Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH HIDROLOGI

PENGOLAHAN DATA IKLIM

DOSEN PEMBIMBING
SHINTA ELYSTIA.ST,.M.Si

KELOMPOK 4
KELAS A

1. DEVIA AMANDA
2. M. FEBRIANSYAH
3. M. HARDI ALFAROBI
4. MUTIA NURRAHMADHANI
5. MUTIARA NURSYARAH
6. WIDYA ASTUTI

PRODI TEKNIK LINGKUNGAN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS RIAU
2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, karena kami diberi
kesehatan dan kekuatan dalam berbagai macam rintangan dan cobaan dalam
pembuatan makalah ini yang berjudul ‘Pengolahan Data Iklim’.
Dalam penulisan makalah ini penulis merasa masih banyak kekurangan-
kekurangan pada teknis penulisan. Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat
penulis harapkan demi penyampurnaan makalah ini. Sehubungan penyusunan
makalah ini, penulis telah berusaha dengan penuh menurut kemampuan yang ada,
dengan penuh ketebahan dan kemantapan agar makalah ini dapat memberikan
manfaat bagi diri sendiri maupun orang lain.

Pekanbaru, 09 April 2018

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................ i
DAFTAR ISI.............................................................................................. ii
I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang.................................................................................... 1
1.2. Tujuan................................................................................................... 1
1.3. Manfaat................................................................................................. 1
II. PEMBAHASAN
2.1. Pengertian Iklim.................................................................................. 3
2.2. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Data Iklim.................................
2.3 Alat Ukur Iklim dan Cara Pengukurannya..........................................
2.4 Menghitung Data Iklim .......................................................................
III. PENUTUP
3.1. Kesimpulan........................................................................................ 14
3.2. Saran................................................................................................... 15
DAFTAR PUSTAKA
I.PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang
Iklim adalah kondisi rata-rata cuaca dalam waktu yang panjang. Iklim di
bumi sangat dipengaruhi oleh posisi matahari terhadap bumi. Terdapat beberapa
klasifikasi iklim di bumi ini yang ditentukan oleh letak geografis. Di Indonesia
secara umum kita dapat menyebutnya sebagai iklim tropis, lintang menengah dan
lintang tinggi. Seluruh kepulauan Indonesia yang letaknya sepanjang khatulistiwa
antara 6° LU dan 11° LS dan antara 95° dan 141° BT termasuk daerah beriklim
tropis. Sifat utamanya ialah suhu yang selalu tinggi, tanpa penyimpangan-
penyimpangan yang besar.
Sehingga dalam hal ini dipelajarilah mengenai iklim di Indonesia salah
satunya yaitu mengenai macam – macam iklim di Indonesia serta faktor-faktor
yang mempengaruhinya. Adapun guna dari mempelajari lebih lanjut mengenai
Iklim di Indonesia beserta macam serta faktor yang dapat mempengaruhi iklim di
Indonesia yang mana akan berkaitan dengan pertumbuhan dan perkembangan
tanaman. Selain itu hal ini juga berpengaruh pada keadaan tanah yang menjadi
media tumbuh untuk tanaman yang dibudidayakan.
1.2.Tujuan
1. Untuk mengetahui apa itu iklim
2. Untuk mengetahui faktor- faktor apa sajakah yang mempengaruhi data iklim
3. Untuk mengetahui alat ukur iklim dan cara penggunaannya
4. Untuk mengetahui cara menghitung data iklim
1.3.Manfaat
1.Meningkatkan kewaspadaan terhadap akibat-akibat negatif yang dapat
ditimbulkan oleh keadaan cuaca/iklim yang ekstrim.
2. Menyusun rekayasa bidang teknik, bidang sosial dan ekonomi dengan
menerapkan teknologi pemanfaatan sumberdaya iklim seperti listrik tenaga angin,
tenaga surya, hujan buatan, pertanian hidroponik, rumah kaca, rumah plastik, dan
sebagainya.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Iklim


Iklim adalah :
1. Keadaan rata-rata cuaca yang terjadi pada suatu wilayah yang luas dan
dalam kurun waktu yang lama (25- 30 tahun).
2. Berubahnya kondisi fisik atmosfer bumi antara lain suhu dan distribusi
curah hujan yang membawa dampak luas terhadap berbagai sektor kehidupan
manusia. Perubahan fisik ini tidak terjadi secara sesaan tetapi dalam kurun
waktu yang panjang ( Kementrian lingkungan hidup, 2001 ).
3. Iklim adalah sintesis kejadian cuaca selama kurun waktu yang panjang,
yang secara statistik cukup dapat dipakai untuk menunjukkan nilai statistik
yang berbeda dengan keadaan pada setiap saatnya (World Climate
Conference, 1979).
4. Iklim adalah konsep abstrak yang menyatakan kebiasaan cuaca dan
unsur-unsur atmosfer disuatu daerah selama kurun waktu yang panjang
(Glenn T. Trewartha, 1980).

Sedangkan Cuaca adalah keadaan udara pada suatu waktu yang relatif
singkat dan tempat yang relatif sempit

2.2 Fakor – Faktor Yang Mempengaruhi Data Iklim


1. Suhu atau Temperatur
Adanya perbedaan tingkat pemanasan matahari di permukaanbumi,
menyebabkan suatu kawasan akan memiliki perbedaansuhu dengan kawasan
lainnya. Sebagian panas yang sampai kepermukaan bumi diserap dan sebagian
lagi dipantulkan.Pantulan sinar matahari tersebut akan sangat memengaruhisuhu
di kawasan tersebut.
Kawasan permukaan bumi yang berada pada posisi 0–230LUdan LS akan
mengalami pemanasan yang lebih banyakdibanding kawasan lainnya, sehingga
suhunya tinggi. Inidisebabkan penyinaran terjadi secara tegak lurus.
Adapunkawasan yang berada pada posisi 23–400 LU dan LS bersuhusedang
karena sudut penyinaran lebih rendah dibandingkanpada kawasan dengan posisi
0–230 LU dan LS. Sementara,daerah dengan kawasan lintang dekat kutub akan
bersuhurendah karena penyinaran lebih miring lagi.
Daerah atau dataran yang tinggi akan memiliki suhu yang lebihsejuk
dibanding daerah atau dataran yang rendah. Hal ini terjadikarena pemanasan
berlangsung melalui gelombang pantulanpemanasan dari permukaan. Seperti kita
ketahui, dataran tinggisemacam pegunungan biasanya tidak membentang
sepertidataran rendah. Karenanya pemantulan pun tidak dapatberlangsung
maksimal. Selain itu, kerapatan udara di datarantinggi lebih renggang daripada di
dataran rendah sehingga udaradi dataran tinggi kurang mampu menyerap panas.
Pemanasan yang terjadi di darat akan lebih cepat dibandingkanperairan. Ini
dimungkinkan karena keadaan daratan yang padatdan sulit ditembus sinar
matahari. Pemanasan pada kawasanperairan berlangsung lambat karena air selalu
bergerak dan dapattertembus sinar matahari. Sehingga apabila kita
simpulkan,faktor-faktor yang memengaruhi tingkat penerimaan panasMatahari ke
permukaan bumi adalah:
a. sudut datang sinar matahari di posisi tegak lurus atau miring;
b. lamanya penyinaran matahari, semakin lama siangnyasemakin panas yang
diterima bumi;
c. keadaan muka bumi yang meliputi daratan yangbervegetasi, gurun pasir, dan
lautan;
d. banyak sedikitnya awan atau uap air di udara.

2. Kelembapan Udara
Pemanasan yang terjadi pada permukaan bumi menyebabkan air-air yang ada
pada permukaan bumi, baik di daratan maupun lautan, menguap dan termuat
dalam udara. Kandungan uap yang ada dalam udara ini dinamakan kelembapan
udara.Uap air berasal dari penguapan air di permukaan bumi, air laut, dan air pada
tumbuh – tumbuhan. Kelembapan udara dapat berubah-ubah, tergantung pada
pemanasan yang terjadi. Makin tinggi suhu di suatu kawasan,maka makin tinggi
pula tingkat kelembapan udara di kawasan tersebut, karena udara yang mengalami
pemanasan,merenggang dan terisi oleh uap air.
Kandungan uap air yang termuat dalam jumlah udara tertentu pada
temperatur tertentu dibandingkan dengan kandungan uap yang dapat termuat
dalam udara tersebut disebut kelembapanrelatif atau nisbi. Besarnya kelembapan
relatif dinyatakan dalam persen.

3. Tekanan Udara
Tekanan udara adalah suatu gaya yang timbul oleh adanya beratdari lapisan
udara.Udara merupakan kumpulan gas yang masing-masing memilikimassa dan
menempati ruang. Karena massa yang dimilikinya,udara pun memiliki tekanan.
Suhu di suatu kawasan sangatberpengaruh terhadap tekanan udara di kawasan
tersebut. Bilasuhu makin tinggi, maka tekanan udara akan makin rendah.Ini
disebabkan udara yang hangat bersifat renggang. Sebaliknya,bila suhu makin
rendah, maka tekanan udara akan makin tinggikarena udara yang dingin lebih
padat daripada udara yangpanas. Berdasarkan hal tersebut, suhu sangat
menentukanperbedaan tekanan udara di setiap kawasan di muka bumi ini.

4. Kecepatan dan Arah Angin

Angin adalah udara yang bergerak dari daerah yang bertekanan tinggi ke
daerah yang bertekanan rendah. Hal tersebut dapat terjadi karena tekanan udara
tidak sama di semua tempat. Perbedaan tekanan udara disebabkan oleh perbedaan
pemanasan matahari.Faktor yang mempengaruhi kecepatan angin adalah besar
kecilnya gradient barometik, ketinggian angin bertiup dari muka bumi, relief
bumi, dan ada tidaknya vegetasi . Besarnya gradient barometik yang dimaksud
adalah kekuatan angin berbanding lurus dengan gradient barometer. Sementara itu
kekuatan angin ditentukan oleh kecepatannya. Makin cepat angin bertiup semakin
besar kekuatannya.
Mengenai arah angin ada hukum yang terkenal yaitu hukum Buys Ballot yang
berbunyi sebagai berikut “ angin bergerak dari daerah yang bertekanan udara
maksimum ke daerah yang bertekanan minimum. Di belahan bumi utara angin
dibelokkan ke kanan, sedangkan di belahan bumi selatan dibelokkan ke kiri.”

5. Durasi Cahaya Matahari


Lamanya waktu penyinaran matahari pun mempengaruhi. Semakin panjang
siang hari, makan semakin banyak panas yang diterima oleh bumi. Demikian pula
sebaliknya. Daerah - daerah di sekitar garis khatulistiwa menerima sinar matahari
relatif sama sepanjang waktu.
Panjang Hari , lamanya penyinaran matahari tergantung pada posisi bumi
mengelilingi matahari, matahari seakan-akan bergerak dari 23 ½ 0 Lintang Utara
dan 23 ½ 0 Lintang Selatan. Dengan adanya perubahan letak kedudukan matahari
misalnya ada di belahan bumi sebelah selatan, maka daerah selatan akan
menerima panjang hari, di utara terutama di kutub akan menerima panjang hari
malam selama 6 bulan. Pengaruh lamanya pentinaran pada tanaman terutama pada
proses pembungaan misalnya, maka dibuat tiga kelompok tanaman yaitu :
1) Long Day Plant adalah semua tumbuhan yang menghasilka bunga apabila
penyinaran lebih dari 14 jam.
2) Short Day Plant, tumbuhan yang dapat berbunga apabila penyinaran kuran dari
12 jam misalnya strawberry
3) Netral Day Plant, tumbuhan yang dapat berbunga tanpa dipengaruhi oleh
lamanya penyinaran misalnya mentimun
Di samping lamanya penyinaran matahari ada juga kualitas yang berarti jenis
atau sifat cahaya yang terdapat pada spektrumnya yang ditentukan oleh
gelombang. Sinar-sinar yang gelombang pendek biasanya bersifat membunuh.
Radiasi dari sinar dengangelombang 0,25 µ efeknya membunuh, antara 0,4 – 0,69
µ berpengaruh kepada keaktifan pada proses fotosintesa dan banyak diserap oleh
klorofil.

6. Intensitas Cahaya Matahari


Intensitas radiasi matahari adalah jumlah energy matahari yang sampai pada
suatu luasan tertentu dari suatu permukaan pada waktu tertentu. Intensitas radiasi
matahari adalah besar kecilnya sudut datang sinar matahari pada permukaan bumi.
Intensitas cahaya ialah angka yang menunjukkan kekuatan cahaya atau jumlah
cahaya yang diterima dengan ukuran lilin standar. Satuan intensitas cahaya ialah
Lux (L) atau Meter Candle (MC). Yang dimaksud dengan satu MC / L adalah
intensitas cahaya yang diterima sejajar 1m dari lilin standar (Standard Candle).
Intensitas cahaya bervariasi sesuai dengan tinggi tempat. Pada tempat yang
tinggi intensitas cahaya lebih tinggi pula dibandingkan dengan tempat yang
rendah. Kondisi atmosfer juga berpengaruh terhadap intensitas cahaya yang
diterima di permukaan bumi dan juga terhadap kualitasnya. Vegetasi yang ada di
permukaan bumi juga mempengaruhi besarnya intensitas cahaya yang diterima.
Intensitas cahaya sering diukur dengan persentasenya terhadap tempat terbuka. Di
tempat terbuka penuh besarnya intensitas cahaya 100 %.

7. Radiasi Matahari
Yang menyebabkan adanya panas di permukaan bumi. Radiasi matahari datang
ke bumi. Radiasi matahari datang ke bumi dalam bentuk gelombang
elektromagnetik. Unsur radiasi matahari yang perlu diperhatikan adalah intensitas
radiasi dan lamanya radiasi berlangsung. Intensitas radiasi matahari terbesar
terjadi di daerah tropis.

Proses terjadinya radiasi matahari


2.3 Alat Ukur Iklim dan Cara Pengukurannya

1. Termometer Dinding

Termometer dinding berfungsi untuk mengukur suhu udara yang memiliki


kemampuan ukur antara -18°C sampai dengan 50°C. Alat ini bekerja secara
otomatis mengikuti besar atau kecilnya temperatur udara dan dapat diukur dalam
skala Celcius maupun skala Fahrenheit.

2. Termometer Maksimum-Minimum

Termometer Maksimum-Minimum berfungsi untuk mengukur suhu udara


terendah dan tertinggi pada suatu tempat dengan satuan derajat. Alat ini bekerja
secara otomatis menyesuaikan besar atau kecilnya temperatur udara. Namun,
untuk dapat menggunakan alat ini harus menetralkan jarum jam terlebih dahulu.
3. Termometer Bola Basah-Bola Kering

Termometer Bola Basah-Bola Kering berfungsi untuk mengukur kelembaban


nisbi udara di suatu tempat dan waktu tertentu yang dinyatakan dengan persen
(%). Penggunaan alat ini antara lain dengan mengukur selisih temperatur udara di
komponen bola basah dengan komponen bola kering, kemudian dikocokkan pada
tabel selisih angka, sehingga didapat kelembaban relatif udara.

4. Barometer Aneroid

Barometer aneroid berfungsi untuk mengukur tekanan udara di suatu tempat


secara otomatis dengan satuan milibar (mb). Besar atau kecilnya tekanan udara
suatu daerah dihitung berdasarkan selisih antara kedua jarum di barometer
(umumnya jarum hitam dan jarum kunig).
5. Altimeter

Altimeter befungsi untuk mengukur ketinggian suatu tempat dari permukaan laut
secara otomatis dengan satuan meter atau kaki (feet). Altimeter bekerja secara
otomatis dan bekerja ganda, yaitu terlihat dari bergeraknya jarum yang dapat
mengukur ketinggian tempat sekaligus tekanan udaranya.

6. Anemometer

Anemometer berfungsi untuk mengukur kecepatan angin di suatu tempat secara


otomatis dengan satuan meter per detik. Pengukuran dapat dilakukan dengan
memegang anemometer secara vertikal atau meletakannya di atas penyangga.
Angka kecepatan angin ditunjukkan secara otomatis pada speedometer.
7. Higrometer

Higrometer berfungsi untuk mengukur kelembaban nisbi di suatu tempat secara


otomatis atau dapat mencatat sendiri dengan satuan persen. Alat ini bekerja secara
otomatis membentuk grafik yang menggambarkan besar atau kecilnya
kelembaban udara selama pengamatan.

8. Ombrometer Tipe Observatorium dan Tipe Hellman

Ombrometer berfungsi untuk mengukur curah hujan di suatu tempat dengan


satuan milimeter (mm). Air hujan yang tertampung di dalam bak dapat diukur
melalui gelas ukur (ombrometer tipe observatorium) atau secara otomaits diukur
melalui goresan pena tinta pada kertas pias yang membentuk grafik besar atau
kecilnya curah hujan (ombrometer tipe hellman).
9. pH meter (pH Tester)

PH meter berfungsi untuk mengukur pH air hujan di suatu tempat dengan satuan
derajat keasaman. Setelah diukur, air hujan tersebut dapat diketahui apakah
sifatnya netral, asam, atau basa. Jika jarum pada pH meter menunjukkan kurang
dari 5,4 berarti air hujan tersebut bersifat asam. Jika jarum pada pH meter
menunjukkan lebih dari angka 7 maka air hujan tersebut bersifat basa.

10. Alat Bantu Penunjuk Arah Angin

Arah angin sangat penting dipelajari untuk kepentingan manusia. Data arah angin
diperlukan untuk penerbangan, pelayaran, perikanan, pertanian sampai pada
pelaksanaan program hujan buatan. Alat untuk mengetahui arah angin secara
sederhana adalah kantong angin (gada-gada) dan layang-layang. Selain petunjuk
arah angin sederhana, terdapat pula petunjuk arah angin yang modern, yaitu
baling-baling angin.
2.3 Cara Menghitung Iklim

DAFTAR PUSTAKA
Wardiyatmoko. 2006. Geografi. Erlangga. Jakarta
Tjasyono, Bayong HK. 2004. Klimatologi. ITB. Bandung

Anda mungkin juga menyukai