Anda di halaman 1dari 8

PENGKAJIAN STUDI LITERATUR PERENCANAAN KESEHATAN DAN

KESELAMATAN KERJA (K3) DI PLTD JUNGKAT

Roni Tendean1) Riyanni Pratiwi, 2) Syahrudin,2)

ronitendean@gmail.com

ABSTRACT

The construction service industry is one of the sectors that has a high accident risk. It can not just be left to
mind the losses that will not only cause casualties, material that is not the least good for workers and
employers, delayed production process, until the damage to the environment that ultimately affect the
public. That is why the required Occupational Safety and Health Management (K3) implemation on all
construction work. The purpose of this research is to examine the implementation and implementation of K3
in Jungkat PLTD. Data analysis used quantitative analysis using primary data from interview, observation,
literature study, questionnaire, sample and data analysis. The mean yand obtained from the data analysis of
the importance level of the K3 program in general is 3.53 with a standard deviation of 0.22. the average of
the six K3 program factors is 3.02 with a standard deviation of 0.37. In order for the construction project to
run smoothly and not be hampered by the existence of work accidents, it should be in the implementation of
the company should be more implemented OSH program.

Keywords: Construction, application, Accident

1. PENDAHULUAN pelaksanaannya. Oleh karena itu untuk


Industri jasa konstruksi merupakan melindungi hak-hak pekerja/pelaku yang
salah satu sektor yang memiliki resiko berkaitan dengan K3 pada proyek konstruksi
kecelakaan kerja yang cukup tinggi. Hal ini maka pemerintah membuat beberapa peraturan
tidak dapat dibiarkan begitu saja mengingat perundang-undangan yang mengatur tentang
kerugian yang akan ditimbulkan tidak hanya K3. Peraturan/undang-undang mengenai K3
korban jiwa, materi yang tidak sedikit baik ini merupakan suatu upaya untuk melindungi
bagi pekerja dan pengusaha, tertundanya tenaga kerja. Hal ini dimaksudkan agar dapat
proses produksi, hingga kerusakan lingkungan menjamin keselamatan dan kesehatan dari para
yang akhirnya berdampak bagi masyarakat pekerja dan juga setiap orang yang berada di
luas. Untuk itulah diperlukan implementasi lingkungan kerja, sehingga mereka selalu
Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja merasa aman dan tenang dalam bekerja.
(K3) pada semua pekerjaan konstruksi. Seperti yang telah diungkapkan di atas
Permasalahan Keselamatan dan bahwa karyawan/tenaga kerja adalah
Kesehatan Kerja (K3) secara umum di merupakan aset/unsur penting dalam
Indonesia masih sering terabaikan. Hal ini penyelenggaraan proyek konstruksi, oleh
ditunjukkan dengan angka kecelakaan kerja karena itu PT. Makassar Energi Powerindo
yang masih tinggi. Dengan demikian masalah selaku kontraktor pembangunan beberapa
K3 ini masih sangat memprihatinkan. Tingkat PLTD di Indonesia, salah satunya berada di
kepedulian dunia usaha terhadap K3 pun Desa Jungkat, Kecamatan Siantan, Kabupaten
masih rendah. Padahal karyawan merupakan Mempawah sangat memberikan perhatian
asset penting dari perusahaan. khusus yang berkaitan dengan K3 dari setiap
Penerapan program K3 secara baik di pelaku/pekerja yang berkepentingan demi
berbagai proyek konstruksi termasuk keberhasilan jasa konstruksi. Karena pada saat
pengerjaan konstruksi PLTD diharapkan akan pembangunan konstruksi PLTD Jungkat
mampu meminimalisasi potensi kecelakaan terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan
kerja yang mungkin terjadi pada saat dari segi K3 antara lain pada saat

1. Alumni Prodi Teknik Sipil FT UNTAN


2. Dosen Prodi Teknik Sipil FT UNTAN 1
pembangunan pondasi mesin-mesin PLTD, - Pekerja terjatuh ke lubang
proses penempatan mesin-mesin yang berat galian
total mencapai 30 ton serta pengerjaan pipa- 2. Pekerjaan pondasi
pipa besar penyalur bahan bakar. Pengerjaan a. Pemancangan
dari seluruh pekerjaan tersebut kerap kali - Pekerja terluka akibat bekerja
menggunakan alat berat berupa excavator dan - Tanah yang longsor akibat
crane sehingga pekerja-pekerja harus dibekali pemancang
dengan alat keselamatan kerja yang memadai. b. Penulangan
- Tangan pekerja terkena
2. METODOLOGI PENELITIAN barbender
2.1. Lokasi dan Waktu Penelitian - Terluka karena besi
Lokasi penelitian dilaksanakan di PLTD c. HotWork (Pengelasan,
Jungkat yang berada di Jalan Raya Jungkat pemotongan)
Komplek PLTU KM 17,8. Metode yang - Pekerja terkena percikan pilas
digunakan adalah metode deskriptif dengan - Kebakaran akibat tabung
jenis penelitian dengan analisis kuantitatif. bocor
Sumber data yang diperoleh adalah - Gangguan pernafasan akibat
Wawancara, Observasi, Studi literature, debu
Kuesioner, Sampel. Motode analisa data yang d. Pemasangan baja tulangan
digunakan menggunakan metode statistik nilai - Pekerja terhantam bagian baja
prosentase, metode statistik nilai rata-rata - Melukai tangan
(Mean), dan metode statistic standar devisiasi. e. Instalasi formwork
Tahapan penelitian antara lain - Pekerja tertutusk paku
a. Melakukan identifikasi kebutuhan f. Pengecoran
dengan literature – literature dan - Gangguan pernafasan karena
menentukan pokok permasalahan. debu
b. Mencari data sekunder tentang data - Terhantam truck molen
kontraktor. g. Bongkar pasang
c. Memilih perusahaan yang dimaksud - Pekerja terluka ketika bekerja
untuk dijadikan sebagai objek penelitian 3. Pemasangan container mesin
konsep manajemen keselamatan dan a. Pengelasan dan pemotongan
kesehatan kerja. container sesuai kebutuhan
d. Pencarian sumber data primer dengan - Pekerja terkena percikan pilas
melakukan observasi, wawancara dan - Keakaran akibat tabung bocor
studi dokumentasi pada perusahaan - Gangguan pernafasan akibat
yang dipilih sebagai objek penelitian debu
konsep manajemen keselamatan dan b. Penempatan container
kesehatan kerja. menggunakan crane
e. Melakukan analisa manajemen - Pekerja jatuh dari ketinggian
keselamatan da kesehatan kerja. - Container jatuh menimpa
pekerja
3. HASIL DAN PEMBAHASAN - Pekerja terhantam bagian
3.1. Identifikasi Resiko container
Jenis resiko Keselamatan dan Kesehatan 4. Peletakan mesin
Kerja (K3) yang mungkin terjadi pada a. Pemasangan komponen mesin
pekerjaan konstruksi pembangunan PLTD. - Pekerja terluka akibat bekerja
Resiko K3 yang terjadi tidak hanyak b. Peletakan mesin menggunakan
berbentuk cedera pada tubuh tetapi juga crane
penyakit-penyakit akibat kerja yang juga - Pekerja jatuh dari ketinggian
dikategorikan ke dalam kecelakaan kerja - Mesin jatuh menimpa pekerja
sebagai berikut : - Pekerja terhantam bagian
1. Pekerjaan tanah mesin
a. Galian Tanah : 5. Pemasangan pipa bahan bakar
- Tanah longsor/runtuhnya
dinding samping

2
Tabel 1. Tingkat Kepentingan Program K3 - Pekerja jatuh dari ketinggian
Secara Umum - Atap seng jatuh dari
Std. ketinggian
No Faktor Program K3 Mean - Pekerja terhantam bagian
Deviasi atap seng
Faktor Pengarahan dan 7. Pemasangan instalasi listrik
1 3.55 0.23 a. Instalasi listrik
Pelatihan Kerja - Pekerja terkena percikan api
Faktor Kelengkapan - Kebakaran akibat percikan
2 3.55 0.23 api
Fasilitas K3 - Pekerja tersengat listrik
Faktor Lingkungan 8. Pekerjaan finishing
3 3.55 0.23 a. Finishing
Kerja - Tersengat listrik mesin
Faktor BPJS Kesehatan - Terkena mesin finising
4 3.63 0.00 - Potongan partikel material
dan Ketenagakerjaan mengenai mata
Faktor Hubungan Antar
5 3.49 0.29
Pekerja 3.2. Tingkat Kepentingan Program
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
Faktor Sanksi dan
6 3.39 0.33 Secara Umum
Bonus Hasil analisis keseluruhan tingkat
kepentingan program k3 secara umum dapat
Rata - rata 3.53 0.22 dilihat pada table 1.
a. Pembersihan pipa dari karat Sesuai dengan hasil analisis pada
dengan bahan kimia masing-masing factor, dapat dijelaskan disini
- Pekerja terkena bahan kimia bahwa rata-rata yang diperoleh dari enam
berbahaya factor program K3 adalah 3,53 dengan
- Gangguan pernafasan akibat standar deviasi 0,22. Hal ini menunjukkan
menghirup bahan kimia bahwa menurut responden tingkat
b. Pengelasan dan pemotongan pipa kepentingan program K3 dalam proyek
- Pekerja terkena percikan pilas konstruksi adalah sangat penting. Sesuai
- Kebakaran akibat tabung dengan skala yang telah ditentukan, maka
bocor dapat diketahui bahwa hasil rata-rata ini
- Gangguan pernafasan akibat masuk dalam skala penting yaitu adalah 3,26
debu – 4,00. Ini menunjukkan bahwa responden
c. Penempatan pipa dengan crane cukup mengerti bahwa K3 adalah merupakan
- Pekerja jatuh dari ketinggian hal yang sangat penting dalam melaksanakan
- Pipa jatuh menimpa pekerja proyek konstruksi.
- Pekerja terhantam bagian pipa
d. Pemasangan pipa 3.3. Tingkat Pelaksanaan Program
- Tangan pekerja terhimpit Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (K3)
diantara pipa Secara Umum
- Pekerja terluka ketika bekerja Hasil analisis tingkat pelaksanaan
6. Pekerjaan atap program keselamatan dan kesehatan kerja (K3)
a. Pemasangan kerangka atap baja secara umum dapat dilihat pada table 2.
ringan
- Pekerja jatuh dari ketinggian
- Pekerja terluka ketika bekerja
- Pekerja jatuh dari ketinggian
- Pekerja terhantam bagian
kerangka atap
b. Pemasangan penutup atap

3
Sesuai dengan hasil analisi pada Tabel 2. Tingkat Pelaksanaan Program K3
masing-masing factor dapat dijelaskan disini Secara Umum
bahwa rata-rata yang diperoleh dari enam Std.
factor program K3 adalah 3,02 dengan standar No Faktor Program K3 Mean
deviasi 0,37. Hal ini menunjukkan bahwa Deviasi
responden menyatakan tingkat pelaksanaan Faktor Pengarahan dan
program K3 cukup diterapkan. Sesuai dengan 1 2.74 0.44
skala yang telah ditentukan, maka dapat Pelatihan Kerja
diketahui bahwa hasil rata-rata ini masuk
Faktor Kelengkapan
dalam skala sedikit dilaksanakan yaitu antara 2 2.94 0.45
2,51 – 3,25. Dapat ditarik kesimpulan bahwa Fasilitas K3
antara tingkat kepentingan program K3 dan
Faktor Lingkungan
tingkat pelaksanaannya memiliki hubungan 3 2.86 0.42
yang kuat. Kerja
4 Faktor Jamsostek 3.63 0.00
3.4. Tingkat Resiko
3.4.1. Pekerjaan Galian Faktor Hubungan Antar
5 3.43 0.33
Pekerja
Faktor Sanksi dan
6 2.53 0.56
Bonus
Rata - rata 3.02 0.37
menggunakan kendaraan operasional site.
Penanggung jawab dalam tingkat resiko
sedang ini adalah Petugas K3 dan Mandor
/ Supervisor. Alat pelindung diri yang
harus digunakan adalah kacamat kerja,
sepatu safety, helm, pakaian lengan
Gambar 1. Pekerjaan Galian panjang, masker, sarungtangan, earmuff.
Dampak dari tingkat resiko berat
Tingkat resiko pekerjaan galian tanah dalam pekerjaan galian tanah adalah
dengan tingkat resiko ringan dapat gegar otak berat, patah tulang berat,
mengakibatkan iritasi mata terkena debu, amputasi, kematian. Penanganan yang
iritasi kulit terkena sampah proyek, luka dapat dilakukan adalah lapor kepala
gores, luka memar, gangguan pernafasan, tukang. Lapor Site Manager, dibawa ke
kelelahan terkena terik matahari, sakit Puskesmas Jungkat dengan menggunakan
kepala / pusing. Penanganan yang dapat kendaraan operasional site, dirujuk ke
dilakukan adalah dengan lapor kepala Rumah Sakit Sultan Syarif Mohammad
tukang, dibawa ke kantor dan diberikan Alkadrie dengan menggunakan perahu
P3k. Penanggung jawab dari tingkat warga yang telah bekerjasama.
resiko ringan dalam pekerjaan galian Penanggung jawab dalam tingkat resiko
tanah adalah petugas K3 dan Kepala sedang ini adalah Petugas K3 dan Mandor
Tukang. Alat pelindung diri yang harus / Supervisor. Alat pelindung diri yang
digunakan adalah kacamata kerja, sepatu harus digunakan adalah kacamat kerja,
Safety, helm, pakaian lengan panjang, sepatu safety, helm, pakaian lengan
masker, sarung tangan. panjang, masker, sarungtangan, earmuff.
Dampak dari tingkat resiko sedang
dalam pekerjaan galian tanah adalah luka
terkoyak, radang kulit, patah tulang
ringan, gegar otak ringan, asma, terkilir.
Penanganan yang dapat dilakukan adalah
lapor kepala tukang. Lapor Site Manager,
dibawa ke Puskesmas Jungkat dengan

4
3.4.2. Pekerjaan Pemancangan Manager. Alat pelindung diri yang harus
digunakan adalah kacamat kerja, sepatu
safety, helm, pakaian lengan panjang,
masker, sarungtangan.

3.4.3. Pekerjaan Penulangan

Gambar 2. Pemancangan

Dampak dari tingkat resiko ringan


dalam pekerjaan pemancangan adalah
luka gores, luka memar, kelelahan terkena
terik matahari, sakit kepala / pusing.
Penanganan yang dapat dilakukan adalah
lapor kepala tukang. Lapor kepala tukang,
dibawa ke kantor, diberi P3K. Gambar 3. Tulangan
Penanggung jawab dalam tingkat resiko
sedang ini adalah Petugas K3 dan Kepala Dampak dari tingkat resiko ringan
Tukang. Alat pelindung diri yang harus dalam pekerjaan penulangan adalah luka
digunakan adalah kacamat kerja, sepatu gores, luka memar, kelelahan terkena
safety, helm, pakaian lengan panjang, terik matahari, sakit kepala / pusing.
masker, sarungtangan. Penanganan yang dapat dilakukan adalah
Dampak dari tingkat resiko sedang lapor kepala tukang, dibawa ke kantor,
dalam pekerjaan pemancangan adalah diberikan P3k. Petugas yang bertanggung
luka terkoyak, patah tulang ringan, gegar jawab dalam pekerjaan penulangan
otak ringan. Penanganan yang dapat dengan tingkat resiko ringan adalah
dilakukan adalah lapor kepala tukang, petugas K3 dan kepala tukang. Alat
lapor ke Site Manager, Dibawa ke pelindung diri yang harus digunakan
Puskesmas Jungkat dengan menggunakan adalah kacamata kerja, sepatu safety,
kendaraan operasional site. Penanggung helm, pakaian lengan panjang, masker,
jawab dalam tingkat resiko sedang ini sarung tangan.
adalah Petugas K3 dan mandor / Dampak dari tingkat resiko sedang
supervisor. Alat pelindung diri yang harus dalam pekerjaan penulangan adalah luka
digunakan adalah kacamat kerja, sepatu tekoyak, patah tulang ringan, gegar otak
safety, helm, pakaian lengan panjang, ringan. Penanganan yang dapat dilakukan
masker, sarungtangan. adalah lapor kepala tukang, lapor Site
Dampak dari tingkat resiko berat Manager, dibawa ke Puskesmas Jungkat
dalam pekerjaan pemancangan adalah dengan menggunakan kendaraan
gegar otak, patah tulang berat, amputasi, opersional site. Petugas yang bertanggung
kematian. Penanganan yang dapat jawab adalah petugas K3 dan
dilakukan adalah lapor kepala tukang, Mandor/Supervisor. Alat pelindung diri
Lapor Site Manager, dibawa ke yang harus digunakan adalah kacamata
Puskesmas Jungkat dengan menggunakan kerja, sepatu safety, helm, pakaian lengan
kendaraan operasional, dirujuk ke Rumah panjang, masker, sarung tangan.
Sakit Sultan Syarif Mohammad Alkadrie Dampak dari tingkat resiko berat
dengan menggunakan perahu warga yang dalam pekerjaan penulangan adalah gegar
telah bekerjasama dengan perusahaan. otak, patah tulang berat, amputasi,
Penanggung jawab dalam tingkat resiko kematian. Penanganan yang dapat
sedang ini adalah Petugas K3 dan Site dilakukan adalah lapor kepala tukang,

5
lapor site manager, dibawa ke Puskesmas diri yang harus digunakan adalah
Jungkat dengan menggunakan kendaraan kacamata las, sepatu safety, pakaian
operational site, dirujuk ke Rumah sakit lengan panjang, masker, sarung tangan
Sultan Syarif Mohammad Alkadrie las.
dengan menggunakan perahu warga yang Dampak dari tingkat resiko berat
telah bekerjasama dengan perusahaan. dalam pekerjaan Hotwork adalah luka
Petugas yang bertanggung jawab adalah bakar berat, gegar otak berat, patah tulang
petugas K3 dan Site Manager. Alat berat, amputasi, kematian. Penanganan
pelindung diri yang harus digunakan yang harus dilakukan adalah lapor kepala
adalah kacamata kerja, sepatu safety, tukang, lapor Site Manager, dibawa ke
helm, pakaian lengan panjang, masker, puskesmas Jungkat dengan menggunakan
sarung tangan. kendaraan operational site, dirujuk ke
Rumah Sakit Sultan Syarif Mohammad
3.4.4. HotWork (Pengelasan dan Alkadrie dengan menggunakan perahu
Pemotongan) warga yang telah bekerjasama dengan
perusahaan. Petugas yang bertanggung
jawab adalah petugas K3 dan Site
Manager. Alat pelidung diri yang harus
digunakan adalah kacamata las, sepatu
safety, pakaian lengan panjang, masker,
sarung tangan las.

3.4.5. Pekerjaan Pengecoran

Gambar 4. Pengelasan

Dampak dari tingkat resiko


ringan dalam pekerjaan Hotwork adalah
iritasi mata terkena api las, luka gores,
luka bakar ringan, luka memar, gangguan
pernafasan, kelelahan terkena terik
matahari, sakit kepala / pusing.
Penanganan yang dapat dilakukan adalah
lapor kepala tukang, dibawa ke kantor,
diberikan P3K. Petugas yang bertanggung
jawab adalah petugas K3 dan Kepala
Tukang. Alat pelindung diri yang harus Gambar 5. Pengecoran
digunakan adalah kacamata las, sepatu
Safety, pakaian lengan panjang, masker, Dampak dari tingkat resiko ringan
sarung tangan las. dalam pekerjaan pengecoran adalah iritasi
Dampak dari tingkat resiko sedang mata terkena debu, iritasi kulit, luka
dalam pekerjaan Hotwork adalah luka gores, luka memar, gangguan pernafasan,
bakar sedang, radang kulit, patah tulang kelelahan terkena terik matahari, sakit
ringan terhantam material las, asma, kepala / pusing. Penanganan yang harus
terkilir. Penanganan yang harus dilakukan dilakukan adalah lapor kepala tukang,
adalah lapor kepala tukang, lapor Site dibawa ke kantor, diberikan P3K. Petugas
Manager, dibawa ke Puskesmas Jungkat yang bertanggung jawab adalah petugas
dengan menggunakan kendaraan K3 dan Kepala Tukang. Alat pelindung
operational site. Petugas yang diri yang harus digunakan adalah
bertanggung jawab adalah petugas K3 kacamata kerja, sepatu safety, helm,
dan Mandor/ supervisor. Alat pelindung

6
pakaian lengan panjang, masker, sarung DAFTAR PUSTAKA
tangan. Dian Arumningsih DP, 2013, Perencanaan
Dampak dari tingkat resiko ringan Keselamatan dan Kesehatan Kerja Pada
dalam pekerjaan pengecoran adalah luka Pekerjaan Konstruksi Rehabilitasi Waduk
terkoyak, radang kulit, patah tulang Botok Kabupaten Sragen,
ringan, gegar otak ringan, asma, terkilir. http://ejournal.utp.ac.id/index.php/JTSA/a
Penanganan yang dapat dilakukan adalah rticle/view/242
lapor kepala tukang, lapor Site Manager,
dibawa ke Puskesmas Jungkat dengan Eko Priopangestoni, 2012, Penerapan Program
menggunakan kendaraan operational site. K3 Pada Perusahaan Industri Jasa
Penanggung jawab dalam pekerjaan Kontruksi Untuk Mendapatkan Sertifikasi
pengecoran adalah petugas K3 dan Ohsas 18000
Mandor/ Supervisor. Alat pelindung diri
yang harus digunakan adalah kacamata Harinaldi, M.Eng, 2012, Sistem Manajemen
kerja, sepatu safety, helm, pakaian lengan Keselamatan Dan Kesehatan Kerja,
panjang, masker, sarung tangan. http://ebookinga.com/pdf/manajemen-
Dampak dari tingkat resiko berat kesehatan-ppt
dalam pekerjaan pengecoran adalah gegar
otak, patah tulang berat, amputasi, Habibie Ilma Adzim, 2013, Identifikasi
kematian. Penanganan yang dapat Bahaya, Penilaian Resiko dan
dilakukan adalah lapor kepala tukang, Pengendalian Resiko K3,
lapor Site Manager, dibawa ke Puskesmas https://sistemmanajemenkeselamatankerja
Jungkat dengan menggunakan kendaraan .blogspot.co.id/2013/10/identifikasi-
operational site, dirujuk ke Rumah Sakit bahaya-penilaian-resiko.html
Sultan Syarif Mohammad Alkadrie
dengan menggunakan perahu warga yang Machfoedz, I., 2003, Pengelolaan
telah bekerjasama dengan perusahaan. Keselamatan dan Kesehatan Kerja,
Petugas yang bertanggung jawab dalam Cetakan Pertama, Fitramaya, Yogyakarta.
pekerjaan pengecoran adalah Petugas K3
dan Site Manager. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 5.
Tahun 2014, Pedoman Sistem
4. KESIMPULAN Manajemen Keselamatan dan Kesehatan
a. System manajemen K3 sangat diterapkan Kerja (SMK3) Konstruksi Bidang
diperusahaan jasa konstruksi sebagai alat Pekerjaan Umum
untuk mencapai derajat keselamatan dan
kesehatan kerja yang setinggi - tingginya Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI No.
termasuk pada proyek PLTD Jungkat ini. PER. 05/MEN/1996, Sistem Manajemen
b. System manajemen K3 juga sebagai Keselamatan dan Kesehatan Kerja
upaya untuk mencegah dan memberantas
penyakit dan kecelakaan – kecelakaan Ridley, J., 2004, Ikhtisar Keselamatan dan
akibat kerja, memelihara dan Kesehatan Kerja, Edisi Ketiga, Erlangga,
meningkatkan kesehatan dan gizi tenaga Jakarta.
kerja, merawat dan meningkatkan
efisiensi dan daya produktifitas tenaga Suma’mur, 1989, Keselamatan Kerja dan
manusia, memberantas kelelahan kerja Pencegahan Kecelakaan, CV Haji
dan melipat gandakan gairah serta Masagung, Jakarta.
kenyamanan dalam bekerja.
c. System Manajemen Keselamatan dan Suma’mur, 1992, Program dan Aspek
Kesehatan Kerja membantu perusahaan Keselamatan Pada Bangunan Tinggi,
dalam mencapai sasaran dan tujuan Institut Manajemen Proteksi Indonesia,
perusahaan. Jakarta.

Setiyo Utomo, 2012, K3 Konstruksi,


http://belajar-k3.blogspot.co.id/p/blog-
page_6572.html

7
8

Anda mungkin juga menyukai