Anda di halaman 1dari 28

HEAT EXCHANGER (Alat Penukar Panas)

Penukar panas atau dalam industri kimia populer dengan istilah bahasa Inggrisnya, heat
exchanger (HE), adalah suatu alat yang memungkinkan perpindahan panas dan bisa berfungsi
sebagai pemanas maupun sebagai pendingin. Biasanya, medium pemanas yang dipakai
adalah uap lewat panas (super heated steam) dan air biasa sebagai air pendingin (cooling
water). Penukar panas dirancang sebisa mungkin agar perpindahan panas antar fluida dapat
berlangsung secara efisien.
Pertukaran panas terjadi karena adanya kontak, baik antara fluida terdapat dinding yang
memisahkannya maupun keduanya bercampur langsung begitu saja. Penukar panas sangat
luas dipakai dalam industri seperti kilang minyak, pabrik kimia maupun petrokimia, industri
gas alam, refrigerasi, pembangkit listrik. Salah satu contoh sederhana dari alat penukar panas
adalah radiator mobil di mana cairan pendingin memindahkan panas mesin ke udara. Penukar
panas merupakan alat yang dapat memindahkan panas dari satu sistem ke sistem yang lain
tanpa terjadi perpindahan massa dari dari sistem satu ke sistem lainnya. Adapun tujuan
perpindahan panas antara lain:
a .Memanaskan :
- Menaikkan suhu
- Merubah fase ( Menguapkan, melarutkan, melelehkan)
-Mempertahan suhu proses (memberi panas proses yang membutuhkan- endhoterm)
b.Mendinginkan :
- Menurunkan suhu
- Merubah fase ( Mengembunkan, membekukan,dsb)
-Mempertahan suhu proses (mengambil panas proses yang menghasilkan panas – eksotherm)
Alat penukar panas merupakan suatu alat yang menghasilkan perpindahan panas dari
suatu fluida yang temperaturnya lebih tinggi ke fluida yang temperaturnya lebih rendah.
Proses perpindahan panas tersebut dapat dilakukan secara langsung dan tidak langsung.
Maksudnya ialah :
a. Alat penukar panas kontak langsung Pada alat ini fluida yang panas akan bercampur secara
langsung dengan fluida dingin (tanpa adanya pemisah) dalam suatu bejana atau ruangan.
Misalnya ejector, daerator dan lain-lain.
b. Alat penukar panas kontak tak langsung Pada alat ini fluida panas tidak berhubungan
langsung (indirect contact) dengan fluida dingin. Jadi proses perpindahan panasnya itu
mempunyai media perantara, seperti pipa, plat, atau peralatan jenis lainnya. Misalnya
kondensor, ekonomiser air preheater dan lain-lain.

PRINSIP DAN JENIS HEAT EXCHANGER

A. Prinsip Kerja Heat Exchanger


1. Prinsip dan Teori Dasar Perpindahan Panas
Panas adalah salah satu bentuk energi yang dapat dipindahkan dari suatu tempat ke
tempat lain, tetapi tidak dapat diciptakan atau dimusnahkan sama sekali. Dalam suatu proses,
panas dapat mengakibatkan terjadinya kenaikan suhu suatu zat dan atau perubahan tekanan,
reaksi kimia dan kelistrikan.
Proses terjadinya perpindahan panas dapat dilakukan secara langsung, yaitu fluida yang
panas akan bercampur secara langsung dengan fluida dingin tanpa adanya pemisah dan secara
tidak langsung, yaitu bila diantara fluida panas dan fluida dingin tidak berhubungan langsung
tetapi dipisahkan oleh sekat-sekat pemisah. Pada umumnya perpindahan panas dapat
berlangsung melalui 3 cara yaitu secara konduksi, konveksi, dan radiasi.

a. Konduksi (hantaran)
Merupakan perpindahan panas antara molekul-molekul yang saling berdekatan antar
yang satu dengan yang lainnya dan tidak diikuti oleh perpindahan molekul-molekul tersebut
secara fisik. Molekul-molekul benda yang panas bergetar lebih cepat dibandingkan molekul-
molekul benda yang berada dalam keadaan dingin. Getaran-getaran yang cepat ini, tenaganya
dilimpahkan kepada molekul di sekelilingnya sehingga menyebabkan getaran yang lebih
cepat maka akan memberikan panas.
Panas dipindahan sebagai energi kinetik dari suatu molekul ke molekul lainnya, tanpa
molekul tersebut berpindah tempat. Cara ini nyata sekali pada zat padat.
Daya hantar panas konduksi (k) tiap zat berbeda-beda. Daya hantar tinggi disebut
penghantar panas (konduktor panas) dan yang rendah adalah penyekat panas (isolator panas ).
Q = k * A * (T1-T2) / X
A : luas bidang perpindahan panas
X : Panjang jalan perpindahan panas(tebal)
q ; panas yang dipindahkan

b. Konveksi (aliran/edaran)
Perpindahan panas dari suatu zat ke zat yang lain disertai dengan gerakan partikel atau
zat tersebut secara fisik.
Panas dipindahkan oleh molekul-molekul yang bergerak (mengalir). Oleh karena adanya
dorongan bergerak. Disini kecepatan gerakan (aliran) memegang peranan penting. Konveksi
hanya terjadi pada fluida
Q = h * A * (T2 – T1)
h = koefisien perpindahan panas suatu lapisan fluida.
Q = panas yang dipindahkan
A = luas perpindahan panas
Dalam melaksanakan operasi perpindahan panas, perlu diperhitungkan:
 jumlah panas yang dipindahkan (q)
 perbedaan suhu (T)
 tahanan terhadap perpindahan panas (R).

Persamaan utama yg menghubungkan besaran – besaran diatas adalah::


q = A * (T2 – T1) / R = U * A * (T2 – T1)
q = jumlah panas yang dipindahkan
R = tahanan terhadap perpindahan panas
U = 1/R = Koefisien perpindahan panas keseluruhan, gabungan antara konduksi dan
konveksi (k.W / m2. C )
Harga U atau R tergantung pada :
 Jenis zat (daya hantar)
 Kecepatan aliran
 Ada tidaknya kerak.

c. Radiasi (pancaran)
Perpindahan panas tanpa melalui media (tanpa melalui molekul). Suatu energi dapat
dihantarkan dari suatu tempat ke tempat lainnya (dari benda panas ke benda yang dingin)
dengan pancaran gelombang elektromagnetik dimana tenaga elektromagnetik ini akan
berubah menjadi panas jika terserap oleh benda yang lain.
Panas dipancarkan dalam bentuk gelombang elektromagnetik. Perpindahan seperti ini
tidak memerlukan zat antara/media.
Q = σ . T4
Q = jumlah panas yang dipancarkan
T = suhu mutlak
σ = tetapan Stefan – Boltzman, = 4,92 kkal / (jam. m2.K4 )

d. Hubungan U dengan k dan h


1/U = 1/ha + x/k + 1/hb
Atau
R = Ra + Rk + Rb

Adanya kotoran/endapan (kerak) akan memperbesar tahanan terhadap perpindahan panas


atau memperkecil U, sehingga persamaan menjadi:
1/U = R = Ra + Rk + Rb + Rf
Rf : tahanan karena fouling (kotoran)

e. Isolasi Panas
Mencegah kehilangan panas alat –alat, pipa-pipa steam/gas yang bersuhu tinggi ke
sekeliling yang suhunya lebih rendah, atau sebaliknya.
Untuk alat-alat dengan suhu rendah, isolasi mencegah masuknya panas karena suhu
sekitarnya yang lebih tinggi.Isolasi juga mencegah bahaya yang dapat timbul bila orang
menyentuh permukaan benda yang panas atau dingin sekali.

Bahan Isolasi: - daya hantar panas rendah


- dapat menahan arus konveksi
- disesuaikan dengan suhu
Permukaan datar: makin tebal, makin sedikit panas yang hilang
f. Perbedaan Suhu Rata-rata
Dalam perpindahan panas perbedaan suhu mengendalikan laju pemindahan panas. Suhu
fluida dalam alat sering tidak tetap. Untuk perhitungan digunakan perbedaan suhu rata-rata.
(T2 – t2) – (T1 – t1)
∆T = --------------------------
Ln (T2 - t2) / (T1 - t1)
Perbedaan suhu ini disebut perbedaan suhu rata-rata logaritma (log mean temperature
diffrence) disingkat LMTD
Q = U * A *(Δ T) LMTD
Pada Dasarnya prinsip kerja dari alat penukar kalor yaitu memindahkan panas dari dua
fluida padatemperatur berbeda di mana transfer panas dapat dilakukan secara langsung
ataupun tidak langsung.
a. Secara kontak langsung
panas yang dipindahkan antara fluida panas dan dingin melalui permukaan kontak
langsung berarti tidak ada dinding antara kedua fluida. Transfer panas yang terjadi yaitu
melalui interfase / penghubung antara kedua fluida. Contoh : aliran steam pada kontak
langsung yaitu 2 zat cair yang immiscible (tidak dapat bercampur), gas-liquid, dan partikel
padat-kombinasi fluida.

b. Secara kontak tak langsung


Perpindahan panas terjadi antara fluida panas dandingin melalui dinding pemisah. Dalam
sistem ini, kedua fluida akan mengalir.

B. Komponen Heat Exchanger


Pemindahan panas dalam heat exchanger dilakukan dengan mengkontakkan dua fluida
melalui suatu bidang pemanas. Fluida pemanas atau pendingin berada dalam suatu jaket,
didalampipa atau diluar pipa. Luas bidang pemanas harus cukup (sesuai persamaan
perpindahan panas dan kebutuhan panas ). Adapun komponen-komponen dari heat exchanger
antara lain:

1. Heat Exchanger (HE)


Alat untuk memanfaatkan panas suatu aliran fluida bagi pemanasan aliran fluida
lainnya.
2. Heater
Untuk memanaskan (menaikkan suhu) suatu fluida proses. Sebagai pemanas digunakan
steam atau fluida panas lain yang ada.
3. Cooler
Untuk pendinginan (menurunkan suhu) suatu fluida proses. Sebagai pendingin digunakan
air, udara, atau fluida lain yg perlu dipanaskan.
4. Condensor
Pendingin (cooler) untuk mengembunkan (mengambil) panas latennya.
5. Evaporator
Untuk menguapkan air dari larutan dan memperoleh larutan pekat.
6. Vaporazer
Untuk menguapkan cairan/pelarut yang bukan air.
7. Reboiler
Penyediankan panas untuk menguapkan sebagian cairan, misalnya untuk distilasi,
absorpsi, stripping.

C. Aliran Multi Pass


Alir fluida dalam tube sering dibuat beberapa kali melewati shell. Dengan cara ini
penampang aliran dalam tube menjadi lebih kecil dan laju linier menjadi besar, sehingga
diperoleh koefisien perpindahan panas besar.

D. Aspek Operasi dan Pemeliharaan


Salah satu masalah utama dalam pemeliharaan HE adalah pengendapan kotoran (fouling)
pada permukaan bidang perpindahan panas. Hal ini menyebabkan peningkatan tahanan panas
( koef perpindahan panas mengecil). Fouling juga menambahntahanan terhadap aliran fluida.
Bertambahnya tambahan memperbesar beda suhu rata-rata(LMTD).
Endapan yang membentuk kerak pada suatu tempat dapat mengakibatkan pemanasan
(meningkatkan suhu) yang berlebihan pada suatu tempat dan dapat merusak pipa/tube (over
heating).
Biasanya ”shelland tube heat exchanger” dirancangdengan luas bidang pemanas yang
berlebihan dari seharusnya sehingga penurunan koefisien perpindahan panas tidak langsung
mengakibatkan penyimpangan besar kinerja(performance) heat exchanger tersebut.
Bila fouling telah melewati harga tertentu ( kerak semakin tebal), kemampuan pelat/pipa
sudah tidak lagi sebagaimana disyaratkan. Sebelum hal ini terjadi , alat harus segera
dihentikan untuk dibersihkan keraknya.
Kinerja (kemampuan kerja) heat exchanger dapat dievaluasi dengan membuat neraca
panas. Untukm itu dikumpulkan data. Untuk memudahkan penetapan kapan penghentian
harus dilakukan, dapat dilakukan pengamatan perubahan LMTD dan kehilangan tekanan
pada tube (lihat grafik Δ P atau Δ T LMTD terhadap waktu. HE
Bila P dan / atau LMTD telah mencapai suatu harga tertentu, berarti fouling sudah cukup
banyak dan harus dihentikan untuk dibersihkan.
Tiap heat exchanger punya harga batasnya sendiri-sendiri yangb berlainan dan perlu
diamati untuk menetapkan jadwal pemvbersihan, operasi yang tepat (sesuai petunjuk yang
diberikan) akan memperpanjang selang waktu pembersihan dan umur heat exchanger.
Saat yang paling menentukan justru pada saat ”start Up” dan ”shut down”, pada saat ini
bisa terjadi kejutan panas (perubahan panas tiba-tiba) dan hantaran hidrolik yang dapat
menimbulkan tegangan berlebihan dan tidak seimbang yang dapat merusak sambungan-
sambungan, pipa, packing dan atau timbul kebocoran.
Laju alir dalam sehell yang terlalu besar (berlebihan dari seharusnya) dapat
menimbulkan vibnrasi (getaran) yang sangat membahayakan.

Jenis-jenis Heat Exchanger

Dikarenakan banyaknya jenis dari alat penukar kalor, maka dalam pembahasan
akan dibatasi pada alat penukar kalor jenis heat exchanger yang banyak dijumpai dalam
industri perminyakan. Heat exchanger ini juga banyak mempunyai jenis-jenisnya.
Perlu diketahui bahwa untuk alat-alat ini terdapat suatu terminology yang telah
distandarkan untuk menamai alat dan bagian-bagian alat tersebut yang dikeluarkan
oleh Asosiasi pembuat Heat Exchanger yang dikenal dengan Tublar Exchanger
Manufactures Association (TEMA). Standarisasi tersebut bertujuan untuk melindungi para
pemakai dari bahaya kerusakan atau kegagalan alat, karena alat ini beroperasi pada
temperature dan tekanan yang tinggi.
Didalam standar mekanik TEMA, terdapat dua macam kelas heat Exchanger, yaitu :
1. Kelas R, yaitu untuk peraalatan yang bekerja dengan kondisi berat,
misalnya untuk industri minyak dan kimia berat.
2. Kelas C, yaitu yang dibuat untuk general purpose, dengan didasarkan pada segi
ekonomis dan ukuran kecil, digunakan untuk proses-proses umum industri.
Jenis-jenis Heat Exchanger yang terdapat pada industri perminyakan dapat
dibedakan atas :

2.3.1 Shell and Tube

Jenis ini merupakan jenis yang paling banyak digunakan dalam industri
perminyakan. Alat ini terdiri dari sebuah shell (tabung/slinder besar) dimana
didalamnya terdapat suatu bandle (berkas) pipa dengan diameter yang relative
kecil. Satu jenis fluida mengalir didalam pipa-pipa sedangkan fluida lainnya
mengalir dibagian luar pipa tetapi masih didalam shell. Hal ini dapat dilihat pada
gambar 2.4
Alat penukar panas cangkang dan buluh terdiri atas suatu bundel pipa yang
dihubungkan secara parallel dan ditempatkan dalam sebuah pipa mantel (cangkang ).
Fluida yang satu mengalir di dalam bundel pipa, sedangkan fluida yang lain mengalir di
luar pipa pada arah yang sama, berlawanan, atau bersilangan. Kedua ujung pipa tersebut
dilas pada penunjang pipa yang menempel pada mantel. Untuk meningkatkan effisiensi
pertukaran panas, biasanya pada alat penukar panas cangkang dan buluh dipasang sekat
( buffle ). Ini bertujuan untuk membuat turbulensi aliran fluida dan menambah waktu
tinggal ( residence time ), namun pemasangan sekat akan memperbesar pressure
drop operasi dan menambah beban kerja pompa, sehingga laju alir fluida yang
dipertukarkan panasnya harus diatur.
Ada beberapa fitur desain termal yang akan diperhitungkan saat merancang
tabung di shell dan penukar panas tabung. Ini termasuk:
a. Diameter pipa : Menggunakan tabung kecil berdiameter membuat penukar panas baik
ekonomis dan kompak. Namun, lebih mungkin untuk heat exchanger untuk
mengacau-balaukan lebih cepat dan ukuran kecil membuat mekanik membersihkan
fouling yang sulit. Untuk menang atas masalah fouling dan pembersihan, diameter
tabung yang lebih besar dapat digunakan. Jadi untuk menentukan diameter tabung,
ruang yang tersedia, biaya dan sifat fouling dari cairan harus dipertimbangkan.
b. Ketebalan tabung: Ketebalan dinding tabung biasanya ditentukan untuk memastikan:
 Ada ruang yang cukup untuk korosi
 Itu getaran aliran-diinduksi memiliki ketahanan
 Axial kekuatan
 Kemampuan untuk dengan mudah stok suku cadang biaya
Kadang-kadang ketebalan dinding ditentukan oleh perbedaan tekanan maksimum
di dinding.
c. Panjang tabung : penukar panas biasanya lebih murah ketika mereka memiliki
diameter shell yang lebih kecil dan panjang tabung panjang. Dengan demikian,
biasanya ada tujuan untuk membuat penukar panas selama mungkin. Namun, ada
banyak keterbatasan untuk ini, termasuk ruang yang tersedia di situs mana akan
digunakan dan kebutuhan untuk memastikan bahwa ada tabung tersedia dalam
panjang yang dua kali panjang yang dibutuhkan (sehingga tabung dapat ditarik dan
diganti). Juga, itu harus diingat bahwa tunggal, tabung tipis yang sulit untuk
mengambil dan mengganti.
d. Tabung pitch : ketika mendesain tabung, adalah praktis untuk memastikan bahwa
tabung pitch (yaitu jarak pusat-pusat tabung sebelah) tidak kurang dari 1,25 kali
diameter luar tabung '
Shell and tube penukar panas terdiri dari serangkaian tabung. Satu set dari tabung
berisi cairan yang harus baik dipanaskan atau didinginkan. Cairan kedua berjalan lebih
dari tabung yang sedang dipanaskan atau didinginkan sehingga dapat menyediakan panas
atau menyerap panas yang dibutuhkan. Satu set tabung disebut berkas tabung dan dapat
terdiri dari beberapa jenis tabung: polos, bersirip longitudinal dll Shell dan penukar panas
tabung biasanya digunakan untuk aplikasi tekanan tinggi (dengan tekanan lebih besar dari
30 bar) dan suhu lebih besar dari 260 ° C. Hal ini karena shell dan penukar panas tabung
yang kuat karena bentuknya.
Pemilihan Material Tabung
Agar dapat memindahkan panas dengan baik, material tabung harus mempunyai
thermal conductivity. Karena panas ditransfer dari suatu sisi yang panas menuju sisi yang
dingin melalui tabung, terdapat perbedaan temperature sepanjang lebar tabung. Karena
ada kecenderungan material tabung untuk mengembang berbeda-beda secara thermal
pada berbagai temperature thermal stresses muncul selama operasi. Hal ini sesuai
terhadap tegangan dari tekanan tinggi dari fluida itu sendiri.
Material tabung juga harus sesuai dengan kedua hal yaitu sisi shell dan sisi tube
yang dialiri untuk periode lama dibawah kondisi-kondisi operasi (temperature, tekanan,
pH, dan lain-lain) untuk memperkecil hal yang buruk seperti korosi. Semua yang
dibituhkan yaitu melakukan pemilihan seksama atas bahan yang kuat, thermal-
conductive, corrosion resistant, material tabung bermutu tinggi, yang secara khas
berbahan metal. Pilihan material tabung yang buruk bisa mengakibatkan suatu kebocoran
melalui suatu tabung antara sisi shell dan tube yang menyebabkan fluida yang lewat
terkontaminasi dan kemungkinan hilangnya tekanan.
Beberapa hal yang perlu dipertimbangkan dalam menentukan aliran fluida dalam
shell side dan Tube side untuk shell and Tube exchanger adalah :
a. Kemampuan untuk dibersihkan (Cleanability)
Jika dibandingkan cara membersihkan Tube dan Shell, maka pembersihan sisi
shell jauh lebih sulit. Untuk itu fluida yang bersih biasanya dialirkan di sebelah shell
dan fluida yang kotor melalui Tube.
b. Korosi
Masalah korosi atau kebersihan sangat dipengaruhi oleh penggunaan dari
paduan logam. Paduan logam tersebut mahal, oleh karena itu fluida dialirkan melalui
Tube untuk menghemat biaya yang terjadi karena kerusakan shell. Jika terjadi
kebocoran pada Tube, heat exchanger masih dapat difungsikan kembali. Hal ini
disebabkan karena Tube mempunyai ketahanan terhadap korosif, relatif murah dan
kekuatan dari small diameter Tube melebihi shell.
c. Tekanan
Shell yang bertekanan tinggi dan diameter yang besar akan diperlukan dinding
yang tebal, hal ini akan memakan biaya yang mahal. Untuk mengatasi hal itu apabila
fluida bertekanan tinggi lebih baik dialirkan melalui Tube.
d. Temperatur
Biasanya lebih ekonomis meletakkan fluida dengan temperatur lebih tinggi pada
Tube side, karena panasnya ditransfer seluruhnya ke arah permukaan luar Tube atau ke
arah shell sehingga akan diserap sepenuhnya oleh fluida yang mengalir di shell. Jika
fluida dengan temperatur lebih tinggi dialirkan padashell side, maka transfer panas tidak
hanya dilakukan ke arah Tube, tapi ada kemungkinan transfer panas juga terjadi ke arah
luar shell (ke lingkungan).
e. Sediment/ Suspended Solid / Fouling
Fluida yang mengandung sediment/suspended solid atau yang menyebabkan
fouling sebaiknya dialirkan di Tube sehingga Tube-Tube dengan mudah dibersihkan.
Jika fluida yang mengandung sediment dialirkan di shell, maka sediment/fouling
tersebut akan terakumulasi pada stagnant zone di sekitar baffles, sehingga cleaning pada
sisi shell menjadi tidak mungkin dilakukan tanpa mencabutTube bundle.
f. Viskositas
Fluida yang viscous atau yang mempunyai low transfer rate dilewatkan melalui
shell karena dapat menggunakan baffle. Koefisien heat transfer yang lebih tinggi dapat
diperoleh dengan menempatkan fluida yang lebih viscous pada shell side sebagai hasil
dari peningkatan turbulensi akibat aliran crossflow (terutama karena pengaruh baffles).
Biasanya fluida dengan viskositas > 2 cSt dialirkan di shell side untuk mengurangi luas
permukaan perpindahan panas yang diminta. Koefisien perpindahan panas yang lebih
tinggi terdapat pada shell side, karena aliran turbulen akan terjadi melintang melalui sisi
luar Tube dan baffle.
Faktor yang mempengaruhi efektivitas alat penukar panas (Heat Exchanger)
terutama Heat exchanger tipe shell & tube:
1. penggunaan baffle dapat meningkatkan efektifitas alat penukar panas, hal ini sejalan
dengan peningkatan koefisien perpindahan panas.
2. pengaruh tebal isolasi pada bagian luar shell, efektifitas meningkat hingga suatu
harga maksimum dan kemudian berkurang.
3. dengan menggunakan alat penukar panas tabung konsentris, efektifitas berkurang,
jika kecepatan udara masuk dingin meningkat dan efektifitas meningkat, jika laju
alir massa udara meningkat.
4. Menentukan jarak antar baffle minimum 0,2 dari diameter shell sedangkan jarak
maksimum ialah 1x diameter bagian dalam shell. Jarak baffle yang panjang akan
membuat aliran membujur dan kurang menyimpang dari aliran melintang.
Jenis-jenis Shell and Tube :
a. Fixed Tube Sheet atau Fixed Head (Type L, M, atau N)
Fixed-tube-sheet heat exchanger lebih sering digunakan dibandingkan jenis
lainnya, dan frekuensi penggunaannya meningkat beberapa tahun terakhir ini. Tibesheet
dilas atau digabungkan dengan shell. Biasanya perluasan melewati shell dan bertindak
sebagai flanges, dimana tube-side header ini dibaut. Konstruksi ini menyebabkan shell
and tueb sheet material menyatu satu sama lain.
Ketika pengelasan tidaklah mungkin, konstruksi tipe “blind”-gasket digunakan.
Blind gasket tidak dapat diakses untuk pemeliharaan atau penggantian ketika unit telah
dibangun. Konstruksi ini digunakan untuk steam surface condenser, yang beroperasi di
bawah vakum.
Gambar 2.4 Fixed Tube Sheet atau Fixed Head (Type L, M, atau N) (Shely Dian,
2010)
Tube side header (atau channel) dapat dilas pada tubesheet. Seperti ditunjukkan
gambar diatas jenis C dan N, konstruksi jenis ini sedikit lebih mahal dibandingkan
dengan jenis B dan M atau A dan L masih memberikan keuntungan dimana tabung
mungkin diuji atau digantikan tanpa mengganggu pipa penghubung tube-side. Tidak ada
pembatasan atas banyaknya aliran tube-side. Aliran shell-side dapat satu atau lebih,
walaupun shell dengan lebih dari 2 aliran side-shell jarang digunakan.
Tabung dapat dengan sepenuhnya mengisi heat exchanger shell. Jarak antara
tabung yang paling jauh atau paling luar dan shell hanya merupakan kebutuhan yang
minimum untuk pembuatan. Antara bagian dalam shell dan baffles terdapat jarak yang
harus diberikan, sehingga baffles dapat bergeser terhadap shell. Toleransi pembuatan
memerlukan beberapa jarak tambahan antara bagian luar dari baffles dan tabung yang
paling jauh atau paling luar. Jarak tepi antara tabung yang luar (OTL) dan diameter
baffle harus sesuai untuk mencegah getaran tabung dari patahan sampai lubang baffle.
Tabung yang paling luar pasti termasuk dalam OTL. Jarak antara diameter shell dan OTL
sekitar 13 mm (1/2 in) untuk 635 mm (25 in) di dalam diameter shell dan keatasnya, 11
mm (7/16 in) untuk 254 mm-610 mm (10 in-24 in) pipe shell, dan kurang untuk diameter
pipe shell yang lebih kecil.
Tabung dapat digantikan. Tube-side-header, channel cover, gasket dan lainnya
dapat dilakukan pemeliharaan dan penggantian namun tidak untuk struktur shell-side
baffle maupun blind gasket. Selama perpindahan tabung, tabung dapat patah sampai
shell. Ketika hal itu terjadi, akan menjadi sangat sulit untuk memindahkan dan
menggantikan tabung. Prosedur yang umum adalah menutup lubang yang sesuai pada
tube sheet.
Perluasan yang berbeda antara shell dan tube dapat berkembang dikarenakan
perbedaan dalam panjang yang disebabkan oleh ekspansi thermal. Berbagai jenis
sambungan ekspansi digunakan untuk menghilangkan tegangan yang berlebihan yang
disebabkan oeh perluasan/pemuaian. Kebutuhan akan sambungan ekspansi merupakan
kegunaan dari jumlah perbedaan ekspansi antara lain.
Penanganan yang salah selama pembuatan, pemindahan, pemasangan atau
perawatan heat exchanger dilengkapi dengan jenis bellow berdinding tipis atau tipe
sambungan ekspansi torodial dapat merusak sambungan. Di dalam unit yang lebih besar,
light-wall-joint ini peka terhadap kerusakan dan beberapa perancang memilih
penggunaan dinding yng lebih berat dari formed heads.
b. U-Tube Heat Exchanger
Tube bundle yang berisi stationary tube sheet, u-tubes, baffle atau plat
pendukung, tie rods dan spaces yang sesuai. Tube bundle dapat dipindahkan dari heat
exchanger shell. Suatu tube sider (stationary head) dan shell dengan integral shell cover,
yang dimana dilas pada shell, telah disediakan. Masing-masing tabung bebas untuk
memperluas tanpa ada batasan ditempatkan diatasnya oleh tabung lain.
U-tube bundle memiliki keuntungan jarak yang minimum antara batas tabung
luar dan bagian dalam shell untuk perpindahan konstruksi tube bundle apapun. Jarak
merupakan sama pentingnya seperti pada fixed-tube-sheet heat exchanger.

Gambar 2.5 U-Tube Heat Exchanger (Shely Dian, 2010)


Banyaknya lubang tabung yang diberikan shell lebih sedikit untuk fixed-tube-
sheet exchanger karena pembatasan pada pembengkokkan tabung pada radius yang
sangat pendek. Desain U-tube memberikan keuntungan untuk mengurangi banyaknya
sambungan. Pada konstruksi bertekanan tinggi, bentuk ini menjadi penting
dipertimbangkan dalam mengurangi biaya awal dan pemeliharaan. Penggunaan
konstruksi U-tube telah meningkat dengan pengembangan tentang pembersih tabung
hidrolik, yang dapat memindahkan residu dari bagian lurus dan bengkokan U pada
tabung.
Rods dan tabung mekanis pembersih konvensional tidak bisa lewat dari satu
ujung u-tube ke ujung lainnya. Terdapat power driven tube cleaner, yang dapat
membersihkan kaki tabung yang lurus dan bengkokan tabung. Pengaliran hidrolik
dengan mendorong air melalui nozzle pada tekanan.
Alat pemanas tangki penghisap, seperti pada gambar 2.5, terdapat U-tube bundle.
Desain ini sering digunakan dengan tangki penyimpanan di luar untuk bahan bakar
minyak berat, tar, molases dan fluida yang memiliki viskositas kecil agar mudah untuk
dipompa. Biasanya media pemanasan tube side berupa uap. Satu ujung shell pemanas
terbuka, dan cairan dipanaskan melewati bagian luar dari tabung. Biaya pompa dapat
dikurangi tanpa memanaskan keseluruhan muatan tangki. Bare fin-tube dan integral
low-fin tube dilengkapi dengan baffles. Pemanas longitudinal fin-tube tidak di-baffle. Fin
sering digunakan untuk mengurangi potensi pencemaran fluida tersebut.
U-tube exchanger dengan tabung tembaga, cast iron headers, dan bagian lain
yang merupakan baja karbon digunakan untuk air dan uap di dalam bangunan kantor,
sekolah, rumah sakit, hotel dan lain-lain. Lembar tabung non-ferrous atau 90-10 tabung
tembaga-nikel adalah yang paling sering digunakan sebagai material pengganti. Standar
exchangers ini tersedia dari sejumlah harga sebenarnya yang jauh di bawah peralatan
industri proses.
c. Packed-Lantern-Ring Exchanger
Konstruksi ini merupakan straight-tube bundle yang dapat dipindahkan yang
sedikit mahal. Bagian-bagian dari heat exchange jenis ini dapat dilihat pada gambar
berikut.

Gambar 2.6 Packed-Lantern-Ring Exchanger (Shely Dian, 2010)


Fluida shell dan tube side masing-masing berisi dengan cincin terpisah dari
kemasan terpisah dengan suatu lantern ring dan dipasang pada floating tube sheet.
Lantern ring dilengkapi dengan weep holes. Kebocoran yang melewati packing pergi
melewati weep holes dan kemudian menetes ke tanah. Kebocoran di packing tidak akan
mengakibatkan pencampuran dua cairan di dalam exchanger.
Lebar floating tube sheet harus cukup besar agar dapat mudah untuk packing,
lantern ring dan differential expansion. Terkadang skirt digabungkan dengan tube sheet
tipis untuk memberikan permukaan pada packing dan lantern ring. Jarak antara batas
tabung yang luar dan bagian dalam shell adalah sedikit lebih besar dari yang untuk fixed-
tube-sheet dan U-tube exchangers. Penggunaan floating-tube-skirt menyebabkan
peningkatan jarak ini. Tanpa skirt, jarak harus dipertimbangkan untuk gangguan lubang
tabung selama tabung menggoncang dekat tepi luar tabung atau untuk pengelasan ujung
tube pada floating tube sheet.
d. Outside-Packed-Floating Heat Exchanger
Fluida dari sisi shell mengandung balutan dari banyak cincin, yang ditekan
diantara kotak isian dengan balutan penyokong cincin. Dulu, konstruksi ini sering
digunakan di industri kimia, tapi beberapa tahun belakangan ini penggunaannya telah
berkurang. Konstruksi bundle yang dapat dipindahkan menyesuaikan dengan perbedaan
ekspansi antara shell dan tube dan penggunaannya untuk perbaikan bagian shell hingga
4137 kPa dan 600 lbf/ in2 pada 3160C (6000F). Tidak terdapat batasan angka pada jumlah
dari sisi tube yang dilalui atau pada desain tekanan dan temperature bagian tube.
Outside-packed floating heat exchanger merupakan tipe umum yang sering digunakan
untuk konstruksi bundle yang dapat dipindahkan di industri kimia.
Gambar 2.7 Outside-Packed-Floating Heat Exchanger (Shely Dian, 2010)
Saat floating-tube-sheet skirt mengalami kontak dengan balutan dari cincin, dapat
menghaluskan akhir mesin. Split-shear-ring masuk pada alur floating-tube-sheet skirt.
Slip on backing flange, pada saat penggunaannya, ditahan di tempat untuk shear ring,
terpasang pada external floating-head cover.
Floating head cover biasanya berupa cakram bundar, dengan sejumlah ganjil dari
tube-side passes, nozzle aksial bisa dipasang pada floating-head cover. Jika sisi nozzle
diperlukan, cakram bundar diganti oleh dished head atau channel barrel terpasang
diantara floating-head cover dan floating-tube-sheet skirt.
e. Internal Floating Head Exchanger
Desain internal-floating-head exchanger digunakan secara ekstensif di jasa
pertroleum refinery, tapi beberapa tahun belakangan ini, penggunaannya menurun, Tube
bundle lebih mudah dipindahkan dan floating tube sheet yang bergerak ( atau
mengambang ) dapat menyesuaikan dengan perbedaan ekspansi antara shell dan tube.
Batas tube terluar mendekati diameter bagian dalam gasket pada floating tube sheet.
Jarak (antara shell dan OTL) adalah 29 mm (1 1/8 in) untuk shell pipa dan 37 mm (1
7/16 in untuk diameter plate shell sedang).
Split backing ring dan baut biasanya menahan floating head cover pada floating
tube sheet. Split backing ring dan baut biasanya terletak melebihi ujung shell dan di
dalam cover-shell berdiameter besar. Shell cover, split backing ring, dan floating head
cover harus dipindahkan sebelum tube bundle bisa melewati exchanger shell.
f. Pull-Through-Floating Heat Exchanger.
Konstruksinya sama seperti internal-floating-head split-backing ring exchanger
kecuali floating-head covernya yang terpasang tepat pada floating tube sheet, Tube
bundle dapat diambil tanpa memindahkan shell cover atau floating-head cover. Hal ini
dapat mengurangi waktu perawatan saat pemeriksaan dan perbaikan.
Jarak yang besar antara shell dan tube harus tesedia untuk gasket dan baut pada
floating-head cover. Jaraknya sekitar 2-2,5 kali dibandingkan dengan desain yang
dibutuhkan split-ring. Sealing strips atau dummy tubes biasanya dipasang untuk
mengurangi tube bundle yang melewati.
Gambar 2.8 Pull-Through-Floating Heat Exchanger (Shely Dian, 2010)
g. Falling-Film Exchangers
Falling film shell and tube heat exchanger telah dikembangkan untuk macam-
macam pelayanan dan dibuat oleh Sack (Chem.eng program,63,55(juli 1967)). Fluida
masuk di puncak vertical tabung, Distributor atau slotted tubes menyimpan liquid di
aliran film di dalam permukaan tubes, dan film menempel pada permukaan tabung saat
jatuh ke dasar tabung. Fil dapat didinginkan. Dipanaskan, diuapkan atau dibekukan
(oleh medium perpindahan panas yang cocok) di luar tabung. Tube distributor telah
dikembangkan untuk berbagai macam aplikasi. Fixed tube sheets dengan atau tanpa
sambungan ekspansi dan outside-packed head adalah desain yang digunakan.
h. Split-backing-ring Floating Head (Type S)
Satu tubesheet fix dengan baik pada shell dan tubesheet satunya terapung, dan
dimungkinkan untuk memindahkan secara terpisah antara shell side dan tube side, serta
seluruh tube bundle dapat dilepas. Untuk memisahkan antara fluida pada shell dengan
fluida yang melewati tube side, maka dipergunakan flanged cover yang dibautkan pada
split backing ring pada sisi lain tubesheet. Akses ke tube end pada stationary end hanya
dapat dilakukan dengan melepaskan head cover, sedangkan akses ke tube end pada
floating head end dilakukan dengan melepas shell cover, split back ring dan floating
head cover.
Ada internal joint pada type ini sehingga membutuhkan design yang sangat hati
hati dan cermat.

Gambar 2.9 Split-backing-ring Floating Head (Type S) (Shely Dian, 2010)


i. Outside Packed floating head (Type P)
Untuk memasukkan fluida dari tube side ke floating head, salah satu silindrical
barrel (Skirt) dilaskan pada sisi luar floating tubesheet, sementara lainya ditetapkan
dengan sebuah slip on backing flange dan flat cover. Backing flange dipasang dengan
sebuah split shear ring yang ditempatkan dalam celah pada skirt, keberadaan split shear
ring memungkinkan bagi flange dan cover untuk dilepas. Tekanan dan temperatur pada
shell side terbatas pada 20 bar dan 300 deg C.

Gambar 2.10 Outside Packed floating head (Type P) (Shely Dian, 2010)
j. Bayonat tube
Pada type ini, tube bagian luar, tube bagian dalam dan shell side dapat
dilepaskan secara bebas. Type ini cocok untuk perbedaan temperatur yang extrim antara
kedua fluida di shell side dan tube side. Free end masing-masing pipa bagian luar di
seal ke sebuah cover Shell side biasanya dilengkapi dengan buffle seperti halnya type
lain, akan tetapi untuk ukuran shell vertikal yang relative pendek kadang tidak
diperlukan adanya buffle. Secara garis besarnya ada dua Tahap Detail Design untuk
Shell and Tube Heat Exchanger.
Tahap pertama adalah Thermal Design dan selanjutnya diteruskan dengan
Mechanical Design. Output atau hasil yang diperoleh pada Thermal design akan
menjadi data input untuk Mechanical design.
k. Double bundle Vaporizer
Double type ini adalah spesial design non-TEMA dan cocok dipergunakan untuk
penguapan liquid pada temperatur yang rendah. Meskipun dapat dipenuhi dengan single
bundle, akan tetapi spesial design diperlukan untuk mencegah pembekuan kondensate.
Bundle bagian bawah berperan sebagai kettle yang memanaskan fluida dalam shell dan
pendinginan terjadi pada fluida pada tube side, sementara itu bundle bagian atas
berperan menurunkan kembali temperatur fluida dapam shell dan menyerap panasnya
untuk menguapkan fluida dingin pada tibe side pada bundle atas ini.

Gambar 2.11 Double bundle Vaporizer (Shely Dian, 2010)


Keuntungan shell & tube exchanger :
a. Memiliki permukaan perpindahan panas persatuan volume yang lebih besar
b. Mempunyai susunan mekanik yang baik dengan bentuk yang cukup baik untuk
operasi bertekanan.
c. Tersedia dalam berbagai bahan konstruksi
d. Prosedur pengopersian lebih mudah
e. Metode perancangan yang lebih baik telah tersedia
f. Pembersihan dapat dilakukan dengan mudah

Faktor yang mempengaruhi efektivitas Heat exchanger tipe shell & tube:
5. Melakukan penelitian penggunaan baffle dapat meningkatkan efektifitas alat penukar
panas, hal ini sejalan dengan peningkatan koefisien perpindahan panas.
6. Melakukan penelitian pengaruh tebal isolasi pada bagian luar shell, efektifitas
meningkat hingga suatu harga maksimum dan kemudian berkurang.
7. Menyimpulkannya dengan menggunakan alat penukar panas tabung konsentris,
efektifitas berkurang, jika kecepatan udara masuk dingin meningkat dan efektifitas
meningkat, jika laju alir massa udara meningkat.
8. Menentukan jarak antar baffle minimum 0,2 dari diameter shell sedangkan jarak
maksimum ialah 1x diameter bagian dalam shell. Jarak baffle yang panjang akan
membuat aliran membujur dan kurang menyimpang dari aliran melintang.

Komponen-komponen Shell and Tube Heat Exchanger.


Dalam penguraian komponen-komponen heat exchanger jenis shell and tube
akan dibahas beberapa komponen yang sangat berpengaruh pada konstruksi heat
exchanger. Untuk lebih jelasnya disini akan dibahas beberapa komponen dari heat
exchanger jenis and tube.

1. Shell
Kontruksi shell sangat ditentukan oleh keadaan tubes yang akan ditempatkan
didalamnya. Shell ini dapat dibuat dari pipa yang berukuran besar atau pelat
logam yang dirol. Shell merupakan badan dari heat exchanger, dimana didapat tube
bundle. Untuk temperatur yang sangart tinggi kadang-kadang shell dibagi dua
disambungkan dengan sambungan ekspansi. Bentuk-bentuk shell yang lazim
digunakan ditunjukkan pada gambar berikut :

Gbr. 2.12 Bentuk-bentuk shell dan penutupnya. (Anonim, 2011)


2. Tube (pipa)
Tube atau pipa merupakan bidang pemisah antara kedua jenis fluida yang
mengalir didalamnya dan sekaligus sebagai bidang perpindahan panas. Ketebalan dan
bahan pipa harus dipilih pada tekanan operasi fluida kerjanya. Selain itu bahan
pipa tidak mudah terkorosi oleh fluida kerja. Adapun beberapa tipe susunan tube
dapat dilihat dibawah ini :
a. Susunan Segitiga (Triangular Pitch).

Gambar. 2.13 Triangular Pitch


(Anonim, 2010)
 Keuntungan :
1. Film koeffisien
lebih tinggi daripada
square pitch.
2. Dapat dibuat jumlah
tube yang lebih banyak
sebab susunannya kompak.
 Kerugian :
1. Pressure drop yang terjadi antara menengah ke atas.
2. Tidak baik untuk fluida fouling
3. Pembersihan secara kimia
b. Susunan Segitiga Diputar 30(Rotated Triangular Pitch)

Gambar. 2.14 Rotated Triangular Pitch (Anonim, 2010)


 Keuntungan :
1. Film koeffisisennya tidak sebesar susunan triangular pitch, tetapi lebih
besar dari susunan square pitch.
2. Dapat digunakan pada fluida fouling
3.
 Kerugian :
1. Pressure drop yang terjadi antara menengah ke atas.
2. Pembersihan secara kimia
c. Susunan Bujur sangkar (Square Pitch)

Gambar. 2.15 Square Pitch (Anonim, 2010)


 Keuntungan :
1. Bagus untuk kondisi yang memerlukan pressure drop rendah.
2. Baik untuk pembersihan luar tube secara mekanik.
3. Baik untuk menangani fluuida fouling.
 Kerugian :
1. Film koeffisiennya relatif rendah
d. Susunan Bujur sangkar yang Diputar 45 (Diamond Square Pitch).
Gambar. 2.16 Diamond Square Pitch (Anonim, 2010)
 Keuntungan :
1. Film koeffisiennya lebih baik dari susunan square pitch, tetapi tidak
sebaik triangular pitch dan rotated triangular pitch.
2. Mudah untuk pembersihan dengan mekanik
3. Baik untuk fluida fouling.
 Kerugian :
1. Film koeffisisen relatif rendah
2. Pressure drop tidak serendah square pitch
e. Tube pitch
Lubang yang tidak dapat dibor dengan jarak yang sangat dekat, karena jarak
tube yang terlalu dekat akan melemahkan struktur penyangga tube.

Gambar 2.17 Tube Pitch (Anonim, 2009)


Susunan dari tube ini dibuat berdasarkan pertimbangan untuk
mendapatkan jumlah pipa yang banyak atau untuk kemudahan perawatan
(pembersihan permukaan pipa).

3. Sekat (Baffle)
Tubes atau pipa-pipa memegang peranan yang sangat penting di dalam penukar
kalor. Dinding pipa merupakan bidang pemisah kedua jenis fluida yang mengalir di
dalamnya dan sekaligus berfungsi sebagai bidang perpindahan panas. Bahan dan
ketebalan dnding pipa harus dipilih agar diperoleh penghantaran panas yang baik dan juga
harus mampu bekerja pada tekanan operasi fluida kerjanya. Susunan tubes biasanya
dipasang menurut konfigurasi segitiga atau segiempat
Adapun fungsi dari pemasangan sekat (baffle) pada heat exchanger ini antara lain
adalah untuk :
1. Sebagai penahan dari tube bundle
2. Untuk mengurangi atau menambah terjadinya getaran.
3. Sebagai alat untuk mengarahkan aliran fluida yang berada di dalam tubes.
Ditinjau dari segi konstruksinya baffle dapat diklasifikasikan dalam empat
kelompok, yaitu :
1. Sekat plat bentuk segmen.
2. Sekat bintang (rod baffle).
3. Sekat mendatar.
4. Sekat impingement.
4. Tube Side Channel dan Nozzle
Mengatur aliran fluida di tube
5. Channel Cover
Tutup yang dapat dibuka saat pemeriksaan dan pembersihan
6. Tube Sheet
Tempat untuk merangkai ujung-ujung tube sehingga menjadi satu yang disebut
tube bundle. HE dengan tube lurus pada umumnya menggunakan 2 buah tube sheet.
Sedangkan pada tube tipe U menggunakan satu buah tube sheet yang berfungsi untuk
menyatukan tube-tube menjadi tube bundle dan sebagai pemisah antara tube side
dengan shell side. Tube sheet merupakan bagian yang penting pada penukar kalor.
Bagian ini merupakan tempat disatukannya pipa-pipa pada bagian ujungnya. Tube
sheet ini dibuat tebal dan pipa harus terpasang rapat tanpa bocor pada tube sheet.
Dengan konstruksi fluida yang mengalir pada badan shell tidak akan tercampur
dengan fluida yang mengalir didalam tube. Penyambungan antara tube sheet dengan
pipa merupakan hal yang paling penting untuk diperhatikan, karena.segala kegagalan
penyambungan ini akan menyebabkan kebocoran dan pencampuran kedua fluida di
dalam penukar kalor.
Terdapat dua jenis tube sheet, yaitu
a. Fixed tube sheet, dimana tube sheet dipasang kokoh pada shell.
Biasanya tube sheet ini dipasang dengan cara compression fitting (dengan baut-mur).
Untuk keperluan khusus dapat dilakukan sambungan las.
b. Floating tube sheet; tube sheet ini tidak dikatkan pada shell,tetapi
terpasang dengan baik pada tube bundle (berkas pipa). Pemakaian floating tube sheet
biasanya dimaksudkan untuk mengatasi ekspansi termal pada operasi temperatur
tinggi. Untuk mencegah tercampurnya fluida di dalam penukar kalor, pada bagian
saluran pipa dipasang tutup tube sheet.
7. Tie Rods
Batangan besi yang dipasang sejajar dengan tube dan ditempatkan di bagian
paling luar dari baffle yang berfungsi sebagai penyangga agar jarak antara baffle yang
satu dengan lainnya tetap.
2.3.2 Jenis Double Pipe (Pipa Ganda)

Salah satu jenis penukar panas adalah susunan pipa ganda. Dalam jenis
penukar panas dapat digunakanberlawanan arah aliran atau arah aliran, baik
dengan cairan panas atau dingin cairan yang terkandung dalam ruangan nular dan
cairan lainnya dalam pipa.
Alat penukar panas pipa rangkap terdiri dari dua pipa logam standart yang
dikedua ujungnya dilas menjadi satu atau dihubungkan dengan kotak penyekat. Fluida
yang satu mengalir di dalam pipa, sedangkan fluida kedua mengalir di dalam ruang
anulus antara pipa luar dengan pipa dalam. Alat penukar panas jenis ini dapat
digunakan pada laju alir fluida yang kecil dan tekanan operasi yang tinggi. Sedangkan
untuk kapasitas yang lebih besar digunakan penukar panas jenis selongsong dan buluh
( shell and tube heat exchanger ).
Pada jenis ini tiap pipa atau beberapa pipa mempunyai shell sendiri- sendiri.
Untuk menghindari tempat yang terlalu panjang, heat exchanger ini dibentuk
menjadi U. pada keperluan khusus, untuk meningkatkan kemampuan memindahkan
panas, bagian diluar pipa diberi srip. Bentuk siripnya ada yang memanjang,
melingkar dan sebagainya.
Gambar. 2.22 Alat penukar kalor jenis Double Pipa (Ike Yulia, 2011)
Keistimewaan jenis ini adalah mampu beroperasi pada tekanan yang
tinggi, dank arena tidak ada sambungan, resiko tercampurnya kedua fluida sangat
kecil. Kelemahannya terletak pada kapasitas perpindahan panasnya sangat kecil,
Fleksibel dalam berbagai aplikasi dan pengaturan pipa, dapat dipasang secara seri
ataupun paralel, dapat diatur sedimikian rupa agar diperoleh batas pressure drop
dan LMTD sesuai dengan keperluan,mudah bila kita ingin menambahkan luas
permukaannya dan kalkulasi design mudah dibuat dan akurat Sedangkan
kelemahannya terletak pada kapasitas perpindahan panasnya sangat kecil, mahal,
terbatas untuk fluida yang membutuhkan area perpindahan kalor kecil (<50 m2),
dan biasanya digunakan untuk sejumlah kecil fluida yang akan dipanaskan atau
dikondensasikan.
Prinsip kerja double pipe
Pada alat ini, mekanisme perpindahan kalor terjadi secara tidak langsung
(indirect contact type), karena terdapat dinding pemisah antara kedua fluida
sehingga kedua fluida tidak bercampur. Fluida yang memiliki suhu lebih rendah
(fluida pendingin) mengalir melalui pipa kecil, sedangkan fluida dengan suhu yang
lebih tinggi mengalir pada pipa yang lebih besar (pipa annulus). Penukar kalor
demikian mungkin terdiri dari beberapa lintasan yang disusun dalam susunan
vertikal. Perpindahan kalor yang terjadi pada fluida adalah proses konveksi, sedang
proses konduksi terjadi pada dinding pipa. Kalor mengalir dari fluida yang
bertemperatur tinggi ke fluida yang bertemperatur rendah.
Dalam desain pipa penukar panas ganda, merupakan faktor penting adalah
jenis pola aliran dalam penukar panas. Sebuah penukar panas pipa ganda biasanya
akan baik berlawanan arah / counterflow atau aliran paralel. Crossflow hanya tidak
bekerja untuk penukar panas pipa ganda. Pola yang aliran dan tugas panas yang
dibutuhkan pertukaran memungkinkan perhitungan log mean perbedaan suhu. Yang
bersama-sama dengan perpindahan panas keseluruhan diperkirakan koefisien
memungkinkan perhitungan luas permukaan perpindahan panas yang diperlukan.
Kemudian ukuran pipa, panjang pipa dan jumlah tikungan dapat ditentukan.
Prinsip kerja dari alat ini adalah memindahkan panas dari cairan dengan
temperature yang lebih tinggi ke cairan yang memiliki temperatur lebih rendah.
Dalam percobaan kali ini, aliran panas (steam) dialirkan pada bagian dalam pipa
konsentris sedangkan air dialirkan pada bagian luar dari pipa konsentris ini (bagian
anulus).
Namun, terkadang dalam beberapa alat seperti HE ini, akan ada pengotor
didalam pipa yang membuat proses perpindahan kalor nya menjadi terganggu.
Pengotoran ini dapat terjadi endapan dari fluida yang mengalir, juga disebabkan
oleh korosi pada komponen dari heat exchanger akibat pengaruh dari jenis fluida
yang dialirinya. Selama heat exchanger ini dioperasikan pengaruh pengotoran pasti
akan terjadi. Terjadinya pengotoran tersebut dapat menganggu atau memperngaruhi
temperatur fluida mengalir juga dapat menurunkan ataau mempengaruhi koefisien
perpindahan panas menyeluruh dari fluida tersebut. Beberapa faktor yang
dipengaruhi akibat pengotoran antara lain : Temperatur fluida, Temperatur dinding
tube dan Kecepatan aliran fluida.

2.3.3 Koil Pipa

Heat Exchanger ini mempunyai pipa berbentuk koil yang dibenamkan


didalam sebuah box berisi air dingin yang mengalir atau yang disemprotkan untuk
mendinginkan fluida panas yang mengalir di dalam pipa. Jenis ini disebut juga
sebagai box cooler jenis ini biasanya digunakan untuk pemindahan kalor yang
relative kecil dan fluida yang didalam shell yang akan diproses lanjut.

Gambar 2.23 Pipa Coil Heat Exchanger (Anonim, 2012)


HE jenis ini disusun dari tabung-tabung (tubes) dengan jumlah besar
mengelilingi tabung inti, dimana setiap HE terdiri dari lapisan-lapisan tabung
sepanjang arah aksial maupun radial. Aliran tekanan tinggi diberikan pada tube
diameter kecil, sementara untuk tekanan rendah dialirkan pada bagian luar tube
diameter kecil.
HE jenis ini memiliki keuntungan untuk kondisi suhu rendah antara lain:
1. Perpindahan kalor dapat dilakukan lebih dari dari dua aliran secara simultan.
2. Memiliki jumlah unit Heat transfer yang tinggi
3. Dapat dilakukan pada tekanan tinggi.
Geometri HE Coiled Tube sangat bervariasi, tergantung pada kondisi aliran dan
drop pressure yang dibutuhkan. Parameter yang berpengaruh antara lain: kecepatan
aliran pada shell dan tube, diameter tube, jarak antar tube (tube pitch), layer spacer
diameter. Faktor lain yang juga harus diperhitungkan yaitu jumlah fasa aliran,
terjadinya kondensasi dan evaporasi pada shell atau tube.
Aplikasi HE Coiled Tube untuk skala besar telah banyak diterapkan pada LNG
Plant, dimana alat HE ini memiliki kapasitas 100,000 m3/h pada 289 K dan 0.101 Mpa.
Luas permukaan heat transfer 25,000 m2 dan panjang keseluruhan 61 m, diameter 4.5
m dan berat 180 ton.

2.3.4 Jenis Pipa Terbuka (Open Tube Section)

Pada heat exchanger ini pipa-pipa tidak ditempatkan lagi didalam shell,
tetapi dibiarkan di udara. Prndinginan dilakukan dengan mengalirkan air atau
udara pada bagian pipa. Berkas pipa itu biasanya cukup panjang. Untuk
pendinginan dengan udara biasanya bagian luar pipa diberi sirip-sirip untuk
memperluas permukaan perpindahan panas. Seperti halnya jenis coil pipa,
perpindahan panas yang terjadi cukup lamban dengan kapasitas yang lebih kecil
dari jenis shell and tube.

Gbr. 2.26. Alat penukar kalor jenis open tube section (Anonim, 2010)
Di samping jenis-jenis di atas, masih terdapat jenis-jenis lain yang
dijumpai di industri, antara lain :
 Jenis spiral, menpunyai bidang perpindahan panas yang melingkar. Karena
alirannya yang melingkar maka system ini dapat “Self Cleaning” dan mempunyai
efisiensi perpindahan panas yang baik. Akan tetapi konstruksi seperti ini tidak
dapat dioperasikan pada tekanan tinggi.

Gambar 2.27. Spiral Heat Exchanger (Anonim, 2012)


 Jenis lamella, biasanya digunakan untuk memindahkan panas dari gas ke gas
pada tekanan rendah. Jenis ini memiliki koefisien perpindahan panas
yang baik/tinggi.

Gbr. 2.28. Jenis lamella (Anonim, 2012)

 Gasketter plate exchanger, mempunyai bidang perpindahan panas yang


terbentuk dari lembaran pelat yang dibuat beralur. Laluan fluida (biasanya
untuk cairan) terdapat diantara lembaran pelat yang dipisahkan gasket yang
dirancang khusus sehingga dapat memisahkan aliran dari kedua cairan.
Perawatannya mudah dan mempunyai efisiensi perpindahan panas yang
baik.
Gbr. 2.29. Gasket plate exchanger (Anonim, 2010)

2.3.5 Penukar Panas Plate and Frame ( plate and frame heat exchanger )

Plate Heat Exchanger adalah salah satu jenis alat penukar panas yang terdiri
atas paket pelat-pelat tegak lurus bergelombang atau dengan profil lain, yang
dipisahkan antara satu dengan lainnya oleh sekat-sekat lunak. Pelat-pelat ini
dipersatukan oleh suatu perangkat penekan dan jarak antara pelat-pelat ditentukan oleh
sekat-sekat tersebut. Pada setiap sudut dari pelat yang berbentuk empat persegi
panjang terdapat lubang. Melalui dua di antara lubang-lubang ini media yang satu
disalurkan masuk dan keluar pada satu sisi, sedangkan media yang lain karena adanya
sekat mengalir melalui ruang antara disebelahnya. Dalam hal itu hubungan ruang yang
satu dan yang lainnya dimungkinkan. pelat-pelat yang dibentuk sesuai kebutuhan dan
umumnya terbuat dari baja (stainless steel type 304, 316, 317) atau logam lainnya.
Alat penukar panas pelat dan bingkai terdiri dari paket pelat – pelat tegak lurus,
bergelombang, atau profil lain. Pemisah antara pelat tegak lurus dipasang penyekat
lunak ( biasanya terbuat dari karet ). Pelat – pelat dan sekat disatukan oleh suatu
perangkat penekan yang pada setiap sudut pelat 10 ( kebanyakan segi empat ) terdapat
lubang pengalir fluida. Melalui dua dari lubang ini, fluida dialirkan masuk dan keluar
pada sisi yang lain, sedangkan fluida yang lain mengalir melalui lubang dan ruang
pada sisi sebelahnya karena ada sekat.
Sistem Kerja dari Plate Heat Exchanger
Produk akan dipanaskan dan masuk kedalam suatu larutan yang kemudian akan
mengalir pada sebuah pelat. Proses pemanasan ini terjadi dengan adanya medium
pemanas yang mengalir pada saluran dan pelat yang lainnya. Dimana pelat yang telah
tersusun ini akan secara bergantian mengalirkan produk dan medium pemanas. Pelat
yang dialiri produk tidak akan dialiri oleh komponen lain.
Cairan panas yang melintasi bagian bawah head dialirkan ke atas melintas
diantara setiap plae genap sementara cairan dingin pada bagian puncak head dialirkan
turun diantara plat-plat ganjil. Arah aliran produk dan medium pemanas di dalam pelat
biasanya berbeda atau boleh dikatakan mengalir secara berlawanan. Pada umumnya
produk akan masuk melalui saluran atas dan mengalir kebawah melewati pelat,
sehingga aliran keluaran produk akan berada dibawah, sedangkan medium pemanas
akan masuk melalui saluran yang berkebalikan dari produk, yaitu masuk melalui
saluran bawah dan mengalir ke atas melewati pelat, sehingga aliran pengeluaran
medium pemanas akan berada diatas. Arah aliran yang berlawanan ini dimaksudkan
agar proses pemanasan dapat lebih cepat berlangsung.
Produk yang mengalir pada suatu pelat akan terhimpit oleh medium pemanas
dengan arah aliran yang berbeda, sehingga produk akan cepat memanas karena
tertekan oleh pelat yang mengalirkan medium pemanas. Produk yang telah menjadi
panas dan medium yang telah mengalir pada suatu pelat akan mengalir keluar.
Saluran pengeluaran medium pemanas dan produk ada dua macam tergantung
dari rangkaian pelat yang digunakan, baik itu seri maupun paralel. Pada rangkaian seri
produk yang masuk dan keluar akan melewati ports pada bagian front head yang sama.
Sedangkan pada rangkaian paralel produk dan medium pemanas akan masuk dan
keluar melewati bagian yang berbeda, yaitu masuk melewati ports pada bagian front
head dan keluar melalui ports pada bagian belakangnya.

Prinsip Alat Ukur PHE


1. Alat ukur laju alir
2. Alat ukur tekanan
3. Alat ukur suhu

Kelebihan PHE
1. Mempunyai permukaan perpindahan yang sangat besar pada volume alat yang
kecil,sehingga perpindahan panas yang efisien.
2. Mudah dirawat dan dibersihkan
3. Mudah dibongkar dan dipasang kembali ketika proses pembersihan
4. Waktu tinggal media sangat pendek
5. Dapat digunakan untuk cairan yang sangat kental (viskos)
6. Plate and Frame lebih fleksibel, dapat dengan mudah pelatnya ditambah
7. Ukuran yang lebih kecil dapat mengurangi biaya dalam segi bahan (Stainless
Steel,Titanium, dan logam lainnya)
8. Aliran turbulensinya mengurangi peluang terjadinya fouling dan sedimentasi

Kekurangan PHE
1. Pelat merupakan bentuk yang kurang baik untuk menahan tekanan. Plate and
Frame Heat Exchanger tidak sesuai digunakan untuk tekanan lebih dari 30 bar.
2. Pemilihan material gasket yang sesuai sangatlah penting
3. Maksimum temperatur operasi terbatas hingga 250 oC dikarenakan performa dari
material gasket yang sesuai.

Gambar 2.30 Penukar panas jenis pelat and Frame (Stevano Viktor, 2011)

PHE yang banyak dijumpai di industri adalah type:


a. Glue type
Tipe glue ini memerlukan lem untuk memasang gasket pada plat PHE. Lem
yang digunakan hendaknya ialah lem yang mempunyai ketahanan terhadap panas
yang baik.
Gambar 2.32 Glue type (Stevano Viktor, 2011)
b. Clip type
Luar gasket tipe ini terdapat clip-clip, sehingga dalam pemasangannya cukup
menancapkan clip-clip tersebut ke lubang yang terdapat pada plat. Pemasangan gasket
tipe ini lebih mudah dan ringkas jika dibandingkan dengan tipe glue.

Gambar 2.33 Clip type (Stevano Viktor, 2011)


Klasifikasi alat penukar panas :
a. Berdasarkan kontak antara bahan atau fluida
 Pertukaran panas langsung
Bahan yang dipanaskan atau yang didinginkan dikontakan langsung dengan
media pemanas atau pendingin.
 Pertukaran Panas tidak langsung
Memungkinkan terjadinya perpindahan panas dari satu cairan fluida ke fluida
lain melalui dinding pemisah.
b. Berdasarkan arah aliran
 Penukar panas satu lintas (single-pass)
 Penukar panas aliran searah (parallel-flow)
 Penukar panas berlawanan arah (Counter-flow)
 Penukar panas aliran lintang (Cross-flow)

Bagian-Bagian dari Plate Heat Exchanger

Gambar. 2.34 Plate Heat Exchanger (Stevano Viktor, 2011)


1. Gasket terbuat dari karet (non logam) atau bahan yang biasa digunakan adalah nitrile
dan ethylene propylene rubber (EPR/EPDM)
a. Nitrile : -400F - 2500F untuk temperatur rendah
b. Nitrile : -400F - 2500F untuk temperatur tinggi
c. EPR/ EPDM : -800F – 3000 F sangat tahan terhadap air yang sangat panas dan
uap serta memiliki ketahanan yang baik untuk kompresi atau volume yang
besar.
Fungsi gasket ini adalah sebagai perekat alat atau pengatur aliran fluida,
sehingga antara fluida yang satu dengan fluida yang lain tidak mengalami kontak
secara langsung yang menyebabkan kebocoran.
2. Pelat penekan (Compression Plate) terbuat dari logam yang berfungsi sebagai
penekan pelat agar pada saat operasi alat berjalan tidak ada rongga didalam aliran
fluida agar tidak terjadi kebocoran.
3. Pelat (plates), umumnya berukuran 0,4 - 0,6 mm terbuat dari stainless steel
atau titanium dan terdapat pada berbagai macam susunan yang berombak-ombak,
berfungsi sebagai tempat mengatur fluida serta tempat terjadinya pertukaran panas
antara fluida panas dengan fluida dingin. Fluida pada pelat ini mengalir secara
turbulen, hal ini dikarenakan bentuk dari pelat tersebut yang bergerigi sehingga
pertukaran panas dapat berlangsung secara cepat. Makin banyak pelat tekanan makin
besar.

Gambar 2.35 Tipe pelat (Stevano Viktor, 2011)


Tipe Pelat
 Vertical, termasuk salah satu pola pelat yang sering digunakan karena mempunyai
banyak pembatas untuk mengalir, sehingga menyebabkan banyak gerakan putaran
(turbulen), perpindahan panas dengan kecepatan tinggi, dan menurunkan tekanan.
 Horizontal, juga merupakan pola yang sering digunakan. Mempunyai pembatas,
gerak putaran (turbulen), dan penurunan tekanan yang lebih sedikit dibandingkan
pola vertical
 Combination, penggunaan pola pelat ini biasanya ditujukan untuk hasil
pemanasan dan penurunan tekanan yang lebih optimal.
4. Pelat penyangga tetap (fixed frame), terbuat dari logam dan berfungsi menjaga
pelat agar tetap stabil

Gambar 2.36 Pelat penyangga tetap (fixed frame) (Stevano Viktor, 2011)
5. Alat penekan (Compression Bolt), berupa baut pelat baja yang digunakan
untuk menekan pelat dan frame
Gambar 2.37 Compression Bolt (Anonim, 2010)

6. Guide Bars, berupa batang yang terbuat dari carbon steel atau stainless steel yang
mendukung dan menjaga agar pelat berjajar secara rapi.

Gambar 2.38 Guide Bars (Anonim, 2010)


7. Front and Rear Heads . (Bagian depan dan kepala bagian belakang), merupakan
bagian yang dilapisi oleh frame carbon steel yang melekat pada kumpulan pelat yang
ditekan.

2.3.6 Adiabatic wheel heat exchanger

Jenis keenam penukar panas menggunakan intermediate cairan atau toko yang
solid untuk menahan panas, yang kemudian pindah ke sisi lain dari penukar panas
akan dirilis. Dua contoh ini adalah roda adiabatik, yang terdiri dari roda besar dengan
benang halus berputar melalui cairan panas dan dingin, dan penukar panas cairan.

2.3.7 Pillow plate heat exchanger

Sebuah pelat penukar bantal umumnya digunakan dalam industri susu untuk
susu pendingin dalam jumlah besar langsung ekspansi tank massal stainless
steel. Pelat bantal memungkinkan untuk pendinginan di hampir daerah seluruh
permukaan tangki, tanpa sela yang akan terjadi antara pipa dilas ke bagian luar
tangki. Pelat bantal dibangun menggunakan lembaran tipis dari logam-spot dilas ke
permukaan selembar tebal dari logam.
Pelat tipis dilas dalam pola teratur dari titik-titik atau dengan pola serpentin
garis las. Setelah pengelasan ruang tertutup bertekanan dengan kekuatan yang cukup
untuk menyebabkan logam tipis untuk tonjolan di sekitar lasan, menyediakan ruang
untuk cairan penukar panas mengalir, dan menciptakan penampilan yang karakteristik
bantal membengkak terbentuk dari logam.
Gambar 2.39 Pillow plate heat exchanger (Anoni, 2012)

2.3.8 Dynamic scraped surface heat exchanger

Tipe lain dari penukar panas disebut "(dinamis) besot permukaan heat
exchanger". Ini terutama digunakan untuk pemanasan atau pendinginan dengan tinggi
viskositas produk, proses kristalisasi, penguapan tinggi dan fouling aplikasi. Kali
berjalan panjang yang dicapai karena terus menerus menggores permukaan, sehingga
menghindari pengotoran dan mencapai kecepatan transfer panas yang berkelanjutan
selama proses tersebut.

Gambar 2.40 Dynamic scraped surface heat exchanger (Anonim, 2010)

2.3.9 Phase-change heat exchanger

Selain memanas atau pendinginan cairan hanya dalam satu fasa, penukar
panas dapat digunakan baik untuk memanaskan cairan menguap (atau mendidih) atau
digunakan sebagai kondensor untuk mendinginkan uap dan mengembun ke
cairan. Pada pabrik kimia dan kilang, reboilers digunakan untuk memanaskan umpan
masuk untuk menara distilasi sering penukar panas.
Distilasi set-up biasanya menggunakan kondensor untuk mengkondensasikan
uap distilasi kembali ke dalam cairan.Pembangkit tenaga listrik yang memiliki uap
yang digerakkan turbin biasanya menggunakan penukar panas untuk mendidihkan air
menjadi uap.
Heat exchanger atau unit serupa untuk memproduksi uap dari air yang sering
disebut boiler atau generator uap.Dalam pembangkit listrik tenaga nuklir yang disebut
reaktor air bertekanan, penukar panas khusus besar yang melewati panas dari sistem
(pabrik reaktor) primer ke sistem (pabrik uap) sekunder, uap memproduksi dari air
dalam proses, disebut generator uap.Semua pembangkit listrik berbahan bakar fosil
dan nuklir menggunakan uap yang digerakkan turbin memiliki kondensor permukaan
untuk mengubah uap gas buang dari turbin ke kondensat (air) untuk digunakan
kembali.
Untuk menghemat energi dan kapasitas pendinginan dalam kimia dan tanaman
lainnya, penukar panas regeneratif dapat digunakan untuk mentransfer panas dari satu
aliran yang perlu didinginkan ke aliran yang perlu dipanaskan, seperti pendingin
distilat dan pakan reboiler pra-pemanasan.
Istilah ini juga dapat merujuk kepada penukar panas yang mengandung bahan
dalam struktur mereka yang memiliki perubahan fasa. Hal ini biasanya padat ke fase
cair karena perbedaan volume kecil antara negara-negara ini. Perubahan fase efektif
bertindak sebagai buffer karena terjadi pada suhu konstan tetapi masih
memungkinkan untuk penukar panas untuk menerima panas tambahan. Salah satu
contoh di mana ini telah diteliti untuk digunakan dalam elektronik pesawat daya
tinggi.

Gambar 2.41 Phase-change heat exchanger (Zuhrina, 2006)

Anda mungkin juga menyukai