Anda di halaman 1dari 36

1

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Manajemen produksi tidak hanya berkaitan dengan kegiatan pemrosesan
(manufacturing) suatu produk, tetapi mencakup seluruh kegiatan yang
dijalankan organisasi dalam suatu sistem produksi. Sistem produksi terdiri atas
unsur masukan, proses transformasi dan keluaran. Produksi dan operasi
merupakan sistem untuk menyediakan barang dan jasa yang dibutuhkan dan
akan dikombinasikan oleh anggota masyarakat. Sistem itu saling terkait dan
saling mempengaruhi satu dengan yang lainnya dan keseluruhan sistem
merupakan satu kesatuan kegiatan untuk mencapai suatu tujuan. Sistem
produksi dan operasi adalah suatu keterkaitan antara unsur-unsur berbeda
secara terpadu, menyatu dan menyeluruh dalam melakukan transformasi
masukan menjadi keluaran.
PT. Sido Muncul merupakan perusahaan yang bergerak di industri jamu
dan farmasi. PT. Sido Muncul melakukan proses pengolahan hasil-hasil
pertanian yang menghasilkan berbagai macam produk. Praktikum manajemen
produksi dan operasi dilakukan untuk mengetahui aplikasi secara riil di
perusahaan mengenai teori manajemen produksi dan operasi yang telah
dipelajari di perkuliahan. PT. Sido Muncul dipilih sebagai salah satu lokasi
praktikum karena merupakan perusahaan besar yang menjalankan proses
produksi dan operasi secara profesional. Adanya praktikum ini diharapkan
dapat menambah wawasan dan pengalaman mahasiswa berkaitan dengan
manajemen produksi dan operasi perusahaan pertanian.
Balai Inseminasi Buatan Semarang (BIB) menjalankan kegiatan
inseminasi buatan ternak sapi. Hal ini masih berkaitan dengan pertanian sebab
ruang lingkup pertanian mencakup pertanian, perikanan, perkebunan dan
peternakan. Keberadaan BIB Semarang diharapkan dapat menunjang
perkembangan sapi ternak di Jawa Tengah. BIB Semarang kini sudah mampu
memproduksi sendiri semen beku yang dulunya diperoleh dari import.
Kualitasnya pun tidak kalah dengan produk semen beku import. BIB dipilih
sebagai lokasi praktikum karena produk yang dihasilkan memiliki kualitas

1
2

yang tak kalah saing dengan produk import. Melalui praktikum ini diharapkan
dapat diperoleh pengetahuan baru mengenai proses produksi yang mampu
menghasilkan produk berkualitas. Selain itu, adanya praktikum ini juga
diharapkan dapat memberikan pengalaman bagi mahasiswa mengenai
penerapan riil manajemen produksi dan operasi di perusahaan pertanian.
Pemahaman mengenai manajemen produksi dan operasi akan memiliki
manfaat yang besar terhadap proses produksi. Manajemen produksi dan operasi
dapat mengoptimalkan penggunaan sumber daya seperti faktor produksi,
tenaga kerja, mesin-mesin, peralatan, bahan mentah dan sebagainya dalam
proses transformasi bahan mentah dan tenaga kerja menjadi barang atau jasa.
Praktikum manajemen produksi dan operasi dilakukan di PT. Sido Muncul dan
Balai Inseminasi Buatan Semarang. Praktikum akan dilaksanakan pada tanggal
23 November 2017. Praktikum manajemen produksi dan operasi dilaksanakan
untuk mengetahui penerapan riil di perusahaan mengenai teori manajemen
produksi dan operasi yang telah diperoleh dan mendapatkan pengalaman
mengenai manajemen produksi dan operasi yang ada di perusahaan, sehingga
dapat menjadi bekal untuk mahasiswa dalam memasuki dunia kerja.
B. Perumusan Masalah
1. Bagaimana proses produksi di Balai Inseminasi Buatan Semarang?
2. Bagaimana proses produksi di PT. Sido Muncul Tbk. Semarang?
3. Bagaimana manajemen persediaan di Balai Inseminasi Buatan Semarang?
4. Bagaimana manajemen persediaan di PT. Sido Muncul Tbk. Semarang?
C. Tujuan Praktikum
1. Mahasiswa dapat mengetahui proses produksi di Balai Inseminasi Buatan
Semarang.
2. Mahasiswa dapat mengetahui proses produksi di PT. Sido Muncul Tbk.
Semarang.
3. Mahasiswa dapat mengetahui manajemen persediaan di Balai Inseminasi
Buatan Semarang.
4. Mahasiswa dapat mengetahui manajemen persediaan di PT. Sido Muncul
Tbk. Semarang.
3

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Manajemen Produksi dan Operasi


Manajemen adalah proses untuk meraih tujuan organisasi secara efektif
dan efisien melalui serta bersama orang-orang dengan pemanfaatan berbagai
sumber daya yang ada. Ada lima kata kunci dalam manajemen yakni proses,
tujuan, orang, efektif, efisien. Operasi adalah aktivitas untuk menghasilkan
produk, baik itu berupa barang ataupun berupa jasa. Manajemen operasi ialah
proses untuk menghasilkan produk secara efektif dan efisien melalui
pendayagunaan sumber daya yang ada. Manajemen operasi memberikan
pengetahuan berpikir analitis dalam memandang sebuah proses. Bagian operasi
juga pada umumnya menjadi bagian yang memiliki tanggung jawab besar atas
aset perusahaan semisal tanah, bangunan, dan fasilitas produksi. Alasan lain
perlunya mempelajari manajemen operasi adalah karena di dalamnya dipelajari
berbagai konsep dan alat (tools) yang memiliki banyak macam kegunaan bukan
hanya di area operasi namun juga di area bisnis lainnya (Harsanto, 2013).
Kegiatan operasi merupakan kegiatan menciptakan barang dan jasa yang
ditawarkan perusahaan kepada konsumen. Kegiatan ini dalam banyak
perusahaan melibatkan bagian terbesar karyawan dan mencakup jumlah
terbesar dari aset perusahaan. Kegiatan operasi menjadi salah satu fungsi utama
dalam perusahaan. Segala sumber daya masukan perusahaan diintegrasikan
untuk menghasilkan keluaran yang memiliki nilai tambah. Produk yang
dihasilkan dapat berupa barang akhir, barang setengah jadi, atau jasa.
Perusahaan yang berorientasi laba akan menjual produk tersebut untuk
memperoleh keuntungan dan sumber dana yang baru bagi kegiatan operasi
berikutnya. Sementara bagi perusahaan pemerintah atau organisasi nirlaba,
produk ini diberikan kepada masyarakat atau pengguna tertentu untuk
memenuhi misi organisasi. Kegiatan operasi merupakan kegiatan kompleks
yang mencakup tidak saja pelaksanaan fungsi-fungsi manajemen dalam
mengkoordinasikan berbagai kegiatan dalam mencapai tujuan operasi, tetapi
juga mencakup kegiatan teknis untuk menghasilkan suatu produk yang

3
4

memenuhi kegiatan teknis untuk menghasilkan suatu produk yang memenuhi


spesifikasi yang diinginkan, dengan proses produksi yang efektif dan efisien
serta dengan mengantisipasi perkembangan teknologi dan kebutuhan
konsumen di masa datang (Herjanto, 2008).
Beberapa tahun terakhir ini, manajemen rantai pasokan telah muncul
sebagai kekuatan persaingan yang kritis lingkungan bisnis yang penuh gejolak
di lapangan telah menarik banyak kontribusi terkait dengan tema manajemen
persediaan dan operasi. Mayoritas penelitian di masa lalu berfokus pada
keduanya, yaitu pembelian atau manajemen persediaan dan manufaktur
pengelolaan. Konsep distribusi fisik dan pembelian itu berbeda dan digunakan
sebagai dua aktivitas fungsional terpisah. Meroketnya disiplin manajemen
rantai pasokan dalam satu dekade terakhir telah membuka beberapa link yang
hilang, yang ada supply chain dan manajemen operasi literatur telah gagal
diatasi. Di masa lalu rantai pasokan disiplin tercakup dalam manajemen
produksi (Dubey, 2014).
Persaingan di dalam usaha yang semakin ketat menuntut pelaku bisnis
untuk mampu mempertahankan kelangsungan hidup usahanya dan mampu
untuk memenangkan persaingan. Banyak strategi yang diterapkan perusahaan
untuk tetap konsisten dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya baik
dalam hal finansial, pemasaran yang optimal, keahlian sumber daya manusia
bahkan dalam hal keefektifan produksi. Salah satu strategi bersaing dalam
bisnis adalah dengan menerapkan manajemen operasi dalam setiap
produksinya guna memenangkan persaingan. Manajemen operasi bertanggung
jawab atas keputusan-keputusan yang menyangkut sistem transformasi dan
fungsi-fungsi operasi sehingga diperlukan suatu kerangka yang didefinisikan
secara jelas mengenai keputusan-keputusan operasi yang dibutuhkan. Manajer
Produksi dan operasi bersangkutan dengan pembuatan keputusan dalam fungsi
operasi, maka diperlukan suatu kerangka yang mengkategorikan dan
merumuskan keputusan keputusan dalam berbagai operasi. Keputusan –
keputusan ini mempunyai lima tanggung jawab utama, yaitu proses, kapasitas,
persediaan, tenaga kerja dan mutu. Dengan menerapkan ilmu manajemen
5

operasi maka perusahaan akan mampu bersaing dalam bisnis dan akan
memenangkan persaingan tersebut (Firmansyah, 2011).
Perencanaan dan pengendalian produksi dilakukan dengan maksud
memenuhi permintaan pada tingkat biaya yang minimum. Kegiatan produksi
sangat ditentukan oleh ketersediaan bahan baku dan jumlah permintaan. Bahan
baku sebagai masukan akan diproses untuk menghasilkan produk. Pasokan
bahan baku dalam agroindustri mempunyai karakteristik musiman, mudah
rusak, beragam, dan bulky. Perencanaan dan pengendalian produksi akan
berperan dengan memperhatikan karakteristik tersebut melalui pengelolaan
persediaan, kapasitas dan penjadwalan. Pengelolaan persediaan bertujuan
minimisasi biaya dan kerusakan produk atau bahan, perencanaan kapasitas
dimaksudkan untuk menjamin kelancaran proses produksi dan penjadwalan
ditujukan untuk menjaga kualitas dan tingkat persediaan yang minimum.
Perancangan sistem perencanaan dan pengendalian produksi untuk agroindustri
tentunya harus memperhatikan karakteristik dari bahan baku yang khas
tersebut (Hadiguna dan Machfud, 2008).
Manajemen operasi, baik dalam manufaktur atau sektor jasa, selalu
membutuhkan informasi tentang sifat-sifat yang relevan terhadap aset dan
entitas lain yang terlibat dalam proses operasional. Perusahaan distributor perlu
tahu, antara lain, lokasi truk pengiriman secara real-time, untuk jadwal
pengiriman dan pickup. Kemampuannya untuk bersaing di pasar pengiriman
paket sangat bergantung pada kualitas tugas operasional yang dilakukan.
Teknologi untuk mengumpulkan, mendistribusikan, dan menganalisis
informasi operasional telah berkembang selama bertahun-tahun
(Dutta et al, 2007).
B. Manajemen Persediaan
Persediaan merupakan kekayaan perusahaan yang memiliki peranan
penting dalam operasi bisnis, maka perusahaan perlu melakukan manajemen
persediaan proaktif, artinya perusahaan harus mampu mengantisipasi keadaan
maupun tantangan yang ada dalam manajemen persediaan untuk mencapai
sasaran akhir dalam manajemen persediaan, yaitu untuk meminimalisasi total
6

biaya yang harus dikeluarkan oleh perusahaan dalam penanganan persediaan.


Pada prinsipnya persediaan mempermudah atau memperlancar jalannya operasi
perusahaan baik dalam bidang pabrik maupun perkebunan yang harus
dilakukan berturut-turut untuk dapat memproduksi barang-barang. Inventory
atau persediaan barang merupakan asset yang sangat penting, baik dalam
jumlah maupun peranannya dalam kegiatan perusahaan. Persediaan juga
merupakan salah satu dari unsur-unsur yang paling aktif dalam operasi
perusahaan yang secara kontinyu diperoleh atau diproduksi dan dijual.
Persediaan menjadi lebih penting dan perlu diperhatikan karena mempunyai
nilai yang lebih tinggi dibandingkan dengan harta lainnya (Yamit, 2002).
Persediaan memiliki beberapa fungsi yang akan menambahkan
fleksibilitas operasi perusahaan. Fungsi persediaan menurut Rangkuti (2007),
yaitu sebagai berikut :
1. Fungsi Decuopling,
Untuk membantu perusahaan agar bisa memenuhi permintaan langganan
tanpa tergantung pada supplier.
2. Fungsi Economic Lot Sizing,
Persediaan ini perlu mempertimbangkan penghematan seperti potongan
pembelian, biaya pengangkutan per unit yang lebih murah dan sebagainya
karena perusahaan melakukan pembelian dalam kuantitas yang lebih besar,
dibandingkan dengan biaya - biaya yang timbul karena besarnya persediaan
(biaya sewa gudang, investasi, risiko, dan sebagainya)
3. Fungsi antisipasi,
Untuk mengantisipasi dan mengadakan permintaan musiman (seasonal
inventories) menghadapi ketidakpastian jangka waktu pengiriman dan untuk
menyediakan persediaan pengamanan (safety stock).
Menurut Ristono (2009), safety stock adalah persediaan pengaman yang
digunakan apabila penggunaan persediaan melebihi dari perkiraan. Persediaan
pengaman ini merupakan persediaan tambahan yang diadakan untuk
melindungi atau menjaga kemungkinan terjadinya kekurangan bahan
(stock out). Dengan adanya persediaan pengaman, maka proses produksi dalam
7

perusahaan akan dapat berjalan tanpa adanya gangguan kehabisan bahan baku,
walaupun bahan baku yang dibeli perusahaan tersebut terlambat dari waktu
yang diperhitungkan.
Manajemen dan pengendalian persediaan sangat penting bagi perusahaan
karena apabila salah dalam mengelola persediaan akan mengancam viabilitas
perusahaan. Terlalu banyak persediaan akan memakan banyak ruang atau
tempat penyimpanan, menciptakan beban keuangan, dan meningkatkan
kemungkinan kerusakan, pembusukan dan kerugian. Dalam konteks ini prinsip
produksi ramping (lean manufacturing) telah dikaitkan dengan persediaan yang
berkurang, namun di sisi lain apabila persediaan terlalu sedikit maka akan
mengganggu operasi manufaktur dan meningkatkan kemungkinan layanan
pelanggan yang buruk (Timothy et al, 2013).
Kesalahan dalam menentukan investasi pada perusahaan akan menekan
keuntungan yang diperoleh perusahaan. Investasi yang terlalu besar pada
persediaan akan mempengaruhi jumlah biaya penyimpanan, yaitu biaya–biaya
yang dikeluarkan sehubungan dengan kegiatan penyimpanan bahan baku yang
dibeli. Biaya ini berubah-ubah sesuai dengan besar kecilnya persediaan bahan
baku yang dimiliki perusahaan. Semakin besar jumlah persediaan yang
disimpan maka semakin besar pula biaya penyimpanannya. Begitu juga
sebaliknya jika investasi terlalu kecil, maka dapat menekan keuntungan
perusahaan karena adanya biaya stock out yaitu biaya yang terjadi akibat
perusahaan kehabisan persediaan yang meliputi hilangnya kesempatan
memperoleh keuntungan karena permintaan konsumen tidak terpenuhi dan
biaya lembur karena produksi tidak berjalan efisien (Puspika, 2013).
Efektifitas biaya persediaan ini dapat dilakukan dengan melakukan
manajemen persediaan pada perusahaan tersebut, karena tanpa manajemen
persediaan perusahaan akan mengalami kelebihan atau kekurangan persediaan
barang dagangan. Ada beberapa alasan sehingga efektifitas perusahaan ini
menjadi sangat penting. Alasan pertama yaitu penyimpanan barang diperlukan
perusahaan agar dapat memenuhi pesanan pembeli dalam waktu yang cepat.
Jika perusahaan tidak memiliki persediaan barang dan tidak dapat memenuhi
8

pesanan pembeli pada saat tepat, maka kemungkinannya pembeli akan


berpindah ke perusahaan lain. Alasan yang kedua untuk berjaga-jaga pada saat
barang di pasar sulit diperoleh, sehingga perusahaan perlu untuk
menyimpannya. Selain itu, tanpa manajemen persediaan perusahaan akan
mengalami kelebihan atau kekurangan persediaan barang dagangan. Apabila
persediaan barang dagangan yang dimiliki perusahaan kurang dari yang
dibutuhkan maka peroses kelancaran perdagangan akan terganggu, kebutuhan
pelanggan akan produksi tersebut tidak terpenuhi sehingga perusahaan akan
kehilangan konsumen dan kesempatan memperoleh laba akibat dari habisnya
barang dagangan. Apabila persediaan barang dagangan berlebihan
mengakibatkan penggunaan dana yang tidak efisien karena tidak banyak modal
yang tertanam untuk satu jenis barang saja sehingga dapat meningkatkan biaya
penyimpanan dan biaya perawatan serta memperbesar risiko apabila barang
tersebut rusak atau hilang (Sampeallo, 2012).
Kerangka kerja konseptual untuk inventarisasi manajemen berdasarkan
segmentasi permintaan tahunan dapat dibagi menjadi tiga kategori, yaitu
konsumsi sangat rendah, konsumsi rendah dan konsumsi massal. Koefisien
variasi permintaan dibagi menjadi dua kategori yaitu ketidakpastian yang
tinggi dan ketidakpastian yang rendah. Dengan menggunakan dua pola
permintaan ini, kerangka konseptual menunjukkan persediaan yang paling
tepat adalah inventarisasi manajemen untuk konsumsi rendah, sangat rendah,
dan konsumsi massal, sehingga mendukung pengambilan keputusan
berdasarkan tempat yang paling tepat untuk menjawab pertanyaan berapa
banyak pesanan, kapan harus memesan dan berapa stok yang disimpan untuk
ketersediaan barang (Wanke, 2014).
9

III. HASIL PRAKTIKUM DAN PEMBAHASAN

A. Profil Perusahaan
1. Balai Inseminasi Buatan (BIB) Ungaran
a. Kondisi Umum
Melalui program pemerintah Rencana Kesejahteraan Istimewa
dibentuklah Balai Pembenihan Ternak di Sidomulyo pada tahun 1953.
Kemudian tahun 1972 Balai Pembenihan Ternak berubah nama menjadi
UPT-IB Sidomulyo, sejak itu aplikasi IB mulai berkembang dengan
menggunakan semen beku import. Berdirinya BIB Pusat (BIB Lembang
dan BIB Singosari) tahun 1976, UPT-IB Sidomulyo alih fungsi hanya
sebagai distributor semen beku produk BIB Lembang dan BIB Singosari.
Melalui Proyek Peningkatan Fungsi UPT-IB Sidomulyo, maka dibentuk
Balai Inseminasi Buatan (BIB) Ungaran.
Balai Inseminasi Buatan Ungaran terletak di Jalan MT. Haryono
No.53A Sidomulyo, kecamatan Ungaran Kabupaten Semarang, Jawa
Tengah. BIB Ungaran didirikan pada tanggal 2 April tahun 2002 dan
diresmikan oleh Gubernur Jawa Tengah, “H. Mardiyanto” pada tanggal
27 Februari tahun 2003. Luas BIB Ungaran adalah 7,2 Ha terdiri dari 4
Ha untuk lahan hijauan dan 3,2 Ha untuk gedung dan bangunan. Berada
pada ketinggian ±316 meter dpl dengan suhu udara sekitar 24 – 30˚C.
Balai Inseminasi Buatan ungaran ini memiliki tugas pokok yaitu
melaksanakan sebagian kegiatan teknis operasional dan/atau kegiatan
teknis penunjang Dinas di bidang Inseminasi Buatan. Pada awal
pembangunan Balai Inseminasi Buatan Ungaran, wilayah tersebut
memiliki kondisi yang sesuai untuk keperluan inseminasi buatan. Selain
itu juga di sekitar wilayah BIB terdapat lebih dari 400 ekor sapi betina,
sehingga di situlah BIB didirikan. Kondisi wilayah tersebut merupakan
salah satu pertimbangan pemilihan lokasi didirikannya Balai Inseminasi
Buatan di Ungaran.

9
10

Balai Inseminasi Buatan Ungaran menghasilkan produk berupa


semen beku. Semen beku yang dihasilkan berasal dari semen sapi dan
kambing unggulan. Semen beku dibuat bertujuan untuk mempercepat
dalam menghasilkan peranakan unggul karena jika menunggu
perkawinan alami dari sapi dan kambing maka akan membutuhkan waktu
yang lebih lama. Semen beku ini akan mempercepat dalam mendapatkan
peranakan sapi dan kambing dengan kualitas unggulan lebih cepat. Pada
bulan juni 2002 mulai memproduksi semen beku dengan menggunakan
pejantan simental 12 ekor dan 8 ekor limosin, dimana pengadaan
pejantan tersebut 10 ekor bantuan pusat dan 10 ekor dari APBD I.
b. Kondisi Wilayah
Balai Inseminasi Buatan Ungaran terletak di Desa Sidomulyo
Kecamatan Ungaran, berjarak sekitar kurang lebih 2 km dari kota
Kabupaten Semarang ke arah timur , berada pada ketinggian kurang lebih
316 m dari permukaan laut dengan suhu udara sekitar 24-30°C. Luas
areal Balai Inseminasi Buatan Ungaran sekitar 7 Ha. Struktur tanah di
daerah tempat berdirinya Balai Inseminasi Buatan Ungaran termasuk
kedalam tanah yang memiliki struktur tanah yang baik untuk di bangun
sebuah kantor dan sekaligus sebagai peternakan. Dulu di sekitar Balai
Inseminasi Buatan Ungaran belum banyak terdapat pemukiman
penduduk tetapi berjalannya waktu lingkungan sekitar Balai Inseminasi
Buatan Ungaran sudah banyak didirikan rumah-rumah penduduk dan di
rasa kurang tepat bila Balai Inseminasi Buatan tetap berada di daerah
tersebut. Semakin padatnya lingkungan sekitar Balai Inseminasi Buatan
Ungaran tentu akan menyebabkan suasana sekitar Balai Inseminasi
Buatan juga semakin ramai dan lahan hijauan yang digunakan sebagai
pakan ternak di Balai Inseminasi Buatan juga akan semakin berkurang.
Sehingga dibutuhkan tempat atau lahan baru yang lebih luas lagi untuk
penyedian pakan di Balai Inseminasi Buatan Ungaran.
Batas wilayah sekitar Balai Inseminasi Buatan Ungaran sebelah
selatan dan timur adalah jalan raya. Batas sebelah utara dan barat adalah
11

pemukiman warga. Kondisi wilayah di sekitar Balai Inseminasi Buatan


Ungaran sangat mempengaruhi keiatan produksi semen beku. Kondisi
iklim seperti suhu dan kelembaban mempengaruhi kondisi fisik pejantan.
Kisaran suhu di Balai inseminasi Buatan Ungaran adalah 24-28°C
dengan kelembaban 60-70%. Kondisi suhu dan kelembaban tersebut
kurang mendukung pertumbuhan dan perkembangan pejantan kerena
suhu optimal 18-25°C dan kelembaban 85%.
c. Sejarah
Pada tahun 1953 melalui program pemerintah yang disebut
Rencana Kesejahteraan Istimewa (RKI) didirikanlah Balai Pembuatanan
Ternak yang terletak di Desa Sidomulyo Kecamatan Ungaran Kabupaten
Semarang dengan luas lahan ± 2 Ha. Pada tahun 1972 kegiatan
inseminasi yang pertama kali menggunakan semen cair dan selanjutnya
menggunakan semen beku import adalah Balai Pembuatanan Ternak
berubah menjadi UPT-IB Sidomulyo. Berdirinya Balai Inseminasi
Buatan Lembang 1976 dan Balai Inseminasi Buatan Singosari 1988,
tugas UPT-IB Sidomulyo hanyalah sebagai penerima dan pendistribusi
semen beku baik impor maupun produksi dalam negeri (Balai Inseminasi
Buatan Lembang dan Singosari) mulai tahu 1976 hingga tahun 2002.
Sebagai salah satu upaya yang ditempuh Dinas Peternakan Jawa Tengah
untuk mengatasi penurunan populasi sapi tahun 1997 yaitu dengan
meningkatkan penggunaan teknologi IB, namun usaha ini terbentur oleh
terbatasnya produksi semen beku dalam negeri.
Sejalan dengan otonomi daerah dan desentralisasi Balai Inseminasi
Buatan, maka pada tahun 2001/2002 melalui proyek peningkatan fungsi
UPT-IB Sidomulyo didirikan Balai Inseminasi Buatan Jawa Tengah yang
selanjutnya dikenal denagn nama Balai Inseminasi Buatan Ungaran yang
dibangun diareal eks-TC Peternakan (Training Center Peternakan atau
Mix Farming) dengan luas areal ± 7 Ha. Bulan juni 2002 mulai
memproduksi semen beku dengan menggunakan pejantan simental 12
ekor dan 8 ekor limosin, dimana pengadaan pejantan tersebut 10 ekor
12

bantuan pusat dan 10 ekor dari APBD I. Balai Inseminasi Buatan


Ungaran didirikan berdasarkan Perda No. 1 Tahun 2002 Tanggal 2 April
2002, sedangkan operasionalnya diresmikan oleh Gubernur Jawa Tengah
pada tanggal 27 Februari 2003.
d. Visi dan Misi
1) Visi
Visi merupakan target yang akan dicapai oleh suatu organisasi
atau suatu lembaga. Dalam pembangunan dan keberlangsungan
operasional BIB Ungaran juga memiliki visinya sendiri. Visi yang
diusung oleh BIB Ungaran yaitu : BIB Ungaran mempunyai visi
menjadi Balai inseminasi Buatan yang berkualitas, professional dan
kompetitif untuk meningkatkan kesejahteraan petani melalui
perbaikan genetik ternak di Jawa Tengah.
2) Misi
Misi merupakan langkah atau metode untuk mencapai visi yang
telah dibuat. Melalui misi, visi tersebut dapat dilaksanakan sesuai
dengan arah dan tujuan yang diinginkan oleh suatu organisasi atau
lembaga. Begitu pula BIB Ungaran juga merumuskan berbagai misi
untuk mewujudkan visi yang telah dibuat. Misi dari BIB Ungaran
adalah :
a) Menyediakan benih ternak secara tepat mutu, tepat jumlah dan
tepat waktu.
b) Meningkatkan kualitas dan proses pelayanan.
c) Memberikan citra yang terbaik bagi petani peternak.
2. PT. Sido Muncul Tbk.
a. Kondisi Umum
PT. Sido Muncul adalah pabrik jamu tradisional dengan
menggunakan mesin-mesin mutakhir. Berdiri tahun 1940 di Yogyakarta,
dan dikelola oleh Ny. Rahkmat Sulistio. Sido Muncul yang semula
berupa industri rumahan ini secara perlahan berkembang menjadi
perusahaan besar dan terkenal seperti sekarang ini. Selain sebagai tempat
13

pelaksanaan produksi, di lokasi pabrik PT. Sido Muncul juga terdapat


Agrowisata seluas 1,5 hektar. Lahan agrowisata tersebut berisikan
berbagai jenis tanaman obat yang ada di Indonesia dan digunakan
sebagai bahan baku produksi produk jamu Sido Muncul.
Produk dari PT. Sido Muncul Tbk. dibagi dalam 5 kategori yaitu
Beverage & Confectionery, Energy Drink, Healthy Drink, Herbal
Supplement, Supplement & Others. Saat ini PT. Sido Muncul Tbk. sudah
mendapat 256 penghargaan atas segala kontribusi perusahaan. Untuk
mengakomodir permintaan pasar yang semakin bertambah, pabrik
dilengkapi dengan mesin-mesin modern, demikian pula jumlah
karyawannya yang ditambah sesuai kapasitas yang dibutuhkan. Saat ini
jumlah karyawan di PT. Sido Muncul Tbk. mencapai 3.453 orang.
PT. Sido Muncul Tbk. secara pasti bertekad untuk mengembangkan
usah di bidang jamu yang benar dan baik. Tekad tersebut membuat
perusahaan lebih berkonsentrasi dan inovatif dalam pemilihan dan
penggunaan bahan baku, baik jenis, jumlah maupun kualitasnya.untuk
memberikan jaminan kualitas, setiap langkah produksi dilakukan
dibawah pengawasan mutu yang ketat. Saat ini PT. Sido Muncul Tbk.
telah memiliki sertifikat ISO 17025 (Bidang Laboratorium), ISO 9001
(Bidang Management Mutu), ISO 14000 (Bidang Lingkungan), ISO
22000 dan HACCP atau Hazard Analysis Critical Control Point (Bidang
Keamanan Pangan).
b. Kondisi Wilayah
Perusahaan yang bergerak dalam bidang herbal khususnya dalam
pembuatan jamu ini terletak di Jalan Soekarno Hatta KM 28 kec. Bergas
Ungaran Semarang 50552. Selain itu PT. Sido Muncul mempunyai
kantor pemasaran yang terletak di Jalan Cipete Raya No.81 Jakarta
12410, Indonesia Telp (6221) 7653535, Fax (6221) 7656522 dengan e-
mail: marketing@SidoMuncul.com. Tugas dari kantor pemasaran ini
sendiri adalah memasarkan produk keluar pabrik. Jadi kantor pemasaran
ini tidak memproduksi jamu. PT. Sido Muncul ini sendiri mempunyai
14

luas tanah 27 ha dengan luas bangunan hanya 5 ha sehingga pembagian


ruang dapat di atur sedemikian rupa untuk mencukupi semua bidang
usaha yang dijalankan, baik perkantoran maupun pabriknya. Karena PT.
Sido Muncul ini terletak di jalan raya utama Solo-Semarang yang
merupakan pusat industri yang strategis maka memungkinkan proses
distribusi pemasaran yang lebih cepat. Selain itu sarana transportasinya
juga memadai sebab jalur tersebut merupakan jalur utama sehingga
banyak wisatawan asing maupun domestik yang hendak bepergian pasti
melewati pabrik jamu PT. Sido Muncul. Lokasi PT. Sido Muncul yang
strategis juga mendatangkan keuntungan bagi perusahaan yaitu
perusahaan lebih mudah mendapatkan sumber tenaga kerja, baik untuk
keperluan kantor maupun bidang usaha lain yang di jalankan oleh PT.
Sido Muncul.
Dalam perkembangannya, pabrik yang terletak di Jl. Mlaten
Trenggulun tidak mampu lagi memenuhi kapasitas produksi yang besar
akibat permintaan pasar yang terus meningkat, dan di tahun 1984 pabrik
dipindahkan ke Lingkungan Industri Kecil di Jl. Kaligawe,
Semarang. Guna mengakomodir demand pasar yang terus bertambah,
maka pabrik mulai dilengkapi dengan mesin-mesin modern, demikian
pula jumlah karyawannya ditambah sesuai dengan kapasitas yang
dibutuhkan. Untuk mengantisipasi kemajuan dimasa datang, dirasa perlu
untuk membangun unit pabrik yang lebih besar dan modern, maka di
tahun 1997 diadakan peletakan batu pertama pembangunan pabrik baru
di Klepu.
Pabrik baru yang berlokasi di Klepu, Kec. Bergas, Ungaran,
dengan luas 29 ha diresmikan oleh Menteri Kesehatan dan Kesejahteraan
Sosial Republik Indonesia, dr. Achmad Sujudi pada tanggal 11
November 2000. Saat peresmian pabrik, Sido Muncul sekaligus
menerima dua sertifikat yaitu Cara Pembuatan Obat Tradisional yang
Baik (CPOTB) dan Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB) setara
dengan farmasi, dan sertifikat inilah yang menjadikan PT. Sido Muncul
15

sebagai satu-satunya pabrik jamu berstandar farmasi. Lokasi pabrik


sendiri terdiri dari bangunan pabrik seluas 7 hektar, lahan Agrowisata,
1,5 hektar, dan sisanya menjadi kawasan pendukung lingkungan pabrik.
c. Sejarah
Di tengah persaingan sektor Industri jamu yang semakin ketat,
PT. Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk. telah berhasil
memiliki market share tertinggi dan reputasi yang baik sebagai industri
jamu terbesar di Indonesia. Keberhasilan yang telah dicapai saat ini
tentunya tidak terlepas dari peran dan pelaku pendiri industri ini.
Perusahaan yang kini sudah berhasil Go Public masuk Bursa Efek
Indonesia itu dilalui melalui perjalanan yang cukup panjang. Berawal
dari keinginan pasangan suami istri Siem Thiam Hie yang lahir pada
tanggal 28 Januari 1897 dan wafat 12 April 1976 bersama istrinya Ibu
Rakhmat Sulistio yang terlahir pada tanggal 13 Agustus 1897 dengan
nama Go Djing Nio dan wafat 14 Februari 1983, memulai usaha
pertamanya dengan membuka usaha Melkrey, yaitu usaha pemerahan
susu yang besar di Ambarawa.
Pada tahun 1928, terjadi perang Malese yang melanda dunia.
Akibat perang ini, usaha Melkrey yang mereka rintis terpaksa gulung
tikar dan mengharuskan mereka pindah ke Solo, pada 1930. Tanpa
menyerah, pasangan ini kemudian memulai usaha toko roti dengan nama
Roti Muncul. Lima tahun kemudian, berbekal kemahiran Ibu Rakhmat
Sulistio (Go Djing Nio) dalam mengolah jamu dan rempah-rempah,
pasangan ini memutuskan untuk membuka usaha jamu di Yogyakarta.
Tahun 1941, mereka memformulasikan Jamu Tolak Angin yang
saat itu menggunakan nama Jamu Tujuh Angin. Ketika perang kolonial
Belanda yang kedua di tahun 1949, mereka mengungsi ke Semarang dan
mendirikan usaha jamu dengan nama Sido Muncul, yang artinya “ impian
yang terwujud”. Di Jalan Mlaten Trenggulun No. 104 itulah, usaha jamu
rumahan dimulai dengan di bantu oleh tiga orang karyawan.
16

Banyaknya permintaan terhadap kemasan jamu yang lebih praktis,


mendorong beliau memproduksi jamu Tolak Angin dalam bentuk serbuk.
Produk ini mendapat tempat di hati masyarakat sekitar dan
permintaannya pun terus meningkat. Pada tahun 1970, dibentuk
persekutuan komanditer dengan nama CV. Industri Jamu & Farmasi Sido
Muncul. Kemudian pada 1975, bentuk usaha industri jamu pun berubah
menjadi Perseroan Terbatas dengan nama PT. Industri Jamu dan Farmasi
Sido Muncul, dimana seluruh usaha dan aset dari CV. Industri Jamu dan
Farmasi Sido Muncul digabungkan, dan dilanjutkan oleh perseroan
terbatas ini.
Dalam perkembangannya, pabrik yang terletak di Jl. Mlaten
Trenggulun ternyata tidak mampu lagi memenuhi kapasitas produksi
yang semakin besar. Oleh sebab permintaan pasar yang semakin tinggi ,
membuat generasi kedua dari pendiri PT. Sido Muncul Desy Sulistio,
memutuskan untuk memindahkan pabrik ke Lingkungan Industri Kecil di
Jalan Kaligawe Semarang pada tahun 1984. Kemudian dimulailah
pembangunan pabrik yang dilengkapi dengan fasilitas modern, hingga
dapat berkembang pesat seperti saat ini, dan menjadi pelopor perusahaan
jamu dengan standar farmasi.
Demi mengantisipasi kemajuan masa mendatang, Sido Muncul
merasa perlu untuk membangun pabrik yang lebih besar dan modern,
maka pada tahun 1997 diadakan peletakan batu pertama pembangunan
pabrik baru di Klepu, Ungaran, oleh Sri Sultan Hamengkubuwono X dan
disaksikan Direktur Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan saat itu.
Pabrik baru yang berlokasi di Klepu, kecamatan Bergas, Ungaran dengan
luas sekitar 30 hektar tersebut diresmikan oleh Menteri Kesehatan dan
Kesejahteraan Sosial Republik Indonesia, pada 11 November 2000. Saat
peresmian pabrik, Sido Muncul menerima dua sertifikat sekaligus, yaitu
Cara Pembuatan Obat Tradisional yang Baik (CPOTB) dan Cara
Pembuatan Obat yang Baik (CPOB) setara dengan farmasi. Sertifikat
inilah yang menjadikan Sido Muncul sebagai satu-satunya pabrik jamu
17

berstandar farmasi. Lokasi pabrik sendiri terdiri dari bangunan pabrik


seluas sekitar 8 hektar dan sisanya menjadi kawasan pendukung
lingkungan pabrik.
Sebagai perusahaan yang telah berdiri sejak 1951, Sido Muncul
yang kini merupakan perusahaan herbal bertaraf modern senantiasa
berupaya untuk memberikan produk-produk yang baik dan menyehatkan
bagi seluruh konsumennya, dan dengan demikian memberikan nilai
positif bagi masyarakat. Seiring waktu berjalan Sido Muncul mulai
mengembangkan bisnisnya yang awalnya hanya berkonsentrasi di bidang
jamu (herbal), maka pada tahun 2004 Sido Muncul membuat divisi baru
yaitu “Divisi Food”.
Produk pertama yang dibuat adalah minuman energi “Kuku Bima
Energi” dengan rasa original. Kemudian produk berikutnya adalah
permen yaitu Permen Tolak Angin, Permen Jahe Wangi dan Permen
Kunyit Asam. Disusul dengan minuman kesehatan seperti Sido Muncul
VitaminC-1000, Kuku Bima Kopi Ginseng, Kopi Jahe Sido Muncul.
Susu Jahe, Alang Sari Plus, Colla Mill. Untuk minuman energi “Kuku
Bima Energi” Sido Muncul mengeluarkan beberapa varian rasa yaitu rasa
Anggur, Jambu, Jeruk, Nanas, Kopi, Mangga, Susu Soda serta Kuku
Bima Energi Plus Vitamin C.
Produk-produk yang telah di produksi sampai saat ini oleh Sido
Muncul ada lebih dari 250 jenis produk dengan produk unggulan Tolak
Angin, Kuku Bima Energi, Alang Sari Plus, Kopi Jahe Sido Muncul,
Kuku Bima Kopi Ginseng, Susu Jahe, Jamu Komplit dan Kunyit Asam .
Kini, produk-produk Sido Muncul telah berhasil di ekspor ke beberapa
negara Asia Tenggara (Malaysia, Singapore, Brunei dll), Australia,
Korea, Nigeria, Algeria, Hong Kong, USA, Saudi Arabia, Mongolia dan
Rusia. Saat ini perseroan juga tengah melakukan penjajagan dengan
distributor dan perusahaan asal Thailand, Vietnam dan Jepang.
Tepat tanggal 18 November 2013, Sido Muncul yang memiliki 109
distributor di seluruh Indonesia kembali melakukan perubahan.
18

Perusahaan keluarga ini memilih naik kelas menjadi perusahaan terbuka


dengan tujuan agar perusahaan ini langgeng dan dipercaya oleh
masyarakat. Saat ini PT. Jamu dan Farmasi Sido Muncul, Tbk. telah
menjadi Pabrik Jamu terbesar di Indonesia dan masih akan terus
berkembang dan kini tercatat dengan Kode saham dari Perseroan SIDO
di Bursa Efek Indonesia.
d. Visi dan Misi
Setiap perusahaan atau lembaga tentunya memiliki visi dan misi
sebagai pedoman keberlangsungan didirikannya perusahaan atau
lembaga tersebut. Begitu pula PT. Sido Muncul Tbk juga memiliki visi
dan misinya sendiri.
1) Visi yang dimiliki oleh PT. Sido Muncul Tbk yaitu:
Visi merupakan target yang akan dicapai oleh suatu organisasi
atau suatu lembaga. Dalam pembangunan dan keberlangsungan
operasional PT. Sido Muncul Tbk juga memiliki visinya sendiri.
Menjadi perusahaan obat herbal, makanan minuman kesehatan dan
pengolahan bahan baku herbal yang dapat memberikan manfaat bagi
masyarakat dan lingkungan.
2) Misi PT. Sido Muncul Tbk :
Misi merupakan langkah atau metode untuk mencapai visi yang
telah dibuat. Melalui misi, visi tersebut dapat dilaksanakan sesuai
dengan arah dan tujuan yang diinginkan oleh suatu organisasi atau
lembaga. Sebagai perwujudan untuk mencapai visi yang telah
ditetapkan, maka PT. Sido Muncul mempunyai beberapa misi, yaitu
:
a. Mengembangkan produk-produk berbahan baku herbal yang
rasional, aman dan jujur berdasarkan penelitian.
b. Mengembangkan penelitian obat-obat herbal secara
berkesinambungan.
19

c. Membantu dan mendorong pemerintah, institusi pendidikan,


dunia kedokteran agar lebih berperan dalam penelitian dan
pengembangan obat dan pengobatan herbal.
d. Meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya
membina kesehatan melalui pola hidup sehat, pemakaian bahan-
bahan alami, dan pengobatan secara naturopathy.
e. Melakukan corporate social responsibility (CSR) yang intensif.
f. Mengelola perusahaan yang berorientasi ramah lingkungan.
g. Menjadi perusahaan obat herbal yang mendunia.
B. Proses Produksi
1. Balai Inseminasi Buatan (BIB) Ungaran
Inseminasi buatan merupakan suatu proses beternak modern yang
efisien untuk meningkatkan produktifitas ternak. Pada perkawinan yang
alami, ternak pejantan hanya bisa kawin dengan satu ekor betina dalam satu
kali kawin. Perkawinan secara inseminasi buatan (IB) berbeda, karena
sperma yang dihasilkan oleh seekor pejantan dalam satu kali ejakulasi
(pemancaran sperma) dapat digunakan untuk betina yang lebih banyak
setelah semen itu diproses dalam bentuk straw. Penggunaan teknik IB
tersebut dapat meningkatkan mutu genetik ternak, sehingga teknologi IB
perlu dilakukan untuk memenuhi kebutuhan para peternak, khususnya sapi
dan kambing.
Pada saat praktikum di Balai Inseminasi Buatan Ungaran, kami
melihat langsung proses penampungan semen pada ternak sapi dan
kambing. Penampungan semen merupakan suatu proses pengambilan semen
pejantan dewasa pada saat ejakulasi dengan menggunakan vagina buatan,
elektroejakulator dan pemijatan. Hal terpenting dalam inseminasi buatan
adalah proses penampungan semen yang benar, meliputi pengaturan interval
pejantan dan teknik pengambilan semen yang benar. Penampungan semen
dilakukan apabila penis sudah benar-benar tegang dan tampak kemerahan.
Biasanya sapi mengalami ejakulasi saat sudah menaiki bull teaser atau
pejantan pemancing sebanyak 4-5 kali. Kegiatan penampungan semen di
20

BIB Ungaran dilakukan dua kali dalam seminggu yaitu pada hari Senin dan
Kamis.
Pada proses penampungan semen ini, ada staf BIB yang bertugas
sebagai kolektor yang bertugas memegang vagina buatan dan praepetium.
Vagina buatan diletakkan pada corong karet kemudian diikat dengan tali
pita agar pada saat penampungan corong tidak terlepas dari tabung vagina
buatan. Pada ujungnya dipasang tabung sperma yang sudah diberi label
sesuai kode pejantan yang akan ditampung semennya. Kolektor berdiri di
sebelah kanan pejantan pemancing dengan posisi vagina buatan membentuk
sudut 45° dengan garis horizontal. Kemudian penis diarahkan ke vagina
buatan yang dipegang dengan menggunakan tangan kanan. Disusul dengan
tekanan kedepan dan terjadi ejakulasi. Ketika tejadi ejakulasi, pejantan
harus dibiarkan mendorong penisnya sendiri kedalam vagina buatan agar
proses ejakulasi dapat optimal. Pada penampungan berikutnya, rangsangan
yang timbul akan menurun sehingga sebaiknya pejantan pemancing yang
digunakan diganti yang lain.
Pejantan yang akan ditampung semennya dan pejantan pemancing
harus dalam keadaan bersih dan sehat. Kemudian pejantan pemancing
dimasukkan kedalam kandang kawin. Kegiatan selanjutnya adalah
mendekatkan pejantan dengan pejantan pemancing dan berusaha agar
pejantan menaiki pejantan pemancing hingga beberapa kali sampai
libidonya memuncak. Pada saat pejantan menaiki pemancing penis pejantan
keluar, sehingga kolektor harus selalu siap untuk mengarahkannya ke
vagina buatan. Tempat penampungan harus selalu dalam kondisi tenang dan
dibawahnya diberi alas seperti sabut kelapa yang disusun seperti matras. Hal
ini bertujuan untuk memberikan kenyamanan pada sapi atau kambing saat
melakukan proses penampungan semen.
Semen yang telah ditampung lalu segera dibawa ke laboratorium
untuk diperiksa dan menentukan kelayakan untuk diproses menjadi semen
beku. Lokasi laboratorium dan tempat penampungan semen agak jauh,
sehingga staf yang bertugas membawa semen ke laboratorium harus
21

menggunakan kendaraan bermotor. Hal ini dilakukan untuk menjaga


kualitas semen yang ditampung dan pada tabung yang digunakan untuk
wadah semen itu diberi penutup agar tidak terpapar sinar matahari langsung.
Selanjutnya proses yang dilakukan untuk menghasilkan semen beku
dilakukan di laboratorium oleh ahlinya. Secara umum, gambaran prosesnya
adalah proses pemeriksaan semen yang telah ditampung, pengenceran,
printing straw, filling and sealing, freezing, dan pemerikasaan kualitas
semen beku.
2. PT. Sido Muncul Tbk.
Proses produksi yang dilakukan oleh PT. Sido Muncul Tbk.
didasarkan pada penggolongan produk. Artinya, untuk setiap jenis produk,
cara, alur, dan bahan baku serta ruang dan mesin produksi yang digunakan
akan berbeda antara satu dengan yang lainnya. Pendekatan proses produksi
yang didasarkan pada jenis produk dipilih oleh PT. Sido Muncul Tbk.
karena lebih efekrif dan efisien mengingat diversitas jenis produk yang
tinggi yang terdapat di
PT. Sido Muncul Tbk. Pendekatan produksi berdasarkan proses tidak dapat
dimungkinkan, karena perbedaan cara pengolahan dan bahan baku yang
digunakan untuk setiap jenis produk.
PT. Sido Muncul Tbk. konsen pada produksi jamu-jamuan dan
minuman suplemen. Terdapat lebih dari 5 produk yang dihasilkan, seperti:
tolak angin, tolak linu, permen tolak angin, kuku bima energi, alang sari,
jahe instan, kunyit asam, beras kencur dan masih banyak lagi. Inovasi
produk diusahakan secara berkala dengan melihat tren yang terjadi dalam
masyarakat. Pengembangan produk terus dilakukan agar konsumen tidak
bosan dan stabilitas perusahaan dapat terjaga karenanya.
22

Gambar 3.2.1 Bagan Hubungan Divisi Produksi dengan Divisi


Lain PT. Sido Muncul Tbk.
Divisi-divisi yang berhubungan lansung dengan unit produksi adalah
gudang, quality control management dan riset and development. Diversitas
produk yang tinggi yang terdapat pada PT. Sido Muncul Tbk. mau tak mau
membutuhkan bahan baku yang jumlahnya beragam. Tidak mengherankan
bila gudang bahan baku PT. Sido Muncul Tbk. luasannya sangat luas.
Gudang bahan baku dibagi menjadi dua, yakni untuk bahan baku mentah
atau yang masih membutuhkan proses lebih lanjut dan bahan siap pakai.
Contoh bahan yang butuh penanganan lebih lanjut adalah: akar-akaran,
rimpang-rimpangan, dedaunan, dan lainnya, sedangkan bahan baku yang
siap olah contohnya adalah gula.
Bahan baku yang didatangkan oleh pemasok akan di cek oleh divisi
quality control. Kualitas dan kuantitas bahan baku yang dipesan harus
benar-benar diuji kelayakannya. Kualitas bahan baku akan menentukan
kualitas produk yang dihasilkan. Standar bahan baku yang ditetapkan
PT. Sido Muncul Tbk. sangat tinggi. Kecacatan bahan baku atau
ketidaksesuaian tidak bisa ditolerir lagi. Standar tinggi yang telah
diciptakan, nyatanya tidak sepenuhnuya dipatuhi oleh para pemasok. masih
banyak terdapat bahan baku yang tidak lolos sesuai permintaan. Situasi
seperti inilah yang harus diakali oleh divisi produksi sehingga produksi
masih bisa berjalan di tengah bahan baku yang tidak sesuai. Untuk
mengakali bahan baku yang tidak sesuai contohnya adalah pada produk
kunyit asam. Kunyit yang distandarkan harusnya yang berwarna kuning
hingga oranye dengan kandungan air yang sedikit. Saat PT. Sido Muncul
Tbk. mendapat kunyit dengan warna yang lebih putih dan kandungan air
banyak, maka mau tak mau mereka harus menambah jumlah kunyit dalam
satu resep agar warna yang dihasilkan konsisten kuning.
Proses produksi secara umum yang dilakukan PT. Sido Muncul Tbk.
diawali dari bahan baku yang telah lolos uji kontrol kemudian ditimbang
dan digiling. Proses penggilingan akan menghasilkan bahan berbentuk
23

serbuk. Serbuk yang dihasilkan bisa diolah lebih lanjut atau langsung
dijadikan produk jadi. Contoh serbuk yang langsung dijadikan produk jadi
misalnya serbuk jahe.
Cara yang lain adalah serbuk diekstraksi untuk diambil sari patinya
kemudian dicampur dengan bahan tambahan lain. Adonan atau campuran
yang sudah jadi nantinya akan melewati proses pengemasan. Proses
pengemasan yang terdapat di PT. Sido Muncul Tbk. berbeda untuk satu
jenis produk dengan lainnya. Misalnya proses pengemasan tolak angin
dilakukan secara manual melalui tangan-tangan terampil pekerja yang
mengepaki produk, sedangkan untuk produk kuku bima energi pengemasan
dilakukan dengan bantuan mesin sehingga hasilnya sangat besar. Alasan
dibalik perbedaan cara pengemasan tersebut salah satunya didasarkan pada
volume permintaan produk. Perlu diketahui bahwa kuku bima energi
merupakan produk unggulan PT. Sido Muncul Tbk. yang permintaanya
sangat besar, sehingga produksi dengan mesin merupakan tindakan tepat
untuk produk dengan permintaan besar.
24

Gambar 3.2.2 Bagan Proses Produksi PT. Sido Muncul Tbk.


C. Bidang Kajian Manajemen Persediaan
1. Balai Inseminasi Buatan (BIB) Ungaran
a. Jenis – Jenis Persediaan
Manajemen persediaan yang dilakukan oleh BIB Ungaran adalah
dengan cara pembekuan sperma. Tujuan pembekuan sperma adalah untuk
membuat sel sperma tertidur dan berhibernasi sehingga mampu bertahan
lebih dari 20 tahun. Persediaan yang ada di BIB Ungaran berupa semen
cair yang berasal dari pejantan sapi terpilih yang telah melalui proses
pengenceran sesuai prosedur produksi sehingga menjadi semen beku dan
disimpan di dalam nitrogen cair pada suhu -196oC pada kontainer. Mutu
semen beku sapi merupakan salah satu faktor yang dapat menentukan
keberhasilan program IB, meskipun masih banyak faktor lain yang ikut
memengaruhi seperti keterampilan inseminator, ketepatan deteksi birahi,
kesehatan reproduksi ternak betina, dan tatalaksana pemeliharaan ternak
betina. Untuk menjamin mutu semen beku sapi yang beredar, perlu
25

ditetapkan standar semen beku sapi yang didukung oleh penanganan


yang baik dan benar agar mutu semen beku sapi dapat dipertahankan
hingga siap untuk diinseminasikan.
Tingkat keberhasilan pembuatan semen beku dapat dilihat dari
kualitas semen beku yang dihasilkan.Semen beku yang berkualitas baik
mempunyai persentase motilitasdan spermatozoa hidup yang tinggi.
Namun, terdapat banyak faktor yang dapat menurunkan kualitas semen
mulai dari proses pengolahan, penyimpanan dalam kontainer, dan
distribusi semen beku itu sendiri. Pembekuan merupakan proses
pengeringan fisik yang meliputi dua tahap, yaitu pre freezing
(pembekuan awal) dan freezing (pembekuan). Pada tahap pre-freezing,
straw yang berisi semen diatur pada rak straw dan ditempatkan sekitar 4
cm di atas permukaan N2 cair dengan suhu -110oC sampai -120oC,
kemudian straw dibekukan pada suhu -196oC dengan cara dimasukkan
langsung ke dalam N2 cair.
Persediaan dalam kegiatan di BIB Ungaran meliputi bahan mentah,
setengah jadi dan produk jadi. Persediaan bahan mentah merupakan
persediaan bahan pakan untuk ternak sapi ataupun kambing. Pakan
ternak yang diberikan adalah tanaman rumput gajah. Rumput gajah yang
baru dipanen disimpan selama 18 jam sebelum dicacah dengan tujuan
melayukan rumput sehingga kadar airnya berkurang. Tujuan dari
pencacahan ini adalah untuk mencapai efisiensi konsumsi hijauan oleh
ternak. Barang setengah jadi yang disimpan oleh BIB adalah bibit ternak
pejantan yang didatangkan dari luar negri seperti indukan sapi dan
kambing jenis Kambing PE, sapi PO, sapi perah PFH, dll. Persediaan
barang jadi yang disimpan dikelola dengan baik dengan pengambilan
sperma ternak 2 kali dalam 1 minggu setiap senin dan kamis pagi.
b. Biaya – Biaya Persediaan
Biaya persediaan merupakan biaya yang terjadi karena BIB
Ungaran melakukan penyimpanan persediaan bahan baku. Biaya-biaya
yang dibutuhkan untuk mengelola persediaan di BIB Ungaran berasal
26

dari Dinas Pemerintah atau Dinas Peternakan. Pengelolaan biaya atau


keuangan di BIB oleh badan atau divisi khusus yang mengelola biaya-
biaya yang berkaitan dengan persediaan, baik persediaan faktor input,
bahan setengah jadi maupun persediaan produk atau output.
Persediaan produk di BIB Ungaran juga perlu dilakukan karena
sewaktu-waktu mungkin dapat terjadi kebutuhan akan sperma sapi dan
kambing yang meningkat. Selain barang jadi, persediaan bahan mentah
dan bahan setengah jadi juga diperlukan agar proses produksi di BIB
Ungaran dapat berjalan dengan maksimal. Namun persediaan yang
dilakukan juga harus dilakukan dengan teliti agar biaya yang dikeluarkan
untuk persediaan tersebut tidak melebihi batas normal. Persediaan juga
perlu dilakukan agar sewaktu-waktu ketika bahan mentah ataupun bahan
setengah jadi mengalami kelangkaan, BIB Ungaran memiliki stok pakan
dan bahan lainnya dalam jumlah yang cukup sampai waktu bahan-bahan
tersebut stabil di pasaran lagi.
c. Faktor – Faktor dalam Penentuan Jumlah Persediaan
Masalah persediaan bagi perusahaan adalah bagaimana
menentukan persediaan yang optimal, oleh karena itu perlu diketahui
faktor-faktor yg mempengaruhi besar kecilnya persediaan. Faktor-faktor
yang mempengaruhi jumlah persediaan di Balai Inseminasi Buatan
Ungaran dibagi berdasarkan jenis persediaannya yaitu bahan baku,
barang setengah jadi dan barang jadi. Bahan baku yang terdiri dari bahan
pengencer semen adalah suatu syarat – syarat tertentu yang ditambahkan
kedalam semen segar dengan perbandingan tertentu, sehingga volume
semen beratambah. Bahan tersebut terdiri dari susu skim, Aquabidest,
kuning telur, Glukosa dan Gliserol. Pembuatan pengencer dilakukan
sehari sebelum penampungan semen. Persediaan tersebut dipengaruhi
oleh perkiraan produksi semen beku, tingkat efisiensi penjadwalan
pembelian dan kegiatan produksi. Volume atau jumlah yang dibutuhkan,
yaitu yang dimaksudkan untuk menjaga kelangsungan (kontinuitas)
proses produksi. Semakin banyak jumlah bahan baku yang dibutuhkan,
27

maka akan semakin besar tingkat persediaan bahan baku. Kontinuitas


produksi tidak terhenti, diperlukan tingkat persediaan bahan baku yang
tinggi dan sebaliknya. Sifat bahan baku, apakah cepat rusak (durable
goods) atau tahan lama (undurable good). Sedangkan untuk bahan baku
yang memiliki sifat tahan lama, maka tidak ada salahnya menyimpannya
dalam jumlah besar. Agar kontinuitas produksi tetap terjaga, maka untuk
berjaga-jaga perusahaan sebaiknya memiliki apa yang dinamakan dengan
persediaan cadangan (safety stock). Persediaan cadangan atau disebut
pula persediaan pengaman adalah persediaan minimal bahan baku yang
harus dipertahankan untuk menjaga kontinuitas produksi.
Persediaan bahan mentah merupakan persediaan bahan pakan
untuk ternak sapi ataupun kambing. Rumput gajah yang baru dipanen
disimpan selama 18 jam sebelum dicacah yang bertujuan untuk
melayukan rumput sehingga kadar airnya berkurang. Tujuan pencacahan
adalah untuk mencapai efisiensi konsumsi hijauan oleh ternak, sehingga
memudahkan ternak mengkonsumsi hijauan karena semua bagian dari
rumput baik itu batang dan daun dapat dimakan oleh ternak. Kemajuan
teknologi termasuk mesin pencacah merupakan faktor dalam penentuan
jumlah persediaan. Penggunaan mesin pencacah akan menefisienkan
proses pencacahan sehingga mempengaruhi persediaan bahan pakan
ternak.
Persediaan barang setengah jadi berupa bibit ternak pejantan yang
ada di Balai Inseminasi Buatan ungaran, semarang didatangkan dari luar
negri, seperti sapi limousine dan simental yang langsung didatangkan
dari Australia. Adapun yang didatangkan dari dalam kota maupun luar
kota seperti sapi PO. Pembibitan merupakan bakalan dari ternak yang
telah diseleksi untuk dijadikan sebagai bibit ungul yang akan dipelihara
atau merupakan salah satu kegiatan untuk menyeleksi ternak unggul yang
dilihat dari postur badan, status fisiologis, kesehatan ternak, dan lain -
lain. Bibit ternak pejantan. Bibit yang sudah diseleksi tersebut lansung
dikirim ke Balai Inseminasi Buatan ungaran dipelihara untuk
28

pengambilan semen dan produksi semen. Persediaan bibit ternak pejantan


juga dipengaruhi persediaan ternak yang sudah ada sebelumnya, apakah
masih berada pada usia produktif untuk menghasilkan semen atau tidak.
Persediaan barang jadi merupakan masalah koordinasi produksi
dan penjualan. Barang jadi di Balai Inseminasi Buatan Ungaran berupa
semen beku. Jumlah permintaan dari peternak mempengaruhi persediaan
semen beku yang akan dijual. Kemasan dalam bentuk straw juga sebagai
faktor penentu jumlah persediaan karena kemasan dalam bentuk straw
akan menjaga kualitas dalam waktu lebih dari 5 tahun. Sehingga sifat
tahan lama dari barang jadi semen beku juga mempengaruhi jumlah
persediaan.
d. Hambatan dan Solusi dalam Manajemen Persediaan
Hambatan bagi Balai Inseminasi Buatan terkait manajemen
persediaan adalah adanya kelebihan produksi semen beku. Pada tahun
2015 jumlah produksi semen beku sebanyak 552.652, sedangkan jumlah
yang didistribusikan hanya 448.628. pada tahun 2016 jumlah yang
diproduksi 578.462, sedangkan yang didistribusikan 431.506. kelebihan
produksi tersebut disebabkan adanya permintaan dari peternak yang lebih
banyak pada sapi simental dan sapi merah, sehingga jumlah produksi dari
sapi jenis lain tidak terdistribusikan. Peternak beranggapan bahwa hanya
semen sapi jenis simental dan sapi merah yang dapat menghasilkan atau
memiliki kualitas baik. Padahal semen jenis sapi lain juga dapat
menghasilkan anakan yang baik.
Solusi untuk mengatasi anggapan peternak tersebut yaitu dengan
mengadakan sosialisasi kepada peternak kualitas dari masing-masing
semen pada semua jenis sapi dan kambing. Balai Inseminasi Buatan juga
menerapkan sistem distribusi First In First Out (FIFO) untuk mengatasi
adanya kelebihan produksi semen beku. Produk semen beku pada tahun
sebelumnya yang belum mencapai batas kadaluarsa didistribusikan
terlebih dahulu. Persediaan produk yang sudah mencapai batas
kadaluarsa atau 5 tahun lebih maka terpaksa akan dimusnahkan.
29

2. PT. Sido Muncul Tbk.


a. Jenis – Jenis Persediaan
Persediaan yang ada di PT. Sido Muncul dapat berupa bahan baku
berupa simplisia dan non simplisia. Simplisia merupakan bahan baku
yang berasal dari batang, rimpang, daun, akar, bunga, maupun buah dari
tanaman. Bahan baku simplisia dibedakan lagi menjadi dua, yaitu
simplisia basah dan simplisia kering. Simplisia basah adalah simplia
yang belum mengalami proses pengolahan, sementara simplisia kering
adalah simplisia yang teah mengalami peroses pengolahan terutama
proses pengeringan. Bahan baku non simplisia adalah bahan-bahan
tambahan yang ditambahkan ke dalam produk yaitu gula, garam, madu
dan bahan-bahan kimia seperti alkohol, aseton dan mentol. Bahan baku
yang masuk ke dalam produksi Sido Muncul diuji mutunya terlebih
dahulu. Hal ini dilakukan untuk mencegah digunakannya bahan baku
berkualitas buruk di dalam produksi, terlebih karena sebagian besar
bahan baku pembuatan jamu didapatkan dari hasil eksplorasi alam hingga
perlu diberikan standarisasi agar kualitas bahan baku yang digunakan
sama. Pemeriksaan dari bahan baku dilakukan oleh bagian Quality
Control.
Bahan baku yang baik dan berkualitas merupakan syarat penting
dalam proses produksi supaya produk yang dihasilkan memiliki kualitas
yang baik. PT Sido Muncul menetapkan standar-standar yang harus
dipenuhi dari bahan baku sehingga hanya bahan baku dengana kualitas
yang baik yang bisa masuk ke dalam produksi. PT Sido Muncul sendiri
memiliki orang-orang yang berpengalaman untuk mengawasi kualitas
bahan baku. PT Sido Muncul mendapatkan bahan bakunya dari
kemitraan dengan para pemasok, mengadakan bahan baku dari luar
negeri dan juga menanam bahan baku di kebun milik PT Sido Muncul.
80% bahan baku didapatkan dari eksplorasi alam yang dilakukan oleh
kemitraan dan 20% sisanya didapatkan dari budidaya dari kemitraan dan
budidaya sendiri. Bahan baku yang didapatkan akan diuji kandungan zat
30

aktifnya dan dibandingkan dengan standar yang telah ditetapkan oleh


perusahaan.
Proses manajemen bahan baku secara umum diawali dengan
pengecekan oleh bagian Quality Control. Jika bahan baku telah
memenuhi standar, maka bahan baku dimasukkan ke dalam gudang
penyimpanan bahan baku. Bahan baku yang disimpan berbentuk
simplisia kering, simplisia rajangan, kering utuh dan juga dalam bentuk
serbuk juga ekstrak. Ekstrak kering disimpan di gudang penyimpanan
non simplisia, sementara ekstrak berbentuk cair disimpan di dalam cold
strorage ekstraksi dalam waktu yang sudah ditentukan. Sebelum
digunakan kembali, bahan baku yang diambil dari gudang disortir
kemudian dicuci, dikeringkan, digiling baru dicampur dengan bahan-
bahan lainnya. Persediaan bahan baku menggunakan sistem FIFO (First
In First Out) yaitu yang masuk pertama adalah yang keluar pertama. Hal
ini dilakukan agar tidak ada bahan baku yang tersimpan terlalu lama di
dalam gudang dan untuk menghindari terjadinya kerusakan bahan.
Jenis persediaan lainnya di PT. Sido Muncul adalah persediaan
yang berupa produk jadi. Produk jadi yang telah dikemas hingga
kemasan sekunder ataupun tersier disimpan pada gudang khusus yang
digunakan untuk menyimpan produk jadi. Tujuan penyimpanan adalah
untuk menjaga agar produk tidak rusak sebelum dipasarkan.
Penyimpanan juga memudahkan kegiatan kontrol barang yang keluar
masuk. Karyawan pun juga mudah untuk menerapkan sistem FIFO (First
In First Out) sehingga produk yang diproduksi lebih awal akan dipasakan
lebih dulu.
b. Biaya – Biaya Persediaan
Biaya persediaan merupakan biaya yang terjadi karena PT. Sido
Muncul mengadakan persediaan bahan baku. Biaya persediaan yang ada
meliputi biaya pemesanan dan biaya penyimpanan. Biaya pemesanan
merupakan biaya yang dikeluarkan oleh PT. Sido Muncuk karena
melakukan pemesanan bahan baku. Berapapun besar pesanan perusahaan
31

maka biaya ini tidak akan terpengaruh. Biaya pemesanan simplisia terdiri
dari biaya telepon dan biaya administrasi. Biaya telepon terjadi ketika
memesan simplisia kepada pemasok. Besarnya biaya telepon dipengaruhi
oleh jarak pemasok, semakin jauh jarak pemasok dengan pabrik maka
semakin besar biaya teleponnya. Kemudian biaya administrasi,
merupakan biaya yang muncul karena adanya pembuatan faktur dan
untuk biaya administrasi bank.
Biaya persediaan yang selanjutnya adalah biaya penyimpanan.
Biaya ini muncul karena perusahaan melakukan kegiatan penyimpanan
bahan baku. Biaya penyimpanan terdiri dari biaya opportunity cost, biaya
penyusutan simplisia dan biaya pemeliharaan bahan baku. Biaya
opportunity cost dipengaruhi oleh harga beli simplisia dan beasrnya
tingkat bunga. Biaya penyusutan simplisia diperhitungkan sebesar 1,5%
dari harga pembelian simplisia. Biaya pemeliharaan dikeluarkan untuk
memelihara bahan baku, seperti menjaga jika bahan baku diserang tikus
atau jamur.
Persediaan penting untuk dilakukan untuk menunjang kelancaran
proses produksi dan operasi. Bahan baku dan barang pendukung harus
selalu ada selama ada proses produksi. Pengendalian persediaan memiliki
tujuan salah satunya untuk menjaga persediaan perusahaan agar tidak
terlalu besar atau berlebihan, sehingga biaya persediaan yang dikeluarkan
tidak terlalu besar juga. Selain itu, pengendalian persediaan juga menjaga
agar perusahaan tidak membeli bahan baku dalam jumlah kecil karena
hal ini juga dapat menyebabkan biaya pemesanan menjadi besar.
c. Faktor – Faktor dalam Penentuan Jumlah Persediaan
Produksi merupakan kegiatan mengolah bahan baku menjadi
produk jadi. Proses produksi akan menambah nilai guna suatu produk.
Dalam kegiatan produksi, hal terpenting yang harus diperhatikan oleh
PT. Sido Muncul adalah mengenai persediaan bahan baku. Persediaan
bahan baku akan menunjang kelancaran kegiatan produksi di
PT. Sido Muncul. Sebelum melakukan proses pengolahan, persediaan
32

bahan baku disimpan di gudang bahan baku. Di gudang bahan baku


terdapat berbagai macam bahan yang akan digunakan, diantaranya yaitu:
laos, jahe, kunyit, lempuyang, kayu pasak bumi dan lain-lain. Bahan-
bahan baku tersebut di datangkan dari berbagai daerah antara lain daerah
Jawa Tengah (Boyolali, Tawangmangu, Wonosobo), Kalimantan dan
daerah di seluruh wilayah Indonesia.
Bahan baku diambil dari daerah atau wilayah sekitar pabrik. Selain
itu bahan baku yang diambil adalah bahan baku yang dalam kondisi
kering, hal tersebut guna memudahkan proses penyimpan secara baik
agar kualitas bahan baku tetap terjaga. Bahan baku pun didapat dalam
rantai pasokan yang panjang sehingga harus dalam kondisi kering.
Penerimaan bahan baku juga dilakukan dalam gudang bahan baku. Setiap
ada bahan baku yang baru datang, harus dicek terlebih dahulu sebelum
disimpan dalam gudang bahan baku. Pengecekan bahan baku dilakukan
oleh tim QC (TQC/ Team Quality Control).
d. Hambatan dan Solusi dalam Manajemen Persediaan
Hambatan untuk menentukkan persediaan pada perusahaan
PT. Sido Muncul Tbk sangatlah beragam yaitu salah satunya adalah
terlalu banyak brand yang dikeluarkan, karena dengan banyaknya brand
yang dikeluarkan membuat PT. Sido Muncul Tbk sendiri kewalahan
memilih prioritas persediaan. Kemudian ada permintan yang belum
terpenuhi, yaitu masih banyak daerah yang belum terpasarkan produk-
produk sidomuncul karena sidomuncul sendiri juga masih bingung
memilih persediaan apa yang harus ada guna dapat menjamah semua
daerah dan permintaan. Lamanya penyortiran dan pengecekan dari Team
Quality Control yang membuat persediaan di PT. Sido Muncul Tbk juga
sangat berpengaruh namun sebenarnya juga banyak membantu.
Solusi untuk mengatasi hambatan yang ada pada
PT. Sido Muncul Tbk tersebut diselesaikan dengan meletakkan produk
baru yang hampir sejenis dalam area yang sama. Pembuatan produk baru
hampir sama atau relatif mirip dengan proses produksi produk yang
33

sudah ada, mengakibatkan perubahan dalam pelaksanaan proses produksi


produk yang sekarang tidak akan mengalami banyak perubahan. Hal
tersebut tentunya akan sangat mengutungkan dalam hal biaya dan waktu
produksi. Serta membuat survey daerah agar produk dapat masuk di
semua kalangan.

IV. KESIMPULAN DAN SARAN


34

A. Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari praktikum Manajemen Produksi
dan Operasi yang berlangsung di Balai Inseminasi Buatan (BIB) dan
PT. Sido Muncul Tbk. ini adalah sebagai berikut:
1. Proses produksi di Balai Inseminasi Buatan (BIB) berfokus pada produksi
semen beku. Proses pembuatan semen beku melalui berbagai tahapan yaitu
terdiri dari pengambilan sperma, pemeriksaan, pengenceran, pembekuan
(freezing) dan tahap evaluasi. Prinsip sterilisasi sangat dijunjung tinggi
oleh pengelola BIB, karena hal ini akan berpengaruh langsung terhadap
simpanan semen beku.
2. Proses produksi di PT. Sido Muncul Tbk. menggunakan pendekatan jenis
produk. Artinya, untuk setiap jenis produk lokasi, bahan baku, mesing
yang digunakan, tenaga kerja hal ini akan berbeda satu sama lain.
Pengelolaan bahan baku di PT. Sido Muncul dilakukan dengan pendekatan
just in time yang artinya jumlah bahan baku di gudang dijaga seminim
mungkin namun masih cukup untuk menopang produksi dalam satu
periode waktu, sehingga hal ini dapat menimumkan biaya pengelolaan.
3. Manajemen persediaan di Balai Inseminasi Buatan (BIB) Ungaran
meliputi 4 hal, yaitu jenis-jenis persediaan, biaya persediaan, faktor-faktor
dalam penentuan jumlah persediaan serta hambatan dan solusi dalam
manajemen persediaan. Jenis-jenis persediaan yang dilakukan oleh BIB
Ungaran adalah dengan cara pembekuan sperma. Tujuan pembekuan
sperma adalah untuk membuat sel sperma tertidur dan berhibernasi
sehingga mampu bertahan lebih dari 20 tahun. Biaya persediaan
merupakan biaya yang terjadi karena BIB Ungaran melakukan
penyimpanan persediaan bahan baku. Biaya-biaya yang dibutuhkan untuk
mengelola persediaan di BIB Ungaran berasal dari Dinas Pemerintah atau
Dinas Peternakan. Faktor-faktor yang mempengaruhi jumlah persediaan di
Balai Inseminasi Buatan Ungaran dibagi berdasarkan jenis persediaannya
yaitu bahan baku, barang setengah jadi dan barang jadi. Hambatan bagi
Balai Inseminasi Buatan terkait manajemen persediaan adalah adanya

33
35

kelebihan produksi semen beku. Solusi dari Balai Inseminasi Buatan yaitu
dengan menerapkan sistem distribusi First In First Out (FIFO) untuk
mengatasi adanya kelebihan produksi semen beku.
4. Manajemen persediaan di PT. Sido Muncul Tbk. juga meliputi 4 hal, yaitu
jenis-jenis persediaan, biaya persediaan, faktor-faktor dalam penentuan
jumlah persediaan serta hambatan dan solusi dalam manajemen
persediaan. Jenis-jenis persediaan yang ada di PT. Sido Muncul dapat
berupa bahan baku berupa simplisia dan non simplisia. Biaya persediaan
merupakan biaya yang terjadi karena PT. Sido Muncul mengadakan
persediaan bahan baku. Biaya persediaan yang ada meliputi biaya
pemesanan dan biaya penyimpanan. Faktor terpenting yang harus
diperhatikan dalam penentuan jumlah persediaan oleh PT. Sido Muncul
adalah mengenai persediaan bahan baku. Persediaan bahan baku akan
menunjang kelancaran kegiatan produksi di PT. Sido Muncul. Hambatan
dalam manajemen persediaan pada
PT. Sido Muncul Tbk sangatlah beragam yaitu salah satunya adalah terlalu
banyak brand yang dikeluarkan, karena dengan banyaknya brand yang
dikeluarkan membuat PT. Sido Muncul kewalahan memilih prioritas
persediaan. Solusi untuk mengatasi hambatan yang ada pada
PT. Sido Muncul Tbk. tersebut diselesaikan dengan meletakkan produk
baru yang hampir sejenis dalam area yang sama.
B. Saran
Saran dari praktikum Manajemen Produksi dan Operasi yang telah
dilakukan yaitu:
1. Untuk Balai Inseminasi Buatan untuk lebih melihat pasar membutuhkan
berapa jumlah yang diminta, karena pernah terjadi pembakaran semen
yang tidak laku terjual.
2. Untuk PT. Sido Muncul Tbk bisa ditingkatkan kawasan wisata karena
kawasan wisata cukup berpotensi untuk menarik minat pengunjung.
36

DAFTAR PUSTAKA

Dubey Rameshwar, 2014, Supply Chain and Operation Management Journal’s :


An Overview and Need for a New Journal in Supply Chain Management,
Journal of Supply Chain Management Systems, No 3/ Vol 3.
Dutta A., Hau L., Seungjin W, 2007, RFID and Operations Management :
Technology, Value, and Incentives, Journal Productions and Operations
Management, No 5/ Vol 16
Firmansyah Deni, 2011, Minimisasi Biaya Produksi pada UD. Amino Malang,
Jurnal Manajemen Bisnis, No 2/ Vol 198
Hadiguna Rika Ampuh dan Machfud, 2008, Model Perencanaan Produksi pada
Rantai Pasok Crude Palm Oil dengan Mempertimbangkan Preferensi
Pengambil Keputusan, Jurnal Teknik Industri, No 1/ Vol 10
Harsanto Budi, 2013, Dasar Ilmu Manajemen Operasi, Unpad Press, Bandung.
Herjanto Eddy, 2008, Manajemen Operasi Edisi Ketiga, Cakrawala Kencana,
Samarinda.
Puspika, Juliana dan Anita Desi, 2013, Inventory Control dan Perencanaan
Persediaan Bahan Baku Produksi Roti pada Pabrik Roti Bobo Pekanbaru,
Jurnal Ekonomi, No 3/ Vol. 21
Ristono Agus, 2009, Manajemen Persediaan, Graha Ilmu, Yogyakarta
Sampeallo Yulius Gessong, 2012, Analisis Pengendalian Persediaan pada UD.
Bintang Furniture Sangasanga, Jurnal Eksis, No 1/ Vol. 8
Timothy et al, 2013, The Impact of Inventory Management Practices on
Financial Performance of Sugar Manufacturing Firms in Kenya,
International Journal Bussines, No 5/ Vol 3
Wanke Peter, 2014, A Conceptual Framework for Inventory Management:
Focusing on Low-Consumption Items, Journal of Production and Inventory
Management, No 1/ Vol 49
Yamit Zulian, 2007, Manajemen Kualitas Produk dan Jasa, Penerbit Ekonesia,
Yogyakarta

Anda mungkin juga menyukai