Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
I. Tujuan
1. Melakukan kalibrasi thermometer
2. Memisahkan larutan yang tercampur dietileter-air dengan cara
destilasi sederhana.
3. Memisahkan larutan yang tercampur dietileter- methanol dengan cara
destilasi bertingkat.
II. Prinsip
1. Kalibrasi thermometer : mengkalibrasi titik nol thermometer dengan
cara mencelupkan thermometer pada campuran air-es, yang diaduk
homogen untuk memastikan thermometer layak dipakai.
2. Destilasi sederhana adalah pemisahan campuran dan pemurnian zat
cair berdasarkan perbedaan titik didih yang cukup besar.
3. Destilasi bertingkat adalah pemisahan dan pemurnian zat cair
berdasarkan perbedaan titik didih yang nilainya atau perbedaannya
kecil dibawah 70.
III. Teori
a. destilasi
Distilasi merupakan metode yang sangat baik digunakan untuk memurnikan
zat cair.suatu zat cair mengandung atom-atom atau molekul yang tersusun
berdekatan namun masih dapat bergerak bebas dengan energy yang berlainan.
Ketika suatu molekul zat cair mendekati perbatasan fasa uap-cair, maka molekul
tersebut jika memiliki energy yang cukup, maka dapat berubah dari fasa cair
menjadi fasa gas. Hanya molekul molekul yang memiliki energetika yang cukup
yang dapat mengatasi gaya yang mengikat antar molekul dalam fasa cair sehingga
dapat melepaskan diri ke dalam fase gas.
Beberapa molekul yang berada dalam fasa uap diatas zat cair, ketika
mendekati permukaan zat cair tersebut, dapat memasuki fasa cair kembali
sehingga menjadi bagian dari fasa yang terkondensasi. Pada saat proses ini terjadi,
molekul-molekul akan memperkecil energi kinetiknya, sehingga gerakannya lebih
lambat. Ketika sistem berada dalam kesetimbangan, karena banyak molekul zat
cair yang memasuki fasa uap dan kemudian kembali lagi menjadi cair, maka dapat
terukur tekanan uapnya. Jika sistem bertahan dalam kesetimbangan, bahkan
energinya dinaikkan, banyak molekul dalam fasa cair akan memiliki energi yang
mencukupi untuk berubah menjadi fasa uap. Walaupun banyak molekul yang juga
kembali dari fasa uap menjadi fasa cair, namun jumlah molekul dalam fasa uap
akan bertambahdan tekanan uapnya akan naik. Jumlah molekul dalam fasa uap
sangat bergantung pada suhu, tekanan, dan kekuatan gaya tarik antarmolekul di
dalam fasa cair dan volume sistem. Jika dua komponen berbeda (A dan B)
terdapat dalam fasa cair, uap diatas fasa cair akan mengandung beberapa molekul
setiap komponen. Jumlah molekul A dalam fasa uap ditentukan oleh tekkanan uap
A dan fraksi mol dari A dalam campuran. Dengan kata lain, jumlah relatif
komponen A dan B dalam fasa uap akan berhubungan erat dengan tekanan uap
tiap zat cair murni. Hubungan ini secara matematis diungkapkan menurut hokum
Raoult:
Dimana PA = tekanan parsial zat A, PB = tekanan parsial zat B, PoA = tekanan uap
murni dari zat A, PoB = tekanan uap murni dari zat B, XA = fraksi mul zat A dalam
fasa cair, dan XB = fraksi mol zat B dalam fasa cair.
Pemanasan
Pemanasan harus dilakukan secara bertahap agar diperoleh
interval yang tidak terlalu panjang.
Tekanan udara
Tekanan udara mempengaruhi titik didih suatu zat.
V. Prosedur
5.1 Kalibrasi termometer
Dimasukan beberapa bongkahan es kedalam gelas kimia, kemudian
ditambahkan air hingga es mengembang. Setelah itu dicelupkan
termometer hingga bagian sensor termometer tenggelam. Termometer
diaduk perlahan, diamati penurunan suhu pada skala. Ketika suhu
stabil, dicatat skala termometer. Jika pembacaan skala dalam trayek
1°C dibawah atau diatas 0°C, maka termometer tersebut layak dipakai.
Jika pembacaan melebihi trayek tersebut, tukarkan termometer dengan
yang baru, lalu kalibrasi lagi, keringkan termometer dengan kertas
tissue.
VII. Pembahasan