Anda di halaman 1dari 33

PENDAHULUAN

Modul pelaporan peledakan adalah suatu kompetensi tentang pengelolaan


pelaporan peledakan yang sangat penting sebagai bagian dari kegiatan
peledakan yang harus dikelola. Pengelolaan laporan peledakan ini
diselenggarakan baik untuk kepentingan internal maupun untuk eksternal, yaitu
pihak keplosian setiap bulan. Untuk kepentingan eksternal, diperlukan pelaporan
ini sebagaimana ditetapkan pada Kepmen nomor 555.K/26/M.PE/1995, yaitu
setiap perusahaan pertambangan diwajibkan memberikan laporan tentang
persediaan, penggunaan, dan sisa bahan peledak yang dimiliki setiap triwulan
dalam bentuk IVi.
Pelaporan peledakan sebagai kegiatan administratif seorang pengelola peledakan
dapat digunakan sebagai bahan evaluasi dan penilaian produktivitas dan efisiensi
peledakan serta untuk perhitungan kebutuhan bahan peledakan semester
mendatang pada saat pengajuan rekomendasi pembelian bahan peledak.

Modul ini akan mengantar para peserta diklat ke arah pembuatan laporan
peledakan secara sistematis dalam dua pembelajaran, yaitu :
1) Pembelajaran 1: Administrasi bahan peledak
2) Pembelajaran 2: Laporan pelaksanaan peledakan
Setiap pembelajaran saling berkaitan antara satu dengan lainnya yang disusun
untuk memperkaya pemahaman tentang teknik peledakan. Pada akhir setiap
pembelajaran terdapat lembar kerja dalam bentul soal teori dan praktik.

Tujuan umum
Dengan mempelajari modul ini diharapkan peserta dapat membuat laporan
mengisi berbagai format laporan peledakan dengan benar serta melakukan
evaluasi laporan kinerja peledakan.

1
Standar kompetensi dan kriteria unjuk kerja
Standar kompetensi/elemen kompetensi dan kriteria unjuk kerja seperti pada tabel
berikut ini.

Elemen kompetensi Kriteria unjuk kerja


1 Mengisi formulir rencana 1.1 Waktu (hari, tanggal dan jam) peledakan
peledakan berlangsung dicantumkan.

Elemen kompetensi Kriteria unjuk kerja


1.2 Keadaan cuaca pada hari pelaksanaan peledakan
dicantumkan.
1.3 Sketsa area peledakan dan rancangan geometri
peledakan digambar.
1.4 Penggunaan perlengkapan peledakan dicantumkan.
1.5 Perkiraan Powder Factor dicantumkan

2 Mengisi formulir hasil peledakan 2.1 Distribusi fragmen batuan hasil peledakan dan
adanya pekerjaan secondary blasting dicantumkan.
2.2. Lubang-lubang yang gagal ledak dan penyebabnya
dicantumkan.
2.3. Cara penanggulangan gagal ledak dicantumkan.
2.4 Jarak terjauh batu terbang (flyrock) dicantumkan.
2.5 Kondisi keamanan dan keselamatan kerja setelah
peledakan saat itu dicantumkan.

3 Mengisi lembaran Berita Acara 3.1. Lembaran berita Acara peledakan disiapkan dan
peledakan diisi.
3.2 Lembaran berita Acara peledakan yang sudah
selesai dibuat ditandatangani bersama dengan
petugas satpam, kepala gudang bahan peledak dan
dengan disaksikan, diketahui serta ditandatangani
oleh petugas kepolisian dan Kepala Teknik

4 Mengisi buku besar pemasukan, 4.1. Tanggal pemasukan, pengeluaran dan sisa seluruh
pengeluaran dan sisa perlengkapan peledakan di dalam gudang dicatat.
perlengkapan peledakan 4.2. Pengembalian sisa perlengkapan peledakan dari
lokasi peledakan dicatat.
4.3. Bahan peledak yang rusak dicatat dan dipisahkan
dari yang masih baik.

5 Membuat laporan bulanan 5.1. Data peledakan selama satu bulan dikumpulkan.
5.2. Formulir laporan bulanan disiapkan dan diisi data
peledakan satu bulan.

2
5.3. Laporan bulanan dilaporkan kepada Pengelola
Peledakan.

Sasaran
Sasaran kompetensi adalah juru ledak penambangan bahan galian, yaitu orang
yang pekerjaan rutinnya melakukan peledakan untuk penambangan bahan galian.

Prasyarat peserta
1. Sudah terbiasa dan lancar membaca, menulis, dan berhitung.
2. Sudah menyelesaikan seluruh pembelajaran dengan hasil lulus.

Petunjuk penggunaan modul


Setiap modul berisikan beberapa pembelajaran sesuai dengan tuntutan elemen
kompetensi dan kriteria unjuk kerja. Untuk memahami modul secara utuh Saudara
harus mempelajari setiap tahapan pembelajaran sampai selesai. Pada akhir setiap
pembelajaran terdapat tugas-tugas dan sekaligus jawabannya. Tugas tersebut
sebagai latihan bagi Saudara sebelum menginjak ke tahap evaluasi yang
menentukan tingkat kelulusan. Setiap pembelajaran dirancang dan disusun
menjadi satu kesatuan yang saling berkaitan satu dengan lainnya, sehingga
didalam mempelajarinya harus secara berurutan (sequential). Agar mendapatkan
hasil belajar maksimal ikutilah petunjuk peng-gunaan modul berikut ini:
1. Fahami tujuan umum yang tercantum pada setiap modul
2. Yakinkanlah bahwa Anda telah memenuhi prasyarat yang diminta modul
3. Fahami tujuan khusus yang ada pada setiap pembelajaran di dalam modul
4. Ikuti petunjuk-petunjuk yang diberikan pada modul sampai akhi.
5. Cobalah sendiri mengerjakan soal latihan yang tertera pada akhir setiap
pembelajaran dan hitung nilainya dengan rumus:
Jumlah jawaban yang betul
Nilai  x 100
Jumlah soal seluruhnya

6. Untuk meningkatkan kedalaman penguasaan Anda terhadap isi modul,


disarankan untuk membaca referensi yang tertera pada setiap modul.

3
Pedoman penilaian
Penilaian untuk modul ini dilaksanakan dengan ujian teori dan praktik yang
mempunyai bobot penilaian yang berbeda, yaitu teori 60% dan praktik 40%. Soal
teori bisa berbentuk pilihan ganda, sebab akibat, pernyataan, dan pilihan dengan
jawaban YA atau TIDAK atau kombinasi dari tipe soal tersebut. Sedangkan soal
praktik bisa berbentuk essay, demonstrasi, kasus, atau proyek. Untuk memperoleh
hasil yang memuaskan, khususnya soal praktik, hendaknya Saudara melatih diri
dengan mengerjakan soal-soal latihan yang terdapat pada setiap pembelajaran.

Klasifikasi tingkat penguasaan pada modul ini sebagai berikut:


85% ─ 100% = baik sekali
75% ─ 84% = baik
60% ─ 74% = cukup
≤59% = kurang
Nilai lulus (passing grade) apabila Saudara mampu meraih nilai minimal 85
dengan klasifikasi “baik sekali”.

4
II. MATERI

II.1. Pembelajaran

Tujuan Khusus Pembelajaran


Setelah mempelajari materi ini, peserta diharapkan dapat menjelaskan tentang:
a. Administrasi dan laporan bahan peledak di Gudang Bahan Peledak
b. Laporan peledakan rutin dan berita acara peledakan untuk evaluasi efisiensi
dan kinerja peledakan

II.1.1. Administrasi Bahan Peledak


Administrasi bahan peledak merupakan bagian tugas pengelola peledakan dalam
rangka menciptakan tertib administrasi pergudangan. Kemudian untuk bahan
peledak menjadi sangat khusus mengingat bahan peledak merupakan bahan
-bahan yang tergolong sangat berbahaya bagi keselamatan manusia, disamping
untuk menjaga keselamatan dan kemananan pergudangan bahan peledak, juga
untuk menghindari adanya penyalahgunaan pemanfaatan bahan peledak selain
untuk penambangan bahan galian. Pada kegiatan penambangan, penggunaan
bahan peledak merupakan salah satu kegiatan yang tidak dapat dihindari apabila
bahan galian yang akan diberai atau dibongkar bersifat keras atau sangat keras.

Kepmen nomor 555.K/26/M.PE/1995 tentang Keselamatan dan Kesehatan kerja


Pertambangan Umum telah mengatur pada pasal 63 tentang perlunya
pengangkatan petugas administrasi bahan peledak oleh Kepala Teknik Tambang.
Jumlah petugas administrasi bahan peledak tergantung kebutuhan dan jumlah
lokasi penimbunan atau gudang bahan peledak. Namun, sekurang-kurangnya
pada satu lokasi penimbunan terdapat dua orang petugas administrasi bahan
peledak yang bekerja sesuai dengan jam kantor dan bertugas sebagai:
 Kepala Gudang bahan peledak, dan
 Pencatat Data bahan peledak.
Jumlah tersebut tidak termasuk petugas keamanan atau satpam yang bertugas
menjaga gudang bahan peledak selama 24 jam. Perlu diingat bahwa pada satu

5
lokasi penimbunan bahan peledak umumnya terdiri dari tiga gudang, yaitu (1)
gudang detonator, (2) gudang bahan peledak peka detonator, dan (3) gudang
bahan peledak peka primer atau gudang bahan ramuan bahan peledak. Petugas
administrasi bahan peledak harus mengetahui dengan cermat jumlah bahan
peledak dan detonator yang masih tersisa pada masing-masing gudang. Oleh
sebab itu pengontrolan harus dilakukan secara periodik, paling tidak tiga hari
sekali.
II.1.1.1. Kepala Gudang bahan peledak
Kepala gudang bahan peledak diangkat oleh Kepala Teknik Tambang dengan
memperhatikan kriteria sebagai berikut:
1) Mampu membaca, menulis, dan berkomunikasi dengan baik terhadap
pimpinan maupun orang-orang yang dipimpinnya;
2) Berusia 21 tahun ke atas;
3) Berpengalaman dalam menangani dan menggunakan bahan peledak;
4) Mempunyai ketrampilan dalam hal administrasi;
5) Mempunyai rasa tanggung jawab dan kejujuran yang dapat diandalkan dan
telah teruji;
6) Setidak-tidaknya memiliki sertifikat Juru Ledak pada Penambangan Bahan
Galian atau juru ledak kelas II;
7) Memahami peraturan-peraturan bahan peledak;

Gudang bahan peledak harus senantiasa terkunci kecuali saat dilakukan pe-
meriksaan, inventarisasi, pemasukan, dan pengeluaran bahan peledak. Setiap
gudang memiliki tiga set kunci/gembok yang masing-masing kuncinya dipegang
oleh Kepala Gudang, kepala keamanan (satpam) perusahaan, dan di kantor polisi
sektor (polsek). Dengan demikian untuk membuka salah satu gudang semua kunci
dan penanggung jawabnya harus berkumpul untuk menyaksikan pembukaan
gudan dalam rangka pemeriksaan, inventarisasi, pemasukan, dan pengeluaran
bahan peledak.
Adapun tugas dari Kepala Gudang bahan peledak antara lain:
a) Memeriksa dan membuat laporan kondisi dan jumlah bahan peledak serta
detonator secara periodik kepada Kepala Teknik Tambang;

6
b) Memeriksa penangkal petir selalu dalam kondisi layak pakai;
c) Memeriksa kondisi papan sebagai alas tumpukan bahan peledak peka
detonator, peka primer atau bahan ramuan bahan peledak, dan rak penyimpan
detonator;
d) Memastikan bahwa gudang bahan peledak harus selalu terkunci, kecuali saat
dilakukan pemeriksaan, inventarisasi, pemasukan, dan pengeluaran bahan
peledakan;
e) Sebagai pemegang salah satu kunci gudang bahan peledak;
f) Menjaga kebersihan di dalam dan disekitar gudang bahan peledak, misalnya
memotong rumput yang tumbuh terlalu tinggi pada tanggul pengaman,
membersihkan selokan disekeliling gudang, memeriksa pagar kawat dan pintu
gerbang, dan sebagainya;
g) Memeriksa hidran agar selalu berfungsi dengan baik;
h) Memeriksa seluruh penerangan di sekitar gudang bahan peledak.
Untuk mengerjakan tugas tersebut, kepala gudang dibantu oleh stafnya. Nama
Kepala Gudang dan seluruh stafnya harus didaftarkan dalam Buku Tambang.

II.1.1.2. Pencatat data bahan peledak


Untuk tambang bijih, batubara, dan quarry berskala kecil, dengan kapasitas
gudang bahan peledak kecil, kemungkinan Kepala Gudang bahan peledak bisa
merangkap sebagai Pencatat Data bahan peledak. Sedangkan pekerjaan
pembersihan disekitar gudang dapat diborongkan dengan pengawasan dari
petugas keamanan gudang atau dapat diatur sesuai dengan kondisi disekitar
tempat kerja. Untuk tambang berskala besar yang memiliki lebih dari satu lokasi
gudang bahan peledak, maka Kepala Gudang dapat meminta tenaga Pencatat
Data bahan peledak kepada Kepala Teknik Tambang untuk membantunya atau
sebagai wakilnya. Kriteria sebagai petugas Pencatat Data bahan peledak sama
seperti Kepala Gudang, sedangkan tugas pokok Pencatat Data bahan peledak
diantaranya adalah:
a) Membukukan jumlah bahan peledak, detonator, dan perlengkapannya;
b) Melaporkan kondisi dan jumlah bahan peledak, detonator, dan perlengkapan-
nya kepada Kepala Gudang bahan peledak;

7
c) Membantu Kepala Gudang mempersiapkan dan membuat laporan rutin, yaitu:
 laporan saat pelaksanaan peledakan,
 berita acara peledakan,
 laporan bulanan dan triwulan,
d) Berperanan sebagai Kepala Gudang, apabila Kepala Gudang berhalangan,
e) Melaporkan tugasnya kepada Kepala Gudang.

II.1.1.3. Pembukuan gudang bahan peledak


Pembukuan bahan peledak maksudnya pencatatan penambahan dan pengurang-
an bahan peledak di dalam gudang. Pencatatan dilakukan di dalam “buku besar”
yang memuat komponen sisa waktu lalu, pemasukan, pengembalian dari lokasi
peledakan, pengeluaran, sisa saat ini, bahan peledak yang rusak, dan keterangan
serta catatan penting lainnya tentang sejarah bahan peledak yang ada dalam
gudang. Setiap komponen harus bermuatan tanggal, jenis, jumlah, kondisi, dan
asal bahan peledak tersebut. Jika perlu dapat ditambahkan kolom kumulatif jumlah
bahan peledak agar dengan mudah dapat terlihat sisanya. Untuk bahan peledak
yang rusak harus dicatat waktu teridentifikasi rusak dan rencana waktu
pemusnahannya. Pada dasarnya bentuk tabel atau susunan kolom dan baris pada
“buku besar” di gudang bahan peledak diserahkan pada masing-masing
perusahaan, namun komponen-komponen tersebut di atas harus terakomodir
untuk mempermudah kelancaran arus keluar-masuk bahan peledak serta
pemeriksaan oleh pihak yang berwenang, misalnya Pelaksana Inspeksi Tambang
atau Polisi. Pada setiap gudang, yaitu gudang detonator, gudang bahan peledak
peka detonator, bahan peledak peka primer, dan gudang bahan ramuan bahan
peledak harus tersedia “buku besar” yang ditandatangani oleh Pencatat Data
Bahan Peledak dan Kepala Gudang. Gambar 1.1, 1.2, dan 1.3 masing-masing
memperlihatkan contoh bentuk tabel untuk menginventarisasi bahan peledak di
gudang detonator, gudang bahan peledak peka detonator, dan di gudang bahan
peledak peka primer. Ukuran “buku besar” sebaiknya minimal A4 dengan posisi
memanjang (landscape) agar dapat mengakomodir seluruh kolom informasi bahan
peledak dalam satu halaman penuh. Hal ini akan mempermudah penulisan bagi
petugas gudang maupun pemeriksaan oleh yang berwenang. Tulisan pada “buku

8
besar” harus jelas, mudah dibaca, dan sebaiknya tidak menggunakan tinta cair
melainkan tinta ballpoint yang tahan terhadap air.

Kepala Gudang bahan peledak harus memiliki buku “Rangkuman Bahan Peledak”
yang memuat seluruh bahan peledak di dalam gudang yang datanya diambil dari
setiap gudang bahan peledak dan disimpan dikantornya. Oleh sebab itu catatan
jumlah dan kondisi bahan peledak dalam buku yang dipegang oleh Kepala
Gudang harus sama dengan yang ada pada masing-masing gudang. Buku
rangkuman akan sangat bermanfaat apabila gudang bahan peledak jauh dari
kantor Kepala Gudang atau perusahaan memiliki lebih dari satu unit gudang bahan
peledak. Satu unit gudang bahan peledak terdiri dari minimal dua gudang, yaitu:
a. satu gudang detonator, dan
b. satu gudang bahan peledak peka detonator digabung dengan bahan peledak
peka primer atau bahan ramuan bahan peledak.
Sebaik-baiknya satu unit gudang bahan peledak terdiri dari tiga gudang, yaitu:
a. satu gudang detonator,
b. satu gudang bahan peledak peka detonator, dan
c. satu gudang bahan peledak peka primer atau bahan ramuan bahan peledak.
Buku “Rangkuman Bahan Peledak” sebaiknya berukuran minimal A4 dengan
posisi memanjang (landscape) agar dapat mengakomodir seluruh kolom informasi
bahan peledak dari setiap gudang bahan peledak dalam satu halaman penuh.
Apabila suatu perusahaan pertambangan memiliki lebih dari satu unit gudang
bahan peledak, maka buku “Rangkuman Bahan Peledak” harus disiapkan untuk
setiap unit gudang bahan peledak tersebut. Jadi, bila perusahaan memiliki 2 unit
gudang bahan peledak, yaitu unit A dan B, maka dapat dibuat buku “Rangkuman
Bahan Peledak di Gudang A” dan “Rangkuman Bahan Peledak di Gudang B”.
KepalaDETONA-
gudang harus senantiasa
PERSEDIAAN memeriksa dan menyesuaikan
PEMAKAIAN SISA daftar bahan
KETERA-
No. Penerimaan Pengembalian Tujuan dan Kondisi baik Rusak
TOR
SISA TOTAL Tanggal J umlah NGAN
peledak dan perlengkapannya
Tanggal J umlah Tanggal dengan
J umlah “buku besar” yang
Lokasi
Tanggal ada
J umlah disetiap
Tanggal J umlahgudang.

1 Listrik; STD 8; LW 9 m:
Gambar 1.4 memperlihatkan contoh format rangkuman bahan peledakImport
No: 0 0 pcs
50 pcs
25/1/ 03 200 pcs yangdari
0 pcs 200 pcs 27/1/ 03 1 pcs 27/1/ 03 199 pcs 0 pcs
No: 1 - " - 150 pcs 0 pcs 200 pcs 0 pcs - " - 200 pcs 0 pcs IDL India
No: 3 50 pcs - " - 150 pcs 0 pcs 200 pcs 0 pcs - " - 200 pcs 0 pcs
disimpan di kantor Kepala Gudang.
No:
No:
5
7
50 pcs
80 pcs
-
-
"
"
-
-
150 pcs
100 pcs
0 pcs
0 pcs
200 pcs
180 pcs
0 pcs
0 pcs
-
-
"
"
-
-
200 pcs
180 pcs
0 pcs
0 pcs
2 Nonel MS
detonator utk.
downline 50 pcs 25/1/ 03 3000 pcs 0 pcs 3050 pcs 27/1/ 03 230 pcs Produksi 27/1/ 03 2820 pcs 0 pcs Nitro Nobel
initiation syst.: batu bara di
Pit X
200 MS; STD
12; L 18 m

3 Nonel snapline utk. penyambung antar lubang;


STD 8 , 9 m:
17 MS 100 pcs 25/1/ 03 1100 pcs 0 pcs 1200 pcs 27/1/ 03 115 pcs 27/1/ 03 1085 pcs 0 pcs Nitro Nobel
42 MS 0 pcs - " - 1500 pcs 0 pcs 1500 pcs - " - 112 pcs - " - 1388 pcs 0 pcs
109 MS 50 pcs - " - 1100 pcs 0 pcs 1150 pcs - " - 0 pcs - " - 1150 pcs 0 pcs

4 MS-Connectors penyambung waktu tunda


sumbu ledak antar lubang:
9
17 MS 0 pcs 25/1/ 03 1000 pcs 0 pcs 1000 pcs 27/1/ 03 1000 pcs
42 MS 0 pcs 1000 pcs 1000 pcs
Nitro Nobel
- " - 0 pcs 1000 pcs - " -
109 MS 0 pcs - " - 900 pcs 0 pcs 900 pcs - " - 900 pcs
Gambar 1.1. Contoh format pembukuan di gudang detonator

PERSEDIAAN PEMAKAIAN SISA


BOOSTER KETERA-
No. (PEKA DE- Penerimaan Pengembalian Tujuan dan Kondisi baik Rusak
NGAN
SISA TOTAL Tanggal J umlah Lokasi
TONATOR) Tanggal J umlah Tanggal J umlah Tanggal J umlah Tanggal J umlah

1 HDP 400 1 case = 30 25/1/ 03 99 cases = 0 pcs 100 cases 27/1/ 03 230 pcs 27/1/ 03 2770 pcs 0 pcs
pcs =12 kg 2970 pcs = 3000 pcs Nitro Nobel
=1188 kg =1200 kg
Produksi PT.Dahana -
2 Powergel 3151 0 case 25/1/ 03 10 cases = 0 pcs 10 cases = 27/1/ 03 130 pcs 27/1/ 03 1380 pcs 0 pcs
Magnum 32 x 200 batu bara
1510 pcs 1510 pcs = Indonesia
mm (emulsion =250 kg 250 kg di Pit X
cartridge)

Gambar 1.2. Contoh format pembukuan di gudang bahan peledak peka detonator

BAHAN PERSEDIAAN PEMAKAIAN SISA


RAMUAN KETERA-
No. Penerimaan Pengembalian
Gambar 1.3. SISA
BAHAN Contoh format pembukuan TOTAL di gudang
Tanggal J umlah bahan
Tujuan dan
Lokasi ramuan bahan
Kondisi baik Rusak
peledak
NGAN
PELEDAK Tanggal J umlah Tanggal J umlah Tanggal J umlah Tanggal J umlah

1 Ammonium 1200 kg 25/1/ 03 163 karung= 0 kg 164 karung= 27/1/ 03 Produksi 27/1/ 03 185.300 kg
11.500 kg MNK (Orica ) -
Nitrat (AN) 195.600 kg 196.800 kg batu bara Indonesia
di Pit X
Butiran (priil)
dalam karung
besar berisi
1200 kg AN /
karung

10
BAHAN PERSEDIAAN PEMAKAIAN SISA
No PELEDAK &
J ENIS Penerimaan Pengembalian Tujuan dan Kondisi baik Rusak KETERANGAN
PERLENG- SISA TOTAL Tanggal J umlah Lokasi
KAPANNYA Tanggal J umlah Tanggal J umlah Tanggal J umlah Tanggal J umlah

Listrik; STD 8; LW 9 m:
1 Detonator Import dari IDL India
No: 0 0 pcs 25/1/ 03 200 pcs 0 pcs 200 pcs 27/1/ 03 1 pcs 27/1/ 03 199 pcs 0 pcs
No: 1 50 pcs - " - 150 pcs 0 pcs 200 pcs 0 pcs Produksi - " - 200 pcs 0 pcs
No: 3 50 pcs - " - 150 pcs 0 pcs 200 pcs 0 pcs batu bara - " - 200 pcs 0 pcs
No: 5 50 pcs - " - 150 pcs 0 pcs 200 pcs 0 pcs di Pit X - " - 200 pcs 0 pcs
No: 7 80 pcs - " - 100 pcs 0 pcs 180 pcs 0 pcs - " - 180 pcs 0 pcs
Nonel MS
detonator
utk.downline 50 pcs 25/1/ 03 3000 pcs 0 pcs 3050 pcs 27/1/ 03 230 pcs 27/1/ 03 2820 pcs 0 pcs Nitro Nobel
- " -
initiation syst;
200 MS; STD
12; L 18 m
2 Penyambung Nonel snapline utk. penyambung antar
(connectors) lubang; STD 8 , 9 m:
17 MS 100 pcs 25/1/ 03 1100 pcs 0 pcs 1200 pcs 27/1/ 03 115 pcs - " - 27/1/ 03 1085 pcs 0 pcs Nitro Nobel
42 MS 0 pcs - " - 1500 pcs 0 pcs 1500 pcs - " - 112 pcs - " - - " - 1388 pcs 0 pcs
109 MS 50 pcs - " - 1100 pcs 0 pcs 1150 pcs - " - 0 pcs - " - - " - 1150 pcs 0 pcs
3 Sumbu ledak Special 25, 5
(detonating gr/m PETN, 25/1/ 03 2 rol = 2 rol = 27/1/ 03 2 rol = Nitro Nobel
cords) packing reel 2000 m 2000 m 2000 m
2 x 500 m
4 MS Connec- Penyambung waktu tunda sumbu ledak
tors antar lubang:
17 MS 0 pcs 25/1/ 03 1000 pcs 0 pcs 1000 pcs 27/1/ 03 1000 pcs Nitro Nobel
42 MS 0 pcs - " - 1000 pcs 0 pcs 1000 pcs - " - 1000 pcs
109 MS 0 pcs - " - 900 pcs 0 pcs 900 pcs - " - 900 pcs
5 Boosters - HDP- 400 1 case = 30 25/1/ 03 99 cases = 100 cases
pcs =12 kg 2970 pcs 0 pcs = 3000 pcs 27/1/ 03 230 pcs - " - 27/1/ 03 2770 pcs 0 pcs Nitro Nobel
=1188 kg =1200 kg
- Powergel 0 pcs - " - 10 cases = 10 cases =
3151 Magnum 1510 pcs 0 pcs 1510 pcs 27/1/ 03 130 pcs - " - 27/1/ 03 1380 pcs
PT.Dahana -
0 pcs
32 x 200 mm =250 kg =250 kg Indonesia
(emulsion
cartridge)

6 Ammonium Butiran (priil) 1200 kg 25/1/ 03 163 karung= 0 pcs 164 karung= 27/1/ 03 11.500 kg - " - 27/1/ 03 185.300 kg MNK (Orica ) -
Nitrat (AN) dalam karung 195.600 kg 196.800 kg Indonesia
besar berisi
1200 kg AN /
karung

Gambar 1.4. Contoh format dalam buku “Rangkuman Bahan Peledak” yang disimpan di kantor Kepala Teknik

11
II.1.2. Pemeriksaan Administrasi Bahan Peledak dan Laporan Peledakan

II.1.2.1. Pemeriksaan Adminsitrasi Bahan Peledak di Gudang

II.1.2.2. Pemeriksaan Laboran Peledakan dari Juru Ledak

Rangkuman

Evaluasi dan Kunci Jawaban

Rangkuman
a) Petugas administrasi bahan peledak paling tidak terdiri dari dua orang, yaitu
sebagai Kepala Gudang dan Pencatat Data bahan peledak dalam gudang
yang bekerja sesuai jam kerja kantor.
b) Perusahaan pertambangan berskala kecil yang hanya memiliki 1 unit gudang
bahan peledak cukup mengangkat seorang Kepala Gudang yang sekaligus
bertugas mencatat data bahan peledak dalam gudang.
c) Yang diangkat sebagai Kepala Gudang bahan peledak disamping ber-
kemampuan membaca dan menulis adalah:
 berusia di atas 21 tahun,

12
 berpengalaman menangani dan menggunakan bahan peledak serta trampil
dalam hal administrasi gudang,
 setidak-tidaknya memiliki sertifikat juru ledak kelas II (juru ledak pada
penambangan bahan galian).

d) Kepala Gudang bahan peledak mempunyai tugas bertanggung jawab terhadap


jumlah bahan peledak, detonator, dan perlengkapannya yang ada di dalam
gudang serta terhadap kebersihan lingkungan sekitar gudang, kondisi
penangkal petir, dan kondisi hidran.
e) Pencatat Data bahan peledak adalah pembantu atau dapat dikatakan sebagai
wakil Kepala Gudang bahan peledak yang mempunyai tugas utama yaitu:
 membukukan dan melaporkan kondisi bahan peledak, detonator, dan
perlengkapannya kepada Kepala Gudang,
 mempersiapkan dan membuat laporan rutin pelaksanaan peledakan, berita
acara peledakan, dan laporan bulanan serta triwulanan,
 berperan sebagai Kepala Gudang apabila Kepala Gudang berhalangan.

f) Pembukuan bahan peledak adalah catatan penambahan, pengurangan, dan


sisa bahan peledak di dalam gudang.
g) Pencatatan dilakukan di dalam “buku besar” yang memuat komponen sisa
waktu lalu, pemasukan, pengembalian dari lokasi peledakan, pengeluaran,
sisa saat ini, bahan peledak yang rusak, dan keterangan serta catatan penting
lainnya tentang sejarah bahan peledak yang ada dalam gudang.
h) Setiap unit gudang bahan peledak sebaiknya terdiri dari tiga gudang, yaitu
gudang detonator, bahan peledak peka detonator, dan gudang bahan peledak
peka primer atau bahan ramuan bahan peledak. Pada setiap gudang tersebut
harus tersedia “buku besar”.
i) Kepala Gudang bahan peledak harus memiliki buku “Rangkuman Bahan
Peledak” yang memuat seluruh bahan peledak di dalam gudang yang datanya
diambil dari setiap gudang bahan peledak dan disimpan dikantornya.

Tugas-tugas 1 dan kunci jawaban


A. Teori
Pilihlah satu jawaban yang paling tepat, lingkarilah A, B, C, atau D.

13
1) Kepala Gudang bahan peledak harus memiliki sikap tegas dan bertanggung
jawab karena:
A. Agar terlihat berwibawa sehingga orang akan segan kepadanya
B. Bahan yang terdapat di gudang merupakan bahan yang berbahaya
C. Sudah diangkat oleh Kepala Teknik sebagai Kepala Gudang
D. Di dalam gudang terdapat detonator dan bahan peledak
2) Sebagai Kepala Gudang Saudara berwenang menindak atau menegur siapa
saja yang memasuki areal gudang bahan peledak, kecuali pada saat
pemeriksaan resmi, sebab :
A. Berbahaya terhadap keselamatan yang bersangkutan
B. Memegang teguh prinsip peraturan pergudangan bahan peledak
C. Dikhawatirkan mereka mencuri bahan peledak
D. Dikhawatirkan terjadi sabotase terhadap perusahaan dengan membakar
atau meledakan gudang bahan peledak.
3) Apabila penangkal petir sudah lebih dari 6 bulan tidak diperiksa, maka tindakan
Saudara sebagai Kepala Gudang adalah:
A. Saudara langsung memanggil petugas listrik untuk memeriksanya
B. Dibiarkan saja karena selama waktu tersebut belum terkena petir
C. Saudara perbaiki sendiri karena kebetulan pernah mengerjakan itu
D. Melaporkan dan menyarankan kepada Kepala Teknik untuk diperiksa
oleh akhlinya
4) Setelah selesai peledakan ternyata terdapat sisa bahan peledak yang harus
dikembalikan ke dalam gudang, maka Pencatat Data harus:
A. Segera memasukkannya ke dalam gudang utama
B. Segera memasukkannya ke dalam gudang yang mana saja
C. Segera memeriksa dan memasukkannya ke dalam serambi gudang
yang sesuai dengan jenis bahan peledak sisa
D. Segera memasukkannya ke dalam serambi gudang bahan peledak
5) Kepala Gudang meminta beberapa orang untuk membersihkan rumput
disekitar gudang, maka tindakan selanjutnya Saudara adalah:
A. Mengawasinya sendiri tanpa pendamping
B. Mengawasinya dengan didampingi oleh petugas satpam

14
C. Meminta bantuan satpam untuk mengawasinya dan Saudara pergi untuk
tugas atau keperluan lain
D. Semua jawaban benar

B. Praktek
6) Buatlah tabel untuk inventori bahan peledak dan sertakan juga contoh isiannya.

C. Kunci jawaban 1

1. B 2. B 3. D 4. C 5. B

II.2. Pembelajaran

15
Tujuan khusus
Setelah mempelajari materi ini, peserta diharapkan dapat memahami tentang :
a. Kompilasi data dan pelaporan peledakan berkala
b. Tata cara menggunakan dan mengisi formulir (sheet) laporan bulanan untuk
Kepolisian dan Triwulanan untuk Kepala Pelaksana Inspeksi Tambang,
tentang persediaan dan penggunaan bahan peledak
c. Prosedur pelaporan persediaan dan penggunaan bahan peledak melalui
Kepala Teknik Tambang.

II.2.1.Kompilasi Data Bahan Peledak


Laporan peledakan rutin berbentuk formulir yang mencantumkan informasi tentang
rencana sebelum peledakan, setelah peledakan, dan ada-tidaknya gagal ledak
(misfire) maupun peledakan ulang (secondary blasting). Tidak semua perusahaan
mempersiapkan formulir “laporan sebelum peledakan” secara khusus, terutama
pada tambang kecil. Umumnya laporan sebelum dan setelah peledakan tertulis
pada satu formulir saja. Namun, ada juga perusahaan pertambangan yang besar
dengan jumlah lubang lebih dari 500 lubang satu kali peledakan membuat khusus
formulir sebelum peledakan. Informasi penting yang harus tertulis pada formulir
tersebut adalah:

 Waktu peledakan, yaitu jam, hari, tanggal, dan tahun, serta lokasinya
 Kondisi cuaca saat peledakan, misalnya cerah, berawan tipis, berawan tebal
dan mendung, kabut, dsb.
 Geometri peledakan terutama spasi, burden, diameter lubang, kedalaman
lubang ledak, stemming, jumlah lubang ledak, dan ketinggian jenjang.
 Jumlah dan jenis bahan peledak serta perlengkapan peledakannya.
 Estimasi jumlah produksi, baik dalam BCM maupun LCM.
 Powder factor (PF), dalam satuan kg/m3 atau kg/ton.

16
 Sketsa rencana peledakan yang meliputi pandangan atas untuk memperlihat-
kan sistem rangkaian dan potongan tegak salah satu lubang yang meng-
gambarkan dimensi geometri peledakan.
 Tujuan peledakan, misalnya produksi, kestabilan lereng, konstruksi, dll.

Formulir tersebut harus ditandatangani oleh Juru Ledak dan mendapat pengesah-
an dari Pengelola Peledakan atau Pengawas peledakan. Disamping itu pada
formulir harus tercantum komentar tentang hasil peledakan yang paling tidak
memuat tentang:
 Distribusi fragmentasi hasil peledakan dan ada-tidaknya peledakan bongkahan
atau secondary blasting.
 Mencantumkan jumlah lubang gagal ledak dan penyebabnya
 Mencantumkan teknik penanggulangan gagal ledak yang diterapkan
 Mencantumkan jarak terjauh lemparan fragmentasi hasil peledakan (flying
rock)
 Menyantumkan keamanan dan keselamatan kerja peledakan saat itu,
termasuk kecelakaan yang terjadi.
Bentuk dan model formulir “laporan peledakan rutin” pada dasarnya diserahkan
kepada perusahaan, namun semua persyaratan informasi minimal yang telah
disebutkan sebelumnya harus ada. Gambar 2.1 memperlihatkan salah satu bentuk
formulir “laporan peledakan rutin”. Apabila dalam pelaksanaan peledakan terjadi
sejumlah lubang yang gagal ledak, maka harus dicantumkan jumlah lubang, nomor
urut lubang, dan cara penanggulangannya. Hal ini diperlukan mengingat gagal
ledak erat kaitannya dengan teknik penanggulangan khusus gagal ledak dan
aspek keselamatan kerja seperti yang telah diuraikan pada Modul 5 tentang Teknik
Peledakan khususnya bab penanganan gagal ledak dan Modul 6 tentang
Keselamatan Kerja Peledakan.

Adakalanya istilah gagal ledak diterapkan pada bahan peledak yang tidak meledak
dan baru diketahui pada saat proses penggalian atau pemuatan fragmentasi hasil
peledakan dilaksanakan. Ada kemungkinan baru diketahui beberapa hari atau
minggu atau mungkin bulan dari waktu pelaksanaan peledakan. Hal ini umumnya

17
terjadi apabila lubang yang diledakkan banyak (lebih dari 500 lubang) dan hampir
semuanya meledak dengan sukses, sehingga pada saat pemeriksaan seusai
peledakan tidak nampak ada lubang yang tidak meledak karena tertimbun
fragmentasi batuan. Tentu kondisi ini sangat membahayakan operator alat muat
karena tanpa disadari operator tersebut akan mendorong atau membenturkan
mangkok alat galinya ke bahan peledak. Apabila bahan peledak tersebut masih
aktif bisa terjadi ledakan.

Setelah selesai pemeriksaan peledakan, Juru Ledak sebaiknya memberikan saran


kepada operator alat muat untuk senantiasa memfokuskan penglihatannya
terhadap material yang digali. Apabila terdapat kenampakan dari tanda-tanda
bahan peledak, misalnya butiran putih seperti beras atau kabel atau sumbu, maka
penggaliannya diperlambat atau lebih baik berhenti dan segera melaporkannya ke
Pengawas lapangan. Dengan merujuk pada aspek teknik mengatasi gagal ledak
dan aspek keselamatan kerja, maka untuk kasus gagal ledak tersebut diperlukan
formulir khusus “laporan gagal ledak” seperti terlihat contohnya pada Gambar 2.2.

Tindakan awal seorang Juru Ledak apabila melihat bahan peledak sudah yang
sudah tergali adalah mengamankan primer untuk diperiksa mengapa gagal ledak.
Kemudian memeriksa seluruh area hasil peledakan kalau-kalau masih ada yang
dicurigai lokasi yang gagal ledak. Kondisi tersebut merupakan kondisi yang kritis
apabila memang ternyata benar bahan peledaknya gagal ledak. Sikap ekstra hati-
hati dan cermat sangat diperlukan untuk mengatasinya. Dengan adanya formulir
khusus “laporan gagal ledak”, maka teknik penanganan dan personil yang
bertanggung jawab itu pekerjaan tersebut akan terdokumentasi dengan baik.
Dokumentasi “laporan gagal ledak” bukan untuk menilai seorang Juru Ledak tidak
mampu melakukan pekerjaan peledakan dengan baik, tapi sebenarnya cenderung
kepada suatu ketrampilan khusus, yaitu mampu mengatasi gagal ledak yang
sangat berbahaya. Seorang Juru Ledak yang mampu mengatasi gagal ledak pada
saat proses penggalian sedang dilaksanakan berarti mempunyai perhitungan,
keberanian, dan ketrampilan yang patut dihargai, sebab apabila gagal
mengatasinya mungkin saja nyawa mereka akan hilang.

18
Gambar 2.1. Contoh format “Laporan Peledakan Rutin”
18
Gambar 2.2. Contoh format “Laporan Gagal Ledak”

19
Pada contoh format laporan gagal ledak (Gambar 2.2) terdapat Bagian 1 sampai 4
yang harus diisi oleh :
 Bagian 1 diisi oleh Juru Ledak
 Bagian 2 diisi oleh Juru Ledak. Pada bagian ini Juru Ledak dapat memberikan
kesimpulan tentang penyebab bahan peledak yang dipakai gagal meledak,
bagaimana menyelamatkan bahan peledak tersebut, dan kemungkinan ada-
tidaknya bahan peledak di lokasi peledakan yang dicurigai gagal ledak.
 Bagian 3 diisi oleh Pengawas lapangan atau Pengelola Peledakan. Ada-
tidaknya kecelakaan akibat bahan peledak yang ditemukan gagal ledak
dilaporkan ke Kepala Teknik. Arsipnya disimpan di kantor tambang.
 Bagian 4 diisi oleh Pengawas lapangan atau Pengelola Peledakan. Menyurvey
lokasi tempat lubang ledak tidak meledak dan membatasinya dengan pita
pengaman. Batuan yang digali oleh operator alat muat adalah batuan yang ada
di luar pita pengaman demi menjaga keselamatan penggalian. Apabila lubang
yang gagal ledak terletak dibagian toe, maka disekitarnya harus dijamin bersih
dari material dan kalau perlu disiram air sebelum dibor kembali didekatnya.

Peledakan menggunakan detonator listrik tingkat bahayanya lebih besar dibanding


detonator nonel. Untuk mengurangi resiko bahaya perlu persiapan dan
pengawasan ekstra ketat. Mulai dari tahap persiapan peledakan di lapangan
sampai benar-benar siap diledakkan pengawasan tetap dilaksanakan secara
intensif. Apalagi bila cuaca kurang mendukung, misalnya mendung, pengawasan
pada saat merangkai kawat detonator harus dilakukan dengan cepat dan tepat
agar selamat. Daftar pemeriksaan seperti terlihat pada Gambar 2.3 sangat
diperlukan untuk memberi keyakinan bahwa selama proses persiapan di lapangan
semua kawat listrik peledakan tersambung dengan benar. Pekerjaan pemeriksaan
dilakukan menggunakan blastohmeter (BOM). Agar pekerjaan pengisian daftar
pemeriksaan cepat selesai, perlu ditunjuk satu orang yang telah memiliki sertifikat
Juru Ledak untuk berkeliling menguji seluruh kawat. Dilarang melakukan inisiasi
sebelum daftar pemeriksaan terisi semua. Peledakan dilakukan setelah seluruh
prosedur pemeriksaan dilaksanakan.

20
Gambar 2.3. Contoh daftar pemeriksaan peledakan listrik

21
II.2.2. Berita Acara Peledakan

Setelah selesai pelaksanaan peledakan dan seluruh aktifitas pekerjaan lainnya


kembali normal, Juru Ledak membuat berita acara peledakan untuk hari itu yang
formulirnya sudah disediakan. Berita acara peledakan merupakan suatu dokumen
penting bagi perusahaan yang paling tidak berfungsi sebagai bukti:
 kepemilikan bahan peledak yang sah secara hukum,
 penggunaan bahan peledak yang sah sesuai kebutuhan produksi,
 pelaksanaan peledakan aman dan terkendali,
 personil Juru Ledak telah dibekali Kartu Izin Meledakkan (KIM)

Bentuk formulir berita acara peledakan diserahkan kepada masing-masing


perusahaan, tetapi harus mengandung unsur-unsur penting seperti tercantum di
bawah ini :
 jam, hari, tanggal, bulan, dan tahun pelaksanaan peledakan,
 nama juru ledak yang bertugas saat itu,
 nama perusahaan,
 jumlah lubang ledak yang diledakkan,
 jumlah bahan peledak yang digunakan,
 jumlah dan jenis detonator yang dipakai,
 keselamatan kerja peledakan saat itu,
 hasil peledakan.

Berita acara peledakan yang telah dibuat harus ditandatangani oleh Juru Ledak,
Kepala Teknik perusahaan atau Pengelola Peledakan, dan petugas kepolisian dari
Polsek setempat. Kemudian digandakan sebanyak 3 lembar dan masing-masing
diserahkan kepada Polisi sektor (asli), arsip Kepala Teknik, dan arsip Juru Ledak
yang disimpan di kantor tambang. Penulisan waktu, yaitu jam, hari, tanggal, bulan,
dan tahun, biasanya dengan huruf dan bukan dengan angka, kecuali nomor KIM
harus sesuai yang diberikan oleh Direktorat Teknik Pertambangan atau Dinas
Pertambangan di daerah. Gambar 2.4 memperlihatkan contoh bentuk Berita Acara
Peledakan.

22
Gambar 2.4. Contoh formulir Berita Acara Peledakan

23
II.2.3. Laporan Persediaan dan Penggunaan Bahan Peledak

II.2.3. 1. Laporan Persediaan dan Penggunaan Bahan Peledak Untuk


Kepolisan

II.2.3. 2. Laporan Persediaan dan Penggunaan Bahan Peledak Untuk KAPIT

Dokumen penting lainnya adalah laporan bulanan yang merupakan rangkuman


dari sekumpulan data peledakan rutin dalam satu bulan. Data ini diperlukan oleh
Kepala Teknik Tambang atau Pengelola Peledakan untuk membuat berbagai
laporan yang berkenaan dengan penggunaan bahan peledak untuk keperluan
produksi. Laporan bulanan penggunaan bahan peledak ini biasanya dikirim
kepada lembaga pemerintah yang berwenang, misalnya Dinas Pertambangan
Daerah, atau lembaga pemerintah lain yang memerlukannya.

Sesuai dengan Kepmen nomor: 555.K/26/M.PE/1995 tentang Keselamatan Kerja


Pertambangan Umum, pada pasal 64 diantaranya dikatakan bahwa Kepala Teknik
harus mengirimkan laporan triwulan mengenai persediaan dan pemakaian bahan
peledak kepada Kepala Pelaksana Inspeksi Tambang dan bentuk laporan triwulan
ditetapkan oleh Kepala Pelaksana Inspeksi Tambang. Kemudian laporan triwulan
tersebut dikirim ke Direktorat Teknik Pertambangan Umum (sekarang Direktorat
Teknik Mineral dan Batubara) di Jakarta dan diarsipkan oleh perusahaan setidak-
tidak untuk jangka waktu satu tahun. Dengan adanya laporan bulanan peledakan
yang sudah disiapkan sebelumnya, akan mempermudah pekerjaan Kepala Teknik
Tambang dalam membuat laporan triwulan tersebut. Bentuk pelaporannya atau
bentuk formulirnya sudah ditetapkan oleh Kepala Pelaksana Inspeksi Tambang,
sehingga perusahaan tinggal menyalin sesuai format yang ditetapkan seperti
contoh pada Gambar 2.5.

Manfaat lain dari laporan bulanan adalah sebagai data untuk pelaporan persedia-
an, penggunaan, dan sisa bahan peledak setiap enam bulan sekali, yaitu ketika
akan membeli bahan peledak baru. Laporan penggunaan bahan peledak selama

24
enam bulan merupakan salah satu lampiran untuk permohonan mendapatkan
rekomendasi izin pembelian dan penggunaan (P2) dari Direktorat Teknik
Pertambangan Umum sebelum mendapatkan izin pembelian dari Kepolisian
Negara.

25
Gambar 2.5. Contoh format laporan triwulan bahan peledak

25
II.2.4. Prosedur Pelaporan Bahan Peledak

II.2.4. 1. Prosedur Pelaporan Bahan Peledak Untuk Kepolisian

II.2.3. 2. Prosedur Pelaporan Bahan Peledak Untuk KAPIT

Rangkuman

Evaluasi dan Kunci Jawaban

Rangkuman
a. Setelah selesai melakukan peledakan harus dibuat laporan peledakan rutin
yang berisikan spesifikasi teknis, waktu, kondisi cuaca, hasil peledakan, lokasi,
dan jumlah bahan peledak yang dipakai.
b. Berita Acara Peledakan dibuat setelah peledakan selesai dilaksanakan dan
harus ditandatangani oleh Juru Ledak, Kepala Teknik atau Pengelola Peledak-
an, dan saksi dari Kepolisian Sektor serta Satpam perusahaan yang sedang
bertugas hari itu.
c. Laporan bulanan merupakan rangkuman dari sekumpulan data peledakan rutin
dalam satu bulan. Manfaat laporan bulanan antara lain untuk persiapan
laporan triwulan ke Direktorat Teknik Pertambangan Umum dan setiap enam
bulan ketika mengajukan permohonan P2 dari Kepolisian Negara.

Tugas-tugas 2 dan kunci jawaban


A. Teori

26
Pilihlah satu jawaban yang paling tepat, lingkarilah A, B, C, atau D.
1. Sebagai bukti awal dari penggunaan bahan peledak oleh perusahaan tertuang
dalam :
A. Laporan bulanan
B. Laporan triwulan
C. Laporan peledakan rutin
D. Laporan bahan peledak di gudang
2. Apabila dalam pelaksanaan peledakan ternyata terdapat sisa bahan peledak,
maka sisa bahan peledak tersebut harus:
A. Disembunyikan untuk pengamanan agar orang lain tidak tahu
B. Dikembalikan ke gudang bahan peledak
C. Dimusnahkan
D. Dikembalikan ke gudang bahan peledak dan dicatat jumlah sisanya dalam
buku besar
3. Dalam peledakan rutin diperlukan sketsa peledakan yang bermanfaat untuk:
A. Memberi gambaran tentang sistem perangkaian (tie in), bidang bebas, pola
pengeboran, dan arah lemparan
B. Melengkapi pelaporan peledakan rutin
C. Mengetahui jumlah lubang ledak dan pola peledakan yang digunakan
D. Mengetahui jumlah bahan peledak yang dipakai saat itu
4. Setelah dilaksanakan peledakan dan dilakukan pemeriksaan, ternyata terdapat
beberapa lubang yang diidentifikasi gagal ledak, maka tindakan pelaporan
Saudara adalah:
A. Mengisi format khusus “gagal ledak”
B. Melaporkan lubang-lubang yang gagal ledak pada format “berita acara
peledakan”
C. Membiarkan dulu dan akan diatasi setelah selesai penggalian
D. Mengatasi gagal ledak itu dengan teknik yang sesuai setelah melaporkan
ke Pengelola Peledakan
5. Beberapa minggu setelah peledakan, Saudara mendapat laporan dari operator
alat muat bahwa terlihat ada tanda-tanda bahan peledak yang gagal ledak,
maka tindakan Saudara adalah:

27
A. Melaporkan ke Pengelola Peledakan tentang adanya bhan peledak yang
tidak meledak pada peledakan beberapa minggu lalu
B. Memeriksa ke lokasi untuk memastikannya dan bila ternyata benar, maka
memproteksi area tersebut dengan pita pengaman
C. Mengatasi gagal ledak dengan teknik yang sesuai, kemudian mengisi
laporan “gagal ledak”
D. Semua pernyataan di atas tidak ada yang salah
6. Maksud pembuatan laporan bulanan atau triwulan bahan peledak terutama
adalah untuk melindungi kepentingan:
A. Direktorat Teknik Pertambangan atau Dinas Pertambangan Daerah
B. Kepolisian Negara
C. Perusahaan pengguna bahan peledak tersebut
D. Pemenuhan peraturan atau perundang-undang yang berlaku

B. Praktek
7. Isilah format laporan peledakan rutin sesuai dengan peledakan yang biasa
dilakukan di perusahaan Saudara
8. Misalnya diketemukan bahan peledak yang gagal ledak pada 3 lubang dan
masih terlihat cartridge atau boosternya. Isilah format laporan gagal ledak.
9. Misalnya Saudara telah selesai melakukan peledakan, buatlah berita acara
peledakan tersebut
10. Lakukan rangkaian seri pada model peledakan listrik yang tersedia sampai
siap dihubungkan ke alat pemicu ledak. Isilah format “daftar pemeriksaan
peledakan listrik”

C. Kunci jawaban 2

1. C 2. D 3. A 4. D 5. D 6. C

28
29
DAFTAR PUSTAKA

1. Anon, 2000, “Policy and Procedures Manual”, Ausdrill, Australia.

2. Kepmen No: 555.K/26/M.PE/1995, Direktorat Teknik Pertambangan Umum,


Direktorat Jenderal Pertambangan Umum, 1995

3. Lembaran laporan dari perusahaan pertambangan yang ada di Indonesia, baik


bijih, batu bara, maupun quarry

30
31

Anda mungkin juga menyukai