Anda di halaman 1dari 18

KALIBRASI ALAT DAN BAHAN

BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Analisis instumen adalah cabang dari analisis kimia yang
membahas mengenai analisis secara kualitatif dan kuantitatif dengan
menggunakan perangkat instrumen yang memadai.
Salah satu contoh instrumentasi analisis yang lebih kompleks
adalah spektrofotometer UV-Vis. Alat ini banyak bermanfaat untuk
penentuan konsentrasi senyawa-senyawa yang dapat menyerap
radiasi pada daerah ultraviolet (200 – 400 nm) atau daerah sinar
tampak (400 –800 nm). Analisis ini dapat digunakan yakni dengan
penentuan absorbansi dari larutan sampel yang diukur.
Kalibrasi alat sudah merupakan suatu ketentuan bahwa setiap
alat ukur proteksi radiasi harus di kalibrasi secara periodik oleh
instansi yang berwenang. Hal ini dilakukan untuk menguji ketepatan
nilai yang ditampilkan alat terhadap nilai sebenarnya. Perbedaan nilai
antara yang ditampilkan dan yang sebenarnya harus dikoreksi dengan
suatu parameter yang disebut sebagai faktor kalibrasi ( F k ). Dalam
melakukan pengukuran, nilai yang ditampilkan alat harus dikalikan
dengan faktor kalibrasinya. Secara ideal, faktor kalibrasi ini bernilai
satu, akan tetapi pada kenyataannya tidak banyak alat ukur yang
mempunyai faktor kalibrasi sama dengan satu
Biasanya, kalibrasi dilakukan dengan membandingka suatu
standar yang terhubung dengan standar nasional maupun
internasional dan bahan – bahan acuan yang tersertifikasi.
Pengamatan ini didukung oleh kecermatan, ketelitian,
keterulangan, sensitivitas, kelurusan, kepemilahan, kemantapan atau
ketahanan dan kestabilan dari suatu metode analisis yang dipakai.
Meskipun pengukuran menggunakan instrument analisis yang serba
modern, namun hasil analisis tidak akan lepas darigalat/kesalahan
yang sistimatik dan tidak-sistimatik.

DHIYA LUTHFIYYAH LUKMAN ZUHRINA IRDAT USMAN


15020130082
KALIBRASI ALAT DAN BAHAN

Oleh karena itu, perlunya diadakan atau dilakukannya


kalibrasi suatu alat untuk menentukan nilai kebenaran pengukuran
secara konvensional dengan cara membandingkan dengan standar
yang telah ditentukan untuk meminimalisir kesalahan yang
kemungkinan terjadi.
1.2 Maksud Praktikum
Maksud dari praktikum ini adalah untuk mengetahui cara
kalibrasi alat spektrofotometer UV-Vis dengan melihat absorbansi,
resolusi daya pisah dan penentuan adanya sesatan gaya sinar.
1.3 Tujuan Praktikum
Adapun tujuan Tujuan dari praktikum ini adalah untuk
melakukan kalibrasi alat spektrofotometer UV-Vis dengan melihat
skala absorbansi resolusi daya pisah, dan penentuan adanya sesatan
daya sinar.

DHIYA LUTHFIYYAH LUKMAN ZUHRINA IRDAT USMAN


15020130082
KALIBRASI ALAT DAN BAHAN

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA


2.1 Teori Umum
Kalibrasi, umumnya merupakan proses untuk menyesuaikan
suatu output atau indikasi dari suatu alat/instrument pengukuran agar
sesuai dengan besaran/satuan dari standar yang digunakan dalam
akurasi/range tertentu. Contohnya, micrometer dapat dikalibrasi
sehingga kesalahan pembacaan atau koreksi dapat ditentukan dan
disesuaikan (melalui konstanta kalibrasi), sehingga micrometer
tersebut menunjukan ukuran yang sebenarnya dalam milimeter pada
titik-titik tertentu di skala (Day, 1981 : 28).
Kalibrasi biasanya dilakukan dengan membandingkan suatu
standar yang terhubung dengan standar nasional maupun
internasional dan bahan-bahan acuan tersertifikasi. Pengukuran
merupakan suatu kegiatan membandingkan antara objek ukur dengan
alat ukur ,sehingga dapat besaran yang didapatkan dari suatu
pengukuran dapat diwakili dalam bentuk angka-angka yang dapat
memudahkan pemgamatan dan pengolahan lebih lanjut (Morris, 2001
: 97).
Prinsip dari kalibrasi alat ukur volume dilakukan dengan
mengukur bobot suatu volume air destilasi yang dikeluarkan oleh alat
ukur volume. Bobot ini kemudian dibandingkan dengan bobot jenis air
pada suhu pengukuran volume tersebut diakukan sehingga dapat
ditentukan nilai ketepatannya (Pyzdek, 2003: 74).
Analisi farmasi melibatkan penggunaan sejumlah tekhnik dan
metode analisis (posedur analisis) untuk memperoleh aspek kualitatif,
kuantitatif dan informasi struktur molekul dari suatu senyawa obat
pada khususnya, dan bahan kimia pada umumnya. Prosedur analisis
harus memenuhi syarat ketetapan, ketelitian dan selektifitas sesuai
dengan metode resmi dalam Farmakope Indonesia. Juga termasuk
penggunaan alat dan bahan untuk analisis harus dilakukan kalibrasi
(standarisai) agar memenuhi syarat ketetapan, ketelitian dan

DHIYA LUTHFIYYAH LUKMAN ZUHRINA IRDAT USMAN


15020130082
KALIBRASI ALAT DAN BAHAN

selektifitas. Pendekatan dalam analisis farmasi meliputi : instrumen


analisis, alat- alat ukur, wadah. Bahan- bahan yang digunakan terdiri
dari bahan baku (senyawa murni) pereaksi dan sampel (Gandjar,
2012 : 26).

Semua alat ukur dan alat uji yang diidentifikasi sebagai bagian
dari sistem mutu harus dikalibrasi dan dipelihara secara tepat. Hal ini
mencakup semua instrumen selama proses yang diidentifikasi
sebagai instrumen mutu yang penting dan juga alat uji yang
digunakan dalam laboratorium. Program pengawasan harus meliputi
standarisasi atau kalibrasi pereaksi, instrumen peralatan, alat ukur,
dan alat pencatat pada interval waktu yang sesuai, berdasarkan
program tertulis yang telah ditetapkan yang mengandung petunjuk,
jadwal, batas ketelitian dan ketepatan yang spesifik, serta ketentuan
mengenai tindakan perbaikan bila batas ketelitian da ketepatan yang
spesifik, serta ketentuan mengenai tindakan perbaikan bila batas
ketelitian dan atau/ ketepatan tidak terpenuhi. Pereaksi instrumen,
peralatan, alat ukur dan alat pencatat yang tidak memenuhi spesifikasi
yang telah ditetapkan tidak boleh digunakan untuk membuktikan
bahwa produk memenuhi spesifikasi (Saidah, 2007:116).
Periode kalibrasi adalah selang waktu antara satu kalibrasi suatu
alat ukur dengan kalibrasi berikut berikutnya . Periode kalibrasi
tergantung pada beberapa faktor antara lain pada kualitas metrologis
alat ukur tersebut, frekuensi pemakaian, pemeliharaan atau
penyimpanan dan tingkat ketelitianya.Periode kalibrasi dapat
ditetapkan berdasarkan lamanya pemakaian alat, waktu kalender atau
gabungan dari keduanya (Fauzi, 165).
Spektrofotometri merupakan suatu metode analisis yang di
dasarkan pada absorbsi radiasi elektromagnetik . cahaya terdiri dari
radiasi terhadap masa mata manusia peka. Gelombang dengan
panjang gelombang beraliran akan menimbulkan cahaya yang

DHIYA LUTHFIYYAH LUKMAN ZUHRINA IRDAT USMAN


15020130082
KALIBRASI ALAT DAN BAHAN

berlainan. Sedangkan campuran cahaya dengan panjang panjang ini


akan menyusun cahaya putih. Cahaya putih meliputi seluruh sprektum
nampak 400 – 760 nm (Khopkhar, 1990: 54).
Keuntungan utama pemilihan metode spektrifotometri bahwa
metode ini memberikan metode sangat sederhana untuk menetapkan
kuantitatif zat yang sangat kecil (Petrucci, 1987:87)
Spektrum UV-Vis tidak dalam bentuk garis spektrum akan tetapi
sebagai pita spektrum, hal tersebut disebabkan beberapa jenis
transisi elektronik pada suatu gugus molekul yang saling tumpang
tindih. Kadang terbentuk dua atau lebih pita spektrum UV-Vis yang
diberikan oleh molekul yang strukturnya lebih kompleks, karena terjadi
beberapa macam transisi elektronik (Khopkar, 1990: 35).
Spektrofotometri UV-Vis dapat melakukan penentuan terhadap
sampel yang berupa larutan, gas atau uap. Untuk sampel yang
berupa larutan perlu diperhatikan beberapa persyaratan pelarut yang
dipakai, antara lain (Khopkhar, 1990: 35) :
 Pelarut yang di pakai tidak mengandung system ikatan rangkap
terkonjugasi pada struktur molekulnya dan tidak berwarna.
 Tidak terjadi interaksi dengan molekul senyawa yang dianalisis
 Kemurniannya harus tinggi atau derajatu ntuk analisis
2.2 Uraian Bahan
1. Aquadest (Dirjen POM, 1979 : 96)

Nama Resmi : AQUA DESTILLATA


Nama Lain : Aquadest, air suling
Rumus Molekul : H2O
Rumus Struktur :

Berat Molekul : 18,02


Pemerian : Cairan tidak berwarna, tidak berbau,
tidak berasa
Kelarutan : Larut dengan semua jenis larutan

DHIYA LUTHFIYYAH LUKMAN ZUHRINA IRDAT USMAN


15020130082
KALIBRASI ALAT DAN BAHAN

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup kedap


Kegunaan : Zat pelarut
2. Kalium Bikromat (Dirjen POM,1995 : 690)

Nama Resmi : KALIUM BIKROMAT


Nama Lain : Kalium Bikromat
RM/BM : K2Cr2O7/294,18.
Rumus Struktur :

Pemarian : massa hablur; kuning


Kelarutan : Sangat mudah larut dalam air, larutan
jernih
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
Kegunaan : Sebagai zat tambahan
3. Kalium Klorida (Dirjen POM,1979 : 329)

Nama Resmi : KALII CHLORIDUM


Nama Lain : Kalium Klorida
RM/BM : KCl/74,55
Rumus Struktur :

Pemerian : Hablur bentuk memanjang, prisma atau


kubus, tidak berbau atau serbuk granul
putih, tidak berbau, rasa garam, stabil di
udara, larutan bereaksi netral terhadap
lakmus
Kelarutan : Larut dalam 3 bagian air, sangat mudah
larut dalam air mendidih, praktis tidak larut
dalam etanol mutlak P dan dalam eter P
Kegunaan : Sumber ion kalium
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik

DHIYA LUTHFIYYAH LUKMAN ZUHRINA IRDAT USMAN


15020130082
KALIBRASI ALAT DAN BAHAN

4. Toluen (Dirjen POM, 1979 : 735)

Nama Resmi : TOLUEN


Nama Lain : Toluen
RM/BM : C6H5CH3/92.14
Rumus Struktur :

Pemerian : Cairan jernih, mudah terbakar, tidak


berwarna
Kelarutan : Praktis tidak larut dalam air, dapat
bercampur dengan etanol mutlak P
Penyimpanan : Dalam wadah terutup rapat
Kegunaan : Pereaksi
5. Asam Sulfat (Dirjen POM, 1979 : 52)

Nama Resmi : ACIDUM SULFURICUM


Nama Lain : Asam sulfat
RM/BM : H2SO4/98,07
Rumus Struktur :

Pemerian : Cairan jernih, seperti minyak, tidak


berwarna, bau sangat tajam dan korosif
Kelarutan : Bercampur dengan air dan etanol dengan
menimmbulkan panas
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
Kegunaaan : Pemberi suasana asam
6. Heksana (Dirjen POM, 1995 : 1158)

Nama Resmi : HEKSANA

DHIYA LUTHFIYYAH LUKMAN ZUHRINA IRDAT USMAN


15020130082
KALIBRASI ALAT DAN BAHAN

Nama Lain : Heksana


RM/BM : C6H14/86,18
Rumus Struktur :

Pemerian : Cairan jernih, mudah menguap, berbau


seperti eter lemah atau bau seperti
petroleum
Kelarutan : Praktis tidak larut dalam air, larut dalam
etanol mutlak, dapat bercampur dengan
eter, dengan klorofom, dengan 8 enzene
dan dengan sebagian besar minyak lemak
dan minyak atsiri
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik, terlindung dari
cahaya
Kegunaan : Zat tambahan

2.3 Prosedur kerja (Anonim, 2017)

ƛ (nm) Nilai ∑𝟏%


𝟏𝒄𝒎

235 112,9-126,2
257 142,4-145,7
313 47,0-50,3
350 104,9-108,2

1. Kalibrasi skala absorbansi: Dibuat larutan kalium bikromat


0,0065% dalam H2SO4 0,005 M, kemudian dilakukan penentuan
absorbansi larutan pada ƛ (nm) 235, 257, 313, dan 350. Hitunglah
nilai ∑1%
1𝑐𝑚 masing-masing ƛ tersebut, sehingga diperoleh
hubungan antara ƛ (nm) kalium bikromat dengan kisaran nilai
∑1%
1𝑐𝑚 , seperti pada tabel berikut :

DHIYA LUTHFIYYAH LUKMAN ZUHRINA IRDAT USMAN


15020130082
KALIBRASI ALAT DAN BAHAN

2. Penentuan resolusi (daya pisah) spektrofotometer: Dilakukan


pengujian dengan larutan toluen 0,02% b/v dalam
heksan,kemudian dilakukan pengukuran absorbsi pada ƛ 269 nm
dan 266 nm. Farmakope inggeris mensyaratkan bahwa rasio antara
absorbansi larutan ini pada ƛ 269 nm terhadap absorbansi pada ƛ
266 nm harus ≥ 1,5.
3. Penentuan adanya sesatan sinar (stray radiation): Dilakukan
pengukuran nilai absorbansi larutan KCl 1,2% b/v dalam air
terhadap blanko air pada panjang gelombang 200 nm. Jika
absorbansi larutan ini kurang dari 2,00 maka terjadi sesatan sinar,
sehingga spektrofotometer ini tidak bisa digunakan atau perlu
dilakukan perbaikan.
4. Kalibrasi skala panjang gelombang (⋋)
Dibuat larutan holmium perklorat 5% b/v, kemudian diukur
absorbansinya pada beberapa panjang gelombang maksimum (⋋
𝒎𝒂𝒌𝒔) larutan tersebut. Adapun kalibrasi panjang gelombang yang
diperkenankan apabila diperoleh nilai absorbansi makismum pada
kisaran ⋋ maks 241± 1 nm, 287,15 ± 1 nm, dan 361,5 ± 1 nm.
5. Penentuan bobot konstan bahan obat
Timbang seksama lebih kurang 500 mg bahan obat yang telah
dikeringkan dalam wadah cawan menguap yang bobotnya telah
dikalibrasi, kemudian keringkan pada suhu 105o selama 1 jam
dalam ove, setelah didinginkan dalma eksikator lalu ditimbang
kembali bobotnya. Apabila dua kali penimbangan berturut-turut
terhadap bahan yang telah dikeringkan berbeda tidak lebih dari 0,5
mg tiap gram sisa yang ditimbang, maka bahan dinyatakan telah
mencapai bobot tetap atau bobot konstan.
.

DHIYA LUTHFIYYAH LUKMAN ZUHRINA IRDAT USMAN


15020130082
KALIBRASI ALAT DAN BAHAN

BAB 3 METODE KERJA


3.1 Alat Praktikum
Adapun alat yang digunakan pada praktikum ini adalah batang
pengaduk, cawan penguap, desikator, erlenmeyer, gelas kimia, gelas
kimia, gelas ukur, labu takar, oven, pipet volum spektrofotometer uv-
vis, timbangan analit, kuvet .
3.2 Bahan Praktikum
Adapun bahan yang digunakan dalam praktikum ini yaitu
aluminium foil, aquadest, larutan kalium bikromat 0,0065%, kalium
klorida 1,2% H2SO4 0,005 M, toluena, n – heksan.
3.3 Cara Kerja
1. Kalibrasi Skala Absorbansi
a. Dibuat larutan kalium bikromat 0,00065% dalam H2SO4 0,005
M
b. Dilakukan penentuan absorbansi larutan pada panjang
gelombang 235, 257, 313, dan 350.
c. Dihitung nilai masing-masinh pada panjang gelombang tersebut
d. Dihubungkan nilai yang diperoleh yaitu panjang gelombang
kalium bikromat dan nilai jumlah kisaran pada setiap panjang
gelombang
2. Penentuan resolusi spektrofotometri
a. Dilakukan pengujian dengan larutan toluen 0,02% b/v dalam
heksan.
b. Diukur absorbansinya pada beberapa panjang gelombang 266
nm dan 269 nm.
c. Dihitung nilai absorbansinya
3. Penentuan adanya sesatan sinar (stray radiation)
a. Dilakukan pengukuran nilai absorban larutan KCl 1,2% b/v
dalam air terhadap blanko air pada panjang gelombang 200 nm
b. Dihitung nilai absorbansinya

DHIYA LUTHFIYYAH LUKMAN ZUHRINA IRDAT USMAN


15020130082
KALIBRASI ALAT DAN BAHAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN


4.1 Data Pengamatan
4.1 Hasil Pengamatan
Tabel Pengamatan
1) Kalibrasi Spektrofotometer
a. Kalibrasi skala absorbansi

λ (nm) Absorbansi (A) Range Nilai∑𝟏%


𝟏𝒄𝒎 Nilai∑𝟏%
𝟏𝒄𝒎

235 0,730 122,9 – 126,2 112,307


257 0,878 142,4 – 145,7 132,076
313 0,282 47,0 – 50,3 43,384
350 0,675 104,9 – 108,2 103,84
b. Penetapan resolusi (daya pisah) spektrofotometer

ƛ(nm) Absorban
269 0,087
266 0,082
c. Penentuan sesatan sinar (stray radiation)

ƛ (nm) Absorban
200 1,054

2) Penentuan Bobot Konstan Bahan Obat


a. Kalibrasi Bobot Konstan Alat

Bobot Hasil Penimbangan

Awal 37, 8722 gram

Akhir 37, 8731 gram

DHIYA LUTHFIYYAH LUKMAN ZUHRINA IRDAT USMAN


15020130082
KALIBRASI ALAT DAN BAHAN

b. Kalibrasi Bobot Konstan Bahan

Bobot Hasil Penimbangan

Awal 38, 1366gram

Akhir 38, 1245gram

Perhitungan:
1. Kalibrasi Skala Absorbansi

K2Cr2O7 0,065% λ 235 nm :


𝐴 0,730
∑𝟏%
𝟏𝒄𝒎 = = 1 𝑥 0,0065 = 112,307 nm
𝑏𝑥𝐶

K2Cr2O7 0,065% λ 257 nm :


𝐴 0,878
∑𝟏%
𝟏𝒄𝒎 = = 1 𝑥 0,0065 = 132,076 nm
𝑏𝑥𝐶

K2Cr2O7 0,065% λ 313 nm :


𝐴 0,828
∑𝟏%
𝟏𝒄𝒎 = = 1 𝑥 0,0065 = 43,384 nm
𝑏𝑥𝐶

K2Cr2O7 0,065% λ 350nm :


𝐴 0,675
∑𝟏%
𝟏𝒄𝒎 = = 1 𝑥 0,0065 = 103,84 nm
𝑏𝑥𝐶

2. Kalibrasi Resolusi Daya Pisah


λ 269 nm
𝐴 0,087
∑𝟏%
𝟏𝒄𝒎 = = 1 𝑥 0,02 = 4,35 nm
𝑏𝑥𝐶

λ 266 nm
𝐴 0,082
∑𝟏%
𝟏𝒄𝒎 = = 1 𝑥 0,02 = 4,1 nm
𝑏𝑥𝐶
𝐧𝐢𝐥𝐚𝐢 𝐚𝐛𝐬𝐨𝐫𝐛𝐚𝐧𝐬𝐢 𝛌 𝟐𝟔𝟗 4,35
= = 1,06 < 1,5 nm
𝐧𝐢𝐥𝐚𝐢 𝐚𝐛𝐬𝐨𝐫𝐛𝐚𝐧𝐬𝐢 𝛌 𝟐𝟔𝟔 4,1

4.2. Pembahasan

DHIYA LUTHFIYYAH LUKMAN ZUHRINA IRDAT USMAN


15020130082
KALIBRASI ALAT DAN BAHAN

Teknik analisis merupakan suatu fenomena ilmiah dasar yang


berguna untuk memberikan informasi mengenai susunan zat dari
suatu sanyawa yang akan dianalisis. Metode analisis adalah
penetapan yang spesifik dari suatu teknik analisis untuk memecahkan
persoalan analitik.
Kalibrasi merupakan proses verifikasi bahwa suatu akurasi alat
ukur sesuai dengan rancangannya. Kalibrasi biasa dilakukan dengan
membandingkan suatus tandar yang terhubung dengan standar
nasional maupun internasional dan bahan-bahan acuan tersertifikasi.
Pada percobaan ini, akan dilakukan kalibrasi alat dan bahan.
Prinsip dari kalibrasi alat ukur volume dilakukan dengan mengukur
bobot suatu volume air destilasi yang dikeluarkan oleh alat ukur
volume.Bobot ini kemudian dibandingkan dengan bobot jenis air pada
suhu pengukuran volume tersebut diakukan sehingga dapat
ditentukan nilai ketepatannya
Hasil analisis kimia harus terjamin kebenarannya.Berarti data
yang disajikan harus memenuhi persyaratan tingkat ketelitian,
ketepatan, dan kesesuaian antara hasil analisis dengan kenyataan
yang sebenarnya.
Oleh karena itu, Untuk mengatasi kesalahan pada pemakaian
spektrofotometer UV-Vis maka perlu dilakukan kalibrasi. Kalibrasi
dalam spektrofotometer dilakukan menggunakan blangko. Kalibrasi
skala absorbansi dilakukan dengan menggunakan larutan kalium
bikromat 0,065% dalam H2SO4 0,005 M. Blanko yang disediakan
adalah blanko H2SO4. Tujuan adanya blanko H2SO4 agar nantinya
tidak menganggu penyerapan absorbansi dari larutan kalium dengan
empat macam panjang gelombang. Larutan Larutan blanko adalah
larutan tidak berisi analit atau tanpa bahan obat. Larutan blanko
biasanya digunakan untuk tujuan kalibrasi sebagai larutan
pembanding dalam analisis spektrofotometri. Sehingga praktikum ini,
dilakukan kalibrasi terhadap spektrofotometer UV-Vis, dimana

DHIYA LUTHFIYYAH LUKMAN ZUHRINA IRDAT USMAN


15020130082
KALIBRASI ALAT DAN BAHAN

dilakukan perbandingkan data yang telah ada sebelumnya dengan


data yang diperoleh dalam praktikum
Pada percobaan ini dilakukan pengujian kadar Absorban dari
Kalium bikromat dalam dengan metode spektrofotometer UV-
VIS.beberapa cara, salah satunya adalah dengan kalibrasi dengan
skala absorbansi. Caranya yaitu dengan dibuat larutan kalium
bikromat 0,0065 % dalam H2SO4 0,005 M. Setelah itu ditentukan
absorbansi dari larutan pada panjang gelombang 235, 257, 313 dan
350, kemudian dihitung nilai masing-masing pada panjang gelombang
tersebut dan diperoleh hasil 112,307nm pada panjang gelombang
235nm, dimana hasil tersebut telah memenuhi range pada literature
yaitu berada pada skala 122,9 nm-126,2 nm. Pada panjang
gelombang 257 diperoleh hasil 132,076nm, dimana hasil tersebut
tidak memenuhi range pada literature yaitu 142,4nm-145,7nm. Pada
panjang gelombang 313 diperoleh hasil 43,384nm, dimana hasil
tersebut telah memenuhi range pada literature yaitu 47,0nm-50,3nm.
Pada panjang gelombang 350 diperoleh hasil 103,84nm, dimana hasil
tersebut tidak memenuhi range pada literature yaitu 104,9nm-
108,2nm. Hasil kaliberasi dari bahan kalium bikromat yang didapatkan
pada panjang gelombang yang tidak berada pada atas range. Ini
artinya alat dan bahan yang digunakan dalam kondisi tidak baik atau
perlu diadakan pemeriksaan ulang pada alat dan bahannya.
Kemudian setelah itu di lakukan pengujian skala resolusi dari
larutan toluen 0,02 % dalam n-heksan. Didapatkan hasil pada
pengamatan adalah pada panjang gelombang 266 didapatkan nilai
0,087 dan panjang gelombang 269 didapatkan nilai0,082 dimana
berada di bawah range yang ada pada literature yaitu harus >1,5. Ini
artinya alat dan bahan yang digunakan dalam kondisi tidak baik.
Dan terakhir dilakukan pengujian sesatan sinar dari larutan KCL
1,2% dalam air. Didapatkan hasil pada pengamatan adalah 1,004 di

DHIYA LUTHFIYYAH LUKMAN ZUHRINA IRDAT USMAN


15020130082
KALIBRASI ALAT DAN BAHAN

mana berada di bawah range yaitu 2,00. Ini artinya alat dan bahan
kurang baik karena memiliki sesatan sinar.
Sebagai faktor kesalahan yang dapat terjadi pada praktikum ini
yaitu kemungkinan disebabkan akibat pereaksi yang digunakan tidak
baik disebabkan proses pembuatannya yang tidak teliti serta kurang
ketelitian dalam menganalisis.

DHIYA LUTHFIYYAH LUKMAN ZUHRINA IRDAT USMAN


15020130082
KALIBRASI ALAT DAN BAHAN

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN


5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil dari praktikum kalibrasi alat dan bahan
dapat disimpulkan bahwa :
a. Pada kalibrasi skala absorbansi data yang didapatkan ada 2 yang
memenuhi range yaitu 235 dan 313 sedangkan 257 dan 350 tidak
memenuhi range
b. Pada penentuan resolusi (daya pisah) spektrofotometer data yang
didapatkan nilai 0,087 dan 0,083dan tidak berada pada range
≥1,5 sehingga tidak memenuhi persyaratan.
c. Pada penentuan sesatan sinar (stray radiation) data yang
didapatkan kurang dari 2,00 yang menunjukkan tidak terjadinya
sesatan sinar..

5.2 Saran
Sebaiknya semua semua asisten dapat mendapangi
praktikan pada saat praktikum kalibrasi alat dan bahan agar
meminimalisir factor kesalahan

DHIYA LUTHFIYYAH LUKMAN ZUHRINA IRDAT USMAN


15020130082
KALIBRASI ALAT DAN BAHAN

DAFTAR PUSTAKA

Day, R. A. & A.L. Underwood. 1981. Analisa Kimia Kuantitatif. Erlangga.


Jakarta.

Ditjen POM, 1979, Farmakope Indonesia Edisi III, Depkes RI, Jakarta.

Fauzi, Ahmad. 2008. “Fisika. Gravindo Media Pratama “: Jakarta.

Gandjar, I.G &Rohman.A., 2007, Kimia FarmasiAnalisis, PustakaPelajar,


Yogyakarta.

Keenan, Charles W. 1992. Ilmu Kimia Untuk Universitas Jilid II. Erlangga.
Jakarta.

Khopkar, S.M. 1990. Konsep Dasar Kimia Analitik. UI Press. Jakarta.

Petrucci, R. 1987. Kimia Dasar Prinsip & Terapan Modern Jilid 2 Edisi 4.
Erlangga. Jakarta.

Pyzdekt.2003.”Quality Engineering handbook”.ISBN.

Rohman. 2007. Kimia Farmasi Analisis. Pustaka Pelajar. Yogyakarta.

Saidah, Rina. 2007. “PemastianMutuObat”. EGC : Jakarta

Suwandri & H. Diastuti. 2006. Isolasi Dan Identifikasi Senyawa Kimia


Serta Uji Aktivitas Anticandidaisis Serbuk Daun Sirih Duduk
(Piper sarmentosum Roxb.Ex Hunter). Jurnal Kimia Vol.1 No.1:
22.Sudjadi. 2010. Kimia Analisis Farmasi. Pustaka Pelajar.
Yogyakarta.

DHIYA LUTHFIYYAH LUKMAN ZUHRINA IRDAT USMAN


15020130082
KALIBRASI ALAT DAN BAHAN

Tim dosen. 2017. Penuntun Praktikum Analisis Instrumen Farmasi. UIT :


Makassar

DHIYA LUTHFIYYAH LUKMAN ZUHRINA IRDAT USMAN


15020130082

Anda mungkin juga menyukai