Anda di halaman 1dari 6

Komponen Non Protoplasmik

Kebalikan dari protoplasma, komponen non protoplasma merupakan benda-benda tidak


hidup yang berada dalam sel. Benda-benda tersebut dapat berada dalam dalam vakuola,
dalam plasma sel dan plastida. Menurut para ahli botani, benda-benda yang nonprotoplasmik
itu umumnya merupakan makanan cadangan dan sering diketemukann dalam jumlah besar
pada tempat-tempat penimbunan makanan cadangan, seperti misalnya pada akar, umbi, buah,
biji dan lain-lain.

Benda-benda yang nonprotoplasmik biasanya


terdapat dalam vakuola, yaitu rongga-rongga dalam
sitoplasma yang berbatasan dengan tonoplasma.
Vakuola ini mempunyai kegunaan bagi pengaturan
tegangan turgor, bagi kepentingan kegiatan
metabolisme, dan sebagai tempat penimbunan
bahan-bahan yang tidak digunakan lagi, yang
merupakan hasil akhir dalam metabolisme. Di antara
benda-benda ergastik tersebut ada yang telah
diketahui fungsinya, tetapi ada pula yang belum
diketahui. Bahan-bahan ini umumnya dikenai Substansi ergastik pada sel tumbuhan
sebagai bahan ergastik. Bahan ergastik dapat
bersifat cair atau padat.

Bahan ergastik cair, terdapat di dalam cairan sel, berupa zat-zat yang larut di dalamnya.
Cairan sel terdapat di dalam vakuola. Tiap-tiap vakuola mungkin berbeda komposisi zat
larutnya. Contoh bahan ergastik cair adalah:
a. Cairan sel, cairan cel adalah cairan yang terdapat dalam rongga-rongga vakuola.
Cairan sel tersebut merupakan larutan dari bermacam-macam zat yang larut dalam air,
baik yang berupa persenyawaan organik maupun persenyawaan anorganik. Senyawa yang
biasanya ada pada cairan sel, yaitu :
(a) Asam-asam organik, dapat berupa asam oksalat, asam sitrat, asam malat, dll. yang
kadang-kadang dalam bentuk garamnya. Konsentrasi asam organik yang tingi dijumpai
pada buah-buahan yang masih muda. Asam-asam organik dalam vakuola menyebabkan
PH cairan sel rendah, misalnya pada buah-buah yang masih mentah berasa asam. Susunan
cairan sel tidak selalu konstan, tetapi selalu berubah-ubah, karena itu PH cairan sel
berubah-ubah pula.
(b) Karbohidrat, Dalam cairan sel bahan ini terkandung guna memenuhi kebutuhan
tumbuh-tumbuhan. Beberapa macam macam di antaranya dapat dikemukakan sebagai
berikut:
1. Disakarida, yang cepat larut dalam air, seperti misalnya gula tebu (sakarosa),
gula bit (maltosa).
2. Monosarida, yang melarut dalam air, seperti misalnya gula anggur (glukosa),
gula buah-buahan (fruktosa).
3. Sejenis karbohidrat lainnya adalah lendir, yang banyak diketemukan pada
tumbuh-tumbuhan golongan serofita (xerophyta).
Pada jenis tumbuh-tumbuhan tertentu terdapat kadar gula yang sangat tinggi
seperti misalnya pada tebu (Saccharum officinarum) makanan cadangannya ini
mengandung sekitar 10% sampai 15% sakrosa. Yang banyak menghasilkan maltosa
misalnya tumbuh-tumbuhan Beta saccharifera.
(c) Protein, protein merupakan bahan utama protoplas yang hidup. Berfungsi sebagai
bahan cadangan dalam bentuk amorf atau Kristal. Pada beberapa biji terdapat sebagai
aleuon. Sebuah aleuron berisi satu atau lebih kristaloid putih telur dan sebuah atau
beberapa buah globoid, yaitu bulatan kecil yang tersusun oleh zat fitin (garam Ca dan Mg
dari asam inositol fosforat), serta zat putih telur amorf. Pada biji padi dan jagung, butir-
butir aleuron terdapat di dalam sel-sel jaringan endosperm paling luar. Lapisan ini disebut
lapisan aleuron. Lapisan ini biasanya akan terbuang bila mencuci beras terlalu bersih
sebelum dimasak.
(d) Air, bagian paling besar dari cairan sel adalah air. Air dalam vakuola tersebut
biasanya disebut air sel. Dalam air sel tersebut terlarut berbagai bahan, baik organik
maupun anorganik.
(e) Zat penyamak (tanin), berfungsi sebagai bahan pelindung, misalnya pada tumbuhan
gambir. Tanin dapat dijumpai sebagai butiran atau benda berwarna kuning, merah atau
coklat pada daun, jaringan pembuluh, buah muda, kulit biji, serta dalam jaringan yang
terserang penyakit. Tanin diduga berfungsi melindungi tumbuhan terhadap dehidrasi,
pembusukan, dan gangguan dari hewan. Tanin dipakai secara komersial dalam industri
penyamakan kulit mentah hewan.
(f) Antosianin, merupakan pigmen vakuola, misalnya pada epidermis mahkota bunga
dan daun yang tidak hijau. Antosianin adalah suatu glukosida, dapat memberikan warna,
yang dapat larut dalam air sel dari vakuola. Dengan demikian maka dalam vakuola itu
terdapat pula zat-zat warna yang terlarut dalam cairan selnya. Pengaruhnya dapat
memberikan bermacam-macam warna, seperti warna merah pada bunga Canna, warna
biru pada Clitoria ternatea (bunga telang), warna ungu pada daun Coleus.
Apabila antosian ini mengalami kehilangan zat gula, maka yang tertinggal adalah
aglukon atau susunan yang tidak mengandung gula, yaitu yang disebut aantosianidin. Jadi
antosianidin ini bebas larut dalam cairan sel tanpamelakukan senyawa dengan glukosa.
Beberapa ketentuan tentang antosianidin dapat dikemukakan sebagai berikut:
1. Susunannya seperti flavon/flavonol.
2. Dalam lingkungan asam warna zat adalah merah.
3. Dalam lingkungan basa warna zatnya biru.
4. Dalam lingkungan netral warna zat adalah ungu.
Walaupun para ahli botani belum dapat memastikan mengenai fungsi dari antosian,
sementara ada yang mengemukakan bahwa fungsinya adalah sebagai penangkap sinar
dalam fotosintesis.
(g) Alkaloid, merupakan senyawa basa organik yang mengandung nitrogen. Alkaloid
biasanya terdapat pada jenis-jenis tumbuh-tumbuhan tertentu. Manfaat dari alkaloid ini
diantaranya dapat dipergunakan sebagai bahan obat-obatan. Bagi tumbuh-tumbuhan yang
mengandung bahan itu sendiri fungsi dari bahan tersebut belum diketahui. Macam-macam
alkaloid yang terdapat pada tumbuh-tumbuhan tertentu dapat dikemukakan sebagai
berikut;
1. Pada tanaman tembakau (Nicotiana tabacum) terdapat nikotin.
2. Pada pepaver (Pepaver somniferum) terdapat morfin.
3. Pada Atropa belladonna dan Datura sp terdapat atropin.
4. Pada kopi (Coffea sp) terdapat kafein.
5. Pada teh (Thea sinensis) terdapat tein.
b. Lemak, berupa lemak atau minyak cadangan makanan, misalnya asam palmitat,
asam stearat pada biji kacang tanah dan daging buah kelapa. Contohnya pada kacang tanah
(Arachis hypogea) dan kelapa (Cocos nucfera)
c. Minyak atsiri, merupakan senyawa yang mempunyai daya membias cahaya yang
kuat. Bagian tumbuhan yang mengandung minyak atsiri tampak mengkilat. Minyak atsiri
terdapat pada: kulit buah jeruk dan Lombok, kulit batang kayu manis, daun kayu putih,
daun mahkota bunga mawar, dan rizoma jahe.
d. Minyak, Lemak, dan Lilin. Minyak dan lemak merupakan bahan cadangan
makanan yang penting dalam tumbuhan, dijumpai pada biji dan buah. Dihasilkan dari
elaioplas atau sferosom. Sedangkan lilin biasanya membentuk selaput pelindung pada
epidermis batang, daun, dan buah. Lilin sangat jarang terdapat pada sel. Komponen lipid
selain minyak, lemak, dan lilin, adalah terpenting dan minyak esensial, biasanya
dihasilkan oleh jaringan sekretori yang khas.

Sedangkan bahan ergastik yang bersifat padat antara lain:


a. Butir aleuron, merupakan badan-badan protein yang terdapat di dalam sel
endosperm, misalnya pada jarak (Ricinus communis), jagung (Zea mays), dan padi (Oriza
sativa). Pada biji jagung lapisan aleuron terdapat pada sel-sel bagian terluar endosperm dan
merupakan lapisan aleuron.
b. Kristal, bahan-bahan anorganik di dalam protoplas dapat berupa Kristal Ca-
oksalat dan bend silica. Bahan-bahan tersebut merupakan hasik akhir atau rekresi dari suatu
pertukaran zat yang terjadi di dalam sitoplasma. Kristal Ca-oksalat terdapat dalm bentuk,
yaitu:
- Kristal tunggal besar, terdapat pada daun jeruk (Citrus sp.)
- Kristal pasir, merupakan kristal kecil-kecil
terdapat pada tangkai daun bayam (Amaranthus sp.)
- Kristal lidi (jarum), pada batang lidah
buaya (Aloe sp.)
- Kristal bintang (roset) terdapat pada tangkai
daun Begonia.
Benda silica atau kristal kersik terbentuk
dalam epidermis beberapa tumbuhan, seperti
Cyperaceae, Palmae, Rapataceae, Orchidaceae, Berbagai bentuk kristal
Poaceae dan sel-sel jari-jari empulur serta parenkim oksalat
Lauraceae.
- Vakuola
Vakuola adalah rongga di dalam sitoplasma yang berisi cairan, cairan ini disebut
cairan sel yang komposisinya dapat beragam dalam sel yang berbeda bahkan dalam
vakuola yang berbeda dalam satu sel yang sama. Rongga yang berisi cairan sel disebut
tonoplas sebagai pembatas sitoplasma dari rongga sel itu. Vakuola berbentuk cairan yang
di dalamnya terlarut berbagai zat seperti enzim, lipid, alkaloid, garam mineral, asam, dan
basa. Pada sel tumbuhan, vakuola selalu ada. Semakin tua suatu tumbuhan, maka
vakuola yang terbentuk semakin besar. Vakuola berperan untuk menyimpan zat makanan
berupa sukrosa dan garam mineral, selain juga berfungsi sebagai tempat penimbunan sisa
metabolisme, seperti getah pada batang tumbuhan karet.
Setiap sel tumbuhan memiliki bentuk vakuola yang amat beragam. Vakuola sel
tumbuhan dewasa berbentuk besar, sedangkan vakuola tumbuhan muda berbentuk kecil.
Semakin tua usia tumbuhan, maka vakuolanya akan bertambah besar, bahkan bisa
menjadi bagian yang dominan dalam sel. Beberapa vakuola berupa tetes-tetes kecil
dalam sitoplasma sel-sel meristematik. Peluasan vakuola itu diiringi oleh pemasukan air
ke dalam sel. Dengan pemasukan air ke dalam sel, ukuran sel akan bertambah dan
akhirnya sel tersebut mencapai ukuran beberapa kali lebih besar daripada volume sel
merismatik asalnya.
Selama proses peluasan sel dan vakuola tersebut nukleus dan sitoplasma tidak
banyak bertambah dalam ukuran, dan pada sel yang telah bervakuola penuh maka
sitoplasma membentuk lapis parietal di sebelah dalam dinding sel dan sejumlah benang-
benang sitoplasma yang melintasi vakuola sentral. Nukleus mungkin digantung oleh
benang-benang sitoplasma tersebut di pusat vakuola atau terbenam di lapis sitoplasma
parietal.
Cairan sel yang mengisi vakuola terdiri dari larutan cair berbagai senyawa organik
dan anorganik. Ion anorganik selalu ada, khususnya yang merupakan hasil disosiasi nitrat,
sulfat dan fosfat alkalin tertentu dan logam tanah-alkalin, dan karbondioksida dalam
larutan juga dapat ditemukan.
Pada sel tumbuhan, vakuola memiliki berbagai fungsi, seperti sebagai tempat
menyimpan cadangan makanan dan ion anorganik, seperti gula, protein, kalium, dan
klorida; sebagai osmoregulator yakni penjaga nilai osmotik sel; dan berperan dalam
proses sekresi hasil sisa metabolisme yang membahayakan sel.
Sel tumbuhan berisi banyak vakuola kecil-kecil, tetapi dengan matangnya sel,
terbentuklah vakuola tengah yang besar. Sebuah vakuola tumbuhan berisi larutan garam
mineral, gula, asam amino, bahan sisa
(seperti tanin) dan beberapa pigmen
seperti antosianin. Molekul makanan
yang terlarut, bahan buangan, dan
pigmen sering terdapat di dalamnya.
Vakuola berbentuk cairan yang di
dalamnya terlarut berbagai zat seperti
enzim, lipid, alkaloid, garam mineral,
asam, dan basa. Pada sel tumbuhan,
vakuola selalu ada. Semakin tua suatu tumbuhan, maka vakuola yang terbentuk semakin
besar. Vakuola berperan untuk menyimpan zat makanan berupa sukrosa dan garam
mineral, selain juga berfungsi sebagai tempat penimbunan sisa metabolisme, seperti
getah pada batang tumbuhan karet.
Untuk menarik datangnya serangga penyerbuk, sebagian vakuola sel tumbuhan
memiliki pigmen. Contohnya, pigmen merah dan biru pada mahkota bunga. Sebaliknya,
supaya hewan pemangsa tidak datang mendekat, vakuola sel tumbuhan mengandung
senyawa beracun dan bau tak sedap.
Secara Umum Vakuola memiliki beberapa fungsi, antara lain:
1) Memasukkan air melalui tonoplas yang bersifat diferensial permiabel untuk
membangun ketegangan dalam sel apabila vakuola penuh dengan zat cair.
2) Vakuola ada yang berisi pigmen dalam bentuk larutan, seperti antosian,
termasuk antosianin yang berwarna merah, biru, dan lembayung, juga warna gading dan
kuning. Antosian dapat memberi warna pada bunga, buah, pucuk, dan daun. Hal ini,
berguna untuk menarik serangga, burung, dan hewan lain yang berjasa bagi penyerbukan
atau persebaran biji.
3) Menjadi tempat timbunan sisa-sisa metabolisme, seperti kristal kalsium oksalat
dan beberapa alkaloid, seperti tanin yang merupakan senyawa kompleks yang larut
dalam air dan alkohol. Lateks (getah) dapat berkumpul dalam vakuola dalam bentuk
emulsi. Sel khusus yang berfungsi seperti ini disebut latisifer, misalnya pada Hevea
brasiliensi dan Cannabis sativa.
4) Menjadi tempat penyimpanan zat makanan terlarut yang sewaktu-waktu dapat
digunakan oleh sitoplasma. Misalnya, sukrosa dan garam mineral.

Anda mungkin juga menyukai