Anda di halaman 1dari 6

TUGAS

MANAJEMEN KEUANGAN LANJUTAN


PENGUKURAN KINERJA PERUSAHAAN KESELURUHAN

NAMA :

MAYANG AMALIA LATUCONSINA

PPAK REGULER 1

UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
2017

1
1. Total Shareholder Return (TSR)
Menurut G. Arnold (2008), Total Shareholder Return (TSR) adalah total
pengembalian yang diperoleh pemegang saham yang terdiri dari perubahan harga saham dan
deviden yang diterima selama periode tertentu. TSR juga mengukur kontribusi unit-unit yang
ada terhadap capital gain dan dividend yield kepada investor. Capital gain/loss adalah selisih
antara harga jual dan harga beli.

𝐴𝑟𝑢𝑠 𝑘𝑎𝑠 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑡𝑒𝑟𝑖𝑚𝑎 + (ℎ𝑎𝑟𝑔𝑎 𝑗𝑢𝑎𝑙 − ℎ𝑎𝑟𝑔𝑎 𝑎𝑤𝑎𝑙)


(𝑇𝑆𝑅) = + 100%
𝐻𝑎𝑟𝑔𝑎 𝑎𝑤𝑎𝑙
a. For one-period TSR

Penjelasan:
Nilai investasi awal :£1
Arus kas berupa deviden : 5p
Capital gain : £ 0,10 (£1,10 – £1,00)
Tingkat Pengembalian : dengan formula TSR menghasilkan 15%

b. Multi- period TSR


Misalnya jika saham memiliki harga awal £ 1, dividen tahunan yang dibayar
diakhir tahun selama tiga tahun adalah 9%, 10% dan 11% dan memiliki closing price
sebesar £ 1,30, total pengembalian (diasumsikan deviden diinvestasikan kembali dalam
bentuk saham perusahaan pada saat diterimanya) dihitung melalui internal rate of
return/IRR (IRR: Tingkat pengembalian dari modal proyek yang dianalisis, berupa
tingkat bunga pada saat NPV = 0)

2
Kelemahan TSR
1. Tidak memperhitungkan resiko dalam menentukan tingkat pengembalian kepada
pemegang saham.
2. Mengasumsikan penetapan harga saham sudah efisien.
3. TSR sangat tergantung pada periode waktu yang dipilih.
4. TSR useless pada perusahaan yang tidak berkaprah di pasar modal.

2. Wealth Added Index (WAI)


WAI digunakan untuk mengukur total arus kekayaan selama satu periode tertentu
(arus kas untuk pemegang saham yang berasal dari kenaikan nilai pasar ekuitas, dividen dan
pembelian kembali saham, serta nilai bersih dari penerbitan ekuitas baru) di atas tingkat
pengembalian yang diharakan dari nilai pasar ekuitas perusahaan saham. Proxy dari tingkat
pengembalian yang diharapkan adalah biaya ekuitas (cost of equity). Perusahaan menciptakan
nilai untuk pemegang sahamnya hanya apabila tingkat pengembalian untuk pemegang saham
(yang berasal dari pengembalian deviden dan kenaikan harga saham) lebih besar dari biaya
ekuitasnya.

WAI = ∆Kapitalisasi pasar + dividen – penerbitan saham baru – tingkat


pengembalian yang diharapkan

Keterangan:
 Kapitalisasi pasar adalah jumlah saham beredar dikalikan dengan harga pasar
saham
 ∆ kapitalisasi pasar adalah kapitalisasi pasar akhir tahun dikurangi kapitalisasi
pasar awal tahun
 Tingkat pengembalian yang diharapkan adalah kapitalisasi pasar awal tahun
dikalikan dengan biaya ekuitas.

3. Market Value Added (MVA)


Stern Steward and Co juga telah mengembangkan konsep yang disebut dengan
Market Value Added (MVA). MVA adalah selisih antara nilai pasar saham dari utang
perusahaan dan jumlah modal yang ditempatkan di perusahaan oleh kreditur dan pemegang
saham. Jika MVA positif, perusahaan mempunyai nilai tambah. Jika negatif, perusahaan
telah menghancurkan nilai.

MVA = Market value – invested capital

3
Market value adalah nilai utang, saham preferen dan saham biasa saat ini, sedangkan
Invested capital adalah seluruh kas yang diperoleh dari penyedia dana atau berasal dari
keuntungan yang di investasikan kembali pada investasi baru di perusahaan sejak perusahaan
didirikan. Dalam prakteknya, nilai dalam laporan posisi keuangan (dengan sedikit
penyesuaian) yang digunakan. Hal yang perlu diperhatikan ketika menggunakan MVA adalah
sebagai berikut:
a. Memperkirakan jumlah kas yang diinvestasikan.
b. Kapan nilai diciptakan
c. Apakah tingkat pengembaliannya cukup tinggi?
d. Inflasi mendistorsi angka MVA.
e. Percaya bahwa harga pasar saham adalah selalu benar selamanya
f. MVA bukan ukuran yang absolut
Merva Pic didirikan 20 tahun lalu dengan ekuitas sebesar £15m. Merva Pic tidak
memiliki utang dan saham preferen. Semua penghasilan Merva telah dibayarkan sebagai
deviden. Saham perusahaan sekarang senilai £40m. Maka, MVA adalah sebagai berikut :

MVA = Market Value – capital


MVA = £40m – £15m = £25m
Jika perusahaan memiliki rights issue meningkat £5m dari pemegang saham, nilai
pasar perusahaan setidaknya harus naik sebesar £45m untuk mempertahankan kekayaan
pemegang saham. Jika nilai pasar saham hanya naik £44m karena pemegang saham yang
ragu-ragu dengan pengembalian yang akan di peroleh ketika rights issue uang diterapkan
dalam bisnis (yaitu, NPV proyek negatif) maka pemegang saham kehilangan senilai £1m. Ini
di ringkas dalam tabel dibawah ini :
Before rights issue After rights issue
Market value £40m £44m
Capital £15m £20m
MVA £25m £24m
Menurut Sterns Stewart jika suatu perusahaan membayarkan deviden dari nilai pasar
dan modal dari persamaan tersebut berkurang dengan jumlah yang sama, maka MVA tidak
terpengaruh. Bayangkan jika perusahaan di biayai dengan ekuitas dan nilai pasar ekuitas
sebesar £50m pada awal tahun, kemudian meningkat menjadi £55m pada akhir tahun maka
akan menghasilkan laba setelah pajak sebesar £10m dan pembayaran devidend sebesar £6m.
Perusahaan membeli saham dan laba ditahan sebesar £20m pada awal tahun, seperti yang
ditunjukkan pada tabel dibawah ini:

4
At start of year At end of year
Market value £50m £55m
Capital £20m £20m
plus earnings £10m
Less dividend -£6m
£24m
MVA £30m £31m

Jika perusahaan tidak membayarkan deviden nanti, menurut stern stewart, baik nilai
pasar maupun modal akan naik sebesar £6m dan nilai MVA menjadi £31m.
At start of year At end of year
Market value £50m £61m
Capital £20m £30m
MVA £30m £31m
Kesimpulannya adalah keuntungan yang dihasilkan dari kegiatan usaha hanya
sebanyak dari bagian kepemilikan modal, dimana sejumlah dana dihasilkan melalui
penjualan saham kepada pemegang saham. Jika £1 di simpan daripada di bayarkan kepada
pemegang saham maka pasar modal tersebut bisa mendapatkan lebih dari £1 untuk mencegah
kurangnya nilai dari pemegang saham. Jika tidak dikembalikan maka £1 tersebut dapat
digunakan untuk hal-hal lain di luar perusahaan.

4. Excess Return (ER)


Excess return adalah hasil investasi dari portofolio yang melebihi patokan atau indeks
dengan tingkat yang sama dari risiko. Hal ini banyak digunakan sebagai ukuran nilai tambah
oleh portofolio atau manajer investasi, atau kemampuan manajer untuk "mengalahkan pasar."
Excess return menganalisis jumlah modal yang diinvestasikan tahun lalu dan kemudian
membebankan perusahaan atas pemakaian modal tersebut salama satu tahun.

Excess Return = Kekayaan Aktual - Kekayaan yang diharapkan

PT. RST didirikan 5 tahun yang lalu dengan modal berupa saham biasa sebesar Rp 10
milyar (asumsikan tidak ada utang) pada saat tersebut ekuitas yang ditanamkan dapat
menghasilkan tingkat pengembalian sebesar 10% per tahun. Perusahaan menghasilkan
=
keuntungan setelah pajak sebesar Rp 1 milyar di tahun kedua dan tahun ketiga. Seluruh
keuntungan dibagikan sebagai dividen. Nilai pasar saham PT RST saat ini adalah Rp 11
milyar. Berapakah excess return PT RST?

Dividen yang diterima 3 tahun lalu = 1m x (1 + 10%)3 = Rp 1,331 milyar


Dividen yang diterima 2 tahun lalu = 1m x (1 + 10%)2 = Rp 1,210 milyar
Nilai pasar saham saat ini = Rp 11 milyar
Kekayaan aktual = Rp 13, 54 milyar
Expected wealth = 10m x (1 + 10%)= Rp 16,1 milyar 5
Expected return = Rp 13,54 m – Rp 16,1 m= (Rp 2,599 milyar)
5. Market To Book Ratio (MBR)
Market to Book Ratio (MBR) adalah nilai pasar ekuitas dibagi dengan nilai buku dari
ekuitasnya atau MBR juga berarti rasio nilai pasar dari saham biasa perusahaan dengan
jumlah modal yang disediakan oleh pemegang saham biasa. Nilai pasar ekuitas perusahaan
diperoleh dengan cara mengalikan harga pasar saham per lembar dengan jumlah saham yang
beredar. Nilai buku ekuitas diperoleh dari total ekuitas dikurangi dengan saham preferen.
Semakin optimis investor akan pertumbuhan perusahaan di masa depan, semakin tinggi nilai
MBR-nya.

Market value
𝑀𝐵𝑅 =
Capital invested
Market Value of ordinary shares
𝑀𝐵𝑅 =
Amount of capital invested by ordinary shareholders

Peringkat yang diberikan oleh MBR dan MVA berbeda tajam. Perusahaan terbesar
mendominasi bahwa peringkat MVA secara umum memiliki posisi lebih rendah
dibandingkan MBR. MBR memiliki masalah yang sama dengan MVA, kecuali untuk
masalah pengukuran dalam nilai absolut uang. Masalah tambahan bagi MBR adalah bahwa
harus hati-hati ketika menggunakan MBR untuk pengukuran kinerja dan mengatur target
karena jika salah diterapkan ini memungkinkan proyek-proyek NPV positif ditolak agar
MBR berada di tingkat yang lebih tinggi. Mengambil kasus perusahaan dengan MBR 1,75
mempertimbangkan penggalangan dana untuk berinvestasi $10 M dalam proyek yang
diperkirakan menghasilkan NPV positif S4 M. Hal ini menyebabkan MBR turun meskipun
proyek ini akan menambah kekayaan pemegang saham.
Before Project After Project Acceptance
Nilai perusahaan $70 M (70+10+4) $84 M
Modal $40 M $50 M
MVA $30 M $34 M
MBR (70/40) 1,75 (84/50) 1,68

Proyek baru memiliki MBR tambahan 1,4 (14/10 = 1,4). Ini lebih kecil daripada MBR
perusahaan yang asli secara keseluruhan yakni 1,75, yang disebabkan karena penerimaan
proyek. Efek ini akan diabaikan oleh manajer yang termotivasi untuk menambah kekayaan
pemegang saham. Mereka akan fokus pada NPV.

Anda mungkin juga menyukai