Bab IV. Pembahasan Lapsus
Bab IV. Pembahasan Lapsus
DISKUSI KASUS
lahir 1600 gram yang dirawat di NICU RSUD Ulin Banjarmasin sejak tanggal 3
Oktober 2012 sampai sekarang dengan diagnosis Bayi Kurang Bulan, Sesuai
Masa Kehamilan dengan BBLR, Ikterus dan respiratory distress et kausa hyaline
pertolongan dukun kampung. Saat lahir, bayi tidak langsung menangis, napas
tidak stabil, dan badan biru Usia kehamilan bayi adalah 31-32 minggu (nilai
finstrom 31,46). Bayi lahir dengan berat badan 1600 gram, panjang badan lahir 38
cm.
kali/menit, pada kulit terdapat sianosis perifer yang kemudian hilang dengan
pemberian O2. Pada hidung didapatkan pernapasan cuping hidung, dan pada
thoral didapatkan retraksi ringan pada subkostal. Sehingga total skor down pada
bayi ini adalah 8. Dari data tersebut disimpulkan bahwa bayi mengalami
respiratory distress.
disebabkan terutama oleh defisiensi surfaktan paru yang biasanya terjadi pada
bayi prematur. Gejala yang dapat dilihat adalah terjadi pernapasan cuping
19
hidung, retraksi dinding dada, dan peningkatan kerja napas.4,5 Ketiga gejala
pematangan paru yang terlambat pada berbagai etiologi juga dapat mengalami
gawat napas. Faktor risiko umum yang terkait dengan gawat napas yaitu usia
kelahiran bayi pada kasus ini didapatkan kesan apgar yang jelek yang dapat
diketahui dari riwayat kelahiran bayi yaitu bayi tidak langsung menangis,
napas tidak stabil, dan badan biru. Namun pada ibu tidak didapatkan riwayat
didapatkan pada kasus ini adalah usia kehamilan yang rendah dan asfiksia
perinatal.
nafas ini merupakan sindrom yang terdiri dari satu atau lebih gejala sebagai
berikut: pernafasan cepat >60 x/menit, retraksi dinding dada, merintih dengan
atau tanpa sianosis pada udara kamar. 7 Pada kasus ini, respiratory distress
mengarah pada HMD karena bayi pada kasus ini merupakan bayi premature,
per menit, didapatkan pula retraksi dinding dada, merintih dan sianosis.
20
HMD mungkin terjadi pada bayi premature dengan berat badan 1000-
2000 gram atau masa gestasi 30-36 minggu. Jarang ditemukan pada bayi
dengan berat badan lebih dari 2500 gram. Sering disertai dengan riwayat
asfiksia pada waktu lahir atau tanda gawat bayi pada akhir kehamilan. Tanda
dan gejala yang karakteristik mulai terlihat pada umur 24 – 72 jam. Bila
Bayi pada kasus ini premature, berat badan 1600 gram, dan memiliki
riwayat asfiksia. Bayi lahir 9 jam sebelum masuk rumah sakit. Tanda
dan perfusi paru yang menurun. Keadaan ini akan memperlihatkan gambaran
klinis seperti dispnu atau hiperpnu, sianosis karena saturasi O2 yang menurun,
terutama di daerah dorsal tangan/ kaki, hipotermia, tonus otot yang menurun,
retraksi, dan merintih (grunting). Namun pada pasien ini belum didapatkan
21
gejala yang menunjukkan komplikasi. Tidak ditemukan bradikardia,
Scoring system yang sering digunakan pada bayi preterm dengan HMD
dari gangguan nafas.16 Pada kasus ini, scoring HMD adalah grade 2, karena
didapatkan retraksi dinding dada yang ringan namun jelas, pernapasan cuping
hidung yang jelas dan merintih yang terdengar tanpa menggunakan stetoskop.
kemungkinan penyakit lain yang diobati dan mempunyai gejala yang mirip
lain-lain.6 Foto toraks posisi AP dan lateral, bila diperlukan serial . Gambaran
22
Pada kasus ini, dilakukan pemeriksaan foto thorak posisi AP. Dari foto
meninggi dan bila kadarnya lebih dari 45 mg%, prognosis lebih buruk. Kadar
bilirubin lebih tinggi bila dibandingkan dengan bayi normal dengan berat
di dalam paru dan karena adanya pirau arteri-vena. Kadar PaO2 meninggi,
paru. pH darah menurun dan deficit basa meningkat akibat adanya asidosis
direk dan indirek yang tinggi. Untuk hasil analisis gas darah, didapatkan kadar
PaO2 yang menurun dan pH darah yang menurun. Kadar PaO2 menurun
arteri-vena.
Pada HMD, diperlukan pula uji kematangan paru yaitu tes biokimia
digunakan dan sebagai standarisasi tes. Uji kematangan paru yang kedua yaitu
tes biofisika (Shake test). Test ini berdasarkan sifat dari permukaan cairan
23
fosfolipid yang membuat dan menjaga agar gelembung tetap stabil.19 Namun
perubahan pada fungsi paru lainnya seperti tidal volume menurun, lung
capacity yang terbatas. Demikian pula fungsi ventilasi dan perfusi paru akan
terganggu.6
pasien ini yaitu riwayat kelahiran kurang bulan dan riwayat persalinan yang
gejala yang dijumpai dalam 24 jam kehidupan, dijumpai sindrom klinis yang
tyerdiri dari kumpulan gejala takipnea (frekuensi nafas lebih dari 60 kali per
menit), grunting atau nafas merintih, retraksi dinding dada, dan sianosis. Pada
selain itu pada analisa gas darah, pasien ini memiliki PaO2 yang rendah.
dapat ditegakkan dengan foto rontgen paru yaitu adanya opasitas paru yang
24
berbentuk “streaky”, ditemukannya cairan pada fisura transversalis, dan
bertahap apabila saturasi O2 baik), terapi cairan berupa loading naCl 0,9%,
iv, dengan monitor keadaan umum, tanda vital, tanda hipoglikemi, tanda
hipotermi, CRT.
yang optimal. Suhu tubuh bayi harus selalu diusahakan agar tetap dalam batas
ruangan juga harus adekuat (70 – 80%).6,8 Pada kasus ini bayi dirawat di
25
Pemberian oksigen harus berhati-hati. Prinsip: Oksigen mempunyai
pengaruh yang kompleks terhadap bayi yang baru lahir. Pemberian O2 yang
yang menderita hyaline membrane disease. Prinsipnya, ada fase akut, harus
yang disesuaikan dengan umur dan berat badan (60 – 125 ml/kgbb/ hari). Pada
pasien ini diberikan loading cairan NaCl kemudian glukosa D10% dan Ca
glukonas.
pemeriksaan analisa gas darah 1 hari sesudahnya, didapatkan nilai pO2 yang
26
Setiap penderita HMD perlu mendapat antibiotika untuk mencegah
dan gentamisin 3mg/kgBB untuk bayi dengan berat lahir kurang dari 2
kilogram. Jika tak terbukti ada infeksi, pemberian antibiotika dihentikan.7 Pada
pasien ini diberikan antibiotic sejak hari pertama perawatan yaitu ampicilin
jenis preparat yang dipergunakan.7 Namun pada pasien ini tidak diberikan
surfaktan.
gawat nafas pada bayi, tetapi pemberiannya harus didalam interval >24 jam
dan <7 hari sebelum kelahiran bayi.9 Pada pasien ini kemungkinan ibu tidak
gambaran klinis berupa pewarnaan kuning pada kulit dan mukosa karena
adanya deposisi produk akhir katabolisme heme yaitu bilirubin Pada neonatus
baru tampak apabila serum bilirubin sudah > 5 mg/dL (> 86 μmol/L).
27
keadaan kadar bilirubin dalam darah > 13 mg/dL. Pada bayi baru lahir, ikterus
yang terjadi pada umumnya adalah fisiologis.13 Pada bayi ini didapatkan
bilirubin total 16,61 mg/dl dan 3 hari kemudian saat diperiksa ulang ternyata
Pada keadaan normal, kadar bilirubin indirek bayi baru lahir adalah 1-
3 mg/dl dan naik dengan kecepatan < 5 mg/dl/24 jam, dengan demikian
ikterus fisiologis dapat terlihat pada hari ke-2 sampai ke-3, berpuncak pada
hari ke-2 dan ke-4 dengan kadar berkisar 5-6 mg/dL (86-103 μmol/L), dan
menurun sampai di bawah 2 mg/dl antara umur hari ke-5 dan ke-7. Secara
pada neonatus cukup bulan dan 10 mg % per hari pada neonatus kurang
bulan
3. Kecepatan peningkatan kadar bilirubin tidak melebihi 5 mg %
perhari
4. Kadar bilirubin direk kurang dari 1 mg %
5. Kadar bilirubin indirek pada bayi cukup bulan menurun sampai
pada pasien ini ikterus muncul pada hari pertama-kedua. Kadar bilirubin
indirek lebih dari 10 mg/dl, dan kadar bilirubin direk lebih dari 1 mg/dl
28
a Timbul dalam 24 jam pertama kehidupan.
b Bilirubin total/indirek untuk bayi cukup bulan > 13 mg/dL atau bayi
didapatkan pada pasien ini yaitu timbul dalam 24 jam pertama kehidupan,
bilirubin indirek lebih dari 10 mg/dl, kadar bilirubin direk lebih dari 2
mg/dl, ikterus yang disertai oleh berat lahir yang kurang dari 2000 gram
intra uterin.
c Polisitemia.
e Ibu diabetes.
f Asidosis.
29
g Hipoksia/asfiksia.
enterohepatik.
Kramer V. hingga telapak tangan dan telapak kaki (Bilirubin total >17 mg
%)
bilirubin (bilirubin total dan direk) harus dilakukan pada neonatus yang
mengalami ikterus. Terutama pada bayi yang tampak sakit atau bayi-bayi
30
tergantung usia bayi dan tingginya kadar bilirubin. Kadar serum albumin
untuk mengendalikan agar kadar bilirubin serum tidak mencapai nilai yang
fototerapi, dan jika tidak berhasil transfusi tukar dapat dilakukan untuk
kadar maksimum pada bayi preterm dan bayi cukup bulan yang sehat.
dilakukan fototerapi.
31
Sepsis neonatorum adalah infeksi aliran darah yang bersifat invasif
Dari sisi waktu terjadinya, sepsis dibagi menjadi sepsis awitan dini
dan lanjut. Sepsis awitan dini atau infeksi perinatal terjadi segera dalam
periode pascanatal dan biasanya diperoleh pada saat proses kelahiran atau
atau diperoleh pascanatal sebagai infeksi nosokomial. 19,21 Pada pasien ini
diderita pasien. Pada awitan dini berbagai faktor yang terjadi selama
awitan dini, pada pasien awitan lambat, infeksi terjadi karena sumber
a Ketuban pecah dini dan ketuban pecah lebih dari 18 jam. Bila
32
b Infeksi dan demam (lebih dari 38°C) pada masa peripartum akibat
d Kehamilan multipel
pembedahan
e Asfiksia neonatorum
f Cacat bawaan
prematuritas dan berat lahir rendah, resusitasi pada saat kelahiran, dan
asfiksia neonatorum.
33
Pada bayi baru lahir, infeksi harus dipertimbangkan pada
diagnosis banding tanda-tanda fisik. Bila banyak system terlibat atau bila
dipikirkan. Pada sepsis awitan dini janin yang terkena infeksi mungkin
karena Apgar yang rendah. Setelah lahir, bayi terlihat lemah dan tampak
dan gangguan fungsi organ tubuh.19,20 Pada pasien ini didapatkan fata
prokalsitonin, sitokin IL-6, GCSF, tes cepat (rapid test) untuk deteksi
34
dilakukan pemeriksaan rasio neutrofil imatur dengan neutrofil total (IT
ratio). Untuk CRP kualitatif sudah dilakukan yaitu < 1,35 mg/ml
C-reactive protein (CRP), yaitu protein yang timbul pada fase akut
terjadi sepsis, meningkat pada hari ke 2-3 sakit dan menetap tinggi
sampai infeksi teratasi. Nilai CRP akan lebih bermanfaat bila dilakukan
sepsis neonatal.19,21
antimikrobia pada patogen yang dicurigai atau yang telah diketahui, dan
resusitasi cairan, dan ventilasi mekanik.20 Pada pasien ini sudah diberikan
35
dengan hal tersebut pemberian antibiotika secara empiris terpaksa cepat
kultur darah, dan segera setelah didapatkan hasil kultur darah, jenis
mg/kgBB/hari, 2 kali sehari. Beberapa kuman Gram negatif saat ini hanya
36
pengobatan pada penderita sepsis. Hal ini dilakukan karena produksi dan
respons fungsi sel darah putih yang menurun pada keadaan sepsis
yang optimal pada pasien sepsis.19 Pada pasien ini juga dilakukan
37