Anda di halaman 1dari 10

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

PERAN KELUARGA DENGAN PENDERITA GANGGUAN JIWA


ISOLASI SOSIAL : MENARIK DIRI

DISUSUN OLEH :

1. AGUSTINA KUSUMA NINGRUM


2. AHMAD RIAN SURYADI
3. ELSA DWI PANGESTU
4. LIA OKTAVIA
5. IMAM ARIS MUNANDAR
6. MEJI KUSTINAWATI
7. NUR AFIFAH

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH PALEMBANG
TAHUN 2017

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)


ISOLASI SOSIAL

Pokok Bahasan : Isolasi Sosial : Menarik Diri


Sub Pokok Bahasan : Peran Keluarga dengan penderita Gangguan Jiwa
Isolasi Sosial : Menarik Diri
Sasaran : Pengunjung Poliklinik RS. Dr. Ernaldi Bahar
Palembang
Hari/tanggal : Kamis, 23 November 2017
Waktu : 08.00 WIB s.d selesai
Tempat : Poliklinik RS Dr. Ernaldi Bahar Palembang

A. TUJUAN
1. Umum
Masyarakat yang mengikuti pendidikan kesehatan tentang Peran Keluarga
dengan Pasien Isolasi Sosial di Poliklinik, RS Dr. Ernaldi Bahar, setelah
mengikuti penyuluhan 30 menit, pasien dan keluarga pasien dapat memahami
dan mengerti tentang gangguan jiwa Isolasi Sosial : Menarik Diri.
2. Khusus
Setelah diberikan pendidikan kesehatan pasien dan keluarga diharapkan dapat :
a. Mengetahui dan memahami 5 tugas kesehatan keluarga
b. Mengetahui dan memahami Pengertian isolasi sosial : menarik diri
c. Mengetahui tanda dan gejala isolasi sosial : menarik diri
d. Mengetahui penyebab isolasi sosial : menarik diri
e. Mengetahui akibat isolasi sosial : menarik diri
f. Mengetahui keuntungan berinteraksi dengan orang lain dan kerugian tidak
berinteraksi dengan orang lain
g. Mengetahui peran keluarga dalam merawat pasien dengan isolasi sosial :
menarik diri

B. SASARAN
Peserta Penyuluhan terdiri dari pasien dan Keluarga pasien serta pengunjung yang
berada di Poliklinik Rawat Jalan RS Ernaldi Bahar Palembang

C. GARIS BESAR MATERI


1. Pengertian isolasi social : menarik diri.
2. Tanda dan gejala isolasi sosial : menarik diri.
3. Penyebab isolasi sosial : menarik diri.
4. Akibat isolasi sosial : menarik diri.
5. Keuntungan berinteraksi dengan orang lain.
6. Kerugian tidak berinteraksi dengan orang lain
7. Peran keluarga dalam merawat pasien dengan isolasi sosial : menarik diri.

D. METODE
1. Ceramah
2. Diskusi
3. Tanya Jawab

E. MEDIA
1. Leaflet
2. Flip Chart

F. KEGIATAN PENYULUHAN
N Waktu Tahap Penyuluhan Respon Siswa Metode Media
o
1 5 Pembukaan Menjawab salam
1. Mengucapkan salam
Menit Mendengarkan dan Ceramah
2. Memperkenalkan diri
3. Menyampaikan tentang tujuan memperhatikan
pokok materi
4. Kontrak waktu

2 15 menit Isi Leaflet


1. Menyampaikan materi Peserta mendengarkan Ceramah dan Flip
mengenai isolasi sosial : dan menyimak materi Chart
menarik diri : yang disampaikan dari
a. Pengertian isolasi pemateri
social : menarik diri.
b. Tanda dan gejala isolasi
sosial : menarik diri.
c. Penyebab isolasi sosial :
Mengajukan
menarik diri. pertanyaan
d. Akibat isolasi sosial :
menarik diri.
e. Keuntungan berinteraksi
dengan orang lain.
f. Kerugian tidak
berinteraksi dengan
orang lain
g. Peran keluarga dalam
merawat pasien dengan
isolasi sosial : menarik
diri.
4 10 menit Penutup Tanya Leaflet
1. Memberikan kesempatan
Peserta aktif bertanya jawab, dan Flip
peserta untuk bertanya
Diskusi Chart
2. Menjawab pertanyaan dari
Peserta
peserta (Memberikan
memperhatikan
reinfocemen positif)
3. Mengevaluasi dengan
memberikan beberapa Peserta menjawab
pertanyaan pertanyaan yang
4. Kesimpulan dan penutup
diberikan
Mengucapkan salam

Peserta menjawab
salam

G. MATERI
Terlampir

H. KRITERIA EVALUASI
1. Evaluasi Struktur
a. Peserta hadir ditempat yang sudah ditentukan untuk penyuluhan kesehatan
minimal ±15 orang.
b. Penyuluhan kesehatan dilaksanakan di ruang tunggu poli rawat jalan RS Dr.
Ernaldi Bahar Palembang.
c. Sarana dan prasarana memadai.
2. Evaluasi Proses
a. Moderator member salam dan memperkenalkan diri.
b. Moderator menjelaskan tujuan dari penyuluhan.
c. Moderator melakukan kontrak waktu dan menjelaskan mekanisme
penyuluhan.
d. Moderator menyebutkan materi penyuluhan yang akan diberikan.
e. Penyaji menggali informasi dan pengalaman yang telah diketahui peserta
tentang peran keluarga dengan isolasi sosial : menarik diri)
f. Peserta memperhatikan terhadap materi penyuluhan kesehatan.
g. Tidak ada peserta yang meninggalkan tempat penyuluhan sampai selesai.
h. Peserta mengajukan pertanyaan dan dijawab dengan benar.
3. Evaluasi Hasil
a. Peserta memahami tentang cara keluarga dalam merawat pasien isolasi sosial
: menarik diri setelah perawatan di rumah sakit.
b. Jumlah peserta yang hadir dalam penyuluhan sesuai dengan yang
diharapkan.
c. Kegiatan berjalan sesuai dengan tujuan yang dicapai.

I. PENGORGANISASIAN KELOMPOK
Moderator : Agustina Kusuma Ningrum
Penyaji : Meji Kustinawati
Fasilitator : Nur Afifah
Dokumentasi : Ahmad Rian Suryadi
Observer : Elsa Dwi Pangestu
Anggota : Imam Aris Munandar
Anggota : Lia Oktavia

J. JOB DESCRIPTION
1. Moderator
Membantu penyaji dalam mengorganisasikan kelompok anggota penyuluhan,
membuka dan menutup penyuluhan dan memimpin jalannya proses
penyuluhan.
2. Penyaji
Menyampaikan materi.
3. Observer
Mencatat dan mengevaluasi proses berlangsungnya penyuluhan meliputi
penilaian kerja masing-masing anggota, mencatat pertanyaan dan feedback dari
peserta.

4. Fasilitator
a. Memfasilitasi dan memotivasi anggota penyuluhan untuk berperan aktif.
b. Memfokuskan kegiatan.
c. Membantu mengkoordinasikan anggota kelompok.

K. PENDOKUMENTASIAN
Terlampir

LAMPIRAN MATERI PENYULUHAN

A. Definisi
Isolasi sosial adalah suatu keadaaan kesepian yang diekspresikan oleh
individu dan dirasakan sebagai hal yang ditimbulkan oleh orang lain dan sebagai
suatu keadaan negative yang mengancam. (Mary C. Townsend, Diagnosa
Keperawatan. Psikiatri, 1998)
Isolasi sosial adalah suatu keadaan pasien yang mengalami ketidakmampuan
untuk mengadakan hubungan dengan orang lain atau dengan lingkungan.
Isolasi sosial adalah suatu sikap dimana individu menghindari diri dari
interaksi dengan orang lain. Individu merasa bahwa ia kehilangan hubungan akrab
dan tidak mempunyai kesempatan untuk membagi perasaan, pikiran, prestasi, atau
kegagalan. Ia mempunyai kesulitan untuk berhubungan secara spontan dengan
orang lain, yang dimanifestasikan dengan sikap memisahkan diri, tidak ada
perhatian, dan tidak sanggup membagi pengamatan dengan orang lain. (Balitbang,
dalam Fitria, 2010).

B. Penyebab
1. Diri Sendiri
a. Merasa tidak percaya diri
b. Tidak percaya pada orang lain
c. Ragu dalam menghadapi situasi
d. Takut salah dan pesimis
e. Menutup diri
2. Orang Lain
a. Adanya tekanan
b. Merasa dijauhi
c. Dihina atau dihasut
3. Lingkungan : Lingkungan Yang Tidak Mendukung.
Didukung oleh faktor tumbuh kembang, komunikasi dalam keluarga, biologis,
psikologis dan sosial budaya.
C. Tanda dan Gejala
1. Apatis, ekspresi sedih.
2. Menghindari orang lain (menyendiri), klien tampak memisahkan diri dari orang
lain, misalnya pada saat makan.
3. Komunikasi kurang atau tidak ada. Klien tidak tampak bercakap-cakap dengan
klien lain, misalnya pada saat makan.
4. Tidak ada kontak mata, klien lebih sering menunduk.
5. Berdiam diri dikamar/tempat terpisah, Klien kurang mobilitasnya.
6. Menolak berhubungan dengan orang lain. Klien memutuskan percakapan atau
pergi jika diajak bercakap-cakap.
7. Tidak melakukan kegiatan sehari-hari, artinya perawatan diri dan kegiatan
rumah tangga sehari-hari tidak dilakukan.
8. Posisi janin pada saat tidur.
9. Tidak mampu membuat keputusan dan berkonsentrasi.

D. Akibat (Effect)
1. Tidak percaya diri
2. Ragu, takut salah dan pesimis
3. Putus asa terhadap orang lain
4. Menghin dari orang lain
5. Merasa tertekan
6. Resiko halusinasi
7. Merasa ketakutan

E. Keuntungan Berinteraksi dengan Orang Lain


1. Menambah banyak teman
2. Bisa berbagi dengan sesama
3. Bisa saling membantu
4. Bisa melupakan semua kesedihan
5. Dihormati dan dihargai oleh orang lain

F. Kerugian tidak Berinteraksi dengan Orang Lain


1. Tidak mempunyai teman
2. Tidak bisa mengenal orang lain
3. Selalu menyendiri
4. Tidak dihormati dan dihargai orang lain
5. Tidak bisa berbagi pengalaman / selalu menghadap masalah sendiri

G. Peran Keluarga dalam Merawat Pasien dengan Isolasi Sosial


Keluarga sangat penting, artinya dalam perawatan dan penyembuhan pasien,
keluarga pemberi perawatan utama dalam pemenuhan kebutuhan dasar dan
mengoptimalkan ketenangan jiwa bagi pasien.
Tujuan Perawatan adalah :
1. Meningkatkan Kemandirian pasien.
2. Pengoptimalan peran dalam masyarakat.
3. Meningkatkan kemampuan memecahkan masalah.
Perawatan dirumah yang dapat dilakukan oleh keluarga, yaitu :
1. Bina hubungan saling percaya.
2. Berikan perhatian dan penghargaan, misalnya temani dia saat sendiri.
3. Dengarkan pembicaraannya dengan empati, contohnya beri dia kesempatan
bicara dan jangan dipotong.
4. Lakukan interaksi sering dan singkat.
5. Bantu dalam melakukan aktifitas hidup sehari-hari.
6. Bicarakan dengan mereka penyebab tidak ingin bergaul dengan orang lain dan
diskusikan akibatnya.
7. Bantu dan dorong mereka untuk bergaul dengan orang-orang disekitar dan
berikan pujian atas usaha yang mereka lakukan.
DAFTAR PUSTAKA

Keliat, B.A. (2009). Proses Keperawatan Jiwa. Jakarta : EGC

Stuart G.W and Sundeen (2006). Principles and Practice of psykiatric Nursing (5 th
ed). St Louis Mosby Year Book

Departemen Kesehatan RI. (2000). Keperawatan Jiwa Teori dan Tindakan. DepkesRI

Direja. A.H.S. (2011). Buku Ajar Asuhan Keperawatan Jiwa. Yogyakarta : Medikal
Book
DOKUMENTASI

Anda mungkin juga menyukai