Insan Yurisdiksi
Insan Yurisdiksi
Hukum Laut
Yurisdiksi di Laut Teritorial
Yonatan Elsavan
120116229
KP B
Fakultas Hukum 2016
1
DAFTAR ISI
BAB I Pendahuluan
1.1 Latar Belakang.......................................................................................................... 3
BAB II Pembahasan
2.1 pengertian Yurisdiksi............................................................................................................... 3
2.2 Macam-macam Yurisdiksi....................................................................................................... 5
2.3 Unsur-unsur Yurisdiksi Negara............................................................................................... 6
2.4 Keberlakuan Prinsip Teritorial................................................................................................ 7
2.5 pengertian Yurisdiksi Negara Pantai....................................................................................... 8
BAB III PENUTUP
3.1 KESIMPULAN........................................................................................................ 10
Daftar Pustaka......................................................................................................................... 11
2
BAB I
Pendahuluan
Indonesia merupakan neara kepulauan yang memiliki laut yang sangat luas yaitu dengan
81.000 km dimana hal tersebut telah diakui dalm UNCLOS 1982. Dengan wilayah laut yang
sangat luas yang dimiliki indonsesia maka indonesia memiliki sumber daya laut yang
melimpah terutama dari hasil perikanan laut yang cukup besar. Dengan luas laut yang dimiliki
indonesia maka akan berdampak positif dan negatif salah satu dampak negatif yang dirasakan
oleh negara indonesia yaitu perairan laut yang luas tersebut kurang terjaga dan mendatangkan
berbagai ancaman salah satunya terhadap sengketa batas wilayah dengan negara tetangga.
Batas laut teritorial sejauh 12 mil laut dari garis dasar lurus dan perbatasan Zona Ekonomi
Eksklusif sejauh 20 mil laut garis dasar laut.
Dengan adanya perkembangan zaman maka membuat aktivitas di wilayah perairan menjadi
meningkat, khususnya di laut teritorial. Peningkatan aktivitas di wilayah perairan salah
satunya ditandai dengan meningkatnya intensitas pelayaran antara lain kapal barang dan
penangkapan ikan yang tidak menutup kemungkinan terjadinya kecelakaan di laut selain itu
dapat meningkatkan sengketa dengan negara tetangga. Maka untuk mengatur permasalahan-
permasalahan yang terjadi di perairan laut khususnya laut teritorial maka diperlukan peraturan
baku yang mengatur mengenai hukum laut indonesia khususnya di laut teritorial yang sering
di lalui oleh kapal asing dan sering menimbulkan konflik dengan negara tetangga. Pemerintah
dianggap kurang serius didalam menangani permasalahan khususnya yang terjadi di wilayah
perairan laut teritorial ideonesia sehingga banyak sumber daya di perairan indonesia yang
hilang karena dicuri oleh nelayan asing. Hal tersebut tentu merugikan indonesia sehingga
diperlukan pemahaman mengenai laut teritorial harus di lakukan secara optimal
Laut teritorial atau perairan teritorial (Territorial sea) adalah wilayah kedaulatan suatu negara
pantai selain wilayah daratan dan perairan pedalamannya; sedangkan bagi suatu negara
kepulauan seperti Indonesia, Jepang, dan Filipina, laut teritorial meliputi pula suatu jalur laut
yang berbatasan dengannya perairan kepulauannya dinamakan perairan internal termasuk
dalam laut teritorial pengertian kedaulatan ini meliputi ruang udara di atas laut teritorial serta
dasar laut dan tanah di bawahnya dan, kedaulatan atas laut teritorial dilaksanakan dengan
menurut ketentuan Konvensi Perserikatan Bangsa-Bangsa tentang Hukum Laut (United
Nations Convention on the Law of the Sea), lebar sabuk perairan pesisir ini dapat
diperpanjang paling banyak dua belas mil laut (22,224 km) dari garis dasar (baseline-sea).
BAB II
PEMBAHASAN
Yuridiksi Negara
3
Yuridiksi berasal dari kata latin yaitu Yurisdictio, yuris artinya kepunyaan hukum dan dictio
artinya ucapan . Berarti yuridisi adalah kekuasaan/hak/kewenangan menurut hukum,
sedangkan Yuridiksi negara adalah kekuasaan/hak/kewenangan suatu negara untuk
menetapkan dan memaksakan hukum yang dibuat oleh negara itu sendiri. Yuridiksi
merupakan refleksi dari kedaulatan.
Hanya negara berdaulat yang dapat memiliki yuridiksi menurut HI. Kedaulatan dalam HI
mengandung 2 aspek :
1. intern yaitu kekuasaan negara mengatur segala yang terjadi dalam batas wilayahnya
2. ekstern , yaitu kekuasaan untuk mengadakan hubungan dengan masyarakat internasional
dan mengatur segala sesuatu yang berhubungan dengan kepentingan negaranya dengan
mengingat hukum internasional dan hukum nasional negara lain
Konsep kedaulatan, kemerdekaan dan kesamaan derajat tidak bertentangan satu dengan lain
bahkan merupakan perwujudan dan pelaksanaan pengertian kedaulatan dalam arti wajar dan
sebagai syarat mutlak bagi terciptanya suatu masyarakat Internasional yang teratur.
Prinsip-Prinsip Dalam Yurisdiksi Negara
A. Asas Teritorial
Setiap negara mempunyai yurisdiksi terhadap yang berlaku di wilayah negaranya hal ini
diakui oleh hukum internasonal dan merupakan perwujudan kedaulatan suatu negara. Praktek
di negara inggris yang kemudian diikuti oleh amerika serkat dimana keberadaan /orang atau
benda sudah di suatu wilayah cukup untuk menarik yurisdiksi tanpa perlu berdomisili atau
bertempat tinggal di wilayah tersebut.
A. Yurisdiksi personal
yaitu yurisdiksi ini berlaku bagi orang atau badan hukum , baik warga negaranya atau badan
hukum sendiri maupun bagi warga negara asing atau badan hukum asing
Yuridis personal ini dibagi lagi :
- yurisdiksi personal berdasarkan prinsip nasionalitas/kewarganegaraan aktif, maksudnya
berdasarkan suatu anggapan bahwa setiap warga Negara dari satu Negara akan membawa
hukum negaranya kemanapun ia pergi dan dimanapun ia berada.
- yurisdiksi personal berdasarkan prinsip nasionalitas/kewarganegaraan pasif, yaitu suatu
Negara mempunyai yurisdiksi untuk mengadili orang asing yang melakukan tindak pidana
terhadap warga negaranya di luar Negeri.
- Yurisdiksi personal berdasarkan prinsip perlindungan (protected principle), yaitu suatu
Negara dapat melaksanakan yurisdiksinya terhadap warga negara asing yang melakukan
kegiatan di luar negeri dan diduga dapat mengancam kepentingan,keamanan, integritas,
kemerdekaan atau kepentingan umum Negara tersebut. Penerapan prinsip ini disertai alasan-
alasan :
(1) akibat kejahatan tersebut sangat besar bagi Negara yang menjadi korban
(2) bila yurisdiksi tidak dijalankan, maka kejahatan tersebut besar kemungkinan akan lolos
dari tuntutan, karena :
(a) tidak melanggar hukum dari Negara pelaku tersebut
(b) penyerahan ekstradisi ditolak karena kejahatan tersebut bersifat politik
b. Yurisdiksi Kebendaan
Persoalan yang muncul adalah Negara manakah yang berhak mengatur dan hukum negara
manakah yang berlaku terhadap suatu benda yang berada pada suatu tempat tertentu. Titik
beratnya pada benda itu sendiri. Sehubungan dengan penggolongan benda bergerak dan tidak
bergerak, timbul kemungkinan-kemungkinan :
- bahwa untuk selamanya benda tersebut berada dalam wilayah suatu Negara
- pada suatu waktu, berada di atas Negara tertentu dan pada waktu yang lain berada di
Negara-negara yang berbeda.
- Sebagian dari benda tersebut berada di suatu Negara dan sebagian lagi berada di
wilayah lain.
c. Yurisdiksi Kriminal,
yaitu yurisdiksi Negara terhadap peristiwa pidana yang terjadi pada suatu Negara tertentu.
Penekanannya pada peristiwa pidana/tindak pidana.
d. Yurisdiksi Sipil,
yaitu yurisdiksi Negara atas peristiwa-peristiwa hak sipil/perdata yang terjadi pada suatu
tempat tertentu dan di dalamnya tercantum aspek internasional
II. Yurisdiksi Negara atas Tempat atau Terjadinya Objek Yang Diatur
5
1. Yurisdiksi Teritorial yaitu kewenangan yang dimiliki suatu negara didalam menerapkan
hukum nasional yang diberlakukan didalam laut teritorialnya yang bersifat tidak mutlak
hanya saja dibatasi oleh hukum internasional , sehingga pengecualiannya antara lain :
a. terhadap kepentingan Negara asing yang sedang berada dalam suatu Negara.
b. Perwakilan diplomatik dan konsuler
c. Kapal pemerintah dan kapal dagang pemerintah asing
d. Angkatan bersenjata Negara asing
e. Organisasi internasional baik terhadap pimpinannya maupun stafnya
4. Yurisdiksi Universal
Yaitu yurisdiksi kriminal yang dimiliki oleh setiap Negara yang muncul karena peristiwa
hukum tertentu. Yurisdiksi ini muncul bila seseorang melakukan tindakan yang termasuk
kategori musuh setiap umat manusia. Atas tindakan tersebut setiap Negara mempunyai
jurisdiksi untuk menangkap pelakunya, termasuk tindakan pembajakan, pembunuhan masal.
6
Yursidksi ini terbagi menajdi 2 prinsip antara lain:
1. prinsip teritorial subyektif dimulainya suatu peristiwa
2. prinsip teritorial obyektif diakhirinya suatu peristiwa dan menimbulkan akibat merugikan
Menurut G.williams hubungan yang erat dengan kompetensi yurisdiksi karena beberapa
faktor yaitu:
[1] Syarat Lintas Damai: terus menerus, langsung dan secepat mungkin à Pasal 18 UNCLOS
‘82
[2] teori Floating Island
[3] Pendapat AKEHURST: selain agar efisien, kekebalan diberikan karena diplomat adalah
wakil negara
[4] N. A. Maryan Gereen: terhadap kejahatan-kejahtan seperti ini, selain memiliki yurisdiksi,
ngara-negara meiliki hak bahkan kewajiban untuk menghukumnya.
http://mylittlefairy.blogspot.co.id/2010/11/yurisdiksi.html
7
1. Negara dan Kepala Negara Asing, negara memiliki kedaulatan yang harus dihormati
oleh negara lain, kepala Negara diidentikkan dengan negara
Yurisdiksi negara dalam hukum internasional merupakan hak negara untuk mengatur
kedaulatan suatu negara dengan langkah-langkah yang bersfat legislatif, eksekutif dan
yudikatif atas hak-hak individu, milik atau harta kekayaan, perilaku-perilaku atau peristiwa-
peristiwa yang bukan hanya terjadi didalam negeri tetapi juga menyangkut hal-hal yang
berkaitan dengan internasional .
Yuroisdiksi merupakan perwujudan kedulatan didalam suatu negara yang besangkutan
dimana kedaulatan di setiap negara yang satu tentu akan berbeda dengan negara yang lain
sehingga kedaulatan disuatu negara tidak boleh dilaksanakan di negara yang lain, kecuali
telah terjadi kesepakatan dalam bentuk izin dari negara pemilik kedaulatan tersebut.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia yurisdiksi memiliki dua pengertian yaitu: a)
Kekuasaan mengadili; lingkup kekuasaan kehakiman; peradilan, b) Lingkungan hak dan
kewajiban, serta tanggung jawab di suatu wilayah atau lingkungan kerja tertentu; kekuasaan
hukum36 , sehingga bisa dikatakan bahwa yurisdiksi negara pantai adalah hak dari suatu
negara yang memiki pantai untuk melakukan suatu kegiatan di wilayah kekuasaanya serta
mempunyai wewenang atas wilayah tersebut jika terjadi suatu pelanggaran hukum yg
dilakukan oleh suatu negara di wilayah perairan dan wilayah yurisdiksinya sesuai dengan
ketutentuan hukum internasional.
Pada dasarnya negara pantai mempunyai hak untuk melaksanakan yurisdiksinya di laut
teritorial. Dengan adanya hak tersebut maka kejahatan dan pelanggaran yang dilakukan oleh
kapal asing di suatu negara dapat diatasi oleh negara tempat kapal itu melakukan kejahatan
sehingga dapat menciptakan suatu kondusifitas di wilayah perairan laut. Prinsip yurisdiksi
teritorial yang dimiliki negara pantai tampak dari hasil Konferensi Kodifikasi Hukum Laut
Den Hag pada tahun 1930
Negara pantai dapat menikmati yurisdiksi eksklusif atas tanah dan lapisan tanah dibawahnya
sejauh 12 mil laut diukur dari garis dasar sepanjang pantai yang mengelilingi negara
tersebut , yang dimaksud dengan garis dasar disini adalah garis yang ditarik dari pantai pada
8
saat air laut surut. Negara pantai mempunyai kedaulatan atas laut teritorial, ruang udara
diatasnya, dasar laut dan tanah dibawahnya serta kekayaan alam yang terkandung di
dalamnya39 , namun tidak semua negara memilliki pantai hanya negara yang memiliki pantai
yang berhak melaksanakan yurisdiksinya di wilayah lautnya sesuai dengan apa yang sudah
diatur di dalam UNCLOS 1982.
9
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Negara indonesia merupakan negara kepulauan yang memiliki perairan laut yang sangat luas,
dengan adanya perairan laut yang luas dan kurang terjaga sehingga mendatangkan ancaman
sengketa terhadap batas wilayah dengan negara tetangga oleh karena itu perlunya penetapan
terhadap yurisdiksi dalam suatu negara khususnya yang berkaitan dengan laut teritorial.
Penetapan batas wilayah yurisdiksi negara merupakan hal yang sangat penting dan strategis
sekaligus sensitif karena berkaitan dengan pengaturan kedaulatan, hak-hak berdaulat dan
yurisdiksi suatu negara terhadap zona maritim khususnya laut teritorial.
laut territorial adalah jalur laut selebar 12(dua belas) mil yang diukur dari garis pangkal
kepulauan Indonesia sebagaimana yang dimaksud pasal 5.
1. Berbicara mengenai laut teritorial maka dikenal adanya hak lintas damai yang
diperuntukkan bagi kapal asing yang melintasi yurisdiksi negara lain sehingga dapat
memberikan rasa aman bagi nelayan asing ketika melewati yurisdiksi negara lain.
2. penentuan laut territorial suatu Negara pantai dilakukan dengan cara penarikan sejauh
12 mil dari garis pangkal terluar yang merupakan ttitik pasang surut terendah seperti
yang diatur dalam pasal 5 unclos dan uu no.6 tahun 1996 pasal 5
10
Daftar Pustaka
-Tirtanulia, Tjondro, Zona-Zona Laut UNCLOS, Brilian Internasional, Sidoarjo,2011
-Tirtanulia, Tjondro, UNCLOS dan Implementasinya, Cetakan Pertama, Universitas
Surabaya, Surabaya, 2017
-Anwar Chairul, 1982, Hukum Internasional: Horizon Baru Hukum Laut
Internasional,Jakarta:Djambatan
-Wallace Rebecca M.M, 1986, Hukum Internasional, Penerjemah Bambang
Armunadi,Semarang: Penerbit Ikip Semarang Press,
-Kusumaatmaja Mochtar & Etty R.Agoes, 2003, Pengantar Hukum Internasional,
Bandung:PT.Alumni.
- Starke J.G., 2001, Pengantar Hukum Internasional I , Edisi Kesepuluh, Jakarta: Sinar
Grafika
-Narzif,SH,MH.2003.modul hukum laut Indonesia kusumaatmadja,mochtar.1978.hukum laut
internasional.bandung:bina cipta
-http//dinamikahukum.fh.unsoed.ac.id/index.php/JDH/article/viewFile/63/176
http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/48590/Chapter
%20II.pdf;jsessionid=CCE3FC281D2A951BA7545B8DF32CA581?sequence=3
http://www.google.co.id/search?
q=jurnal+hukum+laut+tentang+yurisdiksi+di+laut+teritorial&hl=id&gbv=2&prmd=ivns&ei=
uR4pWrnuN8PqvAS39azACg&start=10&sa=N
http://e-journal.uajy.ac.id/10048/2/2HK10737.pdf
https://www.google.co.id/url?
sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=2&cad=rja&uact=8&ved=0ahUKEwjxi66l5PfXA
hXHvI8KHdh_A-cQFggwMAE&url=http%3A%2F%2Fjournal.uin-alauddin.ac.id
%2Findex.php%2Fal_daulah%2Farticle%2Fdownload
%2F1477%2F1425&usg=AOvVaw2Dca2i64qS4pKsTABLXwwQ
11
12
13