Askep Aids
Askep Aids
X X
X X
? ? ? ? ? x ? ? ? ?
60 65
40 38 36 33 30 27 22 19
Ket :
Laki-laki : Garis pernikahan :
perempuan : Umur tdk diketahui : ?
meninggal : Satu rumah :
klien : garis keturunan :
ABDOMEN
Inspeksi :
1) Bentuk Perut Cekung.
2) Tidak ada bayangan vena
3) Tidak ada Massa
4) Tidak ada ascites
Auskultasi : Peristaltik usus 16 x/menit
Palpasi: Tidak ada nyeri pada abdomen
Perkusi : Terdengar bunyi tympani
HEPAR & LIEN
Inspeksi
1) Bentuk perut cekung
2) Tidak ada penonjolan hepar dan lien
3) Tidak ada tanda – tanda peradangan
Palpasi : Hepar dan lien tidak teraba
Perkusi : Terdengar bunyi pekak
3. Pola Eliminasi
a. Data subjektif
1) Keadaan sebelum sakit:
a) Pasien mengatakan pola eliminasi BAK lancar dengan frekuensi 3 sampai 5
kali sehari dengan warna kuning jernih.
b) Klien mengatakan pola eliminasi BAB belum pernah selama satu hari
2) Keadaan saat sakit:
a) Klien mengatakan pola eliminasi BAK lancar dengan 3 sampai 5 kali sehari
b) Klien mengatakan pola eliminasi BAB lancar frekuensi BAB nya 1 kali
dalam dua hari, konsistensi lunak dengan warna kuning.
b. Data Objektif
1) Observasi
Pola eliminasi BAK pasien menggunakan pispot, warna kuning jernih, bau
ammonia.
2) Pemeriksaan fisik
Peristaltik usus 16 x/menit
Palpasi Suprapubik: tidak ada distensi dan vesica urinaria tidak teraba.
Nyeri ketok ginjal: tidak ada nyeri ketok pada ginjal kiri dan ginjal kanan
Mulut Uretra : tidak ada peradangan.
Anus: tidak ada peradangan, fissure dan hemoroid.
JANTUNG
Inspeksi:
a) Ictus Kordis: tampak ( Kurang Gizi )
b) Klien tidak menggunakan alat pacu jantung
Palpasi:
a) Ictus Cordis (Apeks Jantung): ICS 5
b) Thrill : Tidak adanya getaran (Negatif)
Perkusi:
a) Batas atas Jantung ICS 2-3
b) Batas kanan Jantung linea sternalis kanan
c) Batas kiri Jantung linea medioclavicularis kiri
Auskultasi:
a) Terdengar bunyi jantung I pada fase systole dan bunyi jantung II pada fase
diastole
b) Bunyi Jantung III Irama Gallop : Tidak ada bunyi Gallop
c) Nadi : 130 x/menit
d) Bruit Aorta Negatif
e) Bruit Arteri Renalis Negatif
f) Bruit Arteri Femoralis Negatif
LENGAN DAN TUNGKAI
a) Tidak ada atropi otot
b) Terjadi kekakuan sendi pada ekstremitas bawah
c) Uji kekuatan otot
3 4
2 2
Inspeksi:
Bentuk tulang verterbralis normal, tidak ada kelainan bentuk
Palpasi:
Ada nyeri tekan
Pemeriksaan 12 Saraf Kranialis
a) Nervus I (Olfactorius) : Fungsi penciuman pasien baik. pasien dapat
membedakan bau makanan dan minyak kayu putih.
b) Nervus II (Optikus) : Fungsi penglihatan pasien baik.
c) Nervus III – IV – VI (Oculomotorius, Troklearis dan Abdusen) : Respon
pupil baik diameter 2,5 mm/2,5 mm. Tidak ada devisiasi bola mata. Pasien
mampu menoleh ke kiri dan kekanan.
d) Nervus V (Trigeminus) : Pasien dapat mengedipkan mata
e) Nervus VII (Facialis) : Pasien dapat merasakan asam, manis, asin dan pahit.
f) Nervus VIII (Vestibulokoklearis) : Pasien dapat mendengar dengan baik.
Pasien tidak dikaji gaya jalannya karena bed rest.
g) Nervus IX (Glosopharingeal) dan Nervus X (Vagus) : Sulit dikaji
h) Nervus XI (Accesorius) : Pasien dapat menoleh kiri dan kanan
i) Nervus XII (Hypoglosus) : Pasien dapat menggerakan lidah ke kiri dan ke
kanan.
j) Kaku Kuduk Negatif
5. Pola Tidur dan Istirahat
a. Data subjektif
1) Keadaan sebelum sakit
a) Pasien mengatakan pola tidur baik dengan lama tidur waktu siang tidak
menentu karena digunakan untuk bekerja sedangkan pola tidur malam
sekitar jam 22.00 wita – 06.00 wita.
b) Pasien mengatakan kebiasan sebelum tidur yaitu dengan mendengar music.
2) Keadaan saat sakit
a) Klien mengatakan tidak terlalu sulit untuk memulai tidur dan tidak sering
terjaga di malam hari.
b) Meskipun sakit klien masih bisa tidur siang walaupun hanya 1 jam
b. Data Objektif
a. Observasi
a) Palpebra inferior berwarna gelap
b) Pasien ekspresi wajahnya bagus
c) Pasien tidak menguap
6. Pola Persepsi Kognitif
a. Data subjektif
1) Keadaan sebelum sakit
a) Pasien mengatakan dapat menulis dan membaca.
b) Pasien mengatakan dapat menggunakan bahasa indonesia
2) Keadaan saat sakit
Pasien mengatakan menerima kondisi sakitnya dan menginginkan perawatan
yang terbaik agar segera sembuh.
b. Data Objektif
Observasi : Klien sering bertanya kapan dia bisa sembuh dari sakitnya.
7. Pola Persepsi dan Konsep Diri
a. Data subjektif
1) Keadaan sebelum sakit
a) Pasien mengatakan sebelum sakit ia mampu mengambil keputusan dengan
baik dan mandiri.
b) Pasien mengatakan menerima kelebihan dan kekurangan dirinya.
2) Keadaan saat sakit
c) Pasien memikirkan bagaimana ia dapat sembuh dengan segera.
d) Pasien mengatakan cemas dalam memikirkan penyakitnya.
b. Data Objektif
1) Observasi
a) Kontak mata : Pandangan focus
b) Rentang perhatian : Pasien tampak ingin diperhatikan dan dirawat dengan
baik.
c) Suara dan tata bicara : Pasien berbicara dengan koperatif menggunakan
bahasa Indonesia.
2) Pemeriksaan fisik
a) Pasien tidak memiliki kelainan bawaan
b) Bentuk abdomen pasien cekung
8. Pola Peran dan Hubungan dengan Sesama
a. Data subjektif
1) Keadaan sebelum sakit
a) Pasien mengatakan hubungan antar sesama teman kerja, tetangga sangat baik.
b) Pasien mengatakan hubungan pasien dengan keluarga sangat baik dengan
saling membantu satu sama lain.
2) Keadaan saat sakit
a) Pasien mengatakan hubungannya dengan ibu dan keluarga yang
membesuknya sangat baik.
b) Pasien mengatakan hubungannya dengan perawat sangat baik.
b. Data Objektif
Observasi
a) Hubungan pasien dengan orangtua dan keluarga yang merawatnya sangat baik.
b) Hubungan pasien dengan perawat sangat baik.
9. Pola Reproduksi – Seksualitas
a. Data subjektif
1) Keadaan sebelum sakit
Pasien mengatakan tidak memiliki masalah dengan alat reproduksinya.
2) Keadaan saat sakit :
Pasien mengatakan tidak memiliki masalah dengan alat reproduksinya.
b. Data Objektif
Pemeriksaan fisik : tidak dikaji
10. Pola Mekanisme Koping dan Toleransi terhadap Stress
a. Data subjektif
1) Keadaan sebelum sakit
a) Pasien mengatakan setiap ada masalah pasien dapat menyelesaikan dengan
objektif.
b) Pasien mengatakan santai ketika ada masalah
c) Pasien mengatakan setiap ada masalah pasien selalu berbagi ke keluarga dan
sahabatnya.
2) Keadaan saat sakit :
Pasien mengatakan menerima kondisi sakitnya dengan ikhas.
b. Data Objektif
1) Observasi
Pasien tampak tenang dan menerima kondisi sakitnya
2) Pemeriksaan fisik
a) Tekanan darah posisi baring : 100 / 70 mmHg
b) Nadi : 130 x/menit
c) Kulit : Lembab
IMUNOSEROLOGI
Penanda infeksi torch
Anti toxo IgG 295 <8 IU / ml
Anti toxoIgM 0,08 < 0,65 COI
Anti CMV IgG 91 .< 6 IU / ml
Anti rubella IgG 336 <14 IU / ml
Anti rubella IgM 0,08 < 1,2 COI
KIMIA DARAH
Elektrolit
Natrium 124 mmol/l
Kalium 4,3 mmol/l
klorida 96 mmol/l
HEMATOLOGI
RBC 2,30 106/mm3
HGB 8,2 g/dL
HCT 24,2 %
MCV 106 Um3
MCH 35,5 pg
MCHC 33,7 g/dL
RDW-SD 63 %
RDW-CV 16,6 Um3
PLT 244 103/mm3
MPV 7,3 Um3
PCT 0,176 %
PDW 11,6 %
WBC 3,9
NEU 89,7
LYM 6,2
MON 2,5
EOS 1,3
BAS 0,3
ALY 0,2
LIC 1,2
2. Terapi
a. Infus : NaCl 0,9 % 28 tts/m cabang NaCl 3 % 16 tts/m ( kolf 1 )
b. Obat
NO NAMA DOSIS
1 Dexamethason 5mg/6 jam/iv
2 Citicollin 500mg/12 jam/IV
3 phenitoin 100mg/12 jam/oral
4 Sistenol 1 tab/ 8 jam/ oral
5 Triple adult 1tab/ 24 jam/ oral
6 Mecobalamin 5mg/ ekstra 2 amp/IV
7 cyemeven 500 mg/24 jam/ IV
8 Human albumin 25% 100cc/24jam/IV
F. PENGELOMPOKKAN DATA
3 DS :
1. Pasien mengeluh lemah
2. Pasien mengeluh tidak nafsu makan
3. Pasien mengatakan berat badannya menurun
DO :
1. KU lemah Ketidakseimbangan
2. Konjungtiva pasien anemis Nutrisi kurang dari
3. BB selama sakit : 44 kebutuhan tubuh
4. BB sebelum sakit : 50
5. IMT : 15.6 kg/m2
6. Bising usus 10x/m2
7. Pasien menghabiskan ¼ porsi makanannya
4 DS:
1. Pasien mengeluh badannya lemah
2. Pasien mengeluh susah melakukan aktivitas
secara mandiri
3. Pasien mengatakan kedua kakinya bengkak dan
Hambatan mobilitas
susah di gerakkan
fisik
DO:
1. KU pasien tampak lemah
2. Kebutuhan pasien dibantu oleh keluarga dan
perawat
3. Kekuatan otot 3 4
2 2
H. DIANGNOSA KEPERAWATAN :
1. Ketidakefektifan pola napas b/d hiperventilasi
Domain 4 : Aktivitas/Istirahat
Kelas 4 : Respons Kardiovaskular/pulmonal
Kode : 00032
2. Hipertermia b/d proses penyakit
Domain : keamanan/perlindungan
Kelas 6 : termoregulasi
Kode : 00007
3. Ketidakseimbangan Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d kurang asupan makanan
Domain 2 : Nutrisi
Kelas 1 : Makan
Kode : 00002
4. Hambatan mobilitas fisik b/d gangguan muskuloskeletal
Domain 4 : Aktivitas/Istirahat
Kelas 2 : Aktivitas olahraga
Kode : 000985
RENCANAAN KEPERAWATAN
S:
1. Pasien mengeluh badannya lemah
2. Pasien mengatakan kakinya bengkak dan
susah digerakkan
O:
1. KU pasien tampak lemah
2. Aktivitas pasien dibantu oleh keluarga
3. Kekuatan otot 3 4
2 2
A : masalah belum teratasi ( tujuan belum tercapai )
Setelah tindakan monitor tanda – tanda vital dan
manajemen obat selama 45 menit pasien mampu
menunjukan kemampuan melakukan aktivitas
secara mandiri dengan indikator banyak
terganggu menjadi tidak terganggu
P : lanjutkan intervensi
1. Observasi kemampuan beraktivitas
2. Observasi TTV
3. Anjurkan untuk melakukan aktivitas ringan
4. Menciptakan lingkungan yang aman
Selasa 1 10.30 1. Memonitor vital sign terutama suhu S:
06 februari Hasil : TD : 96 / 60 mmHg, N : 113 x / i, S : 37,6o C 1. Pasien mengeluh badannya lemah
2018 P : 32 x / i 2. Pasien mengeluh mudah lelah
1 10.30 2. Menganjurkan pasien untuk meningkatkan intake cairan 3. Pasien mengatakan demam
melalui oral O:
Hasil : pasien minum tapi masih sedikit 1. Keadaan umum pasien tampak lemah
1 10.40 3. Memberikan kompres pada dahi dan lipatan paha 2. Kongjungtiva pasien anemis
Hasil : keluarga memberikan kompres di dahi pasien 3. Suhu pasien belum dalam batas normal
1 10.42 4. Memberikan cairan intravena A : masalah belum teratasi ( tujuan belum tercapai )
Hasil : Terpasang infus NaCl 0,9 % 28 tetes/menit Setelah tindakan monitor tanda – tanda vital dan
1 10.45 5. Memberikan antipiretik manajemen obat selama 45 menit pasien
Hasil : Sistenol 1 tab/8jam/oral menunjukan suhu dalam batas normal
2 10.50 6. Memonitor BB, intake dan output P : lanjutkan intervensi
Hasil : BB pasien 44 kg 1. Monitor vital sign terutama suhu
7. menganjurkan pasien untuk meningkatkan intake fe 2. Anjurkan pasien untuk meningkatkan intake
2 11.00 Hasil : makanan sudah ada dari ahli gizi cairan melalui oral
8. Beri makanan yang terpilih ( sudah dikonsultasikan 3. Berikan kompres pada dahi dan lipatan paha
dengan ahli gizi ) 4. Berikan cairan intravena
2 11.05 Hasil : sudah ada dari ahli gizi 5. Berikan antipiretik
9. Berikan makanan sedikit tapi sering
2 11.15 Hasil : pasien melakukan di bantu oleh keluarga
10. Memonitor vital sign
Hasil : TD : 96 / 60 mmHg, N : 113 x / i, S : 37,6o C S:
3 11.17 P : 35 x / i 1. Pasien mengeluh lemah
11. Memonitor respirasi dan status O2 2. Pasien mengeluh tidak nafsu makan
3 11.20 Hasil : pasien sesak dan terpasang O2 O:
12. Mempertahankan jalan nafas yang paten 1. KU lemah
3 11.23 Hasil : terpasang O2 jenis nasal canul 5 liter 2. Konjungtiva anemis
13. Menginformasikan pada pasien dan keluarga tentang 3. BB : 44
tehnik relaksasi untuk memperbaiki pola nafas 4. Pasien menghabiskan hanya ¼ porsi
3 11.25 Hasil : memberikan posisi semi fowler makanannya
14. mengauskultasi suara nafas, catat adanya suara A : masalah belum teratasi ( tujuan belum tercapai )
11.30 tambahan Setelah tindakan monitor tanda – tanda vital dan
hasil : tidak ada suara nafas tambahan manajemen obat selama 45 menit pasien mampu
15. Mengobservasi kemampuan beraktivitas menunjukan adanya peningkatan berat badan
11.32 Hasil : aktivitas pasien dibantu oleh keluarga P : lanjutkan intervensi
16. Mengobservasi tanda – tanda vital 1. Kaji adanya alergi makanan
11.35 Hasil : TD : 96 / 60 mmHg 2. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk
N : 113 x / i menentukan jumlah kalori dan nutrisi yang
11.37 S : 37,6o C dibutuhkan pasien
P : 35 x / i 3. Beri makanan yang terpilih ( sudah
17. Menciptakan lingkungan yang aman dikonsultasikan dengan ahli gizi )
11.40 Hasil : memasang pengaman tempat tidur 4. Berikan makanan sedikit tapi sering
18. Mendekatkan alat alat yang diperlukan pasien
Hasil : mendekatkan seperti air minum dan tissue S:
11.42 19. Menganjurkan pada keluarga untuk mendampingi 1. Pasien mengeluh lemas
pasien 2. Pasien mengatakan sesak nafas
11.43 Hasil : keluarga pasien selalu mendampingi pasien dan O :
membantu sebagian aktivitas pasien 5. KU lemah
6. Terpasang O2 jenis nasal canul 5 liter
7. Penggunaan otot bantu pernafasan
8. Pernafasan 32 x/m
A : masalah belum teratasi ( tujuan belum tercapai )
Setelah tindakan monitor tanda – tanda vital dan
manajemen obat selama 45 menit pasien
menunjukan pola efektif
P : lanjutkan intervensi
1. Monitor vital sign
2. Monitor respirasi dan status O2
3. Pertahankan jalan nafas yang paten
4. Auskultasi suara nafas, catat adanya suara
tambahan
S:
1. Pasien mengeluh badannya lemah
2. Pasien mengatakan kakinya bengkak dan
susah digerakkan
O:
1. KU pasien tampak lemah
2. Aktivitas pasien dibantu oleh keluarga
3. Kekuatan otot 3 4
2 2
A : masalah belum teratasi ( tujuan belum tercapai )
Setelah tindakan monitor tanda – tanda vital dan
manajemen obat selama 45 menit pasien mampu
menunjukan kemampuan melakukan aktivitas
secara mandiri dengan indikator banyak
terganggu menjadi tidak terganggu
P : lanjutkan intervensi
1. Observasi kemampuan beraktivitas
2. Observasi TTV
3. Anjurkan untuk melakukan aktivitas ringan
4. Menciptakan lingkungan yang aman
S:
1. Pasien mengeluh badannya lemah
2. Pasien mengatakan kakinya bengkak dan
susah digerakkan
O:
1. KU pasien tampak lemah
2. Aktivitas pasien dibantu oleh keluarga
3. Kekuatan otot 3 4
2 2
A : masalah belum teratasi ( tujuan belum tercapai )
Setelah tindakan monitor tanda – tanda vital dan
manajemen obat selama 45 menit pasien mampu
menunjukan kemampuan melakukan aktivitas
secara mandiri dengan indikator banyak
terganggu menjadi tidak terganggu
P : lanjutkan intervensi
1. Observasi kemampuan beraktivitas
2. Observasi TTV
3. Anjurkan untuk melakukan aktivitas ringan
4. Menciptakan lingkungan yang aman