Anda di halaman 1dari 21

SATUAN ACARA PENYULUHAN

PERSIAPAN PRE OPERASI MVR

Pokok Bahasan : Persiapan pre operasi


Sub Pokok Bahasan : Menyiapkan mental dan fisik pasien pre operasi
Sasaran : Pasien pre op MVR & keluarga

Tempat : Ruang Intermediate bedah


Waktu : 30 Menit
Pengajar : Ns. an
Media : Leaflet
Metode : Ceramah, tanya jawab, demonstrasi
I. Tujuan Instruksional Umum ( TIU )
Setelah diberikan penyuluhan selama 30 menit diharapkan klien dan keluarga dapat
mengetahui dan memahami persiapan pre operasi MVR
II. Tujuan Instruksional Khusus ( TIK )
Setelah diberikan penyuluhan diharapkan dapat :
1. Pasien kooperatif sebelum dan sesudah operasi
2. Pesiapan mental dan fisik yang optimal
3. Bahan pertimbangan pra dan pasca bedah
III. Metode
Metode yang digunakan adalah ceramah, tanya jawab, dan demonstrasi

IV. Media Penyuluhan


Leaflet
V. Materi Penyuluhan
Terlampir
VI. Kegiatan
Uraian Kegiatan

No Kegiatan Penyuluh Peserta

1. Membuka/memulai kegiatan dengan 1. Menjawab salam.


mengucapkan salam. 2. Mendengarkan.
2. Memperkenalkan diri. 3. Mendengarkan.
3. Menjelaskan tujuan dari penyuluhan. 4. Mendengarkan dan
1 4. Menyebutkan materi dari penyuluhan. memperhatikan
Pembukaan 5. Bertanya pada peserta apakah sudah 5. Menjawab
7 Menit mengetahui tentang persiapan operasi. pertanyaan.
Pelaksanaan
Menyampaikan materi
1. Menjelaskan pengertian tentang persiapan pre
operasi. 1. Menyimak
2. Menjelaskan tentang persiapan pre operasi penjelasan
meliputi: 2. Peserta
 Persiapan administrasi mendengarkan
 Persiapan fisik
 Persiapan mental
 Pemeriksaan penunjang
 Konsul
 Persiapan darah
1. Menjelaskan Hal – hal yang harus diperhatikan
pada masa pra bedah.
2 2. Menjelaskan persiapan hari operasi. 1. Peserta menyimak
Penyuluhan 3. Memberi kesempatan pada klien dan keluarga 2. Peserta menyimak
15 Menit untuk bertanya. 3. Peserta bertanya

Evaluasi Menja
1. Menanyakan kepada peserta tentang materi 1. Menjawab
yang telah diberikan dan reinforcement kepada pertanyaan
peserta yang dapat menjawab.
2. Mengucapkan terima kasih atas peran sertanya
Penutup dalam penyukuhan kesehatan. 2. Mendengarkan
3 10 menit 1. Mengucapkan salam penutup 3. Menjawab salam

VII. Evaluasi
Pasien dan keluarga mengerti tentang persiapan operasi dan menyatakan siap fisik dan mental
dalam menghadapi operasi.
VIII.
Kesimpulan :
Walaupun penjelasan tentang pra operasi kadang dianggap tidak begitu penting,tapi apabila
penyuluhan tentang persiapan operasi dilakukan terhadap pasien dan keluarga sebelum
operasi,pasien dan keluarga akan lebih siap baik fisik,mental dan spiritual.
IX.Saran :
Untuk para perawat dalam memberikan penyuluhan kesehatan sebaiknya dengan bahasa yang
jelas dan mudah dimengerti, serta sentuhlah pasien dengan rasa empati

X. Daftar Pustaka
Brunner & Sudarth.2002. keperawatan Medikal Bedah.EGC : Jakarta
Craven, Ruth F & Constance J Hirnle. 2000. Fundamental of nursing. Philadelphia. Lippincot
Mengetahui, Jakarta, 27 November 2013
Ka.Op Instalasi Perawatan Bedah

(Ns.W) (Ns.A.)

Lampiran Materi
Persiapan pre operasi adalah dimulai sejak pasien diputuskan untuk operasi sampai pengiriman
pasien ke ruang bedah.
Tujuan :
 Pasien kooperatif sebelum dan sesudah operasi
 Pesiapan mental dan fisik yang optimal
 Tidak ada penyulit atau komplikasi
 Bahan pertimbangan pra dan pasca bedah
Persiapan pre operasi meliputi :
1. Persiapan administrasi
 Daftar kelengkapan data pasien pra bedah
 Surat jaminan pembiayaan
 Slip formulir tindakan
 Surat izin pembedahan
 Bagi pasien usia > 21 tahun atau < 21 tahun tapi sudah menikah,yang
tandatangan adalah pasien sendiri.
 Bagi pasien yang usia < 21 tahun, yang tandatangan adalah orangtua atau
keluarga terdekat.
1. Persiapan fisik,meliputi :
A. Persiapan Kulit :
 Cukur-cukur :
Tujuan : mencegah masuknya mikro organisme ke dalam luka operasi
Area : dada, aksila pubis, kumis, jenggot. Untuk CABG ditambah
Kedua tungkai kaki sampai batas mata kaki,dan kedua lengan
Waktu : 1 – 2 jam sebelum operasi

 Mandi dan keramas dengan sabun betadin/chlorheksidin setelah pencukuran


1. Persiapan Gastrointestinal
Tujuan :
 Mengurangi resiko muntah saat pembiusan
 Mencegah kontaminasi dari bahan kotor
 Mengurangi rasa mual,muntah,distensi lambung dan obstruksi usus
Caranya :
 Puasa 8 – 10 jam menjelang operasi
 Menggunakan pencahar seperti dulcolax tablet/supositoria/yall supp
 Klisma jika diperlukan
1. Latihan Fisiotherapi
Latihan pergerakan sendi, nafas dalam dan batuk efektif
2. Persiapan mental
A. Ikut sertakan keluarga sebagai support system dalam pendampingan pasien
B. Orientasi ICU sore hari sebelum operasi
C. Kunjungan dokter bedah dan anasthesi
D. Kunjungan Rohaniawan
3. Pemeriksaan penunjang :
 Laboratorium (Hematologi lengkap, koagulasi, fungsi hati, fungsi ginjal,
elektrolit,analisa gas darah,gula darah,enzim jantung, HBSAg,antiHBS,anti
HCV)
 Rontgent dada
 Echocardiografi
 Catetherisasi bila diminta oleh dokter / usia >40 tahun
 EKG

1. Konsul
 Konsul Gigi dan THT
 Konsul neurologi jika diperlukan
 Konsul penyakit dalam/paru jika diperlukan
1. Persiapan darah
Permintaan darah biasanya 1000cc PRC,1000cc FFP,5 unit TC,atau sesuai order
dokter bisa lebih 2x dan persiapan donor darah dari keluarga.
Hal – hal yang harus diperhatikan pada masa pra bedah
 Obat antikoagulan dihentikan 1 minggu sebelum operasi, seperti : aspirin,/ sintrom, simarc,
plavik (clorpidodgrel).
 Obat digitalis dihentikan 12 jam sebelum operasi,seperti : digoksin
 Obat calcium bloker/beta bloker, nitrat diberikan sampai hari operasi sesuai anjuran dokter
 Obat – obat tradisional/obat china di stop.
Persiapan hari operasi
 Observasi tanda vital
 Cek pengosongan gastrointestinal
 Mandi dan keramas dengan sabun betadin/chlorheksidine
 Ganti pakaian bersih
 EKG lengkap
 Cek obat-obatan yang dihentikan dan diminum sampai hari operasi
 Cek obat-obatan yang disertakan seperti Antibiotik
 Cek apakah pasien ada alergi terhadap obat-obatan, atau makanan
 Cek apakah pasien masih memakai perhiasan,gigi palsu, kacamata, kontak lens
 Sediakan waktu berdoa bersama dengan keluarga
 Siap ke kamar operasi diantar oleh perawat.
SATUAN ACARA PENYULUHAN
SAP

a Pokok bahasan : Menurunkan kecemasan pasien dan penunggu pasien pre operasi

Sub Pokok Bahasan : Persiapan operasi, Kamar operasi dan Alur masuk

kamar operasi

Sasaran : Pasien dan penunggu pasien pre operasi

Target : Pasien dan penunggu pasien pre operasi di ruang ...

Waktu : 1x 45 menit

Hari/tanggal : Jum’at, 24 April 2014, pukul 08.30 WIB

Tempat : Depan ruang ...

Penyaji :…

I. Latar Belakang

Tindakan pembedahan merupakan ancaman potensial maupun aktual pada integritas

seseorang yang dapat membangkitkan reaksi stress fisiologis maupun psikologis. Setiap pasien

pre operasi akan mengalami reaksi emosional berupa kecemasan. Penyebab kecemasan pasien

sebelum operasi diantaranya takut nyeri, takut idak bangun karena dibius dan takut menghadapi

ruang operasi, peralatan dan petugas operasi.Oleh karena itu pasien dan keluarga perlu

mendapat penyuluhan tentang prosedur masuk ruang operasi dan urutan kegiatan selama

diruang operasi.
II. Tujuan Instruksional

a. Umum

Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan, pasien tidak lagi cemas/takut untuk masuk ruang

operasi dan menghadapi operasinya begitu pula dengan keluarganya.

b. Khusus:

Setelah mengikuti proses penyuluhan klien dan keluarga diharapkan mampu:

1. Menjelaskan apa yang dimaksud dengan operasi ?

2. Menyebutkan 3 persiapan pasien operasi

3. Menjelaskan apa yang disebut kamar operasi?

4. Menyebutkan 3 profesi yang ada dalam team operasi?

5. Menyebutkan 3 peralatan didalam kamar operasi

6. Menyebutkan 3 prosedur/kegiatan pasien didalam kamr operas

III. Materi

(terlampir)

IV. Metode

1. Ceramah

2. Diskusi

3. Tanya jawab

V. Media
1. LCD

2. Leaflet

VI. Kegiatan Penyuluhan

No Kegiatan Respon peserta Waktu

1 Pendahuluan :

Ø Menyampaikan salam Ø Menjawab salam

Ø Perkenalan Ø Mendengarkan 5 menit

Ø Menjelaskan tujuan Ø Memberikan respon

Ø Apersepsi

2 Penjelasan Materi :

1. Definisi operasi Mendengarkan dan 25 menit

memperhatikan
2. Persiapan pasien operasi

3. Definisi kamar operasi

4. Bagian –Bagian kamar operasi

5. Profesi dalam team operasi

6. Peralatan didalam kamar

operasi
7. Alur pasien didalam kamar

operasi

3 Penutup Menanyakan hal-

hal yang belum


a. Tanya jawab dan evaluasi 15 menit
jelas dan menjawab

pertanyaan dari

penyuluh

Mendengarkan

b. Menyimpulkan materi Menjawab salam

c. Salam penutup
VII. SETING TEMPAT

VIII. PENGORGANISASIAN

Penyuluh : …

Fasilitator : …

Moderator : …

IX. Evaluasi

Evaluasi proses :

- Peserta hadir tepat waktu

- Peserta aktif bertanya dan menjawab

- Acara berjalan tepat waktu dan tanpa gangguan

Evaluasi hasil:

Tanya jawab lisan dengan pertanyaan sbb:

1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan operasi ?

2. Sebutkan 3 persiapan pasien operasi

3. Jelaskan apa yang disebut kamar operasi?

4. Sebutkan 3 profesi yang ada dalam team operasi?

5. Sebutkan 3 peralatan didalam kamar operasi


6. Sebutkan 3 prosedur/kegiatan pasien didalam kamr operasi

X. DAFTAR PUSTAKA

http://www.abrorshodiq.wordpress.com/kamar-operasi-1/ diambil pada7 april 2014.pukul 10.00

WIB

http://www.cintabedah.weebly.com/kamar-operasi.html/ diambil pada 7 april

2014pukul 10.00 WIB.

Muttaqin,Adan Sari..2009.Asuhan Keperawatan Perioperatif Konsep, proses,dan Aplikasi.

Jakarta: Salemba Medika.

Suzanne C. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner &Suddarth.

Vol. 2. Jakarta: EGC.

http://www.leviani232844.blogspot.com/.../perawatan-sebelum-op.../ diambil tangga


Lampiran

Pre Operasi, Kamar Operasi dan Alur masuk kamar operasi

I. Pre Operasi

A. Pengertian

Operasi merupakan tindakan pembedahan pada suatu bagian tubuh (Smeltzer and

Bare, 2002).

Preoperatif adalah fase dimulai ketika keputusan untuk menjalani

operasi atau pembedahan dibuat dan berakhir ketika pasien dipindahkan ke meja operasi

( Smeltzer and Bare, 2002 ). pasien preoperasi akan

mengalami reaksi emosional berupa kecemasan.

Berbagai alasan yang dapat

menyebabkan ketakutan/kecemasan pasien dalam menghadapi pembedahan antara lain :

1. Takut nyeri setelah pembedahan

2. Takut terjadi perubahan fisik, menjadi buruk rupa dan tidak berfungsi normal

(body image)

3. Takut keganasan (bila diagnosa yang ditegakkan belum pasti)

4. Takut/cemas mengalami kondisi yang sama dengan orang lain yang mempunyai

penyakit yang sama.

5. Takut/ngeri menghadapi ruang operasi, peralatan pembedahan dan petugas.

6. Takut mati saat dibius/tidak sadar lagi.


7. Takut operasi gagal.

Ketakutan dan kecemasan yang mungkin dialami pasien dapat

mempengaruhi respon fisiologis tubuh yang ditandai dengan adanya perubahan-

perubahan fisik seperti : meningkatnya frekuensi nadi dan pernafasan, gerakan-gerakan

tangan yang tidak terkontrol, telapak tangan yang lembab, gelisah, menanyakan pertanyaan

yang sama berulang kali, sulit tidur, dan sering berkemih.

Persiapan fisik maupun pemeriksaan penunjang serta persiapan mental

sangat diperlukan karena kesuksesan suatu tindakan pembedahan klien

berawal dari kesuksesan persiapan yang dilakukan selama tahap persiapan.

Kesalahan yang dilakukan pada saat tindakan preoperatif apapun bentuknya

dapat berdampak pada tahap-tahap selanjutnya, untuk itu diperlukan

kerjasama yang baik antara masing-masing komponen yang berkompeten

untuk menghasilkan outcome yang optimal, yaitu kesembuhan pasien secara paripurna .

B. Jenis-jenis operasi

1.Citto : Kondisi darurat

2. Elektif : Terencana, memerlukan persiapan

C. Persiapan pasien

1. Persiapan Fisik

a. Status kesehatan fisik secara umum

b. Status Nutrisi

c. Keseimbangan cairan dan elektrolit


d. Kebersihan lambung dan kolon

e. Pencukuran daerah operasi

f. Personal Hygine

g. Pengosongan kandung kemih

2. Persiapan Penunjang

a. Pemeriksaan Radiologi dan diagnostik, seperti : Foto thoraks,

b. Pemeriksaan Laboratorium, berupa pemeriksaan darah

c. Biopsi

d. Pemeriksaan Kadar Gula Darah (KGD).

3. Pemeriksaan Status Anestesi

Pemeriksaaan status fisik untuk dilakukan pembiusan ditujukan untuk

keselamatan selama pembedahan. Sebelum dilakukan anestesi demi kepentingan

pembedahan, pasien akan mengalami pemeriksaan status fisik yang diperlukan untuk menilai

sejauh mana resiko pembiusan terhadap diri pasien.

4. Informed Consent

Berisi persetujuan operasi dan persetujuan anestesi yang ditandatangani oleh pasien dan

disaksikan oleh keluarga. Hal ini sangat penting terkait dengan aspek hukum, tanggung

jawab dan tanggung gugat. Baik pasien

maupun keluarganya harus menyadari bahwa tindakan medis, operasi sekecil apapun

mempunyai resiko.

II. Kamar Operasi


Kamar operasi adalah suatu unit khusus di rumah sakit, tempat untuk melakukan tindakan

pembedahan, baik elektif maupun akut, yang membutuhkan keadaan suci hama (steril).

A. Bagian Kamar Operasi

1. Secara umum lingkungan kamar operasi terdiri dari 3 area.

a. Area bebas terbatas (unrestricted area)

Pada area ini petugas dan pasien tidak perlu menggunakan pakaian khusus kamar operasi..

b. Area semi ketat (semi restricted area)

Pada area ini petugas wajib mengenakan pakaian khusus kamar operasi yang terdiri atas topi,

masker, baju dan celana operasi.

c. Area ketat/terbatas (restricted area).

Pada area ini petugas wajib mengenakan pakaian khusus kamar operasi lengkap yaitu : topi,

masker, baju dan celana operasi serta melaksanakan prosedur aseptic.

a. Ada ruangan persiapan untuk serah terima pasien dari perawat ruangan kepada perawat

kamar operasi

2. Peralatan

Peralatan yang digunakan didalam kamar operasi antara lain:

a. Meja operasi: tempat tidur pasien yang akan dioperasi.

b. Lampu Operasi

c. Bed set monitor: Alat untuk memonitor kondisi pasien selama operasi: meliputi Tekanan

Darah, Nadi, Respirasi, Denyut jantung.


B. Team kamar operasi

Dalam setiap kalipelaksanaan operasi, ada beberapa profesi yang terlibat didalamnya.

1.Operator: merupakan pembedah yang menentukan jalannya operasi

2.Asistenoperator: membantu operator dalam bertindak.

3.Scrubnurse : merupakan perawat yang bertugas memberikan alat atau instrumen operasi.

4.Circulating nurse : perawat non steril yang membantu memfasilitasi operasi

5. Dokter anestesi : Dokter yang membius pasien.

6.Perawat anestesi: Perawat yang memfasilitasi dokter anestesi dan mendampingi pasien

selama proses operas

C. Prosedur/kegiatan pasien di kamar operasi

1. Proses penerimaan pasien

Perawat mengkaji identitas pasien dengan mencocokan identitas di gelang dengan di

status pasien yang meliputi: Nama Pasien, Umur, Jenis Pembedahan dan Dokter yang akan

melakukan pembedahan. Kemudian disesuaikan dengan jadwal yang terpampang

dipapan.Setelah didentifikasi pasien akan dibawa kekamar operasi kemudian pindah ke meja

operasi.

2. Kegiatan di Kamar Operasi

Fase ini disebut sebagai fase intra operatif, pasien akan mengalami berbagai prosedur.

Antara lain:

1. Prosedur pemberian anestesi/Pembiusan

2. Pengaturan posisi bedah


3. Tindakan pembedahan

Setelah pemebedahan selesai, pasien akan dipindahkan keruang pulih sadar. Untuk pasien

yang dibius total sebelum pindah pasien dibangunkan dahulu dari biusnya. Namun pada pasien

operasi besar yang memerlukan perawatan ICU pasien tidak transit di ruang pulih sadar

melainkan langsung dikirim ke ICU oleh dokteranestesi dan perawat anestesi.

3. Di Ruang pulih sadar

Setelah operasi selesai disebut sebagai fase pascaoperatif yaitu suatukondisi dimana

pasien sudah masuk ruang pulih sadar samapai pasien dalam kondisi sadarbetul untuk dibawa

keruang rawat inap.Diruang pulih sadar, pasien akan dimonitor jalan nafasnya, saturasioksigen,

perdarahannya. Setelah kondisi pasien stabil,petugas ruang pulih sadar akan menghubungi

ruangan untuk menjemput pasien.

Kegiatan di kamar operasi selesai dan pasien kembali ke ruangan.

 Facebook

 Twitter

 Google Buzz

 StumbleUpon

 Digg
 Delicious

Anda mungkin juga menyukai