PENDAHULUAN
2005). Kondisi sehat emosional, psikologis dan sosial terlihat dari hubungan
interpersonal yang memuaskan, prilaku dan koping yang efektif, kondisi diri
gangguan jiwa didunia adalah skizofrenia (stuart & Laraia 2005). Gejala
skizofrenia sendiri adalah gangguan fungsi sosial atau isolasi sosial, menarik
penurunan atau bahkan sama sekali tidak mampu berinteraksi dengan orang
bertambah dan akan berdampak bagi keluarga dan masyarakat (Kaplan &
Saddock 2005).
Menurut data WHO pada tahun 2012 angka penderita gangguan jiwa
gangguan mental dari 7 miliar jiwa di seluruh dunia. Orang yang mengalami
1
2012). WHO tahun 2006, jumlah penduduk indonesia yaitu 227,7 juta dan
Vb
melakukan interaksi dengan orang lain yang disebabkan oleh pikiran negatif
atau mengancam. Isolasi social bila tidak ditangani dengan baik atau tidak
disebabkan oleh beberapa faktor antara lain yang terdiri dari faktor
dengan baik, adanya gangguan komunikasi didalam keluarga, selain itu juga
adanya norma-norma yang salah yang dianut dalam keluarga serta faktor
biologis berupa gen yang diturunkan dari keluarga yang menyebabkan klien
presipitasi yang menjadi penyebab antara lain adanya stressor sosial budaya
2
kecemasan. Masalah kejiwaan pada pasien dengan isolasi sosial: menarik
diri jika tidak dapat diatasi dengan baik oleh perawat yang ditunjang dengan
diantaranya seperti defisit perawatan diri, resiko halusinasi dan dapat juga
menuju kearah perilaku kekerasan. Jika ini sudah terjadi maka akan dapat
2012).
dengan orang lain, jika seseorang tidak mampu berinteraksi dengan orang
sosial adalah seorang manusia yang merupakan makhluk sosial yang tidak
dapat hidup sendiri dan masih tergantung dengan orang lain. Maka dampak
dari isolasi sosial itu sendiri yaitu defisit perawatan diri dimana klien tidak
gangguan eliminasi, resiko tinggi infeksi akibat nutrisi dalam tubuh tidak
terpenuhi untuk melawan mikro organisme dari luar termasuk bakteri, virus
dan jamur, jika maslah ini tidak diatasi dengan serius maka akan
menyebabkan kematian pada klien itu sendiri. Dan itulah salah satu alasan
3
Adapun peran perawat jiwa yang harus dilakukan meliputi : peran
B. Rumusan Masalah
Batasan penulisan pada karya tulis ilmiah ini pada pemberian asuhan
keperawatan jiwa pada klien dengan gangguan isolasi sosial di rumah sakit
C. Tujuan penelitian
1. Tujuan Umum
dengan isolasi sosial menarik diri di rumah sakit khusus jiwa Soeprapto
Bengkulu.
2. Tujuan khusus
4
c. Mengetahui rencana asuhan keperawatan pada klien dengan masalah
Bengkulu.
Soeprapto Bengkulu.
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi penulis
keperawatan jiwa.
jiwa.
5
4. Bagi klien dan keluarga
sosial.
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. ISOLASI SOSIAL
1. Pengertian
2008).
7
dengan orang lain, yang dimanifastasikan dengan sikap memisahkan diri,
tidak ada perhatian dan tidak sanggup membagi pengalaman dengan orang
kesepian dan tidak mampu membina hubungan yang berarti dengan orang
orang lain, dan lebih cendrung untuk menarik diri serta tidak mau untuk
2. Etiologi
Menurut Stuart dan Sundeen (2007), belum ada suatu kesimpulan yang
a. Faktor Predisposisi
1) Faktor perkembangan
8
perkembangan ini tidak dapat dipenuhi, akan menghambat masa
9
4) Faktor biologis
b. Faktor Presipitasi
pada usia tua, dipenjara, Semua ini dapat menimbulkan isolasi sosial.
2) Stressor biokimia
a) Teori dopamine
b) Faktor endokrin
karena dihambat.
10
3. Manifestasi klinis
ditemukan data obyektif yaitu kurang spontan terhadap masalah yang ada,
bersedih), efek tumpul, menghindar dari orang lain, tidak ada kontak mata
atau kontak mata kurang, klien lebih sering menunduk, berdiam diri dalam
lain. Bila tidak diberikan intervensi lebih lanjut, maka akan menyebabkan
orang lain juga bisa menyebabkan intoleransi aktivitas yang akhirnya bisa
4. Rentang Respon
11
Bagan 1.1 Rentang respon klien isolasi sosial (Stuart, 2007).
Berdasarkan bagan 1.1 dapat dilihat rentang respon sosial dari respon
menerima pengalaman.
hubungan interpersonal.
secara sukses.
12
i. Impulsif tidak mampu merencanakan sesuatu, tidak mampu belajar
5. Mekanisme Koping
6. penatalaksanaan
a. Terapi Psikofarmaka
norma sosial dan tilik diri terganggu, berdaya berat dalam fungsi-
yang aneh atau tidak terkendali, berdaya berat dalam fungsi kehidupan
13
dalam miksi, hidung tersumbat, mata kabur, tekanan intra okuler
b. Terapi Individu
2008).
14
c. Terapi kelompok
menjadi 2 yaitu:
b) Buang air besar (BAB) dan buang air kecil (BAK), yaitu
15
merokok sambil tiduran, memanjat ditempat yang berbahaya
gejala primer yang muncul pada gangguan jiwa. Dalam hal ini
dan sebagainya.
berkomunikasi.
16
d) Bergaul, yaitu tingkah laku yang berhubungan dengan
rumah sakit.
1. Pengkajian
a. Pengumpulan data
sumber koping dan kemampuan koping yang dimiliki klien (Stuart and
Sundeen, 2007)
17
Adapun data yang dapat dikumpulkan pada klien dengan gangguan
tuduh KKN, dipenjara tiba – tiba) perlakuan orang lain yang tidak
18
menghargai klien/perasaan negatif terhadap diri sendiri yang
berlangsung lama.
BB menurun).
5) Keluhan fisik
kebersihan dirinya.
19
dengan gangguan Isolasi Sosial pada kasus Menarik Diri mengalami
ketakutan.
20
merasa memiliki teman dekat, tidak pernah melakukan kegiatan
pergaulan.
sering melamun.
21
g) Persepsi: Klien dengan gangguan isolasi sosial pada
melamun.
22
Analisa Data
23
DO:
klien gelisah dan mondar mandir
Klien sering melamun
2. Pohon Masalah
Resiko halusinasi
3. Diagnosa keperawatan
24
4. Perencanaan Keperawatan
No Diagnosa Perencanaan
Keperawatan Tujuan Kriteria Hasil Intervensi Rasional
1 Isolasi sosial : TUM : klien dapat Setelah 1-3 x pertemuan 1.Bina hubunga saling Dengan membina
menarik diri berinteraksi dengan klien menunjukan tanda- percaya dengan hubungan saling
orang lain tanda percaya kepada menggunakan prinsip percaya terhadap
TUK : perawat : komunikasi terapeutik klien merupakan
1. Klien dapat 1. Ekspresi wajah a. Sapa klien dengan langkah awal
membina bersahabat ramah baik verbal dalam
hubungan 2. Menunjukan rasa maupun nonverbal melaksanakan
saling percaya senang b. Perkenalkan nama, intervensi yang
3. Ada kontak mata nama panggilan dilaksanakan
4. Mau berjabat tangan perawat dan tujuan
5. Mau menyebutkan berinteraksi
nama c. Tanyakan nama
6. Mau menjawab salam lengkap dan nama
7. Mau duduk panggilan yang disukai
berdampingan dengan klien
perawat d. Buat kontrak jelas
8. Bersedia e. Tunjukan sikap jujur
mengungkapkan dan menepati janji
masalah yang setiap kali berinteraksi
dihadapi f. Tunjkan sikap empati
dan menerima apa
adanya
g. Tanyakan perasaan dan
masalah yang dihadapi
klien
25
h. Dengarkan dengan
penuh perhatian
ekspresi perasaan klien
26
c. Tidak bisa diskusi
27
perasaannya pelaksanaan
6. Klien mendapat Setelah 8 x pertemuan 1. Diskusikan pentingnya Keluarga
dukungan dari keluarga menyebutkan : peran serta keluarga merupakan sistem
keluarga dalam 1. Pengertian, tanda dan sebagai pendukung bagi pendukung utama
mengatasi isolasi gejala isolasi sosial : klien untuk mengatasi bagi pasien untuk
sosial : menarik menarik diri dan cara prilaku menarik diri meningkatkan
diri merawat pasien yang percaya diri agar
menarik diri 2. Jelaskan pengertian, mampu
2. Keluarga setuju untuk tanda dan gejala isolasi berinteraksi
mengikuti pertemuan sosial yang dialami klien social.
dengan dengan dan cara merawat klien
perawat
3. Jelaskan dan latih
keluarga cara-cara
merawat klien
28
2. Gangguan konsep Tum : klien Setelah 1-3 x pertemuan 1. Membina hubungan saling Dengan adanya
diri : Harga diri memiliki konsep klien menunjukan tanda- percaya dengan kepercayaan klien
rendah diri yang positif. tanda percaya kepada menggunakan prinsip dengan perawat
Tuk : perawat : komunikasi terapeutik: akan membuat
1. Klien dapat a. Klien menunjukkan a. Sapa klien dengan klien merasa
membina ekspresi wajah ramah baik verbal nyaman
hubungan saling bersahabat, maupun non verbal
percaya dengan menunjukkan rasa b. Perkenalkan diri
perawat senang, ada kontak dengan sopan
mata dan mau berjabat c. Tanyakan nama
tangan, mau lengkap dan nama
menyebutkan nama, panggilan yang
mau menjawab salam disukai
dan mengutarakan d. Jelaskan tujuan
masalah yang dihadapi. pertemuan
e. Jujur dan menepati
janji
f. Tunjukan sikap
empati
g. Beri perhatian dan
perhatikan kebutuhan
dasar klien.
2. Klien dapat 1. Setelah berinteraksi 1. Diskusikan dengan klien Dengan
mengidentifik klien menyebutkan : tentang : mengetahui
asi a. Aspek positif diri a. aspek positif yang kemampuan yang
kemempuan b. Aspek positif dimiliki klien, dimiliki klien
dan aspek lingkungan klien keluarga dan merupakan
posistif yang lingkungan langkah awal
dimiliki. b. kemampuan yang untuk mengatasi
dimiliki klien harga diri rendah
29
2. Bersama klien buat daftar klien
tentang :
a. aspek positif yang
dimiliki klien,
keluarga dan
lingkungan
b. kemampuan yang
dimiliki klien
30
2. Bantu pasien untuk kemampuan maka
memilih kegiatan yang tidak ada sikap
dapat pasien lakukan memaksa dalam
dengan mandiri atau kegiatan yang
dengan bantuan minimal. akan dilaksanakan
31
secara mandiri: senang, klien bersedia a. Sapa klien dengan klien merupakan
berjabat tangan, klien ramah baik verbal langkah awal
Tuk : bersedia menyebutkan maupun nonverbal. dalam
1. Klien dapat nama, ada kontak mata, b. Perkenalkan diri dengan melaksanakan
membina klien bersedia duduk sopan. intervensi yang
hubungan saling berdampingan dengan c. Tanyakan nama lengkap dilaksanakan
percaya. perawat, klien bersedia klien dan nama
mengutarakan masalah panggilan.
yang dihadapinya. d. Jelaskan tujuan
pertemuan.
e. Jujur dan menempati
janji.
f. Tunjukan sikap empati
dan menerima klien apa
adanya.
g. Beri perhatian pada
pemenuhan kebutuhan
dasar klien.
2. Mengidentifikasi Setelah berinteraksi Klien 1. Kaji pengetahuan klien Klien dapat
kebersihan diri dapat menyebutkan tentang kebersihan diri mengetahui
klien. kebersihan dirinya dan tandanya. tentang
a. Beri kesempatan klien kebersihan diri
untuk menjawab
pertanyaan.
b. Berikan pujian
terhadap jawaban.
3. Menjelaskan Setelah berinteraksi Klien 1. Menjelaskan pentingnya Klien dapat
pentingya dapat memahami kebersihan diri engetahui
kebersihan diri. pentingnya kebersihan a. Meminta klien pentingnya
32
diri. menjelaskan kembali kebersihan diri
pentingnya kebersihan
diri.
b. Diskusikan dengan
klien tentang
kebersihandiri.
c. Beri penguatan positif
atas jawabannya.
4. Menjelaskan Setelah berinteraksi Klien 1. Menjelaskan alat yang Klien dapat
peralatan yang dapat menyebutkan dan dibutuhkan dan cara mengetahui
digunakan untuk mendemonstrasikan membersihkan diri peralatan yg dapat
menjaga dengan alat kebersihan a. Memperagakan cara digunakan dalam
kebersihan diri membersihkan diri dan membersihkan
dan cara mempergunakan alat diri
melakukan untuk membersihkan
kebersihan diri. diri.
b. Meminta klien untuk
memperagakan ulang
alat dan cara
kebersihan diri.
c. Beri pujian positif
terhadap klien
5. Menjelaskan Setelah berinteraksi Klien 1. Menjelaskan cara makan Klien dapat
cara makan yang dapat mengerti cara yang benar. menunjukkan cara
benar makan yang benar a. Beri kesempatan klien makan yang benar
untuk bertanya dan
mendemonstrasikan
cara yang benar.
b. Memberi pujian
positif terhadap klien
33
6. Menjelaskan Setelah berinteraksi Klien 1. Menjelaskan cara mandi Klien mengetahui
cara mandi yang dapat mengerti cara yang benar. cara mandi yang
benar. mandi yang benar dan a. Beri kesempatan klien benar
klien dapat mengerti cara untuk bertanya dan
berdandan yang benar. mendemonstrasikan cara
yang benar.
b. Memberi pujian positif
terhadap klien.
c. Menjelaskan cara
berdandan yang benar.
d. Beri kesempatan klien
untuk bertanya dan
mendemonstrasikan cara
yang benar.
e. Memberi pujian positif
terhadap klien.
7. Menjelaskan Setelah berinteraksi Klien 1. Menjelaskan cara toileting Klien mengetahui
cara toileting dapat mengerti cara yang benar. cara BAB/BAK
yang benar. toileting yang benar a. Beri kesempatan klien yang benar
untuk bertanya dan
mendemonstrasikan
cara yang benar.
b. Memberi pujian positif
terhadap klien.
34
8. Mendiskusikan Setelah berinteraksi 1. Menjelaskan kepada Keluarga
masalah yang Keluarga dapat mengerti keluarga tentang merupakan sistem
dirasakan tentang merawat klien pengertian tanda dan pendukung utama
keluarga dalam gejala defisit perawatan bagi pasien untuk
merawat klien. diri, dan jenis defisit meningkatkan
perawatan diri yang percaya diri agar
dialami klien beserta cara klien dalam
merawat klien mengatasi
a. Menjelaskan kepada kebersihan diri
keluarga cara – cara klien
merawat klien defisit
perawatan diri.
b. Beri kesempatan
keluaraga untuk
bertanya.
c. Beri pujian positif
terhadap keluarga
Tabel 1.2 Intervensi Keperawatan (Damaiyanti, 2010 dan keliat , 2016)
35
5. Strategi Pelaksanaan (SP) Intervensi Keperawatan
Diagnosa 1 : Isolasi Sosial
a. Strategi pelaksanaan pada klien
SP 1 klien :
a) Membina hubungan saling percaya
b) Mengidentifikai penyebab isolasi sosial klien
c) Mengidentifikasi keuntungan kerugian berinteraksi dengan orang
lain.
d) Mengidentifikasi kerugian tidak berinteraksi dengan orang lain.
e) Melatih klien berkenalan dengan satu orang.
f) Membimbing klien memasukkan kedalam jadwal kegiatan
harian.
SP 2 klien :
a) Memvalidasi masalah dan latihan sebelumnya.
b) Melatih klien berkenalan dengan dua orang atau lebih.
c) Membimbing klien memasukkan kedalam jadwal kegiatan
harian.
SP 3 klien :
a) Memvalidasi masalah dan latihan sebelumnya.
b) Melatih klien berinteraksi dalam kelompok.
c) Membimbing klien memasukkan kedalam jadwal kegiatan
harian.
b. Strategi pelaksanaan pada Keluarga
SP 1 keluarga :
a) Mendiskusikan masalah yang dirasakan keluarga dalam merawat
klien.
b) Menjelaskan pengertian, tanda dan gejala isolasi sosial yang
dialami klien beserta proses terjadinya.
c) Menjelaskan cara–cara merawat klien isolasi sosial.
36
SP 2 keluarga :
a) Melatih keluarga mempraktikan cara merawat klien dengan
isolasi sosial.
b) Melatih keluarga mempraktikan cara merawat langsung kepada
klien isolasi sosial.
SP 3 keluarga :
a) Membantu keluarga membuat jadwal aktivitas di rumah
termasuk meminum obat.
b) Menjelaskan follow up klien setelah pulang.
6. Implementasi
keperawatan masih dibutuhkan dan sesuai dengan kondisi klien pada saat ini
(here and now). Hubungan saling percaya antara perawat dengan klien
7. Evaluasi
yang dilaksanakan. Evaluasi dapat dibagi menjadi dua jenis yaitu evaluasi
37
keperawatan dan evaluasi hasil atau sumatif yang dilakukan dengan
tindakan dilakukan.
apakah masalah masih tetap atau muncul masalah baru atau ada data
P: Perencanaan atau tindak lanjut berdasarkan hasil analisa pada respon klien
yang terdiri dari tindak lanjut klien dan tindak lanjut perawat.
38
BAB III
TINJAUAN KASUS
A. Pengkajian
1. Identitas klien
Nama Tn.A umur klien 31 tahun jenis kelamin laki-laki agama islam
pendidikan terakhir klien tidak tamat SD pekerjaan klien sebagai tani alamat klien
di desa palak siring curup, penanggung jawab klien dirumah sakit Tn.Ab jenis
siring curup.
2. Alasan masuk
Klien masuk RSKJ Soeprapto Bengkulu Hari Rabu tanggal 18 januari 2017
pukul 09.00 WIB diantar oleh pamannya dengan alasan susah tidur dan sering
mengamuk.
Pada saat dilakukan pengkajian hari rabu tanggal 20 febuari 2017 pukul 14.30
WIB klien tampak sering menyendiri, hanya duduk dan tiduran ditempat tidur dan
3. Faktor predisposisi
mengalami penolakan dari lingkungan karena kondisinya dimasa lalu, tidak ada
anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa, pengalaman masa lalu yang
39
tidak menyenangkan bagi pasien adalah klien tidak tamat SD dan sampai sekarang
belum menikah dan kedua orang tua klien sudah bercerai, sekarang klien tinggal
bersama ayahnya.
4. Fisik
a. Tanda vital :
Nadi : 87 x / menit
Pernapasan : 20 x / menit
Suhu : 36,6 °C
5. Psikososial
a. Genogram
Keterangan : = Perempuan
= Laki-laki
= Perempuan meningggal
40
= Laki-laki meninggal
= pasien
Klien merupakan anak pertama dari empat bersaudara, klien tinggal satu
rumah bersama ayah karena ibunya sudah bercerai, klien dirumah membantu ayah
b. Konsep diri
2) Identitas diri: status dan posisi klien sebelum dirawat adalah bekerja
3) Peran: tugas dan peran klien dalam keluarga adalah membantu ayahnya
4) Ideal diri: klien ingin cepat sembuh dan pulang kerumah dan bisa bekerja
5) Harga diri: klien merasa dirinya tidak berguna karena telah membuat
keluarganya malu dan klien mengatakan tidak percaya diri dan malu
c. Hubungan sosial
1) Orang yang paling berarti bagi klien adalah ayahnya, ayahnya adalah
41
2) Ketika masih dirumah klien tidak pernah menggikuti kelompok/ kegiatan
masnyarakat.
d. Spiritual
Klien mengatakan dia beragama Islam dan dia percaya adanya Tuhan.
2) kegiatan ibadah
6) Status mental
a. Penampilan
Klien berpakaian kurang rapi, gigi dan kuku tampak kotor, klien
b. Pembicaraan
Klien berbicara lambat, suaranya pelan, sambil menunduk saat bicara, dan
c. Aktivitas motorik
Klien tampak lesu dan hanya duduk dan tiduran ditempat tidur.
d. Alam perasaan
Klien tampak putus asa karena klien belum menikah dan cita-cita klien
tidak tercapai
42
e. Afek
Afek klien tumpul, hanya bereaksi bila ada stimulus emosi yang kuat.
g. Persepsi
h. Proses berpikir
i. Isi pikir
j. Tingkat kesadaran
k. Memori
43
m. Kemampuan penilaian
disuruh mandi klien mandi, apabila klien disuruh menyapu klien menyapu, dan
1. Makan
menggunakan tangan.
2. Bab / Bak
pasien ketika Bab/Bak selalu ke kamar mandi menggunakan closet dan selalu
3. Kebersihan Diri
Pasien mandi 2x sehari, klien mandi dikamar mandi, ketika saat mandi klien
menggunkan gayung, dan sabun, klien jarang menggosok gigi dan memotong
kuku.
4. Berhias/berdandan
Pasien dapat memilih dan memakai pakaian sesuai dengan tempat, klien jarang
44
5. Istirahat dan tidur
pasien tidak memiliki masalah dengan tidur dan merasa segar setelah
bangun tidur, pasien suka tidur siang ± 2 jam, jam klien tidur malam pukul
6. Penggunaan obat
Pasien teratur minum obat selama di rumah sakit, sesudah makan pagi dan
makan sore, pasien minum obat Cpz 2x 50 mg dan Hld 2x 0,75 mg.
7. Pemeliharaan kesehatan
pendukung yang dimiliki klien adalah perawat dan dokter diRSKJ soeprapto.
ini masih perlu mendapatkan bantuan yang minimal, pengaturan keuangan tidak
dianjurkan.
Pasien tidak dianjurkan belanja di luar rumah sakit jiwa, transportasi tidak
8) Mekanisme koping
45
9) Masalah psikososial dan lingkungan
keluarganya.
10) Pengetahuan
gangguan jiwa, klien kurang memahami cara mekanisme koping yang tepat
46
3) Fungsi: Mengatasi masalah kejiwaan, menenangkan fikiran
B. Analisa data
Data objektif
- Kontak mata kurang
- Pasien tampak sering menyendiri.
- Pasien tampak banyak berdiam diri.
- Pasien tampak tidak mau berbicara dengan orang di
sekitarnya.
- Pasien tampak tidur terus di atas tempat tidurnya.
- pasien tampak menyendiri tidak mau berinteraksi dengan
teman didekatnya.
- Klien berbicara lambat, suaranya pelan, sambil menunduk
saat bicara.
- Klien sering melamun
Data objektif
- Pasien tampak lebih sering menyendiri
- Pasien tampak sering menundukkan kepala
- Pasien jarang dan hampir tidak pernah berbicara dengan
orang lain atau teman terdekatnya kecuali perawat yang
mengajaknya berbicara.
47
Data objektif
- Klien tampak menutup telinganya
- Klien sering melamun
- Klien sering menyendiri
Data Objektif:
- Penampilan klien kurang rapi
- Gigi tampak kotor
- Kuku tampak kotor
C. Daftar Masalah
48
D. Pohon masalah
Defisit
Isolasi sosial : menarik diri
perawatan diri
Mekanisme koping
tidak efektif
E. Diagnosa Keperawatan
49
F. PERENCANAAN
Tabel 2.2 Perencanaan
Perencanaan
No Diagnosa Intervensi
Tujuan Kriteria hasil
Isolasi social : 1. Klien dapat membina 1. Eksperisi wajah bersahabat menunjukan 1. Bina hubungan saling
Menarik Diri hubungan saling percaya rasa senang serta kontak mata, mau percaya dengan
berjabat tangan, mau menjawab salam, mengungkapkan prinsip
klien mau duduk berdampingan dengan komunikasi terapeutik
perawat, mau mengutarakan masalah a. Sapa klien dengan
yang di hadapi ramah baik verbal
maupun non verbal
b. Perkenalkan diri dengan
sopan
c. Tanyakan nama lengkap
klien dan nama
1
panggilan yang disukai
klien
d. Jelaskan tujuan
pertemuan
e. Jujur dan menepati janji
f. Tunjukan sifat empati
dari menerima klien apa
adanya.
g. Beri perhatian kepada
klien dan perhatikan
kebutuhan dasar klien
2. Klien dapat menyebutkan 1. Klien dapat menyebutkan penyebab 1. Kaji pengetahuan klien
penyebab menarik diri menarik diri yang berasal dari : tentang prilaku menarik
a. Diri sendiri diri dan tanda-tandanya
50
b. Orang lain 2. Beri kesempatan kepada
c. Lingkungan klien untuk
mengungkapkan perasaan
penyebab menarik diri atau
tidak mau bergaul
3. Diskusikan bersama klien
tentang perilaku menarik
diri tanda-tanda serta
penyebab yang muncul
4. Beri pujian terhadap
kemampuan klien dalam
menggunakan perasaannya.
3. klien dapat menyebutkan 1. klien dapat menyebutkan keuntungan 1. kaji pengetahuan klien
keutungan berhubungan berhubungan dengan orang lain tentang manfaat dan
dengan orang lain dan 2. klien dapat menyebutkan kerugian tidak keutungan berhubungan
kerugian tidak berhubungan dengan orang lain dengan orang lain
berhubungan dengan 2. beri kesempatan dengan
orang lain klien untuk
mengungkapkan persaan
tentang keutungan
3. diskusikan bersamas klien
tentang keutungan
berhubungan dengan orang
lain
4. beri reinfarcement positif
terhadap kemampuan
pengungkapan perasaan
tentang keuntungan
berhubungan dengan orang
lain
51
5. kaji tentang pengetahuan
klien tentang manfaat dan
kerugian tidalk
berhubungan dengan orang
lain
6. beri kesempatan kepada
klien untuk
mengungkapkan
perasaannya tentang
kerugian tidak
berhubungan dengan orang
lain
7. diskusikan bersama klien
tentang kerugian tidak
berhubungan dengan orang
lain.
4. klien dapat melaksanakan 1. klien dapat mendemonstrasikan hubungan 1. Kaji kemampuan klien
hubungan sosial secara sosial secara bertahap antara : membina hubungan dengan
bertahap K-P orang lain.
K-P-P 2. Dorong dan bantu klien
K-P-K untuk berhubungan dengan
orang lain melalui tahap:
K-P
K-P-P
K-P-K
3. Beri reinforcement
terhadap keberhasilan yang
telah di capai
4. Bantu klien untuk
mengevaluasi manfaat
52
berhubungan
5. Diskusikan jadwal harian
yang dapat dilakukan
bersama klien dalam
mengisi waktu
6. Motivasi klien untuk
mengikuti kegiatan
ruangan
7. Beri reinformen atas
kegiatan klien dalam
ruangan
5. Klien dapat 1. Klien dapat mengungkapkan perasaannya 1. Dorong klien untuk
mengungkapkan bila berhubungan dengan orang lain : Diri mengungkapkan perasaan
persaannya setelah sendiri, orng lain. bila berhubungan dengan
berhubungan dengan orang lain
orang lain 2. Diskusikan dengan klien
tentang perasaan manfaat
berhubungan dengan orang
lain
3. Beri reinfocement positif
atas kemampuan klien
mengungkapkan klien
manfaat berhubungan
dengan orang lain.
2 Gangguan 1. klien dapat membina 1. ekspresi wajah bersahabat menunjukkan 1. Bina hubungan saling
Konsep Diri : hubungan saling percaya rasa senang, ada kontak mata, mau percaya dengan
Harga diri berjabat tangan, mau menjawab salam, menggukapkan prinsip
rendah. klien mau duduk berdampingan dengan komunikasi theraputik:
perawat, mau mengutarakan masalah a. Sapa klien dengan
yang di hadapi ramah baik verbal
53
maupun non verbal
b. Perkenalkan diri dengan
sopan
c. Tanyakan nama lengkap
klien dan nama
panggilan yang di sukai
klien
d. Jelaskan tujuan
pertemuan
e. Jujur dan menepati janji
f. Tunjukkan sikap empati
dari menerima klien apa
adanya.
g. Beri perhatian kepada
klien dan perhatikan
kebutuhan dasar klien
h. Diskusikan kemampuan
dan aspek positif yang
dimiliki klien
2. Klien dapat 1. klien mengidentifikasi kemampuan dan 1. diskusikan kemampuan
mengidentifikasi aspek positif yang dimiliki: dan aspek positif yang
kemampuan dan aspek a. Kemampuan yang dimiliki klien. dimiliki klien.
positif yang dimiliki b. Aspek posotif keluarga. 2. setiap bertemu klien
c. Aspek positif lingkungan yang hindarkan dari member
dimiliki klien nilai negative
3. utamakan memberi pujian
yang realistik
3. klien dapat menilai 1. klien menilai kemampuan yang dapat 1. diskusikan dengan klien
kemampuan yang digunakan kemampuan yang masih
dapat digunakan selama
54
digunakan sakit
2. diskusikan kemampuan
yang dapat dilanjutkan
penggunaan
4. klien dapat 1. klien membuat rencana kegiatan harian 1. rencanakan bersama klien
(menetapakan) kegiatan aktivitas yang dapat
sesuai dengan dilakukan setiap hari
kemampuan yang sesuai kemampuan:
dimiliki. a. Kegiatan mandiri
b. Kegiatan dengan
bantuan sebagian
c. kegiatan yang
membutuhkan bantuan
total
5. klien dapat melakukan 1. klien melakukan kegiatan sesuai kondisi 1. beri kesempatan pada
kegiatan sesuai kondisi sakit dan kemampuanya klien untuk mencoba
sakit. kegiatan yang telah
direncanakan
2. beri pujian atas
keberhasilan klien
3. diskusikan kemungkinan
pelaksaan di rumah
6. klien dapat 1. klien memamfaatkan sistem pendukung 1. beri pendidikan kesehatan
memamfaatkan sistem yang ada dikelurga pada keluarga tentang cara
pendukung yang ada merawat klien dengan
harga diri rendah kronik.
2. bantu klien memberi
dukungan selama klien
dirawat
3. bantu keluarga menyiapkan
55
lingkungan rumah
3 Gangguan 1. Klien dapat 1. Ekspresi wajah bersahabat menunjukan 1. Bina hubungan saling
persepsi membina hubungan rasa senang,ada kontak mata,mau berjabat percaya dengan
sensori: saling percaya tangan, mau menyebutkan nama,mau mengungkapkan prinsip
Halusinasi menjawab salam, klien mau duduk komunikasi theraupeutik :
berdampingan dengan perawat, mau a. sapa klien dengan
mengungkapkan masalah yang dihadapi ramah baik verbal
maupun nonverbal
b. perkenalkan diri dengan
sopan
c. tanyakan nama lengkap
pasien dan nama
panggilan yang disukai
d. jelaskan tujuan
pertemuan
e. jujur dan menepati janji
f. tunjukan sikap empati
dan menerima klien apa
adanya
g. beri perhatian terhadap
klien dan perhatian
kebutuhan dasar klien
2. Pasien dapat mengenali 1. Klien dapat menyebutkan waktu, 1. adakah kontak sering dan
halusinasinya frekuensi, isi halusinasinya singkat secara betahap
2. Klien dapat mengungkapkan perasaan 2. observasi tingkah laku
terhadap halusinasi klien terhadap
halusinasinya biacara dan
tertawa tanpa stimulus,
memandang ke kiri ke
kanan seolah-olah ada
lawan biacara
3. bantu klien mengenali
halusinasinya
56
a. tanyakan ada suara yang
terdengar
b. jika klien mengatan ada,
lanjutkan: apa yang
dikatakan
c. katakana bahawa
perwatan percaya klien
mendengar suara itu,
namun perawat sendiri
tak
mendengarnya(dengan
nada bersahabat tanpa
menuduh dan
menghakimi)
d. katakana bahwa ada
juga yang seperti klien
4. diskusikan dengan klie
a. situasi yang
menimbulkan atau tidak
menimbulkan halusinasi
b. waktu dan frekuensi
terjadinya halusinasi
5. beri kesempatan
mengungkapkan
perasaannya.
3. Pasien dapat mengontrol 1. Klien dapat menyebutkan tindakan yang 1. identifikasi bersama klien
halusinasinya biasa dilakukan untuk mengendalikan cara tindakan yang
halusinasinya dilakukan jika terjadi
2. Klien dapat menyebutkan cara baru halusinasi
3. Klien dapat memilih cara mengetasi (Tidur,marah,menyibukan
halusinasi seperti yang telah diri dll)
didiskusikan dengan klien 2. diskusikan mamfaat cara
yang dilakukan klien, jika
57
bermanfaat beri pujian
3. diskusikan cara baru
untuk memutus atau
mengontrol halusinasi:
a. Katakana” saya tidak
mau dengar kamu”
b. Menemui orang lain
untuk bercakap-
cakap atau
mengatakan
halusinasi yang
terdengar.
c. Membuat jadwal
kegitan sehari-hari
agar halusinasi tidak
muncul
d. Minta
keluarga/teman/pera
wat jika Nampak
bicara sendiri
4. bantu klien memilih dan
metaih cara memutus
halusinasi secara bertahap
4. Klien dapat 1. Klien dapat membina hubungan saling 1. anjurkan klien untuk
dukungan dari percaya dengan perawat member tahu keluarga
keluarga dalam 2. Keluarga dapat menyebutkan jika mengalami halusinasi
mengontrol pengertian, tanda dan kegiatan untuk 2. diskusikan dengan
halusinasi mengendalikan halusinasi keluarga:
a. Gejala halusinasi yang
di alami klien
b. Cara yang dapat
dilakukan klien dan
keluarga untuk
58
memutus halusinasi
c. Cara merawat anggota
keluarga untuk
memutus halusinasi di
rumah, beri kegiatan ,
jangan biarkan sendiri,
makan bersama,
berpergian bersama
d. Beri informasi waktu
follow up atau kapan
perlu mendapat
bantuan : halusinasi
terkontrol dan resiko
mencedrai orang lain
5. Klien dapat 1. Klien dan keluarga dapat menyebutkan 1. diskusikan dengan klien
memamfaatkan obat mamfaat, dosis dan efek samping obat dan keluarga tentang
dengan baik 2. Klien dapat mendemostrasikan dosis frekuensi mamfaat
penggunaan pbat secara benar obat.
3. Klien dapat informasi tentang efek 2. anjurkan klien minta
samping obat sendiri obat pada
4. Klien dapat memahami akibat berhenti perawat dan merasakan
minum oat mamfaatnya
5. Klien dapat menyebutkan prinsip 5 3. anjurkan klien biacara
benar penggunaan obat dengan dokter tentang
maamfaat obat dan efek
samping obat yang
dirasakan
4. disusikan akibat
berhenti minum obat
tanpa konsultasi
5. bantu klien mengunakan
obat dengan prinsip
benar
59
G. IMPLEMENTASI
Ruangan : Murai B MR : 00 93 60
60
P:
SP BHSP Terlampir
Lampiran I
a. Pertahankan hubungan saling
percaya yang sudah dibina
b. Lanjutkan bina hubungan
saling percaya
61
P:
SP BHSP Terlampir
Lampiran II
a. Pertahankan hubungan saling
percaya yang sudah dibina
b. Lanjutkan SP1P
3 Isolasi Sosial : Melakukan SP1P Isolasi Sosial : S : “Siang. Masih, namanya bapak M. Memet
Menarik Diri 1. Mengidentifikasi penyebab isolasi “baik. Setuju pak.” 15 menit, Kurniadi
Rabu, sosial diruangan saya.”
22 Februari 2. Berdiskusi dengan klien tentang “saya senang aja sendiri, karena
2017 keuntungan bila berhubungan dengan lebih enak sendiri.
orang lain Keuntungannnya banyak teman dan
14.00 WIB 3. Berdiskusi dengan klien tentang ada teman ngobrol, kerugiannya
kerugian bila tidak berhubungan terasa sepi tidak ada teman”
dengan orang lain “bersalaman, ucapkan salam,
4. Mengajarkan klien cara berkenalan sebutkan nama, nama panggilan,
5. Menganjurkan klien memasukkan alamat, dan hobi.
kegiatan, latihan berkenalan ke dalam “masukkan dijadwal ya pak.”
kegiatan harian. O:
a. Klien mampu menyebutkan
apa yang ia alami
b. Klien mampu menyebutkan
kerugian dan keuntungan
c. Klien menyebutkan dan
mendemontrasi cara
berkenalan
d. Mata sekali-sekali menghadap
kebawah
e. Bicara lambat
62
A : SP1P tercapai
P:
SP1P Isolasi Sosial : Menarik Diri
Terlampir, Lampiran III
Perawat : lanjutkan SP2P Isolasi
Sosial pada pertemuan ke 4 pada
hari rabu, 22 februari 2017 pukul
17.00 Wib di ruang tengah.
4 Isolasi Sosial : Melakukan SP2P Isolasi Sosial : S :“Siang, pak. “baik. Setuju pak.” Memet
Menarik Diri 1. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian 10menit, Kurniadi
Rabu, pasien “assalamualaikum, kenalkan nama
22 Februari 2. Memberikan kesempatan pada klien saya A, saya dari curup, nama
2017 mempraktekkan cara berkenalan panggilan A, hobi memancing.
3. Mengajarkan klien berkenalan dengan Nama bapak siapa ? senang
17.00 WIB orang pertama (seorang perawat) dipanggil apa?
4. Menganjurkan klien memasukkan Asalnya darimana ?
kedalam jadwal kegiatan harian. “Senang. Iya pak,”
O:
a. Klien menyebutkan cara
berkenalan
b. Klien mempraktekkan
berkenalan dengan perawat
c. Kontak mata sesekali
menghadap kebawah
d. Bicara lambat
63
e. Afek tumpul
A : SP2P tercapai
P:
SP2P Isolasi Sosial: Menarik Diri
Terlampir, Lampian IV
Perawat : Lanjutkan SP3P Isolasi
Sosial pada pertemuan ke 5 pada
hari kamis 23 februari 2017 pukul
14.00 Wib di ruang tengah.
5 Isolasi Sosial : Melakukan SP3P Isolasi Sosial : S : “Siang, pak.“baik. Setuju pak.” 10 Memet
Menarik Diri 1. Mengevaluasi kegiatan jadwal harian menit.” Kurniadi
kamis klien “selamat siang, kenalkan nama
23 Februari 2. Memberikan kesempatan pada klien saya A, saya dari curup, nama
2017 mempraktekkan cara berkenalan panggilan A, hobbi memancing.
dengan orang pertama Nama bapak bapak siapa ? senang
14.00 WIB 3. Melatih klien berinteraksi secara dipanggil apa?
bertahap (berkenalan dengan oranggg Asalnya darimana ?
kedua-seorang klien) O:
4. Menganjurkan klien memasukkan ke a. Klien mempraktekkan
dalam jadwal kegiatan harian. berkenalan dengan klien lain
b. Terdapat kontak mata
c. Bicara lambat
d. Afek tumpul
A : SP3P tercapai
64
P:
SP3P Isolasi Sosial : Menarik Diri
Terlampir, Lampiran V
Perawat : Lanjutkan Diagnosa
kedua Gangguan persepsi sensori:
halusinasi Pendengaran Hari jum’at
23 febuari 2017 pukul 14.00 WIB
Klien : Mengevaluasi pengalaman
dan perasaan setelah berkenalan
dengan perawat lain dan klien lain.
6 gangguan Melakukan SP1P gangguan persepsi S : “waalaikumsalam. Pagi, pak.” Memet
persepsi sensori sensori : halusinasi “sore bapak M, baik. 15 menit, pak. Kurniadi
Jum’at, 24 : Halusinasi a. mengidentifikasi jenis halusinasi klien Disini aja, pak. “
februari b. mengidentifikasi isi halusinasi klien “ saya mendengar suara yang
2017 c. mengidentifikasi waktu halusinasi sering mengejek saya pak. 1 kali
klien sehari saya mendengarnya, pak.
14.00 WIB d. mengidentifikasi frekuensi halusinasi Pada sore hari, Cuma menutup
klien telinga, pak.”
e. mengidentifikasi situasi yang dapat “pergi-pergi. Saya tidak mau
menimbulkan halusinasi klien mendengar kamu, kamu suara
f. mengidentifikasi respon klien palsu.”
terhadap halusinasi “senang pak, pukul 17.00 aja pak
g. mengajarkan klien menghardik ya pak, di ruang ini aja,pak.”
halusinasi O:
h. menganjurkan klien memasukkan ke a. klien mampu menyebutkan
dalam kegiatan harian. apa yang dia alami
b. kontak mata ada
c. klien dapat melakukan cara
mengontrol halusinasi dengan
cara menghardik
d. klien dapat memasukkan
latihan menghardik ke dalam
jadwal hariannya yaitu pada
65
pukul 14.00 wib
A : SP1P Tercapai
P:
SP1P gangguan persepsi sensori:
halusinasi Penglihatan Terlampir,
Lampiran VI
Perawat :lanjutkan SP2P gangguan
persepsi sensori : halusinasi
pendengaran hari jum’at tanggl 24
februari 2017 pukul 17.00 WIB
Klien : memotivasi klien
mengontrol halusinasi dengan
bercakap-cakap
7 gangguan Melakukan SP2P gangguan persepsi S : “waalaikumsalam.” Siang pak. Memet
persepsi sensori sensori : halusinasi pendengaran : Bapak M. Kurniadi
Jum’at, 24 : Halusinasi a. mengevaluasi kegiatan jadwal harian Baik, pak. Saya bangun jam 6 pagi,
februari Pendengaran pasien mandi, merapikan tempat tidur,
2017 b. melatih klien mengendalikan menyapu dan mengepel, latihan
halusinasi dengan cara bercakap- menghardik jam 14.00.”
17.00 WIB cakap dengan orang lain “pak perawat tolong ajak saya
c. menganjurkan klien memasukkan ke ngobrol supaya halusinasi saya
dalam kegiatan harian klien hilang.”
‘senang, pak. Ada dua pak.”
“masukkan jam 10.00 pagi
aja,pak.”
O:
a. klien mampu menyebutkan
kegiatan hariannya
b. terdapat kontak mata
c. klien kooperatif
d. klien dapat melakukan cara
mengontrol halusinasi dengan
cara menghardik
e. klien dapat melakukan cara
66
mengontrol halusinasi dengan
cara bercakap
f. klien dapat memasukkan
latihan menghardik dalam
jadwal latihan hariannya yaitu
pada pukul 10.00
A : SP2P tercapai
P:
SP2P gangguan persepsi sensori:
halusinasi pendengaran terlampir,
Lampiran VII
Perawat : lanjutkan SP3P
halusinasi penglihatan hari jum’at
24 februaru 2017 pukul 19.00 WIB
67
latihan menghardik dalam
jadwal latihan hariannya yaitu
pada pukul 10.00
A : SP3P tercapai
P:
SP3P gangguan persepsi sensori:
halusinasi pendengaran terlampir,
Lampiran VIII
Perawat : lanjutkan SP4P
halusinasi pendengaran hari sabtu
tanggal 25 februaru 2017 pukul
14.00 WIB
68
minumnya 2 kali sehari yaitu pada
pagi dan malam hari dan warna
putih namanya Halopridol
minumnya 2 kali sehari juga pak,
yaitu pagi dan malam.
O:
a. klien mampu melakukan
jadwal harian yang sudah
dibuat
b. terdapat kontak mata
c. klien memasukkan minum
obat kedalam jadwal harian
klien pada pukul 08.00 dan
19.00
d. klien mampu menunjukkan
dan menyebutkan jenis obat
e. klien kooperatif
A : SP4P tercapai
P:
SP4P Gangguan persepsi sensori:
halusinasi pendengaran terlampir,
Lampiran IX
Klien : memotivasi klien
mengontrol halusinasi dengan cara
minum obat.
10 Ganguan Melakukan SP1P harga diri rendah : S: Memet
minggu, Konsep Diri : 1. mengidentifikasi kemampuan dan “ Waalaikukmsalam.” Kurniadi
26 Februari Harga Diri aspek positif yang dimiliki klien “masih, namanya bapak M.,Baik.”
2017 Rendah 2. membantu klien menilai kemampuan “saya bisa menyapu, merapikan
klien yang masih dapat digunakan tempat tidur,dan mengepel, pak.”
14.00 Wib 3. membantu klien memilih/menetapkan “sekarang saya ingin melakukan
kegiatann yang akan dilatih sesuai latihan merapikan tempat tidur.”
dengan kemampuan klien “pertama, pindahkan dulu bantal dan
69
selimutnya lalu angkat sprai dan
kasurnya dibalik, lalu pasang sprei
kemudian rapikan spreinya kiri,
kanan, atas, dan bawah, lalu ambil
bantal dan lipat selimutnya.”
“ saya ingin latihan merapikan
tempat tidur setiap hari ketika
bangunn tidur, pak.”
O:
a. klien melakukan latihan
menyapu
b. klien kooperatif
c. terdapat kontak mata
A : SP1P tercapai
P:
SP1P Gangguan Kosep Diri :
Harga Diri Rendah Terlampir,
Lampiran X
Perawat : lanjutkan SP2P harga diri
rendah pada pukul 17.00 di ruang
makan
70
2017 rendah lain yang sesuai dengan kemampuan “saya selalu menyapu setiap pagi.”
klien “sekarang saya ingin melakukan
17.00 WIB 3. menganjurknan klien memasukkan ke latihan menyapu.”
dalam jadwal kegiatan harian “pertama, siapkan alatnya, sapu,
serokan, dan kotak sampah, ambil
sapunya lalu kita sapu kemudian kita
masukkan ke dalam serokan dan
dibuang ke kotak sampah.”
“saya ingin latihan menyapu setiap
hari, jam 12.00 dan 18.00 pak.”
O:
a. klien melakukan latihan menyapu
b. klien kooperatif
c. terdapat kontak mata
A : SP2P tercapai
P:
SP2P Gangguan Kosep Diri :
Harga Diri Rendah Terlampir,
Lampiran XI
Klien : motivasi klien untuk
melakukan kegiatan lain setiap
bangun tidur sesudah makan dan
sebelum tidur.
Tabel 2.3 implementasi
71
BAB IV
PEMBAHASAN
Pada bab ini penulis akan membahas tentang kesenjangan teori dan tindakan
A. Pengkajian
psikososial dan lingkungan, pengetahuan klien dan aspek medik. Data yang
diperoleh dapat dikelompokkan menjadi dua macam yaitu data objektif dan
dibedakan menjadi dua yaitu data subjectif dan objektif, sama seperti
pengumpulan data pada teori keliat 2006. Selain dari data klien, yang sangat
status pasien. Namun saat pengkajian tidak ada satu orangpun keluarga Tn. A
yang menjenguk. Sehingga penulis tidak memperoleh data dari keluarga Tn.A
67
dan tidak dapat memberikan asuhan keperawatan pada Tn.A untuk merawat
Pada umumnya identitas klien yang dikaji pada klien dengan masalah
utama Isolasi Sosial : Menarik Diri adalah : biodata yang meliputi nama, umur,
terjadi pada umur atara 15 – 40 tahun, bisa terjadi pada semua jenis kelamin,
klien dan alamat klien. dan agama pendidikan serta pekerjaan dapat menjadi
faktor untuk terjadinya penyakit Kerusakan Interaksi Sosial pada kasus Menarik
Diri. Pada kasus nama pasien Tn. A umur 31 tahun, jenis kelamin laki-laki,
orang lain) komunikasi kurang atau tidak ada, berdiam diri dikamar, menolak
interaksi dengan orang lain, tidak melakukan kegiatan sehari – hari, dependen.
Pada kasus pasien tampak sering menyendiri dan banyak diam, kontak mata
kurang, sering menundukkan kepala, dan klien tampak tidak mau berbicara
bagi klien yang telah mengalami gangguan jiwa trauma psikis seperti
68
mengalami, dicerai suami, putus sekolah, PHK, perasaan malu karena sesuatu
yang terjadi ( korban perkosaan, di tuduh KKN, dipenjara tiba – tiba) perlakuan
orang lain yang tidak menghargai klien/perasaan negatif terhadap diri sendiri
yang berlangsung lama. Pada kasus klien pernah mengalami gangguan jiwa di
masa lalu.
/ menit, S : 36,6 °C. Biasanya mengalami gangguan pola makan dan tidur
sehingga bisa terjadi penurunan berat badan, klien biasanya tidak menghiraukan
kebersihan dirinya. Pada kasus ditemukan klien tidak memiliki keluhan fisik
yang pernah mengalami gangguan jiwa tersusun dari kakek, nenek, ayah, ibu dan
anak . pada kasus didapatkan Klien Tinggal satu rumah bersama Ayahnya di
manusia tidak mampu hidup secara normal tanpa bantuan orang lain. Pada
umumnya klien dengan gangguan Isolasi Sosial pada kasus Menarik Diri
mengalami gangguan seperti tidak merasa memiliki teman dekat, tidak pernah
pergaulan. Pada kasus klien tampak menyendiri tidak mau berinteraksi dengan
teman didekatnya.
69
Pembicaraan: Pembicaraan klien dengan Kerusakan interaksi sosial
Menarik Diri pada umumnya tidak mampu memulai pembicaraan, bila berbicara
topik yang dibicarakan tidak jelas atau kadang menolak diajak bicara. Pada kasus
Klien berbicara lambat, suaranya pelan, sambil menunduk saat bicara, kontak
mata kurang.
kadang gelisah dan mondar-mandir. Pada kasus Klien tampak lesu, kurang mau
Alam perasaan: Alam perasaan pada klien dengan isolasi sosial biasanya
tampak putus asa dimanifestasikan dengan sering melamun. Pada kasus klien
kadang-kadang menolak untuk bicara dengan orang lain. Pada kasus Selama
wawancara klien banyak menunduk dan diam, kontak mata tidak ada.
menyendiri dan melamun. Pada kasus Klien mengatakan tidak mendengar suara-
suara.
Isi pikir: klien dengan gangguan isolasi sosial pada umumnya mengalami
gangguan isi pikir biasanya klien merasa tidak mampu melakukan sesuatu. Pada
kasus Klien tampak mampu menjawab pertanyaan tetapi lama dan lambat dalam
menjawab.
70
Proses pikir: Proses pikir pada klien dengan gangguan isolasi sosial akan
proses pikir. Pada kasus Klien hanya diam saat belum dimulai pembicaraan dan
mengingat hal-hal yang telah terjadi. Pada kasus terdapat Klien masih dapat
mengingat sedikit kejadian masa lalu. Memori jangka panjang, klien masih
Memori Jangka Pendek : Klien sering lupa. Contohnya : Ketika ditanya perawat
“tanggal berapa hari ini dan kegiatan klien kemarin”, klien hanya bisa diam dan
tidak mengingatnya.
Adapun hasil dari observasi penulis pada pengkajian Tn.A tidak ada
mengalami perubahan yang terlalu segnifikat, akan tetapi pada pemeriksaan fisik
berbeda dari konsep teori yang menunjukkan adanya masalah pada fisik karena
71
kurang nafsu makan tetapi pada kasus Tn.A tidak ditemukan masalah fisik
karena Tn.A nafsu makannya baik dan habis pada setiap porsi yang diberikan.
B. Diagnosa Keperawatan
diantaranya, isolasi sosial, gangguan konsep diri: harga diri rendah, dan
dengan data subjektif Tn.A merupakan orang pendiam, suka menyendiri, malas
berhubungan dengan orang lain dan tidak aktif mengikuti kegiatan baik di
masyarakat maupun di RSKJ. Tn.A mengatakan “tidak memiliki teman dekat dan
merasa malu dengan teman dan keluarganya”. Data objektif yang diperoleh dari
observasi perawat selama berinteraksi dengan klien didapatkan data klien tampak
menunduk, tampak sering tidur, dan jarang berkomunikasi dengan orang lain.
sedangkan yang menjadi core problem adalah isolasi sosial dan penyebabnya
gangguan konsep diri : harga diri rendah. Sedangkan hasil observasi yang didapat
Resiko perilaku kekerasan merupakan akibat dan core problemnya tetap sama
yaitu isolasi sosial dan penyebabnya gangguan konsep diri; harga diri rendah.
72
C. Perencanaan Keperawatan
dapat diatasi. Rencana keperawatan penulis lakukan pada Tn.A sama dengan
landasan teori, karena rencana tindakan keperawatan tersebut telah sesuai dengan
kemampuan klien yang perlu dicapai. Tujuan pertama klien dapat membina
hubungan antara klien dan perawat. Tujuan Kedua klien dapat mengenal
klien menarik diri dan mencari pemecahan bersama tentang masalah klien.
dapat berhubungan dengan orang lain secara bertahap, bertujuan untuk melatih
73
Rasmun, 2009). Penulis menggunakan rencana keperawatan pada klien isolasi
D. Implementasi Keperawatan
dari rencana keperawatan yang telah disusun pada tahap perencanaan. Jenis
Strategi pelaksanaan pada klien dengan isolasi sosial yang pertama untuk
klien cara berkenalan dengan orang lain (Keliat, 2006) .Strategi pelaksanaan
kesempatan kepada klien berkenalan dengan dua orang atau lebih (keliat, 2006).
isolasi sosial, dilaksanakan pada hari kamis, tanggal 22 februari 2017. Startegi
74
pelaksanana ketiga adalah mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien,
satu orang, dilaksanakan pada hari rabu, tanggal 22 februari 2017. Strategi
dua orang atau lebih, dilaksanakan pada hari kamis, 23 februari 2017.
tanda dan gejala isola sisosial yang dialami klien, menjelaskan cara merawat
keluarga mempraktikan cara merawat klien dengan isolasi sosial (Keliat, 2006).
saat penelitian di RSKJ soeprapto Bengkulu tidak ada satu orang pun keluarga
E. Evaluasi Keperawatan
Evaluasi keperawatan adalah proses berkelanjutan untuk menilai efek dari
tindakan keperawatan pada klien. Evaluasi dibagi dua yaitu, yaitu evaluasi
75
antara respon klien dan tujuan khusus serta umum yang telah ditentukan
(Nurjannah, 2005).
pada akhir tindakan keperawatan klien dan SOAP terdiri dari data subjektif, data
dilakukan interaksi terhadap klien. Hasil evaluasi yang penulis dapat sesuai
dengan kriteria evaluai yang penulis jabarkan pada BAB III. Namun ada
beberapa yang kurang sesuai yaitu pada tujuan strategi pelaksanaan pada
keluarga tidak dapat dilaksanakan karena pada saat praktek kerja klinik di
RSKJ soeprapto Bengkulu tidak ada satu orang pun keluarga yang menjenguk
klien.
76
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Jiwa Pada Tn.A Dengan Isolasi Sosial : Menari Diri DiRSKJ Soeprapto
Bengkulu” yang telah penulis lakukan, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
1. Pengkajian
2. Diagnosa keperawatan
3. Rencana keperawatan
tujuan umum supaya Tn.A dapat berhubungan dengan sosial dengan orang
lain. Intervensi juga dilakukan dengan tiga tujuan khusus, diantaranya klien
77
dengan satu orang. Strategi Pelaksanaan ketiga mengevaluasi jadwal kegiatan
harian klien, memberi kesempatan pada klien berkenalan dengan dua orang atau
lebih.
4. Implementasi keperawatan
kegiatan harian klien, memberi kesempatan pada klien berkenalan dengan dua
5. Evaluasi keperawatan
berkenalan dengan dua orang atau lebih. Selama penulis melakukan perawatan
dalam seminggu klien mengalami perubahan dalam berinteraksi, klien mau untuk
diajak berbicara dan juga klien mau diajak bermain bersama teman ruangannya.
78
Evaluasi sudah dilakukan penulis sesuai keadaan klien dan kekurangan penulis
B. Saran
jiwa adalah :
1. Bagi institusi
sosial.
2. Bagi perawat
sosial.
ditetapkan.
79
b. Memfasilitasi pelayanan keperawatan sesuai standar operasional
4. Bagi klien
80
DAFTAR PUSTAKA
Carpenito, Lynda Juall. 2009. Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Edisi 6. Alih
Bahasa: Yasmin Asih. Jakarta: EGC.
Damayanti, M. 2008. Buku Kesehatan Jiwa Dan Psikiatri Edisi 10. Jakarta :EGC
Direja, Ade Herman Surya. 2011.Buku Ajar Asuhan Keperawatan Jiwa. Nuha
Medika: Yogyakarta.
Keliat, Budi Anna Dkk.2009 . Model Praktik Kesehatan Profesional. Jakarta : EGC.
Keliat, B.A. 2007. Asuhan Keperawatan Pada Klien Gangguan Sosial Menarik Diri,
Jakarta: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia.
Stuart, G.W. & Michele T. Laraia. 2000. Principsles And Practice Of Psychiatric
Nursing. 6nd Edition. Mosby Company, St. Lous.
Stuart & Laraia. 2005. Buku Saku Keperawatan Jiwa. Edisi 3. Jakarta: EGC.
Stuar & Laraia. 2007. Buku Saku Keperawatan Jiwa. Edisi 5. Jakarta: EGC.
81