KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN FAKULTAS BIOLOGI PURWOKERTO 2017 BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pertambangan merupakan salah satu sektor pembangunan yang sangat penting
sehingga pengembangannya secara berkelanjutan perlu dilakukan karena berhubungan erat dengan pendapatan nasional dan daerah serta memberikan manfaat bagi masyarakat di sekitar kawasan tambang. Aktivitas pertambangan yang terus berlangsung menyebabkan degradasi lahan dan kualitas tanah semakin menurun sehingga luas lahan kritis terus bertambah. Tanah lapisan atas hilang, kemampuan menahan air rendah, dan sangat miskin hara sehingga pertumbuhan dan perkembangan tanaman terhambat dan produktivitasnya sangat rendah.Terjadinya perubahan drastis pada sifat fisika dan kimia tanah pasca kegiatan penambangan timah merupakan dampak yang sangat serius dan harus segera diatasi. Penambangan yang dilaksanakan dengan sistem tambang terbuka merusak kondisi permukaan lahan termasuk hilangnya vegetasi, pembalikan atau perubahan su- sunan tanah, adanya erosi, polusi air, perubahan kepadatan tanah, polusi udara, dan peningkatan zat bersifat toksik pada tanah. Lahan kritis Indonesia pada lahan tambang 11,40 juta ha sebagai konsesi pertambangan sedangkan laju percepatan pertambahan lahan kritis se- besar 1,6 juta ha per tahun, realisasi dari kegiatan rehabilitasi lahan kritis selama ini hanya mencapai 50.000-70.000 ha per Berdasarkan kondisi tersebut, ada kecenderungan pertambahan lahan kritis lebih cepat dibandingkan dengan realisasi rehabilitasinya. Untuk mengendalikan dan mengembalikan produktivitas lahan kritis khususnya akibat dari pertambangan perlu adanya aktivitas reklamasi, atau rehabilitasi lahan kritis bekas tambang tersebut. Untuk merehabilitasi lahan bekas tambang yang telah ditimbun kembali, diperlukan tek nologi tepat guna agar lahan tersebut da- pat produktif kembali. Untuk itu diperlukan pemilihan jenis-jenis penyubur tanah yang mampu tumbuh di tempat terbuka pada lahan yang miskin hara dan mengandung bahan kimia yang bersifat ra- cun bagi tanaman. . Oleh karena itu untuk meningkatkan kemampuan dalam reklamasi lahan kritis bekas tam- bang bahan baku semen tersebut perlu dilakukan penelitian uji jenis dan perlakuan yang sesuai untuk reklamasi lahan bekas tambang tersebut. Reklamasi adalah kegiatan yang bertujuan memperbaiki atau menata kegunaan lahan yang terganggu sebagai akibat usaha pertambangan, agar dapat berfungsi dan berdaya guna sesuai peruntukannya. Kegiatan reklamasi harus direncanakan seksama agar nantinya lahan bekas tambang dapat dimanfaatkan secara optimal oleh pemerintah maupun masyarakat sekitar tambang. Pembenahan tanah lahan bekas tambang dapat dilakukan dengan memperbaiki sifat fisika, kimia dan biologi. Perbaikan sifat fisika dilakukan dengan menambahkan bahan-bahan pembenah tanah se- perti bahan organik, mineral dan agens hayati. Bahan organik dapat berasal dari pupuk kandang, sampah atau tanaman air. Bahan pembenah tanah yang berasal dari mineral dapat digunakan tanah liat atau zeolit, sedangkan agens hayati dapat dipe- roleh dari perakaran tumbuhan pioner yang tum- buh di sekitar lahan bekas tambang atau menggu- nakan pupuk hayati yang sudah banyak beredar.