Fisiologi Manusia
PERCOBAAN DARAH I
Di Susun oleh :
Rizki Insyani Putri
163112620120069
UNIVERSITAS NASIONAL
FAKULTAS BIOLOGI
TAHUN 2016/2017
I. JUDUL : Percobaan Darah I
II. TANGGAL PERCOBAAN : 5 Desember 2017
III. TUJUAN :
Menghitung jumlah sel darah merah (sel eritrosit)
Menghitung jumlah sel darah putih (sel leukosit)
Menghitung kadar hemoglobin (Hb)
C. Haemoglobin
Hemoglobin adalah kompleks protein-pigmen yang mengandung zat besi.
Kompleks tersebut berwarna merah dan terdapat didalam eritrosit. Sebuah molekul
hemoglobin memiliki empat gugus haeme yang mengandung besi fero dan empat rantai
globin (Brooker,2001).
Hemoglobin adalah suatu senyawa protein dengan Fe yang dinamakan conjugated
protein. Sebagai intinya Fe dan dengan rangka protoperphyrin dan globin (tetra phirin)
menyebabkan warna darah merah karena Fe ini. Eryt Hb berikatan dengan
karbondioksida menjadi karboxy hemoglobin dan warnanya merah tua. Darah
arteri mengandung oksigen dan darah vena mengandung karbondioksida (Depkes RI
dalam Widayanti, 2008).
Beberapa faktor-faktor yang mempengaruhi kadar hemoglobin yaitu sebagai
berikut (Sophy, 2010)
a) Kecukupan besi dalam tubuh
Besi dibutuhkan untuk produksi hemoglobin, sehingga anemia defisiensi besi akan
menyebabkan terbentuknya sel darah merah yang lebih kecil dan kandungan
hemoglobin yang rendah. Besi juga merupakan mikronutrien esensial dalam
memproduksi hemoglobin yang berfungsi mengangkutoksigen dari paru-paru ke
jaringan tubuh, untuk dieksresikan kedalam udara pernafasan, sitokrom, dan
komponen lain yada sistem enzim pernafasan seperti sitokrom oksidase, katalase,
dan peroksidase. Besi berperan dalam sintesis hemoglobin dalam sel darah merah
dan mioglobin dalam sel otot.
b) Metabolisme sel dalam tubuh
Besi yang terdapat di dalam tubuh orang dewasa sehat berjumlah lebih dari 4 gram.
Besi tersebut berada di dalam sel-sel darah merah atau hemoglobin (lebih dari 2,5
g) (myoglobin 150 mg) phorphyrin cytochrome, hati, limpa sumsum tulang (>200-
1500 mg). Ada dua bagian besi dalam tubuh, yaitu bagian fungsional yang
dipakai untuk keperluan metabolik dan bagian yang merupakan cadangan.
Metabolisme besi dalam tubuh terdiri dari proses absorpsi, pengangkutan,
pemanfaatan, penyimpanan dan pengeluaran.
Kadar haemoglobin dalam darah maupun kerja atau fungsi haemoglobin yang
optimal dalam tubuh dipengaruhi oleh beberapa hal meliputi (Rindamusti,2012)
Makanan atau gizi
Fungsi jantun dan paru-paru
Fungsi organ-organ tubuh lain
Merokok
Penyakit yang menyertai
Cara Kerja
I. Menghitung jumlah eritrosit/sel darah merah.
1. Memersihkan ujung jari OP dengan alkohol 70%.
2. Menusuk/lukai ujung jari tersebut dengan menggunakan lancet.
3. Menghisap darah perifer pada ujung ajri OP dengan pipet thoma sampai
angka 0,5 lalu diencerkan dengan larutan hayem sampai angka 101, jangan
sampai ada gelembung udara.
4. Menghomogenkan larutan tersebut selama 5-30 detik dan diamkan pad suhu
kamar.
5. Menyiapkan bilik hitung dengan hati-hati, bersihkan dengan kain yang
bersih dan halus dan siapkan mikroskop.
6. Mengamati bilik hitung dibawah mikroskop dengan pembesaran 10X
(obyektif 10X dan okuler 10X) maka akan terlihat gambar kotak-kotak
seperti pada contoh gambar.
7. Menghitung jumlah sel darah merah pada 5 kotak R kecil yang terletak
dibagian tengah bilik hitung. Masing-masing kotak kecil itu terdiri dari 16
1 1 1
kotak dengan ukuran : 𝑚𝑚 𝑥 20 𝑚𝑚 = 400 𝑚𝑚2 luasnya, dan dalamnya
20
1
𝑚𝑚 sehingga jumlah isi ruangan yang dihitung eritrositnya adalah
10
1 1 1
: 5 𝑥 16 𝑥 400 𝑥 10 𝑚𝑚3 = 50 𝑚𝑚3 (=F bilik hitung) jadi jumlah sel eritrosit
adalah : 5R x F x P
R = jumlah sel darah merah yang dihitung (5 kotak)
F = faktor bilik hitung
P = pengenceran pipet
Perhitungan :
maka
1
𝑚𝑚3 adalah R butir
50
Darah 0,5 ditambah larutan pengencer sampai 101 dikurangi 1 bagian yang
tidak ikut campur (dibuang), sehingga pengencerannya 200x jadi : jumlah butir
darah merah per mm3 darah adalah :
Cara menghitung :
Larutan yang ada pada pipet bagian ujung yang tidak ikut terkocok
dibuang 3-4 tetes, kemudian masukkan dengan hati-hati setetes cairan ke dalam
bilik hitung dengan cara menempelkan ujung pipet pada tempat pertemuan antara
dasar bilik hitung dengan kac apenutup. Biarkan butir-butir darah yang ada dibilik
hitung mengendap, lalu hitung jumlah butir-butir darah putih (leukosit) dengan
menggunakan teknik berikut :
Semua butir darah yang terletak di dalam kotak yang telah ditentukan
dihitung jumlahnya. Bila ada butir darah yang terletak pada garis tepi bujur
sangkar, maka yang dimasukkan dalam perhitungan adalah yang terletak pada dua
buah garis/sisi yang membentuk sudut.
Leukosit bertanggung jawab terhadap sistem imun tubuh dan bertugas untuk
memusnahkan benda-benda yang dianggap asing dan berbahaya oleh tubuh, misal
virus atau bakteri. Penghitungan jumlah leukosit juga dilakukan dengan cara
manual. Dari hasil praktikum dengan OP yang sama diperoleh hasil bahwa jumlah
sel darah putih OP masih dalam batas normal yaitu 7.350 sel/µl, dengan nilai
normal yang diketahui adalah 4.000-10.000 sel/µl. Artinya OP dalam keadaan
sehat dan tidak terkena virus maupun bakteri.
Kesalahan-kesalahan pada tindakan menghitung leukosit :
1. Jumlah darah yang diisap kedalam pipet tidak tepat, jika :
2. Pengenceran dalam pipet salah, jika:
Kehilangan cairan dari pipet, karena mengalir kembali kedalam botol
berisi larutan turk
Tidak menghisap larutan turk sampai tanda garis11
Terjadi gelembung udara didalam pipet pada waktu menghisap larutan
turk
Terbuang sedikit cairan pada waktu mencabut karet penghisap dari
pipet
3. Tidak mengocok pipet segera setelah mengambil larutan turk
4. Tidak mengocok pipet sebentar sebelum mengisi kamar hitung
5. Tidak membuang beberapa tetes dari isi pipet sebelum mengisi kamar
hitung
6. Kamar hitung/kaca penutup kotor