Anda di halaman 1dari 4

Pasien laki-laki dengan luka tusuk di dada kiri, di tusuk oleh istrinya.

Dari hasil
pemeriksaan tanda vital di dapatkan Tekanan Darah 80/40 mmhg, Nadi 140x/menit , RR
36x/menit.

AIRWAY

1. Pasang APD (Alat Pelindung Diri)


2. Amankan Cervikal dengan Pemasangan Cervikal Colar
3. Membebaskan Jalan Nafas
4. Nilai Jalan Nafas dengan :
 L = Look/Lihat gerakan nafas atau pengembangan dada, adanya retraksi sela
iga, warna mukosa/kulit dan kesadaran
 L = Listen/Dengar aliran udara pernafasan
 F = Feel/Rasakan adanya aliran udara pernafasan dengan menggunakan pipi
penolong
5. Nilai tanda-tanda adanya sumbatan (ditandai adanya suara nafas tambahan) :
 Mendengkur(snoring), berasal dari sumbatan pangkal lidah. Cara mengatasi :
chin lift, jaw thrust, pemasangan pipa orofaring/nasofaring, pemasangan pipa
endotrakeal.
 Berkumur (gargling), penyebab : ada cairan di daerah hipofaring. Cara
mengatasi : finger sweep, pengisapan/suction.
 Stridor (crowing), sumbatan di plika vokalis. Cara mengatasi : cricotirotomi,
trakeostomi.
6. Memberikan Oksigen
7. Melakukan pemeriksaan saturasi oksigen dengan Pulse Oxymetri.

BREATHING

1. Nilai Pernafasan dengan menghitung Frekuensi nafas (Respiration Rate)


2. Inspeksi
Melihat pergerakan pada thorax kiri dan kanan ,apakah pergerakan nya simetris
atau tidak untuk menilai adanya pernafasan Paradoksal ( Curiga Flail Chest).
kemudian melihat ada atau tidaknya luka terbuka pada thoraks kiri dan kanan untuk
melihat tanda-tanda suatu Open Pneumothorax.
3. Palpasi
Palpasi untuk menillai ada atau tidak nya krepitasi (curiga Fraktur tulang iga)
4. Perkusi
Perkusi untuk menilai apakah ada atau tidak suara sonor, hipersonor dan pekak.
(curiga Tension Pneumothorax /Hematothorax)

1
5. Auskultasi
Auskultasi untuk menilai suara nafas dan suara denyut jantung. Apakah ada suara
nafas vesikuler, wheezing dan ronkhi. Serta suara denyut jantung menilai apakah
suara denyut jantung terdengar normal atau terdengar menjauh (curiga Tamponade
Jantung)
6. Melakukan Pemeriksaan pada leher apakah ada distensi vena leher dan lakukan
palpasi trakhea menilai apakah ada atau tidak suatu deviasi Trakhea.
7. Jika ditemukan suatu tanda kegawatdaruratan pada Breathing maka lakukan
penatalaksanaan pada kasus ditemukan :
1. Open Pneumothorax
Maka lakukan pemasangan kassa dengan plaster tiga posisi. Kemudian
dilannjutkan dengan pemasangan Chest Tube, dengan Cara :
 Tentukan tempat insersi biasanya setinggi putting (sela iga 5) linea
midaksilaris anterior pada area yang terkena.
 Siapkan pembedahan dan tempat insersi ditutup dengan kain.
 Anastesi lokal kulit dan periosteum iga.
 Insisi transversal (horizontal) 2-3 cm pada tempat yang telah ditentukan
dan diseksi tumpul melalui jaringan subkutan, tepat di ataas iga.
 Tusuk pleura parietal dengan ujung klem dan masukkan jari ke dalam
tempat insisi untuk mencegah melukai organ yang lain dan melepaskan
perlengketan , bekuan darah , dll.
 Klem ujung proksimal tube torakostomi dan dorong tube ke dalam
rongga pleura sesuai panjang yang di inginkan. Tube diarahkan ke sisi
posterior toraks.
 Cari adanya “fogging” pada chest tube saat ekspirasi atau dengarkan
aliran udara.
 Sambungkan ujung Tube Torakostomi ke WSD.
 Jahit tube di tempatnya.
 Tutup dengan kain/kassa, plester.
 Foto rontgen toraks.
2. Tamponade Jantung
Maka lakukan perikardiosintesis. Dengan cara :
 Memonitor tanda vital pasien, CVP dan EKG sebeum,selama dan
sesudah prosedur.
 Persiapan bedah pada area xiphoid dan sub-xiphoid, jika waktu
mengijinkan.
 Gunakan jarum no. 16-18 Gauge, 6 inci (15 cm) atau kateter jarum yang
lebih panjang, terpasang pada tabung jarum yang kosong 35 ml dengan
3 way stopcock.
 Identifikasi adanya pergeseran mediastinum yang menggeser jantung
secara bermakna.

2
 Tusuk kulit 1-2 cm inferior xyphokondrial junction kiri, dengan sudut
45 derajat.
 Dorong jarum dengan hati-hati kearah cephalad dan ditujukan ke ujung
skapula kiri.
 Jika jarum didorong terlalu jauh (ke otot ventrikel) pada cedera (misal
perubahan ekstrim gelombang ST-T atau melebar dan membesarnya
kompleks QRS) muncul pada monitor EKG. Pola ini mengindikasikan
jarum perikardiosintesis harus ditarik sampai pola EKG sebelumnya
muncul kembali. Kontraksi Ventrikular prremature dapat terjadi juga,
sekunder terhadap iritasi pada miokard ventrikel.
 Ketika ujung jarum memasuki perikard yang terisi darah, hisap
sebanyak mungkin.
 Selama aspirasi, epikardium kembali mendekat dengan permukaan
dalam perikard, juga mendekati ujung jarum. Akibatnya pola cedera
pada EKG. Muncul kembali. Hal ini menandakan jarum
perikardiosintesis harus ditarik sedikit. Jika pola cedera ini persisten,
tarik seluruh jarum keluar.
 Sesudah aspirasi selesai, cabut tabung jarum, dan sambungkan ke 3 way
stopcock, tinggalkan stopcock tertutup. Pertahankan posisi kateter di
tempatnya.
 Alternatif : pakai cara seldinger, masukkan guide-wire ke kantung
pericardium, tarik jarum, dan masukkan kateter 14 gauge yang fleksibel
ke guide-wire. Lepaskan guide-wire dan sambungkan ke 3 way
stopcock.
 Jika gejala tamponade jantung persisten, buka stopcock dan perikard
diaspirasi ulang. Jarum plastik perikardiosintesis dapat dijahit atau
diplester dan ditutup dengan kain/kasa kecil untuk memungkinkan
dilakukan dekompresi berulang atau pada saat pemindahan pasien ke
fasilitas medis yang lain.

Nilai kembali pernafasan pasien meliputi RR, gerakan dinding dada daan
suara nafas, jika mengalami perbaikan lanjut ke Cirkulasi.

CIRKULASI

Pada pasien Tekanan Darah 90/40 mmhg, Nadi 140x/menit, RR 34x/menit. Pasien
mengalami Shock. Pada pasien baru terpasang satu IV line, maka akan saya pasang satu
IV line lagi di vena perifer. Kemudian tidak lupa ambil sampel darah untuk Cross Match.

3
DISABILITY

Menilai GCS dan Pemeriksaan Neurologis secara singkat, Meliputi :


 Respon Buka mata dan Respon Motorik.
 Nilai Pupil, ukuran, dan Refleks cahaya
 Nilai tanda Lateralisasi

Pada pasien ini Terpasang ETT, Jadi yang dapat dinilai hanya MATA dan
MOTORIK.

EXPOSSURE

Buka seluruh pakaian pasien dan selimut kan pasien untuk mencegah hipotermi. Nilai
ujung kepala sampai ujung kaki, bagian kepala dan bagian tubuh belakang dengan Log-
Roll.

DIAGNOSIS PASIEN INI:

Pasien Shock dengan Open Pneumothorax Sinistra dan Tamponade jantung.

Kemudian dirujuk Ke trauma center yang ada Spesialis bedah Thorax.

Anda mungkin juga menyukai