Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Yogi Aditya Pratama (16020115), 2K4, Kimia Tekstil, Politeknik STTT Bandung
Email : yogiaditadit@gmail.com
Abstrak
Instalasi Listrik merupakan energi listrik yang mengalir melalu penghantar berupa kabel
listrik, arus listrik mengalir dari positif. Untuk menghasilkan suatu listrik maka di butuhkan
nya sumber listrik yang biasanya berupa sumber dari PLN. Listrik ini sangatlah penting untuk
di pelajari karena di industri semua mesin tekstil pasti menggunakan listrik, maka dari itu
dalam praktikum instalasi listrik ini dilakakukan percobaan dengan rangkain yang
menggunakan time delay relay, kontaktor, lampu dan saklar.
I. Pendahuluan
Hal terpenting di bidang kelistrikan adalah Instalasi Listrik, Maksud dan tujuan
persyaratan umum instalasi listrik adalah menyelenggarakan perangkaian instalasi listrik
dengan baik dan benar. Data statistic symposium menyatakan bahwa tingginya angka
kematian diakibatkan dari pemasangan instalasi listrik yang tidak baik sehingga Syarat-
syarat umum dalam instalasi kelistrikan sangat penting bagi keselamatan dan kesehatan
tenaga kerja khusus dibidang kelistrikan, Maka dari itu praktik ini bertujuan untuk
mengantisipasi terjadinya kematian akibat listrik dengan merancang rangkaian Instalasi
Listrik dengan Baik dan tentunya aman.
II. Tujuan
1. Praktikan diharapkan mampu untuk mengetahui apa itu intalasi listrik.
2. Praktikan diharapkan mampu mengetahui cara merangkai dalam instalasi listrik.
3. Praktikan diharapkan mampu mengetahui kegunaan dari timer, relay,
spst,dan push button
4. Mampu mengatasi/memecahkan permasalahan yang terjadi saat
pemasangan maupun pengoperasian instalasi listrik.
III. Dasar Teori
(Gambar 1 – MCB)
(Gambar 2- MCB)
Prinsip kerja MCB sangat sederhana, ketika ada arus lebih maka arus lebih tersebut akan
menghasilkan panas pada bimetal, saat terkena panas bimetal akan melengkung sehingga
memutuskan kontak MCB (Trip). Selain bimetal, pada MCB biasanya juga terdapat
solenoid yang akan mengtripkan MCB ketika terjadi grounding (ground fault) atau
hubung singkat (short circuit).
Namun penting juga untuk di ingat, bahwa MCB juga bisa trip dengan panas (over
heating) yang diakibatkan karena kesalahan desain/perencanaan instalasi, seperti ukuran
kabel yang terlalu kecil untuk digunakan dalam arus yang tinggi, sehingga menghasilkan
panas, yang lama-kelamaan akan melekungkan bimetal dan mengtripkan MCB. Oleh
karena itu penggunaan kabel instalasi juga harus memperhatikan standar maksimum arus
(A) kabel yang akan digunakan, dan arus kabel tersebut tidak boleh lebih kecil dari arus
maksimum rangkaian/circuit.
2. Saklar
Saklar adalah sebuah perangkat yang digunakan untuk memutuskan jaringan
listrik, atau untuk menghubungkannya. Jadi saklar pada dasarnya adalah alat
penyambung atau pemutus aliran listrik. Selain untuk jaringan listrik arus kuat, saklar
berbentuk kecil juga dipakai untuk alat komponen elektronika arus lemah.
Secara sederhana, saklar terdiri dari dua bilah logam yang menempel pada
suatu rangkaian, dan bisa terhubung atau terpisah sesuai dengan keadaan sambung (on)
atau putus (off) dalam rangkaian itu. Material kontak sambungan umumnya dipilih agar
tahan terhadap korosi. Kalau logam yang dipakai terbuat dari bahan oksida biasa, maka
saklar akan sering tidak bekerja. Untuk mengurangi efek korosi ini, paling tidak logam
kontaknya harus disepuh dengan logam anti korosi dan anti karat. Pada dasarnya saklar
tombol bisa diaplikasikan untuk sensor mekanik, karena alat ini bisa dipakai pada
mikrokontroller untuk pengaturan rangkaian pengontrolan.
Pada saklar ini, saklar dapat berposisi NO dan NC (terbuka dan ertutup. Pada
gambar diatas menunjukan saklar pada posisi NO (terbuka). Maka dari itu, bila saklar
dihubungkan baik ditekan, diputar ditiup ataupun dihubungkan dengan cara apapun,
maka Pole akan terhubung ke 1 throw saja.
.
b. SPDT (Single Pole Double Throw)
Kode / Istilah SPDT adalah singkatan dari Single Pole Double Throw. Jika di
Bahasa Indoneisakan disebut satu sumber Dua arah. switch jenis ini menunjukan dapat
menghubungkan dan memutuskan satu sambungan arus listrik pada dua arah
sambungan. Salah satu saklar yang mengambil cara ini adalah saklar tukar. Hanya saja
saklar tukar tidak memliki kondisi Off sedangkan SPDT sesungguhnya memiliki
kondisi OFF.
Pada gambar diatas dijelaskan bahwa arus listrik dapat dihubungkan pada dua
kontak hubung dengan kode Pole. Kemudian setiap sambungan pole tersebut memiliki
sambungannya masing-masing (Throw). Sekali lagi, saklar ini sama dengan saklar
SPST hanya saja digandakan
Pada gambar dijelaskan bahwa dua Pole (sambungan dari arus) dapat berpindah secara
berbarengan pada Throw 1 dan juga berpindah secara berbarengan pada Throw 2.
e. Saklar Putar
Saklar putar (rotary) merupakan jenis saklar yang dioperasikan dengan cara
diputar. Saklar-saklar ini digunakan untuk menyambungkan satu jalur ke salah satu
diantara beberapa jalur lain yang ada. Seringkali, beberapa buah saklar semacam ini
Fungsi dari peralatan kontrol ini adalah sebagai pengatur waktu bagi peralatan
yang dikendalikannya. Timer ini dimaksudkan untuk mengatur waktu hidup atau mati
dari kontaktor atau untuk merubah sistem bintang ke segitiga dalam delay waktu
tertentu.
Timer dapat dibedakan dari cara kerjanya yaitu timer yang bekerja menggunakan
induksi motor dan menggunakan rangkaian elektronik. Timer yang bekerja dengan
prinsip induksi motor akan bekerja bila motor mendapat tegangan AC sehingga
memutar gigi mekanis dan memarik serta menutup kontak secara mekanis dalam
jangka waktu tertentu. Sedangkan relay yang menggunakan prinsip elektronik, terdiri
dari rangkaian R dan C yang dihubungkan seri atau paralel. Bila tegangan sinyal telah
mengisi penuh kapasitor, maka relay akan terhubung. Lamanya waktu tunda diatur
berdasarkan besarnya pengisisan kapasitor.
Bagian input timer biasanya dinyatakan sebagai kumparan (Coil) dan bagian
outputnya sebagai kontak NO atau NC. Kumparan pada timer akan bekerja selama
mendapat sumber arus. Apabila telah mencapai batas waktu yang diinginkan maka
secara otomatis timer akan mengunci dan membuat kontak NO menjadi NC dan NC
menjadi NO.
(Gambar 11 – Time Delay Relay)
4. Kontaktor
Kontaktor adalah jenis saklar yang bekerja secara magnetik yaitu kontak bekerja
apabila kumparan diberi energi.
a. Prinsip Kerja Kontaktor
Sebuah kontaktor terdiri dari koil, beberapa kontak Normally Open (NO) dan
beberapa Normally Close (NC). Pada saat satu kontaktor normal, NO akan membuka
dan pada saat kontaktor bekerja, NO akan menutup. Sedangkan kontak NC sebaliknya
yaitu ketika dalam keadaan normal kontak NC akan menutup dan dalam keadaan
bekerja kontak NC akan membuka.
b. Aplikasi Kontaktor
1. Pada penanganan arus besar atau tegangan tinggi, sulit untuk membangun alat manual
yang cocok. Lebih dari itu, alat seperti itu besar dan sulit mengoperasikannya.
Sebaliknya, akan relatif sederhana untuk membangun kontaktor magnetis yang akan
menangani arus yang besar atau tegangan yang tinggi, dan alat manual harus
mengontrol hanya kumparan dari kontaktor.
2. Kontaktor dapat dikontrol secara otomatis dengan alat pilot atau sensor yang sangat
peka.
(Gambar 12 – Kontaktor)
5. Kabel Listrik
Kabel listrik adalah media untuk menyalurkan energi listrik. Sebuah kabel
listrik terdiri dari isolator dan konduktor.Isolator di sini adalah bahan
pembungkus kabel yang biasanya terbuat dari bahan thermoplastik atau
thermosetting, sedangkan konduktornya terbuat dari bahan tembaga ataupun
aluminium. Kemampuan hantar sebuah kabel listrik ditentukan oleh KHA
(kemampuan hantar arus) yang dimilikinya, sebab parameter hantaran listrik
ditentukan dalam satuan Ampere. Kemampuan hantar arus ditentukan oleh
luas penampang konduktor yang berada dalam kabel listrik, adapun ketentuan
mengenai KHA kabel listrik diatur dalam spesifikasi SPLN.
Pada praktikum kali ini praktikkan diberi tugas yaitu mencoba 1 rangkaian yaitu
SPST. Sebelum melakukan praktikum, persiapkan dan cek terlebih dahulu alat-alat
yang akan digunakan pada saat praktikum, seperti kabel, obeng, MCB, lampu, saklar,
dan lain-lain agar saat praktikum tidak terjadi kesalahan-kesalahan yang tidak
diketahui. Kemudian buat rancangan rangkaian yang akan dipraktekkan.
(Gambar 14 – Percobaan(1) )
Pada gambar diatas adalah rangkaian dari skema percobaan :
Pada percobaan di atas yaitu digunakan aliran arus sebesar 220 V .Saklar dipasangkan
pada arus kabel netral (berwarna biru) untuk percobaan kelompok yang lain.
Kemudian disambungkan kabel netral kelampu. Kemudian dari MCB dipasangkan
kabel berwana merah (tidak netral) kepada kontaktor agar terhubung terhubung.
Kemudian dari kontaktor dipasang kembali kabel berwarna merah ke TDR (Time
Delay Relay) kaki no 1 dan kabel merah dari TDR ke lampu agar pada saat keadaan
NC/ON maka akan menyala. Kemudian pada kontaktor disambungkan kepada timer
pada kaki no 7 gunanya sebagai output timer. Lalu dipasangkan dari kaki timer no 3
disambungkan ke lampu agar TDR dan lampu saling terhubung. Kemudian pada kaki
timer no 2 disambungkan ke lampu dengan menggunakan kabel biru sebagai output.
Setelah semua rangkaian terpasang lakukan pengecekan kembali apakah rangkaian
tersebut sudah terpasang denngan benar apa tidak. Setelah dicek dan telah benar
.Kemudian aktifkan MCB 1 fasa pada posisi on untuk menyalakan sumber arus dan
saklar cam juga di aktifkan pada posisi on, setelah sumber tegangan dinyalakan
jangan menyentuh sembarangan alat karena dapat berbahaya. Pada saat saklar tunggal
(SPST) ditekan, kemudian timer (T) dan lampu (L) akan langsung berjalan dengan
waktu yang sudah ditentukan yaitu 10 detik, setelah 10 detik (T) lampu akan menyala.
(Gambar 15- Hasil dari percobaan)
VI. Kesimpulan
Pada praktikum kali ini, membuat 1 rangkaian yaitu, rangkaian SPST
Praktikum instalasi listrik dapat disimpulkan bahwa instalasi listrik sederhana
terdiri dari komponen kontaktor, saklar, mcb, saklar cam, timer, lampu, dan kabel
sebagai penghubung antar komponen. Praktikan dapat membuat rangkaian instalasi
listrik sederhana yang dikontrol dengan saklar dan lampu sebagai beban.
Walaupun terdapat beberapa kendala, seperti salah merangkai kabel, kurang
kencangnya memasang kabel karena kurangnya ketelitian. Pengatur timer juga
berpengaruhi pada masuk keluarnya arus listrik pada output yang mempengaruhi
lamanya nyala lampu.
DAFTAR PUSTAKA
http://architectdeni.blogspot.co.id/2013/07/pengertian-instalasi-listrik.html
http://electric-mechanic.blogspot.co.id/2010/10/timer.html
http://nurtri96.blogspot.co.id/2015/03/normal-0-false-false-false-en-us-x-none.html
http://teknikelektronika.com/pengertian-saklar-listrik-cara-kerjanya/
http://teknikelektronika.com/pengertian-relay-fungsi-relay/
https://industri3601.wordpress.com/relay/
http://dedi-smk.blogspot.co.id/2013/03/fungsi-mcb-dan-pengertian-mcb-adalah.html
https://id.wikipedia.org/wiki/Kabel_listrik
http://kelistrikandasar.blogspot.co.id/p/kabel-listrik-dan-kuathantar-arus.html
https://lampuutama.blogspot.co.id/2016/11/pengertian-lampu-dan-jenis-jenis-
lampu.html
http://smkn2-
singosari.sch.id/html/index.php?id=profil&kode=118&profil=Mekatronika
Tugas Akhir
Membuat rangkaian bebas
Jika PB1 ditekan, lampu dalam keadaan mati dan timer 1 mulai menghitung selama 5 detik
Setelah T1 menghitung waktu sampai dengan 5 detik, maka lampu menyala dan timer 2
bekerja untuk menghitung nyala lampu selama 5 detik.
Gambar dimana Rangkaian Setelah Push button 1 Dinyalakan/Ditekan dan Lampu
Mati
Setelah timer 2 menghitung waktu selama 5 detik, maka lampu akan kembali mati dan
Timer 1 kembali menghitung 5 detik.
Berdasarkan rangkaian, ketika Push button 1 ditekan. Maka Timer 1 akan mulai
menghitung hingga 5 detik dan output lampu masih belum nyala. Lalu setelah Timer 1
telah selesai menghitung 5 detik. Maka dihasilkan output nyala lampu selama 5 detik,
disini Timer 2 mulai bekerja untuk menghitung lama waktu menyala selama 5 detik.
Hal ini akan berulang terus menerus hingga Push button 2 ( berwarna merah) ditekan.
Ketika Push button 2 ditekan maka sumber arus listrik yang mengalir ke seluruh
komponen akan diputuskan.