaga persediaan perusahaan agar tidak
terlalu besar atau berlebihan, sehingga biaya persediaan yang dikeluarkan
tidak terlalu besar juga. Selain itu, pengendalian persediaan juga menjaga
agar perusahaan tidak membeli bahan baku dalam jumlah kecil karena
hal ini juga dapat menyebabkan biaya pemesanan menjadi besar.
c. Faktor – Faktor dalam Penentuan Jumlah Persediaan
Produksi merupakan kegiatan mengolah bahan baku menjadi
produk jadi. Proses produksi akan menambah nilai guna suatu produk.
Dalam kegiatan produksi, hal terpenting yang harus diperhatikan oleh
PT. Sido Muncul adalah mengenai persediaan bahan baku. Persediaan
bahan baku akan menunjang kelancaran kegiatan produksi di
PT. Sido Muncul. Sebelum melakukan proses pengolahan, persediaan
32
A. Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari praktikum Manajemen Produksi
dan Operasi yang berlangsung di Balai Inseminasi Buatan (BIB) dan
PT. Sido Muncul Tbk. ini adalah sebagai berikut:
1. Proses produksi di Balai Inseminasi Buatan (BIB) berfokus pada produksi
semen beku. Proses pembuatan semen beku melalui berbagai tahapan yaitu
terdiri dari pengambilan sperma, pemeriksaan, pengenceran, pembekuan
(freezing) dan tahap evaluasi. Prinsip sterilisasi sangat dijunjung tinggi
oleh pengelola BIB, karena hal ini akan berpengaruh langsung terhadap
simpanan semen beku.
2. Proses produksi di PT. Sido Muncul Tbk. menggunakan pendekatan jenis
produk. Artinya, untuk setiap jenis produk lokasi, bahan baku, mesing
yang digunakan, tenaga kerja hal ini akan berbeda satu sama lain.
Pengelolaan bahan baku di PT. Sido Muncul dilakukan dengan pendekatan
just in time yang artinya jumlah bahan baku di gudang dijaga seminim
mungkin namun masih cukup untuk menopang produksi dalam satu
periode waktu, sehingga hal ini dapat menimumkan biaya pengelolaan.
3. Manajemen persediaan di Balai Inseminasi Buatan (BIB) Ungaran
meliputi 4 hal, yaitu jenis-jenis persediaan, biaya persediaan, faktor-faktor
dalam penentuan jumlah persediaan serta hambatan dan solusi dalam
manajemen persediaan. Jenis-jenis persediaan yang dilakukan oleh BIB
Ungaran adalah dengan cara pembekuan sperma. Tujuan pembekuan
sperma adalah untuk membuat sel sperma tertidur dan berhibernasi
sehingga mampu bertahan lebih dari 20 tahun. Biaya persediaan
merupakan biaya yang terjadi karena BIB Ungaran melakukan
penyimpanan persediaan bahan baku. Biaya-biaya yang dibutuhkan untuk
mengelola persediaan di BIB Ungaran berasal dari Dinas Pemerintah atau
Dinas Peternakan. Faktor-faktor yang mempengaruhi jumlah persediaan di
Balai Inseminasi Buatan Ungaran dibagi berdasarkan jenis persediaannya
yaitu bahan baku, barang setengah jadi dan barang jadi. Hambatan bagi
Balai Inseminasi Buatan terkait manajemen persediaan adalah adanya
33
35
kelebihan produksi semen beku. Solusi dari Balai Inseminasi Buatan yaitu
dengan menerapkan sistem distribusi First In First Out (FIFO) untuk
mengatasi adanya kelebihan produksi semen beku.
4. Manajemen persediaan di PT. Sido Muncul Tbk. juga meliputi 4 hal, yaitu
jenis-jenis persediaan, biaya persediaan, faktor-faktor dalam penentuan
jumlah persediaan serta hambatan dan solusi dalam manajemen
persediaan. Jenis-jenis persediaan yang ada di PT. Sido Muncul dapat
berupa bahan baku berupa simplisia dan non simplisia. Biaya persediaan
merupakan biaya yang terjadi karena PT. Sido Muncul mengadakan
persediaan bahan baku. Biaya persediaan yang ada meliputi biaya
pemesanan dan biaya penyimpanan. Faktor terpenting yang harus
diperhatikan dalam penentuan jumlah persediaan oleh PT. Sido Muncul
adalah mengenai persediaan bahan baku. Persediaan bahan baku akan
menunjang kelancaran kegiatan produksi di PT. Sido Muncul. Hambatan
dalam manajemen persediaan pada
PT. Sido Muncul Tbk sangatlah beragam yaitu salah satunya adalah terlalu
banyak brand yang dikeluarkan, karena dengan banyaknya brand yang
dikeluarkan membuat PT. Sido Muncul kewalahan memilih prioritas
persediaan. Solusi untuk mengatasi hambatan yang ada pada
PT. Sido Muncul Tbk. tersebut diselesaikan dengan meletakkan produk
baru yang hampir sejenis dalam area yang sama.
B. Saran
Saran dari praktikum Manajemen Produksi dan Operasi yang telah
dilakukan yaitu:
1. Untuk Balai Inseminasi Buatan untuk lebih melihat pasar membutuhkan
berapa jumlah yang diminta, karena pernah terjadi pembakaran semen
yang tidak laku terjual.
2. Untuk PT. Sido Muncul Tbk bisa ditingkatkan kawasan wisata karena
kawasan wisata cukup berpotensi untuk menarik minat pengunjung.
36
DAFTAR PUSTAKA