Anda di halaman 1dari 20

Laporan Tutorial :

Step 1 : Menentukan Kata – Kata Sulit

1. Homeostatis : Suatu kondisi dinamis yang menciptakan lingkungan internal fisik dan
kimiawi yang optimal bagi kelangsungan hidup,demi tercapainya
kesetimbangan.
2. Ion : Atom/molekul yang memperoleh/kehilangan satu elektron/lebih dan
membutuhkan muatan (+) atau muatan (-)
3. Acid : Suatu senyawa kimia yang berdisosisasi dalam larutan, melepaskan ion
hydrogen, menurunkan pH larutan (pH < 7)
4. Elektrolit : Substansi yang berdisosiasi menjadi ion yang mengalami fusi dalam
larutan, sehingga dapat menghantarkan listrik berkaitan dengan
keseimbangan cairan dalam sel.
5. Basa : Substansi yang bergabung dengan asam membentuk garam
Substansi yang berdisosiasi membentuk ion hidroksida dalam air
Substansi yang molekul/ionnya dapat bergabung dengan proton
Substansi yang mampu melepaskan sepasang electron kepada asam untuk
membentuk ikatan kovalen koordinat (pH>7)
6. Blood : Cairan yang beredar melalui jantung, arteri, kapiler, dan vena mengangkut
zat makanan dan oksigen ke sel-sel tubuh dan mengeluarkan produk-
produk buangan dan CO2
7. Thermodynamica : hubungan antara panas dan energy

Step 2 : Menentukan Masalah

1. Komposisi cairan di dalam tubuh


2. Fungsi air dan elektrolit di dalam tubuh
3. Definisi dehidrasi dan mengapa minuma isotonic sangat bermanfaat bagi tubuh
4. Konsep homeostasis meliputi pengertian, factor yang mempengaruhi, dan mekanismenya
5. Mekanisme rasa haus

Step 3 dan Step 4 :


1. Komposisi cairan dalam tubuh
Jawab :
Cairan di dalam tubuh orang dewasa mencapai 60 % dari berat total tubuhnya
Cairan di dalam tubuh manusia meliputi tiga bagian yaitu cairan ekstraseluler, intraseluler,
dan transeluler
a. Cairan ekstraseluler
Cairan ini meliputi 1/3 bagian dari seluruh cairan di dalam tubuh manusia, cairan ini
berada di ruang – ruang antarsel. Ciran limfe termasuk didalamnya.
Cairan ekstraseluler terbagi menjadi dua, yakni meliputi cairan intersisial dan cairan
intrravaskular.
- Cairan intravascular adalah cairan yang berupa plasma darah ( 80 % H2O)
- Cairan interseluler atau interstitial adalah cairan yang meliputi molekul – molekul
berat plasma, yakni eritrosit, leukosit dan trombosit ( 20 % H2O )
b. Cairan intraseluler
Cairan ini adalah cairan yang berada di dalam sel. Cairan ini meliputi 2/3 bagian dari
seluruh cairan yang ada di dalam tubuh manusia
c. Cairan ttranseluler
Cairan ini sangat sedikit sekali di dalam tubuh kita. Cairan ini meliputi :
- Cairan serebrospinal
- Cairan perikordial
- Cairan pleura
- Cairan synovial

2. Fungsi air dan molekul dalam tubuh kita


Jawab :
a. Fungsi air didalam tubuh
- Mendistribusikan nutrien ke dalam sel dan membawa produk sisa metabolisme
keluar sel
- Berperan pada metabolisme seluler
- Solven atau pelarut bagi elektrolit dan solute yang lain
- Mempertahankan suhu tubuh,
- Transportasi enzim, sel darah dan substansi lain
- Air merupakan katalisator dalam berbagai reaksi biologic dalam sel, termasuk di
dalam saluran cerna. Air diperlukan pula untuk memecah untuk menghidrolisis air
gizi kompleks menjadi bentuk – bentuk lebih sederhana
- Sebagai pelarut universal, karena air berinteraksi dengan molekul karbohidrat, lemak,
dan protein
- Air berperan sebagai pelumas dalam cairan sendi-sendi tubuh
- Air berperan sebagai fasilitator pertumbuhan dari bagian jaringan tubuh
- Air berperan dalam peredan benturan. Air dalam mata, jaringan saraf tulang belakang
dan dalam kantung ketuban melindungi organ-organ tubuh dari benturan-benturan.
Cairan ekstraseluler bergerak ke seluruh tubuh melalui sirkulasi darah dengan cara
berdifusi melalui dinding kapiler
Tahap 1 : pergerakan darah keseluruh tubuh melelui pembuluh darah
Tahap 2 : pergerakan cairan melalui dinding kapiler yang berada di dalam tubuh
b. Fungsi elektrolit
Cairan ekstraseluler mengandung banyak ion Natrium, klorida dan bikarbonat plus
berbagai nutrient untuk sel, seperti oksigen, glukosa, sam lemak. dan asam amino.
Airan ekstrseluler juga mengandung karbondoksia yang dingkut dari sel ke paru untuk
diekskresi, ditambah berbagai produk sampah sel lainnya diangkut ke ginjal untuk
diekskresi.
Cairan intraseluler sangat berbeda dari cairan ekstrasel : secara spesifik, cairan
intrasel mengandung banyak sekali ion kalium, magnesium, dan fosfat daripada ion
natrium dan klorida yang banyak ditemukan di dalam cairan ekstrasel. Berbagai
mekanisme khusus untuk pengangkutan ion melalui membrane sel akan
mempertahankan perbedaan konsentrasi ion tersebut di antara cairan ekstraseluler
dan intraseluler.
Fungsi elektrrolit dalam tubuh adalah :
- Menjaga tekanan osmotic dalam tubuh
- Mengatur pendistribusian cairan ke dalam kompartemen badan air
- Menjaga pH tubuh
- Terlibat dalam setiap reaksi oksidasi dan reduksi
- Berperan dalam metabolisme
- Berperan dalam system transportasi dalam tubuh
- Menjaga osmolaritas cairan ekstrseluler dan intraseluler.
Step 5 : Menentukan Learning Objective
1. Apa yang dimaksud dengan dehidrasi dan mengapa minuma isotonic sangat bermanfaat
bagi tubuh
2. Konsep homeostasis meliputi pengertian, factor yang mempengaruhi, dan mekanismenya
3. Mekanisme rasa haus
Step 6 : Mencari jawaban learning Objective secara mandiri
Step 7 : Jawaban dari Learning Objective

1. Pengerian dehidrasi dan mengapa minuman isotonis dapat menghilangkan dehidrasi


Dehidrasi adalah suatu keadaan yang diakibatkan oleh hilangnya cairan dalam tubuh yang
berlebihan.
Dehidrasi dibagi menjadi tiga macam yaitu :
a. Dehidrasi isotonis
Terjadi ketika kehilangan cairan hampir sama dengan konsentrasi natrium terhadap
darah
b. Dehidrasi hipotonis
Terjadi ketika kehilangan cairan dengan natrium lebih banyak daripada darah
c. Dehidrasi hipertonis
Terjadi ketika kehilangan cairan dengan natrium dimana, cairan tubuh hilang lebih
banyak dibandingkan natrium yang hilang.
Kandungan elektrolit dalam minuman isotonic adalah ;
- Natrium
- Kalium
- Hidrogen
- Chlorida
- Ion Karbonat
- Magnesium
- Kalsium
Karena kandungan dalam minuman elektrolit inilah yang mampu mengganti kandungan
elektrolit dalam tubuh yang hilang sehingga jika kita meminum minuman isotonic yang
biasa dijual dipasaran rasa haus kita akan segera hilang.

2. Konsep homeostasis meliputi pengertian, faktor yang mempengaruhi, dan


mekanismenya
Jawab :
a. Pengertian
Suatu kondisi dinamis yang menciptakan lingkungan internal fisik dan kimiawi yang
optimal bagi kelangsungan hidup,demi tercapainya kesetimbangan.
b. Faktor – factor yang mempengaruhi homeostasis adalah :
- Cairan dalam tubuh
- Tekanan darah
- Suhu tubuh
- Asam-basa
c. Mekanisme homeostasis dalam tubuh
Kenaikan volume cairan dapat meningkatkan tekanan arteri dengan meningkatkan
tekanan curah jantung :

Seluruh mekanisme yang mengakibatkan kenaikan volume cairan ekstrasel akan


meningkatkan tekana arteri. Urutan peristiwanya adalah :

( 1 ) Kenaikan tekanan volume cairan ekstrasel

(2 ) Peningkatan volume darah

( 3 ) Meningkatkan tekana pengisian sirkulasi rata – rata

( 4 ) Meningkatkan aliran balik darah vena ke jantung

( 5 ) Meningkatkan curah jantung

( 6 ) Meningkatkan tekanan arteri

Ada dua cara yang dapat meningkatkan tekanan arteri melalui kenaikan curah
jantung. Salah satu cara tersebut adalah melalui kenaikan arteri melalui kenaikan
curah jantung. Salah satu cara tersebut adalah pengaruh langsung kenaikan curah
jantung dalam meningkatkan tekanan dan ang lainnya adalah pengaruh tidak
langsung yang menyebabkan kenaikan tahanan vascular perifer melalui autoregulasi
aliran darah.

Bila darah mengalir melalui suatu jaringan jumlahnya berlebihan, maka pembuluh
darah jaringan setempat akan berkonstriksi dan menurunkan aliran darahnya kembali
normal. Fenomena ini disebut autoregulasi, yang secara sederhana berarti
pengaturan aliran darah oleh jaringan itu sendiri. Bila kenaikan volume darah
meningkatkan curah jantung,aliran darah di seluruh jaringan tubuh akan
meningkatkan sehingga mekanisme autoregulasi ini akan menyebabkan konstriksi
pembuluh darah di seluruh tubuh. Keadaan ini selanjutnya akan meningkatkan
tahanan perifer total.
Pada akhirnya, karena tekanan arteri sama dengan curah jantung dikali tahanan
perifer total, maka penigkatan sekunder pada tahanan perifer total yang disebabkan
oleh mekanisme autoregulasi sangat mebantu dalam meningkatkan tekanan arteri.

Makna Penting Garam (NaCl) dalam Skema Cairan Tubuh di Ginjal Bagi Pengaaturan
Tekanan Arteri :

Kenaikan asupan garam sepertinya lebih berperan dalam meningkatakan tekanan


arteri daripada kenaikan asupan air. Penyebabnya adalah air murni secara normal
diekskresikan oleh ginjal hampir secepat asupannya, tetapi garam tidak diekskresikan
oleh ginjal hampir secepat asupannya, tetapi garam tidak diekskresikan dengan
semudah itu. Akibat penumpukan garam di dalam tubuh, garam secara tidak langsung
meningkatkan volume cairan ekstrasel karena dua alasan dasar berikut

Kenaikan asupan garam lebih berperan penting dalammenigkatkan ekanan arteri


asupan air, hal itu disebabkan oleh :

- Air murni diekskresikan secara normal oleh ginjal sesuai asupannya

- Tetapi NaCl tidak semudah itu, penumpukan asupan garam  volume ekstrasel
meningkat

Alasan :

- NaCl , osmolaritas  akan merangsang pusat rasa haus di otak membuat


seseorang banyak meminum air  meningkatkan volume cairan

- Merangsang kelenjar hipotalamus  hipofisis posterior  sekresi ADH >> 


ginjal mereabsorbsi air dalam jumlah besar dari cairan tubulus ginjal  sedikit
urine  meningkatkan volume urine

- Garam menumpuk  penentu cairan ekstrasel dan meningktkan volume darah


 meningkatkan tekanan arteri

Pengaturan homeostasis berdasarkan system angiotensin


Sistem renin-angiotensin

Renin adalah suatu enzim protein yang dilepaskan oleh ginjal bila tekanan arteri turun
sangat rendah  kemudian enzim ini meningkatkan tekanan arteri melalui beberapa
cara, jadi membantu mengoreksi penurunan awal tekanan.

Angiotensinogen  globulin yang memiliki sifat vasokonstriktor (menyempit)

Tekanan darah , volume darah , tekanan arteri   ginjal menghasilkan enzim renin
 Angiotensinogen diubah menjadi Angiotensin I (oleh enzim renin)  Angiotensin I
diubah menjadi Angiotensin II oleh ACE (Angiotensin Converting Enzim) yang
dihasilkan oleh paru-paru  merangsang kelenjar adrenal mensekresikan aldosteron
 menyebabkan vasokontriksi pembuluh darah  retensi Na+ dan H2O

Edema adalah kelebihan cairan dalam jaringan (bias terjadi di ekstraseluler atau
intraseluler)

Edema intrasel terjadi karena :

- Depresi sistem metabolisme jaringan

- Tidak adanya nutrisi sel yang adekuat

- Terjadi pada jaringan yang meradang  sebagai efek langsung pada membran sel
yaitu meningkatnya permeabilitas membran dan memungkinkan Na dan ion-ion
lain berdifusi masuk ke dalam sel.

Edema ekstrsel terjadi karena :

- Kebocoran abnormal cairan dari plasma ke ruang interstisial dengan melintasi


kapiler

- Kegagalan sistem limfatik untuk mengembalikan cairan interstisium ke dalam


darah

Sistem umpan balik osmoreseptor ADH/vasopressin


Vasopressin/ADH (hormone yang mengatur absorpsi di ginjal)  control konsentrasi
dan osmolaritas ekstrasel

Volume H2O , tekanan darah arteri , osmolaritas   peningkatan konsentrasi Na+ 


hipotalamus anterior (sel saraf osmoreseptor) dekat supraoptikus mengkerut 
merangsang hipofisis posterior  ADH banyak disekresikan  meningkatkan
permeabilitas ginjal  peningkatan reabsopsi air  eksresi sejumlah urine yang
pekat.

Hasil akhir dari sekresi vasopressin oleh reabsorpsi H2O di tubulus distal tanpa diikuti
reabsorpsi Na dan elektrolit lain.

Supraoptikus + nukleus paraventrikular  mengubah permebilitas membran 


meningkatkan pemasukan kalsium.

Area neuronal kedua yang penting dalam mengontrol osmolaritas dan sekresi ADH
terletak di sepanjang regio anteroventral ventrikel ketiga  disebut regio AV3V 
menyebabkan berbagai defitis dalam pengontrolan sekresi ADH, rasa haus, keinginan
Na+, dan tekanan darah.

Pelepasan ADH juga dikontrol oleh refleks-refleks kardiovaskuler yang berespons


terhadap penurunan tekanan darah dan volume darah : refleks baroreseptor arterial
dan refleks kardiopulmonal.

Berbagai stimulus yang mampu meningkatkan sekresi ADH : penurunan tekanan arteri
dan penurunan volume darah dan tekanan darah.

Kardiovaskuler  peredaran darah jantung

Baroreseptor  suatu ujung saraf sensoris yang dirangsang oleh perubahan tekanan
darah terdapat pada pembuluh darah  mengirim sinyal ke hipotalamus.

Kardiopulmonal  jantung dan paru-paru


Mekanisme Pengaturan Suhu

Keseimbangan termoregulatorik dikontrol oleh hipotalamus. Hipotalamus dirangsang


oleh suhu kulit dengan termoreseptor sentral dengan termoreseptor yang paling
penting terletak di hipotalamus itu sendiri.

Kulit  reseptor perifer  hipotalamus (posterior dan anterior)  preoptika


hipotalamus  nervus efferent  kehilangan/pembentukan panas.

Hipotalamus

Anterior : Mengatur pembuangan panas

Posterior : Penyimpanan panas

Suhu dingin

Secara Fisik

Pengaturan reaksi yang terdiri dari perubahan sirkulasi dan tegaknya bulu-bulu
badan (pieloerektion) dilakukan dengan 2 cara :

1. Vasokonstriksi pembuluh darah : panas yang keluar dikurangi dengan memakai 1


rangkap pakaian

2. Limit blood flow slufts (perubahan aliran darah) : suhu tubuh dipertahankan bila
seluruh anggota badan didinginkan (seperti berenang)

Secara Kimia

Penambahan panas metabolism, yaitu pada keadaan dingin penambahan panas


terjadi dengan cara menggigil adalah kontraksi otot secara kuat dan lemah secara
bergantian kontraksi secara simultan sehingga seluruh badankaku dan terjadi spasme
menggigil efektif membentuk panas.
Suhu Panas

Fisik

Penambahan aliran darah permukaan tubuh terjadi aliran darah maksimal pada
anggota badan penambahan konduktivitas panas.

Keringat

Temperatur di atas 34°C tidak cukup dengan radiasi, dengan cara penguapan
gerakan kontraksi pada kelenjar keringat berfungsi secara periodik memompa tetesan
cairan keringat dari lumen permukaan kulit merupakan mekanisme pendingin efektif.

Mekanisme kesetimbangan Asam – Basa

• Asam  menggambarkan pH < pH normal darah.

• Basa  menggambarkan pH > ph normal darah.

• pH normal darah = 7,3 - 7,5.

• pH 7,3 - 7,5 harus dipertahankan oleh sistem dlm tubuh.

• Gangguan ke arah asam ( asidosis )  pH < 7,3.

• Gangguan ke arah basa ( alkalosis )  pH > 7,5.

• Gangguan dpt dipulihkan oleh alat kompensasi tubuh.

• Alat kompensasi berupa :

a. Sistem dapar darah.

b. Sistem Respirasi.

c. Sistem ekskresi via ginjal.

Ada 4 penyangga ( dapar ) utama dalam tubuh :


1. NaHCO3 dan H2CO3

2. Na2HPO4 dan NaH2PO4

3. HbO2 dan H-HbO2 ( dalam eritrosit )

4. Sistem penyangga Protein ( Pr- dan H-Pr )

Dapar bikarbonat / asam karbonat banyak dipakai pada ekstra sel & dalam darah.

Dapar fosfat : dalam eritrosit & tubulus ginjal, H+ yg diekskresi disangga dg fosfat 
asam yang dapat dititrasi via urine.

Dapar Hb : Hb tereduksi afinitas kuat dg H+  keasaman darah vena sedikit > drpd
darah arteri.

Dlm paru Hb jenuh dg O2  afinitas dg H+ menurun  H+ dilepas + bikarbonat 


asam karbonat  CO2 + H2O ( ekspirasi ).

Dapar protein bekerja dlm sel dan plasma.

Sistem Pernafasan

• Dg Hiperventilasi / Hipoventilasi  mengatur komposisi H.HCO3  B. HCO3 : H. HCO3


tetap dipertahankan normal

• Dalam hal ini melibatkan :

a. Pemasukan O2 & pelepasan CO2 di paru-paru.

b. Transportasi O2 dari paru-paru ke jaringan.

c. Transportasi CO2 dari jaringan ke paru-paru.

• Komposisi udara inspirasi dan ekspirasi :

Gas Inspirasi Ekspirasi

1. O2 20,96 % 16,02 %
2. CO2 0,04 % 4,38 %

3. N2 79,00 % 79,00 %

• Penting : Pertukaran gas O2 alveoli & CO2 darah alveoli ditentukan P partial masing-
masing gas ( O2 dan CO2 )

pO2 pCO2
• Alveoli paru 107 mmHg 36 mmHg
• Darah alveoli 40 mmHg 46 mmHg
Akibatnya O2 bergerak ke arah alveoli, & CO2 ke arah ruang alveoli.
TRANSPORTASI O2 dalam DARAH :
• Gas larut dlm plasma darah ( sedikit )
• O2 terikat Hb ( HbO2 )
• HbO2 >> Asam drpd H+. Hb.
TRANSPORT CO2 dalam DARAH :
• Gas larut dlm plasma darah ( sedikit ).
• Asam karbonat, larut dlm plasma ( sedikit )
• Ikatan Karbamino dg protein darah ( termasuk Hb ).
• Garam bikarbonat ( 70 % CO2 di transport dlm bentuk ini ).

Mekanisme Pengangkutan Oksigen dalam tubuh


O2 udara sampai Sel melalui 5 tahapan :
1. O2 atmosfer ke alveoli paru :
-. pO2 atmosfer = 159 mmHg  komposisi udara alveoli berbeda dg di atmosfer
 pO2 alveoli = 107 mmHb.
2. O2 alveoli masuk dlm darah alveoli :
-. pO2 darah alveoli = 40 mmHg  O2 berdifusi ke darah alveoli  pO2 = 100
mmHg.
3. Peredaran O2 dalam darah :
-. O2 larut dalam plasma ( sedikit )
-. O2 terikat Hb ( sebagian besar )
-. 4 molekul O2 diikat oleh 1 molekul Hb.
-. 1 grol O2 ( 22,4 L, 32 gram ) bergabung dg 17.000 grm Hb atau 1 grm Hb
mengikat 1,32 ml O2.
-. Normal 100 ml darah terdpt 15 grm Hb.
• Agar pH tetap : ion H+ bereaksi dg HbO2.
• O2 yg terbentuk berdifusi ke cairan  ke jaringan.
• CO2 juga bereaksi dg HbO2  Karbamino-Hb & O2 masuk jaringan.
• Ion HCO3- berdifusi dari eritrosit ke plasma, sbg gantinya ion Cl- masuk eritrosit
( chlorida shiff ).
Jadi CO2 diangkut ke paru dlm bentuk ion HCO3-.
• Pg dinding elveoli terjadi pelepasan CO2 sbb :
a. O2 + H+.Hb , === > HbO2- + H+.
b. O2 + Hb.CO2- < === > HbO2- + CO2.
c. H+ + HCO3- < === > H2CO3 < === > H2O + CO2
• Dlm plasma : penguraian H2CO3 menjadi H2) + CO2 berjalan lambat.
• O2 yg berdifusi dlm paru + Hb tereduksi  oksi-Hb & H+.
• H+ + HCO3- yg diangkut  H2CO3, selanjutnya : H2O + CO2.
• O2 juga bereaksi dg Hb.CO2  Hb.O2 + CO2.
• Peranan sistem pernafasan dlm mengatur asam basa dg mengatur kandungan H2CO3
darah.
• Dg kata lain mengatur dg ventilasi pernafasan, yaitu mengatur ekskresi & retensi CO2
dalam tubuh.
• Gangguan fungsi pernafasan  gangguan pengaturan kandungan CO2  berakibat :
1. Gangguan keskresi  CO2 tertimbun  H2CO3 naik dibanding B.HCO3 -- pH < 7,3
( Asidosis respiratorik ).
2. Gangguan ekskresi dg akibat CO2 >> keluar  kandungan B.HCO3 >> H2CO2  pH >
7,5 ( Alkalosis respiratorik ).

Ginjal mengatur garam bikarbonat darah dg cara :


a. Mobilisasi ion H+ di tubuli proksimal, dg menyerap kembali
kation Na+ yg difiltrasi tubuli proksimal.
b. Sekresi ion H+ di tubuli distal, ditukar dg kation Na+ yg telah
dipakai menanggulangi asam-asam non volatile : HCl,
H2SO4, H3PO4 dan asam organik.
c. Pembentukan amonia di tubuli distal, menggantikan kation Na+
yg telah dipakai pd butir b.
Ketiganya untuk menghemat Na+.
 Ion bikarbonat tidak bisa melewati membran tubulus
 Ion bikarbonat berikatan dengan H+ membentuk H2CO3
 H2CO3 mengalami disosiasi menjadi H2O dan CO2
 CO2 dapat dengan mudah menembus membran tubulus
 Didalam sel tubulus CO2 akan berikatan dengan H2O oleh enzim CA membentuk H2CO3
 H2CO3 berdisosiasi membentuk H + dan HCO3-
 HCO3- berdifusi masuk ke dalam plasma
 Ekskresi kelebihan ion hidrogen,
1. Bila HCO3- sudah habis
2. Kenyataannya pH urine minimal 4,5 = konsentrasi H=0,03meq
 Menggabungkan ion H+ dengan sistem penyangga tubulus lain = fosfat dan amonia
 Dari penyangga fosfat terdapat penambahan ion bikarbonat baru dalam darah
 Ion amonium
disintesa dari glutamin
 Glutamin mengalami transport aktif di tubulus proksimal, lengkung tebal ansa henle dan
tubulus distal
 Didalam sel tubulus setiap molekul glutamin dimetabolisme membentuk 2 ion NH4+ dan
2 ion HCO3-
 Di tubulus koligentes, ion H+ yang disekresikan berikatan dengan NH3+ membentuk
NH4+

3. Mekanisme rasa haus dalam tubuh :

Stimulus Terhadap Rasa Halus

Stimulus terhadap rasa haus yang terpenting adalah peningkatan osmolaritas cairan
ekstrasel, yang menyebabkan dehidrasi intrasel di pusat rasa haus, yang akan
merangsang sensasi rasa haus.

Penurunan volume cairan ekstrasel dan tekanan arteri juga merangsang rasa haus
melalui suatu jalur yang tidak bergantung pada jalur yang distimulasi oleh peningkatan
osmolaritas plasma. Jadi, kehilangan volume darah melalui perdarahan akan
merangsang rasa haus walaupun mungkin tidak terjadi perubahan osmolaritas plasma.
Hal ini mungkin erjadi akibat input netral dari baroreseptor kardiopulmonal dan
baroreseptor arteri sistemik di sirkulasi.

Stimulasi rasa haus ketiga yang penting adalah angiotensin II. Karena angiotensin II
juga distimulasi oleh factor-faktor yang berhubungan dengan hipovolemia dan tekanan
darah rendah, pengaruhnya pada rasa haus membantu memulihkan volume darah dan
tekanan darah kembali normal, bersama dengan kerja lain dari angiotensin II pada ginjal
untuk menurunkan ekskresi cairan.

Kekeringan pada mulut dan membrane mukosa esophagus dapat mendatangkan


sensasi rasa haus. Akibatnya, seseorang yang kehausan dapat segera melepaskan rasa
dahaganya setelah dia minum air, walaupun air tersebut belum diabsorpsi dari saluran
pencernaan dan belum member efek terhadap osmolaritas cairan ekstrasel.

Stimulus gastrointestinal dan faring mempengaruhi timbulnya rasa haus. Akan


tetapi, penurunan sensasi rasa haus melalui mekanisme gantrointestinal atau faringeal
hanya bertahan singkat, keinginan untuk minum hanya dapat dipuaskan sepenuhnya
bilaosmolaritas plasma dan/atau volume darah kembali normal.

ASIDOSIS dan ALKALOSIS

 Asidosis, jika pH <7,35

 Alkalosis, jika pH> 7,4

 Asidosis dan alkalosis dibagi metabolik dan respiratorik

 Penyebab asidosis metabolik :

 Kegagalan ginjal mengekskresikan asm


 Pembentukan asam metabolik

 Penambahan asam dari makanan atau infus

 Kehilangan basa dari cairan tubuh (diare)

 Penyebab asidosis respiratorik

 Penurunan ventilasi

 Peningkatan pCO2

 Penyebab Alkalosis metabolik

 Pemberian diuretika

 Penyerapan obat alkalin

 Muntah

 Aldosteron meningkat

Anda mungkin juga menyukai