Anda di halaman 1dari 4

Pengaruh Besar Warna Pada Branding Produk

Disusun guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Perilaku Konsumen

Dosen: MF. Shellyana Junaedi, M.Si., Dr., Prof.

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS ATMA JAYA YOGYAKARTA

2018
Pengaruh Besar Warna Pada Branding Produk
Oleh : Andrianto Wibisono/ 150321903 / 27

Warna adalah sesuatu yang lekat dengan kegiatan sehari-hari. Setiap hari kita dapat melihat warna
yang beraneka ragam pada benda-benda disekeliling kita. Hal itu dapat kita lakukan karena mata kita
memiliki kemampuan untuk membaca warna. Tidak jarang disaat kita melihat suatu benda, kita seakan-
akan mempersepsikan bahwa benda tersebut memiliki sifat-sifat seperti menusia. Hal seperti itu adalah hal
yang normal karena secara tidak langsung jika sebuah benda memiliki warna maka benda itu juga memiliki
sejenis ciri khas yang tersendiri sesuai dengan warna yang terdapat pada benda tersebut. Sebuah benda
dapat memberi kesan energik, tenang, simple, mewah, dan sifat-sifat unik lainnya. Di zaman yang serba
modern ini, para peneliti menemukan bahwa sebenarnya seseorang dapat mempengaruhi dan memodifikasi
daya pikat suatu benda dengan memanfaatkan keunikan dari warna-warna ini. Daya pikat ini kemudian
digunakan untuk mempengaruhi sifat emosional manusia untuk mendorong minat beli maupun
meningkatkan product awareness. Emosi seseorang cukup kuat untuk mempengaruhi pembuatan keputusan
seseorang dan emosi sangat dipercaya oleh marketer sebagai faktor pendorong yang kuat dalam melakukan
pembelian.suatu produk.

Sebagai pemilik brand, tentunya akan sangat ingin jika brand mereka bisa menjalin hubungan
emosional yang kuat dengan target konsumen mereka. Maka tidak jarang bahwa para marketer sekarang
sangat berhati-hati dan memperhitungkan warna untuk mempromosikan brand yang mereka miliki. Arti
dari brand sendiri adalah nama, tanda, symbol, design, atau bahkan merupakan gabungan dari keempat hal
tersebut yang digunakan sebagai identifikasi pada produk atau jasa yang ditawarkan oleh perusahaan.
Secara tidak langsung, suatu warna yang ada pada brand tertentu akan membentuk persepsi bagaimana para
konsumen membayangkan image brand tersebut di pikiran mereka. Sehingga para marketer bisa menjadi
sangat selektif dalam pemilihan warna yang ada pada desain produk mereka, logo perusahaan mereka,
sampai dengan kemasan produk dan pemilihan dominasi warna yang dipakai untuk mengiklankan produk
di berbagai media. Karena bagaimanapun sebuah logo ataupun desain masih belum cukup dalam
menceritakan dan menggambarkan produk yang dimiliki perusahaan, warna menjadi jalan pintas agar suatu
makna yang ada pada produk bisa lebih cepat tersampaikan dan menyentuh emosi target konsumen.

Beberapa ilmuan telah meneliti dan menemukan tentang bagaimana setiap jenis warna memiliki
hubungan emosional yang berbeda pada seseorang. Seperti misalnya warna merah akan memberi efek
emosional dan memberi respon yang berbeda dengan yang ada pada warna putih. Warna mereah akan
memberikan kesan yang enerjik dan putih akan memberikan kesan bersih. Pada warna yang sama akan
memberikan bayangan image yang sama pada orang yang berada di tempat yang berbeda, sehingga jika
seseorang yang diberikan benda yang berwarna merah di Indonesia akan memiliki image yang sama dengan
orang yang berada di Amerika. Produk berwarna merah itu akan sama-sama berkesan enerjik. Namun hal
ini tidak selalu tepat, karena gambaran yang dimiliki seseorang di berbeda wilayah dan tepat juga
dipengaruhi oleh kultur yang sudah lama melekat pada setiap individu di wilayah tersebut. Para ilmuan juga
menemukan bahwa pada suatu warna akan memberikan kesan yang berbeda lagi jika memiliki perbedaan
kontras yang sebenarnya tidak membuatnya terlalu berbeda. Misalnya pada warna biru tua akan
memberikan kesan yang berbeda dengan warna biru langit. Penelitian lebih jauh yang dilakukan oleh ahli
psikologi memberikan temuan bahwa warna bisa memberikan efek yang lebih mendalam lagi daripada
hanya memberikan kesan pada seseorang. Maka jika misalnya warna merah hanya memberikan kesan
bahwa suatu benda itu mempunyai sifat enerjik, maka warna merah yang menyerupai warna darah akan
memberikan seseorang rasa waspada pada suatu bahaya. Warna cokelat pada suatu benda bisa
menggambarkan bahwa benda tersebut memiliki kesan membumi dan tumbuh karena sama dengan warna
kayu, namun jika warna cokelat tersebut diubah menjadi mirip warna cokelat pada makanan busuk maka
bisa saja benda tersebut menghilangkan selera/nafsu makan seseorang.

Dengan semua penemuan dan bukti yang sudah diteliti oleh para peneliti, maka tentunya bukan
pertanyaan “apakah branding dengan warna ini bisa benar-benar berhasil?” lagi, tetapi sudah mengarah
pada “bagaimana branding dengan warna ini bisa diaplikasikan pada produk saya”. Agar branding warna
ini dapat bekerja pada suatu produk, maka diperlukan repetisi atau pengulangan pengaplikasian.
Repetisi/pengulangan ini mempunyai peran penting dalam memasukkan gambaran ini kedalam memori
bawah sadar seseorang, sehingga jika seseorang melihat warnaa yang sama maka akan mempunyai asosiasi
yang sangat kuat pada produk yang memiliki warna tersebut. Seperti yang sering kita lihat disekeliling kita,
perusahaan-perusahaan melakukannya dengan memaplikasikannya pada setiap benda. Misalnya saja
perusahaan penyedia jaringan Telkomsel selalu menggunakan warna merah yang khas dikombinasikan
dengan warna putih. Tidak hanya diaplikasikan pada logo perusahaan, marketer menerapkannya pada
desain kartu perdana yang mereka edarkan dan bahkan memilih warna khas mereka sebagai warna dominan
pada beberapa iklan yang tayang di televisi Indonesia. Tidak hanya itu perusahaan Telkomsel saat ini juga
membuka layanan wifi.id corner sebagai layanan penyedia jaringan internet berebentuk tempat nongkrong
anak-anak muda. Pada desain tempat wifi.id corner hampir semuanya memiliki warna khas yang dimiliki
oleh perusahaan Telkomsel sendiri. Warna merah dan putih ini diaplikasikan mulai dari bangku, meja,
papan billboard dan spanduk yang ada di wifi.id corner, bahkan sampai warna pada bangunannya hanya
didominasi merah dan putih. Perlu diketahui bahawa setiap desain spanduk, billboard, dan bangunan di
wifi.id corner tidak ada yang menuliskan “Telkomsel” dengan logo khas dari perusahaan tersebut. Sehingga
meskipun pada wifi.id corner tidak secara eksplisit ditulis bahwa layanan ini berasal dari perusahaan
Telkomsel, tetapi sacara garis besar orang sudah bisa menebak dari warna dan kualitas layanan ini adalah
khas milik perusahaan Telkomsel. Kita tidak akan menemukan produk-produk dari Telkomsel yang tidak
menggunakan warna khas ini, karena dari perusahaan sendiri selalu sebisa mungkin mengaplikasikan warna
ini pada setiap produk mereka. Semakin banyak repetisi dan pengulangan pengaplikasian warna yang
dilakukan, maka akan semakin kuat brand awareness yang dimiliki suatu produk. Setelah suatu perusahaan
memilihi warna yang dipakai sebagai warna dasar brand mereka, sebisa mungkin perusahaan tidak
mengeluarkan produk yang lepas dengan warna yang sudah dipilihi ini. Karena dengan semua repetisi dan
pengulangan yang sudah dilakukan, maka produk yang memiliki warna yang berbeda akan memberi kesan
asing bagi konsumen yang biasa menggunakan produk dari perusahaan ini.

Lalu bagaimana cara suatu perusahaan bisa memilih warna yang tepat untuk diaplikasikan pada
produk mereka? Hal ini terkadang menjadi pertanyaan bagi sebagian orang karena dengan memilih warna
yang salah maka image yang disampaikan dari produk tersebut akan salah juga. Maka para marketer harus
bisa menemukan product personality atau brand personality pada produk yang mereka punyai. Warna
tersebut harus dipilih sedemikian rupa agar bisa sesuai dengan “kepribadian” yang dimiliki produk.
Misalnya jika suatu perusahaan memiliki produk perlengkapan tidur seperti bantal, guling, dan kasur, maka
produk yang dipunyai mempunyai kesan memberikan relaksasi, tenang, soft . Hendaknya perusahaan
menyesuaikannya dengan memilih warna yang soft seperti warna biru langit ataupun hijau muda sebagai
warna dasar dalam branding mereka. Karena warna warna seperti biru langit dan hijau muda secara tidak
langsung akan memberikan efek relaksasi dan rasa tenang pada seseorang yang melihatnya. Selain itu warna
tersebut tidak terlalu sakit di mata seseorang saat dilihat sehingga cocok untuk produk relaksasi seperti
bantal, guling, dan kasur. Warna yang harus dihindari pada produk seperti ini misalnya warna merah
menyala yang sangat kontras. Dengan pemilihan warna merah ini, justru para konsumen secara tidak
langsung diberi kesan bahwa produk ini bersifat energik. Karena warna merah ini sedikit sakit dimata saat
dilihat, dan sama sekali tidak memberikan kesan bahwa produk ini untuk kebutuhan relaksasi. Dengan
demikian pemilihan brand dan product personality menjadi aspek penting yang harus diperhatikan oleh
para marketer agar tujuan dari branding ini menjadi lebih tepat sasaran.

Dengan demikian pemilihan warna merupakan suatu hal penting dalam melakukan branding pada
suatu produk. Karena dengan impilkasinya yang begitu besar nantinya pada pembentukan produk
awareness, marketer tidak boleh segan meluangkan waktunya untuk menentukan warna yang tepat sesuai
dengan strategi pengembangan produk mereka. Sehingga branding dapat semakin efektif dalam
menyampaikan manfaat produk dan akhirnya bisa mendatangkan profit yang ellbih banyak bagi
perusahaan.

Anda mungkin juga menyukai