PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
dan posisi vertikal (z) dari objek-objek dipermukaan bumi yang meliputi unsur-
unsur alamiah seperti : sungai, gunung, danau, padang rumput, rawa dan
jalan, jalur pipa, rell kereta api dan sebagainya. Ilmu Geodesi pada mulanya
adalah cabang terapan dari ilmu matematis, ilmu bumi bersama ilmu geologi,
bumi.
Dalam laporan ini akan dibicarakan maksud kedua yang praktis, yaitu
1
beraturan, karena adanya gunung-gunung yang tinggi dan lembah-lembah yang
permukaan bumi dan pengukuran tegak guna mendapatkan hubungan tegak antara
titik-titik yang diukur. Untuk memindahkan keadaan dari permukaan bumi yang
tidak beraturan dan yang melengkung kebidang peta yang datar, diperlukan
bidang perantara yang dipilih sedemikian rupa, hingga pemindahan keadaan itu
adalah untuk mendapatkan informasi yang lebih rinci bentuk permukaan tanah
secara teknis, dengan tujuan memberikan informasi topografi suatu wilayah yang
1.3.1. Persiapan
a. Kantor
Administrasi
Pengadaan Peta Dasar dan Peta Kerja
Peralatan + Personil
2
b. Lapangan
Mobilisasi
Orientasi Lapangan
1.3.2. Pelaksanaan
a. Pengolahan data
b. Editing data dan Penggambaran
c. Plotting peta hasil penggambaran (hard copy)
d. Pelaporan
secara jelas tugas dan tanggung jawab masing-masing personil serta hubungan
3
Tenaga ahli Geodesi sekaligus Team Leader adalah penanggung jawab
akhir.
dimana secara struktural dibawah pengawasan atau koordinasi team Leader tetapi
C. Asisten Surveyor
lokal.
D. Data processing
Data processing merupakan pelaksana untuk editing dan proses pembuatan peta
4
BAB II
PERSIAPAN PEKERJAAN
5
Pembuatan usulan teknik
Pembuatan usulan biaya
Pembuatan dokumen administrasi
b. Pengurusan surat-surat yang berkaitan dengan perijinan
c. Pengumpulan data pendukung proses pekerjaan lapangan
d. Pencarian informasi keadaan/kondisi lapangan
e. Pembuatan rencana pekerjaan pengukuran
f. Persiapan Tim Pengukuran dan peralatan ukur
adalah :
spesifikasi teknis yang ada sehingga data pengukuran memenuhi kriteria yang
6
Gambar 2.1. Total Station CST/berger Total Station Starter Kit — Model
3. Kamera
5. Perlengkapan lapangan
7
Gambar 2.5. Pelengkapan Lapangan berupa BM
8
BAB III
PELAKSANAAN LAPANGAN
dasar yang terdiri dari pengukuran kerangka dasar horisontal dan vertikal.
Pengukuran tersebut dilakukan pada seluruh batas (garis terluar) dari area yang
akan dipetakan. Tujuan pembuatan kerangka dasar ini adalah untuk membuat titik
pembuatan poligon cabang (cut lines), pengukuran situasi dan detail topografi.
kerja dan diasumsikan dipasang beberapa buah BM. Bench Mark yang
9
Bakosurtanal atau Badan Pertanahan Nasional (BPN), sehingga menjadi
hal tersebut menjadi penting karena tugu yang terpasang tersebut akan
dipakai untuk rekonstruksi. Agar mudah terlihat warna tugu tersebut diberi
warna yang mencolok. Hal tersebut berlaku juga untuk pemasangan patok
poligon.
c. Jarak antar patok poligon dapat dipasang ± 50 m atau disesuaikan dengan
saat pengukuran.
d. Bench Mark dibuat sepasang pada posisi :
(tiga) inchi dengan ukuran panjang 120 cm, ditanam ke dalam tanah
sedalam 100 cm
3. Patok poligon dibuat dari kayu keras dengan diameter 5 cm, panjang
10
Gambar 3.1. Standart Ukuran Pembuatan Bench Mark
pekerjaan pemetaan. KDH merupakan titik di lapangan (yang diwakili oleh patok
kayu, patok PVC, dan pilar beton) yang melingkupi daerah pemetaan.
Titik KDH tersebut akan digunakan sebagai titik ikat pada pengukuran
detail. Titik KDH dapat pula digunakan sebagai titik tetap yang akan dipakai
untuk keperluan lain setelah pekerjaan pemetaan selesai, misalnya untuk “stake-
out” atau keperluan konstruksi lainnya. Setiap KDH mempunyai harga koordinat
Dari hasil perencanaan pada peta kerja akan didapatkan jumlah jalur
poligon, jumlah loop poligon, jumlah BM yang dipasang, perkiraan jumlah jarak
poligon, serta penetapan jumlah jalur poligon utama dan poligon cabang, sehingga
pada dasarnya untuk pengukuran kerangka dasar horisontal terdapat dua jenis
11
a. Pengukuran Poligon Utama
b. Pengukuran Poligon Cabang
penentuan posisi yang dimiliki dan dikelola oleh Amerika Serikat. Sistem ini
mengenai waktu, secara kontinyu di seluruh dunia tanpa bergantung waktu dan
cuaca, bagi banyak orang secara simultan. Saat ini GPS sudah banyak digunakan
orang di seluruh dunia dalam berbagai bidang aplikasi yang menuntut informasi
tentang posisi, kecepatan, percepatan ataupun waktu yang teliti. GPS dapat
sudut dan ketelitian linier jaraknya. Karena poligon utama merupakan titik dasar
12
Maksud dilakukan pengukuran poligon cabang adalah untuk pengikatan
titik-titik detail ditengah-tengah areal pengukuran yang jauh dari jalur poligon
system kerangka dasar ke arah horizontal, maka KDV akan berfungsi sebagai
system titik ikat kearah vertical (tinggi/ beda tinggi). Titik di lapangan yang
dipakai sebagai titik ikat tinggi adalah juga titik/ patok KDH. Sehingga dengan
demikian titik kerangka dasar pemetaan ini selain mempunyai koordinat (x,y) juga
Alat ukur yang digunakan untuk keperluan pengukuran KDV ini adalah
Autometic Level WILD Nak-2 dengan rambu ukur yang dilengkapi nivo rambu
13
Untuk pembuatan peta situasi, detail yang diambil meliputi detail
Yang dimaksud titik detail adalah semua benda atau titik-titik benda yang
Pada cara ini penentuan titik-titik detail dimulai satu titik dasar. Di kenal
dua cara dalam menentukan letak titik detail terhadap garis ukur yaitu sistem
koordinat ortogonal dengan azimuth dan Sistem koordinat kutub dengan arah
Pada garis ukur dibentangkan garis ukur, pangkal garis dari perpanjangan-
perpanjangan diukur dengan rol meter. Metode ini sering disebut juga dengan cara
14
lapangan dan situasi yaitu pengukuran jarak yang dilakukan dengan pegas ukur,
sedangkan alat-alat lain seperti prisma, jalon digunakan untuk membuat sudut
pesawat theodolit. Cara ini kemudian terkenal dengan cara Tachimetry, yaitu cara
pengukuran detail yang dapat mencakup daerah yang lurus dan dengan pekerjaan
yang tepat. Prinsipnya adalah dengan mengukur arah azimuth atau sudut dari titik
detail terhadap sisi poligon, jarak serta beda tingginya. Pengambilan cukup
tersebut, maka antara dua titik detail yang berdekatan dianggap perubahan tinggi
liniernya.
Jumlah titik detail disesuaikan dengan kondisi serta skala peta yang dibuat.
Sedangkan jika terlalu sedikit, detail-detail tersebut tidak dapat mewakili kondisi
BAB IV
PEKERJAAN KANTOR
15
Pekerjaan kantor merupakan kegiatan yang berhubungan dengan proses
situasi
sudut (vertikal & horizontal) dan jarak serta variabel lainnya direkam
16
c. Jika toleransi ketelitian tidak tercapai maka harus dilakukan
b. Sebelum data situasi dan detail topografi diolah, terlebih dahulu harus
3. As alur
5. Surface editing
17
f. Jika terdapat kekeliruan (data lapangan salah atau kurang) maka harus
pengukuran dan titik-titik detail yang dinyatakan dengan penyebaran patok, BM,
titik-titik ketinggian dan obyek-obyek lainnya yang dianggap perlu dalam suatu
dengan skala 1 : 1000, Interval kontur 0,5 meter, ukuran lembar peta A0 (1200
mm x 900 mm).
lain :
a. Judul peta
c. Peta indeks
d. Lembar sheet
f. Legenda
18
h. Gambar situasi : jalan, bangunan, sungai, rawa, alur, dll.
i. Bench Mark
a. Judul peta
c. Peta indeks
d. Lembar sheet
f. Legenda
g. Bench Mark
3. Pada peta digital (softcopy), setiap elemen/objek harus dibuat dalam layer
tersendiri
BAB V
19
5.1. Pembuatan Laporan
areal pekerjaan secara umum, informasi lainnya yang berkaitan dengan pekerjaan
mingguan
bulanan
20
g. Data hasil perhitungan dalam bentuk softcopy dan hardcopy
21
22