I. LATAR BELAKANG
Penyandang masalah kesejahteraan sosial (pmks) adalah seseorang atau keluarga
yang karena suatu hambatan, kesulitan atau gangguan tidak dapat melaksanakan fungsi
sosialnya dan karena tidak dapat menjalin hubungan yang serasi dan kreatif dengan
lingkungannya sehingga tidak dapat memenuhi kebutuhan hidupnya (jasmani, rohani dan
sosial) secara memadai dan wajar.
Hambatan atau kesulitan dan gangguan tersebut dapat berupa kemiskinan,
keterlambatan, kecacatan, ketunaan sosial maupun perubahan lingkungan (secara
mendadak) yang kurang mendukung atau menguntungkan, saat ini tercatat ada 26 jenis
pmks yang didalamnya terdapat juga anak terlantar yaitu anak berusia 5 (lima) sampai 18
(delapan belas) tahun yang mengalami perlakuan salah dan diterlantarkan oleh orang
tua/keluarga atau anak kehilangan hak asuh dari orang tua/keluarga
permasalahan anak, bukan hanya keterlantaran, namun juga terdapat anak yang
berhadapan dengan hukum. daerah yang menjamin kesejahteraan anak adalah daerah
yang mempunyai visi kedepan, untuk memajukan daerahnya. masa depan suatu daerah
terletak pada komitmen untuk menjamin kesejahtaraan anak, karena anak yang
sejahterahlah yang kelak akan menjadi putra-putri terbaik daerah, yang akan menjadi
pemimpin masa depan, yang dapat membawa daerahnya menjadi lebih baik bahkan
terbaik dibanding daerah lain, jadi daerah yang ingin maju selayaknya memastikan
terwujudnya kesejahteraan anak yang terbaik pula.
Agar terwujudnya kesejahteraan anak secara keseluruhan dan terlebih dengan
adanya perubahan pradigma, diperlukan juga pengembangan kapasitas pelaksana
lapangan, baik pekerja sosial, unsur instansi sosial, LSM, bank, perusahan maupun
donatur lainnya, agar dapat menjalankan pradigma baru tersebut dengan baik. khususnya
Kabupaten Indragiri Hilir yang akan menjadi lokasi pengembangan modal perlindungan
anak yang membutuhkan perlindungan khusus (korban kekerasan, penelantaran,
eksploitasi dan diskriminasi), agar berperan aktif dalam upaya pengembangan modal
tersebut, hasil pengembangan modal akan menjadi masukan bagi penyempurnaan
kebijakan dan strategi penyelenggaraan kesejahteraan dan perlindungan anak di daerah,
diseluruh Indonesia.
Keberadaan panti asuhan diharapkan dapat memberikan perlindungan kepada
anak. program pemerintah menjamin hak-hak anak untuk mendapatkan pembinaan serta
pengasuhan.
Dengan dasar pemikiran seperti yang diuraikan diatas, maka perlu diadakan
kegiatan jambore/temu ramah anak-anak pmks se-Kabupaten Indragiri Hilir tahun 2017
II. TUJUAN
Kegiatan jambore / temu ramah anak-anak pmks yang diadakan bertujuan untuk
menumbuhkembangkan nilai-nilai kepedulian dan kesetiakawanan sosial kepada anak
bangsa.
Memberikan pengetahuan dan keterampilan sambil bermain dan menikmati
permainan yang mengandung unsur pendidikan.
Diharapkan akan dapat menambah bekal dalam menghadapi kehidupan dimasa
mendatang sehingga akan meningkatkan kualitas hidup anak - anak.
III. PESERTA
Peserta Jambore ini sebanyak 120 orang terdiri dari :
- ..........Anak – anak PMKS
- ..........Pendamping
V. MATERI
Materi Kegiatan ini adalah :
-
VI. METODE
Metode yang dipakai dalam Kegiatan ini adalah :
1. Ceramah
2. Permainan
3. Olahraga
X. PENUTUP
Demikianlah kerangka acuan ini dibuat sebagai pedoman pelaksanaan kegiatan ini,
terima kasih.
PANITIA PELAKSANA
KETUA,