Anda di halaman 1dari 16

Mini Review

JAMUR ENDOFIT, BIODIVERSITAS, POTENSI DAN PROSPEK


PENGGUNAANNYA SEBAGAI SUMBER BAHAN OBAT BARU

Hadi Kuncoro1) dan Noor Erma Sugijanto 2)


Kelompok Bidang Ilmu Biologi Farmasi Fakultas Farmasi Universitas Mulawarman1).
Jl. Penajam, Kampus Unmul Gunung Kelua, Samarinda, Kalimantan Timur.
e-mail: hadikuncoro@farmasi.unmul.ac.id
Departemen Kimia Farmasi Fakultas Farmasi Universitas Airlangga, Surabaya, Jawa Timur2).

ABSTRACT

Endhophytes microbes are microbes that live in colonies formed in plant tissues without
harming its host plant. Endhophytes was first reported in 1904. Each higher plants may
contain some Endhophytes microbes that produce secondary metabolites as a product of
coevolution or genetic transfer occurred (genetic recombination) from its host plants to
microbial Endhophytes. Endhophytes originating from areas with high biodiversity have the
potential to generate chemical diversity is also high and has a future economic prospects.

Key words : Endhophytes, genetic transfer, biodiversity

ABSTRAK

Mikroba Endofit adalah mikroba yang hidup membentuk koloni di dalam jaringan tanaman
tanpa membahayakan tanaman inangnya. Endofit dilaporkan pertama kali pada tahun 1904.
Setiap tanaman tingkat tinggi dapat mengandung beberapa mikroba endofit yang
menghasilkan metabolit sekunder sebagai akibat koevolusi atau terjadi transfer genetik
(genetic recombination) dari tanaman inangnya ke mikroba endofit. Endofit yang berasal dari
daerah dengan biodiversitas tinggi memiliki potensi menghasilkan keanekaragaman kimiawi
yang juga tinggi dan mempunyai prospek ekonomi dimasa depan.

Kata kunci : Endofit, transfer genetik, biodiversitas.

PENDAHULUAN masa lampau belum diketahui jawabannya,


sekarang telah dapat dipecahkan.
Dua abad terakhir ini, setidaknya ada tiga Berangkat dari pemikiran bahwa
jenis revolusi dalam industri; yaitu bioteknologi sebagai sebuah sistem
batubara dan kereta api, minyak dan pendekatan baru dalam mengubah bahan
senyawa kimia serta yang terakhir mentah melalui proses biologi menjadi
elektronika dan bioteknologi. Revolusi produk berguna, maka paduan ilmu
industri bioteknologi, sebagai hasil dari biologi, biokimia dan rekayasa ini
penemuan dan meluasnya pengetahuan diharapkan dan telah terbukti menghasilkan
dasar tentang proses kehidupan pada beragam penemuan baru atau
tingkat molekul, sel dan genetik saat ini penyempurnaan dalam pemecahan masalah
sangat menarik perhatian para peneliti dan dibidang kesehatan, pertanian dan
pihak industri. Melalui bioteknologi, lingkungan [1].
berbagai permasalahan biologi yang pada

J. Trop. Pharm. Chem. 2011. Vol 1. No. 3. 247


Jamur Endofit, Biodiversitas, Potensi Dan Prospek Penggunaannya Sebagai Sumber Bahan Obat Baru

Saat ini diketahui sekitar 30 % penjualan potensial [2]. Sejak ditemukannya penisilin
obat diseluruh dunia adalah obat-obatan tahun 1928 yang kemudian diikuti beragam
yang berasal dari bahan alam. Di Amerika antibiotika sesudahnya seperti golongan
Serikat misalnya sekitar 25 % dari obat streptomisin, jamur menarik perhatian para
yang diresepkan, komposisi utamanya peneliti untuk dieksplorasi sebagai sumber
adalah produk alami yang berasal dari bahan obat [6]. Salah satu bentuk
tanaman dan turunannya [12]. perkembangan bioteknologi dalam hal ini
adalah peningkatan produksi metabolit
Sebagai contoh aspirin, analgesik yang saat sekunder melalui mikroba khususnya jamur
ini paling dikenal adalah hasil isolasi dari melalui proses fermentasi. Hal ini
tanaman Salix dan Spiraea, demikian pula dilakukan untuk menghasilkan produk
paclitaxel dan vinblastine merupakan obat metabolit sekunder yang bersifat unggul
antikanker yang sangat potensial juga dan dalam jumlah melimpah. Diantara
diisolasi dari tanaman. [4]. berbagai mikroorganisme yang
dikembangkan potensinya sebagai sumber
Tingkat produksi obat herbal khususnya, bahan obat saat ini dan menjadi perhatian
saat ini masih sangat terbatas karena para peneliti adalah mikroba endofit.
sebagian besar bahan baku masih diambil
dari tanaman aslinya. Dikhawatirkan Mikroba Endofit
sumberdaya hayati ini suatu saat musnah
disebabkan kendala dalam budidayanya Endofit dilaporkan pertama kali pada tahun
dan peningkatan produksi yang sejalan 1904 oleh Darnel dkk. Mikroba endofit
dengan meningkatnya permintaan akibat didefinisikan sebagai mikroba yang hidup
berkembangnya populasi. Bahkan di dalam jaringan tumbuhan tanpa
disinyalir bahan obat herbal yang menyebabkan efek negatif langsung yang
diproduksi dan diedarkan di Indonesia saat nyata seperti dikemukakan oleh Stone dkk.
ini sebagian besar bahan bakunya sudah Hal ini menunjukkan kemungkinan terjadi
mulai diimpor dari negara lain[4]. hubungan simbiosis mutualisme antara
mikroba endofit dan tanaman inangnya,
Masalah kesinambungan suplai bahan baku namn ternyata ada pula endofit yang
obat dan pengembangan obat baru dari saprofit agresif atau patogen oportunis.
bahan alam yang sumbernya relatif terbatas Mikroba endofit umumnya berupa bakteri
ini merupakan hal yang mendesak untuk dan kapang, namun jenis kapang yang
dicari solusinya [6]. lebih sering diisolasi [5].

Peran bioteknologi dalam budidaya, Bakteri adalah prokariota dan jamur adalah
multiplikasi, rekayasa genetika, dan eukariota. Bakteri pada umumnya
skrining tumbuhan maupun mikroba yang berkolonisasi di jaringan intraseluler, jamur
diharapkan menghasilkan metabolit dapat ditemukan dalam jaringan inter-
sekunder berkhasiat sangat penting dalam maupun intraseluler [7].
rangka pengembangan bahan obat yang
berasal dari bahan alam ini [4]. Tan dan Zou menyatakan bahwa mikroba
endofit adalah mikroba yang hidup
Secara historis dari semua mikroorganisme membentuk koloni di dalam jaringan
yang telah diteliti, Actinomycetes dan tanaman tanpa membahayakan tanaman
jamur merupakan penghasil metabolit inangnya. Setiap tanaman tingkat tinggi
sekunder yang sangat beragam dan dapat mengandung beberapa mikroba
J. Trop. Pharm. Chem. 2011. Vol 1. No. 3. 248
Jamur Endofit, Biodiversitas, Potensi Dan Prospek Penggunaannya Sebagai Sumber Bahan Obat Baru

endofit yang menghasilkan metabolit dari bakteri dan jamur, bisa dibayangkan
sekunder sebagai akibat koevolusi atau betapa besar kekayaan biodiversitasnya [9].
terjadi transfer genetik (genetic Mikroba endofit merupakan sumber
recombination) dari tanaman inangnya ke keanekaragaman genetik yang kaya dan
mikroba endofit [13]. Kemampuan dapat diandalkan dengan berbagai
mikroba endofit menghasilkan berbagai kemungkinan spesies baru yang belum
senyawa fitokimia tertentu yang juga dideskripsikan. Mengingat biodiversitasnya
dihasilkan oleh tumbuhan inangnya yang sangat kaya tersebut maka kebutuhan
mungkin terkait dengan adanya akan produk bahan alam yang digunakan
rekombinasi genetik mikroba endofit sebagai antibiotik baru, bahan kemoterapi
dengan inang selama waktu evolusinya. dan agrokimia yang memiliki kefektifan
Konsep tersebut sebelumnya diusulkan tinggi, toksisitas rendah, namun tidak
sebagai mekanisme untuk menjelaskan menganggu ekologi lingkungan dapat
mengapa Taxomyces andreanae yang diharapkan diperoleh dari mikroba endofit
diisolasi dari Taxus brevifolia dapat ini [10].
menghasilkan taxol seperti tanaman
inangnya [13]. Tanaman inang dan mikroba endofit

Kemampuan mikroba endofit Pemanfaatan mikroba endofit sebagai


memproduksi senyawa metabolit sekunder sumber metabolit sekunder berkhasiat perlu
yang sama dengan tanaman inangnya didasari pada pemilihan tumbuhan inang
merupakan peluang yang sangat besar dan yang tepat untuk diisolasi endofitnya.
dapat diandalkan untuk memproduksi Pilihan tumbuhan inang akan
metabolit sekunder melalui mikroba mempengaruhi keunikan dan aktivitas
endofit yang diisolasi dari tanaman biologis produk yang dihasilkan oleh
inangnya tersebut. Apabila mikroba endofit mikroba endofit tersebut [4]. Strobel dan
dapat menghasilkan senyawa-senyawa Daisy, 2003 mengemukakan beberapa
bioaktif yang langka dan penting seperti strategi pemilihan tanaman inang untuk
yang dimiliki tanaman inangnya, maka diisolasi endofitnya dan kaitannya dengan
endofit dapat mengurangi ketergantungan produk bahan alam yang dihasilkan
terhadap sumber bahan baku dari tanaman diantaranya adalah :
inangnya, dengan demikian (a). Tanaman yang berasal dari lingkungan
keanekaragaman hayati yang ada dapat yang unik, khususnya dengan kondisi
dipertahankan. Selain itu, penggunaan biologis yang tidak umum/ekstrem,
mikroba sebagai sumber produk metabolit kemungkinan menghasilkan senyawa novel
sekunder yang berkhasiat dapat dilakukan yang digunakannya untuk bertahan hidup.
dengan proses yang lebih mudah dan (b). Tanaman yang memiliki sejarah
ekonomis, sehingga dapat dihasilkan etnobotani (digunakan oleh penduduk lokal
produk dengan harga lebih kompetitif [13]. untuk pengobatan). Pemilihan tanaman
dapat dilakukan langsung dengan bantuan
Hawksworth dan Rossman memperkirakan penduduk lokal disekitar daerah tempat
terdapat sekitar 1 juta spesies jamur, hidup tanaman tersebut atau didasarkan
100.000 diantaranya jenisnya telah dikenal catatan-catatan pengobatan yang telah ada.
[10]. Diketahui terdapat sekitar 300.000 (c). Tanaman endemik, atau yang hanya
jenis tanaman tersebar di muka bumi ini, hanya hidup di wilayah tertentu atau pada
bila masing-masing tanaman mengandung waktu tertentu. (d). Tanaman yang tumbuh
satu atau lebih mikroba endofit yang terdiri
J. Trop. Pharm. Chem. 2011. Vol 1. No. 3. 249
Jamur Endofit, Biodiversitas, Potensi Dan Prospek Penggunaannya Sebagai Sumber Bahan Obat Baru

didalam wilayah dengan biodiversitas lokasi tanaman, selanjutnya bagian


tinggi. tanaman diambil dan disimpan sementara
dengan menggunakan wadah plastik
Endofit yang berasal dari daerah dengan khusus yang berpori. Penyimpanan
biodiversitas tinggi memiliki potensi tanaman dalam wadah yang tertutup rapat
menghasilkan keanekaragaman kimiawi dengan tujuan memperlambat proses
yang juga tinggi dan mempunyai prospek pengeringan jaringan tanaman, tetapi
ekonomi dimasa depan [10]. Tidak hanya karena ketidakseimbangan aerasi dapat
tanaman yang berasal dari lingkungan menyebabkan kontaminasi maupun
dengan biotipe khusus yang menjadi kematian jaringan. Penyimpanan material
sumber endofit novel dan novel metabolit tanaman dipertahankan pada suhu 4 °C
sekunder tetapi juga dari lingkungan yang sampai prosedur isolasi dimulai.
ekstrem. Tanaman air Rhyncholacis
penicillatta merupakan salah satu contoh Dilakukan proses sterilisasi permukaan
tanaman yang tetap tumbuh subur dengan perendaman material tanaman
walaupun berada dekat dengan tempat menggunakan etanol 70% dan NaOCl
pembuangan limbah di sungai di selama beberapa menit. Tujuan pemakaian
Venezuela. Endofit yang ditemukan dalam etanol dan NaOCl untuk mengeliminasi
tanaman ini adalah Serratia marcescens kontaminasi mikroba pada permukaan.
yang menghasilkan oocydin A, yaitu Waktu perendaman bervariasi tergantung
komponen novel antioomycetous dengan jenis jaringan tanaman maupun tanaman
struktur lakton makrosiklik terklorinasi inangnya. Diperlukan proses strelisasi dan
[10]. perendaman lebih lama untuk jaringan
, kayu ataupun daun dengan kutikula yang
Sejauh ini, tanaman yang telah diteliti tebal. Kombinasi Etanol-NaOCl-Etanol
endofitnya masih sangat sedikit, oleh terbukti efektif membunuh spora yang
karena itu, masih terbuka kesempatan dihasilkan oleh jamur kontaminan. Setelah
untuk menemukan berbagai jenis endofit dilakukan sterilisasi pada bagian
baru yang mengandung metabolit sekunder permukaan, dilanjutkan dengan proses
yang berkhasiat. Bills dkk menyatakan pemindahan jaringan menggunakan pisau
hutan hujan tropis merupakan daerah yang bedah steril untuk mendapatkan epidermis,
berpotensi luar biasa sebagai sumber kambium, xylem, dan floem, kemudian
endofit tropis yang unggul dengan beragam ditanam dalam medium yang sesuai untuk
produk metabolit sekunder aktif memberi kesempatan jamur endofit tumbuh
dibandingkan endofit dari daerah subtropis [12]. Inkubasi dilakukan pada suhu
[9]. ruangan selama beberapa hari, selanjutnya
ujung-ujung hypa yang tumbuh dari jamur
Isolasi Endofit dari bagian tanaman. endofit dipindahkan ke media agar yang
sesuai. Setelah tahap pemurnian, endofit
Tujuan melakukan isolasi jamur endofit dari kultur murni di uji kemampuan
terutama untuk mendapatkan produk tumbuhnya dengan beragam media dan
metabolit sekunder yang aktif secara berbagai kondisi pertumbuhan.
biologis [12]. Secara umum prosedur Penyimpanan kultur dapat dilakukan
mengisolasi endofit tidaklah terlalu rumit, dengan kondisi tertentu misalnya dengan
terutama bagi yang memiliki dasar teknik penambahan gliserol 15% pada suhu
mikrobiologi. Setelah dilakukan proses -70 °C. Selanjutnya mikroba yang
pemilihan, identifikasi dan penentuan diperoleh difermentasikan, metabolitnya
J. Trop. Pharm. Chem. 2011. Vol 1. No. 3. 250
Jamur Endofit, Biodiversitas, Potensi Dan Prospek Penggunaannya Sebagai Sumber Bahan Obat Baru

diekstraksi yang kemudian komponen metabolit sekunder yang berasal dari


bioaktifnya diisolasi dan dikarakterisasi mikroba endofit banyak ditampilkan dalam
[10]. beberapa jurnal ilmiah. Gusman dan Van
haelen mendeskripsikan metabolit
Berbagai jenis endofit telah berhasil sekunder dan aktifitas biologi dari 38 jenis
diisolasi dari tanaman inangnya, dan telah jamur endofit, sementara Tan dan Zou
berhasil dibiakkan dalam media perbenihan mendeskripsikan setidaknya ada 138
yang sesuai. Metabolit sekunder yang metabolit sekunder dari endofit [2].
diproduksi mikroba endofit tersebut telah
berhasil di isolasi, dimurnikan serta telah Berikut ini disarikan dalam tabel 1
dielusidasi struktur molekulnya. beragam metabolit sekunder yang berasal
Ketertarikan para peneliti terhadap dari mikroba endofit.

Tabel I. Produk alami dari mikroba endofit


Tanaman inang
Jenis mikroba (family)bagian tanaman Kondisi kultur Produk alami Aktifitas biologi
atau jaringan
Acremonium zeae Zea maydis L. (maize) Semua bagian biji pyrrocidine A antibakteri; antijamur
(NRRL 13540) (Poaceae); biji dalam H2O; 25°C; pyrrocidine B
(mitosporic 30 hari
Hypocreales)
Acremonium spp. Taxus baccata L. leucinostatin A anti-oomycetes dan
antikanker
(melanoma G361, HT-
144,Leukaemia cell lines
HSB-2,K-562)
Aspergillus clavatus Taxus mairei (Lemee & PDA; ; 25°C ; 7 hari brefeldin A antijamur;
strain H-037 Lev.) dan Torreya grandis antiviral;antikanker;
(Trichocomaceae) Arn. (Taxaceae); kulit Manajemen rumput
batang
Aspergillus fumigates Cynodon dactylon (L.) Medium millet asperfumoid
CY018 Pers. (Poaceae); daun (padat); 28°C; 35 asperfumin
(Trichocomaceae) hari monometilsulokrin
fumigaklavin C antifungi;
fumitremorgin C mikotoksin
physcion antifungi;
ergosterol mikotoksin
helvolic acid
5α, 8α-epidioksi-
ergesterol
cycla(A la-Leu)
cyclo(A la-Ile)
Aspergillus niger IFB- Cynodon dactylon (L.) Medium millet-bran rubrofusarin B sitotoksik
E003 Pers. (Poaceae); daun (padat) 28°C; 35 Fonsecinone A oksidasi ksantin inhibitor
(Trichocomaceae) hari aurasperon A sitotoksik
asperpyron B oksidasi ksantin inhibitor
Aspergillus parasiticus Sequoia sempervirens DIFCO mycological sequoiaton C toksik terhadap larva udang
RDWDI-2 (D.Don) broth ;19 hari; sequoiaton D toksik terhadap larva udang
(Trichocomaceae) Endl. (Taxodiaceae); ekstrak mycelia sequoiaton E toksik terhadap larva udang
Kulit batang sequoiaton F toksik terhadap larva udang
DIFCO mycological sequoiamonanascin A toksik terhadap larva udang,
broth ;21 hari; sitotoksik
ekstrak mycelia sequoiamonanascin B toksik terhadap larva udang
sequoiamonanascin C toksik terhadap larva udang
sequoiamonanascin D toksik terhadap larva udang
Aspergillus sp. Cynodon dactylon (L.) PDB; 28°C;4 hari Monometilsulokrin antibakteri;eosinofil
(strain#CY725) Pers. (Poaceae); daun helvolic acid inhibitor
(Trichocomaceae) ergosterol antibakteri
5α, 8α-epidioksi-
ergesterol

J. Trop. Pharm. Chem. 2011. Vol 1. No. 3. 251


Jamur Endofit, Biodiversitas, Potensi Dan Prospek Penggunaannya Sebagai Sumber Bahan Obat Baru

Tabel I. Produk alami dari mikroba endofit (lanjutan)


Tanaman inang
Jenis mikroba (family)bagian tanaman Kondisi kultur Produk alami Aktifitas biologi
atau jaringan
Botrytis sp. Taxus brevifolia Nutt. DIFCO mycological ramulosin antibakteri
(Sclerotiniceae) (Taxaceae); kulit batang broth ;still kultur;21 6-hidroksiramulosin antibakteri
hari 8-dihidroramulosin antibakteri
Cephalosporium sp. Trachelospermum Medium Millet- graphislakton A antioksidan;
IFB-E001 Jasmoides Lemoire bran(padat); 28°C; antiradikal bebas
(mitosporic (Apocynaceae);vine 30 hari
Hypocreales)
Colletotrichum spp. Artemisia annua 6-isoprenil indole-3- aktifitas antimikroba
L. (tanaman herbal dari Asam karboksilat, terhadap jamur pathogen
cina) 3β, 5α dihidroksi-6β- pada manusia dan bakteri,
asetoksi-ergosta- Fungistatic terhadap jamur
7,22-diene patogenik pada tanaman
3β, 5α dihidroksi-6β-
fenil asetiloksi-
ergosta-7,22-diene
Colletotrichum Artemisia mongolica Colletotric acid antibakteri dan anti fungi
gloeosporioides Fisch. ex Bess. (Helminthosporium
sativum)
Cephalosporium sp. Dendrobium nobile Sw. Medium wheat bran ergosterol
(mitosporic (Orchidaceae); akar (cair); 25°C; 7 hari cyclo (Gly-Val)
Hypocreales) butanedioic acid
kolin sulfat
2-[2-(hidroksil-
tetrakosanol)amino-
1,3,4-oktadekatriol
leusin
D-mannitol
meso-eritriol
piridin-3-asam
karboksilat
α-sterain
urasil
Ceratopycnidium Baccharis cordifolia L. Medium YES; rodisins toksik to livestock
Baccharidicola (Asteraceae); batang dan medium myro; verrukarins toksik to livestock
(Ascomycetes, inserte daun medium beras padat;
sedis) 24-27 °C; 30 hari

Colletotrichum sp. Ginko biloba L. PDB; 28 °C; 6 hari komponen mirip flavon
Strain EG (ginkgoaceae); daun
4(phyllachoraceae)
Chaetornium chiversii Ephedra fasciculata PDA; 27 °C; 14 hari radicikol sitotoksik;Hsp90
CS-36-62 A.Nels (Ephedraceae); Inhibitor
(Chaetomiaceae) Batang
Chaetomium globosum Ephedra fasciculata PDB; 26 °C; 15 hari asam orsellinik
(Chaetomiaceae) A.Nels (Ephedraceae); globosumone A sitotoksik
Batang globosumone B sitotoksik
globosumone C
trichodion
orcinol
Cladosporium Cynodon dactylon (L.) Medium Millet- asperginin A sitotoksik;ksantin oksidase
herbarium Pers. (Poaceae); daun bran(padat); 28 °C; rubrofusarin B inhibitor
IFB-E002 35 hari fonsecinone A
(Mycosphaerellacea) 3α,5α,6β-trihidroksi-
ergosta-7,22-diene
7-hidroksi-4-metoksi-5-
metilkumarin
Orlandin plant growth inhibitor
kotanin
Cytospora sp. CR 200 Conocarpus erecta L. PDB cytosporon A
(Valsaceae) (Combretaceae); batang cytosporon B antijamur; sitotoksik
cytosporon C
cytosporon D
cytosporon E antibakteri
cytoskyrin A
cytoskyrin B

J. Trop. Pharm. Chem. 2011. Vol 1. No. 3. 252


Jamur Endofit, Biodiversitas, Potensi Dan Prospek Penggunaannya Sebagai Sumber Bahan Obat Baru

Tabel I. Produk alami dari mikroba endofit (lanjutan)


Tanaman inang
Jenis mikroba (family)bagian tanaman Kondisi kultur Produk alami Aktifitas biologi
atau jaringan
Cryptosporiopsis Tripterygium wilfordii cryptocin antimikosis(Pyricularia
quercina Hook.f. oryzae dan jamur patogenik
terhadap tanaman lainnya)
Antimikotik (Sclerotinia
cryptocandin sclerotiorum, Botrytis
cineria)
aktif terhadap jamur
pathogen pada manusia
(Candida albicans,
Trichophyton spp.)
Diaporthe sp. strain CR Forsteronia spicata PDB cytosporon A
146 G. Meyer cytosporon B antijamur;sitotoksik
(Valsaceae) (Apocynaceae); batang cytosporon C
cytosporon D
cytosporon E antibakteri

Diplodia mutila Quercus suber diplopyrone Fitotoksik


L. (cork oak)
Dorthiorella sp. strain Aegiseras corniculatum PDB; 25 °C; 7 hari cytosporon B antijamur;sitotoksik
HTF3 Gaertner. (Myrsinaceae) dothiorelon A sitotoksik
(Botryosphaeriaceae) (Mangrove); batang dothiorelon B sitotoksik
dothiorelon C sitotoksik
dothiorelon D sitotoksik

Eupinicillium sp. Murraya panniculata Medium white-corn; alanditry pinon


(Trichocomaceae) (L.) Jack (Rutaceae); daun 20 hari alantryfenon
alantrypinen
alantryleunon
Fusarium oxysporum Catharanthus roseus Medium mineral; vineristin antikanker
Strain 97CG3 (L.)G. Don 25 °C; 3-4 hari
(mitosporic (Apocynaceae); kulit
Hypocreales) batang bagian dalam
Fusarium sp. Quercus variabilis L. PDB; 28 °C; 6 hari cerebrosida antibakteri; ksantin oksidase
IFB-121 (Fagaceae); kulit batang inhibitor
(mitosporic fusarusida antibakteri; ksantin oksidase
Hypocreales) inhibitor
Fusidium sp. Mentha avensis L. Agar biomalt fusidilakton A
(mitosporic fungi) (Lamiaceae); daun semisolid; atau fusidilakton B
biomalt cair; 20°C; fusidilakton C
11 hari cis-4-hidroksi-6-
deoksisitalon
Fusarium spp Selaginella pallescens CR377 antijamur, C. Albicans
(Pteridophyte) (Pentaketida)
Fusarium Subglutinans Tripterygium wilfordii subglutinols A and B Imunosupresif
Hook.f.
Guignardia sp. Spondias mombin L. Malt-peptone- (-)-(S)-guignardic acid
(Botryospaeriaceae) (Anacardiaceae);daun glucose broth; 14
hari
Hormonema sp. ATCC Juniperus communis L. Medium padat enfumafungin antijamur
74360 (Cupressaceae); daun brown rice yeast;
(Dothioraceae) 25°C; 21 hari
Leptoshpaeria sp. strain Artemisia anuua L. PDB; 28°C; 10 hari lepthoshpaeric acid
IV403 (Asteraceae); batang leptosphaeron
(Leptosphaeriaceae)
Melanconium Betula pendula Roth; Medium YMG; asam 3-hidroksipropionat nematosidal
betulinium B. pubescens Enrh. 22°C; hingga
(Melanconidiaceae) (Betulaceae); bagian yang sumber karbon
tumbuh diatas tanah terserap sempurna

J. Trop. Pharm. Chem. 2011. Vol 1. No. 3. 253


Jamur Endofit, Biodiversitas, Potensi Dan Prospek Penggunaannya Sebagai Sumber Bahan Obat Baru

Tabel I. Produk alami dari mikroba endofit (lanjutan)


Tanaman inang
Jenis mikroba (family)bagian tanaman Kondisi kultur Produk alami Aktifitas biologi
atau jaringan
Microsphaeropsis Pilgerodendron uviferum Medium beras ; 7- hidroksi-2,4-dimetil-
olivacea (D.Don) Florine 25°C; 30 hari 3(2H)-benzofuranon
(mitosporic (Cupressaceae) enalin
Ascomycota) [Gymnosperm]; phloem graphislakton AChE inhibitor
brotallin AChE inhibitor
ulokladol
2,5-diacetilfenol
butirolakton
Monochaetia sp. Beberapa tanaman dari Medium MID amubuic acid antimikosis
(Amphissphaeriaceae) hutan hujan; daun, batang, dengan tambahan
petiola soytone; 23°-24°C;
21 hari
Muscodor albus Cinnamomum zeylanicum PDA antibiotik volatil antibiotik
(mitosporic Xylariales) Schaelter. (Lauraceae);
batang
Muscodor roseus Erythophelum antibiotik volatil antibakteri dan antijamur
chlorostachys (kayu besi)
Muscodor roseus Grevillea pteridifolia antibiotik volatil antibakteri dan antijamur
Knight (fern leaf tree)
Muscodor vitigenus Paullina paullinioides naphthalene pengusir serangga terutama
(Liana) hama pengerek batang
Mycelia sterila Cirsium arvense Agar malt-soya dan 3-asetil-6-hidroksi-4-
Strain 4567 (Canadian thistle) biomalt semisolid; metil-2,3-
(Ascomycota) (Asteraceae); ns 130 hari dihidrobenzofuran
3-(3’,5’-dihidroksi-2’-
metilfenil)-2-butanon
4-asetil-3,4-dihidro-6,8-
dihidroksi-5-
metilisokumarin
4-asetil-3,4-dihidro-6,8-
dihidroksi-3-metoksi-
5-metilisokumarin
3,4-dihidro-3,6,8-
trihidroksi-3,5-
dimetil-isokumarin
6,8-diasetoksi-3,5-
dimetilisokumarin
Microsphaeropsis sp. Buxus semperivens L. Medium SL; 24°C; lakton S 39163/F-I antimikrobial;antiviral
Strain NRRL 15684 (Buxaceae); daun 13 hari
(mitosporic
Ascomycota)
Mycelia sterila Atropa belladionna L. Agar malt-soya dan preussomerin G antibakteri;antijamur;
(Ascomycota) (Solanaceae); akar biomalt semisolid; FPTase inhibitor
RT; 70 hari preussomerin H antibakteri;antijamur
preussomerin I antibakteri;antijamur
preussomerin J antibakteri;antijamur
preussomerin K antibakteri;antijamur
preussomerin L antibakteri;antijamur
Nectria galligena Malus X domestica Medium MGP; kolletorin B
(Nectriaceae) Borkch (apel) 24°C; hingga semua kolletoklorin B AChE inhibitor; Β-
(Rosaceae); xylem glukosa dikonsumsi glukoronidase inhibitor
ilisikolin C antibakteri ; AChE
inhibitor; β-glukoronidase
inhibitor
ilisikolin E antibakteri ; AChE
inhibitor; β-glukoronidase
inhibitor
ilisikolin F
α,β-dehidrocurvularin sitotoksik; seed germination
radical dan penghambat
pertumbuhan epikotil
Nodulisporium sp. Bontia daphnoides L. Medium nutrient; Nodulisporic acid A
MF 5954, ATCC 74254 (Scrophulariaceae); 25°C; 21-28 hari Nodulisporic acid A1 insektisida
(microsporic Kayu Nodulisporic acid A2 insektisida
Xylariales)

J. Trop. Pharm. Chem. 2011. Vol 1. No. 3. 254


Jamur Endofit, Biodiversitas, Potensi Dan Prospek Penggunaannya Sebagai Sumber Bahan Obat Baru

Tabel I. Produk alami dari mikroba endofit (lanjutan)


Tanaman inang
Jenis mikroba (family)bagian tanaman Kondisi kultur Produk alami Aktifitas biologi
atau jaringan
Paecilomyces sp. H-036 Taxus mairei (Lemee dan PDA ; 24°C; 7 hari brefeldin A antijamur; antivirus
dan Lev)dan Torreya grandis ;antikanker; weed
W-001 Arn. (Taxaceae); kulit management
(Trichocomaceae) batang
Penicilium implicatum Medium MM; 28°C; substansi analog mirip antikanker
(isolate SJ21) Diphylleia sinensis H. 6 hari podofilotoksin
(Trichocomaceae) L.Li (Berberidaceae);
Penicillium janczewskii Akar; rimpang; petiole PDB; 25°C; 23 hari peniprekuinolon nematisidal; pemacu
(Trichocomaceae) Prumnopitys andina pertumbuhan akar;
(Endl.)Launbenf. sitotoksik lemah
(Podocarpaceae); phloem glioviktin
mellein antibakteri;antivirus;
fitotoksik
Periconia sp. Taxus cuspidate Siebold Media S-7 periconicin A antimikotik; elongasi
OBW-15 Dan Zucc (Taxaceae) (cair)(still culture); hipokotil dan inhibitor
(Halosphaeriaceae) Kulit batang bagian dalam 25°C; 21 hari pertumbuhan akar; pemacu
pertumbuhan akar (pada
low cone)
periconicin B elongasi hipokotil dan
inhibitor pertumbuhan akar;
pemacu pertumbuhan akar
(pada low cone)

Periconia spp. Torreya grandifolia Taxol® antikanker


Pestalotiopsis jesteri Fragrea bodenii Thunb. Medium agar MID ; jesteron antijamur; anti mikotik
(Amphisphaeriaceae) (Gentianaceae)kulit batang 23°C; 21 hari hidroksijesteron
bagian dalam
Pestalotiopsis Terminalia morobensis Medium MID (still pestacin antimikosis; antioksidan
Microspora L. (Combretaceae); batang culture); 23°C; 21 antifungi; antioksidan
(Amphisphaeriaceae) hari isopestacin
Medium MID (still
culture); 23°C; 35
hari
Pestalotiopsis guepinii Wollemia nobilis Taxol®
(Wollemi pine)
Pestalotiopsis Taxus brevifolia Nutt. pestalotiopsins A seskuiterpens
microspora (Pacific Yew) pestalotiopsins B
Pestalotiopsis Taxus wallachiana Taxol® antikarsinogenik
microspora (Nepalese Yew)
Pestalotiopsis Torreya taxifolia Arn torreyanic acid antikanker dan antibiotik
microspora
Pestalotiopsis Taxodium distichum Rich Taxol® antikanker
microspora
Pestalotiopsis spp. Beberapa tanaman hutan Medium MID; amubuic acid antimikosis
(Amphisphaeriaceae) hujan; daun; batang, ditambah dengan
petiole soytone); 23°-
24°C;21 hari
Phoma spp. Taxus wallachiana altersolanol A antibakteri(Bacillus subtilis)
(Himalayan Yew) 2- hidroksi- 6-
metil asam benzoat
Phomopsis phaseoli Pohon dari daerah Medium YMG; 3-hidroksipropionat nematisidal
(Valsaceae) tropis;daun 22°C; hingga
sumber karbon
diserap sempurna
Phomopsis sp. Erythrina crista-galli L. Medium KGA; RT; phomol antibakteri; antijamur; anti-
(valsaceae) (Fabaceae); twig (mati) 39 hari inflamasi (uji edema pada
telinga tikus); sitotoksik
lemah
Phyllosticta capitalensis Pohon kayu daerah tropis PDA (2% melanin
(telemorf Guignardia dan daerah non tropis; Bactoagar); 26°C;
mangiferae) daun 10 hari
(Botryospaeriaceae)

J. Trop. Pharm. Chem. 2011. Vol 1. No. 3. 255


Jamur Endofit, Biodiversitas, Potensi Dan Prospek Penggunaannya Sebagai Sumber Bahan Obat Baru

Tabel I. Produk alami dari mikroba endofit (lanjutan)


Tanaman inang
Jenis mikroba (family)bagian tanaman Kondisi kultur Produk alami Aktifitas biologi
atau jaringan
Pseudomassaria sp. Tanaman belum WBE broth; 25°C; demetilsterrikuinon B1 aktifator reseptor insulin
ATCC 74411 teridentifikasi (diperoleh 21 hari (DMAQ-B1)
(Hyponectriaceae) disekitar Kinshasa,Kongo); asterikuinon
daun asterikuinon
produk oksidasi 1
produk oksidasi 2
produk dekomposisi
Rhinocladiella spp. Tripterygium wilfordii 22-oxa-[12]- antitumor
Hook.f. Cytochalasin
Rhizhoctonia sp. Cynodon dactylon (L.) Medium grain-bran- rhizoctonis acid antibakteri lemah
Cy064 Pers.. (Poaceae); daun yeast;28°C; 40 hari monometilsulokrin antibakteri lemah
(mytosporic ergosterol antibakteri lemah
Hymemomycetes) 3β,5α,6β- antibakteri lemah
trihidroksiergosta-
7,22-diene
Seytalidium sp. Salix sp.(Saliciaceae) Agar malt-soya dan 4,6-dihidroksi-3-metil-2-(2-
(mitosporic biomalt semisolid; oksopropionil)-asam
Ascomycota) RT; 111 hari benzoate
-(1-asetil-2-hidroksivinil)-
4,4-dihidroksi-3- asam
metil benzoate
-asetil-3,4-dihidro-6,8-
dihidroksi-5-
metilisokumarin
-asetil-3,4-dihidro-6,8-
dihidroksi-3-metoksi-5-
metilisokumarin
dekarboksisitrinon
6,8-dihidroksi-4-
hidroksimetil-3,5-
dimetilisokromen-1-one
asetoksimetil-6,8-
dihidroksi-5-metil-2-
benzopiran-1-one
asetil-6,8-dihidroksi-5-
metil-2-benzopiran-1-
one
(+)-didihidronaftol(1,2-b)-
furan-5,6 dikarboksilat
anhidrat
aceton adduct of
atronenetinone
Seimatoantlerium Maguireothamnus Taxol®
tepuiense speciosus (N. F. Brown)
Steyern
Sporormia minima, Taxus wallachiana paclitaxel
Trichothecium spp. dan (Himalayan Yew)
Jamur dimorphic
(belum teridentifikasi)
Serratia marcescens Rhnycholacis penicillata Medium PD- (-)-oocydin A anti jamur
MSU-97 Tul. (Podostemaceae) soytone-yeast
(Enterobacteriaceae) ekstrak;23°C; 15
hari
Streptomyces Zingiber officinale Roscoe ISP-2 broth; 30°C; 5 5,7-dimetoksi-4- antijamur
aureofaciens (Zingiberacea); akar hari fenilkumarin
CMUAc130 5,6-dimetoksi-4-(p- antijamur
(Streptomycetaceae) metoksi-
fenil)kumarin antijamur lemah
vanillin antijamur lemah
3-metoksi-
4hidroksitoluen

J. Trop. Pharm. Chem. 2011. Vol 1. No. 3. 256


Jamur Endofit, Biodiversitas, Potensi Dan Prospek Penggunaannya Sebagai Sumber Bahan Obat Baru

Tabel I. Produk alami dari mikroba endofit (lanjutan)


Tanaman inang
Jenis mikroba (family)bagian tanaman Kondisi kultur Produk alami Aktifitas biologi
atau jaringan
Streptomyces griceus Kandelia candel (L). Medium I ; 28°C; 5 7-(4-aminofenil)-2,4-
subsp. Druce (Rhizhosporaceae) hari dimetil-7-okso-hept-
Strain HKI0412 [mangrove]; batang 5-asam enoat
(Streptomycetaceae) 9-(4-aminofenil)-7-
hidroksi-2,4,6-
trimetil-9-okso-non-
2-asam enoat
12-(4-aminofenil)-10-
hidroksi-6-(1-
hidroksietil)-7,9-
dimetil-12-okso-
dodeca-2,4-asam
dienoat.
Streptomyces sp. Kennedia nigricans PDB still culture; munumbacins A-D antibiotik
NRRL 30562 Lindley (Fabaceae); batang 23°C; 5 hari
(Streptomycetaceae)
Streptomyces sp. Grevillia pteridifolia J. DIFCO nutrient kakadumisin A antibiotik
NRRL 30566 Knight (Proteaceae); broth; 25°C; 21-28
(Streptomycetaceae) batang hari
Streptomyces sp. Monstera sp Medium PSNB, still coronamysin antibiotik
MSU-2110 (Aracaceae); batang culture; 25°C; 21-28
(Streptomycetaceae) Hari
Taxomyces andreanae Taxus brevifolia Nutt. Taxol® antikarsinogenik (P-388, P-
(Pacific Yew) 1534, α-1210 murine
leukaemia, Walker 256
carcinoma, sarcoma 180)
Tubercularia spp. Taxus mairie (Chinese Taxol® antikanker (sel P388,
southern Yew) Sel KB)
Xylaria sp. No. 2508 Pohon mangrove yang Dekstosa(1,2%) asam piliformat
(Xylariaceae) belum teridentifikasi; biji Ekstrak yeast (0,1%) ergosterol
Peptone (0,2%) 3β,5α,6β-
NaCl(3,0%); trihidroksiergosta-
30°C; 86 jam 7,22-diena
α-gliserol monopalmitat
asam p-hidroksibenzoat
Jamur yang belum Daphnosis Americana PDB guanacastepen A antibakteri
teridentifikasi CR115 (Miller)J.S. Johnson guanacastepen B
(90% hampir mirip (Thymelaeceae); guanacastepen C
dengan Basidiomycetes guanacastepen D
yang belum guanacastepen E
terkarakterisasi dari guanacastepen F
akar oat) guanacastepen G
guanacastepen H
guanacastepen I antibakteri
guanacastepen J
guanacastepen K
guanacastepen L
guanacastepen M
guanacastepen N
guanacastepen O
Fungi yang belum Kandelia candel (L.) 3β,8α,6β-
terindetifikasi Druce (Rhizophoraceae); trihidroksiergosta-7,22-
No.2534 dropper diena
cyclo-(Phe-Phe)
cyclo-(Leu-Tyr)
guanidin
4-hidroksi-2-
metoksiasetopenon
asam protocatechuic
metil ester
Fungi yang belum Prumnopitys andina PDA; 25°C;23 hari mellein antibakteri; antivirus;
terindetifikasi (Endl.)Laubenf. fitotoksik
E-3 (Podocarpaceae); phloem p-hidroksibenzaldehid
4-(2-hidroksietil)fenol

J. Trop. Pharm. Chem. 2011. Vol 1. No. 3. 257


Jamur Endofit, Biodiversitas, Potensi Dan Prospek Penggunaannya Sebagai Sumber Bahan Obat Baru

Tabel I. Produk alami dari mikroba endofit (lanjutan)


Tanaman inang
Jenis mikroba (family)bagian tanaman Kondisi kultur Produk alami Aktifitas biologi
atau jaringan
Fungi yang belum Kandelia candel (DC). GYT broth; 30°C; 5- lakton 1893 A
teridentifikasi No.1893 Weight & Arn 7 hari lakton 1893 B
(Rhizhosporaceae) cyclo (Phe-Gly)
; dropper cyclo (Ser-Leu)
5-(p-hidroksilbenzil)-
hidantoin
Fungi yang belum Picea glauca (Moench) Medium MEA; vermiculin
terindetifikasi Voss. (Pinaceae); needles 20°C; 12 hari trans-3-metildodek-cis-
Strain SWS 1111 6-en-4-olida
(DAOM 221611) trans-8-hidroksi-3-
metildodek-cis-6-en-
4-olida
trans-8-asetoksi-3-
metildodek-cis-6-en-
4-olida
trans-9-hidroksi-3-metil-
8-okso-dodec-trans-
6-en-4-olida
trans-8,9-dihidroksi-3-
metil-dodek-cis-6-
en-4-olida
trans-9-hidroksi-8-okso-
3-metil-dodecan-4-
olida
trans-7,9-dihidroksi-3-
metil-8-okso-
dodecan-4-olida
trans-6-hidroksimetil-3-
metil-7-okso-
dodecan-4-olida
7α,8β-11-
trihidroksidriman
Asam10,11-
dihidroksifarnesic
Fungi yang belum Picea glauca (Moench) Medium CZ Met 6,7-dihidroksi-2-propil- toksik terhadap spruce
terindetifikasi Voss. (Pinaceae); needles dan 2% Medium 2,4-oktadien-4-olida budworm cell line CF-1
Strain SWS 2611L ekstrak malt; kurang toksik terhadap
(DAOM 229644) 20°C;42 hari 5,6,8-trihidroksi-4-(1’- spruce budworm cell line
hidroksietil) CF-1
isokumarin kurang toksik terhadap
spruce budworm cell line
CF-1
sescandelin kurang toksik terhadap
spruce budworm cell line
CF-1
sescandelin B
4-hidroksi-2-
metoksiasetanilida
Fungi yang belum Avicenna marinna GPY (3SAR)-dihidroksi-(6S)- nonsitotoksik
terindetifikasi Forssk.(Acanthaceae); broth(mengandung undesil-α-piranon
No.2524 biji[mangrove] 20% airlaut); 28°C; cyclo-(L-Phe-L-Leu1-L-
5-7 hari Leu2-L-Leu3-L-Ile) nonsitotoksik
Fungi yang belum Avicenna marinna Medium glukosa- vermopiron
terindetifikasi Forssk.(Acanthaceae); daging sapi-ekstrak avicennin A
No.2533 daun muda yeast (mengandung avicennin B
5% airlaut);30°C;5- 5-dikloroavicennin A
7 hari 6,7-dimetil-8-hidroksi-3-
metilisokumarin
ergosterol
5α,8α-
epidioksiergosterol

J. Trop. Pharm. Chem. 2011. Vol 1. No. 3. 258


Jamur Endofit, Biodiversitas, Potensi Dan Prospek Penggunaannya Sebagai Sumber Bahan Obat Baru

Berdasarkan bioaktifitasnya, dikenal dari Pseudomonas viridiflava, dapat


beberapa metabolit endofit yang berkhasiat menghambat pertumbuhan Candida
sebagai: albicans dan
Antibiotik yang dihasilkan oleh mikroba
Cryptococcus neoformans. Antibiotika
endofit berupa jamur, bakteri, dan
berspektrum luas yang disebut
Streptomycetes.
munumbicin, dihasilkan oleh endofit
Streptomyces spp. strain NRRL 30562
Cryptocandin adalah antifungi yang
yang merupakan endofit yang diisolasi dari
dihasilkan oleh mikroba endofit
tanaman Kennedia nigriscans, dapat
Cryptosporiopsis quercina yang berhasil
menghambat pertumbuhan bakteri Bacillus
diisolasi dari tanaman obat Tripterigeum
anthracis, dan Mycobacterium tuberculosis
wilfordii, dan memiliki aktivitas sebagai
yang multiresisten terhadap berbagai obat
antijamur yang patogen terhadap manusia
anti TBC. Jenis endofit lainnya yang juga
yaitu Candida albicans dan Trichopyton
menghasilkan antibiotika berspektrum luas
spp. Beberapa zat aktif lain yang diisolasi
adalah mikroba endofit yang diisolasi dari
dari mikroba endofit misalnya ecomycin
diproduksi oleh Pseudomonas viridiflava tanaman Grevillea pteridifolia. Endofit ini
juga aktif terhadap Cryptococcus menghasilkan metabolit kakadumycin yang
neoformans dan Candida albicans yaitu berasal dari endofit Streptomyces sp.
jamur penyebab penyakit kuku dan kulit. (NRRL 30566), Aktifitas antibakterinya
Cryptocin, sebuah asam tetramat unik, sama seperti munumbicin D, dan
kakadumycin ini juga berkhasiat sebagai
yang juga dihasilkan oleh mikroba endofit
anti malaria [10]. Jamur endofit Muscodor
Cryptosporiopsis quercina memiliki
albus yang berasal dari dahan tanaman
aktifitas poten melawan Pyricularia
Cinnamomum zelyanicum, menghasilkan
oryzae, organisme penyebab penyakit pada
komponen mudah menguap (antibiotic
tanaman.
volatile) yang secara efektif menghambat
dan membunuh jenis bakteri dan jamur
Pestalotiopsis microspora, merupakan
lainnya [10].
mikroba endofit yang paling sering
ditemukan di tanaman hutan lindung di
seluruh dunia. Endofit ini menghasilkan Antivirus yang dihasilkan oleh mikroba
metabolit sekunder ambuic acid yang endofit.
berkhasiat sebagai antifungi.
Aktifitas menghambat pertumbuhan virus,
Phomopsichalasin, merupakan metabolit merupakan manfaat lain yang lebih
sekunder yang diisolasi dari mikroba menarik dari metabolit jamur endofit.
Beberapa contoh diantaranya Cytonic acid
endofit Phomopsis sp., berkhasiat sebagai
A dan B, merupakan hCMV (human
anti bakteri terhadap Bacillus subtilis,
cytomegalovirus) protease inhibitors yang
Salmonella enterica, Staphylococcos
diisiolasi dari solid-state fermentation
aureus, dan juga dapat menghambat
(SSF) jamur endofit Cytonema sp.
pertumbuhan jamur Candida tropicalis.
Metabolit ini memiliki struktur molekul
yang merupakan isomer p-tridepside,
Ecomycin merupakan lipopeptida yang
berhasiat sebagai anti [10].
disamping terdiri dari molekul asam amino
yang umum juga mengandung homoserin
dan beta-hidroksi asam aspartat, dihasilkan

J. Trop. Pharm. Chem. 2011. Vol 1. No. 3. 259


Jamur Endofit, Biodiversitas, Potensi Dan Prospek Penggunaannya Sebagai Sumber Bahan Obat Baru

Antikanker yang dihasilkan oleh Insektisida yang dihasilkan oleh


mikroba endofit. mikroba endofit.

Paclitaxel dan derivatnya merupakan zat Beberapa endofit ternyata memiliki


yang berkhasiat sebagai antikanker yang aktifitas anti serangga, nodulisporic acids
pertama kali ditemukan yang diproduksi dihasilkan oleh endofit Nodulisporium sp.
oleh mikroba endofit. Paclitaxel dari tanaman Bontia daphnoides,
merupakan senyawa diterpenoid yang merupakan insektisida yang poten terhadap
didapatkan dalam tanaman Taxus spp. larva serangga. Penemuan senyawa baru ini
Senyawa yang dapat mempengaruhi menuntun ke penemuan senyawa lain yang
pembentukan tubulin dalam proses lebih poten. [10]
pembelahan sel-sel kanker ini, juga
diproduksi oleh endofit Pestalotiopsis Antidiabetes (aktifator reseptor insulin)
microspora, yang diisolasi dari jamur yang dihasilkan oleh mikroba endofit.
Taxomyces andreanae, T. brevifolia, dan T.
wallichiana. Saat ini beberapa jenis endofit Endofit Pseudomassaria sp yang diisolasi
lainnya telah dapat diisolasi dari berbagai dari tanaman yang ada dihutan lindung
jenis Taxus dan didapatkan berbagai dekat Kinshasa, Kongo, menghasilkan
senyawa yang berhasiat sebagai anti tumor. metabolit sekunder yang bekerja seperti
[10]. insulin. Senyawa ini sangat menjanjikan
karena tidak sebagaimana insulin, senyawa
Antimalaria yang dihasilkan oleh ini tidak rusak jika diberikan peroral.
mikroba endofit. Dalam uji praklinik terhadap binatang coba
membuktikan bahwa aktivitasnya sangat
Colletotrichum sp. merupakan endofit yang baik dalam menurunkan glukosa darah
diisolasi dari tanaman Artemisia annua, tikus yang diabetes. Hasil tersebut
menghasilkan metabolit artemisinin yang diperkirakan dapat menjadi awal dari era
sangat potensial sebagai antimalaria. baru terapi mengatasi diabetes dimasa
Disamping itu beberapa mikroba endofit mendatang [10].
yang diisolasi dari tanaman Cinchona spp,
juga mampu menghasilkan alkaloid Senyawa imunosupresif yang dihasilkan
cinchona yang dapat dikembangkan oleh mikroba endofit.
sebagai sumber bahan baku obat anti
malaria [10]. Obat-obat imunospresif merupakan obat
yang digunakan untuk pasien yang akan
Antioksidan yang dihasilkan oleh mengalami tindakan transplantasi organ.
mikroba endofit. Selain itu imunosupresif juga dapat
digunakan untuk mengatasi penyakit
Pestacin dan isopestacin merupakan autoimum seperti rematoid artritis dan
metabolit sekunder yang dihasilkan oleh insulin dependent diabetes. Senyawa
endofit P. microspora. Endofit ini berhasil subglutinol A dan B yang dihasilkan oleh
diisolasi dari tanaman Terminalia endofit Fusarium subglutinans yang
morobensis, yang tumbuh di Papua New diisolasi dari tanaman T. wilfordii,
Guinea. Pestacin ataupun isopestacin diketahui merupakan senyawa
berhasiat sebagai antioksidan, aktivitas ini imunosupresif yang sangat poten [10].
dimiliki diduga karena struktur molekulnya
yang mirip dengan [10].
J. Trop. Pharm. Chem. 2011. Vol 1. No. 3. 260
Jamur Endofit, Biodiversitas, Potensi Dan Prospek Penggunaannya Sebagai Sumber Bahan Obat Baru

Prospek Endofit Indonesia Sebagai sekunder yang memiliki karateristik


Sumber Bahan Baku Obat tertentu. Metabolit sekunder yang
dihasilkan oleh endofit memiliki kegunaan
Endofit yang diisolasi dari suatu tanaman dalam bidang pengobatan modern seperti
obat dapat menghasilkan metabolit antibiotik, antikanker, antioksidan,
sekunder yang sama dengan tanaman antimalaria, antidiabetes dan imunosupresif
aslinya atau berbeda namun khasiat yang disamping manfaatnya yang juga sangat
dipunyai bisa sangat beragam seperti yang besar bagi pertanian.
telah dilaporkan oleh para peneliti. Endofit
sebagai sumber bahan berkhasiat dapat PENUTUP
dikultivasi dalam waktu singkat untuk
kemudian diekstraksi metabolit Tumbuhan merupakan sumber bahan baku
sekundernya, apabila hal ini diterapkan obat yang tak ternilai harganya, perlu terus
untuk tanaman kemungkinan besar menerus mendapat perhatian kita semua.
memerlukan puluhan tahun untuk dapat Ekploitasi hutan dan tanaman obat yang
dipanen dan kemudian baru diekstraksi. berlebihan tanpa memperhatikan upaya
Indonesia sebagai salah satu negara dengan konservasinya tentu sangat
biodivesitas hayati yang kedua didunia mengkhawatirkan. Peran ahli budidaya
setelah Brazil, memiliki prospek yang tanaman dan bioteknologi sangat penting
cerah sebagai sumber produk bahan alam untuk menghindari kelangkaan bahan baku
yang berasal dari endofit. Hal ini ditunjang obat yang beberapa diantaranya sampai
dengan kekayaan variasi lahan di Indonesia saat ini masih diambil dari tanaman aslinya
dari dataran rendah yang kering hingga secara konvensional. Melalui pemanfaatan
dataran tinggi atau pegunungan yang sejuk bioteknologi produksi metabolit sekunder
dan lembab memberikan kekayaan jenis dapat dilakukan secara in- vitro dalam
tumbuhan yang sangat beragam. Peran skala besar secara berkesinambungan,
masyarakat lokal sebagai sumber informasi demikian pula rekayasa genetika dan
etnobotani untuk penemuan sumber transformasi genetik dapat membantu
mikroba endofit baru juga sangat meningkatkan produksi metabolit
diperlukan. Kekayaan budaya Nusantara sekunder.
didukung pengetahuan tentang tumbuhan
obat berkhasiat memberi peluang Pemanfaatan endofit dalam produksi
pemanfaatan endofit dari hutan yang ada di metabolit sekunder di Indonesia seharusnya
Indonesia sebagai salah satu negara lebih ditingkatkan, mengingat potensi
penghasil bahan baku obat herbal ataupun Indonesia sebagai negara dengan
modern. Mengkaji hal-hal di atas biodiversitas yang tinggi belum
pelestarian dan penyelamatan hutan dimanfaatkan secara maksimal. Peran aktif
sebagai sumber daya hayati mutlak harus dari pemerintah dan industri sebagai
dilakukan. penyandang dana riset sangat diperlukan
agar penelitian endofit ini dapat dilakukan
KESIMPULAN secara berkesinambungan. Selain itu juga
kerjasama riset perguruan tinggi dan
Endofit merupakan bagian dari industri dalam mengembangkan peran
biodiversitas yang ada di bumi, endofit sebagai sumber bahan obat dan
mikroorganime ini ditemukan dalam senyawa agrokimia sangat diperlukan.
jaringan hidup dari tanaman inang. Endofit
berkontribusi menghasilkan metabolit
J. Trop. Pharm. Chem. 2011. Vol 1. No. 3. 261
Jamur Endofit, Biodiversitas, Potensi Dan Prospek Penggunaannya Sebagai Sumber Bahan Obat Baru

DAFTAR PUSTAKA 7. Schulz, B.; & Boyle, C. 2006, What Are


Endophytes? dalam: Schulz, B.; Boyle, C.; &
1. Aminullah E., 1985. Perkembangan Penerapan Sieber, T.N. (Eds.). Soil Biology. Volume 9.
Bioteknologi dan Rekayasa Genetik Dalam Microbial Root Endophytes. Springer-Verlag.
Kesehatan. Cermin Dunia Kedokteran No. 38: Berlin Heidelberg. 2006: 1-13.
52-55 8. Strobel, G.A. 2002, Microbial gifts from rain
2. Gunatilaka A.A., 2006. Natural Products from forests. Can. J. Plant Pathol. 24: 14-20.
Plant-Associated Microorganism: Distribution, 9. Strobel, G.A.; & Daisy, B. 2003,
Structural Diversity, Bioactivity, and Bioprospecting for Microbial Endophytes and
Implications of Their Occurrence. J. Nat. Prod. Their Natural Products. Microbiol.and Mol.
2006. 69: 509-526 Biology Rev. Dec 2003. Vol.67. No. 4: 491-
3. Lu, H.; Zou, W.X.; Meng, J.C.; Hu, J.; & Tan, 502.
R.X. 2000, New Bioactive Metabolites 10. Strobel, G.A.; Daisy, B.; Castillo, U.; &
Produced by Colletotrichum sp., an Endophytic Harper, J. 2004, Natural Product from
Fungus in Artemisia annua. Plant Sci. 151: 73- Endophytic Microorganism. J. Nat. Prod. 2004.
76 67: 257-268
4. Maksum, R. 2005, Peranan Bioteknologi dan 11. Strobel, G.A.; Miller, R.V.; Miller, C.;
Mikroba Endofit Dalam Perkembangan Obat Condron, M.; Teplow, D.B.; & Hess W.M.
Herbal. Maj. Ilmu Kefarmasian Indonesia. 2000, Cryptocandin, a potent antimycotic from
Vol.II, No.3. Desember 2005: 113-126 endophytic fungus Cryptosporiopsis quercina.
5. Prasetyoputri, A.; & Atmosukarto, I. 2006, Microbiology 145: 1919-1926.
Mikroba Endofit: Sumber Molekul Acuan Baru 12. Tejesvi, M.V.; Nalini, M.S.; Mahesh, B.;
yang Berpotensi. BioTrends. Vol I. No.2. 2006: Prakash, H.S.; Kini, K.R.; Shetty, H.S.; &
13-15 Ven, S. 2007, New Hopes From Endhopythic
6. Proksch, P.; Edrada, R.A.; & Ebel, R. 2003, Fungal Secondary metabolite. Bol. Soc. Quím.
Review: Drugs from the Sea – Opportunities Méx., 1(1): 19-26
and Obstacles. Mar. Drugs 1, 5-17. 13. Tan, R.X.; & Zou, W.X. 2001, Endophytes: a
rich source of functional metabolites. Nat.
Prod. Rep.18 : 448-459

J. Trop. Pharm. Chem. 2011. Vol 1. No. 3. 262

Anda mungkin juga menyukai