Anda di halaman 1dari 3

REKLAMASI LAHAN BEKAS TAMBANG BATU BARA

Kelompok 10 :
Vivi Ngatiqoh (B1A016076)
Mustika Faurisa (B1A016079)
Sekar Tyas Pertiwi (B1A016080)

TUGAS TERSTRUKTUR MAKALAH EKOLOGI

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI


UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS BIOLOGI
PURWOKERTO
2017
BAB I.
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pertambangan merupakan salah satu sektor pembangunan yang sangat penting


sehingga pengembangannya secara berkelanjutan perlu dilakukan karena berhubungan erat
dengan pendapatan nasional dan daerah serta memberikan manfaat bagi masyarakat di
sekitar kawasan tambang. Aktivitas pertambangan yang terus berlangsung menyebabkan
degradasi lahan dan kualitas tanah semakin menurun sehingga luas lahan kritis terus
bertambah. Tanah lapisan atas hilang, kemampuan menahan air rendah, dan sangat
miskin hara sehingga pertumbuhan dan perkembangan tanaman terhambat dan
produktivitasnya sangat rendah.Terjadinya perubahan drastis pada sifat fisika dan kimia
tanah pasca kegiatan penambangan timah merupakan dampak yang sangat serius dan
harus segera diatasi.
Penambangan yang dilaksanakan dengan sistem tambang terbuka merusak
kondisi permukaan lahan termasuk hilangnya vegetasi, pembalikan atau perubahan su-
sunan tanah, adanya erosi, polusi air, perubahan kepadatan tanah, polusi udara, dan
peningkatan zat bersifat toksik pada tanah. Lahan kritis Indonesia pada lahan tambang
11,40 juta ha sebagai konsesi pertambangan sedangkan laju percepatan pertambahan
lahan kritis se- besar 1,6 juta ha per tahun, realisasi dari kegiatan rehabilitasi lahan kritis
selama ini hanya mencapai 50.000-70.000 ha per Berdasarkan kondisi tersebut, ada
kecenderungan pertambahan lahan kritis lebih cepat dibandingkan dengan realisasi
rehabilitasinya. Untuk mengendalikan dan mengembalikan produktivitas lahan kritis
khususnya akibat dari pertambangan perlu adanya aktivitas reklamasi, atau rehabilitasi
lahan kritis bekas tambang tersebut. Untuk merehabilitasi lahan bekas tambang yang
telah ditimbun kembali, diperlukan tek nologi tepat guna agar lahan tersebut da- pat
produktif kembali. Untuk itu diperlukan pemilihan jenis-jenis penyubur tanah yang
mampu tumbuh di tempat terbuka pada lahan yang miskin hara dan mengandung bahan
kimia yang bersifat ra- cun bagi tanaman. . Oleh karena itu untuk meningkatkan
kemampuan dalam reklamasi lahan kritis bekas tam- bang bahan baku semen tersebut
perlu dilakukan penelitian uji jenis dan perlakuan yang sesuai untuk reklamasi lahan
bekas tambang tersebut.
Reklamasi adalah kegiatan yang bertujuan memperbaiki atau menata kegunaan
lahan yang terganggu sebagai akibat usaha pertambangan, agar dapat berfungsi dan
berdaya guna sesuai peruntukannya. Kegiatan reklamasi harus direncanakan seksama
agar nantinya lahan bekas tambang dapat dimanfaatkan secara optimal oleh pemerintah
maupun masyarakat sekitar tambang. Pembenahan tanah lahan bekas tambang dapat
dilakukan dengan memperbaiki sifat fisika, kimia dan biologi. Perbaikan sifat fisika
dilakukan dengan menambahkan bahan-bahan pembenah tanah se- perti bahan organik,
mineral dan agens hayati. Bahan organik dapat berasal dari pupuk kandang, sampah atau
tanaman air. Bahan pembenah tanah yang berasal dari mineral dapat digunakan tanah liat
atau zeolit, sedangkan agens hayati dapat dipe- roleh dari perakaran tumbuhan pioner
yang tum- buh di sekitar lahan bekas tambang atau menggu- nakan pupuk hayati yang
sudah banyak beredar.

Anda mungkin juga menyukai