0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
28 tayangan2 halaman
Kota Vaexjoe di Swedia berhasil melakukan revolusi hijau dengan 4 langkah utama yaitu penggunaan energi terbarukan, transportasi bersih, konservasi energi, dan mempromosikan diri sebagai kota hijau Eropa. Revolusi hijau ini dimulai sejak tahun 1960an untuk memulihkan perairan kota yang tercemar dan berhasil mengurangi emisi karbon menjadi separuhnya hingga tahun 1993.
Kota Vaexjoe di Swedia berhasil melakukan revolusi hijau dengan 4 langkah utama yaitu penggunaan energi terbarukan, transportasi bersih, konservasi energi, dan mempromosikan diri sebagai kota hijau Eropa. Revolusi hijau ini dimulai sejak tahun 1960an untuk memulihkan perairan kota yang tercemar dan berhasil mengurangi emisi karbon menjadi separuhnya hingga tahun 1993.
Kota Vaexjoe di Swedia berhasil melakukan revolusi hijau dengan 4 langkah utama yaitu penggunaan energi terbarukan, transportasi bersih, konservasi energi, dan mempromosikan diri sebagai kota hijau Eropa. Revolusi hijau ini dimulai sejak tahun 1960an untuk memulihkan perairan kota yang tercemar dan berhasil mengurangi emisi karbon menjadi separuhnya hingga tahun 1993.
NPM : 1606827063 Data Publikasi : Antara News, 2014, Pelajaran dari Kota Hijau Vaexjoe di Swedia, 25 Januari, 1 hlm http://www.antaranews.com/berita/415885/pelajaran- dari-kota-hijau-vaexjoe-di-swedia 11 Februari 2017, pk. 22.50 WIB Peta Konsep :
Uraian singkat peta konsep :
Kota Vaexjo mengalami pencemaran karena perluasan kota dan pencemaran air yang diakibatkan oleh limbah industri kain pada abad ke-18 dengan langkah pembersihan dimulai dari pemulihan perairan paling tercemar yaitu, Danau Trumman pada tahun 1960an. Kota Vaexjo membutuhkan dan melakukan suatu Revolusi Hijau melalui 4 langkah besar yaitu, penggunaan energi terbarukan, transportasi bersih, konservasi energi, dan memromosikan diri sebagai “Kota Terhijau Eropa”. Revolusi Hijau memiliki tujuan hijau yang mendorong perubahan-perubahan yaitu, petani lokal bergerak ke sistem organik, pengurangan konsumsi kertas, dan penggunaan sepeda atau transportasi publik. Kota Vaexjoe dalam mencapai tujuan meninggalkan bahan bakar minyak (fosil) memiliki kendala yaitu, sekitar 60% warga kota masih menggunakan mobil karena harga bahan bakar yang murah. Penggunaan energi terbarukan dilaksanakan melalui perencanan pada tahun 1990an yaitu, program meninggalkan BBM pada tahun 2030 dan mengurangi separuh emisi karbon dalam waktu kurang dari dua dekade. Selain itu, ada peralihan penggunaan BBM ke biomassa yang dirintis oleh perusahaan energi milik kota dengan cara membakar limbah dari industri kehutanan. Transportasi bersih dengan menggunakan bus kota biogas yang berbahan bakar ramah lingkungan yaitu, gas produksi lokal dari daur ulang makanan busuk dan limbah yang diperoleh melalui pengumpulan limbah organik oleh dewan lokal yang mendapati dua per tiga rumah tangga warga kota mendaftar secara sukarela dengan imbalan rendah. Konservasi energi melalui Rumah Ramah Lingkungan (Positive House) karena memiliki panel surya dan perangkat penghemat energi. Selain itu, ada pembangunan pada tahun 1970an yang menghasilkan sistem pembangkit yang telah memasok sekitar 60% kebutuhan listrik kota dan pemanas listrik yang telah digunakan oleh 90% warga kota. Memromosikan diri sebagai “Kota Terhijau Eropa” merupakan perwujudan dari pengembangan kota dengan bukti menurunnya emisi karbon kita menjadi separuhnya dari tahun 1993.