Anda di halaman 1dari 4

Kala Satu Persalinan

A. Kala Satu Persalinan dimulai sejak terjadinya kontraksi uterus yang teratur dan meningkat hingga
pembukaan lengkap.

Persalinan adalah proses dimana bayi, plasenta dan selaput ketuban keluar dari uterus ibu yang proses
terjadi pada usia kehamilan cukup bulan (setelah 37 minggu) tanpa disertai adanya penyulit. Inpartu
dimulai sejak uterus berkontraksi dan menyebabkan dilatasi serviks.

B. Fase-fase dalam kala 1 persalinan :


1. Fase laten
- Dimulai sejak awal kontraksi yang menyebabkan penipisan dan pembukaan serviks secara
bertahap.
- Berlangsung hingga serviks membuka < 4 cm.
- Berlangsung hamper/hingga 8 jam
2. Fase Aktif
- Frekuensi dan lama kontraksi uterus akan meningkat secara bertahap.
- Dari pembukaan 4 cm hingga mencapai pembukaan lengkap (10 cm)
- Terjadi penurunan bagian bawah janin.

C. Anamnesis dan Pemeriksaan Fisik Ibu Bersalin


1. Anamnesis : bertujuan untuk mengumpulkan informasi tentang riwayat kesehatan, kehamilan, dan
persalinan yang meliputi : Identitas Ibu; Gravida dan Para; HPHT; HTP; Riwayat Alergi Obat-obatan
tertentu; Riwayat kehamilan yang sekarang; Riwayat kehamilan sebelumnya; Riwayat medis lainnya;
Masalah medis saat ini.
2. Pemeriksaan fisik : bertujuan untuk menilai kondisi kesehatan Ibu dan Bayi serta tingkat kenyamanan
fisik Ibu bersalin dengan cara pemeriksaan TTP dan Abdomen. Pemeriksaan Abdomen dilakukan
untuk :
- Menentukan tinggi fundus uteri
- Memantau kontraksi uterus
- Memantau DJJ
- Menentukan presentasi
- Menentukan penurunan bagian terbawah janin dengan metode 5 jari (perlimaan)

Periksa dalam : untuk mengetahui portio lunak/kaku, pembukaan .. cm, ketuban positif/negative
(berapa jam), presentasi kepala/bokong/kosong, penurunan hi/ii dst.

D. Persiapan asuhan persalinan meliputi :


- Mempersiapkan ruangan
- Persiapan perlengkapan bahan-bahan dan obat-obatan yang diperlukan
- Persiapan rujukan
- Memberikan asuhan sayang Ibu

E. Partograf merupakan alat bantu untuk memantau kemajuan kala satu persalinan dan informasi untuk
membuat keputusan klinik. Partograf akan membantu penolong persalinan untuk :
- mencatat kemajuan persalinan
- mencatat kondisi Ibu dan janin
- mencatat asuhan yang diberikan selama persalinan dan kelahiran
- menggunakan informasi yang tercatat untuk identifikasi dini penyulit persalinan
- menggunakan informasi yang tersedia untuk membuat keputusan klinik yang sesuai dan tepat waktu

Pencatatan pada partograf dimulai pada fase aktif persalinan (pembukaan serviks 4-10 cm) yang meliputi
:

- identitas Ibu/informasi tentang Ibu


- kondisi janin (DJJ), warna dan adanya air ketuban, molase kepala janin
- kemajuan persalinan (pembukaan serviks, presentasi janin, garis waspada dan garis bertindak)
- jam dan waktu (masa aktif, waktu actual saat pemeriksaan atau penilaian)
- kontraksi uterus (frekuensi dan lama kontraksi)
- obat-obatan dan cairan yang diberikan (oksitosin dll)
- kondisi Ibu (nadi, TD, suhu, volume urine, aseton atau protein urine)

Kala Dua Persalinan


Persalinan kala dua dimulai ketika pembukaan lengkap (10 cm) dan berakhir dengan lahirnya bayi.
Gejala dan tanda kala dua persalinan adalah do-ran, tek-nus, per-jol, vul-ka. Sedangkan tanda pasti kala
dua adalah kepala janin sudah terlihat 5-6 cm didepan vulva/introitus vagina.

A. Persiapan penolong persalinan : sarung tangan, perlengkapan pelindung diri, persiapan tempat
persalinan, peralatan dan bahan, penyiapan tempat dan lingkungan untuk kelahiran bayi (ruangan
bersih, hangat, pencahayaan cukup, dan bebas dari tiupan angin), persiapan Ibu dan keluarga
diantaranya :
- Asuhan sayang Ibu (beri makan dan minum, didampingi oleh suami dan keluarga, bantu Ibu
memilih posisi yang nyaman untuk meneran, berikan dukungan dan semangat kepada Ibu).
- Membersihakan perineum Ibu
- Mengosongkan kandung kemih
Amniotomi : apabila selaput ketuban belum pecah dan pembukaan sudah lengkap maka perlu
dilakukan amniotomi.

B. Penatalaksanaan fisiologis kala dua :


1. Membimbing Ibu untuk meneran.
Bila tanda pasti kala dua telah diperoleh, tunggu sampai Ibu merasakan adanya dorongan spontan
untuk meneran. Pembukaan sudah lengkap dan Ibu merasa ingin meneran, bantu Ibu mengambil
posisi yang nyaman, bimbing Ibu untuk meneran secara efektif dan benar. Catatkan hasil
pemantauan pada partograf.

2. Posisi Ibu saat meneran (posisi duduk atau setengah duduk, jongkok atau berdiri, merangkak atau
berbaring miring ke kiri)
Ibu dapat melahirkan bayinya pada posisi apapun kecuali pada posisi berbaring terlentang karena
akan menekan vena cava inferior Ibu.
Bayi dapat lahir secara normal apabila presentasi janin adalah ubun-ubun kecil berada di kiri
depan, kanan depan, atau depan

C. Pemantauan selama kala dua selama persalinan


Pantau, periksa dan catat :
- Nadi Ibu setiap 30 menit
- Frekuensi dan lama kontraksi setiap 30 menit
- DJJ setiap selesai meneran atau setiap 5 – 10 menit
- Penurunan kepala bayi setiap 30 menit (periksa luar) dan periksa dalam setiap 60 menit atau jika
ada indikasi
- Warna cairan ketuban jika selaputnya sudah pecah
- Apakah ada presentasi majemuk atau tali pusat disamping atau terkemuka
- Putaran paksi luar segera setelah kepala bayi lahir
- Kehamilan kembar yang tidak diketahui sebelum bayi pertama lahir
- Catatkan semua pemeriksaan dan intervensi yang dilakukan pada catatan persalinan

Kala Tiga dan Empat Persalinan


Persalinan kala tiga dimulai setalah lahirnya bayi dan berakhir dengan lahirnya plasenta dan selaput
ketuban.

Persalinan kala empat dimulai setelah lahirnya plasenta dan berakhir 2 jam setelah itu

Tiga tanda lepasnya plasenta :

1. Perubahan bentuk dan tinggi uterus


2. Tali pusat memanjang
3. Semburan darah mendadak dan singkat

A. Menejemen aktif kala tiga terdiri dati tiga langkah utama :


- Pemberian suntikan oksitosin dalam 1 menit pertama setelah bayi lahir
- Melakukan penegangan tali pusat terkendali
- Masase fundus uteri
B. Asuhan dan pemantauan pada kala empat
Setelah plasenta lahir : lakukan masase uterus untuk merangsang uterus berkontrasi baik dan kuat,
evalusi tinggi fundus uteri, perkirakan kehilangan darah secara keseluruhan, periksa kemungkinan
robekan ferinium, evaluasi keadaan umum Ibu, dokumentasikan.

Asuhan Bayi Baru Lahir


Komponen asuhan bayi baru lahir meliputi :

1. Pencegahan infeksi
2. Penilaian segera setelah lahir, melakukan penilaian awal dengan menjawab 4 pertanyaan yaitu
apakah bayi cukup bulan ?, apakah air ketuban jernih dan tidak bercampur meconium ?, apakah bayi
menangis atau bernapas ?, apakah tanus otot bayi baik ?.
3. Pencegahan kehilangan panas
BBL dapat kehilangan panas tubuh melalui cara-cara berikut :
- Evaporasi : kehilangan panas karena penguapan cairan ketuban pada permukaan tubuh oleh
panas tubuh bayi sendiri karena tubuh bayi tidak dikeringkan setelah lahir.
- Konduksi : kehilangan panas tubuh melalui kontak langsung antara tubuh bayi dengan
permukaan yang dingin (meja, tempat tidur, atau timbangan tanpa alas)
- Konveksi : kehilangan panas tubuh yang terjadi saat bayi terpapar udara sekitar yang lebih
dingin (kipas angin, AC, udara dari ventilasi)
- Radiasi : kehilangan panas yang terjadi karena bayi ditempatkan di dekat benda-benda yang
mempunyai suhu tubuh lebih rendah dari suhu tubuh bayi.
4. Asuhan tali pusat, jangan membungkus puntung tali pusat atau mengoleskan cairan/bahan apapun
ke puntung tali pusat.
5. Inisiasi menyusui dini, kontak kulit ke kulit di dada ibu paling sedikit satu jam.
6. Manajemen laktasi, meliputi cara menyusui yang baik dan benar, perawat gabung, berikan vitamin
A pada Ibu nifas.
7. Pencegahan infeksi mata, berikan salep mata tetrasiklin 1% setelah satu jam kontak kulit ke kulit dan
bayi selesai menyusu.
8. Pemberian vitamin K1, untuk mencegah pendarahan BBL akibat defisiensi vitamin K dan trauma jalan
lahir.
9. Pemberian imunisasi BBL, imunisasi HB0 diberikan satu jam setelah pemberian vitamin K1.
10. Pemeriksaan BBL, meliputi KU, TTV, timbang ukur, tanda-tanda bahaya pada BBL (kejang, napas
cepat, merintih, tidak dapat menyusu, sianosis)

Penatalaksanaan Bayi Baru Lahir dengan Asfiksia


Asfiksia adalah keadaan bayi tidak bernafas secara spontan dan teratur segera setelah lahir. Penyebab
asfiksia ialah :

1. Faktor Ibu
- Preeklampsia dan eklampsia
- Pendarahan abnormal (plasenta previa/solusio plasenta)
- Partus lama ata partus macet
- Demam selama persalinan
- Infeksi berat (malaria, sifilis, TBC, HIV)
- Kehamilan lewat waktu (> 42 minggu)
2. Faktor bayi
- Bayi premature (< 37 minggu)
- Persalinan sulit (letak sungsang, bayi kembar, distosia baku, ekstraksi vakum, forest)
- Kelainan bawaan
- Air ketuban bercampur meconium
3. Faktor tali pusat
- Lilitan tali pusat
- Tali pusat pendek
- Simpul tali pusat
- Prolapsus tali pusat

Gawat janin dapat diketahui dengan

- Frekuensi bunyi jantung janin kurang 100 atau lebih 180 x /menit
- Berkurangnya gerakan janin (normalnya bergerak > 10 x /hari)
- Adanya air ketuban yang tercampur dengan meconium (pada bayi dengan presentasi kepala)

Bayi harus dilakukan resusitasi bila prematur, napas bayi megap-megap/tidak bernafas dan panas otot tidak
baik dengan tahapan sebagai berikut :

Tahap 1 : langkah awal

- Jaga bayi tetap hangat


- Atur posisi bayi
- Isap lender dari mulut lalu hidung
- Keringkan dan rangsang bayi
- Atur kembali posisi kepala bayi dan selimuti bayi.

Bila bayi masih megap-megap/tidak bernafas mulai dilakukan ventilasi

Tahap 2 : ventilasi

- Pasang sungkup menutupi dagu, mulut dan hidung


- Ventilasi 2 kali :
a. Lakukan tiupan / pemompaan dengan tekanan 30 cm air
b. Lihat apakah dada bayi mengembang, bila tidak mengembang periksa posisi sungkup dan
pastikan tidak ada udara yang bocor, periksa posisi kepala pastikan posisi sudah menghidu,
periksa cairan atau lender di mulut bila ada lender atau cairan lakukan penghisapan selanjutnya
lakukan tiupan 2 kali dengan tekanan 30 cm air (ulangan) bila dada mengembang lakukan
ventilasi 20 kali dengan tekanan 20 cm air selama 30 detik. Bila bayi tidak bernapas spontan
sesudah 2 menit resusitasi, siapkan rujukan. Bila tidak mau dirujuk dan tidak berhasil sesudah 10
– 20 menit pertimbangkan untuk mengehntikan resusitasi lanjut konseling, pencatatan dan
pelaporan.

Anda mungkin juga menyukai