Anda di halaman 1dari 23

KLASIFIKASI BAKTERI

Klasifikasi Bakteri berdasarkan Bentuk


Bakteri dibagi menjadi 4 kelompok menurut bentuknya, yaitu Coccus,
Bacilli, dan Spiral.

 Coccus

Coccus adalah bakteri yang mempunyai bentuk bulat atau bujur telur. Coccus
berasal dari bahasa Yunani ‘kokkos’ yang berarti ‘beri’. Organisme coccus bisa
hidup dengan sendiri, tetapi bisa juga hidup dalam formasi dengan bakteri
coccus lainnya. 2 coccus yang bergabung disebut diplococci, sedangkan 4
coccus yang membentuk kotak disebut tetrad. Bakteri genus Sarcina tersusun 8
bakteri dan membentuk kubus. Susunan yang umum dari bakteri coccus ini
yaitu rantai bakteri (streptococci). Ukuran rata-rata dari bakteri coccus ini
sekitar 0,5 sampai 1 mikro meter.

 Baccilli

Baccilli atau Baccillus adalah golongan bakteri yang berbentuk batang, tetapi
ada juga genus bakteri yang bernama Bacillus. Perbedaannya terletak pada
penulisan, jika Baccillus (penulisan tidak miring) merujuk pada bentuk bakteri,
sedangkan Baccillus (penulisan miring) menunjukkan genus bakteri.
Kebanyakan bakteri adalah berbentuk batang tunggal, ada juga Diplobacilli
yang muncul secara berpasangan setelah pembelahan, dan Streptobacilli muncul
secara berantai. Ada juga bakteri bacilli yang pendek dan gemuk seperti coccus
(coocobacilli). (Baca: Pengertian Organisme Prokariotik)

 Spiral

Spirochetes atau spirila (spirilum untuk sel tunggal) adalah bakteri yang
berbentuk melengkung. Banyak bakteri spirilia yang kaku dan mempunyai
kemampuan untuk bergerak. Ada 3 golongan bakteri spiral, yaitu vibrio spirilla
dan spirochetes. Bakteri vibrio berbentuk seperti karakter koma dengan hanya
satu lengkungan, contohnya adalah vibrio cholerae. Spirilla mempunyai struktur
spiral yang kaku, contohnya yaitu Campylobacter jejuni. Kemudian bakteri
Spirochetes, bakteri ini mempunyai bentuk spiral dan tubuh yang fleksibel,
contoh bakteri ini yaitu Leptospira sp.
Klasifikasi Bakteri berdasarkan Pewarnaan Gram
Bakteri dibagi menjadi 3 kelompok menurut pemberian zat kimia pewarnaan,
yaitu Bakteri Gram Positif, dan Bakteri Gram Negatif. Ilmuwan Denmark,
Hans Christian Gram, menemukan metode untuk membedakan 2 jenis bakteri
berdasarkan perbedaan struktur pada dinding selnya. (Baca: Ciri-Ciri
Archaebacteria dan Eubacteria)

 Bakteri Gram Positif

Bakteri yang mempertahankan pewarna kristal violet disebut Gram-positif.


Bakteri Gram-positif memiliki lapisan peptidoglycan yang tebal (lapisan
ganda), kebanyaka bakteri Gram-positif mempunyai asam teitoik, tidak
mempunyai ruang periplasmik, dan tidak mempunyai membran luar. Bakteri
Gram-positif ini lebih resisten terhadap kekeringan, tetapi tidak terlalu resisten
terhadap antibiotik. Dinding selnya satu lapisan, kandungan lipid di dinding sel
rendah, tetapi kandungan Murein lebih tinggi yaitu sekitar 70 – 80%.
(Baca: Jenis-Jenis Enzim)

 Bakteri Gram Negatif

Bakteri yang tidak mempertahankan pewarna violet dan berwarna merah atau
merah muda, golongan bakteri ini disebut Gram-negatif. Bakteri Gram-negatif
lebih tahan terhadap antibodi karena memiliki dinding sel yang sulit ditembus.
Gram-negatif memiliki lapisan peptidoglikan yang tipis (satu lapisan), tidak
memiliki asam teitoik, memiliki ruang periplasmik, dan memiliki membran luar.
Komposisi dinding selnya yaitu 20 – 30% lipid, dan 10 – 20% Murein.

Klasifikasi Bakteri berdasarkan Suhu


Bakteri dibagi menjadi 3 kelompok berdasarkan adaptasi terhadap suhu
lingkungannya, yaitu Thermophile, Mesophile, dan Psychrophile.

 Thermophile

Thermophile adalah jenis bakteri yang tahan hidup dalam lingkungan dengan
suhu tinggi, yaitu sekitar 41 – 122 derajat Celcius. Bakteri Thermophile ini
biasanya ditemukan di wilayah yang hangat di bumi, seperti hot springs, lautan
dalam hidrotermal, dan juga kompos. Bakteri thermophile ini juga dibagi lagi
menjadi 3 kelompok yaitu:

1. Obligate thermophile: disebut juga ekstrem thermophile, bakteri jenis ini


membutuhkan suhu tinggi untuk perkembangannya.
2. Thermophile Fakultatif: Bakteri kelompok ini bisa tahan suhu tinggi, tetapi juga
bisa tahan di suhu yang lebih rendah, di bawah 80 derajat Celcius.
3. Hyperthermophile: Bakteri ini adalah bakteri thermophile versi ekstrem, karena
suhu optimal untuk perkembangannya adalah di atas 80 derajat Celcius.

 Mesophile

Mesophile adalah jenis bakteri yang pertumbuhan optimalnya berada pada suhu
yang sedang, tidak terlalu panas atau terlalu dingin, yaitu sekitar 20 sampai 45
derajat Celcius. Habitat untuk bakteri mesophile ini biasanya ada di keju dan
yogurt, dan karena suhu tubuh manusia yaitu sekitar 37 derajat Celcius, maka
sebagian besar patogen yang menyerang manusia adalah mesophile.
(Baca: Reproduksi Bakteri)
Contoh dari bakteri mesophile ini adalah Listeria monocytogenes,
Staphylococcus aureus, dan Escherichia coli.

1. Listeria monocytogenes: bakteri ini termasuk dalam kelompok Gram-positif,


berbentuk badang, fakultatif anaerob, suhu optimalnya 20 – 25 derajat Celcius.
Bakteri ini bertanggung jawab terhadap listeriosis yang berasal dari makanan
yang terkontaminasi.
2. Staphylococcus aureus: pertama kali diidentifikasi pada tahun 1880, bakteri ini
menyebabkan berbagai infeksi yang berasal dari cedera. Contoh inefksi dari S.
aureus yaitu pnumonia, meningitis, dan osteomyelitis.
3. Escherichia coli: Bakteri ini Gram-negatif, berbentuk batang dan anaerob
fakultatif.. E. coli sering ditemukan di usus organisme hidup. E.
coli mempunyai banyak kemampuan seperti menjadi inang untuk rekombinan
DNA dan menjadi patogen. (Baca: Fungsi DNA dan RNA)

 Psychrophile

Psychrophile adalah jenis bakteri yang mempunyai kemampuan untuk tumbuh


dan reproduksi pada suhu dingin, yaitu dari 20 sampai 10 derajat Celcius.
Contoh dari bakteri ini adalah Arthrobacter sp., Psychrobacter sp.
Pseudomonas, Hyphomonas dan lain-lain. Psychrophile dicirikan dengan
membran sel lipid yang secara kimia resistan terhadap suhu dingin yang
ekstrem, dan sering membuat protein ‘antibeku’ untuk menjaga cairan
internalnya dan melindungi DNA mereka, bahkan dalam suhu di bawah titik
beku. (Baca: Perbedaan DNA dan RNA)

Klasifikasi Bakteri berdasarkan Kebutuhan Oksigen


Bakteri dibagi menjadi 4 kelompok berdasarkan kebutuhan oksigennya,
yaitu Aerobik, Anaerobik, Anaerobik Fakultatif, Micro-aero philic. Jumlah
oksigen yang dibutuhkan berbeda untuk pertumbuhan dan aktivitas
metabolik.(Metabolisme Asam Amino)

 Aerobik

Bakteri aerobik adalah bakteri yang membutuhkan oksigen untuk proses


metabolisme atau respirasi selulernya. Bakteri ini menggunakan oksigen untuk
melakukan metabolisme senyawa seperti karbohidrat atau lemak untuk
menghasilkan energi. Keuntungan dari respirasi aerobik ini adalah bakteri bisa
menghasilkan lebih banyak energi ATP dari pada respirasi anaerobik atau
fermentasi, tetapi sisi negatifnya adalah, bakteri aerobik rawan terkena stres
oksidatif.
Contoh dari bakteri aerobik ini adalah Mycobacterium
tuberculosis dan Nocardia asteroides.

 Anaerobik obligat

Bakteri anaerobik obligat adalah bakteri yang tidak membutuhkan kehadiran


oksigen untuk pertumbuhannya, bahkan mungkin bakteri anaerobik akan mati
jika ada oksigen. Bakteri anaerobik ada yang uniseluler dan ada yang
multiseluler. Bakteri ini akan mati jika terekspos pada lingkungan dengan
konsentrasi oksigen atmosfer 0,95%. Masing-masing spesies mempunyai
toleransi oksigen yang berbeda, ada bakteri yang mampu bertahan hidup pada
oksigen 8%, ada juga yang bakteri yang mati jika oksigen lebih dari 0,5%.
Contoh dari bakteri anaerobik obligat ini adalah Actinomyces, Bacteroides,
Clostridium, Peptostreptococcus, Fusobacterium, Prevotella,
Porphyromonas dan lain-lain.

 Anaerobik Aerotoleran

Bakteri anaerboik aerotoleran adalah bakteri yang tidak membutuhkan oksigen


untuk proses metabolismenya, tetapi bakteri ini bisa melindungi dirinya sendiri
dari kehadiran oksigen. Bakteri anaerobik aerotoleran menggunakan respirasi
anaerob dan fermentasi untuk memproduksi energi ATP. Bakteri ini mempunyai
enzim superoxide dismutase dan peroksidase tetapi tidak memiliki enzim
catalase.

 Anaerobik Fakultatif
Bakteri anaerobik fakultatif adalah bakteri yang membuat energi ATP melalui
respirasi aerobik jika ada oksigen di lingkungannya, tetapi bisa berganti
respirasi anaerobik atau fermentasi jika tidak ada oksigen. Contoh dari bakteri
anaerobik fakultatif adalah Staphylococcus spp., Streptococcus spp.,
Escherichia coli, Listeria spp, dan Shewanella oneidensis.

 Micro-aero philic

Bakteri micro-aerophilic adalah bakteri yang membutuhkan kehadiran oksigen


untuk bertahan hidup, tetapi konsentrasi oksigen nya harus lebih rendah (2 –
10% oksigen) dari oksigen atmosfer (20% oksigen). Micro-aerophilic
membutuhkan oksigen karena bakteri ini tidak bisa memfermentasi atau
respirasi anaerobik. Tetapi, bakteri ini juga akan teracuni oleh konsentrasi
oksigen ang tinggi. Microaerophilic ini juga capnophilic, yaitu membutuhkan
konsentrasi karbon dioksida, yaitu sekitar 10% untuk Campylpbacter
sp. (Baca: Peran Clostridium Botulinum dalam Kehidupan Sehari-hari)
Bakteri adalah organisme prokariotik yang jumlahnya sangat banyak, dan untuk
memudahkan dalam kepentingan ilmiah, maka bakteri-bakteri ini
diklasifikasikan menurut morfologinya, kebutuhan oksigen, pewarnaan Gram
dan toleransi terhadap suhu lingkungannya. Dengan begitu, kita bisa dengan
mudah mengidentifikasi suatu bakteri berdasarkan interaksi dengan
lingkungannya.

MORFOLOGI DAN STRUKTUR BAKTERI


Bakteri berasal dari kata Latinbacterium (jamak, bacteria) adalah
kelompokProkariotaselain Archaea yang berukuran sangat kecil. Bakteri
berukuran sangat kecil (mikroskopis) dan
kebanyakan uniselular (bersel tunggal) dengan struktur sel yang relatif
sederhana tanpa nukleus/inti sel, kerangka sel, dan organel-organel lain
sepertimitokondria dan kloroplas.
Bakteri dianggap sebagai organisme paling melimpah di bumi. Mereka
tersebar dan menghuni hampir semua tempat: di tanah, air, udara atau
dalam simbiosis dengan organisme lain. Banyak patogen merupakan bakteri.
Kebanyakan dari mereka kecil dan biasanya hanya berukuran 0,5-5 μm, meski
ada yangdiameternya menjangkau 0,3 mm (Thiomargarita). Mereka umumnya
memiliki dinding sel, seperti sel tumbuhan danjamur, tetapi dengan bahan
pembentuk sangat berbeda (peptidoglikan). Banyak bakteri yang bergerak
menggunakan flagela yang strukturnya berbeda dari flagela kelompok lain.

A. StrukturBakteri
Strukturbakteriterbagimenjadiduayaitu:
1. Strukturdasar (dimilikiolehhampirsemuajenisbakteri)
Meliputi: dindingsel, membran plasma, sitoplasma, ribosom, DNA,
dangranulapenyimpanan
2. Strukturtambahan (dimilikiolehjenisbakteritertentu)meliputikapsul, flagelum,
pilus, fimbria, klorosom, Vakuola gas danendospora.

Bakterimemilikiduastruktur:
a. Struktur luar
1. Dinding Sel
Dindingseladalahbagianselbakteri yang berfungsi
memberibentukdankekuatan/perlindunganterhadap sel.
Berdasarkandindingselnyabakteridibagimenjadiduakelompok, yaitu
a. Bakterigram positif
Karakteristik utamanya adalah tebalnya lapisan peptidoglikan pada dinding
sel. Akibatnya, padasaatprosedurpewarnaan Gram,
meninggalkanwarnabiru.Dindingsel Gram
positifbiasaditemukanpadaActinobacteriadanFirmicutes.
b. Bakterigram negatif
Tidaksepertidindingsel Gram positif, dindingsel Gram
negatifmemilikilapisanpeptidoglikan yang tipis.Fungsisifatnya yang
kakudapatmemberibentuksel yang tetapdansebagaipelindung.

2. Kapsul
Kapsulmerupakanlapisan lender yang menyelubungidinding sel.
Fungsinyauntukpertahanandiridancadanganmakanansertamelindungibakteridaris
uhuataukondisilingkungan yang ekstrim.

3. Pili (fimbriae)
Berukuranlebihkecildanlebihpendekdariflagel.Padapermukaanselbakteri Gram
negative seringterdapatbanyakalatsepertibenang-benangpendek yang
disebutpili.Panjangpilusmencapai 3 mikrometerdengan diameter sekitar
5mikrometer.Pilidigunakansebagaialatlekatpadabakterilainataudenganbahan-
bahanpadat yang merupakanmakanan. Salah satupilidisebut sex pillus
(piluskelamin)
fungsinyasebagaipenghubungdalamperpindahanmaterigenetik(DNA)
ketikasuatubakteriberkonjugasi.Umumnya, setiapselbakterihanyamemiliki 1
atau 2 piluskelamin.

4. Flagel
Flagelaadalahstrukturkompleks yang tersusunatasbermacam-
macamproteintermasukflagelin yang
membuatflagelaberbentuksepertitabungcambuk.Flageladigunakanbakterisebagai
alatgerak.

b. Strukturdalam
1. Bahaninti ( DNA kromosom )
Bahanintibakteritersusunolehasamdeoksiribonukleat (deoxyribonucleic
acid/DNA) ataudisebutjuga DNA
kromosom.Sebagianbesarbakterihanyamemilikisatu DNA
kromosomberantaitunggal yang berbentuksirkuler (cincin).

2. Plasmid
Umumnyabakterimemiliki plasmid, yaitusuatu DNA di luar DNA kromosom
yang berbentukcincin.Plasmid berisi gen-gen
pentinguntukpertahananselbakteriterhadaplingkungannya yang
tidakmnguntungkan.Plasmid terdapatdalamsitoplasma.

3. Sitoplasma
Sitoplasmamerupakancairan yang
bersifatkoloiddanberisisemuamolekulataupunzat yang diperlukandalam proses
metabolismeuntukmenunjangkehidupan sel.
4. Ribosom
Ribosommerupakanorganelsel yang berfungsiuntuksintesis
protein.Ribosomterdapatpadasemuasel,tetapiribosomorganismeprokariotaberbed
astrukturnyadenganribosomorganismeeukariotik.

5. Mesosom
Mesosommerupakandaerah membrane sitoplasma yang
mengalamipelipatan.Mesosomdiperkirakanberfungsidalampembentukandinding
seldandalampembelahan sel.

6. Spora
Spesies bakteri tertentu menghasilkan spora di luar sel vegetatif (eksospora),
misalnya Streptomyces atau di dalam sel vegetatif (endospora),
misalnya Bacillus, Clostridium dan Sporosarcina.Spora sangat resisten terhadap
kondisi fisik yang kurang menguntungkan misalnya suhu tinggi, kekeringan,
dan bahan kimia seperti disinfektan.

7. Membransitoplasma
Merupakanselaput yang membungkussitoplasmabesertaisisnya, terletak di
bawahdindingsel, tetapitidakterikatdengandinding sel. Membrane plasma
tersusunataslapisan lipoprotein yang bersifatsemipermiabel.Fungsi membrane
plasma antaralainuntukmengaturkeluarmasuknyazat-zat di dalam sel. Selainitu,
membrane plasma berfungsisebagaitempatperlekatanpangkal flagellum. Jika
membrane plasma pecahataurusak, selbakteriakanmati.

A. Ciri-ciriBakteri
Bakteri memiliki ciri-ciri yang membedakannnya dengan mahluk hidup lain
yaitu :
1. Organismemultiselluler
2. Prokariot (tidakmemilikimembranintisel )
3. Umumnyatidakmemilikiklorofil
4. Memilikiukurantubuh yang bervariasiantara 0,12 s/d
ratusanmikronumumnyamemilikiukuran rata-rata 1 s/d 5 mikron.
5. Memilikibentuktubuh yang beranekaragam
6. Hidupbebasatauparasite
7. Yang hidup di lingkunganekstrimsepertipadamata air
panas,kawahataugambutdindingselnyatidakmengandungpeptidoglikan
8. Yang
hidupnyakosmopolitdiberbagailingkungandindingselnyamengandungpeptidogli
kan.

B. Faktor-faktor Yang MempengaruhiPertumbuhanBakteri


1. Suhu
2. Derajatkeasamanatau pH
3. Konsentrasigaram
4. Sumbernutrisi
5. Zat-zatsisametabolism
6. Zatkimia

C. Bentuk-bentuk bakteri

a. Bakterikokus

Sumber : Http//www.wordpress.com
1. Monokokusyaituberupaselbakterikokustunggal
2. Diplokokusyaituduaselbakterikokusberdempetan
3. Tetrakokusyaituempatselbakterikokusberdempetanberbentuksegiempat
4. Sarkinayaitudelapanselbakterikokusmembentukkubus
5. Streptokokusyaitulebihdariempatselbakterikokusberdempetanmembentukrant
ai
6. Stapilokokusyaitulebihdariempatselbakterikokusberdempetansepertibuahangg
ur
a. Bakteri basil

Sumber : Http//www.wordpress.com

1. Monobasilyaituselbakteri basil tunggal


2. Diplobasilyaituberupaduaselbakteri basil berdempetan
3. Streptobasilyaitubeberapaselbakteri basil berdempetanmembentukrantai

a. Bakterispirilia

Sumber : Http//www.wordpress.com
1. Spiralyaitubentukselbergelombang
2. Spirosetayaitubentukselsepertisekrup
3. Vibrioyaitubentukselsepertitandabacakoma
A. Alatgerakbakteri

Alatgerakpadabakteriberupa flagellum
ataubulucambukadalahstrukturberbentukbatangatau spiral yang
menonjoldaridinding sel. Flagellum
memungkinkanbakteribergerakmenujukondisilinkungan yang
menguntungkandanmenghindardarilingkungan yang
merugikanbagikehidupannya. Flagellum memilikijumlah yang berbeda-
bedapadabakteridanletak yang berbeda- beda pula yaitu:
1. Monotrik: Bilahanyaberjumlahsatu
2. Lapotrik:Bilabanyak flagellum disatusisi
3. Ampitrik: Bilabanyak flagellum dikeduaujung
4. Peritrik: Bilatersebardiseluruhpermukaanselbakteri

.
A. Morfologi Bakteri
Secara bahasa, morfologi artinya pengetahuan tentang bentuk. Morfologi dalam
bidang ilmu biologi ialah ilmu tentang bentuk organisme terumata hewan dan
tumbuhan yang mencakup bagian-bagiannya. Morfologi bakteri dibedakan menjadi
dua, yakni:

1. Morfologi makroskopik atau kolonila morfologi


karaketristik koloni: melakukan pengamatan pada plate agar
Bentuk koloni, margin, ukuran, warna, elevasi, konsistensi dan permukaan

2. Morfologi mikroskopik atau seluler morfologi


Struktur sel bakteri: pengamatan dengan menggunakan mikroskop
Flagella, kapsul. pili, sitoplasma, dinding sel,sporam sitoplasma

1. Morfologi Makroskopik
Populasi pada bakteri tumbuh dengan sangat cepat saat mereka ditambahkan dan
disesuaikan denan izi serta kondisi lingkungan yang memungkinkan bakteri untuk
berkembang. Dengan pertumbuhan ini maka berbagai jenis bakteri kadang memberi
bentuk yang khas. Beberapa kelompok berbentuk lingkaran, berwarna dan yang
lainnya tidak teratur. Karakteristik dari bentuk atau morfologi koloni ialah cara para
ilmuan utnuk dapat mengidentifikasi bakteri dengan mekroskopis.

a. Ukuran

 Berbentuk titik
 Kecil
 Sedang atau Moderat
 Besar
b. Warna koloni atau pigmentasi

 Putih
 Kuning
 Ungu
 Merah
 Dan lain sebagainya
c. Bentuk Koloni

 Ireguler: Bertepi, tidak beraturan


 Sirkuler: Bertepi, bulat
 Rhizoid: pertumbuhan menyebar, berbentuk seperti akar
d. Margin

 Lobata: Tepi berbentuk lekukan


 Entire: Tepi rata
 Serrate: Tepi bergigi
 Undulate: Tepi berbentuk gelombang
 ilamentous: Tepi benbentuk benang-benang
e. Elevasi

 Flat: ketinggian tidak dapat diukur, hampir rata dengan medium


 Raised: Katinggian terlihat, akan tetapi rata dengan semua permukaan
 Convex: Berbentuk cembung seperi tetesan air
 Umbonate: Berbentuk cembung dan ditengahnya lebih menonjol
2. Morologi Mikroskopik
Morologi ini ialah karakteristik bakteri yang dilihat dari pengamatan yang dilakukan
dnegan menggunakan mikroskop. Bentuk bakteri bervariasi. namun secara umum
terdapat tiga bentuk bakteri yakni bulat atau kokus, batang atau basil dan spiral atau
spirilium.

– Bentuk Bulat
Bentuk ini dibedakan menjadi 6 bentuk, yakni:

1. Micrococcus: bentuknya hlat, satu-satu.


2. Diplocaccus: bentuknya bulat, bergandengan dua-dua.
3. Staphyllocaccus: bentuknya bulat, tersusun seperti susunan buah anggur.
4. Streptocaccus: bentuknya bulat, bergandeng seperti ranta, itu sebagai hasil dari
pembelahan kasatu atau dua arah dalam satu garis.
5. Sarcina: bentuknya bulat, tersusun dari delapan sel yang tersusun membentuk kubus
sebagai hasil dari pembelahan sel ke tiga arah.
6. Tetracoccus: bentuknya bulat, tersusun dari empat sel yang bentuknya seperti bujur
sangkar sebagai hasil dari proses pembelahan sel kadua arah.

– Bentuk batang
Bentuk ini dibedakan dalam bentuk batang panjang dan batang pendek, dengan
bentuk ujung lengkung atau datar. Bentuk ini dibedakan lagi dari ebntuk batang yang
memiliki garis tengah atau tidak sama dibagian panjangnya. Bakteri bentuk batang
terdiri dari:

 Sel tunggal atau monobasil seperti Escherchia coli.


 Bergandengan dua-dua atau diplobacil seperti Diplococcus pneumoniae.
 Rantai atau streptobacil atau jaringan tiang atau palisade seperti Bacillus anthraxis.
– Bentuk spiral
Bentuk ini dibagi menjadi tiga bentuk, yakni:

 Bentuk koma atau vibrio bila lengkungannya kurang dari setengah lingkaran.
 Bentuk spiral bila lengkungannya lebih dari setengah lingkaran.
 Bentuk spiroseta, bentuknya berupa spiral yang halus dan lentur, lebih berkelok dan
ujungnya lebih runcing.
 Bentuk tubuh pada bakteri dipengaruhi oleh kedaan oingkungan, usia dan medium.
Karenanya untuk embandingkan bentuk dan ukuran pada bakteri, kondisinya harus
sama. Secara umum bakteri yang umurnya lebih muda, maka ukurannya akan lebih
besar dari yang sudah tua.
B. Struktur Bakteri

– Struktur Dasar
Dimiliki oleh hampir semua dari jenis bakteri, terdiri dari dinding sel, membran
plasma. sitoplasma. ribosom, DNA serta granula penyimpanan.

– Dinding Sel
Kebanyakan bakteri memiliki dinding sel, dinding sel terdiri dari berbagai bentuk dan
ukuran tertentu pada sle bakteri. Sifatnya elastic dan letaknya diantara kapsula dan
membran sitoplasma. Susunan kimia pada dinding sel dangat kompleks. Biasanya
terdiri dari beberapa bentuk seperti celulosam khitin, hemiselulosa, itu tergantung
dari spesies apa bakteri tersebut. Semua bakteri yang hidup bebas memiliki dinding
sel kecuai pada Mycoplasma.
Dinding sel berfungsi sebagai:

 pemberi perlindungan terhadap protoplasma


 berperan penting dalam proses berkembang biak
 mengatur pertukaran zat
 mempertahankan tekanan osmotik pada bakteri
– Membran plasma
Bagian ini ialah pembungkus dari protoplasma, membran sel letaknya didalam
dinding sel dan tidak terikat dengan dinding sel. Berdasarkan dari pengujian
sitokimia, membran sel menunjukan terdapat protein lipida dan asam nukleat.

Membran sel akan menyerap cat-cat basa lebih kuat dari sitoplasma. Membran yang
menyelimuti sitoplasma terdiri dari lapisan fosfolipid dan protein. Membran sel
berfungsi sebagai:

 alat transpor bahan makanan dengan selektif


 pada spesies aerob, membran sel merupakan tempat transport electron dan oksidasi-
fosforlasi
 sebagai tempat ekspresi untuk eksoenzim yang hidrolik
 mengandung enzim dan molekul yang akan berfungsi pada biosintesa DNA
 mengandung reseptor protein untuk sistem kemotaktik
 mengatur saat keluar dan masuknya zat-zat
 memiliki perand lam proses pembelahan sitoplasma menjadi dua bagian dan diikuti
dengan pembentukan dinding pemisah.
– Sitoplasma
Ini merupakan isi sel yng berupa cairan yang biasa jyga disebut dnegan
protoplasma. Protoplasma ialah koloid yang mengandung karbihidrat, protein, enzim,
belerang, kalsium karbonat dan volutin. Komponen dalam sitoplasma:

* Inti
Terdapat inti pada bakteri yang bisa dilihat dnegan mikroskop electron, ini ialah
daerah yang tidak tembus cahaya electron dan didalamnya terdapat asam
deoksiribonukleat. Inti bakteri tidak mempunyai membran sehingga termasuk
organisme prokariotik.

* Ribosom
Ribosom ialah partikel sitoplesma. Kumpulan dari polyribosom ialah rantai ribosom
yan menempel pada m RNA. Jumlah dari ribosom bervariasi sesuai denan konsidi
pertumbuhannya. sel akan tumbuh denan cepat dalam medium yan sesuai,
mengandung lebih banyak ribosom dibanding dnegan sel tumbuh lambat dalam
medium yang kurang memadai. Ribosom terletak menyebar di sitoplasma ini karena
bakteri tidak memiliki membran inti. RIbosom berfungsi sebagai tempat sintesis
protein.

– Granula sitoplasma
Granula ini berfungsi sebagai tempat penyimpanan cadangan makanan karena
bakteri menyimpan cadangan makanan yang ia butuhkan. Granula sama seperti
robosom karena menyimpan makanan degan tersebar pada sitoplasma. Granula
penyimpanan ini hanya berfungsi untuk menyimpan makanan pada beberapa
bakteri.

– Plasmid
Mayoritas bakteri mempunyai plasmid, ini dapat dnegan mudah ditemukan pada
bakteri akan tetapi bakteri juyga bisa dnegan mudah menghilangkan plasmid ini.
Plasmid bisa diberikan pada bakteri lainnya dengan transfer gen horizontal.

Terdapat juga struktur tambahan pada bakteri seperti: kapsul atau lapisan lendir,
flagel, pili, klorosom, vakuola gas dan endospora.

PERTUMBUHAN BAKTERI
Pertumbuhan adalah meningkatnya jumlah kuantitas massa sel dengan cara
terbentuknya sel-sel baru. Terjadinya proses pertumbuhan tergantung dari
kemampuan sel dalam membentuk protoplasma baru dari nutrient yang tersedia di
lingkungan.
Pada bakteri, pertumbuhan secara aseksual dan disebut dengan pembelahan biner.
Pembelahan biner berlangsung dengan interval yang teratur dengan penambahan
atau kelipatan secara eksponensial.

Fase Pertumbuhan Bakteri


Fase pertumbuhan bakteri merupakan fase pembelahan sek bakteri yang melalui
beberapa fase yaitu, Fase lag, Fase Logaritma/Exponensial, Fase Stasioner dan Fase
Kematian.

Kurva Pertumbuhan Bakteri


a. Fase Lag (Fase Penyesuaian)
Fase Lag merupakan fase penyesuaian bakteri dengan lingkungan yang baru. Lama
fase lag pada bakteri sangat bervariasi, tergantung pada komposisi media, pH, suhu,
aerasi, jumlah sel pada inokulum awal dan sifat fisiologis mikro organisme pada
media sebelumnya. Ketika sel telah menyesuaikan diri dengan lingkungan yang baru
maka sel mulai membelah hingga mencapai populasi yang maksimum. Fase ini
disebut fase logaritma atau fase eksponensial. Pada fase ini tidak ada pertambahan
populasi, sel mengalami perubahan dalam komposisi kimia dan bertambah ukuran,
substansi intraseluler bertambah.

b. Fase Logaritma / Exponensial


Fase Logaritma / eksponensial ditandai dengan terjadinya periode pertumbuhan
yang cepat. Setiap sel dalam populasi membelah menjadi dua sel. Variasi derajat
pertumbuhan bakteri pada fase eksponensial ini sangat dipengaruhi oleh sifat
genetik yang diturunkannya. Selain itu, derajat pertumbuhan juga dipengaruhi oleh
kadar nutrien dalam media, suhu inkubasi, kondisi pH dan aerasi. Ketika derajat
pertumbuhan bakteri telah menghasilkan populasi yang maksimum, maka akan
terjadi keseimbangan antara jumlah sel yang mati dan jumlah sel yang hidup.
c. Fase Stasioner
Fase stasioner terjadi pada saat laju pertumbuhan bakteri sama dengan laju
kematiannya.Sehingga jumlah bakteri keseluruhan bakteri akan tetap.
Keseimbangan jumlah keseluruhan bakteri ini terjadi karena adanya pengurangan
derajat pembelahan sel. Hal ini disebabkan oleh kadar nutrisi yang berkurang dan
terjadi akumulasi produk toksik sehingga mengganggu pembelahan sel. Fase
stasioner ini dilanjutkan dengan fase kematian yang ditandai dengan peningkatan
laju kematian yang melampaui laju pertumbuhan, sehingga secara keseluruhan
terjadi penurunan populasi bakteri.

d. Fase Kematian
Fase Kematian merupakan fase dimana laju kematian lebih besar.

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan Bakteri


a. Suhu
Berdasarkan kisaran suhu aktivitasnya, bakteri dibagi menjadi 3 golongan:

1. Bakteri psikrofil, yaitu bakteri yang hidup pada daerah suhu antara 0°– 30°C, dengan
suhu optimum 15°C.
2. Bakteri mesofil, yaitu bakteri yang hidup di daerah suhu antara 15° – 55°C, dengan
suhu optimum 25° – 40°C.
3. Bakteri termofil, yaitu bakteri yang dapat hidup di daerah suhu tinggi antara 40° –
75°C, dengan suhu optimum 50 - 65°C
4. Pada tahun 1967 di Yellow Stone Park ditemukan bakteri yang hidup dalam sumber
air panas bersuhu 93° – 500°C.

b. Kelembapan
Pada umumnya bakteri memerlukan kelembapan yang cukup tinggi, kira-kira 85%.
Pengurangan kadar air dari protoplasma menyebabkan kegiatan metabolisme
terhenti, misalnya pada proses pembekuan dan pengeringan.

c. Cahaya
Cahaya sangat berpengaruh pada proses pertumbuhan bakteri. Umumnya cahaya
merusak sel mikro organisme yang tidak berklorofil. Sinar ultraviolet dapat
menyebabkan terjadinya ionisasi komponen sel yang berakibat menghambat
pertumbuhan atau menyebabkan kematian. Pengaruh cahaya terhadap bakteri
dapat digunakan sebagai dasar sterilisasi atau pengawetan bahan makanan.
Jika keadaan lingkungan tidak menguntungkan seperti suhu tinggi, kekeringan atau
zat-zat kimia tertentu, beberapa spesies dari Bacillus yang aerob dan beberapa
spesies dari Clostridium yang anaerob dapat mempertahankan diri dengan spora.
Spora tersebut dibentuk dalam sel yang disebut endospora.

Endospora dibentuk oleh penggumpalan protoplasma yang sedikit sekali


mengandung air. Oleh karena itu endospora lebih tahan terhadap keadaan
lingkungan yang tidak menguntungkan dibandingkan dengan bakteri aktif. Apabila
keadaan lingkungan membaik kembali, endospora dapat tumbuh menjadi satu sel
bakteri biasa. Letak endospora di tengah-tengah sel bakteri atau pada salah satu
ujungnya.

d. Zat kimia
Zat kimia, antibiotik, logam berat dan senyawa-senyawa kimia tertentu dapat
menghambat bahkan mematikan bakteri

e. Nutrisi
Semakin banyak nutrisi maka semakin meningkat pertumbuhan dari bakteri dalam
hal melakukan pembelahan

 Nutrien, dibutuhkan sebagai sumber energi dan untuk menyusun komponen sel.
Nutrien yang dibutuhkan antara lain karbon, nitrogen, mineral dan vitamin.

 Air, merupakan komponen terbesar penyusun sel (70-80%), dibutuhkan dalam reaksi
metabolisme.

 pH, bakteri dapat tumbuh dengan baik umumnya pada kisaran pH 3-6. pH optimum
dimana terjadi pertumbuhan maksimum sekitar 6,5-7,5 (pH netral).

 Temperatur. berpengaruh pada proses metabolisme (mempengaruhi aktivitas enzim,


bila suhu terlalu tinggi bahkan bisa merusak enzim) dan proses pembelahan sel.
Berdasarkan rentang temperatur dimana dapat terjadi pertumbuhan, bakteri
dikelompokkan menjadi tiga yaitu :

1. Kelompok psikrofilik, rentang suhu -5 sampai 30oC, optimum pada 10-20oC


2. Kelompok mesofilik, rentang suhu 10-45oC, optimum pada 20-40oC
3. Kelompok termofilik, rentang suhu 25-80oC, optimum pada 50-60oC

 Oksigen, kebutuhan oksigen digunakan dalam memenuhi kebutuhan energi. Secara


umum dibedakan menjadi bakteri aerob dan anerob.

1. Kelompok aerob memerlukan oksigen bebas dalam mengoksidasi nutrien (misalnya


glukosa) untuk memperoleh energi. Contoh : Azotobacter, Nitrosomonas,
Nitrosococcus dan Nitrobacter.
2. Kelompok anaerob tidak memerlukan oksigen bebas dalam repisrasinya. Energi
diperoleh dari perombakan (reduksi) senyawa yang sudah jadi. Adanya oksigen bisa
mematikan bakteri anaerob. Contoh : Lactobacillus (glukosa menjadi asam susu dan
energi), Escherechia coli dan Clostridium tetani.
REPRODUKSI BAKTERI
1. Reproduksi Aseksual pada Bakteri
Reproduksi aseksual bakteri dilakukan melalui pertumbuhan tunas, fragmentasi,
dan pembelahan biner.

a. Pertumbuhan Tunas
Untuk metode pertumbuhan tunas, pada sel bakteri reproduksi dimulai dengan
tumbuh dan berkembangnya sebuah tonkolan kecil pada salah satu ujung sel.
Tunas ini mereplikasi genom, tumbuh membesar, menjadi sel anakan, dan pada
akhirnya memisahkan diri dari sel induknya untuk menjadi bakteri baru.

b. Fragmentasi
Selama dalam kondisi lingkungan yang tidak menguntungkan, bakteri
umumnya akan melakukan reproduksi melalui metode fragmentasi. Protoplasma
bakteri mengalami kompartementalisasi membentuk gonidia. Setelah kondisi
lingkungan mulai menguntungkan, gonidia ini kemudian menjadi bakteri baru
dengan replikasi genom pada setiap fragmennya.

c. Pembelahan Biner
Pembelahan biner adalah cara yang paling umum ditemukan dalam proses
reproduksi bakteri. Kendati demikian, pembelahan biner lazimnya hanya terjadi
bila kondisi lingkungan sekitar dalam kondisi menguntungkan. Sel bakteri akan
membelah menjadi 2 sel anak yang memiliki ukuran dan ciri khas yang serupa.
Dalam proses pembelahan, akan terbentuk sebuah dinding lintas yang
memisahkan kromosom pada 2 sel anak. Setelah terpisah, sel anak akan tumbuh
dalam waktu 20 sampai 30 menit dan dapat mengulami proses pembelahan
biner untuk menghasilkan bakteri baru. Hal inilah yang menyebabkan proses
reproduksi bakteri dapat berlangsung sangat cepat terlebih jika tidak ada
inhibitor di sekitar lingkungannya

2. Reproduksi Seksual pada Bakteri


Istilah reproduksi seksual sebetulnya tidak tepat digunakan untuk
mengistilahkan cara reproduksi bakteri ini. Mengingat, meski terjadi
perpindahan materi genetik antar bakteri, namun dalam prosesnya perpindahan
ini tidak menghasilkan zigot. Oleh karenanya, para ahli menyebut proses
reproduksi bakteri ini dengan nama paraseksual.

Reproduksi paraseksual sendiri meliputi 3 tahapan atau cara, yaitu konjugasi,


transformasi, dan transduksi.
a. Transformasi
Transformasi adalah proses perpindahan sedikit materi genetik (DNA) atau
bahkan hanya 1 gen saja dari satu bakteri ke bakteri lainnya. Perpindahan ini
meliputi proses fisiologis yang kompleks melalui lisis secara alamiah maupun
kimiawi. Proses transformasi dalam reproduksi bakteri pertama kali
dikemukakan pada tahun 1928 oleh Frederick Griffith. Beberapa contoh bakteri
yang melakukan proses ini misalnya Diplococcus pneumonia, Bacillus,
Pseudomonas, Strepotococcus, dan Nesisseria.

b. Transduksi
Transduksi adalah perpindahan materi genetik dari satu bakteri ke bakteri lain
dengan bantuan bakteriofag atau virus menginfeksi bakteri. Proses transduksi
dalam reproduksi bakteri pertama kali dikemukakan pada tahun 1952 oleh
Zinder dan Lederberg.

c. Konjugasi
Konjugasi adalah perpindahan materi genetik dari satu bakteri ke bakteri lain
melalui jembatan sitoplasma. Bakteri pemberi materi genetik (DNA) disebut
bakteri donor. Bakteri ini memiliki tonjolan yang disebut pili. Organel tersebut
berfungsi sebagai alat yang mempermudah tubuh bakteri menempel dengan
bakteri penerima donor. Proses konjugasi dalam reproduksi bakteri pertama kali
dikemukakan pada tahun 1946 oleh Lederberg dan Tatum. Bakteri yang
melakukan konjugasi contohnya E. coli.

Anda mungkin juga menyukai