Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PENDAHULUAN

ISOLASI SOSIAL : MENARIK DIRI

A. Pengertian

Merupakan suatu sikap dimana individu menghindar dari interaksi dengan orang lain.
Individu merasa bahwa ia kehilangan hubungan akrab dan tidak mempunyai
kesempatan untuk membagi perasaan, pikiran, prestasi atau kegagalan. Ia mempunyai
kesulitan untuk berhubungan secara spontan dengan orang lain (Keliat,2000).

Merupakan suatu keadaan kesepian yang dialami seseorang karena orang lain
menyatakan sikap yang negative dan mengancam (Mary C.Rowensendi.2000 : 152).

B. Proses terjadinya masalah


1. Faktor Predisposisi
a. Kegagalan dalam melewati tahapan tumbuh kembang psikososial.
 Neonatus dan infant : Trust vs Mistrust.
 Toddler : Autonomy vs Doubt dan Shaine.
 Preschool : Inisiatif vs Guity.
 Schoolage : industry vs Role Inferiority.
 Adolescent : Identity vs Role Comfusion.
 Young adult : Intimacy vs Isolasion.
 Middle adult : Generativity vs Self absorption dan Stagnation.
 Old adult : Integrity vs Despair.
 Gangguan pemisahan diri dengan orang terdekat.

b. Teori Sosial Budaya


 Zamarini (1997) : menunjukan adanya bukti kuat bahwa adanya
penganiayaan fisik dan emosional pada masa kanak-kanak oleh pengasuh,
adanya pelecehan seksual oleh orang lain.
 Adanya factor-faktor seperti :Gender perempuan., Pelecehan seksual oleh
pria,Penyangkalan emosional oleh pengasuh pria, Pengobatan yang tidak
konsisten.
2. Teori Psikobiologi
Adanya gangguan transmisi genetika dan deficit neurologi.
3. Teori Prilaku
Belajar pola social terdekat.
4. Teori Keluarga
Kekacauan, kehilangan, pengabaian, ketidakstabilan keluarga terutama pada 5
tahun pertama.

C. Faktor Pencetus

1. Stresor Sosiokultural
 Stabilisasi keluarga.
 Perpisahan dengan orang terdekat.
 Stesor Psikologis

2. Masalah dalam kehidupan sehari-hari.

D. Rentang Respons Menarik Diri

Respon Adaptif Respo Maladaptif

Solitude Kesepian Manipulasi


Otonomi Menarik diri Impulsif
Kebersamaan Dependen Narkisisme
Interdependen

(Stuart & Sundeen, 1998)


Keterangan:
1. Respon adaptif
respon adaptif adalah respon yang masih dapat diterima oleh norma social
dan budaya secara umum dan berlaku di masyarakat umum dan individu
dalam menyelasaikan masalahnya masih dalam batas normal.
a. Menyendiri (solitude)
Adalah respon yang dibutuhkan individu untuk merenungkan apa yang
telah dilakukan di lingkungan sosialnya.
b. Otonomi
Adalah respon yang dibutuhkan individu unutk menentukan dan
menyampaikan ide, pikiran, dan persaan dalam hubungan social.
c. Kebersamaan
Adalah suatu kondisi hbungan interpersonal dimana individu tersebut
mampu untuk saling memberi dan menerima.
d. Interdependen
Adalah saling ketergantungan antar individu dengan orang lain dalam
membina hubungan interpersonal.
2. Respon antara adaptif dan maladaptive
a. Kesepian
Adalah individu sulit unutk melakukan hubungan interpersonal dan sulit
membicarakannya dengan orang lain dan dapat menimbulkan kecemasan
pada oaring lain.
b. Menarik diri
Adalah individu merasa sulit untuk berinteraksi dan selalu menghindari
serta merasa diisolasi oleh orang lain.
c. Dependen
Adalah hubungn individu sangat tergantung denga orang lain dan rasa
percaya diri kurang dalam mengbembangkan kemampuanya.

3. Respon Maladaptif
Repon maladaptif adalah repon individu dalam menyelesaikan masalahnya
yang menyimpang dari norma-norma dan budaya suatu tempat yang
meliputi:
a. Manipulasi
Dimana orang lain diperlukan sebagai objek, hubungan terpusat pada
masalah pengendalian individu berorientasi pada diri sendiri atau pada
tujuan, bukan orang lain.
b. Impulsif
Klien tidak mampu merencanakan sesuatu, tidak mampu belajar dari
pengalaman yang buruk dan tidak dapat diandalkan.
c. Narkisisme
Dimana harga dirinya rapuh, secara terus-menerus berusaha mendapatkan
penghargaan dan pujian, bersikap ego maladaptif.
.
E. Mekanisme koping
1. Koping yang berkaitan dengan gangguan kepribadian antisocial.
 Proyeksi (merupakan suatu penglihatan disaat setiap individu yang
mengalami isolasi social dalam rentang maladaptif.
 Pemisahan.
 Merendahkan orang lain.
2. Koping yang berhubungan dengan gangguan kepribadian “Barderlive” :
 Disosiasi (merupakan sama sekali kejadian yang telah terjadi sehingga
tidak menjadi beban pikiran bagi individu yang mengalaminya.
 Isolasi (pemisahan dari unsure emosional dan pikiran yang
mengalaminya.
 Proyeksi (mengalihkan penglihatan bagi individu yang mengalaminya
supaya tidak menambah masalah individu.

F . Manifestasi Klinis
a. Apatis, ekspresi sedih, afek tumpul
b. Mengindari orang lain ketika sedang beraktifitas misalnya makan
c. Komunikasi kurang atau tidak ada
d. Tidak ada kontak mata, klien sering menunduk
e. Menolak hubungan dengan orang lain, kklien memutuskan percakapan atau pergi
jika diajak bercakap-cakap
f. Tidak melakukan kegiatan sehari-hari artinya perawatan diri dan kegiatan rumah
tangga sehari-hari tidak dilakukan
g. Berdiam diri di kamar atau tempat terpisah
h. Posisi tidur seperti janin

G. Pohon Masalah
1. Pohon masalah

Resiko tinggi Gangguan Sensori Persepsi: Halusinasi

Isolasi Sosial

Harga Diri Rendah

H. Diagnosa keperawatan
Diagnosa yang muncul dari pohon masalah diatas adalah :
a. Isolasi Sosial
b. Harga Diri Rendah.
c. Resiko tnggi gangguan sensori persepsi : Halusinasi.

I. Rencana Tindakan Keperawatan

Isolasi Sosial Pasien Keluarga


SP I p SP I k
1. Membina hubungan saling percaya 1. Mendiskusikan
2. Mengidentifikasi penyebab isolasi masalah yang
sosial pasien dirasakan keluarga
3. Berdiskusi dengan pasien tentang dalam merawat
keuntungan berinteraksi dengan pasien.
orang lain 2. Menjelaskan
4. Berdiskusi dengan pasien tentang pengertian, tanda
kerugian tidak berinteraksi dengan dan gejala isolasi
orang lain. sosial yang dialami
5. Mengajarkan pasien cara pasien beserta
berkenalan dengan satu orang proses terjadinya
6. Menganjurkan pasien memasukkan 3. Menjelaskan cara-
kegiatan latihan berbincang-bincan cara merawat pasien
dengan orang lain dalam kegiatan isolasi sosial
harian.
SP II p SP II k
1. Mengevaluasi jadwal kegiatan 1. Melatih keluarga
harian pasien. mempraktekkasn
2. Memberikan kesempatan kepada cara merawat pasien
pasien mempraktekkan cara dengan isolasi
berkenalan dengan satu orang. sosial.
3. Membantu pasien memasukkan 2. Melatih keluarga
kegiatan berbincang-bincang melakukan cara
dengan orang lain sebagai salah merawat langsung
satu kegiatan harian. kepada pasien isolasi
sosial

SP III p SP III
1. Mengevaluasi jadwal kegiantan 1. Membantu keluarga
harian pasien membuat jadwal
2. Memberikan kesempatan kepada aktifitas di rumah
berkenalan dengan dua orang atau termasuk minum
lebih obat [discharge
3. Menganjurkan pasien memasukkan planning]
dalam jadwal kegiatan harian 2. Menjelaskan follow
up pasien setelah
pulang

Daftar Pustaka

Townsend M. C, (1998). Diagnosa Keperawatan pada Keperawatan Psikiatri, Pedoman


untuk Pembuatan Rencana Keperawatan , Jakarta : EGC.

Anna Budi Keliat, SKp. (2000). Asuhan Keperawatan Klien Gangguan Sosial Menarik
Diri, Jakarta ; Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia..

Rasmun, (2001). Keperawatan Kesehatan Mental Psikiatri Terintegrasi Dengan


Keluarga. Konsep, Teori, Asuhan Keperawatan dan Analisa Proses Interaksi (API).
Jakarta : fajar Interpratama.

Stuart and Sundeen, ”Buku Saku Keperawatan Kesehatan Jiwa”, alih bahasa Hapid AYS,
Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC.
———–, (1998). Buku Standar Keperawatan Kesehatan Jiwa dan Penerapan Asuhan
Keperawatan pada Kasus di Rumah Sakit Ketergantungan Obat. Direktorat Kesehatan
Jiwa Direktorat Jenderal Pelayanan Medik, Dep-Kes RI, Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai