Anda di halaman 1dari 2

Lailia Jundi Hapsari

13/347294/TP/10679

THAHARAH

1. Pengertian Thaharah
Taharah menurut bahasa, artinya bersih atau bersuci, sedangkan menurut
istilah, taharah adalah menyucikan badan, pakaian, dan tempat dari hadas dan najis
dengan cara yang telah ditetapkan oleh syariat Islam. Islam sangat menganjurkan kepada
umatnya agar selalu dalam keadaan bersih dan suci. Seperti yang disebutkan firman
Allah dalam Surat Al-Baqarah ayat 222 sebagai berikut:

‫ب يالْممتنطنرهرريينن‬
‫ب الْتننوابريينن نويمرح م‬
‫ارنن ان يمرح م‬
Artinya:
“Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertaubat dan menyucikan diri.”
2. Macam-MacamTaharah
Taharah dibagi menjadi dua, yaitu:
a. Taharah dari najis, yang berlaku untuk badan, pakaian, dan tempat. Cara
menyucikannya dengan air yang suci dan menyucikan, yang disebut air mutlak.
b. Taharah dari hadas, yang berlaku untuk badan, seperti mandi, wudu, dan tayamum.
3. Pengertian Najis dan Hadats
Menurut bahasa, najis artinya kotor, sedangkan menurut istilah, najis adalah segala
sesuatu yang dianggap kotor menurut syara’ (Hukum Islam). Kemudian, secara
bahasa, hadas berarti kejadian atau peristiwa, sedangkan menurut istilah
sayr‘i hadas berarti kejadian-kejadian tertentu pada diri seseorang yang menghalangi
sahnya ibadah yang dilakukannya.
Perlu dibedakan antara najis dan hadats. Najis kadang kita temukan pada badan,
pakaian dan tempat. Sedangkan hadats terkhusus kita temukan pada badan. Najis
bentuknya konkrit, sedangkan hadats itu abstrak dan menunjukkan keadaan seseorang.
Ketika seseorang selesai berhubungan badan dengan istri (jima’), ia dalam keadaan hadats
besar. Ketika ia kentut, ia dalam keadaan hadats kecil. Sedangkan apabila pakaiannya
terkena air kencing, maka ia berarti terkena najis. Hadats kecil dihilangkan dengan
berwudhu atau tayamum dan hadats besar dengan mandi. Sedangkan najis, asalkan najis
tersebut hilang, maka sudah membuat benda tersebut suci.
4. Tatacara Menyucikan Najis
Ada beberapa cara yang perlu diperhatikan dalam hal bersuci dari najis, sebagai berikut:
a. Barang yang kena najis mughalazhah seperti jilatan anjing atau babi, wajib dibasuh 7
kali dan salah satu diantaranya dengan air yang bercampur tanah.
b. Barang yang terkena najis mukhaffafah, cukup diperciki air pada tempat najis.
c. Barang yang terkena najis mutawassithah dapat disucikan dengan cara dibasuh sekali,
asal sifat-sifat najisnya (warna, bau dan rasa) itu hilang. Adapun dengan cara tiga kali
cucian atau siraman lebih baik. Jika najis hukmiah cara menghilangkannya cukup
dengan mengalirkan air saja pada najis tadi.
5. Tatacara Menyucikan Hadas Kecil
Ada beberapa cara yang perlu diperhatikan dalam hal bersuci dari hadas kecil, yakni
sebagai berikut:
a. Tayamum
Rukun atau Fardhu Tayamum adalah niat, mengusap muka dengan debu tanah,
mengusap dua belah tangan hingga siku-siku dengan debu tanah, memindahkan debu
kepada anggota yang diusap, dan tertib.
b. Wudhu
Rukun (Fardhu) wudhu adalah niat (ketika membasuh muka), membasuh seluruh
muka (mulai dari tumbuhnya rambut kepala hingga bawah dagu, dan telinga kanan
hingga telinga kiri), membasuh kedua tangan hingga siku, membasuh sebagian rambut
kepala, membasuh kedua belah kaki sampai mata kaki, dan tertib (berturut-turut).
6. Tatacara Menyucikan Hadas Besar
Untuk menyucikan diri dari hadas besar, dapat dilakukan dengan mandi wajib. Beberapa
langkah yang perlu dilakukan dalam mandi wajib, diantaranya adalah:
a. Membasuh kedua tangan dengan niat yang ikhlas karena Allah
b. Membersihkan kotoran yang ada pada badan
c. Berwudhu
d. Menyirami rambut dengan sambil menggosok atau menyilanginya dengan jari
e. Menyirami seluruh badan dengan mendahulukan anggota badan sebelah kanan dan
menggosoknya dengan rata.
f. Apabila dianggap telah rata dan bersih, maka selesailah mandi kita.

Sumber: http://m.aniiqotulmahiroh.abatasa.co.id/post/detail/27411/thaharah-bersuci
http://tafsirq.com/2-al-baqarah/ayat-222

Anda mungkin juga menyukai