Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PRAKTIKUM

TEKNOLOGI PENGENDALIAN GULMA

IDENTIFIKASI GULMA

Oleh :

Nama : Wahyu Tri Astuti

NIM : 135040201111124

Kelas :C

Kelompok : Rabu, 15.00-16.25/ Kel.1

UNIVERSITAS BRAWIJAYA
FAKULTAS PERTANIAN
MALANG

2016
1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Di dalam kegiatan budidaya tentu saja terdapat faktor-faktor yang dapat mempengaruhi
pertumbuhan maupun perkembangan suatu tanaman. Salah satunya ialah adanya organisme
pengganggu tanaman yang serangannya pada skala tertentu akan menurunkan baik dari segi
kualitas maupun kuantitas hasil panen. Gulma termasuk dalam organisme yang
keberadaannya dapat bersifat merugikan tanaman budidaya, sehingga pada suatu kondisi
apabila keberadaan gulma tersebut dapat mengancam keberadaan tanaman budidaya maka
dibutuhkan pengendalian.

Bahaya gulma dapat dilihat dari morfologi gulma tersebut, juga berdasarkan karakteristik
gulma. Untuk mengetahui hal ini maka diperlukan kegiatan identifikasi gulma agar diperoleh
informasi terkait gulma tersebut yang nantinya dapat dimanfaatkan untuk metode
pengendalian yang tepat. Jenis gulma sangat beragam sehingga perlu diklasifikasikan untuk
mempermudah dalam pengambilan informasi.

1.2 Tujuan
1. Untuk mengetahui tahapan dalam identifikasi gulma.
2. Untuk mengetahui jenis-jenis gulma serta karakteristiknya.
2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi Identifikasi


a. Identifikasi menurut Utami dan Ricco (2015) adalah proses pengenalan, menempatkan
objek atau individu dalam suatu kelas sesuai dengan ciri karakteristik tertentu.
b. Identifikasi gulma adalah suatu metode pengenalan gulma dengan cara menentukan
nama botani dan taksonomi gulma yang akan dikenali (Sembodo, 2010).
c. Identifikasi adalah tugas untuk mencari dan mengenal ciri-ciri taksonomik individu yang
beranekaragam dan memasukkannya ke dalam suatu takson. Pengertian identifikasi
berbeda sekali dengan pengertian klasifikasi (Tjitrosoepomo, 2005).
2.2 Pengertian Gulma
a. Gulma merupakan tumbuhan pengganggu yang bernilai negative apabila tumbuhan
tersebut merugikan manusia baik secara langsung maupun tidak langsung dan
sebaliknya tumbuhan dikatakan memiliki nilai positif apabila mempunyai daya guna
(Mangoensoekarjo, 1983).
b. Menurut Johnny (2006), gulma adalah tumbuhan yang tumbuh tidak sesuai dengan
tempatnya dan tidak dikehendaki serta mempunyai nilai negatif.
c. Sedangkan gulma menurut Ristikavani dan Kristanti (2013) gulma merupakan tumbuhan
yag tumbuh pada waktu, tempat dan kondisi yang tidak diinginkan manusia.
2.3 Klasifikasi Gulma
Gulma diklasifikasikan berdasarkan morfologi, siklus hidup, habitat. Menurut Barus
(2003) berdasarkan sifat morfologinya gulma dibedakan menjadi :
a. Gulma berdaun sempit (grasses)
Gulma golongan rumput termasuk dalam famili Gramineae/Poacea dengan ciri memiliki
batang bulat atau agak popoh dan kebanyakan berongga. Daunnya soliter pada buku-
buku, tersusun dalam dua deret, umumnya bertulang daun sejajar, terdiri atas dua bagian
yaitu pelepah daun dan helaian daun. Contoh gulma jenis rumput yaitu Imperata
cyliindrica, Echinochloa crusgalli, Cynodon dactylon, Panicum repens.
b. Gulma berdaun lebar (broad leaves)
Gulma berdaun lebar umumnya termasuk Dicotyledoneae dan Pterydophyta. Cirinya
yaitu memiliki daun lebar dengan tulang daun berbentuk jala. Contohnya yaitu
Monocharia vaginalis, Limnocharis flava, Eichornia crassipes, Amaranthus spinosus,
Portulaca oleracea.
c. Gulma teki (sedges)
Gulma golongan teki termasuk dalam family Cyperaceae. Ciri gulma teki ialah memiliki
batang umumnya berbentuk segitiga, kadang-kadang juga bulat dan biasanya tidak
berongga.Daunnya tersusun dalam tiga deretan, tidak memiliki lidah-lidah daun (ligula).
Ibu tangkai karangan bunga tidak berbuku-buku dan biasanya dilindungi oleh suatu daun
pelindung. Contohnya yaitu Cyperus rotundus, Fimbristylis littoralis, Scripus juncoides.
Sedangkan berdasarkan siklus hidupnya gulma dibedakan sebagai berikut :
a. Gulma semusim (annual weeds)
Gulma yang menyelesaikan siklus hidupnya dalam waktu kurang dari satu tahun atau
paling lama satu tahun (mulai dari berkecambah sampai memproduksi biji dan kemudian
mati). Contoh gulma semusim yaitu Echinochloa crusgalli, Echinochloa colonum,
Monochoria vaginalis.
b. Gulma dua tahun (biannual weeds)
Gulma dua tahun yaitu gulma yang menyelesaikan siklus hidupnya lebih dari satu tahun,
tetapi tidak lebih dari dua tahun. Misalnya yaitu Dipsacus sylvestris, Echium vulgare,
Circium vulgare.
c. Gulma tahunan (perennial weeds)
Gulma tahunan merupakan gulma yang dapat hidup lebih dari dua tahun atau mungkin
hampir tidak terbatas (bertahun-tahun). Contohnya yaitu Cyperus rotundus.
Berdasarkan habitat tumbuhnya gulma dapat dibedakan sebagai berikut :
a. Gulma air (aquatic weeds)
Gulma air yaitu gulma yang tumbuh di habitat air. Gulma air ini digolongkan lagi
sebagai berikut :
1. Gulma air garam (saltwater atau marine weeds), yaitu gulma yang hidup pada
kondisi air seperti air laut, missal di hutan bakau. Contohnya yaitu Enchalus
acoroides.
2. Gulma air tawar (fresh water weeds), yaitu merupakan gulma yang tumbuh di habitat
air tawar misalnya Echhornia crassipes.
b. Gulma daratan (terrestrial weeds)
Merupakan gulma yang tumbuh pada habitat tanah atau daratan. Contohnya yaitu
Cyperus rotundus, Imperata cylindrical, Cynodon dactylon.
2.4 Karakteristik Gulma
Menurut Sukman dan Yakup (2002) karakteristik gulma dibedakan berdasarkan
klasifikasinya yaitu :
a. Gulma rumput
Memiliki batang bulat atau pipih dan berongga, kesamaannya dengan teki karena
bentuk daunnya sama-sama sempit tetapi sudut pengendalian responnya terhadap
herbisida berbeda.
b. Gulma teki
Ciri gulma teki memiliki batang berbentuk segitiga dan kadang bulat dan tidak
berongga.
c. Gulma berdaun lebar
Pada permukaan daun terutama permukaan bawah terdapat stomata dan tunas-tunas
pada titik memencarnya daun.
d. Gulma air
Tumbuhan air merupakan tumbuhan yang beradaptasi terhadap keadaan air kontinyu
atau paling tidak terhadap kondisi tanah berair untuk periode waktu hidupnya.
3. BAHAN DAN METODA

3.1 Tempat dan Waktu


Praktikum identifikasi gulma dilaksanakan pada laboratorium SDL 2 di lantai 1 Gedung
Budidaya Pertanian pada tanggal 30 April 2016 pukul 15.00 WIB.
3.2 Alat dan Bahan
Alat :
1. Kunci identifikasi gulma : Sebagai pedoman untuk mengidentifikasi gulma.
“The Worst Wide Weed”
2. Alat tulis : Untuk mencatat hasil identifikasi.
3. Kamera : Untuk mendokumentasikan specimen.
Bahan :
Gulma (berdaun sempit, berdaun lebar, gulma teki, gulma air) : Sebagai objek yang
akan diidentifikasi.
3.3 Langkah Kerja
Mempersiapkan alat dan bahan

Mencocokkan gulma spesimen pada buku kunci identifikasi

Mencatat hasil identifikasi

Mendokumentasikan hasil dengan kamera


4. HASIL DAN PEMBAHASAN

a. Gulma Berdaun Lebar

No. Nama Lokal Klasifikasi Morfologi Daur Hidup Nilai Ekonomis


Kirinyuh Kingdom : Plantae
(Moenandir, Kelas: Magnoliopsida
1988) Ordo : Asterales
Daunnya berbentuk segitiga yang memiliki Berkembang biak Dapat digunakan
Famili : Asteraceae
tiga tulang daun yang nyata terlihat dan bila dengan sebagai larvasida
1 Genus : Chromolaena
diremas akan terasa bau yang khas menggunakan biji. alami.
Spesies:
(Moenandir, 1988) (Moenandir, 1988) (Moenandir, 1988)
Chromolaena
odorata L.
(Moenandir, 1988)
Krokot Kingdom : Plantae
Batangnya berwarna merah keunguan,
Ordo : Caryophyllales
bentuknya gemuk dan tebal. Daunnya juga
Famili : Sebagai pakan
tebal dan berdaging, dan bunganya berwarna Berkembang biak
Portulacaceae ternak, sayur,
2 kuning sulfur. Daun tanaman krokot dengan biji.
Genus : Portulaca tanaman obat.
merupakan daun tunggal berwarna hijau (Moenandir, 1988)
Spesies : Portulaca (Moenandir, 1988)
berbentuk bulat telur.
oleraceae L.
(Moenandir, 1988)
(Moenandir, 1988)
3 Putri malu Kingdom : Plantae Putri malu memiliki daun yang menyebar Berkembangbiak Sebagai tanaman
Kelas : dan seringkali sempurna menyirip rangkap dengan biji. obat, dan pencegah
Magnoliopsida atau berdaun berbilangan dua rangkap. (Steenis, 1998) erosi karena
Ordo : Fabales
Daunnya malu berupa daun majemuk
Famili : Fabaceae
menyirip ganda dua yang sempurna. Jumlah memiliki akar yang
Genus : Mimosa
anak daun pada setiap sirip sekitar 5-26 kuat.
Spesies : Mimosa
pasang. Jumlah bijinya satu sampai banyak. (Steenis, 1998)
pudica
(Steenis, 1998)
(Moenandir, 1988)

b. Gulma Berdaun Sempit

No Nama lokal Klasifikasi Morfologi Daur Hidup Nilai Ekonomis


.
1 Rumput Kingdom : Plantae Memiliki sistem perakaran tunggang dan Berkembangbiak Sebagai ground
paitan Kelas : bercabang. Batangnya tidak berongga dan dengan biji. cover pada
Dicotyledoneae bentuknya tertekan kea rah lateral sehingga (Moenandir, taman.
Ordo : Poales agak pipih, tidak berbulu, tumbuh tegak 1993) (Moenandir,
Famili : Poaceae berumpun. 1993)
Genus : Axonopus (Moenandir, 1993)
Spesies : Axonopus
compressus
(Moenandir, 1993)
2 Rumput Kingdom : Plantae Memiliki akar rimpang yang panjang. Pelepah Berkembangbiak Sebagai pakan
sarang Kelas : Liliopsida daunnya berwarna hijau terang atau ungu yang dengan biji. ternak.
buaya Ordo : Cyperales agak bertumpuk dengan helaian daun yang (Moenandir, (Moenandir,
Famili : Poaceae sangat pendek. 1993) 1993)
Genus : Ischaemum (Moenandir, 1993)
Spesies : Ischaemum
timorense Kunth.
(Moenandir, 1993)
3 Rumput Kingdom : Plantae Memiliki perakaran kuat dan berumpun namun Berkembangbiak Dimanfaatkan
belulang Kelas : Liliopsida jumlahnya sedikit dan sering bercabang pada dengan biji. sebagai pakan
Ordo : Poales bagian pangkalnya. Tinggi tumbuhan dapat (Moenandir, ternak.
Famili : Poaceae mencapai 50 cm. 1993) (Moenandir,
Genus : Eleusine (Moenandir, 1993) 1993)
Spesies : Eleusine
indica L.
(Moenandir, 1993)

c. Gulma Air

No. Nama Lokal Klasifikasi Morfologi Daur Hidup Nilai Ekonomis


1 Kayu apu Kingdom : Plantae Kayu apu memiliki daun yang Perbanyakan dilakukan Sebagai pakan
Kelas : Monocotyledoneae lembut dan membentuk rosette. secara aseksual dengan ternak dan
Famili : Araceae Daunnya mengapung di permukaan menggunakan stolon. sumber unsure
Genus : Pistia air sedangkan akarnya (Tjitrosoepomo, 1987) hara.
Spesies : Pistia stratiotes menggantung terendam di bawah (Tjitrosoepomo,
L daun yang mengambang. Warna 1987)
(Tjitrosoepomo, 1987) daunnya hijau muda dengan urat
parallel, tepi daunnya
bergelombang dan memiliki
rambut-rambut pendek yang
berfungsi untuk memerangkap
udara.
(Tjitrosoepomo, 1987)
2 Ganggang hijau Kingdom : Plantae Daunnya berwarna hijau dan Ganggang hijau hidup Sebagai plankton
Kelas : Cholrophyceae memiliki akar serabut. Dalam satu secara autotrof, namun dan merupakan
Ordo : Ulvaceales tangkainya terdiri dari beberapa ada pula yang komponen
Famili : Ulvaceae daun majemuk. bersimbiosis dengan penting dalam
Genus : Ulva (Moenandir, 1993) organisme lain. rantai makanan
Spesies : Ulva sp. Reproduksinya secara air tawar.
(Moenandir, 1993) aseksual yang terjadi (Moenandir,
dengan pembentukan 1993)
zoospore.
(Moenandir, 1993)
3 Eceng gondok Kingdom : Plantae Eceng gondok memiliki daun Eceng gondok Dimanfaatkan
Kelas : Monocotyledoneae dengan diameter hingga 15 cm berkembang biak sebagai media
Famili : Pontederiaceae yang berbentuk seperti telur namun secara vegetative fitoremidiasi
Genus : Echhornia agak bulat. Warna daunnya hijau maupun generative. pada wilayah-
Spesies : Echhornia dan akan berkilau di bawah sinar Perkembangbiakan wilayah toksik.
crassipes matahari. Kelopak bunga secara vegetative (Haryanti et al.,
(Mangisah et al., 2003) tumbuhan ini berwarna ungu muda menggunakan stolon 2006)
atau agak kebiruan. Tipe akar yang dilakukan dengan
eceng gondok adalah serabut melipatganda dua kali
dimana terdapat bulu-bulu akar dalam waktu 7-10 hari.
yang berfungsi sebagai pegangan (Mangisah et al., 2003)
atau jangkar tanaman.
(Soedarmadji, 1991)

d. Gulma Teki

No. Nama Lokal Klasifikasi Morfologi Daur Hidup Nilai Ekonomis


1 Teki Kingdom : Plantae Gulma ini merupakan Gulma ini hampir selalu ada di Dapat mengeluarkan
Kelas : Herba menahun dengan sekitar tanaman budidaya senyawa alelopat yang dapat
Monocotyledoneae tinggi 0,1-0,8 m. Daunnya karena dapat berkembangbiak meracuni atau menekan
Ordo : Cyperales menyebar dan sering melalui biji, umbi akar, dan pertumbuhan tanaman
Famili : Cyperaceae dalam tiga baris. Bunga rhizome yang sangat sulit budidaya. Selain itu gulma
Genus : Cyperus sesil terletak pada ketiak dikendalikan secara mekanis. ini dapat digunakan sebagai
Spesies : Cyperus braktea/gulma (Steenis, 2005) pakan bagi ternak.
rotundus membentuk spika yang (Steenis, 2005)
(Moenandir, 1988) sering tersusun berbagai
bentuk perbungaan.
Batangnya tumpul sampai
persegi tiga tajam, lunak,
membentuk umbi, dan
berwarna hijau pucat.
(Steenis, 2005)
2 Menderong Kingdom : Plantae Memiliki batang Biasa tumbuh di sawah, lahan Dapat digunakan sebagai
Kelas : Liliopsida menyudut tajam, kering tanaman tahunan, dan pakan ternak.
Ordo : Cyperales berumbai, dan halus tanaman perkebunan. (Smith, 1979)
Famili : Cyperacea dengan tinggi sekitar 5-80 (Smith, 1979)
Genus : Cyperus cm. Daunnya basal dan
Spesies : Cyperus kasar menyentuh di
iria bagian atas.
(Smith, 1979) (Smith, 1979)
3 Udelan Kingdom : Plantae Memiliki batang yang Berkembang biak dengan Dapat digunakan sebagai
tumpul dan berbentuk menggunakan biji. pakan ternak.
Kelas : Liliopsida
segitiga yang tajam. (Moenandir, 1988) (Moenandir, 1988)
Ordo : Cyperales
Tingginya dapat mencapai
Famili : Cyperacea 10-80 cm.

Genus : Cyperus (Moenandir, 1988)

Spesies : Cyperus
kylingia
(Moenandir, 1988)
5. KESIMPULAN

Gulma adalah tumbuhan pengganggu yang lebih banyak memiliki nilai negatif bagi
tanaman budidaya. Di dalam identifikasi gulma dapat ditempuh dengan satu atau bahkan
kombinasi dari sebagian atau seluruh cara dalam identifikasi gulma. Berdasarkan hasil
identifikasi dapat disimpulkan bahwa gulma terdiri dari beberapa jenis yang dibedakan
berdasarkan morfologi, habitat, siklus hidup, dan lain-lain. Berdasarkan perbedaan ini maka
dapat dijelaskan bahwa setiap gulma juga memiliki sifat yang berbeda sesuai dengan
penggolongannya. Misalnya pada gulma air memiliki batang berongga yang berfungsi untuk
menyimpan oksigen, serta daunnya tebal supaya dapat mengapung diatas air.
DAFTAR PUSTAKA

Barus, Emanuel. 2003. Pengendalian Gulma Perkebunan. Kanisius, Yogyakarta.


Buchler, D.B., J.D. Doll, R.T. Proost, and M.R. Visocky. 1995. Integrating Mechanical Weeding
with Reduce Herbicide Use in Conservation Tillage Corn Production System. Journal
of Agronomy. Vol. 87 (5) : 507-512.
Haryanti, Sri, Rini Budi Hastuti, Endah Dwi Hastuti, dan Yulita Nurchayati. 2006. Adaptasi
Morfologi Fisiologi dan Anatomi Eceng Gondok (Eichhornia crassipes (Mart) Solm) di
Berbagai Perairan Tercemar. Laboratorium Biologi Struktur dan Fungsi Tumbuhan
Jurusan Biologi FMIPA Universitas Diponegoro, Semarang.
Johnny, Martin. 2006. Dasar-dasar Mata Kuliah Gulma di Jurusan Biologi. Universitas
Udayana, Bali.
Mangisah, Istna, Maulana H. Nasoetion, dan Sri Sumarsih. 2003. Evaluasi Nilai Nutrisi Eceng
Gondok Terfermentasi Aspergillus niger sebagai Alternatif Pakan. Laporan Penelitian.
Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Universitas Diponegoro, Semarang.
Mangoensoekarjo, S. 1983. Gulma dan Cara Pengendalian pada Budidaya Perkebunan. Balai
Penelitian Perkebunan, Jakarta.
Moenandir, J. 1988. Persaingan Tanaman Budidaya dengan Gulma. Rajawali Press, Jakarta.
Moenandir, J. 1993. Pengantar Ilmu dan Pengendalian Gulma. Jilid 10. Rajawali Press, Jakarta.
Tjitrosoepomo, Gembong. 1987. Morfologi Tumbuhan. UGM Press, Yogyakarta.
Tjitrosoepomo, G., 2005. Taksonomi Tumbuhan (Spermatophyta). UGM-Press, Yogyakarta.
Ristikavani, Denada Visitia dan Kristanti Indah Purwani. 2013. Studi Potensi Bioherbisida
Ekstrak Daun Ketapang (Terminalia catapa) terhadap Gulma Rumput Teki (Cyperus
rotundus). Jurnal Sains dan Seni Pomits. Vol. 2 (2) : 59-63.
Sembodo, D. 2010. Gulma dan Pengelolaannya. Graha Ilmu, Yogyakarta.
Smith, Albert C. 1979. Flora Vitiensis Nova : Flora Baru Fiji. Nasional Tropical Botanical
Garden, Hawaii.
Soedarmadji. 1991. Pembuatan Asam Oksalat dari Eceng Gondok dengan Peleburan Alkali.
Fakultas Teknik Universitas Diponegoro, Semarang.
Steenis, Van C.G.G.J. 2005. Flora untuk Sekolah di Indonesia. Padnya Paramita, Jakarta.
Sukman, Y. dan Yakup. 2002. Gulma dan Teknik Pengendaliannya. PT. Raja Grafindo Persada,
Jakarta.
Utami, Ardhini Warih dan Ricco Shehelmiaji Putra. 2015. Sistem Pakar Identifikasi Penyakit
Tanaman Bawang Merah Menggunakan Metode Teorema Bayes. Jurnal Manajemen
Informatika. Vol. 04 (1) : 46-50.

Anda mungkin juga menyukai