Anda di halaman 1dari 35

Buku Saku Karyawan

Nama : ………………………………………………….

NIK : …………………………………………………..

RS. SUMBER WARAS

CIREBON

Buku Saku Rumah Sakit Sumber Waras


1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT sehingga “ Buku Saku Karyawan Rumah Sakit Sumber Waras “ dapat tersusun.
Diharapkan buku ini dapat mengenalkan dan mensosialisasikan secara ringkas program-program peningkatan mutu dan
keselamatan pasien yang telah dilaksanakan dan harus dilaksanakan oleh seluruh pegawai Rumah Sakit Sumber Waras, terutama
yang berhubungan langsung dengan pelayanan pada pasien dan keluarga serta mengenai Aturan Tata Tertib Perusahaan.

Saat ini tuntutan peningkatan mutu dan keamanan pelayanan rumah sakit semakin tinggi, sehingga rumah sakit perlu melakukan
upaya-upaya peningkatan mutu dan keselamatan pasien.

Dengan menerapkan isi buku saku ini setiap pegawai bahu-membahu mewujudkan rumah sakit yang bermutu, aman dan
profesional.

Terima kasih kami ucapkan kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam penyusunan buku saku ini. Kesungguhan saudara
dalam menerapkan buku ini sangat berarti. Akhir kata, semoga Allah SWT selalu membantu membukakan mata dan hati kepedulian
kita kepada sesama.

Cirebon, Agustus 2016

RS. Sumber Waras

dr. Wawat Setiamiharja. MARS

Direktur

Buku Saku Rumah Sakit Sumber Waras


2
DAFTAR ISI

Kata Pengantar

Daftar Isi

Visi dan Misi RS. Sumber Waras

Sasaran Keselamatan Pasien

1. Identifikasi Pasien
2. Meningkatkan Komunikasi Efektif
3. Manajemen Keselamatan dan Penggunaan Obat-obatan yang perlu kewaspadaan tinggi high alert
4. Pengurangan Resiko Infeksi dengan Hand Hygiene dan Penggunaan APD
5. Ketepatan Lokasi, Prosedur dan Tindakan Operasi
6. Penurunan Pasien Resiko Jatuh

Hak Pasien dan Keluarga ( HPK )

Pendidikan Pasien dan Keluarga ( PPK )

Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien ( PMKP )

Millennium Development Goals ( MDGs )

Akses Pelayanan dan Kontinuitas Pelayanan ( APK )

Asesmen Pasien ( AP )

Pelayanan Pasien ( PP )

Manajemen Penggunaan Obat ( MPO )

Manajemen Komunikasi dan Informasi ( MKI )

Kualifikasi Pendidikan dan Staff ( KPS )

Pengendalian dan Pencegahan Infeksi ( PPI )

Manajemen Fasilitas dan Keselamatan ( MFK )

Lampiran

Aturan dan Tata Tertib Perusahaan

Catatan Performance Karyawan

Buku Saku Rumah Sakit Sumber Waras


3
VISI MISI RUMAH SAKIT SUMBER WARAS

VISI

Tercapainya pelayanan Rumah Sakit yang dapat menjangkau seluruh lapisan masyakarat di wilayah Cirebon melalui pelayanan yang
profesional dan memuaskan.

MISI

1. Menyediakan dan mengembangkan kelengkapan jenis pelayanan dengan menerapkan Hospital Information System yang
terintegrasi.
2. Meningkatkan citra pelayanan rumah sakit yang cepat, tepat, bermutu dengan harga terjangkau oleh masyarakat.
3. Meningkatkan citra petugas kesehatan yang ramah dan sopan dengan sumber daya manusia yang handal dan berkualitas.
4. Menjadikan Rumah Sakit andalan dan kebanggan masyarakat Cirebon.

Nilai – Nilai Dasar

Rumah Sakit Sumber Waras memiliki nilai-nilai, adapun nilai-nilai yang dikembangkan oleh Rumah Sakit Sumber Waras adalah “
BERKUALITAS “.

B = Bersih : Rumah Sakit Sumber Waras berbudaya bersih, baik SDM maupun lingkungan.

E = Empat : Rumah Sakit Sumber Waras memahami kebutuhan dan harapan pasien.

R = Ramah : Rumah Sakit Sumber Waras melayani pasien dengan ramah dan sopan.

K = Kompeten : Rumah Sakit Sumber Waras memiliki tenaga yang handal dan profesional.

U = Unggul : Rumah Sakit Sumber Waras unggul dalam pelayanan yang cepat tepat dan bermutu.

A = Amanah : Rumah Sakit Sumber Waras memiliki tenaga yang jujur dan dapat dipercaya.

L = Lengkap : Rumah Sakit Sumber Waras mempunyai unit dan fasilitas yang lengkap.

I = Integritas : Rumah Sakit Sumber Waras memiliki tenaga yang berintegritas tinggi.

T = Tanggap : Rumah Sakit Sumber Waras cepat merespon terhadap permasalahan pasien.

A = Asri : Rumah Sakit Sumber Waras mempunyai lingkungan yang bersih dan nyaman.

S = Sinergi : Rumah Sakit Sumber Waras bersinergi dengan pembangunan kesehatan Pemerintah.

FALSAFAH

MOTTO

MELAYANI DENGAN KASIH

TUJUAN :

Buku Saku Rumah Sakit Sumber Waras


4
1. Terselenggaranya pelayana yang terakreditasi memuaskan dengan cara meningkatkan fungsi organisasi dan manajemen di
Rumah Sakit Sumber Waras sehingga tetap berkiprah secara inovatif dan kreatif dalam pembangunan di wilayan Cirebon.
2. Meningkatkan pemenuhan standar pelayanan minimal rumah sakit dengan memperhatikan keselamatan pasien rumah
sakit.
3. Meningkatkan pengembangan sumber daya manusia melalui pendidikan formal maupun non formal.
4. Meningkatkan efesiensi perusahaan Rumah Sakit Sumber Waras secara terkoordinasi dengan melibatkan seluruh jajaran
dan lapisan karyawan di Rumah Sakit Sumber Waras.

FASILITAS

1. Instalasi Gawat Darurat


2. Instalasi Bedah Sentral
3. Instalasi Radiologi ( Rontgen, USG, CT-Scan )
4. Instalasi Farmasi
5. Instalasi Gizi
6. Instalasi Rehabilitasi Medik
7. Instalasi Pemeliharaan Sarana Rumah Sakit
8. Instalasi Hemodialisa
9. Instalasi Laboratorium
10. Instalasi Rawat Inap ( Kelas VVIP, VIP, I, II, III, Perawatan Ibu dan Bayi, Perawatan Psikiatri )
11. Home Care
12. Perawatan Intensif ( ICU, NICU, PICU, HCU, ICCU )
13. EKG ( Elektro Kardiografi )
14. Instalasi Rawat Jalan
15. Poliklinik Gigi dan Mulut
16. Poliklinik Spesialis :
a. Poli Dalam ( + Endoskopi )
b. Poli Kandungan dan Kebidanan
c. Poli Anak
d. Poli Bedah Umum
e. Poli Bedah Tulang
f. Poli Syaraf ( rTMS + EMG )
g. Poli Psikiatri
h. Poli Bedah Mulut
i. Poli Kulit dan Kelamin ( + Kecantikan )
j. Poli THT
k. Poli Paru
l. Poli Mata
m. Poli Rehabilitasi Medik + Fisioterapi
n. Poli Bedah Syaraf
17. Bank Darah
18. Café dan Kids Area
19. ATM
20. Are Parkir Luas
21. Auditorium Kapasitas 350 Orang ( Disewakan )
22. Incenerator
23. Ambulance 24 Jam
24. Kamar Jenazah + Mobil Jenazah

KARAKTER 6S 1R

Senyum,

Salam,

Sopan,

Buku Saku Rumah Sakit Sumber Waras


5
Santun,

Sabar,

Resik

AKREDITASI

Apakah Akreditasi ?

Suatu proses dimana suatu lembaga independen baik dari dalam ataupun luar negeri, biasanya non pemerintah, melakukan
assesment terhadap organisasi pelayanan kesehatan.

Rumah sakit yang telah terakreditasi akan mendapatkan pengakuan dari Pemerintah karena telah memenuhi standar pelayanan dan
manajemen yang ditetapkan.

Tujuannya adalah untuk menentukan apakah organisasi tersebut telah memenuhi standar yang dirancang untuk memperbaiki
keselamatan dan kualitas pelayanan.

Manfaat Akreditasi :

1. Meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap pelayanan Rumah Sakit yang bersangkutan karena berorientasi pada
peningkatan mutu dan keselamatan pasien.
2. Proses administrasi, biaya serta penggunaan sumber daya akan menjadi lebih efesien.
3. Menciptakan lingkungan internal RS yang lebih kondusif untuk penyembuhan, pengobatan dan perawatan pasien.
4. Mendengarkan pasien dan keluarga, serta menghormati hak-hak pasien serta melibatkan mereka dalam proses
perawatan.
5. Memberikan jaminan, kepuasan serta perlindungan kepada masyarakat atas pemberian pelayanan kesehatan.
6. Membangun kepemimpinan yang mengutamakan kerjasama.

SASARAN KESELAMATAN PASIEN ( SKP )

1. IDENTIFIKASI PASIEN

a. Apa yang Anda ketahui tentang sasaran keselamatan pasien dirumah sakit ?
Ada 6 sasaran keselamatan pasien di rumah sakit

Buku Saku Rumah Sakit Sumber Waras


6
( Acuan : PMK RI No.1961 tahun 2011 )
1) Ketepatan identifikasi pasien;
2) Peningkatan komunikasi pasien;
3) Peningkatan keamanan obat yang perlu diwaspadai;
4) Kepastian tepat-lokasi, tepat-prosedur, tepat-pasien operasi;
5) Pengurangan risiko infeksi terkait pelayanan kesehatan dan pengurangan resiko pasien jatuh.

b. Bagaimana prosedur dirumah sakit dalam mengidentfikasi pasien ?


1) Setiap pasien yang masuk rawat inap dipasangkan gelang identitas pasien.
2) Ada 2 cara identitas yaitu menggunakan NAMA dan TANGGAL LAHIR yang disesuaikan dengan tanda pengenal resmi.
3) Pengecualian prosedur identifikasi dapat dilakukan pada kondisi kegawatdaruratan pasien di IGD, ICU dan kamar
operasi dengan tetap memperhatikan data pada gelang identitas pasien.

c. Kapan dilakukan proses verifikasi identtas pasien ?


1) Saat pemberian obat;
2) Saat pemberian tansfusi darah;
3) Saat pengambilan sampel untuk pemeriksaan laboratorium dan pemeriksaan radiologi;
4) Saat dilakukan tindakan medis.

d. Gelang identfikasi apa saja yang digunakan dirumah sakit ?


1) Gelang identitas
 Pasien laki-laki : BIRU
 Pasien perempuan : MERAH MUDA
2) Gelang pasien risiko jatuh : KUNING
3) Gelang alergi : MERAH
4) Gelang DNR ( Do Not Resusitate ) : UNGU

e. Bagaimana pemasangan gelang identfikasi ?


SPO Pemasangan gelang identifikasi pasien
Pasien ά identifikasi ά penjelasan fungsi gelang ά pasang gelang sesuai poin d.

2. MENINGKATKAN KOMUNIKASI EFEKTIF

a. Dapatkah Anda menjelaskan tentang cara komunikasi yang efektf dirumah sakit ?
1) Rumah sakit menggunakan tehnik SBAR ( Situation – Background – Assessment – Recommendation ) dalam
melaporkan kondisi untuk meningkatkan efektivitas komunikasi antar pemberi layanan.
2) Situation : Kondisi terkini yang terjadi pada pasien.
3) Background : Informasi penting apa yang berhubungan dengan kondisi pasien terkini.
4) Assessment : Hasil pengkajian kondisi pasien terkini.
5) Recommendation : Apa yang perlu dilakukan untuk mengatasi masalah pasien saat ini.
6) Rumah sakit konsisten dalam melakukan verifikasi terhadap akurasi dari komunikasi lisan dengan catat, baca kembali
dan konfirmasi ulang ( CABAK ) terhadap perintah yang diberikan.
7) Pelaporan kondisi pasien kepada DPJP pasien menjadi tanggung jawab dokter ruangan yang bertugas.

b. Apa sajakah indikator dalam melakukan komunikasi efektf ?


1) Instruksi / laporan hasil tes secara verbal dan telepon ditulis oleh penerima instruksi / laporan dalam rekam medis
pasien.
2) Instruksi / laporan hasil tes secara verbal dan telepon dibacakan kembali oleh penerima instruksi / laporan.
3) Instruksi / laporan yang dibacakan tersebut, dikonfirmasi oleh individu pemberi instruksi / laporan.

c. Apa yang perlu dilakukan sebelum menelepon dokter :


1) Periksa pasien dengan benar.
2) Lihat nama dokter penanggungjawab psien yang sesuai untuk ditelepon.
3) Mengetahui diagnosis masuk pasien.
4) Baca catatan dokter dan keperawatan terbaru.
5) Pegang rekam medis pasien dan siap untuk melaporkan kondisi pasien ( alergi, pengobatan yang diberikan, cairan IV,
hasil test penunjang )
6) Setiap laporan SBAR berbeda.
7) Fokus pada permasalahan dan ringkas.

3. MANAJEMEN KESELAMATAN PENGGUNAAN OBAT-OBAT YANG PERLU KEWASPADAAN TINGGI ( HIGH ALERT )

a. Apa saja yang termasuk obat-obat high alert medicaton di rumah sakit ?
Obat – obatan yang termasuk dalam high alert medication adalah :
 Elektrolit pekat : KCl, MgSO4, Natrium Bikarbonat, NaCl > 0,9%

Buku Saku Rumah Sakit Sumber Waras


7
 NORUM ( Nama Obat Rupa Ucapan Mirip ) / LASA ( Look A Like Sound A Like ), Contoh :

LOOK A LIKE DRUGS

KETOCONAZOLE dengan KETOPROFEN

METHYLERGOMETRINE dengan METHYLPREDNISOLONE

LOOK A LIKE SOUND A LIKE ( LASA )

CEFTRIAXONE dengan CEFOTAXIME

Pengelolaan high alert medication :

 Penyimpanan di lokasi khusus dengan akses terbatas dan diberi penandaan yang jelas berupa stiker berwarna
merah bertuliskan “ High Alert “
 NaCl > 0,9% dan KCl tidak boleh disimpan di ruang perawatan kecuali di Unit Perawatan Intensif ( ICU ).
 Ruang perawatan yang boleh menyimpan elektrolit pekat harus memastikan bahwa elektrolit pekat disimpan di
lokasi dengan kases terbatas bagi petugas yang diberi wewenang.
 Obat diberi penandaan yang jelas berupa stiker berwarna merah bertuliskan “ High Alert “ dan khusus untuk
elektrolit pekat harus ditempelkan stiker yang dituliskan “ Elektrolit pekat, harus diencerkan sebelum diberikan “
b. Keamanan dalam pemberian obat ?
Dalam pemberian obat kepada pasien, semua perawat harus memenuhi prinsip-prinsip 7 benar :
1) Benar pasien;
2) Benar obat;
3) Benar tidak kadaluwarsa;
4) Benar dosis;
5) Benar waktu pemberian;

Buku Saku Rumah Sakit Sumber Waras


8
6) Benar cara pemberian;
7) Benar dokumentasi.

4. PENGURANGAN RESIKO INFEKSI DENGAN HAND HYGIENE DAN PENGGUNAAN APD

a. Apakah indikator usaha menurunkan resiko infeksi nosokomial ?


1) Menggunakan panduan hand hygiene terbaru oleh WHO.
2) Mengimplementasikan program kebersihan tangan yang efektif.

b. Bagaimanakah standar prosedur cuci tangan yang benar dirumah sakit ?


Semua petugas di rumah sakit termasuk dokter melakukan 6 LANGKAH kebersihan tangan pada 5 momen yang telah
ditentukan, yakni :
1) Sebelum kontak dengan pasien;
2) Sesudah kontak dengan pasien;
3) Sebelum tindakan asepsis;
4) Terkena cairan tubuh psien;
5) Sesudah kontak dengan lingkungan sekitar pasien.

Ada 2 cara cuci tangan yaitu :

1) HANDWASH – dengan air mengalir


Waktuya : 40 – 60 detik
2) HANDRUB – dengan gel berbasis alcohol
Waktunya : 20 – 30 detik

5. KETEPATAN LOKASI, PROSEDUR DAN TINDAKAN OPERASI

a. Apa sajakah indikator keselamatan pasien operasi ?


1) Menggunakan tanda yang mudah untuk identifikasi lokasi operasi dan mengikutsertakan pasien dalam penandaan.
2) Menggunakan ceklist atau proses lain untuk verifikasi lokasi yang tepat, prosedur yang tepat dan pasien yang tepat
sebelum operasi.
3) Seluruh tim membuat dan mendokumentasikan prosedur time out sebelum operasi.

b. Tahukah anda bagaimana prosedur check list keselamatan operasi ?


Proses time out ini merupakan standar operasi yang meliputi pembacaan dan pengisian formulir sign in yang dilakukan
sebelum pasien dianestesi di holding area, time out yang dilakukan di ruang operasi sesaat sebelum incisi pasien operasi
dan sign out setelah operasi selesai ( dapat dilakukan di recovery room ). Proses sign in, time out dan sign out ini dipandu
oleh perawat sirkuler dan diikuti oleh operator, dokter anestesi, perawat.

Surgical Safety Cheklist Dokumen

Buku Saku Rumah Sakit Sumber Waras


9
6. PENURUNAN PASIEN RESIKO JATUH

a. Bagaimanakah cara mengkaji pasien resiko jatuh ?


Penilaian resiko jatuh dilakukan saat pengkajian awal dengan menggunakan metode pengkajian resiko jatuh yang telah
ditetapkan oleh Rumah Sakit Sumber Waras. Penilaian resiko jatuh pada pasien anak menggunakan scoring HUMPTY
DUMPTY dan pada pasien dewasa menggunakan scoring MORSE. Scoring Morse sebagai berikut :

PARAMETER STATUS / KEADAAN SKOR


Riwayat jatuh saat ini Tidak pernah 0
atau dalam 3 bulan
Pernah 25
yang lalu
Penyakit penyerta Tidak ada 0
(diagnose sekunder) Ada 15
Alat bantu jalan Tanpa alat bantu, tidak 0
dapat jalan, kursi roda
Tongkat / alat 15
penopang
Perabot 30
Pemakaian infuse intra Ya 25
vena / heparin Tidak 0

Buku Saku Rumah Sakit Sumber Waras


10
Cara berjalan Normal, tidak dapat 0
jalan
Lemah 10
Tidak dapat jalan 20

TINGKAT RESIKO SKOR MORSE TINDAKAN


Risiko Rendah 0 – 24 Tidak ada tindakan
Risiko Sedang 25 – 44 Pencegahan jatuh standar
Risiko Tinggi ≥ 45 Pencegahan jalan risiko
tinggi

Pengkajian tersebut dilakukan oleh perawat dan kemudian dapat dijadikan dasar pemberian rekomendasi kepada dokter
untuk tata laksana lebih lanjut.
Perawat memasang gelang risiko berwarna KUNING di pergelangan tangan pasien dan mengedukasi pasien dan atau
keluarga maksud dari pemasangan gelang tersebut.
SPO Pengkajian dan pencegahan pasien risiko jatuh
Pengkajian ulang dilakukan oleh perawat secara berkala sesuai hasil penilaian risiko jatuh pasien dan jika terjadi perubahan
kondisi pasien atau pengobatan.

b. Apa yang dilakukan jika ada pasien yang jatuh ?


Dilakukan tatalaksana pasien jatuh dan membuat laporan insiden keselamatan pasien.
Penatalaksanaan pasien jatuh :
1) Perawat yang bertugas akan melengkapi penilaian paska jatuh dan menghubungi dokter jaga atau dokter penanggung
jawab pelayanan ( DPJP );
2) Pasien yang mengalami jatuh akan dikelola berdasarkan protocol penatalaksanaan pasien jatuh;
3) Bila pasien dicurigai atau terjadi cidera akibat jatuh, dokter jaga atau dokter penanggungjawab pelayanan ( DPJP ) akan
melengkapi penilaian paska jatuh dan meminta pemeriksaan penunjang diagnostic yang diperlukan;
4) Perawat yang bertugas kemudian akan merujuk kasus jatuh ke tim KPRS;
5) KPRS akan melakukan hal-hal sebagai berikut :
Menilai semua faktor-faktor yang berpotensi menyebabkan kejadian jatuh seperti lingkungan, perlengkapan, faktor
obat-obatan dan intervensi atau tindakan apa yang telah dilakukan pada saat kejadian jatuh, dengan menggunakan
intervensi pencegahan dan penatalaksanaan jatuh sebagai pedoman :
a) Merekomendasikan intervensi dan perubahan-perubahan pada rencana perawatan pasien untuk mencegah
terulangnya kejadian psien jatuh;
b) Mengkomunikasikan dan merekomendasikan hasil dari rujukan tersebut kepada pihak terkait;
c) Melakukan pertemuan secara berkala untuk mengevaluasi program pencegahan pasien jatuh dan
merekomendasikan pengembangan program lebih lanjut.
6) Komunikasi dan dokumentasi
a) Setiap episode kejadian jatuh pada setiap pasien akan dilengkapi suatu formulir laporan kejadian jatuh;
b) Rekam Medis akan dilengkapi dengan laporan kejadian jatuh yang meliputi keadaan pasien pada saat diketahui
pasien jatuh, respon pasien saat diketahui jatuh tersebut, tanda-tanda cedera akibat jatuh, lokasi jatuh,
pemberitahuan kepada dokter jaga dan dokter penanggungjawab pelayanan serta tindakan-tindakan yang telah
dilakukan oleh staf medis pada saat kejadian jatuh;
c) Staf medis akan melengkapi formulir laporan kejadian hampir jatuh bila dapat mengidentifikasi dan berhasil
mencegah kejadian jatuh.
7) Evaluasi program
a) Rumah sakit melalui Tim Keselamatan Pasien Rumah Sakit akan melengkapi evaluasi kejadian pasien jatuh setiap
6 bulan sesuai dengan ketentuan program KPRS Sumber Waras;
b) Untuk setiap kejadian jatuh akan dilakukan Root Cause analysis ( RCA ) yang merupakan suatu ketentuan
penilaian Keselamatan Actual.
Semua kejadian yang dilaporkan akan dimasukkan ke dalam suatu data base sesuai ketentuan pedoman
keselamatan pasien rumah sakit.

c. Pencegahan Pasien dengan resiko jatuh


1) Seluruh staf rumah sakit melaksanakan suatu program pemantauan lingkungan perawatan pasien untuk menciptakan
suatu lingkungan yang aman.
2) Standar perawatan untuk pencegahan jatuh akan dilaksanakan oleh perawat yang bertugas.
3) Penyesuaian pola pemakaian obat pada pasien dengan polifarmasi akan dilakukan untuk mengurangi faktor risiko
jatuh yang berkaitan dengan pengobatan.
4) Rencana perawatan komprehensif akan dilaksanakan dalam intervensi pencegahan jatuh.

Buku Saku Rumah Sakit Sumber Waras


11
5) Setiap pasien akan dilakukan penilaian risiko pasien jatuh dan ditentukan tingkat risikonya oleh perawat yang bertugas
dengan mengacu pada standar yang ada.
6) Setelah dilakukan penilaian maka setiap pasien akan diberikan kode tingkat risiko dengan menggunakan gambar
dengan warna dasar disesuaikan dengan tingkat atau golongan sebagai berikut :
a) Risiko rendah menggunakan gambar dengan warna dasar hijau.
b) Risiko sedang menggunakan gambar dengan warna dasar kuning.
c) Risiko tinggi menggunakan gambar dengan warna dasar merah.
d) Kode tingkat risiko tiap pasien akan diberikan pada pasien dengan menggunakan gelang.
7) Pencegahan yang dilakukan bila pasien digolongkan pada resiko tinggi
a) Pasien lebih sering dipantau.
b) Pasang pengaman tempat tidur.
c) Libatkan keluarga dalam perawatan pasien.

d. BHD adalah :
Usaha yang dilakukan untuk mempertahankan kehidupan pada saat korban mengalami keadaan yang mengancam jiwa
atau usaha bantuan hidup tanpa memakai cairan intra-vena, obat, atau kejutan listrik.

e. Tujuan BHD
Tujuan BHD adalah :
1) Mencegah berhentinya sirkulasi ( Peredaran darah )
2) Mencegah berhentinya pernafasan
Memberikan bantuan pada sirkulasi dan pernafasan pada korban yang mengalami henti jantung dan henti nafas
melalui resusitasi jantung paru ( RJP ).

f. Langkah – langkah Bantuan Hidup Dasar


1) Pastikan kesadaran.
Dengan cara menggoyang bahu korban dengan lembut dan mantap, sambil memanggil nama : Pak !!! / Bu !!! / Mas !!!
/ Mbak !!!
2) Minta tolong dengan cara berteriak.
“ Tolong ada orang tidak sadar !!! “
Segera hubungi sarana kesehatan terdekat.
3) Atur posisi korban dan penolong.
Posisi korban terlentang, berada pada permukaan yang rata dan keras.
Posisi penolong sejajar bahu korban di kiri atau kanan.
Catatan : pastikan lingkungan sekitar korban aman untuk melakukan pertolongan.
4) Cek nadi.
Dilakukan dengan meraba arteri karotis.
Waktu memastikan ada nadi atau tidak maksimal 10 detik.
Catatan : Penolong tidak perlu memeriksa nadi dan mengasumsikan korban henti jantung bila korban tidak berespon
dan tidak bernafas atau bernafas tidak normal. Jika dalam 10 detik penolong belum bisa meraba arteri, maka kompresi
dada sudah harus dilakukan.
5) Kompresi dada.
Posisi telapak tangan 2 jari di atas ulu hati ( ujung bawah tulang dada ).
Berikan tekanan secara kuat dan berirama pada setengah bawah dinding dada.
Posisi tangan penolong tegak lurus dengan dada korban.
Berikan kompresi dada dengan kedalaman minimal 5 cm.
Berikan kesempatan dada mengembang sempurna setelah tiap kompresi.
Frekuensi kompresi dada 30x.
6) Jalan nafas.
Pastikan tidak ada sumbatan dimulut, bila ada singkirkan.
Buka jalan nafas dengan teknik angkat kepala-angkat dagu ( head tilt chin lift ).
Catatan : Pada korban yang diduga cedera leher, JANGAN lakukan teknik angkat kepala-angkat dagu, tapi lakukan
menarik rahang ( jaw thrust).
7) Bantuan nafas.
Berikan bantuan nafas dalam waktu 1 detik.
Berikan bantuan nafas yang cukup untuk mengangkat dinding dada.
Berikan bantuan nafas sesuai dengan kompresi dada dengan perbandingan 2 kali bantuan nafas setelah 30 kali
kompresi dada.
8) Lakukan resusitasi jantung paru selama 2 menit ( 5 siklus ).
1 (satu) siklus terdiri dari 30x kompresi diikuti 2x bantuan nafas.
Setelah 2 menit, periksa lagi nadi.
Bila tidak teraba nadi lanjutkan resusitasi.
Bila teraba nadi diberikan bantuan nafas saja setiap 6-8 detik.
Resusitasi terus dilakukan sampai bantuan datang.

Buku Saku Rumah Sakit Sumber Waras


12
HAK PASIEN DAN KELUARGA ( HPK )

1. Tahukah anda tentang bagaimana hak pasien dirumah sakit ?


Rumah Sakit Sumber Waras bertanggung jawab untuk melindungi dan mengedepankan hak pasien dan keluarga sesuai UU
RI No. 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit yaitu :
a. Pasien berhak memperoleh informasi mengenai tata tertib dan peraturan yang berlaku di Rumah Sakit.
b. Pasien berhak memperoleh informasi tentang hak dan kewajiban pasien.
c. Pasien berhak memperoleh layanan yang manusiawi, adil, jujur dan tanpa diskriminasi.
d. Pasien berhak memperoleh layanan kesehatan yang bermutu sesuai dengan standar profesi dan standar prosedur
operasional.
e. Pasien berhak memperoleh layanan yang efektif dan efesien sehingga pasien terhindar dari kerugian fisik dan materi.
f. Pasien berhak mengajukan pengaduan atas kualitas pelayanan yang didapatkan.
g. Pasien berhak memilih dokter dan kelas perawatan sesuai dengan keinginannya dan peraturan yang berlaku di
Rumah Sakit.
h. Pasien berhak meminta konsultasi tentang penyakit yang dideritanya kepada dokter lain yang mempunyai Surat Ijin
Praktek ( SIP ) baik di dalam maupun di luar Rumah Sakit.
i. Pasien berhak mendapat privasi dan kerahasiaan penyakit yang diderita termasuk data-data medisnya.
j. Pasien berhak mendapat informasi yang meliputi diagnosis dan tata cara tindakan medis, tujuan tindakan medis,
alternatif tindakan, resiko dan komplikasi yang mungkin terjadi dan prognosis terhadap tindakan yang dilakukan serta
perkiraan biaya pengobatan.
k. Pasien berhak memberikan persetujuan atau menolak atas tindakan yang akan dilakukan oleh tenaga kesehatan
terhadap penyakit yang dideritanya.
l. Pasien berhak didampingi keluarganya dalam keadaan kritis.
m. Pasien berhak menjalankan ibadah sesuai agama / kepercayaan yang dianutnya selama hal itu tidak mengganggu
pasien lainnya.
n. Pasien berhak memperoleh keamanan dan keselamatan dirinya selama dalam perawatan di Rumah Sakit.
o. Pasien berhak mengajukan usul, saran, perbaikan atas perilaku Rumah Sakit terhadap dirinya.
p. Pasien berhak menolak pelayanan bimbingan rohani yang tidak sesuai dengan agama dan kepercayaan yang
dianutnya.

2. Bagaimana prosedur pemberian informasi Hak & Kewajiban Pasien


a. Penjelasan hak dan kewajiban pasien wajib diberikan pada pasien dan keluarga dilakukan dibagian pendaftaran rawat
inap.
b. Informasi mengenai hak dan kewajiban pasien disentralkan di bagian HUMAS / UMUM, bila ada yang ingin
mengetahui informasi hak dan kewajiban pasien maka diarahkan kebagian HUMAS / UMUM, tidak akan dipasang di
papan tempat umum.
c. Rumah Sakit berperan dalam menghormati Hak Pasien dan Keluarga.

3. Bagaimana prosedur melindungi barang milik pasien ?


a. Rumah Sakit mengkomunikasikan tingkat tanggung jawabnya terhadap barang milik pasien yaitu melalui tata tertib
Rumah Sakit.
b. Perlindungna barang pasien yang diambil alih Rumah sakit adalah pasien yang tidak ada keluarganya saat itu, pasien
tidak sadar.
c. Staf Rumah Sakit ikut terlibat dalam menjaga barang milik pasien dari pencurian / kehilangan, contoh : memberitahu
pasien / keluarga bila menyimpan HP tergeletak sembarangan, dan lain-lain.
d. Penggunaan cctv untuk memantau keadaan Rumah Sakit
SPO Perlindungan Barang Milik Pasien

4. Bagaimana Rumah Sakit melindungi pasien terhadap kekerasan fisik ?


a. Kriteria kekerasan fisik di lingkungan Rumah Sakit terdiri atas pelecehan seksual, pemukulan, penelantaran dan
pemaksaan fisik terhadap pasien baik yang dilakukan oleh penunggu / pengunjung pasien maupun petugas.
b. Kecuali terdapat indikasi, petugas kesehatan dapat melakukan pemaksaan fisik ( seperti pengekangan ) sesuai standar
medis dan etika rumah sakit yang berlaku.
c. Setiap petugas keamanan sudah terlatih untuk menangani hal tersebut.

Buku Saku Rumah Sakit Sumber Waras


13
d. Setiap pasien / pengunjung / karyawan yang berada dalam rumah sakit harus menggunakan tanda pengenal berupa
gelang identitas pasien, kartu visitor / pengunjung atau name tag karyawan.
e. Rumah Sakit bertanggung jawab melindungi pasien dari kekerasan fisik yang mungkin dapat terjadi tiba-tiba oleh
pungunjung, pasien lain, dan staf Rumah Sakit.
f. Staf Rumah Sakit ikut berperan dalam melindungi pasien dari kekerasan fisik.
g. Perlindungan terhadap kekerasan fisik ini lebih diperhatikan terutama bagi bayi, anak-anak, manula dan lainnya yang
tidak melindungi dirinya.
h. Tindakan yang bisa dilakukan Rumah sakit melibatkan ronde satpam.

5. Menjaga kerahasiaan informasi


a. Pasien saat pertama akan dirawat sudah menunjuk kepada siapa informasi medis yang berkaitan dengan pasien
boleh diberikan.
b. Informasi apapun yang berhubungan dengan pasien adalah rahasia.
c. Tidak boleh membicarakan hal apapun tentang pasien di tempat umum.

6. Bagaimana Proses penyampaian keluhan


Pasien mempunyai hak untuk menyampaikan keluhan. Jika pasien dan keluarga mempunyai keluhan konflik mengenai
pelayanan Rumah Sakit, pasien / keluarga diarahkan untuk mengisi angket keluhan tersebut kemudian bisa langsung
diselesaikan saat itu juka memungkinkan untuk dapat diselesaikan oleh PJ / Kepala Ruangan / Supervisor.

7. Bagaimana Rumah Sakit melindungi kebutuhan privasi pasien ?


Saat dilakukan pemeriksaan, konsultasi, tatalaksana antar pasien akan dibatasi dengan tirai.
SPO Perlindungan Kebutuhan Privasi Pasien

8. Bagaimana prosedur pemberian informedconsent kepada pasien & keluarga ? Siapa yang memberikan informed
consent ? Apa saja yang diinformasikan saat informed consent ?
Persetujuan tindakan kedokteran ( acuan : Manual Persetujuan Tindakan Kedokteran dari Konsil Kedokteran Indonesia )
a. Pernyataan persetujuan ( Informed Consent ) dari pasien didapat melalui suatu proses yang ditetapkan rumah sakit
dan dilaksanakan oleh staf yang terlatih, dalam bahasa yang dipahami pasien.
SPO Pemberian Informed Consent
b. Informed consent diperoleh sebelum operasi, anestesi, penggunaan darah atau produk darah dan tindakan serta
pengobatan lain yang berisiko tinggi.
c. Semua tindakan kedokteran harus mendapat persetujuan pasien dan atau keluarga setelah mendapat penjelasan
yang cukup tentang hal-hal yang berkaitan dengan tindakan tersebut dari Dokter Penanggungjawab Pasien ( DPJP ).
d. Informed consent menginformasikan tentang : diagnosis ( WD & DD ), dasar diagnosis, tindakan kedokteran, indikasi
tindakan, tata cara, tujuan, risiko, komplikasi, prognosis, alternatif & risiko.

9. Bagaimana pasien mendapatkan informasi pelayanan kerohanian di Rumah Sakit ?


Pelayanan kerohanian terdiri dari pelayanan kerohanian rutin dan atas permintaan. Pasien yang membutuhkan pelayanan
kerohanian akan mengisi formulir permintaan pelayanan kerohanian. Kemudian perawat akan menghubungi petugas
terkait sesuai daftar yang ada.
SPO Pelayanan Kerohanian

10. Apa yang dilakukan Rumah Sakit jika pasien menolak memberhentkan tndakan ( resusitasi ) atau pengobatan yang
diberikan ?
a. Rumah Sakit menghormati keinginan dan pilihan pasien untuk menolak pelayanan resusitasi.
b. Keputusan untuk tidak melakukan RJP harus dicatat di rekam medis pasien dan di formulir Do Not Resuscitate
( DNR ). Formulir DNR harus diisi dengan lengkap dan disimpan di rekam medis pasien.
c. Alasan diputuskannya tindakan DNR dan orang yang terlibat dalam pengambilan keputusan harus dicatat di rekam
medis pasien dan formulir DNR.
d. Keputusan harus dikomunikasikan kepada semua orang yang terlibat dalam aspek perawatan pasien.
SPO Penolakan Tindakan atau Pengobatan

PENDIDIKAN PASIEN DAN KELUARGA ( PPK )

Buku Saku Rumah Sakit Sumber Waras


14
1. Siapa yang memberikan edukasi kepada pasien & keluarga ?

Semua pemberian informasi dan edukasi kepada pasien dan keluarga diberikan oleh petugas yang berkompeten dan
dikoordinasi oleh Panitia PKRS.

2. Bagaimana prosedur pemberian informasi dan edukasi kepada pasien & keluarga ?
Pemberian informasi dan edukasi diberikan sesuai kebutuhan, dan diberikan oleh petugas dengan kompetensi yang sesuai
yaitu PANITIA PKRS.
SPO Pemberian Informasi dan Edukasi

3. Bagaimana cara anda mengetahui pencapaian keberhasilan edukasi yang diberikan ?


Melakukan verifikasi bahwa pasien dan keluarga bisa menerima dan memahami edukasi yang diberikan.
SPO Pemberian Informasi atau Edukasi

4. Apa bukt edukasi telah diberikan kepada pasien ?


a. Ada bahan materi yang diberikan kepada pasien dan atau keluarga.
b. Ada dokumen pemberian edukasi berupa formulir pemberian edukasi yang ditandatangani oleh pemberi edukasi dan
penerima edukasi.

PENINGKATAN MUTU DAN KESELAMATAN PASIEN ( PMKP )

1. Apakah definisi kejadian sentnel ?


Kejadian sentinel adalah suatu KTD yang mengakibatkan kematian atau cedera yang serius; biasanya dipakai untuk
kejadian yang sangat tidak diharapkan atau tidak dapat diterima seperti : operasi pada bagian tubuh yang salah.

2. Apakah yang termasuk kategori sentnel ?


a. Kematian tidak terduga dan tidak terkait dengan perjalanan alamiah / kondisi yang mendasari penyakitnya. Contoh
bunuh diri.
b. Kehilangan fungsi utama ( major ) secara permanen yang tidak terkait dengan perjalanan alamiah penyakit pasien
atau kondisi yang mendasari penyakitnya.
c. Salah lokasi, salah prosedur, salah pasien operasi.
d. Penculikan bayi atau bayi yang dipulangkan bersama orang yang bukan orang tuanya.
e. Bunuh diri di Rumah Sakit.
f. Pemerkosaan di Rumah Sakit.
Pelaporan Insiden tdak boleh lebih dari 2 x 24 jam

3. Apa saja jenis-jenis insiden ?


a. Insiden meliputi Kejadian Tidak Diharapkan ( KTD ) → suatu kejadian yang mengakibatkan cedera pada pasien.
b. Kejadian Nyaris Cedera ( KNC ) → Terjadinya insiden yang belum sampai terpapar ke pasien.
c. Kejadian Tidak Cedera ( KTC ) → Kejadian insiden yang sudah terpapar ke pasien tetapi tidak menimbulkan cedera.
d. Kondisi Potensial Cedera ( KPC ) → Kondisi / situasi yang sangat potensial untuk menimbulkan cedera, tetapi belum
terjadi insiden.
e. Kejadian Sentinel.

4. Yang perlu dilakukan jika terjadi KTD / KNC ?


a. Bila mengenai “ pasien “ maka akan dilakukan pembahasan oleh tim keselamatan pasien Rumah Sakit ( KPRS )
b. Jika mengenai “ karyawan “ pengunjung atau asset rumah sakit, maka dilaporkan kepada panitia Keselamatan Kerja,
Kebakaran dan Kewaspadaan Bencana ( K3RS ).
( Laporkan semua kejadian termasuk yang nyaris cidera sesegera mungkin agar anda tidak lupa )
5. Bagaimana Prosedur Pelaporan Insiden ?

Pelapor ( Mengisi Form Pelaporan Insiden )

Melapor atasan yang bersangkutan

Melakukan investigasi sederhana

Buku Saku Rumah Sakit Sumber Waras


15
Melapor kepada Tim KPRS

Lakukan RCA dan Rekomendasi

Lapor Ketua Komite MK3RS

MILLENIUM DEVELOPMENT GOALS ( MDGS )

1. Apa yang anda ketahui tentang PONEK Rumah Sakit ?


a) Rumah Sakit melaksanakan program PONEK ( Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi Komprehensif ) untuk
menurunkan angka kematian bayi dan meningkatkan kesehatan ibu.
b) Rumah Sakit membentuk Tim / Panitia PONEK untuk menjalankan program PONEK RS.

2. Apa yang anda ketahui tentang program HIV / AIDS ?


Proses pelayanan kesehatan bagi ODHA, memberikan perawatn komprehensif, dukungan dan pengobatan.

3. Apa yang anda ketahui tentang TB – DOTS RS ?


a) Rumah Sakit melaksanakan penaggulangan TB sesuai dengan pedoman strategi DOTS ( Direct Observe Therapy
Shortcourse )
b) Rumah Sakit membentuk Tim / Panitia TB DOTS untuk menjalankan program TB DOTS RS.

AKSES KE PELAYANAN DAN KONTINUITAS PELAYANAN ( APK )

1. Bagaimana prosedur skrining di IGD


a) Skrining dilakukan pada kontak pertama untuk menetapkan apakah pasien dapat dilayani oleh Rumah Sakit.
b) Skrining dilaksanakan melalui kriteria triase, visual atau pengamatan, pemeriksaan fisik, psikologik, laboratorium
klinik atau diagnostik imajing sebelumnya.
SPO Skrining Pasien

2. Bagaimana prosedur penerimaan pasien rawat inap dan rawat jalan ?


SPO Penerimaan Pasien Rawat Inap
SPO Penerimaan Pasien Rawat Jalan

3. Bagaimana prosedur triase ?


Rumah sakit melaksanakan proses triase berbasis bukti untik memprioritaskan pasien sesuai dengan kegawatannya.

4. TRIAGE pasien IGD ?


Merah : Gawat Darurat ( Ruang Resusitasi )
Contoh kasus :
 Penyakit jantung
 Pasien tidak sadar misal karena kecelakaan lalu lintas, stroke
 Perdarahan banyak

Buku Saku Rumah Sakit Sumber Waras


16
KUNING : Ruang Observasi

Contoh kasus : Pasien dengan ulcus tropium, TBC kulit, luka

sayat dangkal

HIJAU : Tidak Gawat dan Tidak Darurat

Contoh kasus : Batuk pilek

HITAM : Meninggal ( DOA )

5. Bagaimana prosedur transfer yang berlaku di rumah sakit

PASIEN PETUGAS KETERAMPILAN PERALATAN


PENDAMPING YANG UTAMA
DIBUTUHKAN
Derajat 0 TPK / Petugas Bantuan Hidup Dasar
( Pasien yang keamanan
dapat terpenuhi
kebutuhannya
dengan ruang
rawat biasa di unit
/ instalasi rumah
sakit yang dituju )
Derajat 0,5 TPK / Petugas Bantuan Hidup Dasar
( Orang tua / Keamanan
derilium )
Pasien yang dapat
terpenuhi
kebutuhannya
dengan ruang
rawat biasa di unit
/ instalasi rumah
sakit yang dituju
Derajat 1 Perawat / Petugas Bantuan hidup dasar, Oksigen, Suction,
Pasien dengan berpengalaman pelatihan tabung gas, tiang infuse
resiko perburukan ( sesuai dengan pemberian obat-obatan, portable, pompa
kondisi, atau kebutuhan kenal akan tanda infuse dengan
pasien yang pasien ) deteriorasi, keterampilan baterai, oksimetr
sebelumnya trakeostomi dan suction denyut
menjalani
perawatan di HCU,
dimana
membutuhkan
ruang rawat biasa
dengan saran dan
dukungan
tambahan dari tim
perawatan kritis.
Derajat 2 Perawat dan Semua keterampilan diatas Semua peralatan
Pasien yang petugas ditambah : 2 tahun diatas ditambah :
membutuhkan keamanan / TPK pengalaman dalam Monitor EKG dan
observasi / perawatan intensif tekanan darah dan
intervensi lebih ( Oksigenasi, sungkup defibrillator.
ketat, termasuk pernafasan, defibrillator,
penanganan monitor )
kegagalan satu
system organ atau
perawatan pasca
operasi & pasien
yang sebelumnya
di rawat di HCU

Buku Saku Rumah Sakit Sumber Waras


17
Derajat 3 Dokter perawat Standar kompetensi dokter
Pasien yang dan TPK / petugas harus diatas standar
membutuhkan keamanan minimal.
bantuan Dokter :
pernafasan lanjut 1. Minimal 6 bulan
( advanced pengalaman
respiratory mengenai
support ) atau perawatan pasien
bantuan intensif & bekerja
pernafasan dasar ( di ICU.
basic respiratory 2. Keterampilan BHD
support ) dengan dan lanjutan.
dukungan / 3. Keterampilan
bantuan minimal mengenai
2 sistem organ, permasalahan
termasuk pasien- jalan nafas dan
pasien yang pernafasan,
membutuhkan minimal level ST 3
penanganan atau sederajat.
kegagalan multi 4. Harus mengikuti
organ pelatihan untuk
transfer pasien
dengan sakit
berat atau kritis.
Perawat :
1. Minimal 2 tahun
bekerja di ICU.
2. Keterampilan BHD
& lanjutan.
3. Harus mengikuti
pelatihan untuk
transfer pasien
dengan sakit
berat dan kritis.

6. Bagaimana prosedur pemulangan pasien


Dalam 48 jam setelah pasien masuk, perawat akan membuat discharge planning pasien yang mencakup beberapa topic
dan criteria tentang bagaimana pasien akan dirawat setelah pulang. Hal ini didokumentasikan dalam formulir pengkajian
awal keperawatan rawat inap.

ASESMEN PASIEN ( AP )

1. Bagaimana prosedur pengkajian status GIZI pasien di rumah sakit ?


Status gizi dinilai dengan menggunakan kriteria MUST ( Malnutrition Universal Screening Tool ) untuk mengidentifikasi dan
menatalaksana pasien dewasa yang mengalami gizi buruk, kurang gizi atau obesitas.
2. Bagaimana prosedur pengkajian “ NYERI “ di rumah sakit ?
a) Pengkajian rasa nyeri menggunakan Neonatal Infants Pain Scale ( NIPS ) untuk usia < 1 tahun, FLACCS untuk usia 1-3
tahun, Wong Baker Faces.
b) Rating Scale untuk usia > 3 tahun dan Numeric Scale untuk dewasa.

Buku Saku Rumah Sakit Sumber Waras


18
PELAYANAN PASIEN ( PP )

1. Bagaimana prosedur penyimpanan, penyajian dan pendistribusian makanan kepada pasien ?


a) Makanan disiapkan dan disimpan dengan cara mengurangi risiko kontaminasi dan pembusukan.
b) Makanan didistribusi secara tepat waktu dan memenuhi permintaan.
SPO Penyimpanan, Penyajian dan Pendistribusian Makanan

2. Bagaimana prosedur penanganan pasien dalam tahap terminal ?


Rumah sakit memahami kebutuhan pasien yang unik pada akhir kehidupan.
SPO Pelayanan Pasien Terminal

MANAJEMEN PENGGUNAAN OBAT ( MPO )

1. Apa saja daftar obat-obatan yang termasuk dalam NORUM ?


Daftar obat-obatan LASA ( Look A like Sound A like ) dapat ditemukan di SPO obat-obatan Sound A like Look A like dan juga
pada buku quality and safety.
Contoh obat look alike adalah obat-obatan dengan tampilan yang mirip namun sebenarnya berbeda dosis ( misalnya
Amlodipin 5mg dan Amlodipin 10mg ). Sementara contoh obat sound alike adalah azithromycin dan erithromycin
( terdengar mirip ).

2. Bagaimana kebijakan penyimpanan elektrolit pekat di Rumah Sakit ?


Obat-obatan high alert ( Kalium klorida 7,46% dalam ampul dan Natrium klorida 3% dalam kolf ) hanya disimpan diruang
rawat intensif ( ICU, NICU, HCU ) ( ditempat yang ditandai dengan stiker merah ). Obat high alert tersebut diberi stiker “
high alert “ berwarna merah dan khusus untuk larutan elektrolit pekat juga diberi penandaan stiker yang bertuliskan “
elektrolit pekat, harus diencerkan sebelum diberikan ! “. ( Apakah sudah disesuaikan dengan kebijakan Rumah Sakit ).

3. Bagaimana prosedur pengelolaan obat emergensi di Rumah Sakit ?


Obat emergensi disimpan dalam troli / kit / lemari emergensi terkunci, diperiksa, dipastikan selalu tersedia dan harus
diganti segera jika jenis dan jumlahnya sudah tidak sesuai lagi dengan daftar yang ditempel / digantung di troli / kit /
lemari emergensi. Perbekalan farmasi dan penguncian troli tersebut dikontrol oleh farmasi.
Troli akan dibuka 1 bualn sekali untuk dilakukan pemeriksaan kesesuaian perbekalan farmasi dengan daftar, ketepatan
penyimpanan dan tanggal kadaluwarsa.

4. Bagaimana alur pelaporan insiden apabila terjadi medicaton error ?


Baik dokter maupun perawat yang menemukan terjadinya medication error boleh melaporkan kejadian tersebut.

Buku Saku Rumah Sakit Sumber Waras


19
SPO Pelaporan Insiden.

5. Bagaimanakah kebijakan Rumah Sakit tentang persyaratan resep yang lengkap ?


Resep harus memenuhi kelengkapan :
a) Nama pasien, tanggal lahir atau umur pasien ( jika tidak dapat mengingat tanggal lahir ), nomor rekam medik dan
berat badan pasien ( untuk pasien anak ).
b) Nama dokter, tanggal penulisan resep dan ruang pelayanan.
c) Mengisi kolom riwayat alergi obat pada bagian kanan atas lembar resep manual.
d) Menuliskan tanda R/ pada setiap sediaan. Untuk nama obat tunggal ditulis dengan nama generik. Untuk obat
kombinasi ditulis sesuai nama dalam Formularium, dilengkapi dengan bentuk sediaan obat ( contoh : injeksi, tablet,
kapsul, salep ), serta kekuatannya ( contoh : 500mg, 1 gram ).
e) Bila obat berupa racikan dituliskan nama setiap jenis / bahan obat dan jumlah bahan obat ( untuk bahan padat :
mikrogram, miligram, gram dan untuk cairan : tetes, mililiter, liter )
f) Pencampuran beberapa obat dalam satu sediaan tidak dianjurkan, kecuali sediaan dalam bentuk campuran tersebut
telah terbukti aman dan efektif.
g) Aturan pakai ( frekuensi, dosis, rute pemberian ). Untuk aturan pakai jika perlu atau prn atau “ pro re nata “, harus
dituliskan dosis maksimal dalam sehari.

MANAJEMEN KOMUNIKASI DAN INFORMASI ( MKI )

1. Adakah standarisasi singkatan dan symbol yang boleh dipakai di Rumah Sakit ini ?
Rumah Sakit telah mensosialisasikan standarisasi singkatan dan simbol yang boleh digunakan dalam pelayanan.

2. Bagaimana cara Rumah Sakit melindungi berkas rekam medis pasien dari kehilangan / kerusakan / penyalahgunaan ?
Rumah Sakit mengembangkan suatu kebijakan bahwa yang diberikan kewenangan mangakses rekam medis klinis pasien
adalah para praktisi kesehatan yang memberikan layanan kepada pasien tersebut.
( Pembatasan akses ke rekam medis )

3. Internatonal Alpha – Betcal ?

A Alfa J Juliet S Siera


B Bravo K Kilo T Tango
C Charli L Lima U United
D Delta M Mike V Victor
E Echo N Nancy W Wiesky
F Fox O Oscar X X – ray
G Golf P Papa Y Yanky
H Hotel Q Quibec Z Zulu
I India R Romeo

Buku Saku Rumah Sakit Sumber Waras


20
KUALIFIKASI DAN PENDIDIKAN STAFF ( KPS )

1. Dapatkah Anda menjelaskan uraian jabatan Anda ?


a) Uraian jabatan adalah proses, metode dan teknik untuk memperoleh data jabatan yang diolah menjadi informasi
jabatan dan disajikan untuk kepentingan program pegawai serta memberikan umpan balik bagi organisasi dan
tatalaksana.
b) Uraian jabatan staf bersifat personal tergantung pada jabatan yang dimiliki.
c) Secara umum uraian jabatan tersebut terdiri dari nama, jabatan, misi organisasi, misi jabatan, hasil kerja, bahan
kerja, perangkat kerja, sifat jabatan, pelaksanaan tugas ( uraian tugas, tanggung jawab dan wewenang ), nama
jabatan bawahan langsung, korelasi jabatan, kondisi pelaksanaan kerja, persyaratan jabatan, kondisi fisik, butiran
informasi lain dan surat tugas.
d) Uraian jabatan ini disimpan oleh bagian administrasi di masing-masing departemen / divisi / unit tempat bertugas
dan salinannya harus dimiliki oleh setiap staf medis yang bersangkutan.

2. Dapatkan Anda menjelaskan uraian jabatan Anda ?


( Karyawan dapat menjelaskan tentang uraian jabatannya masing-masing )

PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI ( PPI )

1. Bagaimana pemilihan sampah medis dan non medis / benda tajam / cair ?
a) Panitia Pencegahan dan Pengendalian Infeksi Rumah Sakit telah menetapkan pemisahan sampah medis dan non
medis.
b) Sampah medis dibuang di tempat sampah medis berkantung plastik merah.
c) Sampah non medis dibuang di tempat sampah non medis berkantung plastik hitam.
d) Sampah benda tajam & jarum dibuang di tempat sampah khusus ( box kuning ) yang bertuliskan bio hazart dan tidak
direuse yaitu safety box.
e) Limbah cair dibuang dispoolhook.

2. Apakah Rumah Sakit menerapkan pemisahan pasien infeksius dan non infeksius ?
a) Panitia Pencegahan dan Pengendalian Infeksi Rumah Sakit telah menetapkan pemisahan pasien infeksius dan non
infeksius sesuai dengan SPO perawatan pasien di ruang isolasi infeksi.
b) Pasien ditempatkan sesuai dengan sumber infeksi, apakah lewat kontak, airbone, dan droplet.

3. Bagaimana pemusnahan limah medis dan non medis ?


a) Sampah padat / medis.
Incenerator ( pembakaran dengan suhu > 800 °C )
b) Sampah non medis
Kerjasama dengan pihak ketiga yaitu Dinas Cipta Karya
c) Limbah Cair
 Limbah non medis / umum ( kamar mandi, dapur, laundry ) dialirkan ke septitank secara terpisah
selanjutnya ke IPAL.

Buku Saku Rumah Sakit Sumber Waras


21
 Limbah cair medis ( Radiologi, Laboratorium, Farmasi, dll ) dialirkan ke septitank terpisah atau jerigen
plastic, selanjutnya dimusnahkan / di daur ulang oleh pihak ketiga yang sudah memiliki izin operasional.

4. Etka Batuk
LANGKAH I :
a) Tutupi mulut dengan tissue jika batuk / bersin.
b) Buang tissue bekas pakai anda ke dalam tempat sampah.

LANGKAH II :

a) Tutupi mulut dengan tangan pada saat batuk / bersin.


b) Cuci tangan dengan air mengalir dan sabun selama 40 – 60 detik atau bersihkan tangan dengan yang berbahan dasar
alcohol.

LANGKAH III :

Batuk dan bersin pada lengan atas baju anda.

*) saat anda flu atau batuk gunakan masker agar orang lain tidak tertular.

Buku Saku Rumah Sakit Sumber Waras


22
MANAJEMEN FASILITAS DAN KESELAMATAN ( MFK )

1. Bagaimana prosedur evakuasi di rumah sakit ?


a) Semua tetap tenang dan tidak panik.
b) Berjalan biasa dengan cepat dan jangan lari.
c) Semua Kepala Sub Bagian / Kepala Instalasi / Koordinator tiap ruangan dan atau Kepala Shift Ruangan
bertanggungjawab untuk memimpin proses evakuasi di ruangan masing-masing ( sesuai dengan kondisi dan
kepentingan tiap-tiap bagian / instalasi ) menuju area berkumpul terdekat dan yang paling aman.

Titik kumpul berada di :


 Depan Instalasi Gawat Darurat ( IGD )
 Area Parkir Loby Timur
 Area Parkir Basement Loby Timur
d) Supervisor melakukan pengawasan dan membantu proses evakuasi di seluruh ruangan.
e) Selama proses evakuasi menggunakan tangga darurat yang ada di sisi Timur dan Barat Rumah Sakit.
f) Saat menggunakan tangga darurat, utamakan evakuasi pasien di lokasi terdekat dengan sumber api, selanjutnya
lakukan evakuasi pasien.

2. Bagaimana Prosedur Penggunaan APAR ?


Prosedur penggunaan APAR ( Alat Pemadam Api Ringan ) :
a) Tarik keluar segel pengaman handle picu.
b) Angkat nozel ke area bebas
c) Tekan handle picu sedikit sampai gas CO2 / powder keluar
d) Bawa APAR ke titik api
e) Arahkan ke titik api dan tekan handle picu
f) Jarak APAR dengan titik api : 2 meter

Buku Saku Rumah Sakit Sumber Waras


23
3. Tatalaksana pencegahan kebakaran ?
a) Deteksi bahaya kebakaran sesuai prosedur yang telah ditetapkan.
b) Pemeriksaan APAR oleh Dinas Pemadam Kebakaran Kabupaten setiap setahun sekali.
c) Pemeliharaan rutin ( check list ) APAR setiap sebulan sekali oleh petugas security.
d) Mengadakan kerjasama dengan Dinas Pemadam Kebakaran Kabupaten dalam mengadakan pelatihan pemadaman
sumber api dan evakuasi penyelamatan pasien di Rumah Sakit Sumber Waras Ciwaringin.
e) Mengadakan pembekalan tentang K3RS kepada setiap karyawan magang.
f) Pemasangan rambu-rambu dan papan peringatan, daerah bahaya, peledakan, dan lain-lain.
g) Pelatihan pemadam kebakaran dan simulasi penyelamatan pasien di rumah sakit.
h) Mengadakan Pemeliharaan sarana dan prasarana Rumah Sakit / Kalibrasi peralatan secara rutin.
i) Pembinaan, sosialisasi, inspeksi ke setiap ruangan setiap bulan sekali untuk memantau pelaksanaan K3RS khususnya
tempat-tempat berbahaya, misalnya pemasangan kabel listrik, stop kontak / steker, penyimpanan bahan berbahaya
dan mudah terbakar.
j) Melengkapi SOP dan tata tertib penggunaan peralatan, dan lain-lain.

4. Yang dilakukan apabila terjadi kebakaran ?


SOP Penanggulangan Kebakaran

5. Yang perlu diingat bila terjadi kebakaran adalah ?


a) Ketahui posisi APAR terdekat dengan lokasi.
b) Kejadian kebakaran harus dilaporkan.
c) Bila bangunan bertingkat, gunakan tangga, dan jangan gunakan lift.
d) Biarkan lampu menyala untuk penerangan.
e) Matikan alat-alat lain seperti : mesin anastesi, suction, alat-alat elektronik, dan lain-lain ditempat anda berada.
f) Tetap tenang dan jangan panik.
g) Tempat yang rendah memiliki udara yang lebih bersih.

6. Apa yang harus kita ketahui agar proses penanggulangan bencana kebakaran dapat berjalan dengan baik kita harus
tahu :
a) Tempat menaruh alat pemadam kebakaran dan cara menggunakannya.
b) Nomor Pemadam Kebakaran ( telp. 113 ), TD ( ext. 048 ) dan satpam ( ext. 047 ).
c) Rute evakuasi dan pintu-pintu darurat.
d) Ada satu orang yang bisa mengambil keputusan dan tahu bagaimana penanggulangan bencana kebakaran pada
setiap shift jaga.
e) Kepala ruangan pada shift pagi / hari kerja dan ketua tim pada jaga sore atau malam yang memegang kendali /
mengkoordinir bila terjadi bencana.

7. Macam – Macam Bahan B3 di Rumah Sakit Sumber Waras ?


a) Bahan Korosif
 Asam pekat
 Alkali / Basukat
 Kaporit
b) Bahan Beracun
 Alkohol
 Arsen
 Formalin
 Hg
 Nitrogen Oksida / N2O
 Permangante Kalium
c) Bahan Mudah Terbakar
 Tabung Gas Elpiji
 Terpentin
 Tabung Oksigen
 Aceton / Thiner Super
 Wash Bensin
 H2O2
 Chlor Ethyl
 Spiritus
d) Bahan Pestisida
 Propoxur
 Cylotrhin / Pyrethroids
 Prementin
 Bifenthrin
 Brodifocoum

Buku Saku Rumah Sakit Sumber Waras


24
 Chlorin

8. Daerah yang beresiko terpapar B3 ?


a) Laboratorium : HCL, H2SO4
b) Radiologi : Cairan Developer / Basa Kuat, Cairan Fixer / Asam Kuat
c) Farmasi dan Gudang Farmasi : Alkohol, H2O2, Spiritus, Brand Spiritus, Permanganat Kalium
d) Kamar Operasi : N2O, Alkohol, Halotane
e) Dapur : Tabung Gas LPG
f) ICU : Tabung Oksigen
g) Teknik Pemeliharaan : Tabung Gas Oksigen, Tabung Acetilen

9. Cara Penyimpanan dan Pelabelan


B3 disimpan di tempat tersendiri, misalnya :
a) Bahan Beracun : disimpan di tempat ruangan tertutup, rapat dengan ventilasi, suhu 15 – 25 °C.
b) Bahan mudah terbakar : hindari dari sumber panas / api, listrik
c) Bahan Korosif : tempat tersendiri, Kering
d) Bahan Pestisida : Tempat tersendiri, Kering.

10. Langkah – langkah Penanggulangan Jika Terjadi Kontaminasi

N Nama Bahan APD Pertolongan Pertama


o
1. HCl Kaca mata Terhirup : bawa ke tempat
udara segar dan bila korban
tidak bernafas beri pernafasan
2. Alkali Sarung Tangan buatan.
Jas LAB Mata : segera cuci dengan air
bersih yang mengalir selama 15
menit.
Kulit : segera cuci dengan air
bersih yang mengalir selama 15
menit.
Tertelan : kumur dengan air,
bila sadar beri minum 12 gelas
air untuk pengenceran, bila
tidak sadar jangan diberi
minum.

3. Kaporit Masker, Kaca Mata dan kulit : Bilaslah segera


mata, Sarung dengan air yang mengalir.
tangan karet, Jas Tertelan : Minum susu atau
LAB putih telur atau air yang
banyak diusahakan tidak
dimuntahkan.

4. Mercuri Sarung tangan, Kulit : cuci tangan air bersih


Masker yang mengalir pakai sabun atau
pelindung, Kaca detergent.
mata pelindung, Mata : cuci dengan air selama
Jas LAB 15 menit dengan mata terbuka.
Terhirup : segera memindahkan
korban menuju udara segar,
bila tidak bernafas segera beri
napas buatan.
Segera bawa ke dokter.
5. Phenol Masker, Sarung Kulit : segera cuci dengan air
Atropine Borax tangan, Jas LAB bersih yang mengalir selama 15
menit.
Mata : segera cuci dengan air
bersih yang mengalir selama 15
menit.

Buku Saku Rumah Sakit Sumber Waras


25
6. Formalin Masker, Sarung Kulit : tanggalkan pakaian yang
tangan, Jas LAB terkena bahan dan bersihkan
dengan air yang banyak.
Mata : cuci dengan air bersih
selama 15 menit.
Terhirup : segera bawa ke
tempat udara segar lalu bawa
ke dokter.
7. Alkohol, Wash Sarung tangan, Kulit : ganti pakaian yang
Bensin, Masker, terkena dan bersihkan dengan
Spiritus, Brand Kacamata, Jas LAB air yang banyak.
Spiritus, Mata : cuci dengan air dan
Aceton, H2O2, segera bawa ke dokter.
Terpentin Tertelan : mulut dibilas, dan
segera bawa ke dokter.
8. Propoxum, Sarung tangan, Kulit : cuci dengan air dan
Prementin, Masker, Jas LAB sabun, tanggalkan pakaian
Brodifocoun, yang terkena.
Cyalothrin, Mata : cuci mata dengan air
Bifenthrin yang mengalir selama 15
menit.
Tertelan : kumur dengan air
bersih lalu minum 1 – 2 gelas
air putih bila sadar segera
bawa ke dokter.

11. Apa saja Macam APD ?


a) Pelindung Kepala ( topi untuk tindakan operasi, rompi pengelola makanan, topi pengelola linen, topi pengelola
kesehatan lingkungan, helm proyek ).
b) Pelindung Mata / Wajah ( kacamata plastik / fiber transparan untuk bagian teknik, kamar bedah, pengelola limbah,
kacamata / pelindung wajah warna gelap untuk pengelasan dan insenerator )
c) Pelindung Kaki ( sepatu karet / boot untuk cleaning service, petugas sloobzing, laundry, bagian kebun dan pengelola
limbah, sepatu proyek untuk petugas insenerator dan petugas teknik, sandal karet menutup jari untuk bagian kamar
bedah, isolasi dan ICU )
d) Pelindung Telinga ( misalnya operator genset, pesawat insenerator, mesin babat rumput, dan lain-lain )
e) Gaun Pelindung ( schort kain untuk perawat dan bagian pentry, schort plastic untuk kamar bedah, perawat, pentry
slobzink, laundry dan pengolah limbah, jas kain untuk petugas laboratorium, farmasi dan bagian fisioterapi, schort
tangan panjang menutupi leher dan lutut untuk bagian kamar bedah, perawat isolasi dan tindakan kemoterapi
digunakan untuk menutupi pakaian biasa / seragam terhadap percikan darah / cairan lainnya pada saat melakukan
tindakan yang berpotensi menularkan penyakit ).
f) Masker ( masker kain untuk petugas kesehatan lingkungan, limbah rumah tangga dan bagian tehknik, masker
disposible / sekali buang, masker las, masker efisiensi tinggi N-95 khusus untuk tindakan / perawatan pasien yang
diketahui / diindikasi penyakit menular seperti flu burung, dan lain-lain ).
g) Sarung tangan
h) Apron ( untuk petugas radiologi, menghindari paparan radiasi x-ray, untuk petugas insenerator, melindungi terhadap
panas ).

12. Yang harus diperhatkan dalam penggunaan APD ?


a) Pemakaian APD harus sesuai dengan jenis, ukuran dan tujuannya.
b) APD dalam keadaan bersih / steril untuk tujuan tertentu.
c) Pemeliharaan APD yang dipakai berulang-ulang / tidak disposible ( masker kain, short, topi kain, dan lain-lain )
direndam dalam larutan chlorin selama 15 menit kemudian dicuci / dibilas.

13. Kapankah APD digunakan ?

Buku Saku Rumah Sakit Sumber Waras


26
APD dipakai sebelum :
a) Kontak langsung dengan pasien risiko penyakit menular ( pada saat melakukan pemeriksaan / memberikan tindakan )
b) Mengolah / menyajikan makan pasien.
c) Menyediakan / mempersiapkan obat-obat dan bahan kimia.
d) Mengolah limbah ( padat, cair, dan gas )
e) Mengelola kebersihan lingkungan.
f) Melakukan pekerjaan atau tindakan perawatan pasien yang berpotensi terkena kontaminasi atau risiko penyakit
menular pada petugas atau pasien.

14. Contoh Label B3

15. KODE DARURAT

HAL-HAL YANG KODE SIMBOL PANGGILAN


PERLU DIWASPADAI DARURAT

Kebakaran Merah 1020

Henti jantung pada

Buku Saku Rumah Sakit Sumber Waras


27
dewasa Biru 1001

Henti jantung pada anak-


anak Biru 1001

Penculikan bayi/anak- Merah muda 1020


anak

Orang yang
membahayakan Abu-abu 1020

Orang yang
membahayakan dengan Perak 1020
senjata

Ancaman Bom Kuning 1020

Bencana dalam RS Triase di RS 1020


(Putih)

Bencana di luar RS Triase di RS 1020


(Putih)
Tumpahan bahan
berbahaya Orange 1020

16. Keamanan
a) Semua petugas, dokter dan tamu harus memakai tanda pengenal saat berada di lingkungan Rumah Sakit Sumber
Waras Ciwaringin
b) Laporkan pada security atau supervisor jika melihat :
 Orang yang mencurigakan
 Barang – barang yang mencurigakan

LAMPIRAN :

1. STANDARISASI GREETING
Selamat Pagi ( 00.00 – 11.00 )
Selamat Siang ( 11.00 – 15.00 )
Selamat Sore ( 15.00 – 18.00 )

Buku Saku Rumah Sakit Sumber Waras


28
Selamat Malam ( 18.00 – 00.00 )

2. OPERATOR
a. Customer External
1) Angkat telepon maximal 3x dering
2) Ucapkan salam ( pagi / siang / sore / malam )
3) Sebutkan nama diri dan instansi serta tawarkan bantuan
Contoh :
“ Selamat pagi, Rumah Sakit Sumber Waras dengan …….. ada yang bisa kami bantu ? “
“ …….. baik, mohon tunggu sebentar, akan kami hubungkan dengan bagian / instalasi ….. “
b. Customer internal dan antar unit kerja
1) Angkat telepon maximal 3x dering
2) Ucapkan salam ( pagi / siang / sore / malam )
3) Sebutkan nama departemen / instalasi dan nama diri dan tawarkan bantuan
Contoh :
“ Selamat pagi, radiologi dengan …… bisa dibantu ? “

3. PENDAFTARAN
a. Pendaftaran langsung
“ Selamat pagi / siang / sore / malam …… pak / ibu ….. mau berobat ke dokter siapa ? “
( tanyakan nomor rekam medis jika sudah punya, jika belum tanyakan identitas pasien dan kelengkapan persyaratan
jika menggunakan asuransi )

b. Pendaftaran lewat telepon


1) Angkat telepon maximal 3x dering
2) Ucapkan salam ( pagi / siang / sore / malam )
3) Sebutkan nama diri dan instansi serta tawarkan bantuan
Contoh :
“ Selamat pagi / siang / sore / malam ……. Pak / ibu ….. ada yang bisa kami bantu ? “
“ Ingin daftar ke dokter siapa ? “ ( tanyakan identitas dan tanyakan nomor rekam medis jika menggunakan
asuransi sampaikan persyaratan apa saja yang harus dibawa )
“ Terima kasih sudah menghubungi kami, nama bapak / ibu sudah kami daftarkan, silahkan datang sesuai
jadwalnya “

4. KASIR
“ Selamat pagi / siang / sore / malam, pak…… / ibu….. ada yang bisa dibantu ? “
“ Baik, mohon ditunggu “
“ Terima kasih pak / ibu …..”

5. PERAWAT POLIKLINIK
Pemanggilan
“ …….. ( panggil nama pasien ) silahkan menuju poli …..”
Saat pasien mendekat :
Pagi / siang / sore / malam, pak …… / ibu…… silahkan masuk “

6. FARMASI
“ Selamat pagi / siang / sore / malam, pak / ibu…….”
“ ……… ( resep dihitung dan informasikan jumlah pembayaran obat kepada pasien, jika pasien setuju serahkan nota resep
obat dan informasikan waktu tunggu pengambilan obat ) silahkan bapak / ibu melakukan pembayaran di kasir “
Pasien membayar dikasir
“ ……… ( panggil nama pasien ), pagi / siang / sore / malam, pak…… / ibu…… ( pastikan nama pasien sesuai dengan yang
tercantum dalam resep. Serahkan obat, jelaskan nama obat, kegunaan dan dosis obat ) terima kasih pak / ibu…… Semoga
lekas sembuh “

7. LABORATORIUM
a. Pemeriksaan pasien rawat jalan
“ Selamat pagi / siang / sore / malam, pak / ibu….. ada yang bisa dibantu ? “
“ ada pengantar dari dokter ? “
“ baik, mohon ditunggu sebentar “
Lakukan pengambilan sample

Buku Saku Rumah Sakit Sumber Waras


29
“ Serahkan nota pembayaran pemeriksaan dan informasikan lama hasil pemeriksaan dapat dikeluarkan ) terima
kasih, silahkan pak / ibu …… melakukan pembayaran di kasir “

b. Pengambilan sample pasien rawat inap


“ Selamat pagi / siang / sore / malam, pak / ibu…… “
“ saya …… ( perkenalkan nama ) akan mengambil darah pak / ibu…. Untuk pemeriksaan….. “
“ saya samakan dahulu data bapak / ibu tanyakan ( nama lengkap, tanggal lahir )
Lakukan pengambilan sample
“ terima kasih pak / ibu….. ( informasikan lama hasil dapat diterbitkan )

c. Penyerahan hasil
“ Selamat pagi / siang / sore / malam, pak / ibu……. “
“ bisa dibantu ? “
“ saya samakan dahulu data bapak / ibu, tanyakan ( nama lengkap, tanggal lahir )
“ mohon ditunggu sebentar “
“ terima kasih pak / ibu …. “

8. RADIOLOGI
a. Penerimaan pasien rawat jalan
“ selamat pagi / siang / sore / malam, pada saat menerima formulir radiologi “
“ silahkan pak / ibu, mohon tunggu sebentar nanti akan kami panggil “

b. Pemanggilan dan pengambilan foto


“ bapak / ibu ……. Silahkan masuk “
“ saya samakan dahulu data pak / ibu, tanyakan ( nama lengkap dan tanggal lahir ) “
“ saya akan melakukan pemeriksaan …… “
“ Apakah ibu dalam keadaan hamil ….? ( jika pasien wanita usia 15 – 50 tahun)
Untuk pemeriksaan yang memerlukan informed concent
“ bapak / ibu silahkan diisi dahulu formulir IC ini dan mohon untuk ditanda tangan dan berikan nama jelas, jika ada
yang kurang dimengerti silahkan tanyakan pada kami “
“ Bapak / ibu silahkan mengganti pakaian dengan baju ini, dan lepaskan benda yang mengandung logam “

c. Selesai pengambilan foto


“ Pak / ibu pemeriksaan sudah selesai, jika mau ditunggu …….( informasikan waktu tunggu kepada pasien ) atau
diambil saat kembali control ke dokter ? “

d. Pengambilan / penyerahan hasil foto


Pasien datang dengan menyerahkan struk pembayaran
“ Silahkan ditunggu sebentar ya pak / ibu saya ambilkan hasilnya “
Serahkan hasilnya
“ Silahkan bapak / ibu paraf sebagai tanda bukti sudah menerima hasil, terima kasih pak / ibu ……. Semoga lekas
sembuh “
9. REHABILITASI MEDIS
a. Penerimaan pasien
“ Selamat pagi / siang / sore / malam, pak / ibu “
Pada saat menerima slip pendaftaran / pengantar tindakan :
“ Silahkan pak / ibu, mohon tunggu nanti akan kami panggil “

b. Pemanggilan dan pelathan pasien


“ …… ( panggil nama pasien ) selamat pagi / siang / sore / malam, bapak / ibu…….. silahkan masuk ruangan………”

10. PERAWAT RAWAT INAP


a. Pasien baru
“ Selamat pagi / siang / sore / malam, siapa nama bapak / ibu ? “
“ Saya, ………( sebutkan nama perawat ), siapa nama bapak / ibu ?”
“ Saya akan melakukan pengkajian terhadap bapak / ibu …..”

b. Bila akan melakukan tndakan


“ Selamat pagi / siang / sore / malam, siapa nama bapak / ibu ?”
“ Saya …… ( sebutkan nama perawat ), akan melakukan ….. ( sebutkan tindakan yang akan dilakukan ) terhadap bapak
/ ibu …..”

c. Bila selesai melakukan tndakan


“ terima kasih kerjasamanya pak / ibu ….., bila bapak / ibu memerlukan bantuan silahkan tekan belnya……kami akan
segera datang ( sambil tersenyum kemudian meninggalkan pasien ) “

Buku Saku Rumah Sakit Sumber Waras


30
GESTURE

1. Saat menyapa pasien wajah harus tersenyum


2. Sebutkan nama pasien / customer bila sudah mengetahuinya
3. Sambut pasien dengan senyum dan posisi berdiri

ATURAN DAN TATA TERTIB PERUSAHAAN

Sikap dan Perilaku Karyawan

1. Menerapkan sopan santun dan etika moral kepada sesama karyawan dan pihak lain yang berhubungan dengan RS.
Sumber Waras ( pasien, keluarga pasien, pihak luar ), setiap karyawan harus mampu melayani dan berkomunikasi secara
sopan santun ( 6S + 1R = Senyum, Salam, Sopan, Sabar dan Resik ) tanpa memandang jenjang kepangkatan dan ukuran-
ukuran lainnya.
2. Setiap karyawan harus mampu mengedepankan sikap profesionalisme dan tidak membawa masalah-masalah pribadi
maupun kepentingan-kepentingan yang berbau SARA ke dalam urusan pekerjaan yang dapat merugikan perusahaan dan
karyawan sendiri.
3. Setiap karyawan harus menghindarkan hal-hal yang menjurus kepada tindakan pelanggaran asusila / seksual dan tindakan
kriminal lainnya.
4. Setiap karyawan dilarang bermain judi atau minum minuman yang memabukkan di dalam area rumah sakit.

Tata Tertb Perusahaan

1. Setiap karyawan harus telah berada hadir ditempat tugas masing-masing pada waktu yang telah ditetapkan dan demikian
pula pada waktu pulang meninggalkan harus tepat pada waktunya.
2. Setiap karyawan wajib melakukan finger print pada mesin absensi, pada waktu datang maupun saat pulang bekerja.
3. Setiap karyawan wajib memakai seragam beserta atribut yang telah ditentukan selama berdinas di lingkungan rumah
sakit.
4. Setiap karyawan wajib mengikuti dan memenuhi seluruh petunjuk atau instruksi yang diberikan oleh atasannya yang
berwenang memberikan petunjuk atau wewenang tersebut.
5. Setiap karyawan wajib melaksanakan tugas pekerjaan yang telah ditentukan oleh Rumah Sakit Sumber Waras.
6. Setiap karyawan wajib menjaga keselamatan dirinya dan karyawan lainnya dan wajib mengetahui penggunaan alat-alat
keselamatan kerja yang telah disediakan Rumah Sakit Sumber Waras serta mengikuti / mematuhi ketentuan-ketentuan
mengenai keselamatan kerja dan perlindungan kerja yang berlaku.
7. Setiap karyawan senantiasa menciptakan dan memelihara kebersihan, ketertiban, keamanan, kesehatan dan keindahan di
lingkungan tempat bekerja serta memelihara suasana kerja yang harmonis dan kondusif.
8. Setiap karyawan wajib menjaga dan memelihara dengan baik dan teliti semua barang milik Rumah Sakit Sumber Waras
dan segera melaporkan apabila mengetahui hal-hal yang dapat merugikan Rumah Sakit Sumber Waras atau menimbulkan
bahaya.
9. Setiap karyawan wajib menjaga dan memegang teguh rahasia Rumah Sakit Sumber Waras terhadap siapapun mengenai
segala hal yang diketahuinya mengenai Rumah Sakit Sumber Waras.
10. Setiap karyawan wajib melapor kepada Perusahaan apabila ada perubahan-perubahan atau status dirinya, susunan
keluarganya dan perubahan alamat dan sebaginya.
11. Setiap karyawan wajib memeriksa semua alat-alat kerja masing-masing sebelum mulai bekerja atau akan meninggalkan
pekerjaan sehingga benar-benar tidak akan menimbulkan bahaya / kerusakan yang akan mengganggu pekerjaan.

Buku Saku Rumah Sakit Sumber Waras


31
Larangan – Larangan Bagi Karyawan

1. Mempergunakan barang-barang atau alat-alat milik Rumah Sakit Sumber Waras diluar / didalam lingkungan Perusahaan
tanpa ijin dari Perusahaan atau yang berwenang.
2. Melakukan pekerjaan yang bukan tugasnya tanpa perintah dan diketahui pimpinan atasan langsung dan tidak
diperkenankan memasuki ruangan yang dikhususkan hanya bagi petugas yang berjaga di ruang tersebut, kecuali atas
perintah atasannya.
3. Menjual / memperdagangkan barang-barang berupa apapun atau mengedarkan daftar sokongan / sumbangan,
menempelkan atau mengedarkan poster yang tidak ada hubungannya dengan pekerjaan tanpa ijin dari Rumah Sakit
Sumber Waras.
4. Membawa senjata api / tajam kedalam lingkungan Rumah Sakit Sumber Waras kecuali sebagai alat kerja.
5. Merokok dia area rumah sakit dan saat sedang bertugas.
6. Menerima tamu pada waktu jam kerja yang tidak ada hubungannya dengan perusahaan / pekerjaannya, dan hanya
diperbolehkanseperlunya dan dilakukan ditempat yang telah disediakan untuk menerima tamu bukan diruangan /
ditempat kerja.
7. Setiap karyawan tidak dibenarkan tidur pada saat waktu dinas / kerja, kecuali Supir yang mendapat jadual dinas malam
jika tidak ada kegiatan. Dengan tujuan untuk memulihkan kesegaran fisik.
8. Setiap karyawan dilarang melakukan pekerjaan untuk pihak ketiga tanpa seijin atasan.
9. Setiap karyawan dilarang melakukan kegiatan-kegiatan yang bersangkutan dengan lapangan usaha rumah sakit untuk
kepentinagn pribadi.
10. Meminta atau memberi isyarat yang mengesankan suatu permintaan uang, hadiah, jasa atau fasilitas apapun kepada
pasien / keluarga psien, sesama karyawan lain dan atau pihak luar yang memiliki kepentingan dengan rumah sakit.
11. Menggunakan fasilitas atau jasa yang ditawarkan pasien / keluarga pasien dan atau pihak luar yang memiliki kepentingan
dengan rumah sakit karena hubungan baik untuk kepentingan pribadi atau keluarga yang dapat menimbulkan benturan
kepentingan.
12. Menerima pemberian dalam bentuk apapun termasuk perjamuan yang berlebihan yang dapat menyebabkan “ hutang
budi “ karyawan kepada pasien / keluarga pasien dan atau pihak luar yang memiliki hubungan dengan rumah sakit. Semua
pemberian sepatutnya dikembalikan dengan cara yang sopan. Apabila pemberian dari pasien / keluarga pasien dan atau
pihak luar yang memiliki kepentingan dengan rumah sakit nilainya lebih dari Rp. 100.000,- ( seratus ribu rupiah ) terpaksa
harus diterima oleh karyawan dengan pertimbangan untuk tidak menyinggung perasaan pihak yang memberi maka
pemberian hadiah tersebut harus dilaporkan kepada Kepala Bagian Kepegawaian untuk ditindaklanjuti.
Namun bila pemberian tersebut bersifat promosi dengan nilai kurang dari Rp. 100.000,- ( seratus ribu rupiah ) yang
diyakini tidak akan menimbulkan benturan kepentingan bila diterima oleh karyawan, maka pemberian tersebut tidak perlu
dilaporkan.
13. Menawarkan jasa yang sejenis dengan pelayanan dan fasilitas yang sejenis dengan rumah sakit ( misalnya : kendaraan,
pengamanan, pengurusan ke jasa raharja, kepolisian ) kepada pasien rumah sakit untuk kepentingan pribadi.
14. Diluar waktu kerja yang telah ditetapkan Rumah Sakit Sumber Waras, setiap karyawan tidak diperbolehkan memakai /
menggunakan alat-alat perlengkapan kerja milik Rumah Sakit Sumber Waras untuk kepentingan pribadi.

KETENTUAN BUKU SAKU

1. Buku saku diberikan sejak awal menjadi karyawan, didalamnya memuat aturan-aturan umum yang harus dikuasai oleh
setiap karyawan. Setiap karyawan wajib memiliki dan menjaganya untuk tidak hilang dan wajib dikembalikan apabila
karyawan mengundurkan diri. Apabila hilang maka karyawan wajib mengganti ke bagian SDM dengan nilai pengganti
sesuai yang telah ditetapkan.
2. Setiap semester ( pada bulan Maret dan September ) karyawan wajib menyerahkan Buku Saku kepada pimpinan atasan
langsung untuk dilakukan pengecekan.
3. Setiap kali ada catatan dalam Catatan Performa Karyawan, maka Evaluator yang mencatatkan catatan tersebut setelah
mencatat wajib menyerahkan Buku Saku tersebut kepada bagian SDM untuk dilakukan pencatatan dalam file Performa
Karyawan dan dicopy oleh staff di bagian SDM.

Buku Saku Rumah Sakit Sumber Waras


32
CATATAN PERFORMANCE KARYAWAN

PARAF &
TGL KEJADIAN NAMA
EVALUATOR

Buku Saku Rumah Sakit Sumber Waras


33
CATATAN PERFORMANCE KARYAWAN

PARAF &
TGL KEJADIAN NAMA
EVALUATOR

Buku Saku Rumah Sakit Sumber Waras


34
Buku Saku Rumah Sakit Sumber Waras
35

Anda mungkin juga menyukai