1. Homeostatis : Suatu kondisi dinamis yang menciptakan lingkungan internal fisik dan
kimiawi yang optimal bagi kelangsungan hidup,demi tercapainya
kesetimbangan.
2. Ion : Atom/molekul yang memperoleh/kehilangan satu elektron/lebih dan
membutuhkan muatan (+) atau muatan (-)
3. Acid : Suatu senyawa kimia yang berdisosisasi dalam larutan, melepaskan ion
hydrogen, menurunkan pH larutan (pH < 7)
4. Elektrolit : Substansi yang berdisosiasi menjadi ion yang mengalami fusi dalam
larutan, sehingga dapat menghantarkan listrik berkaitan dengan
keseimbangan cairan dalam sel.
5. Basa : Substansi yang bergabung dengan asam membentuk garam
Substansi yang berdisosiasi membentuk ion hidroksida dalam air
Substansi yang molekul/ionnya dapat bergabung dengan proton
Substansi yang mampu melepaskan sepasang electron kepada asam untuk
membentuk ikatan kovalen koordinat (pH>7)
6. Blood : Cairan yang beredar melalui jantung, arteri, kapiler, dan vena mengangkut
zat makanan dan oksigen ke sel-sel tubuh dan mengeluarkan produk-
produk buangan dan CO2
7. Thermodynamica : hubungan antara panas dan energy
Ada dua cara yang dapat meningkatkan tekanan arteri melalui kenaikan curah
jantung. Salah satu cara tersebut adalah melalui kenaikan arteri melalui kenaikan
curah jantung. Salah satu cara tersebut adalah pengaruh langsung kenaikan curah
jantung dalam meningkatkan tekanan dan ang lainnya adalah pengaruh tidak
langsung yang menyebabkan kenaikan tahanan vascular perifer melalui autoregulasi
aliran darah.
Bila darah mengalir melalui suatu jaringan jumlahnya berlebihan, maka pembuluh
darah jaringan setempat akan berkonstriksi dan menurunkan aliran darahnya kembali
normal. Fenomena ini disebut autoregulasi, yang secara sederhana berarti
pengaturan aliran darah oleh jaringan itu sendiri. Bila kenaikan volume darah
meningkatkan curah jantung,aliran darah di seluruh jaringan tubuh akan
meningkatkan sehingga mekanisme autoregulasi ini akan menyebabkan konstriksi
pembuluh darah di seluruh tubuh. Keadaan ini selanjutnya akan meningkatkan
tahanan perifer total.
Pada akhirnya, karena tekanan arteri sama dengan curah jantung dikali tahanan
perifer total, maka penigkatan sekunder pada tahanan perifer total yang disebabkan
oleh mekanisme autoregulasi sangat mebantu dalam meningkatkan tekanan arteri.
Makna Penting Garam (NaCl) dalam Skema Cairan Tubuh di Ginjal Bagi Pengaaturan
Tekanan Arteri :
- Tetapi NaCl tidak semudah itu, penumpukan asupan garam volume ekstrasel
meningkat
Alasan :
Renin adalah suatu enzim protein yang dilepaskan oleh ginjal bila tekanan arteri turun
sangat rendah kemudian enzim ini meningkatkan tekanan arteri melalui beberapa
cara, jadi membantu mengoreksi penurunan awal tekanan.
Tekanan darah , volume darah , tekanan arteri ginjal menghasilkan enzim renin
Angiotensinogen diubah menjadi Angiotensin I (oleh enzim renin) Angiotensin I
diubah menjadi Angiotensin II oleh ACE (Angiotensin Converting Enzim) yang
dihasilkan oleh paru-paru merangsang kelenjar adrenal mensekresikan aldosteron
menyebabkan vasokontriksi pembuluh darah retensi Na+ dan H2O
Edema adalah kelebihan cairan dalam jaringan (bias terjadi di ekstraseluler atau
intraseluler)
- Terjadi pada jaringan yang meradang sebagai efek langsung pada membran sel
yaitu meningkatnya permeabilitas membran dan memungkinkan Na dan ion-ion
lain berdifusi masuk ke dalam sel.
Hasil akhir dari sekresi vasopressin oleh reabsorpsi H2O di tubulus distal tanpa diikuti
reabsorpsi Na dan elektrolit lain.
Area neuronal kedua yang penting dalam mengontrol osmolaritas dan sekresi ADH
terletak di sepanjang regio anteroventral ventrikel ketiga disebut regio AV3V
menyebabkan berbagai defitis dalam pengontrolan sekresi ADH, rasa haus, keinginan
Na+, dan tekanan darah.
Berbagai stimulus yang mampu meningkatkan sekresi ADH : penurunan tekanan arteri
dan penurunan volume darah dan tekanan darah.
Baroreseptor suatu ujung saraf sensoris yang dirangsang oleh perubahan tekanan
darah terdapat pada pembuluh darah mengirim sinyal ke hipotalamus.
Hipotalamus
Suhu dingin
Secara Fisik
Pengaturan reaksi yang terdiri dari perubahan sirkulasi dan tegaknya bulu-bulu
badan (pieloerektion) dilakukan dengan 2 cara :
2. Limit blood flow slufts (perubahan aliran darah) : suhu tubuh dipertahankan bila
seluruh anggota badan didinginkan (seperti berenang)
Secara Kimia
Fisik
Penambahan aliran darah permukaan tubuh terjadi aliran darah maksimal pada
anggota badan penambahan konduktivitas panas.
Keringat
Temperatur di atas 34°C tidak cukup dengan radiasi, dengan cara penguapan
gerakan kontraksi pada kelenjar keringat berfungsi secara periodik memompa tetesan
cairan keringat dari lumen permukaan kulit merupakan mekanisme pendingin efektif.
b. Sistem Respirasi.
Dapar bikarbonat / asam karbonat banyak dipakai pada ekstra sel & dalam darah.
Dapar fosfat : dalam eritrosit & tubulus ginjal, H+ yg diekskresi disangga dg fosfat
asam yang dapat dititrasi via urine.
Dapar Hb : Hb tereduksi afinitas kuat dg H+ keasaman darah vena sedikit > drpd
darah arteri.
Sistem Pernafasan
1. O2 20,96 % 16,02 %
2. CO2 0,04 % 4,38 %
3. N2 79,00 % 79,00 %
• Penting : Pertukaran gas O2 alveoli & CO2 darah alveoli ditentukan P partial masing-
masing gas ( O2 dan CO2 )
pO2 pCO2
• Alveoli paru 107 mmHg 36 mmHg
• Darah alveoli 40 mmHg 46 mmHg
Akibatnya O2 bergerak ke arah alveoli, & CO2 ke arah ruang alveoli.
TRANSPORTASI O2 dalam DARAH :
• Gas larut dlm plasma darah ( sedikit )
• O2 terikat Hb ( HbO2 )
• HbO2 >> Asam drpd H+. Hb.
TRANSPORT CO2 dalam DARAH :
• Gas larut dlm plasma darah ( sedikit ).
• Asam karbonat, larut dlm plasma ( sedikit )
• Ikatan Karbamino dg protein darah ( termasuk Hb ).
• Garam bikarbonat ( 70 % CO2 di transport dlm bentuk ini ).
Stimulus terhadap rasa haus yang terpenting adalah peningkatan osmolaritas cairan
ekstrasel, yang menyebabkan dehidrasi intrasel di pusat rasa haus, yang akan
merangsang sensasi rasa haus.
Penurunan volume cairan ekstrasel dan tekanan arteri juga merangsang rasa haus
melalui suatu jalur yang tidak bergantung pada jalur yang distimulasi oleh peningkatan
osmolaritas plasma. Jadi, kehilangan volume darah melalui perdarahan akan
merangsang rasa haus walaupun mungkin tidak terjadi perubahan osmolaritas plasma.
Hal ini mungkin erjadi akibat input netral dari baroreseptor kardiopulmonal dan
baroreseptor arteri sistemik di sirkulasi.
Stimulasi rasa haus ketiga yang penting adalah angiotensin II. Karena angiotensin II
juga distimulasi oleh factor-faktor yang berhubungan dengan hipovolemia dan tekanan
darah rendah, pengaruhnya pada rasa haus membantu memulihkan volume darah dan
tekanan darah kembali normal, bersama dengan kerja lain dari angiotensin II pada ginjal
untuk menurunkan ekskresi cairan.
Penurunan ventilasi
Peningkatan pCO2
Pemberian diuretika
Muntah
Aldosteron meningkat