ronitendean@gmail.com
ABSTRACT
The construction service industry is one of the sectors that has a high accident risk. It can not just be left to
mind the losses that will not only cause casualties, material that is not the least good for workers and
employers, delayed production process, until the damage to the environment that ultimately affect the
public. That is why the required Occupational Safety and Health Management (K3) implemation on all
construction work. The purpose of this research is to examine the implementation and implementation of K3
in Jungkat PLTD. Data analysis used quantitative analysis using primary data from interview, observation,
literature study, questionnaire, sample and data analysis. The mean yand obtained from the data analysis of
the importance level of the K3 program in general is 3.53 with a standard deviation of 0.22. the average of
the six K3 program factors is 3.02 with a standard deviation of 0.37. In order for the construction project to
run smoothly and not be hampered by the existence of work accidents, it should be in the implementation of
the company should be more implemented OSH program.
2
Tabel 1. Tingkat Kepentingan Program K3 - Pekerja jatuh dari ketinggian
Secara Umum - Atap seng jatuh dari
Std. ketinggian
No Faktor Program K3 Mean - Pekerja terhantam bagian
Deviasi atap seng
Faktor Pengarahan dan 7. Pemasangan instalasi listrik
1 3.55 0.23 a. Instalasi listrik
Pelatihan Kerja - Pekerja terkena percikan api
Faktor Kelengkapan - Kebakaran akibat percikan
2 3.55 0.23 api
Fasilitas K3 - Pekerja tersengat listrik
Faktor Lingkungan 8. Pekerjaan finishing
3 3.55 0.23 a. Finishing
Kerja - Tersengat listrik mesin
Faktor BPJS Kesehatan - Terkena mesin finising
4 3.63 0.00 - Potongan partikel material
dan Ketenagakerjaan mengenai mata
Faktor Hubungan Antar
5 3.49 0.29
Pekerja 3.2. Tingkat Kepentingan Program
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
Faktor Sanksi dan
6 3.39 0.33 Secara Umum
Bonus Hasil analisis keseluruhan tingkat
kepentingan program k3 secara umum dapat
Rata - rata 3.53 0.22 dilihat pada table 1.
a. Pembersihan pipa dari karat Sesuai dengan hasil analisis pada
dengan bahan kimia masing-masing factor, dapat dijelaskan disini
- Pekerja terkena bahan kimia bahwa rata-rata yang diperoleh dari enam
berbahaya factor program K3 adalah 3,53 dengan
- Gangguan pernafasan akibat standar deviasi 0,22. Hal ini menunjukkan
menghirup bahan kimia bahwa menurut responden tingkat
b. Pengelasan dan pemotongan pipa kepentingan program K3 dalam proyek
- Pekerja terkena percikan pilas konstruksi adalah sangat penting. Sesuai
- Kebakaran akibat tabung dengan skala yang telah ditentukan, maka
bocor dapat diketahui bahwa hasil rata-rata ini
- Gangguan pernafasan akibat masuk dalam skala penting yaitu adalah 3,26
debu – 4,00. Ini menunjukkan bahwa responden
c. Penempatan pipa dengan crane cukup mengerti bahwa K3 adalah merupakan
- Pekerja jatuh dari ketinggian hal yang sangat penting dalam melaksanakan
- Pipa jatuh menimpa pekerja proyek konstruksi.
- Pekerja terhantam bagian pipa
d. Pemasangan pipa 3.3. Tingkat Pelaksanaan Program
- Tangan pekerja terhimpit Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (K3)
diantara pipa Secara Umum
- Pekerja terluka ketika bekerja Hasil analisis tingkat pelaksanaan
6. Pekerjaan atap program keselamatan dan kesehatan kerja (K3)
a. Pemasangan kerangka atap baja secara umum dapat dilihat pada table 2.
ringan
- Pekerja jatuh dari ketinggian
- Pekerja terluka ketika bekerja
- Pekerja jatuh dari ketinggian
- Pekerja terhantam bagian
kerangka atap
b. Pemasangan penutup atap
3
Sesuai dengan hasil analisi pada Tabel 2. Tingkat Pelaksanaan Program K3
masing-masing factor dapat dijelaskan disini Secara Umum
bahwa rata-rata yang diperoleh dari enam Std.
factor program K3 adalah 3,02 dengan standar No Faktor Program K3 Mean
deviasi 0,37. Hal ini menunjukkan bahwa Deviasi
responden menyatakan tingkat pelaksanaan Faktor Pengarahan dan
program K3 cukup diterapkan. Sesuai dengan 1 2.74 0.44
skala yang telah ditentukan, maka dapat Pelatihan Kerja
diketahui bahwa hasil rata-rata ini masuk
Faktor Kelengkapan
dalam skala sedikit dilaksanakan yaitu antara 2 2.94 0.45
2,51 – 3,25. Dapat ditarik kesimpulan bahwa Fasilitas K3
antara tingkat kepentingan program K3 dan
Faktor Lingkungan
tingkat pelaksanaannya memiliki hubungan 3 2.86 0.42
yang kuat. Kerja
4 Faktor Jamsostek 3.63 0.00
3.4. Tingkat Resiko
3.4.1. Pekerjaan Galian Faktor Hubungan Antar
5 3.43 0.33
Pekerja
Faktor Sanksi dan
6 2.53 0.56
Bonus
Rata - rata 3.02 0.37
menggunakan kendaraan operasional site.
Penanggung jawab dalam tingkat resiko
sedang ini adalah Petugas K3 dan Mandor
/ Supervisor. Alat pelindung diri yang
harus digunakan adalah kacamat kerja,
sepatu safety, helm, pakaian lengan
Gambar 1. Pekerjaan Galian panjang, masker, sarungtangan, earmuff.
Dampak dari tingkat resiko berat
Tingkat resiko pekerjaan galian tanah dalam pekerjaan galian tanah adalah
dengan tingkat resiko ringan dapat gegar otak berat, patah tulang berat,
mengakibatkan iritasi mata terkena debu, amputasi, kematian. Penanganan yang
iritasi kulit terkena sampah proyek, luka dapat dilakukan adalah lapor kepala
gores, luka memar, gangguan pernafasan, tukang. Lapor Site Manager, dibawa ke
kelelahan terkena terik matahari, sakit Puskesmas Jungkat dengan menggunakan
kepala / pusing. Penanganan yang dapat kendaraan operasional site, dirujuk ke
dilakukan adalah dengan lapor kepala Rumah Sakit Sultan Syarif Mohammad
tukang, dibawa ke kantor dan diberikan Alkadrie dengan menggunakan perahu
P3k. Penanggung jawab dari tingkat warga yang telah bekerjasama.
resiko ringan dalam pekerjaan galian Penanggung jawab dalam tingkat resiko
tanah adalah petugas K3 dan Kepala sedang ini adalah Petugas K3 dan Mandor
Tukang. Alat pelindung diri yang harus / Supervisor. Alat pelindung diri yang
digunakan adalah kacamata kerja, sepatu harus digunakan adalah kacamat kerja,
Safety, helm, pakaian lengan panjang, sepatu safety, helm, pakaian lengan
masker, sarung tangan. panjang, masker, sarungtangan, earmuff.
Dampak dari tingkat resiko sedang
dalam pekerjaan galian tanah adalah luka
terkoyak, radang kulit, patah tulang
ringan, gegar otak ringan, asma, terkilir.
Penanganan yang dapat dilakukan adalah
lapor kepala tukang. Lapor Site Manager,
dibawa ke Puskesmas Jungkat dengan
4
3.4.2. Pekerjaan Pemancangan Manager. Alat pelindung diri yang harus
digunakan adalah kacamat kerja, sepatu
safety, helm, pakaian lengan panjang,
masker, sarungtangan.
Gambar 2. Pemancangan
5
lapor site manager, dibawa ke Puskesmas diri yang harus digunakan adalah
Jungkat dengan menggunakan kendaraan kacamata las, sepatu safety, pakaian
operational site, dirujuk ke Rumah sakit lengan panjang, masker, sarung tangan
Sultan Syarif Mohammad Alkadrie las.
dengan menggunakan perahu warga yang Dampak dari tingkat resiko berat
telah bekerjasama dengan perusahaan. dalam pekerjaan Hotwork adalah luka
Petugas yang bertanggung jawab adalah bakar berat, gegar otak berat, patah tulang
petugas K3 dan Site Manager. Alat berat, amputasi, kematian. Penanganan
pelindung diri yang harus digunakan yang harus dilakukan adalah lapor kepala
adalah kacamata kerja, sepatu safety, tukang, lapor Site Manager, dibawa ke
helm, pakaian lengan panjang, masker, puskesmas Jungkat dengan menggunakan
sarung tangan. kendaraan operational site, dirujuk ke
Rumah Sakit Sultan Syarif Mohammad
3.4.4. HotWork (Pengelasan dan Alkadrie dengan menggunakan perahu
Pemotongan) warga yang telah bekerjasama dengan
perusahaan. Petugas yang bertanggung
jawab adalah petugas K3 dan Site
Manager. Alat pelidung diri yang harus
digunakan adalah kacamata las, sepatu
safety, pakaian lengan panjang, masker,
sarung tangan las.
Gambar 4. Pengelasan
6
pakaian lengan panjang, masker, sarung DAFTAR PUSTAKA
tangan. Dian Arumningsih DP, 2013, Perencanaan
Dampak dari tingkat resiko ringan Keselamatan dan Kesehatan Kerja Pada
dalam pekerjaan pengecoran adalah luka Pekerjaan Konstruksi Rehabilitasi Waduk
terkoyak, radang kulit, patah tulang Botok Kabupaten Sragen,
ringan, gegar otak ringan, asma, terkilir. http://ejournal.utp.ac.id/index.php/JTSA/a
Penanganan yang dapat dilakukan adalah rticle/view/242
lapor kepala tukang, lapor Site Manager,
dibawa ke Puskesmas Jungkat dengan Eko Priopangestoni, 2012, Penerapan Program
menggunakan kendaraan operational site. K3 Pada Perusahaan Industri Jasa
Penanggung jawab dalam pekerjaan Kontruksi Untuk Mendapatkan Sertifikasi
pengecoran adalah petugas K3 dan Ohsas 18000
Mandor/ Supervisor. Alat pelindung diri
yang harus digunakan adalah kacamata Harinaldi, M.Eng, 2012, Sistem Manajemen
kerja, sepatu safety, helm, pakaian lengan Keselamatan Dan Kesehatan Kerja,
panjang, masker, sarung tangan. http://ebookinga.com/pdf/manajemen-
Dampak dari tingkat resiko berat kesehatan-ppt
dalam pekerjaan pengecoran adalah gegar
otak, patah tulang berat, amputasi, Habibie Ilma Adzim, 2013, Identifikasi
kematian. Penanganan yang dapat Bahaya, Penilaian Resiko dan
dilakukan adalah lapor kepala tukang, Pengendalian Resiko K3,
lapor Site Manager, dibawa ke Puskesmas https://sistemmanajemenkeselamatankerja
Jungkat dengan menggunakan kendaraan .blogspot.co.id/2013/10/identifikasi-
operational site, dirujuk ke Rumah Sakit bahaya-penilaian-resiko.html
Sultan Syarif Mohammad Alkadrie
dengan menggunakan perahu warga yang Machfoedz, I., 2003, Pengelolaan
telah bekerjasama dengan perusahaan. Keselamatan dan Kesehatan Kerja,
Petugas yang bertanggung jawab dalam Cetakan Pertama, Fitramaya, Yogyakarta.
pekerjaan pengecoran adalah Petugas K3
dan Site Manager. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 5.
Tahun 2014, Pedoman Sistem
4. KESIMPULAN Manajemen Keselamatan dan Kesehatan
a. System manajemen K3 sangat diterapkan Kerja (SMK3) Konstruksi Bidang
diperusahaan jasa konstruksi sebagai alat Pekerjaan Umum
untuk mencapai derajat keselamatan dan
kesehatan kerja yang setinggi - tingginya Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI No.
termasuk pada proyek PLTD Jungkat ini. PER. 05/MEN/1996, Sistem Manajemen
b. System manajemen K3 juga sebagai Keselamatan dan Kesehatan Kerja
upaya untuk mencegah dan memberantas
penyakit dan kecelakaan – kecelakaan Ridley, J., 2004, Ikhtisar Keselamatan dan
akibat kerja, memelihara dan Kesehatan Kerja, Edisi Ketiga, Erlangga,
meningkatkan kesehatan dan gizi tenaga Jakarta.
kerja, merawat dan meningkatkan
efisiensi dan daya produktifitas tenaga Suma’mur, 1989, Keselamatan Kerja dan
manusia, memberantas kelelahan kerja Pencegahan Kecelakaan, CV Haji
dan melipat gandakan gairah serta Masagung, Jakarta.
kenyamanan dalam bekerja.
c. System Manajemen Keselamatan dan Suma’mur, 1992, Program dan Aspek
Kesehatan Kerja membantu perusahaan Keselamatan Pada Bangunan Tinggi,
dalam mencapai sasaran dan tujuan Institut Manajemen Proteksi Indonesia,
perusahaan. Jakarta.
7
8