Anda di halaman 1dari 62

Modul AAI

MATERI 1
NIAT DAN IKHLAS

Tujuan Materi
 Memberikan pemahaman kepada peserta tentang tujuan kuliah (asistensi) hanya
untuk mendapatkan Ridho Allah.
 Memberikan pemahaman kepada peserta tentang tujuan amal, karena Allah
memberikan kemenangan yang besar.
 Senantiasa berniat karena Allah dalam setiap melakukan aktivitas.

Rincian Materi

A. Pengertian Niat
Secara bahasa ikhlas berasal dari kata khalasa yang berarti bersih/murni.
Sedangkan niat berarti al qashdu artinya maksud atau tujuan. Niat merupakan amal hati
secara murni, bukan amal lidah. Niat bukan sekedar sesuatu yang melintas di dalam hati
lalu hilang seketika itu juga, yang berarti tidak ada keteguhan. Al khaththaby
mendefenisikan niat adalah tujuan yang terdetik di dalam hatimu dan menuntut darimu. Al
Baidhawi juga mendefenisikan niat adalah dorongan hati yang dilihatnya sesuai dengan
suatu tujuan, berupa mendatangkan manfaat atau mengenyahkan mudharat dari sisi
keadaan maupun harta.
Keberadaan niat harus disertai pembebasan dari segala keburukan, nafsu dan
keduniaan, harus ikhlash karena Allah, dalam setiap amal-amal akhirat, agar amal itu
diterima di sisi Allah. Sebab setiap amal sholih mempunyai dua sendi, yang tidak akan
diterima di sisi Allah kecuali dengan keduanya, yaitu:
1. Niat yang ikhlas dan benar
2. Sesuai dengan Al Qur’an dan Sunnah.

Pentingnya Niat yang Ikhlas (Ikhlas unniyah)


Ikhlas merupakan ruhnya amal, maka tanpa ikhlas, sebagus dan sebesar apapun
amal tidak akan ada artinya disisi Allah swt.
“Allah azza wa jalla tidak menerima amal kecuali apabila dilaksanakan dengan ikhlas
dalam mencari keridho’annya semata”.(H.R. Abu Daud dan Nasai).

Lembaga Asistensi Pusat UR Handbook for Mentor 1


Modul AAI

Syarat diterimanya amal atau perbuatan:


a. Bersungguh-sungguh
b. Ikhlas dalam berniat
c. Sesuai dengan syariat Islam (AlQur’an dan Sunnah)

Penentu nilai/kualitas suatu amal.


“Sesungguhnya segala amal perbuatan tergantung pada niat, dan bahwasanya
bagi tiap-tiap orang apa yang ia niatkan. Maka barangsiapa hijrah menuju Allah dan
RasulNya, maka hijrahnya itu kepada Allah dan RasulNya. Barangsiapa berhijrah kepada
dunia (harta atau kemegahan dunia) atau karena seorang wanita yang akan dinikahinya,
maka hijrahnya itu kea rah yang ditujunya”.(H.R. Bukhori dan Muslim).
Mendatangkan pahala dan berkah dari Allah(Q.S. 2:262; 4:145-146).

A. Dalil-Dalil Al Qur’an dan Hadits


“Di antara kalian ada yang mengehendaki dunia dan di antara kalian ada orang
yang mengehendaki akhirat” (QS Al Imran:152)
“Barangsiapa yang menghendaki kehidupan dunia dan perhiasannya, niscaya kami
berikan kepada mereka balasan pekerjaan mereka di dunia dengan sempurna dan mereka
di dunia itu tidak akan dirugikan. Itulah orang-orang yang tidak memperoleh di akhirat,
kecuali neraka dan lenyaplah di akhirat itu apa yang telah mereka usahakan di dunia dan
sia-sialah apa yang telah mereka kerjakan”. (Hud 15-16). Dan firman Allah yang lain
dalam QS 2:262; 4:145; 4:145-146; Al Isra’:18-19; Asy Syra: 20).
“Sesungguhnya segala amal perbuatan tergantung pada niat, dan bahwasanya
bagi tiap-tiap orang apa yang ia niatkan. Maka barangsiapa hijrah menuju Allah dan
RasulNya, maka hijrahnya itu kepada Allah dan RasulNya. Barangsiapa berhijrah kepada
dunia (harta atau kemegahan dunia) atau karena seorang wanita yang akan dinikahinya,
maka hijrahnya itu kea rah yang ditujunya”.(H.R. Bukhori dan Muslim).
“Ada satu pasukan perang yang hendak menyerbu Ka’bah. Tatkala mereka berada
di suatu padang sahara, maka barisan yang pertama dan terakhir dibuat buta.” Aisyah
berkata, “Aku bertanya, “Wahai Rasulullah, bagaimana mungkin barisan yang pertama
dan yang terakhir dibuat buta, padahal di antara mereka ada orang-orang awam yang
lemah dan juga bukan termasuk golongan mereka?”Beliau menjawab,”Barisan pertama
dan yang terakhir dibuat buta, kemudian mereka dibangkitkan menurut niatnya.”(H.R.
Bukhori, Muslim, dll)

Lembaga Asistensi Pusat UR Handbook for Mentor 2


Modul AAI

B. Beberapa Unsur yang Membentuk Keikhlasan


1. Orang yang mukhlis harus memperhatikan pandangan Khaliq bukan pandangan
makhluk.
2. Apa yang lahir pada diri orang yang mukhlis harus sinkron dengan batinnya, yang
tampak dengan yang tersembunyi.
3. Menganggap sama antara pujian dan celaan manusia.
4. Tidak boleh memandang ikhlasnya sehingga ia takjub kepada diri sendiri, sehingga
ketakjubannya itu merusak dirinya.
5. Melupakan tuntutan pahala amal di akhirat. Sebab orang yang mukhlis tidak merasa
aman terhadap amalnya, yang bisa saja dicampuri bagian untuk dirinya. Menurut
pandangan orang mukhlis, amal yang dikerjakannya itu tidak layak dimintai suatu
balasan dan ia melihat pahala sebagai suatu kebaikan Allah terhadap dirinya.
6. Takut penyusupan riya dan hawa nafsu ke dalam jiwa, sementara dia tidak
menyadarinya.

C. Cara-Cara Untuk Menumbuhkan Niat yang Ikhlas


1. Mengetahui arti keikhlasan dan urgensinya dalam beramal.
2. Menambah pengetahuan tentang Allah dan hari kiamat.
3. Memperbanyak membaca/berinteraksi dengan AlQur’an, karena Al Qur’an adalah
penyembuh dari segala penyakit dalam dada (QS 10:57) termasuk riya, ujub dan
sum’ah.
4. Memperbanyak amal-amal rahasia, sehingga kita terbiasa untuk beramal karena Allah
tanpa diketahui orang lain.
5. Menghindari/mengurangi saling memuji.
6. Berdo’a, dengan tujuan agar selalu diberi keikhlasan dan dijauhi dari syirik.

D. Teladan Sejarah
1. Dari Abu Hurairah r.a., dia berkata,
”Aku pernah mendengar Rasulullah SAW bersabda, ”Sesungguhnya orang yang
pertama-tama diadili pada hari kiamat adalah orang yang mati syahid. Dia didatangkan ke
pengadilan, diperlihatkan kepadanya nikmat-nikmatnya. Maka dia pun mengakuinya.
Allah bertanya,”Apa yang engkau perbuat dengan nikmat-nikmat itu? Dia menjawab, aku
berperang karena Engkau hingga aku mati syahid. Allah berfirman,engkau dusta.

Lembaga Asistensi Pusat UR Handbook for Mentor 3


Modul AAI

Tetapi engkau berperang supaya dikatakan,”dia adalah orang yang gagah berani.
Dan memang begitulah yang dikatakan tentang dirimu. Kemudian diperintahkan agar dia
diseret dengan muka tertelungkup lalu dilemparkan ke dalam neraka. Berikutnya (yang
diadili) adalah seseorang yang mempelajari ilmu dan mengajarkannya serta membaca
AlQur’an. Dia didatangkan ke pengadilan, lalu diperlihatkan kepadanya, nikmat-
nikmatnya. Maka ia pun mengakuinya. Allah bertanya, apa yang engkau perbuat dengan
nikmat-nikmat itu? Dia menjawab, aku mempelajari ilmu dan mengajarkannya serta aku
membaca AlQur’an karena Mu. Allah berfirman, engkau dusta. Tetapi engkau
mempelajari ilmu agar dikatakan, dia adalah orang yang berilmu, dan engkau membaca
AlQur’an agar dikatakan, dia adalah Qori’. Dan memang begitulah yang dikatakan tentang
dirimu. Kemudian diperintahkan agar dia diseret dengan muka tertelungkup hingga
dilemparkan ke neraka. Berikutnya (yang diadili) adalah orang yang diberi kelapangan
oleh Allah dan juga diberiNya berbagai macam harta. Lalu ia didatangkan ke pengadilan
dan diperlihatkan kepadanya nikmat-nikmatnya. Maka ia pun mengakuinya. Allah
bertanya, apa yang engkau perbuat dengan nikmat-nikmat itu? Dia menjawab, aku tidak
meninggalkan satu jalan pun yang Engkau suka agar dinafkahkan harta, melainkan aku
pun menafkahkannya karenaMu. Allah berfirman, engkau berdusta. Tetapi engkau
melakukan hal itu agar dikatakan, dia seorang pemurah. Dan memang begitulah yang
dikatakan tentang dirimu. Kemudian diperintahkan agar dia diseret dengan muka
tertelungkup hingga dilemparkan ke neraka. (H.R. Muslim, An Nasa’y, At Tirmidzi dan
Ibnu Hibban).
2. “Ada seorang laki-laki berkata, malam ini aku benar-benar akan mengeluarkan
shadaqah. Lalu ia keluar sambil membawa shadaqahnya, lalu memberikannya kepada
seorang pencuri. Orang-orang pun membicarakan hal ini,”Malam ini engkau telah
memberikan shadaqah kepada seorang pencuri”. Maka orang itu berkata,”Ya Allah,
bagimu segala puji atas pencuri itu. Aku benar-benar akan mengeluarkan shadaqah
lagi.”Maka dia pun keluar sambil membawa shadaqahnya, lalu memberikannya kepada
seorang wanita pezina. Mereka pun membicarakannya,”Malam ini engkau telah
memberikan shadaqah kepada seorang wanita pezina”. Maka orang itu berkata,”Ya
Allah, bagimu segala puji atas pezina itu. Aku benar-benar akan mengeluarkan
shadaqah lagi.”Maka dia pun keluar sambil membawa shadaqahnya, lalu
memberikannya kepada orang yang kaya. Mereka pun membicarakannya,”Malam ini
engkau telah memberikan shadaqah kepada orang yang kaya.” Maka orang itu
berkata,”Ya Allah, bagimu segala puji atas pencuri, pezina dan orang yang kaya itu”.

Lembaga Asistensi Pusat UR Handbook for Mentor 4


Modul AAI

Lalu ia bermimpi, dan ada yang berkata kepadanya dalam mimpinya itu,”Tentang
shadaqah yang ia berikan kepada pencuri, semoga saja ia bisa menghentikan
kebiasaannya mencuri. Tentang wanita pezina, semoga saja dia menghentikan
kebiasaannya berzina. Tentang orang yang kaya, semoga saja dia bisa mengambil
pelajaran, lalu dia mau menafkahkan dari sebagian yang diberikan Allah kepadanya.”
(H.R. Bukhori, Muslim dan An Nasa’y).

Lembaga Asistensi Pusat UR Handbook for Mentor 5


Modul AAI

MATERI 2
MAKNA SYAHADATAIN

1. MAK’NA SYAHADAT

a. Syahadat di sebut pula kalimat kebenaran (Az-Zuhruf:86).


b. Kebenaran yang hanya hak di sembah yaitu Alloh swt (Al-Arof:59).
c. Setiap insan mempunyai tanggung jawab terhadap Syahadat tauhid (Az-Zuhruuf:26-
27).
1. Kalimat syahadat dapat meluruskan kehidupan umat. (Yusuf:40).
2. Makna syahadat mengandung makna Tauhid Uluhiyyah yaitu Ikhlas dan
Mutaba’ah (mengikuti sunnah ) , (Al-An’am:162-163).
3. Makna Syahadat adalah makna zat yang di sembah dan di ta‘ati juga berserah diri
kepadanya ,bukan sekedar makna yang substansinya
menciftakan,berkreasi,mengadakan dll (Al-Ahzab:36),(Al-Maidah:49)
4. Makna Syahadat adalah menerima dengan sepenuh hati dengan substansi yang di
tentukan di dalamnya seperti mentaati dan berpegang teguh terhadap tuntutanya
(Al-Hasr:7).
2. I’RAB (URAIAN GRAMATIKA) ATAS LAPAZD SYAHADAT.
Kalimat laa adalah kata yang berfungsi menapikan berdasarkan jenis .lIlaha
adalah ism (subjek) yang di napikan oleh kata laa dan berkedudukan sama dengan
posisi objek,sedangkan khobarnya (Predikatnya) bersifat mukodar (Terprekdiksikan)
dan dalam hal ini adalah haq (yang benar)
Illat:Kata yang berfungsi pengecualian .Alloh adalah badl (pengganti) kata ini berpungsi
sebagai pengganti sebagian dari keseluruhan.
3. HUKUM SYAHADAT .
a. Kalimat syahadat wajib di ucapkan minimal satu kali seumur hidup walaupun
sebenarnya di perintah untuk memperbanyaknya .
b. Kalimat syahadat wajib di yakini kebenarannya ,hakekatnya dan di amalkan isi
kandungan dan segala konsekwensinya (Az-Zuhruf :86).
c. Kalimat syahadat harus di yakini dengan ikhlas dan tulus hanya untuk Alloh swt
tanpa ada kesyirikan di dalamnya atau cacat.
4. RUKUN SYAHADAT.
Ada dua jenis rukun syahadat :

Lembaga Asistensi Pusat UR Handbook for Mentor 6


Modul AAI

a. Rukun syahadat yang bersifat lapdzi yaitu dua bagian yang terkandung pada dua
bagian makna lapadz syahadat.
1. Lapadz (Laa Illaha ),Tiada yang di taati,di sembah,di patuhi selain Alloh swt.
2. Lapadz ( Laaillaha) kecuali Alloh.
b. Dua hukum yang bersifat maknawi yaitu dua bagian yang terkandung pada dalam
makna syahadat.
1. penetapan ketuhanan dan membatasinya sebagai tuhan yang haq.
2. Penapian ketuhanan semua tuhan yang bathil selain Alloh swt.
5. APLIKASI MAKNA SYAHADAT.
a. Aplikasi makna syahadat bahwa kita mengetahui dan mengamalkan hakekat
syahadat meluruskan niat dan tujuan kita agar selaras dengan
konsekwensinya,membersihkan dari semua yang bertentangan dengan maknanya
dan ingkar kepada thogut yaitu berlepas diri dari semua yang bertentangan dengan
kesempurnaan tauhid (Al-Baqoroh :256).
b. Syahadat dapat teraflikasikan dengan dua hal:
1. terpenuhinya syarat-syarat syahadat.
2. Tidak adanya hal-hal yang membatalkan syahadat.
6. SYARAT-SYARAT SYAHADAT TAUHID.
1. Memahami makna syahadat dengan dua dimensi yaitu penafian dan penetapan .
2. Alyaqin (keyakinan yang mantap dan sempurna yang tidak dapat di goyahkan oleh
apapun juga dari sedikit keragu-raguannya. (Al-Hujurat: 86).
3. Al-Inqiyad ( Tunduk melaksanakan kandungannya ) yaitu menta‘ati seluruh
perintahnya dan menjauhi seluruh larangannya baik yang nampak ataupun yang
tersembunyi (Al-Baqorah:278).(Al-Imran:175). (AnNisa:59),(Al-Maidah :57).
4. Al-Qobul (menerima tidak menolak kandungan-kandungannya ) penerimaan hati
terhadap sesuatu yang datang dari Alloh swt dan Rosulnya dengan membuahkan
ketaatan dan penyembahan kepadanya. ( Al-Baqoroh:85),(Al-Ahzab:36),(Thaha
:124-126).
5. Al-Ikhlas (bersyahadat dan melaksanakan isinya hanya karena Alloh swt ) dengan
membersihkan hati dari segala makar yang bertentangan dengan syahadat atau
berbuat syirik di dalamnya .(Al-Bayyonah:5).
6. As-Syidik (jujur) bukan sekedar ucapan lisan namun hati dan perbuatannya
mengikuti lahirnya tidak menyalahi bathinya ucapan iti harus sesuai dengan
ketentuan makna syahadat (Al-Ankabut:130,(A-Aman:820,(Al-Ahzab:23).

Lembaga Asistensi Pusat UR Handbook for Mentor 7


Modul AAI

7. Al-Mahabbah (kecintaan) lebih mencintai Alloh dan Rosulnya dari pada yang
lainnya dan wajib berwala kepada penganut ajaran tauhid dan barro kepada musuh-
musuhnya . (Al-Baqoroh:165), (Al-Imran:31).
7. PEMBATAL ATAU PENGGUGUR SYAHADAT
a. Nawakidh artinya : yang merusak dan membatalkan makna syahadat dimana
mengucapkan, menyakini dan mengamalkannya secara otomatis ia menjadi
muslim,juga sebaliknya apabila ia melakukan salah satu pembatalan syahadat maka
ia secara otomatis pula menjadi murtad (Ridhoh).
b. jahil (tidak tau akan makna syahadat) ( At-taubat:97)
c. keraguan akan sebagian atau seluruh mak‘na Syahadat
d. Syirik yaitu :, Menyekutukan Alloh swt didalam menetapkan hak Uluhiyah,
Ubudiyyah dan ketaatan dari selain Allah swt. (An-Nisa :48),(Al-
Bayyinah:69),(Az-Zuhruf :26-28),(Az-Zumar:65).
e. Khadab (kedustaan terhadap aqidah ) Nipak, yaitu menampakan iman
menyembunyikan kekapiran dirinya .
‫يقىلىن في السىتهم ماليس في قلىبهم‬
‗‘ mereka mengucapkan dengan lidahnya yang tidak ada dalam hatinya . (Al-Fath
:11).
f. Membenci terhadap syahadat dengan segala konsekwensinya memusuhi Alloh dan
Rosulnya juga orang-orang yang menyakini kebenaran al-islam.
g. Meninggalkan terhadap kebenarannya makna dan lapadz Syahadat dia menyakini
dan memahami tetapi meninggalkan segala kewajibannya baik secara umum
maupun parsial sekalipun ia mengklem bahwa dirinya memahami dan menyakini
namun membangkang tuntutannya . (An-Nahl:83).
h. Menolak baik secara lapadz ataupun maknanya sedangkan ia menyakini
kebenaranya sebagaimana kaum bangsa arab dahulu, ( Al-Asshopat :36),(An-
Naml :14).
8. DAKWAH KEPADA SYAHADAT TAUHID
a. Dak‘wah kepada syahadat tauhid merupakan pandangan hidup bagi orang- orang
yang mengikuti jejak Rosul saw (Al-Hasr:7), (Al-Anfal:1).
b. Tujuan hidupnya hanya merealisasikan Syahadat tauhid (Az-Zariyyat:56).
c. manusia dari kehancuran dan kerugian yang besar baik di dunia maupun di
akhirat kelak . (Az-Zumar:65-66).

Lembaga Asistensi Pusat UR Handbook for Mentor 8


Modul AAI

d. Memurnikan beribadah pada Alloh saja dan menjauhi segala yang di sembah
selain kepada Alloh dan menjauhi thogut. (An-Nahl :36).„‟Katakanlah.‟‟Inilah
jalan (agama)ku,aku dan orang-orang yang mengikuti mengajak (kamu) hanya
kepada Alloh dengan penuh pengertian dan keyakinan.maha sucu Alloh,dan aku
tiada termasuk orang-orang yang berbuat syirik (kepadanya).‟‟(yusuf :108).
Maraji :
At-Tauhid Alladzi huwa haqulloh alal‟abid,Syikh Islam Muhammad bin
Abdul wahab rohimahulloh.
Al-Madhalu lidirasatil aqidatilislamiyyah ala madhabi ahli sunnah
waljama‟ah,Syeikh Ibrahim bin Muhammad bin Abdullah Alburaikan.,Fath Al-
Madjidz Syarah kitabut tauhid Syeikh Abdurahman bin Hasan alu syeikh
‫ولتكه مىكم أمت يدعىن الى الخيرويأ مرون بالمعروف ويىهىن عه المىكر’ وأولك هم المفلحىن‬
„‟Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru
kepada kebajikan,menyuruh kepada yang ma‟ruf dan mencegah dari yang
mungkar,merekalah orang-orang yang beruntung.‟‘(Al-Imran : 104).

MATERI 3

Lembaga Asistensi Pusat UR Handbook for Mentor 9


Modul AAI

THAHARAH (BERSUCI)

A. Najis dan Tatacara Thaharahnya


1. Pengertian Thaharah
Taharah menurut bahasa, artinya bersih atau bersuci, sedangkan menurut
istilah, taharah adalah menyucikan badan, pakaian, dan tempat dari hadas dan
najis dengan cara yang telah ditetapkan oleh syariat Islam. Islam sangat
menganjurkan kepada umatnya agar selalu dalam keadaan bersih dan suci. Orang-
orang yang sanggup menjaga kesuciannya sangat dicintai Allah.
2. Macam-MacamTaharah
Taharah dibagi menjadi dua, yaitu:
a. Taharah dari najis, yang berlaku untuk badan, pakaian, dan tempat. Cara
menyucikannya dengan air yang suci dan menyucikan, yang biasa disebut air
mutlak.
b. Taharah dari hadas, yang berlaku untuk badan, seperti mandi, wudu, dan
tayamum.
3. Pengertian Najis
Menurut bahasa, najis artinya kotor. Menurut istilah, najis adalah segala
sesuatu yang dianggap kotor menurut syara‘ (Hukum Islam). Suatu benda atau
barang yang terkena najis disebut mutanajjis. Benda mutanajjis dapat disucikan
kembali, misalnya pakaian yang kena air kencing dapat dibersihkan dengan cara
menyucinya. Berbeda dengan benda najis, seperti bangkai, kotoran manusia dan
hewan tidak dapat disucikan lagi, sebab ia tetap najis.
Kotoran adalah segala sesuatu yang kotor atau tidak bersih. Tidak semua
yang kotor selalu dikatakan najis, misalnya daki di badan, ketombe di kepala,
noda air kopi atau sirop, dan sebagainya. Perlu dibedakan antara najis dan hadats.
Najis kadang kita temukan pada badan, pakaian dan tempat. Sedangkan hadats
terkhusus kita temukan pada badan. Najis bentuknya konkrit, sedangkan hadats
itu abstrak dan menunjukkan keadaan seseorang. Ketika seseorang selesai
berhubungan badan dengan istri (jima‘), ia dalam keadaan hadats besar. Ketika ia
kentut, ia dalam keadaan hadats kecil. Sedangkan apabila pakaiannya terkena air
kencing, maka ia berarti terkena najis. Hadats kecil dihilangkan dengan berwudhu
atau tayamum dan hadats besar dengan mandi. Sedangkan najis, asalkan najis
tersebut hilang, maka sudah membuat benda tersebut suci.

Lembaga Asistensi Pusat UR Handbook for Mentor 10


Modul AAI

4. Pembagian Najis dan Macam-Macam Najis berdasarkan Pembagiannya


Dalam ilmu fikih, najis dibagi menjadi empat, yaitu:
a. Najis berat atau najis mugallazhah, yaitu najis yang harus dicuci sampai tujuh
kali dengan air mutlak dan salah satunya menggunakan debu yang suci atau air
yang dicampur dengan tanah. Contohnya air liur anjing.
b. Najis sedang atau najis mutawassithah, yaitu najis yang dicuci dengan cara
menggunakan air mutlak sampai hilang bau dan warnanya.

Najis mutawassithah dibagi menjadi:


- Najis ‘ainiyah, yaitu najis yang masih terlihat zatnya, warnanya, rasanya,
maupun baunya. Cara menyucikannya dengan menghilangkan zat, warna,
rasa dan baunya.
- Najis hukmiyah, yaitu najis yang kita yakini adanya tetapi tidak nyata
zatnya, baunya, rasanya, dan warnanya, seperti air kencing yang sudah
mengering.
c. Najis ringan atau najis mukhaffafah, yaitu najis yang dapat disucikan dengan
memercikkan atau menyiram air di tempat yang terkena najis. Contohnya: air
kencing bayi yang belum makan apa-apa kecuali air susu ibu.

Najis yang dimaafkan atau najis ma’fu, yaitu najis yang dapat disucikan cukup
dengan air, jika najisnya kelihatan. Apabila tidak kelihatan tidak dicuci juga tidak
apa-apa, karena termasuk najis yang telah dimaafkan. Misalnya najis bangkai
hewan yang tidak mengalir darahnya, darah atau nanah yang sedikit, debu dan air
di lorong-lorong yang memercik sedikit yang sukar menghindarkannya.

5. Tatacara menyucikan Najis


Ada bebrapa cara yang perlu diperhatikan dalam hal bersuci dari najis, yaitu
sebagai berikut:
a. Barang yang kena najis mughalazhah seperti jilatan anjing atau babi, wajib
dibasuh 7 kali dan salah satu diantaranya dengan air yang bercampur tanah
b. Barang yang terkena najis mukhaffafah, cukup diperciki air pada tempat najis
tersebut.

Lembaga Asistensi Pusat UR Handbook for Mentor 11


Modul AAI

c. Barang yang terkena najis mutawassithah dapat disucikan dengan cara


dibasuh sekali, asal sifat-sifat najisnya (warna, baud an rasa) itu hilang.
Adapun dengan cara tiga kali cucian atau siraman lebih baik.
Jika najis hukmiah cara menghilangkannya cukup dengan mengalirkan air
saja pada najis tadi.
B. Hadas Kecil dan Tatacara Thaharahnya
1. Pengertian hadas
Secara bahasa, hadas berarti kejadian atau peristiwa. Sedangkan menurut istilah
sayr’i hadas berarti kejadian-kejadian tertentu pada diri seseorang yang
menghalangi sahnya ibadah yang dilakukannya. Orang yang berhadas dan
mengerjakan salat, maka salatnya tidak sah.
Rasulullah saw. bersabda:
Artinya: “Allah tidak akan menerima salat seseorang dari kamu jika berhadas,
sehingga berwudu.” (HR. al Bukhari dan Muslim).
2. Macam-macam Hadas
Hadas dibagi menjadi dua yaitu hadas kecil dan hadas besar.
a. Hadas kecil: hadas yang cara menghilangkannya dengan bewudu atau
tayamum
b. Hadas besar: hadas yang cara menghilangkannya dengan mandi wajib atau
janabah.
3. Hal-hal yang termasuk hadas kecil
Hal-hal yang termasuk hadas kecil antara lain:
a) Sesuatu yang keluar dari qubul atau dubur, meskipun hanya angin,
b) Bersentuhan langsung antara kulit laki-laki dengan perempuan yang sudah
balig dan bukan muhrimnya,
c) Menyentuh kemaluan dengan telapak tangan,
d) Tidur dalam keadaan tidak tetap, dan
e) Hilang akalnya, seperti mabuk, gila, atau pingsan walaupun hanya sesaat.
C. Tayamum
A. Syarat dan Rukun Tayamum
a. Dibolehkannya tayamum dengan syarat:
1. Tidak ada air dan telah berusaha mencarinya, tetapi tidak bertemu.
2. Berhalangan menggunakan air, misalnya karena sakit yang apabila
menggunakan air akan kambuh sakitnya.

Lembaga Asistensi Pusat UR Handbook for Mentor 12


Modul AAI

3. Telah masuk waktu shalat.


4. Dengan debu yang suci.
b. Rukun atau Fardhu Tayamum
1. Niat
2. Mengusap muka dengan debu tanah
3. Mengusap dua belah tangan hingga siku-siku dengan debu tanah
4. Memindahkan debu kepada anggota yang diusap
5. Tertib
B. Tatacara Tayamum
a. Meletakkan kedua tangan diatas debu yang bersih dan suci.
b. Mengusap muka dengan debu tanah, dengan dua kali usapan sambil
mengucapkan niat. Niat (untuk diperbolehkan mengerjakan shalat).
Lafadz niat:
Nawaitut-tayammuma li istibaahatish-shalaati fardhal lillahi ta’ala
Artinya: aku niat bertayamum untuk dapat mengerjakan shalat fardhu karena
Allah
c. Meletakkan dua belah tangan diatas debu yang berbeda untuk diusapkan ke
dua belah tangan sampai siku-siku.
D. Wudhu
1. Syarat dan Rukun Wudhu
a. Syarat wudhu:
1. Islam
2. Tamyiz, yakni dapat membedakan baik buruknya sesuatu
3. Tidak berhadas besar
4. Dengan air suci dan mensucikan.
5. Tidak ada sesuatu yang menghalangi air sampai ke anggota wudhu,misalnya
getah, cat, minyak dan sebagainya.
6. Mengetahui mana yang wajib (fardhu) dan yang sunnah
a. Rukun (Fardhu) wudhu:
1. Niat: ketika membasuh muka
2. Membasuh seluruh muka (mulai dari tumbuhnya rambut kepala hingga
bawah dagu, dan telinga kanan hingga telinga kiri)
3. Membasuh kedua tangan hingga siku
4. Membasuh sebagian rambut kepala

Lembaga Asistensi Pusat UR Handbook for Mentor 13


Modul AAI

5. Membasuh kedua belah kaki sampai mata kaki


6. Tertib (berturut-turut), artinya mendahulukan mana yang harus dahulu, dan
mengakhirkan mana yang harus di akhirkan.
2. Tatacara wudhu
Sebelum berwudhu kita harus membersihkan dahulu najis-najis yang ada di
badan, kalau memang ada najis.
Cara mengerjakan wudhu:
a. Membaca ― Bismillahir-rahmanir-rakhim, sampai mencuci kedua belah tangan
sampai pergelangan tangan dengan bersih.
b. Selesai membersihkan tangan terus berkumur-kumur tiga kali, sambil
membersihkan gigi.
c. Selesai berkumur terus menyela-nyela lubang hidung tida kali.
d. Membasuh seluruh muka (mulai dari tumbuhnya rambut kepala hingga bawah
dagu, dan telinga kanan hingga telinga kiri). Sambil niat wudhu sebagai berikut:
‫ث الوض ْو َء ِل َر ْفعِ ن ََويْت‬ ْ ‫لَي تَعَا ِلل َِْ ِه فَ ْرضًا‬
ْ َْْْ ‫ال‬
ِ َ‫صغ َِر ال َحد‬
Nawaitul wudhuu’a li raf’il-hadatsil-ashghari fardhal lillahi ta’alaa
Artinya: aku berwudhu untuk menghilangkan hadas kecil. Fardhu karena
Allah.
e. Membasuh kedua belah tangan hingga siku-siku sampai tiga kali
f. Mengusap sebagian rambut kepala sampai tiga kali
g. Mengusap kedua belah telinga hingga tiga kali
h. Membasuh kedua belah kaki sampai mata kaki hingga tiga kali.
i. Dalam mengerjakan rukun wudhu wajib dikerjakan dengan berturut-turut (tertib)
3. Hadas Besar dan Tatacara Thaharahnya
a. Hal-hal yang termasuk hadas besar antara lain:
1. bertemunya alat kelamin laki-laki dan wanita, baik keluar mani maupun tidak,
2. keluarnya darah haid, nifas, wiladah dan istihadah.
3. keluar air mani, baik ada sebabnya maupun tidak seperti mimpi, dan
4. orang yang mati.
E. Mandi Besar
1. Sebab-Sebab Mandi Wajib
a. Bertemunya dua khitan (bersetubuh)
b. Keluar mani disebabkan bersetubuh atau dengan lain-lain sebab.
c. Mati, dan matinya itu bukan mati syahid

Lembaga Asistensi Pusat UR Handbook for Mentor 14


Modul AAI

d. Setelah selesai nifas (melahirkan: setelah selesai berhentinya keluar darah


sesudah melahirkan)
e. Karena wiladah (setelah melahirkan)
f. Setelah selesai haidh.
2. Rukun Mandi Wajib
a. Niat
b. Membasuh seluruh badan dengan air, yakni meratakan air ke semua rambut dan
kulit
c. Menghilangkan najis
3. Sunnah-Sunnah Mandi Wajib
a. Mendahulukan membasuh segala kotoran dan najis di seluruh badan.
Membaca basmalah pada permulaan mandi.
b. Menghadap kiblat pada saat mandi dan mendahulukan bagian kanan daripada
kiri
c. Membasuh badan sampai tiga kali
d. Membaca doa sebagaimana membaca doa sesudah wudhu
e. Mendahulukan mengambil air wudhu, yakni sebelum disunahkan berwudhu
lebih dahulu.
f. Beriringan, artinya tidak lama waktu antara membasuh sebagian anggota yang
satu dengan yang lain.

F. Larangan Bagi Orang yang Sedang Junub


Bagi mereka yang sedang berjunub, yakni mereka masih berhadats besar tidak
boleh melakukan hal-hal sebagai berikut:
a. Melaksanakan shalat
b. Melakukan thawaf di Baitullah
c. Memegang Kitab Suci Al-Qur‘an
d. Membawa/mengangkat Kitab Al-Qur‘an
e. Membaca Kitab Suci Al-Qur‘an
f. Berdiam di masjid
G. Larangan Bagi Orang yang Sedang Haidh
Mereka yang sedang haidh dilarang melakukan seperti tersebut di atas, dan
ditambah larangan sebagai berikut:

Lembaga Asistensi Pusat UR Handbook for Mentor 15


Modul AAI

a. Bersenang-senang dengan apa yang diantara pusar dan lutut.


b. Berpuasa, baik sunnah maupun wajib
c. Dijatuhi thalaq (cerai).
H. Tatacara Mandi Wajib
Setelah mengetahui sebab, rukun, dan sunah mandi wajib maka pelaksanaannya
sebagai berikut:
1. Membasuh kedua tangan dengan niat yang ikhlas karena Allah
2. Membersihkan kotoran yang ada pada badan
3. Berwudhu
4. Menyirami rambut dengan sambil menggosok atau menyilanginya dengan jari
5. Menyirami seluruh badan dengan mendahulukan anggota badan sebelah kanan
dan menggosoknya dengan rata.
6. Apabila dianggap telah rata dan bersih, maka selesailah mandi kita.

Lembaga Asistensi Pusat UR Handbook for Mentor 16


Modul AAI

MATERI 4
PENTINGNYA SHALAT

Shalat adalah rukun kedua dari rangkaian lima rukun-rukun Islam, dan shalat
adalah rukun yang paling ditekankan setelah dua kalimat syahadat.
Shalat adalah washilah (media) antara seorang hamba dengan Rabb-nya. Nabi
Shallallahu‟alaihi Wasallam telah bersabda,
‫صي إِذَا أَ َحدَم ِإ‬
َ ‫… زَ به اَْْ ِجي ي‬
Artinya : “Sesungguhnya apabila seorang hamba mengerjakan shalat, maka ia sedang
bermunajat kepada Rabb-nya”.

Dan Allah berfirman dalam hadits Qudsi, yang artinya :


“Aku membagi ash-Shalat (surat Al-Fatihah) antara Diri-Ku dan diri hamba-Ku menjadi
dua bagian, dan bagi hamba-Ku adalah apa yang dipintanya. Apabila hamba tersebut
membaca. Segala puji hanya bagi Allah, Rabb semesta alam,‟ maka Allah Ta‟ala
berfirman. Hamba-Ku telah memuji-Ku.‟ Jika ia mengucapkan yang Maha Pemurah, lagi
Maha Penyayang,‟ maka Allah berfirman : Hamba-Ku telah memujiku.‟ Jika ia
mengucapkan, „Yang Menguasai hari Pembalasan,‟ maka Allah berfirman, „Hamba-Ku
telah memuliakan-Ku.‟ Jika ia mengucapkan, „Hanya kepada-Nya kami menyembah, dan
hanya kepada-Nya kami memohon,‟ maka Allah berfirman, „Inilah bagian bagi Diri-Ku
dan hamba-Ku, dan bagi hamba-Ku dalah apa yang dia minta.‟ Dan jika ia
mengucpakan, „Berilah petunjuk kepda kami atas jalan yang lurus, yaitu jalan yang telah
Engkau beri”. Kenikmatan bagi yang mengikutinya, bukan jalan-jalan yang Engkau
murkai dan bukan pula yang Kau sesatkan,‟ maka Allah berfirman, „Ini hamba-Ku
dan bagi hamba-Ku apa yang dimintanya.
Shalat adalah latihan atas beragam bentuk peribadahan dalam serangkaian ritual
shalat (yang tersusun) dari setiap pasangan yang indah. Takbir yang dengannya ibadah
shalat dibuka, berdiri yang di dalamnya kalamullah (Al-Qur‘an) dibacakan oleh para
pelaku shalat, ruku‘ yang di dalamnya Rabb diagungkan, berdiri dari ruku‘(i‘tidal) yang
dipenuhi dengan pujian kepada Allah, sujud yang padanya Allah Ta‘ala disucikan dengan
ke-Mahatinggian-Nya, hadirnya sepenuh hati padanya do‘a, lalu duduk untuk memohon
dan memuliakan, serta diakhiri dengan salam.
Shalat adalah permohonan atas perkara-perkara yang penting dan pencegahan
dari perbuatan-perbuatan keji dan munkar. Allah Ta‘ala berfirman:

Lembaga Asistensi Pusat UR Handbook for Mentor 17


Modul AAI

ْ ‫َواىص ََل ِة ِباىصب ِْس‬


‫ىْا َوا ْست َ ِعي‬
“Dan mohonlah kalian dengan kesabaran dan shalat.‖ (QS. Al-Baqarah: 45).
Juga firman-Nya:
‫ي اَْ اتْو نَْ َْْْ ِس‬
َ ‫وح‬
ِ ‫ب إِ َى ْي َل أ‬ ِ َ ‫ع ْه َْْْ تَ اىص ََلة َ إِ اىص ََلة َ َوأ‬
ِ ‫ق ا ْىنِت َا‬ ِ ‫اى ا ْىفَحْ ش‬
َ ‫َاء‬ ْ ‫َو‬
“Raihlah apa-apa yang diwahyukan kepadamu dari Al-Kitab dan tegakkanlah shalat.
Sesungguhnya shalat melarang dari perbuatan-perbuatan keji dan munkar.‖ (QS. Al-
Ankabuut: 45).
Shalat adalah cahaya di dalam hati-hati kaum Mukminin dan yang melapangkan
(dada-dada) mereka. Nabi Shallallahu‟alaihi Wasallam bersabda,
‫ى ْْز اىص ََلة‬
ُّ .
Juga sabda beliau:
َ َ‫ى ْْ ًزا ىَه ت ْْ َما َعيَ ْي َها َحاف‬
‫ظ‬ ُّ ‫ تَ ْ ِْ ا ْى ِقيَا يَ ْى جَْ اة ً َو ا َوب ْس َها‬.
“Barangsiapa yang menjaga shalat, dijadikan baginya cahaya, petunjuk dan keselamatan
di hari kiamat”.
Shalat adalah kebahagiaan jiwa kaum Mukminin dan keindahan pandangan-
pandangan mereka. Nabi Shallallahu‟alaihi Wasallam bersabda, ―Dijadikanlah indah
dalam pandanganku ketika shalat.
Shalat adalah penyebab dihapuskannya kesalahan dan penolak beragam
keburukan. Nabi Shallallahu‟alaihi Wasallam bersabda, ―Bagaimana menurut kalian
apabila ada sungai di depan pintu salah seorang di antara kalian, lalu ia mandi lima kali
sehari padanya. Masihkan tertinggal kotoran walapun sedikit?” Para Sahabat
menjawab, “Tidaklah ada kotoran yang tertinggla sedikit pun.” Beliau melanjutkan,
“Demikianlah perumpamaan shalat yang lima waktu. Allah menghapuskan kesalahan-
kesalahan dengannya.‖7
Juga sabda beliau Shallallahu‟alaihi Wasallam, ―Shalat yang lima waktu dan shalat
Jumat hingga hari Jumat berikutnya sebagai penebus atas apa yang ada di antaranya,
selama tidak melakukan dosa-dosa besar.‖8
Shalat berjamaah lebih utama 70 derajat dari pada shalat sendirian. (Riwayat Ibnu ‗Umar
dari Nabi Shallallahu‟alaihi Wasallam).
Ibnu Mas‘ud radhiyallahu „anhu mengatakan, ―Barangsiapa ingin dimudahkan untuk
bertemu dengan Allah di kemudian hari dalam keadaan Muslim, maka hendaklah ia
menjaga seluruh shalat-shalat yang lima waktu dimana saja ada seruan adzan.
Sesungguhnya Allah Ta‘ala mensyari‘atkan bagi Nabi kalian sunnah-sunnah agama. Dan
sesungguhnya kesemuanya itu termasuk sunnah-sunnah agama. Maka sekiranya kalian

Lembaga Asistensi Pusat UR Handbook for Mentor 18


Modul AAI

mengerjakan shalat-shalat tersebut di rumah-rumah kalian sebagaimana shalatnya orang


yang lalai di rumahnya, maka sungguh kalian telah meninggalkan Sunnah Nabi kalian.
Dan apabila kalian meninggalkan Sunnah Nabi kalian, maka sungguh kalian akan sesat.
Tidaklah seorang laki-laki besuci(berwudhu‘) dan membaguskan wudhu‘nya, kemudian ia
berangkat ke masjid dari masjid-masjid yang ada ini, melainkan Allah akan menuliskan
(menetapkan) baginya satu kebaikan pada ayunan langkahnya, dan mengangkat satu
derajatnya, serta menghapuskan satu kesalahan(dosa)nya. Sungguh kami telah melihat
bahwa tiada seorang pun yang meninggalkannya melainkan dia seorang munafiq yang
telah jelas kemunafiqkannya. Dan sungguh ada seseorang yang menunaikankannya dengan
dipapah pada kedua kakinya hingga ia berdiri pada barisannya.‖9
Khusyu’ dalam shalat adalah adanya kehadiran hati, dan penjagaan terhadapnya
termasuk dari sebab-sebab masuk surga. Allah Ta‟ala berfirman (yang artinya),
―Sesungguhnya beuntunglah orang-orang yang beriman, (yaitu)orang-orang yang
khusyu‟ dalam shalatnya, dan orang-orang yang menjauhkan diri dari (perbuatan dan
perkataan) yang tiada berguna, dan orang-orang yang menunaikan zakat, dan orang-
orang yang menjaga kemaluannya, kecuali terhadap istri-istri mereka atau budak yang
mereka miliki; maka sesungguhnya mereka dalam hal ini tiada tercela. Barangsiapa
mencari yang di balik itu maka mereka itulah orang-orang yang melampaui batas. Dan
orang-orang yang memelihara amanat-amanat(yang dipikulnya) dan janjinya, dan orang-
orang yang memelihara shalatnya. Mereka itulah orang-orang yang akan mewarisi,
(yakni) yang akan mewarisi Surga Firdaus. Mereka kekal di dalamnya.‖ (QS. Al-
Mukminuun 1-11).
Ikhlas hanya kepada Allah Ta‟ala dalam shalat dan melaksanakannya sebagaimana yang
telah dijelaskan dalam As-Sunnah merupakan dua syarat asasi bagi diterimanya ibadah
shalat. Nabi Shallallahu‟alaihi Wasallam bersabda,
ْ َ ‫ت بِاى اََْ ه األ‬
ِ‫ع اّّْ َْ َْ َْ إ‬ ِ َْ ِّّْْ ‫ي‬ ْ َْ‫ ىَْ ي ا‬.
ْ ‫سْ ِْئ ا َوىِن ّ ِو‬
―Sesungguhnya amal itu bergantung niatnya, dan sesungguhnya bagi setiap orang
adalah apa yang diniatkannya.‖10
Juga sebagaimana sabda beliau Shallallahu‟alaihi Wasallam,
َ ‫ي ِ ْْ ىَْ ْْ زَ أَيْت اََْ َم‬
‫صيُّىْا‬ ّ ًِْ‫ي‬
ّ ‫ص‬
َ ‫أ‬
―Shalatlah kalian sebagaimana kalian melihat aku shalat

Lembaga Asistensi Pusat UR Handbook for Mentor 19


Modul AAI

MATERI 5
AKHLAK ISLAMI

Tujuan Materi
 Megetahui akhlaq seorang muslim
 Mengerti dan mengamalkan akhlaq islami dalam segala aspek kehidupan

Rincian Materi

A. DEFINISI AKHLAQ ISLAMI


Akhlaq adalah ciri khas seorang muslim yang membedakan dirinya dengan yang lain.
Akhlaq Islam yang tinggi dan mulia akan menjadikan generasi yang terbaik dalam
peradaban manusia. Sehingga setiap muslim hendaknya menyadari ada perbedaan antara
akhlaq dirinya dengan orang lain yang bukan muslim karena salah satu tugas Rasul di
muka bumi adalah untuk menyempurnakan akhlaq manusia (QS.2:111,68:4,33:21).
Akhlaq pula yang mengidentifikasikan manusia sebagai makhluk yang berbeda dengan
binatang (QS.7:179) sehingga manusia yang dalam dirinya tidak terdapat akhlaq yang
selayaknya dimiliki oleh manusia.
Akhlaq yang baik adalah cerminan baiknya aqidah dan syariah yang diyakini
seseorang. Buruknya akhlaq merupakan indikasi buruknya pemahaman seseorang terhadap
aqidah dan syariah . Akhlaq juga merupakan buah dari ibadah (QS.29:45, 2:197).
“Paling sempurna orang mukmin imannya adalah yang paling
luhur,aqidahnya.”(H.R.Tirmidzi)
“Sesungguhnya kekejian dan perbuatan keji itu sedikitpun bukan dari Islam dan
sesungguhnya sebaik-baik keislaman manusia adalah yang paling baik akhlaqnya.”
(H.R.Thabrani,
“Tidak ada yang lebih berat timbangan seorang hamba pada hari kiamat melebihi
keluhuran akhlaqnya.”(H.R.Tirmidzi) “Seburuk-buruk umatku adalah orang yang banyak
omong, bermulut besar dan berlagak pandai. Dan sebaik-baik umatku adalah mereka yang
paling baik akhlaqnya.” (H.R. Bukhari)

A. Ciri Pribadi Muslim BeCrtaqwa sebagai Realisasi Akhlaq yang sempurna

Lembaga Asistensi Pusat UR Handbook for Mentor 20


Modul AAI

1. Mencintai Alloh diatas segala kecintaan dan menjadikan cinta ini sebagai dasar
untuk mencintai yang lain seperti Rasulullah, orang tua, dsb (QS.9:24)
2. Takut akan kemurkaan Alloh
3. Senantiasa mengharap Ridho Alloh SWT
4. Senantiasa merasa disertai Alloh dimanapun kita berada
5. Senantiasa mendekatkan diri kepada Alloh dalam berbagai keadaan

a. Contoh Akhlaq Seorang Muslim


1. Selalu memperkuat hubungan dengan Alloh
2. Menjaga diri dari hal yang sybhat (samar-samar/meragukan)
3. Menundukkan pandangan dan menjaga kehormatan (QS. 24:30)
4. Istiqomah dalam kebenaran (QS.11:113)
5. Lemah lembut dan suka memaafkan (QS. 20:44)
6. Penuh cinta dan kasih sayang (QS. 9:128)
7. Benar, jujur dan tegas (QS. 33:70)
8. Tawadhu/rendah hati (QS. 26:215)
9. Jiwa yang siap berkorban (QS. 49:15)
10. Menyimpan rahasia
11. Menutupi aib orang lain
12. Menghormati yang tua dan menyayangi yang muda
13. Memenuhi janji
14. Tidak berteman dengan orang-orang yang buruk / ikut-ikutan
15. Tidak ghibah

b.Tata Krama yang berlaku umum untuk lelaki dan perempuan


1. Komunikasi antara keduanya harus dalam batas ucapan yang baik, tidak mengandung
kemunkaran, tidak mengandung hal yang tidak bermanfaat,dsb (QS.33:12)
2. Menundukkan pandangan (QS.24:30-31) kecuali dalam hal pendidikan,
kesehatan/kedokteran, jual beli, dan meminang.
3. Menghindari percampuran antat lawan jenis (ikhtilat)
4. Tidak berkhalwat / berduaan antara lawan jenis
5. Menghindari posisi syubhat yang memungkinkan munculnya pandangan negatif dari
orang lain.

Lembaga Asistensi Pusat UR Handbook for Mentor 21


Modul AAI

c. Tata Krama Khusus Wanita


1. Komitmen dengan pakaian syar’i / menutup aurat (QS. 24:31, 33:59)
2. Serius dalam berbicara / tidak mendayu-dayu (QS.33:32)
3. Wajar dalam melakukan gerak-gerik

Catatan untuk Tentor :


Permasalahan mengenai interaksi antara lawan jenis kadangkala menjadi hal yang
dilematis terkait dengan relitas di lapangan. Maka dari itu, setiap tentor harus bijak dalam
menjelaskan permaslahan ini, jangan sampai peserta mentoring merasa tertekan dan
sebagainya. Bangun motivasi mereka untuk melakukan hal ini. Jelaskasn bahwa ketika kita
mengaku sebagai seorang muslim dan mnyetakan diri kita sebagai orang yang beriman,
maka mau tidak mau, konsekuensinya, kita harus melakukan aturan islam secara
kaffah/sempurna. Tidak mengambil yang enaknya saja, dan meninggalkan yang lain.
Jelaskan pula bahwa permasalahan-permasalahan yang ada sebenarnya ujian dari Alloh
untuk menguji keistiqomahan keimanan kita kepada Alloh. Dan selama kita bisa menjaga
prinsip yang kita miliki yang sesuai dengan Islam, Insya Alloh, Allo0h akan memberi
balasan yang besar kepada kita.

B. Cara Mencapai Akhlaq Mulia


1. Menjadikan iman sebagai pondasi dan sumber. Iman artinya percaya yaitu percaya
bahwa Alloh selalu melihat segala perbuatan manusia. Bila melakukan perbuatan baik,
balasannya akan menyenangkan. Bila perbuatan jahat maka balasan pedih siap
menanti. Hal ini akan melibatkan iman kepada hari akhir. Akhlaq yang baik akan
dibalas dengan surga dan kenikmatan (QS.55:12-37). Begitu pula dengan akhlaq yang
buruk akan disiksa di neraka (QS. 22:19-22).
2. Pendekatan secara langsung
Artinya melalui Al-Qur’an. Sebagai seorang muslim harus menerima Al-Qur’an
secara mutlak dan menyeluruh. Jadi, apa pun yang tertera di dalamnya wajib diikuti.
Misalnya, Al-Qur’an melarang untuk saling berburuk sangka (QS.49:12), menyuruh
memenuhi janji (QS.23:18),dan sebagainya.

3. Pendekatan tidak secara langsung


Yaitu dengan upaya mempelajari pengalaman masa lalu, yakni agar kejadian-kejadian
malapetaka yang telah terjadi tak akan terulangi lagi di masa kini dan yang akan

Lembaga Asistensi Pusat UR Handbook for Mentor 22


Modul AAI

datang. Dari hal di atas, intinya adalah latihan dan kesungguhan. Latihan artinya
berusaha mengulang-ulang perbuatan yang akan dijadikan kebiasaan. Kemudian
bersungguh-sungguh berkaitan dengan motivasi. Motivasi yang terbaik dan paling
potensial adalah karena ingin memenuhi perintah Alloh dan siksa-Nya.

Daftar Pustaka:
i. Novi Hardian & Tim ILNA Learning Center. Super Mentoring
ii. Kaderisasi UKKI UNSOED 2002. Silabus Materi PPAI UNSOED 2002
iii. Abbas, Ziyad (ed.) , Pilihan Hadits Politik, Ekonomi dan Sosial, Pustaka Panjimas
iv. Ali Hasyimi, Muhammad, Dr., Apakah Anda Berkepribadian Muslim? Hal 24-28, GIP
v. Yakan, Muna Hadad., Hati-hati terhadap Media yang Merusak Anak, hal 38-40, GIP
vi. Isnet „Urgensi Akhlak 1“

Lembaga Asistensi Pusat UR Handbook for Mentor 23


Modul AAI

MATERI 6
UKHUWAH ISLAMIYAH

Tujuan Materi
 Setelah mendapatkan materi ini maka peserta asistensi akan mampu :
 Mengetahui makna, hakekat dan buah dari ukhuwah islamiyah
 Menjalin ukhuwah islamiyah sesama peserta khususnya dan umat islam pada
umumnya
 Merasakan penderitaan saudara-saudaranya di negeri-negeri islam yang sedang
tertindas oleh musuh-musuh islam.

Rincian Materi

Ikatan persaudaraan antara sesama muslim merupakan model persaudaraan yang


paling berharga dan hubungan paling mulia yang mungkin terbentuk antara sesama
manusia.
Dan kami lenyapkan segala rasa dendam yang berada dalam hati mereka, sedang
mereka merasa bersaudara duduk berhadap-hadapan di atas dipan-dipan. (QS. 15:47)
Persaudaraan antar mukmin lebih unggul dari hubungan persaudaraan dengan
saudara kandung sendiri karena ikatan aqidah lebih kokoh dari ikatan keturunan. Hal ini
dapat dilihat dari dialog Nuh as,
Dan Nuh berseru kepada Tuhannya sambil berkata: "Ya Tuhanku, Sesungguhnya anakku
termasuk keluargaku, dan Sesungguhnya janji Engkau Itulah yang benar. dan Engkau
adalah hakim yang seadil-adilnya." (QS.11 : 46)
Lalu Allah SWT menjawab :
Allah berfirman: "Hai Nuh, Sesungguhnya dia bukanlah termasuk keluargamu
(yang dijanjikan akan diselamatkan), Sesungguhnya (perbuatan)nya[722] perbuatan yang
tidak baik. sebab itu janganlah kamu memohon kepada-Ku sesuatu yang kamu tidak
mengetahui (hakekat)nya. Sesungguhnya Aku memperingatkan kepadamu supaya kamu
jangan termasuk orang-orang yang tidak berpengetahuan." (QS 11 : 46)

A. Makna Ukhuwah Islamiyah

Lembaga Asistensi Pusat UR Handbook for Mentor 24


Modul AAI

Kata ukhuwah berasal dari kata kerja akha, missal dalam kalimat “akha fulanun
shalihan” (Fulan menjadikan Shalih sebagai saudara). Makna ukhuwah menurut Hasan Al
Banna adalah katerkaitan hati dan jiwa satu sama lain dengan ikatan aqidah.

B. Hakekat Ukhuwah Islamiyah


Persaudaraan yang terjalin antar kaum mukmin pada hakekatnya merupakan :
1. Nikmat Allah
Persaudaraan yang terjalin antara kaum mukmin merupakan anugerah nikmat yang
besar dari Allah SWT,
Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah
kamu bercerai berai, dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa
Jahiliyah) bermusuh-musuhan, Maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu
Karena nikmat Allah, orang-orang yang bersaudara; dan kamu Telah berada di tepi
jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu dari padanya. Demikianlah Allah
menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu, agar kamu mendapat petunjuk.(QS Ali Imran :
103)

2. Seperti Tali Tasbih


Ukhuwah yang dijalin oleh orang-orang yang beriman tidak memandang status
keduniaan tapi berdasarkan aqidah. Ukhuwah laksana tili tasbih yang menyatukan manik-
manik sehingga menjadi satu kesatuan. Jika tali putus maka bercerai-berailah semuanya.
Ukhuwah islamiyah ini adalah sifat kaum mukmin dalam kehidupan dunia dan akhirat.
Teman-teman akrab pada hari itu sebagiannya menjadi musuh bagi sebagian yang
lain kecuali orang-orang yang bertakwa.(QS 43 : 67)

3. Arahan Rabbani
Ikatan persaudaraan orang-orang yang beriman merupakan arahan dari Allah SWT
karena ia terbina karena Allah dan merupakan tali iman yang paling kuat .
Dan jika mereka bermaksud menipumu, Maka Sesungguhnya cukuplah Allah
(menjadi pelindungmu). dialah yang memperkuatmu dengan pertolongan-Nya dan dengan
para mukmin, Dan yang mempersatukan hati mereka (orang-orang yang beriman)[622].
walaupun kamu membelanjakan semua (kekayaan) yang berada di bumi, niscaya kamu
tidak dapat mempersatukan hati mereka, akan tetapi Allah Telah mempersatukan hati
mereka. Sesungguhnya dia Maha gagah lagi Maha Bijaksana. (QS. Al Anfal: 62-63)

Lembaga Asistensi Pusat UR Handbook for Mentor 25


Modul AAI

4. Cermin Kekuatan Iman


Hanya orang-orang yang berimanlah yang akan merasakan indahnya hidup dalam
persaudaraan islam,
Orang-orang beriman itu Sesungguhnya bersaudara. sebab itu damaikanlah
(perbaikilah hubungan) antara kedua saudaramu itu dan takutlah terhadap Allah, supaya
kamu mendapat rahmat. (QS. Al Hujarat :10)

C. Perbedaan Ukhuwah Islamiyah dan Ukhuwah Jahiliyah


Perbedaan ukhuwah islamiyah dan ukhuwah jahiliyah adalah :
 Ukhuwah islamiyah bersifat abadi dan universal karena berdasarkan akidah dan
syari’at islam.
 Ukhuwah Jahiliyah bersifat temporer (terbatas waktu dan tempat), yaitu ikatan selain
ikatan akidah (misal : ikatan keturunan orang tua – anak, perkawinan, nasionalisme,
kesukuan, kebangsaan dan kepentingan pribadi).

D. Peringkat-Peringkat Ukhuwah
Ta’aruf, berarti saling mengenal sesama manusia. Saling mengenal antara kaum
muslimin merupakan wujud nyata ketaatan kepada perintah Allah SWT.
Hai manusia, Sesungguhnya kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan
seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa - bangsa dan bersuku-suku supaya
kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi
Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha
mengetahui lagi Maha Mengenal. (Al Hujarat :13)
Ta’aluf, berarti bersatunya seorang muslim dengan muslim yang lainnya. Ta’aluf
berasal dari kata ilf artinya persatuan. Kata ulfah juga serupa dengan kata ilf yang
bermakna kecintaan Allah SWT kepada orang yang beriman, yang mana Allah telah
mempersatukan hati mereka (QS.3:103 dan QS.8:63)
Tafahum, berarti saling memahami.
Ri’ayah dan tafaqud adalah hendaknya seorang muslim memperhatikan keadaan
saudaranya agar bisa bersegera memberikan pertolongan sebelum saudaranya meminta,
karena pertolongan merupakan salah satu hak saudaranya yang harus ia tunaikan. Dari Abu
Hurairah ra, dari Nabi Muhammad saw beliau bersabda, “Barang siapa menutupi aib

Lembaga Asistensi Pusat UR Handbook for Mentor 26


Modul AAI

seorang muslim, niscaya Allah akan menutupi aibnya di hari kiamat, Allah selalu
menolong hamba selama ia menolong saudaranya.”(HR. Muslim)
Ta’awun, berarti saling membantu tentu saja dalam kebaikan dan meninggalkan
kemungkaran.
Tanashur, adalah jenis ta’awun tetapi memiliki pengertian yang lebih dalam, lebih
luas dan lebih menggambarkan makna loyalitas dan cinta. Tanashur merupakan
terjemahan nyata dari ukhuwah dalam islam. Orang-orang yang berukhuwah dan
bertanashur dalam kebenaran yang dibawanya. Allah SWT telah menjelaskan bahwa Dia
pasti akan menolong siapa saja yang menolong agama-Nya dalam firman-Nya,
(yaitu) orang-orang yang Telah diusir dari kampung halaman mereka tanpa
alasan yang benar, kecuali Karena mereka berkata: "Tuhan kami hanyalah Allah". dan
sekiranya Allah tiada menolak (keganasan) sebagian manusia dengan sebagian yang lain,
tentulah Telah dirobohkan biara-biara Nasrani, gereja-gereja, rumah-rumah ibadat orang
Yahudi dan masjid- masjid, yang di dalamnya banyak disebut nama Allah. Sesungguhnya
Allah pasti menolong orang yang menolong (agama)-Nya. Sesungguhnya Allah benar-
benar Maha Kuat lagi Maha Perkasa, (QS. Al Hajj:40)

E. Hal-hal yang Menguatkan Ukhuwah Islamiyah


Hal-hal yang menguatkan ukhuwah islamiyah adalah:
1. Memberitahukan kecintaan kepada yang kita cintai.
Hadits yang diriwayatkan oleh Anas bin Malik bahwa Rasulullah bersabda: “Ada
seseorang yang berada di samping Rasulullah lalu salah seorang sahabat berlalu di
depannya. Orang yang di samping Rasulullah tadi berkata: ‘Aku mencintai dia ya
Rasulullah’, Lalu Nabi menjawab ‘Apakah kamu telah memberi tahukan padanya?’
Orang tersebut menjawab ‘Belum’. Kemudian Rasulullah bersabda ‘Beritahukan
kepadanya’ Lalu orang itu memberituhukan kepadanya seraya berkata ‘Sesungguhnya aku
mencintaimu karena Allah.’ Kemudian orang yang dicintainya itu menjawab : ‘Semoga
Allah mencintaimu karena engkau mencintaiku karena-Nya.”

2. Memohon dido’akan bila berpisah


“Tidak seorang hamba mukmin berdo’a untuk saudaranya dari kejauhan
melainkan malaikat berkata : Dan bagimu juga seperti itu” (HR. Muslim).

3. menunjukkan kegembiraan dan senyuman bila berjumpa.

Lembaga Asistensi Pusat UR Handbook for Mentor 27


Modul AAI

“Janganlah kamu meremehkan kebaikan (apa saja yang datang dari saudaramu)
dan jika kamu berjumpa dengan saudaramu maka beerikan dia senyuman kegembiraan.
(HR.Muslim)

4. Berjabatan tangan bila berjumpa (kecuali non muhrim)


“Tidak ada dua orang mukmin yang berjumpa lalu berjabatan tangan melainkan
keduanya diampuni dosanya sebelum berpisah” (HR. abu Daud dari Barra’).

5. Saling bersilaturrahim (mengunjungi saudara)


Imam Malik meriwayatkan : Berkata Nabi bahwa Allah berfirman : “Pasti akan
mendapatkan cinta-Ku orang-orang yang mencintai karena Aku, di mana keduanya saling
berkunjung karena Aku dan saling memberi karena Aku.”

6. menberikan hadiah pada waktu-waktu tertentu


“Hendaknya kalian saling memberi hadiah karena hadiah itu dapat mewariskan
rasa cinta dan menghilangkan kekotoran hati.” (HR. imam Dailami dari Anas)

7. Memperhatikan saudaranya dan membantu keperluannya


”Siapa yang meringankan beban penderitaan seorang mukmin di dunia psti Allah
akan meringankan beban penderitaannya di akhirat. Siapa yang memudahkan orang yang
dalam keadaan susah pasti Allah akan memudahkan urusannya di dunia dan akhirat.
Siapa yang menutup aib seorang muslim pasti Allah akan menutupi aibnya di dunia dan
akhirat. Dan Allah akan selalu menolong hamba-Nya jika hamba tersebut menolong
saudara-Nya.” (HR. Muslim)
8. Memenuhi hak ukhuwah saudaranya
“Hak seorang muslim atas muslim ada enam, yaitu jika bertemu maka ucapkan
salam padanya, jika diundang maka penuhilah, jika dinasehati maka nasehati pulalah dia,
jika bersin maka do’akanlah, jika sakit kunjungilah dan jika meninggal maka antarkanlah
ke kubur.” (HR. Muslim dan Abu Hurairah)
9. Mengucapkan selamat berkenaan dengan saat-saat keberhasilannya
“Barang siapa mengucapkan selamat kepada saudaranya ketika saudaranya
mendapat kebahagiaan niscaya Allah mengembirakannya pada hari kiamat.” (HR.
Thabrani)

Lembaga Asistensi Pusat UR Handbook for Mentor 28


Modul AAI

G. Buah Ukhuwah Islamiyah


Adapun buah dari ukhuwah Islamiyah adalah :
 Merasakan lezatnya iman
”Tiga perkara yang barang siapa terdapat padanya tiga perkara tersebut maka ia
akan merasakan lezatnya iman, yaitu : jika ia mencintai Allah dan rasul-Nya lebih dari
mencintai yang lain, merasa cinta karena Allah dan benci karena Allah, lebih menyukai
api neraka yang menyala-nyala daripada harus berbuat syirik kepada Allah.” (HR.
Muslim)
 Mendapatkan perlindungan Allah di hari kiamat (termasuk dalam 7 golongan yang
dilindungi)
“Allah berfirman pada hari kiamat : “di mana orang-orang yang menjalin rasa
cintakarena Aku? Hari ini pada saat tidak ada lagi naungan apapun kecuali naungan-Ku.
Ada sebanyak 7 kelompok dari mereka itu yang mendapat perlindungan-
Nya,sebagaimana diriwayatkan Asy-Syaikhani bahwa diantara yang 7 kelompok itu
adalah dua orang yang menjalin cinta karena Allah, berkumpul karena Allah dan berpisah
karena Allah juga.” (HR. Ibnu Hibban dan Hakim dari Anas ra.)
 Mendapatkan tempat khusus disurga
Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa itu berada dalam surga (taman-taman)
dan (di dekat) mata air-mata air (yang mengalir). (Dikatakan kepada mereka): "Masuklah
ke dalamnya dengan sejahtera lagi aman[801]". Dan kami lenyapkan segala rasa dendam
yang berada dalam hati mereka, sedang mereka merasa bersaudara duduk berhadap-
hadapan di atas dipan-dipan. Mereka tidak merasa lelah di dalamnya dan mereka sekali-
kali tidak akan dikeluarkan daripadanya. (QS.Al Hijr :45-48)
“Sesungguhnya di sekitar Arsy terdapat mimbar-mimbar dari cahaya, yang di
atasnya terdapat suatu kaum yang menggunakan pakaian cahaya. Wajah mereka
bercahaya dan mereka itu bukan Nabi dan syuhada tertegun (merasa iri) kepada mereka
sehingga berkata : ‘Hai Rasulullah tolong beritahu siapa gerangan mereka itu?’ Beliau
menjawab :’Mereka adalah orang yang menjalin cinta karena Allah dan saling bermajelis
(duduk memikirkan sesuatu) karena Allah dan saling mengunjungi karena Allah semata.”
(HR. Nasa’i).

Lembaga Asistensi Pusat UR Handbook for Mentor 29


Modul AAI

MATERI 7
GHAZWUL FIKRI

A. PENGERTIAN GHAZWUL FIKRI

Ghazwul fikri berasal dari kata ghazwul dan al-fikr, yang secara harfiah dapat
diartikan “Perang Pemikiran”. Maksudnya ialah upaya-upaya gencar pihak musuh-musuh
Allah untuk meracuni pikiran umat Islam agar jauh dari Islamnya, lalu akhirnya membenci
Islam, dan pada tingkat akhir Islam diharapkan habis sampai ke akar-akarnya.
Secara istilah, Ghazwul Fikri adalah penyerangan dengan berbagai cara terhadap
pemikiran umat islam guna merubah apa yang ada didalamnya sehingga tidak lagi bisa
mengeluarkan darinya hal-hal yang benar karena telah tercampur aduk dengan hal-hal
yang tidak islami.

B. SEJARAH GHAZWUL FIKRI

Sejarah Ghazwul Fikri (GF) sudah ada setua umur manusia, makhluk yang pertama
kali melakukannya adalah iblis laknatullah ketika berkata kepada Adam as.,
“ Sesungguhnya Allah melarang kalian memakan buah ini supaya kalian berdua tidak
menjadi malaikat dan tidak dapat hidup abadi. “ (Q.S.Al-A’Raaf:20)
Dalam perkataannya ini iblis tidak menyatakan bahwa Allah tidak melarang
kalian…karena itu akan bertentangan dengan informasi yang telah diterima oleh Adam as.,
tetapi iblis mengemas dan menyimpangkan makna perintah Allah SWT. Sesuai dengan
keinginannya, yaitu dengan menambahkan alas an pelarangan Allah yang dibuat sendiri.
Iblis tahu bahwa Adam as tidak punya pengetahuan tentang sebab tersebut. Demikianlah
para murid–murid iblis dimasa kini selalu berusaha melakukan ghazwul fikri dengan
menyimpangkan fakta dan informasi yang ada sesuai dengan maksud jahatnya. Setan
melakukannya dengan cara yang sangat halus dan licin. Akibatnya, hanya orang–orang
yang dirahmati Allah SWT yang mampu mengetahuinya.

Lembaga Asistensi Pusat UR Handbook for Mentor 30


Modul AAI

C. Tujuan ghazwul fikr

Tujuan dilakukan ghazwul fikr agar kaum muslimin menjadi condong sedikit
terhadap gaya, perilaku dan pola pikir barat, seperti dalam Q.S. Al Israa:73 yang artinya
“ Dan sesungguhnya mereka hampir memalingkan kamu dari apa yang telah kami
wahyukan kepadamu, agar kamu membuat yang lain secara bohong terhadap kami, dan
kalau sudah begitu tentulah mereka mengambil kamu jadi sahabat yang setia. “ Q.S. Al
Israa:74 yang artinya “ Dan kalau kami tidak memperkuatkan (hati)mu, niscaya kamu
hampir condong sedikit kepada mereka.” Q.S. Al Israa:75 yang artinya “ Kalau terjadi
demikian, benar – benarlah kami akan rasakan kepadamu (siksaan) berlipat – lipat ganda
didunia ini dan begitu (pula siksaan) berlipat ganda sesudah mati, dan kamu tidak akan
mendapat seorang penolongpun terhadap kami.” Dan Q.S.Al Israa:76 yang artinya “Dan
sesungguhnya benar – benar mereka hamper membuatmu gelisah di negeri (mekah) untuk
mengusirmu daripadanya dan kalau terjadi demikian, niscaya sepeninggalmu mereka tidak
tinggal sebentar saja.”
Setelah kaum muslimin condong sedikit, tahapan selanjutnya adalah agar kaum
muslimin mengikuti sebagian dari gaya, perilaku dan pola pikir mereka. Sebagaimana
disebutkan dalam Q.S.Ad-Dukhan: 25 yang artinya “ Alangkah banyaknya taman dan mata
air yang mereka tinggalkan.” Dan Q.S.Ad Dukhan:26 yang artinya “ Dan kebun-kebun
serta tempat-tempat yang indah- indah.”
Pada tahap ini diharapkan kaum muslimin beriman pada sebagiannya ayat -ayat Al
Qur’an dan Hadist Rasulullah SAW, tetapi kafir terhadap sebagian yang lainnya.
Sebagaimana dalam Q.S.Al Baqarah: 85 yang artinya “ Kemudian kamu (bani israil)
membunuh dirimu (saudaramu sebangsa) dan mengusir segolongan dari pada kamu dari
kampong halaman. Kamu bantu membantu terhadap mereka dengan membuat dosa dan
permusuhan tetapi jika mereka dating kepadamu sebagai tawanan, kamu tebus mereka.
Padahal mengusir itu (juga) terlarang bagimu. Apakah kamu beriman pada sebagian Al
Kitab (taurat) dan ingkar terhadap sebagian yang lain? Tiadalah balasan bagi orang yang
berbuat demikian dari padamu, melainkan kenistaan dalam kehidupan dunia, dan pada hari
kiamat mereka dikembalikan kepada siksa yang sangat berat, Allah tidak lengah dari apa
yang kamu perbuat.”
Pada tahap akhir, mereka menginginkan agar generasi kaum muslimin mengikuti
syahwat dan meninggalkan shalat. Sebagaimana dalam Q.S.Maryam:59 yang artinya

Lembaga Asistensi Pusat UR Handbook for Mentor 31


Modul AAI

“ Maka datanglah sesudah mereka, pengganti (yang jelek) yang menyia – nyiakan shalat
dan memperturutkan hawa nafsu, maka mereka akan menemui kesesatan.”

D. BIDANG-BIDANG YANG DISERANG

1. Pendidikan

Pendidikan adalah aspek penting yang menentukan maju atau mundurnya suatu
bangsa. Oleh sebab itu, bidang pendidikan merupakan target utama dari ghazwul fikri
(GF). Ghazwul fikri (GF) yang dilakukan dibidang pendidikan, diantaranya dengan
membuat sedikitnya porsi pendidikan agama di sekolah – sekolah umum (hanya 2 jam
sepekan).
Hal ini berdampak fatal pada fondasi agama yang dimiliki oleh para siswa. Dengan
lemahnya basis agama mereka, maka terjadilah tawuran, seks bebas pelajar yang
meningkatkan AIDS, penyalahgunaan narkoba, vandalism, dan sebagaimananya. Ini
adalah dampak jangka pendek. Sedangkan dampak jangka panjangnya lebih berbahaya,
yaitu rendahnya kualitas pemahaman agama para calon pemimpin bangsa dimasa
depan.Ghazwul fikri (GF) lainnya dibidang ini adalah pada teknis belajarnya yang campur
baur antara pria dan wanita yang jelas tidak sesuai dan banyak menimbulkan pelanggaran
terhadap syariat.
2. Sejarah

Sejarah yang diajarkan perlu ditinjau ulang dan disesuaikan dengan semangat islam.
Materi tentang sejarah dunia dan ilmu pengetahuan telah ghazwul fikri (GF) habis–habisan
sehingga egara tidak ditemui sama sekali pemaparan tentang sejarah para ilmuan islam dan
sumbangannya dalam perkembangan ilmu pengetahuan.
Dalam sejarah yang dibahas hanyalah ilmuan kafir yang pada akhirnya membuat
generasi muda menjadi silau dengan tokoh – tokoh kafir dan minder terhadap sejarahnya
sendiri. Ketika berbicara tentang sejarah islam, di benak mereka hanyalah terbayang
sejarah peperangan dengan pedang dan darah sebagaimana yang selalu digambarkan dalam
kaca mata barat.
Hal ini lebih diperparah dengan sejarah nasional dan penamaan perguruan tinggi,
gedung – gedung, perlambangan, penghargaan dan pusat ilmu lainnya dengan bahasa
Hindu Sanksekerta, sehinga semakin hilanglah mutiara kegemilangan islam dihati para
generasi muda.
3. Ekonomi

Lembaga Asistensi Pusat UR Handbook for Mentor 32


Modul AAI

Ghazwul fikri (GF) yang terjadi dibidang ekonomi adalah konsekuensi dari motto
ekonomi yaitu, mencari keuntungan sebesar – besarnya dengan pengorbanan sekecil –
kecilnya. Ketika motto ini ditelan habis – habisan tanpa dilakukan filterisasi, maka tidak
lagi memperhatikan halal atau haram, yang penting adalah bagaimana supaya untung
sebesar – besarnya.
Hal lain yang perlu dicermati dalam system ekonomi kapitalisme, yaitu monopoli,
riba dan pemihakan elit kepada para konglomerat. Mengenai monopoli sudah tidak perlu
dibahas lagi, cukup jika dikatakan bahwa Amerika Serikat sendiri telah diberlakukan
UU anti – trust (bagaimana di Indonesia?). Tentang riba dan haramnya bunga bank rasanya
bukan pada tempatnya jika dibahas disini, cukup dikatakan bahwa munculnya dan
berkembangnya bank tanpa bunga (bagi hasil), fatwa MUI, fatwa Universita Al Azhar
Mesir, kesepakatan para ulama islam dunia membuktikan bahaya bunga bank dan
haramnya dalam islam. Tentang keberpihakan kepada para konglomerat, semoga dengan
perkembangan era reformasi saat ini dapat diperbaiki.
4. Ilmu alam dan egara

Ghazwul fikri (GF) yang terjadi dibidang ekonomi adalah konsekuensi dari motto
ekonomi yaitu, mencari keuntungan sebesar – besarnya dengan pengorbanan sekecil –
kecilnya. Ketika motto ini ditelan habis – habisan tanpa dilakukan filterisasi, maka tidak
lagi memperhatikan halal atau haram, yang penting adalah bagaimana supaya untung
sebesar – besarnya. Hal lain yang perlu dicermati dalam system ekonomi kapitalisme,
yaitu monopoli, riba dan pemihakan elit kepada para konglomerat. Mengenai monopoli
sudah tidak perlu dibahas lagi, cukup jika dikatakan bahwa Amerika Serikat sendiri telah
diberlakukan UU anti – trust (bagaimana di Indonesia?). Tentang riba dan haramnya bunga
bank rasanya bukan pada tempatnya jika dibahas disini, cukup dikatakan bahwa
munculnya dan berkembangnya bank tanpa bunga (bagi hasil), fatwa MUI, fatwa
Universita Al Azhar Mesir, kesepakatan para ulama islam dunia membuktikan bahaya
bunga bank dan haramnya dalam islam. Tentang keberpihakan kepada para konglomerat,
semoga dengan perkembangan era reformasi saat ini dapat diperbaiki.
5. Bahasa

Ghazwul fikri (GF) dibidang bahasa adalah dengantidak diajarkannya bahasa Al–
Qur’an di sekolah–sekolah karena menganggapnya tidak perlu. Hal yang nampaknya
remeh ini sebenarnya sanagt besar akibatnya dan menjadi bencana bagi kaum muslimin
Indonesia secara umum. Dengan tidak memahami Al–Qur’an, mayoritas kaum muslimin

Lembaga Asistensi Pusat UR Handbook for Mentor 33


Modul AAI

menjadi tidak mengerti apa kandungan Al–Qur’an, seperti firman Allah dalam surah Al
Baqarah: 78 artinya “ Dan diantara mereka ada yang buta huruf, tidak mengetahui Al–
Kitab (taurat), kecuali dongengan bohong belaka dan mereka hanya menduga–duga “.
Akibatnya, Al–Qur’an menjadi sekedar bacaan tanpa arti (Al–Qur’an hanya dinikmati
iramanya seperti layaknya lagu – lagu dan nyayian belaka, yang akhirnya ditinggalkan
seperti yang disebutkan dalam surah Al Furqaan:30 yang artinya “ Berkata Rasul: Ya
tuhanku, sesungguhnya kaumku menjadikan Al–Qur’an ini suatu yang tidak diacuhkan
“ dan surah Al Furqaan:31 yang artinya “ Dan seperti itulah, setelah kami adakan bagi
tiap–tiap nabi, musuh dari orang–orang yang berdosa dan cukuplah Tuhanmu menjadi
pemberi petunjuk dan penolong.“).
Dampak lain dari kebodohan terhadap bahasa Al–Qur’an adalah terputusnya
hubungan kaum muslimin dengan perbendaharaan ilmu–ilmu keislaman yang telah
disusun dan dibukukan selama egara 1000 tahun oleh para pakar dan ilmuwan islam
terdahulu yang jumlahnya mencapai jutaan judul buku, mencakup bidang – bidang akidah,
tafsir, hadist, fiqih, sirah, tarikh, ulumul qur’an, tazkiyyah dan sebagainya.
6. Hukum

Ghazwul fikri (GF) pada aspek egar adalah penggunaan acuan negara warisan negaral
yang masih dipertahankan sebagai egar yang berlaku, reduksi, dan penghapusan egar Allah
SWT dan Rasul–Nya. Rasa takut dan alergi terhadap segala yang berbau syariat islam
merupakan keberhasilanghazwul fikri (GF) dibidang ini. Penggambaran potong tangan
bagi pencuri dan rajam bagi penzina selalu ditonjolkan saat pembicaraan–pembicaraan
tentang kemungkinan adopsi terhadap beberapa egar islam. Mereka melupakan bahwa egar
islam berpihak (melindungi) korban kejahatan, sehingga hukuman keras dijatuhkan kepada
pelaku kejahatan agar perbuatannya tidak terulang dan orang lain takut untuk berbuat yang
sama. Sebaliknya, egar barat berpihak (melindungi) pelaku kejahatan, sehingga dengan
hukuman tersebut memungkinkannya untuk mengulang lagi kejahatannya karena
ringannya hukuman tersebut.
6. Pengiriman pelajar dan mahasiswa ke Luar Negeri

Ghazwul fikri (GF) dibidang ini terjadi dalam dua aspek, yaitu : Brain
drain dan Brain Washing. Brain drain adalah pelarian para intelektual dari negara–negara
islam ke negara–negara maju karena insentif yang lebih besar dan fasilitas hidup yang
lebih mewah bagi para pekerja disana. Hal ini menyebabkan lambatnya pembangunan di
egara – egara islam dan semakin cepatnya kemajuan di egara–egara barat.

Lembaga Asistensi Pusat UR Handbook for Mentor 34


Modul AAI

Data penelitian tahun 1996 menyebutkan bahwa perbandingan SDM bergelar


doctor (S3) di Indonesia baru 60 per sejuta penduduk, di Amerika Serikat dan Eropa antara
2500–3000 orang per sejuta, dan di Israel mencapai 16.000 per sejuta penduduk.
Sementara brain washing (cuci otak) dialami oleh para intelektual yang sebagian besar
berangkat ke egara–egara barat tanpa dibekali dengan dasar–dasar keislaman yang cukup.
Akibatnya, mereka pulang dengan membawa pola egar dan perilaku yang bertentangan
dengan nilai–nilai islam. Bahkan secara sadar atau tidak, mereka ikut andil dalam
membantu melanggengkan kepentingan barat di egara mereka.
8. Media Massa

Berbicara mengenai ghazwul fikri (GF) yang terjadi dalam media massa, maka dapat
dipilah pada aspek – aspek sebagai berikut :
a. Aspek kehadirannya

Terjadinya perubahan penjadwalan kegiatan sehari – hari dalam keluarga muslim,


missal TV. Dulu selepas maghrib, anak – anak biasanya mengaji dan belajar agama.
Sekarang, selepas maghrib anak – anak menonton acara – acara TV yang kebanyakan
merusak dan tidak bermanfaat. Sementara bagi para remaja dan orang tua dibandingkan
dating ke pengajian dan majlis – majlis taklim, mereka lebih senang menghabiskan
waktunya dengan menonton TV.
Sebenarnya TV dapat menjadi srana dakwah yang luar biasa (sesuai dengan teori
komunikasi yang menyatkan bahwa media audio – visual memiliki pengaruh yang
tertinggi dalam membentuk kepribadian baik pada tingkat individu maupun masyarakat)
asal dikemas dan dirancang sesuai dengan nilai – nilai islam.

b. Aspek Isinya

Berbicara mengenai isi yang ditampilkan oleh media massa yang merupakan
produkghazwul fikri (GF) diantaranya adalah mengenai penokohan – penokohan atau
orang – orang yang diidolakan. Media massa yang ada tidak berusaha ikut mendidik
bangsa dan masyarakat dengan menokohkan para ulama, ilmuwan, dan orang – orang yang
dapat mendorong membangun bangsa agar mencapai kemajuan IMTAK dan IPTEK
sebagaimana yang digembar–gemborkan. Tetapi sebaliknya, justru tokoh yang terus
menerus diekspos dan ditampilkan adalah para selebriti yang menjalankan gaya hidup

Lembaga Asistensi Pusat UR Handbook for Mentor 35


Modul AAI

borjuis, menghambur – hamburkan uang (tabdzir), jauh dari memiliki IPTEK apalagi nilai
– nilai agama.
Hal ini jelas besar dampaknya pada generasi muda dalam memilih dan menentukan
gaya hidup, cita – citanya dan tentunya pada kualitas bangsa dan Negara. Rpoduk lain
darighazwul fikri (GF) yang menonjol dalam media TV, misalnya porsi film – film islami
yang dapat dikatakan tidak ada. Film yang diputar 90% adalah film bergaya barat, sisanya
adalah film nasional (yang juga bergaya barat), film – film mandarin, dan film – film india.

Lembaga Asistensi Pusat UR Handbook for Mentor 36


Modul AAI

MATERI 8
MANAJEMEN WAKTU

Tujuan Materi
 Dapat memanajemen waktu dengan baik

A. Waktu Dalam Al Qur’an dan Sunnah


Dalam banyak ayat Allah bersumpah dengan waktu, seperti dalam firman-Nya :
‫سانَ لَ ِفي ُخسْر‬
َ ‫اْلن‬ ْ َ‫َو ْالع‬
ِ ْ ‫ص ِر إِ َّن‬
Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian ( Qs Al Ashr : 12 )
‫ار ِإذَا تَ َجلَّى‬
ِ ‫َواللَّ ْي ِل ِإذَا يَ ْغشَى َوالنَّ َه‬
Demi malam apabila menutupi (cahaya siang), dan siang apabila terang benderang, ( Qs
Al Lail : 1-2 )
َ ‫ض َحى َواللَّ ْي ِل إِذَا‬
‫س َجى‬ ُّ ‫َوال‬
Demi waktu matahari sepenggalahan naik, dan demi malam apabila telah sunyi (gelap (
Qs Ad Duha : 1-2 )
Ayat-ayat di atas menunjukkan betapa pentingnya waktu dalam kehidupan manusia
ini, karena Allah tidak bersumpah terhadap sesuatu di dalam Al Qur’an kecuali untuk
menunjukkan kelebihan yang dimilikinya. Bahkan dalam ayat lain Allah menegaskan
bahwa dengan menggunakan waktu tersebut seorang hamba bisa mengambil pelajaran dan
bersyukur, sebagaiman yang tersebut dalam firman Allah swt :
ُ َ‫ار ِخ ْلفَةً ِل َم ْن أَ َرادَ أَن يَذَّ َّك َر أ َ ْو أَ َراد‬
ً ‫ش ُك‬
‫ورا‬ َ ‫َوه َُو الَّذِي َج َع َل اللَّ ْي َل َوالنَّ َه‬
Dan Dia (pula) yang menjadikan malam dan siang silih berganti bagi orang yang ingin
mengambil pelajaran atau orang yang ingin bersyukur .( Al Furqan : 62 )
Tadzakkur berarti mengingat Allah, mengingat nikmat-nikmat Allah yang diberikan
kepada kita, mengingat bahwa seorang muslim dalam hidupnya ini mempunyai tujuan
yaitu beribadat kepada Allah swt dan memakmurkan dunia ini dengan nilai-nilai yang
diletakkan oleh Allah swt, mengingat bahwa kematian adalah sesuatu yang benar-benar
akan terjadi pada diri setiap manusia, sehingga dia harus mempersiapkan segalanya untuk
menyambutnya. Dengan demikian tadzakkur berarti juga kesempatan untuk
mengembangkan diri di dalam kehidupan ini untuk menjadi orang yang bermanfaat bagi
manusia, negara, bangsa dan ummat, serta di akherat nanti menjadi pendamping para nabi ,
syhuhada siddiqun serta sholihun di syurga .

Lembaga Asistensi Pusat UR Handbook for Mentor 37


Modul AAI

Syukur berarti mensyukuri nikmat Allah yang diberikan kepada kita, mensyukuri
kesempatan yang diberikan Allah kepada kita, mensyukuri potensi yang diletakkan Allah
dalam diri kita , untuk kemudian kita gali, kita kembangkan dan kita aktualisasikan untuk
kepentingan masyarakat dan umat. Bahkan Allah telah menyatakan bahwa Ulul Albab
adalah orang –orang yang mampu memanfaatkan waktunya untuk ketaatan. Allah
berfirman :
‫ب‬ ْ ‫ار آل َيات ِأل ُ ْو ِلي‬
ِ ‫األل َبا‬ ِ ‫ف اللَّ ْي ِل َوالنَّ َه‬
ِ َ‫اختِال‬ ِ ‫ت َواأل َ ْر‬
ْ ‫ض َو‬ ِ ‫س َم َاوا‬ ِ ‫ِإ َّن فِي خ َْل‬
َّ ‫ق ال‬
” Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan
siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal ” (Qs Ali Imran : 190)
Ayat di atas menunjukkan bahwa Ulul Albab ( para cerdik cendikia ) bukanlah orang yang
mampu menghafal kata-kata maupun sususan huruf yang tertulis di dalam buku atau
mampu menjawab soal-soal ujian di suatu sekolah, akan tetapi Ulul Albab adalah orang
yang mampu melihat kejadian yang ada disekitarnya dan memanfaatkan waktu yang ada,
selanjutnya diramu menjadi bekal di dalam kehidupan ini, untuk kemudian diteruskan
dengan mengerjakan hal-hal yang bermanfaat bagi kepentingan manusia.
Karena pentingnya waktu yang ada, sehingga Allah akan meminta pertanggungjawaban
dari setiap manusia untuk apa saja waktu yang diberikan Allah selama hidup ini. Dalam
suatu hadist disebutkan :
‫ وعن علمه ماذا عمل‬، ‫ وعن شبابه فيما أباله‬، ‫ عن عمره فيما أفناه‬: ‫لن تزول قدما عبد يوم القيامة حتى يسأل عن أربع‬
” ‫ وعن ماله من أين أخذه وفيما أنفقه‬، ‫به‬
“ Tidak tergelincir dua kaki seorang hamba pada hari kiamat sehingga Allah menanyakan
empat hal :
1. Umurnya, untuk apa selama hidupnya dihabiskan
2. Waktu mudanya, digunakan untuk apa saja
3. Hartanya, darimana dia mendapatkan dan untuk apa saja dihabiskannya
4. Ilmunya, apakah diamalkan atau tidak ” ( Hadist Hasan, HR. Tirmidzi )
Kalau kita perhatikan hadist di atas, kita dapatkan bahwa 4 unsur kekuatan yang ada dalam
diri manusia, jika ia mau memanfaatkannya dengan sebaik-baiknya, niscaya akan berhasil
di dunia dan akherat. ( kesempatan + kesehatan + harta + ilmu ) .
Hal ini dikuatkan dengan hadist lain yang menyatakan :
‫ الصحة والفراغ‬: ‫نعمتان مغبون فيهما كثير من الناس‬
” Dua nikmat yang kebanyakan manusia rugi di dalamnya : Kesehatan + Kesempatan ” (
HR Bukhari )

Lembaga Asistensi Pusat UR Handbook for Mentor 38


Modul AAI

II. Langkah –Langkah Efektif Dalam Mengatur Waktu


Banyak diantara kita yang mempunyai keinginan yang kuat untuk memanfaat
waktunya dengan sebaik-baiknya dalam hal-hal yang positif, akan tetapi tidak sedikit dari
mereka yang belum mempunyai gambaran utuh tentang langkah -langkah yang harus
ditempuh untuk mencapai cita-citanya. Berikut ini beberapa tawaran singkat tentang
langkah-langkah pengaturan waktu :

Langkah Pertama : Isi waku kosong dengan kegiatan yang bermanfaat .


Ada sebuah hikmah mengatakan :
‫إن الفراغ والشباب والجدة مفسدة للمرأة أي مفسدة‬
” Kekosongan jika melanda para pemuda yang mempunyai uang , maka akan
mengakibatkan kerusakan yang lur biasa .”
Ini dikuatkan dengan hikmah lainnya :
‫ وللنساء غلمة‬، ‫الفراغ للرجال غفلة‬
” Pengangguran bagi laki-laki adalah sebuah kelalaian dan bagi perempuan akan
menjerumus kepada hal-hal yang negatife ( syahwat ). ”
 Bukankah Istri pejabat yang merayu nabi Yusuf as. disebabkan karena kekosongan
dan kesepian yang menyelimutinya.
 Para dokter menyatakan bahwa 50 % kebahagian hidup bisa di dapat dengan
mengisi waktu kosong dengan kegiatan yang bermanfaat. Betapa kita lihat para
pekerja kasar di jalan-jalan, para kuli bangunan, para petani di sawah-sawah , para
pedagang asongan di terminal-terminal, merasa lebih tenang dan bahagia dibanding
dengan anda yang melamun dan tergeletak di atas kasur akibat pengangguran. (
 Beberapa penelitian menyebutkan bahwa sebagian orang yang sudah lanjut usia
didapatkan masih kelihatan energik dan jarang merasa lesu atau malas, hal itu
dikarenakan mereka selalu menyibukkan diri mereka dengan pekerjaan-pekerjaan
yang bisa mengembangkan syaraf mereka. Hal ini tidak hanya bermanfaat bagi
kesehatan mereka saja, akan tetapi lebih dari itu, menjaga kesehatan otak mereka
juga.

Lembaga Asistensi Pusat UR Handbook for Mentor 39


Modul AAI

Langkah Kedua : Menggunakan satu waktu untuk banyak kegiatan


 Sebuah pepatah mengatakan : ” Sambil menyelam minum air ” , ” Sekali dayung
dua atau tiga pulau terlampaui.”
 Para ulama dahulu telah memberikan contoh kepada kita bagaimana memanfaatkan
waktu yang terbatas untuk mengerjakan lebih dari satu kegiatan :
 Diriwayatkan bahwa Khatib Al Baghdadi salah seorang ulama
hadist yang sangat terkenal, jika ia berjalan mesti ditangannya ada
sebuah buku yang dibacanya ”
 Imam Sulaim Ar Razi , salah seorang ulama Syafi’ah yang
meninggal tahun 447 H, selalu mengisi waktu-waktunya dengan
pekerjaan yang bermanfaat. Berkata Ibnu Asakir : ” Saya pernah
diceritakan oleh guruku : Abu Farj Al Isfirayini bahwa beliau pada
suatu saat keluar dari rumahnya untuk suatu keperluan, kemudian
tidak berapa lama datang lagi sambil berkata : ” Saya telah
membaca satu juz dari al Qur’an selama saya di jalan ” . Berkata
Abu Faraj : ” Saya pernah diceritakan oleh Muammil bin Hasan
bahwa pada suatu hari ia melihat pena Sulaim Ar Razi rusak dan
tumpul, ketika ia memperbaiki penanya tersebut terlihat ia
menggerak-gerakkan mulutnya , setelah diselidiki ternyata di
membaca Al Qur’an di sela-sela memperbaiki penanya, dengan
tujuan agar tidak terbuang begitu saja waktunya dengan sia-sia. ”
 Abu Al Wafa’ Ibnu Uqail, salah satu tokoh dalam Madzhab
Hambali mampu menyingkat waktu makan dengan memilih makan
yang praktis, beliau bisa memanfaat perbedaan waktu makan roti
kering dengan roti yang diberi air , untuk membaca 50 ayat Al
Qur’an. ()
 Abu Al Barakat, kakek Ibnu Taimiyah, jika ia masuk kamar mandi
atau WC , ia menyuruh saudaranya untuk membacakan sebuah buku
dengan suara keras agar dia bisa mendengarnya.
Untuk saat ini, apa yang dikerjakan oleh para ulama tersebut bisa kita tiru dengan
sarana yang lebih mudah, seperti tape, komputer, bahkan USB/Mp3 jauh lebih praktis
untuk bisa mendengar ceramah ataupun bacaan Al Qur’an sambil berjalan.

Lembaga Asistensi Pusat UR Handbook for Mentor 40


Modul AAI

Jepang berhasil menjadi sejajar dengan negara-negara maju lainnya dalam kurun waktu
yang relatif singkat, setelah kejatuhan bom atom di Hiroshima dan Nagasaki pada tanggal
6 dan 9 Agustus 1945, hal itu disebabkan oleh beberapa hal diantaranya adalah : hobi
membaca yang sudah membudaya di negara tersebut, hal ini di dukung dengan
menyebarnya jalur kereta listrik ke berbagai pelosok sejak 1950-an yang secara tidak
langsung ikut juga memperkuat kecenderungan masyarakat untuk membaca. Orang dapat
menghabiskan waktu beberapa jam setiap hari dalam perjalanan dengan kereta. ()
Kita sebagai mahasiswa dan pelajar Indonesia di Kairo bisa membudayakan hobi membaca
dalam sarana-sarana trasnportasi, seperti altramco, bis mini dan metro bawah tanah.
Sebaiknya mencari sarana transportasi yang bisa mendukung ke arah itu, walaupun
kadang-kadang agak lebih mahal sedikit .

Langkah Ketiga : Memilih waktu-waktu yang mempunyai keutamaan .


Sebagaimana kita ketahui bersama bahwa di dalam ajaran Islam terdapat waktu-
waktu tertentu yang mempunyai keutamaan-keutamaan yang tidak dimiliki oleh waktu-
waktu lainnya , seperti :
a. Keutamaan bulan Ramadlan, di dalamnya terdapat 10 malam terakhir yang di
dalamnya ada satu malam, yaitu lailat qadr yang mempunyai kadar ibadah 1000
bulan pada malam-malam lainnya.
b. Keutamaan 10 hari pertama dari bulan Dzulhijjah, puncaknya ada pada tanggal 10
Dzulhijjah , Dalam suatu hadist disebutkan bahwa:
‫ وال‬: ‫ وال الجهاد في سبيل هللا !! قال‬: ‫ قالوا‬. ‫ما من أيام العمل الصالح فيهن أحب إلى هللا منه في هذه األيام العشر‬
. ‫ إال رجل خرج بنفسه وماله ولم يرجع من ذلك بشيء‬، ‫الجهاد في سبيل هللا‬
c. Hari Jum’at, merupakan sebaik-bak hari dalam seminggu, di dalamnya banyak
keutamaan, yang jika seorang muslim mampu memanfaatkan dengan sebaik-
baiknya, niscaya akan mendapatkan pahala yang sangat banyak sekali. Di dalamnya
ada satu jam yang jika seorang muslim berdoa, niscaya Allah akan mengabulkannya.
) ‫خير يوم طلعت عليه الشمس يوم الجمعة ( أخرجه مسلم‬
) ‫ وهو قائم يصلى يسأل هللا شيئا إال أعطاه إياه ( متفق عليه‬، ‫فيها ساعة ال يوافقها عبد مسلم‬
d. Waktu sahur, tepatnya pada sepertiga terakhir malam hari.
، ‫ ومن يسألني فأعطيه‬، ‫ من يدعوني فأستجيب له‬: ‫ينزل هللا كل ليلة إلى سماء الدنيا حين يبقى ثلث الليل اآلخر فيقول‬
) ‫ومن يستغفرني فأغفر له ( أخرجه مسلم‬
Oleh karena itu para salaf sholeh mengibaratkan sholat 5 waktu sebagai timbangan harian,
hari Jum’at sebagai timbangan mingguan, bulan Ramadlan sebagai timbangan tahunan,

Lembaga Asistensi Pusat UR Handbook for Mentor 41


Modul AAI

sedangkan haji sebagai timbangan seumur hidup. Mereka sangat memperhatikan


bagaimana hariannya bisa terjaga dengan baik, setelah berhasil, mereka berusaha menjaga
mingguannya, setelah berhasil, mereka berusaha untuk menjaga tahunannya , setelah
berhasil mereka menjaga umurnya, dan itulah misk khitam ( penutup yang baik ) Masalah
ini, kalau kita kembangkan dalam kehidupan sehari-hari kita, maka kita sholat lima waktu
sebagai barometer kegiatan kita sehari-hari, sebagai contoh : kegiatan menghafal atau
mengulangi hafalan Al Qur’an. Ternyata dengan mengikuti jadwal sholat lima waktu
terbukti kegiatan kita sangat efektif, karena seorang muslim tentunya tidak pernah
meninggalkan sholat lima waktu. Agar terasa lebih ringan, hendaknya setiap sholat dibagi
menjadi dua bagian, sebelum sholat dan sesudahnya. Sebelum sholat , yaitu : sebelum
adzan, dan waktu antara adzan dan iqamah . Apabila dia termasuk orang yang rajin ke
masjid, sebaiknya pergi ke masjid sebelum adzan agar waktu untuk mengulangi
hafalannya lebih panjang. Kemudian setelah sholat, yaitu setelah membaca dzikir ba’da
sholat atau dzikir pagi pada sholat shubuh dan setelah dzikir sore setelah sholat Ashar.
Seandainya saja, ia mampu mengulangi hafalannya sebelum sholat sebanyak seperempat
juz dan sesudah sholat seperempat juz juga, maka dalam satu hari dia bisa mengulangi
hafalannya sebanyak dua juz setengah. Kalau bisa istiqamah seperti ini, maka dia bisa
menghatamkan hafalannya setiap dua belas hari, tanpa menyita waktunya sama sekali.
Kalau dia bisa menyempurnakan setengah juz sisanya pada pada sholat malam atau sholat-
sholat sunnah lainnya, berarti dia bisa menyelesaikan setiap harinya tiga juz, dan dengan
demikian dia bisa menghatamkan Al Qur’an pada setiap sepuluh hari sekali. Banyak para
ulama dahulu yang menghatamkan hafalannya setiap sepuluh hari sekali.

Langkah Ke-Empat : Membagi waktunya dalam berbagai kegiatan .


Sebagai seorang muslim, seyogyanya dia tidak hanya beramal dan bekerja pada
satu bidang saja, akan tetapi hendaknya membagi waktu-waktunya untuk mengerjakan
kewajibannya terhadap Allah swt dengan beribadat kepada-Nya, juga kewajibannya
terhadap orang tua, saudara , anak dan istri, tetangga dan masyarakat sekitarnya.
Di dalam Lembaran Ibrahim as, disebutkan bahwa: ” Seyogyanya bagi orang yang
berakal hendaknya mempunyai 4 waktu : waktu untuk bermunajat kepada Allah swt,
waktu untuk intropeksi terhadap diri sendiri, waktu untuk bertafakkur serta merenungi
ciptaan Allah, dan waktu untuk mengurusi kebutuhan hidupnya seperti makan dan minum

Lembaga Asistensi Pusat UR Handbook for Mentor 42


Modul AAI

Dalam suatu hadits, Rosulullah saw pernah bersabda :


.‫ فأعط كل ذي حق حقه‬,‫ وإن ألهلك عليك حقا وإن لزورك عليك حقا‬,‫ وإن لبدنك عليك حقا‬,‫إن لربك عليك حقا‬
” Sesungguhnya pada Rabb-mu ada hak yang harus anda tunaikan, dan pada dirimu ada
hak yang harus anda tunaikan, dan pada diri keluargamu ada hak yang harus anda
tunaikan, dan pada orang yang datang kepadamu ada hak yang harus anda tunaikan
,maka berilah setiap bagian akan haknya ( HR Bukhari dan Muslim )
‫ ومن رغب عن سنتي فليس مني‬,‫ وأتزوج النساء‬,‫ وأصوم وأفطر‬,‫ ولكني أصلي وأنام‬، ‫إنما أنا أخشاكم هلل وأتقاكم له‬
” Sesungguhnya saya adalah orang yang paling takut dan paling bertaqwa kepada Allah
swt, walaupun begitu, saya bangun malam dan kadang tidur juga, berpuasa dan berbuka,
serta menikahi para wanita, dan barang siapa yang tidak mau mengikuti sunnahku, maka
bukanlah ia dari golongan-ku “ ( HR Bukhari )
Para ulama dahulupun telah memberikan suri tauladan yang baik kepada generasi
sesudahnya. Adalah Ibnu Jarir At Thobari, telah membagi satu harinya menjadi beberapa
bagian, sebagaimana yang dikisahkan oleh Qadhi Abu Bakar Ahmad Kamil Al-Syajari,
salah satu murid dekatnya : ” Setelah Ibnu Jarir makan dan tidur, kemudian beliau bangun
untuk sholat dhuhur di rumahnya, setelah itu, beliau menulis untuk sebuh buku sampai
datang waktu ashar, beliau kemudian keluar untuk melakukan sholat ashar dan mengajar
para murid-muridnya sampai maghrib, kemudian setelah maghrib beliau mengajar fikih
dan beberapa pelajaran lainnya hingga datang sholat Isya, kemudian beliau pulang ke
rumahnya. Beliau benar-benar telah membagi waktu seharinya untuk : maslahat dirinya,
agama dan masyarakat sekitarnya . ” ()

Langkah Ke-Lima : Ambillah waktu istirahat untuk mengumpulkan tenaga


Waktu istirahat mutlak diperlukan oleh semua makhluq yang hidup di dunia ini,
bahkan benda matipun memerlukan waktu istirahat, seperti hal-nya mesin-mesin pembantu
manusia, seperti mesin cuci, kipas angin, computer, radio, tape, mobil dan lain-lainnya.
Istirahat bukan berarti berhenti kerja atu menganggur, akan tetapi berhenti untuk
mengumpulkan kekuatan, mengisi bensin untuk meneruskan perjuangan, mengasah kapak
agar lebih tajam atau mengambil strategis supaya pekerjaan yang dihadapinya bisa
diselesaikan dengan lebih cepat dan baik.
Konon ada kisah seorang penebang kayu, karena dijanjikan oleh majikannya
dengan gaji yang menggiurkan , maka ia bekerja mati-matian, siang malam tanpa berhenti
untuk menebang banyak pohon akan tetapi ternyata semakin lama, tenaga semakin lemah
dan semangat untuk menebang mulai luntur dan hasil yang di dapat mulai seikit dan tidak

Lembaga Asistensi Pusat UR Handbook for Mentor 43


Modul AAI

maksimal. Maunya memeluk gunung tapi apa daya tangan tak sampai, bukannya
menyelsaikan pekerjaan akanteapi justru keletihan dan keputus asaan yang di dapat,
kenapa ? Karena ada satu hal kecil yang tidak diperhatikan oleh si penebang kayu itu, yaitu
istirahat untuk mengasah gergaji, agar bisa digunakan semaksimal mungkin. Maka,
sesibuk apa pun an serajin apapun, kita harus meluangkan waktu untuk mengasah kapak
kita, mengasah otak dan pikiran kita dan mengisi hal-hal baru untuk menambah
pengetahuan, wawasan dan spiritual agar kehidupan kita akan menjadi dinamis,
berwawasan dan selalu baru agar setiap hari bekerja dengan tenaga yang sama dan hasil
yang maksimal. Meminjam sitilah orang cina : “Xiu Xi Bu Shi Zou Deng Yu Chang De
Lu” ( Istirahat bukan berarti berhenti.) Akan tetapi : ”Er Shi Yao Zou Geng Chang De Lu”
( Tetapi untuk menempuh perjalanan yang lebih jauh lagi ) ()
Islam sendiri telah memberi ruang istirahat bagi seorang muslim, untuk
mengendorkan urat dan meluruskan punggung, menambah perbekalan agar bisa
melanjutkan perjalanan yang akan ditempuhnya lagi.
Dalam suatu hadist disebutkan :
) ‫ وإن أحب األعمال إلى هللا أدمها وإن قل ( متفق عليه‬، ‫ فإن هللا ال يمل حتى تملوا‬، ‫خذوا من األعمال ما تطيقون‬
Begitu juga apa yang dipesankan Rosulullah saw kepada salah seorang sahabat-nya
Handhalah yang mengeluh karena semangatnya turun ketika berkumpul dengan
keluarganya :
‫ ولكن يا حنظلة ساعة‬، ‫ لصافحتكم المالئكة في الطرقات‬، ‫ لو بقيتم على الحال التى تكونون عليها عندي‬، ‫يا حنظلة‬
) ‫ ( أخرجه مسلم‬. ‫فساعة‬
Berkata Imam Ali : hiburlah hati anda sesaat-saat, karena hati ini jika telah capai ,
tidak bisa memandang sesuatu dengan baik ”

Langkah Ke –Enam : Mengerjakan pekerjaan pada waktunya


Sebenarnya yang penting dalam kerja dan beramal bukanlah bekrja sebanyak-
banyaknya, akan tetapi harus dilihat juga waktu dan tempatnya.
Dahulu dikatakan dalam hikmah :
‫لكل مقام مقال ولكل مقال مقام‬
Khalifah Abu Bakar As- Siddiq pernah berwasiat kepada Umar bin Khattab ketika
mengangkatnya sebagai khalifah pengganti : ” Ketahuilah bahwa Allah telah menentukan
suatu amalan siang yang apabila dikerjakan waktu malam,maka tidaklah akan diterimanya,
dan menentukan amalan malam, yang jika dikerjakan pada waktu siang tidaklah akan
diterimanya. Oleh karena itu, kita dapatkan Allah telah menentukan banyak ibadat pada

Lembaga Asistensi Pusat UR Handbook for Mentor 44


Modul AAI

waktu-waktu tertentu, tidak boleh dimajukan maupun dimundurkan, seperti waktu sholat,
()
puasa, zakat , haji dan lain-lainnya. Maka, kita dapatkan sebagain ulama menyatakan
bahwa amalan paling utama adalah amalan yang dikerjakan menurut waktunya. Ketika
datang waktu sholat, maka yang paling utama adalah melakukan sholat, ketika datang
waktu Ramadlan, maka amalan yang paling utama dikerjakan adalah puasa, ketika datang
waktu haji, maka yang paling utama dikerjakan adalah haji , dan ketika waktu ujian, maka
amalan yang paling utama dikerjakan adalah beljar untuk menghadapi ujian.
Dalam hal ini seorang ulama yang hidup pada abad 8 H, Ibnu Rajab Al hambali ( w
: 795 ) telah mengarang sebuah buku yang menerangkan tentang amalan-amalan
berdasarkan urutan waktunya dan diberi nama : “ Lathoif Al Ma’arif fima li-Mawasim al
Am min al Wadhaif ” ( Pengetahuan tentang amalan- amalan pada setiap musim ) .

Langkah Ke- Tujuh : Memilih amalan dan kegiatan yang bermanfaat bagi orang
banyak
Ajaran Islam diturunkan untuk membawa kemaslahatan dan manfaat bagi manusia.
Oleh karenanya, sebagai insan muslim, hendaknya selalu memilih kegiatan dan amalan
yang manfaatnya bisa dirasakan oleh orang banyak. Para ulama Islam telah menyinggung
permasalahan ini secara tegas dan gamblang. Mereka menyatakan bahwa amalan yang
bermanfaat bagi orang banyak jauh lebih utama dibanding dengan amalan yang bermanfaat
bagi dirinya sendiri. Salah satu fatwa ulama dalam masalah ini adalah fatwa yang
menyebutkan bahwa At Tafaqquh fi Dien dan belajar agama jauh lebih utama dibanding
dengan sholat malam atau puasa sunnah, karena manfaat ilmu bisa dirasakan oleh orang
lain, sedang sholat malam dan puasa sunnah manfaatnya hanya terbatas pada pribadi.
Alasan lain : bahwa ilmu pemimpin bagi amalan karena dengan ilmu amalan bisa
diluruskan, lain halnya orang yang beramal tanpa ilmu, maka dia akan terus menerus
tenggelam dalam ibadat yang salah, dan otomatis tidak akan diterima oleh Allah swt. ()
Sebenarnya banyak ayat dan hadist yang menyatakan bahwa disana ada sebagian
amal perbuatan yang bermanfaat bagi orang banyak dan pahalanyapun mengalir sampai
hari kiamat walaupun pemiliknya sudah meninggal dunia . Allah berfirman :
‫ص ْينَاهُ فِي ِإ َمام ُم ِبين‬
َ ْ‫ش ْيء أح‬ َ َ ‫ِإنَّا نَحْ نُ نُحْ ِيي ْال َم ْوتَى َونَ ْكتُبُ َما َقدَّ ُموا َوآث‬
َ ‫ار ُه ْم َو ُك َّل‬
Sesungguhnya Kami menghidupkan orang-orang mati dan Kami menuliskan apa yang
telah mereka kerjakan dan bekas-bekas yang mereka tinggalkan. Dan segala sesuatu Kami
kumpulkan dalam Kitab Induk yang nyata (Lauh Mahfuzh) ( Qs Yasin : 12 )

Lembaga Asistensi Pusat UR Handbook for Mentor 45


Modul AAI

‫ صدقة‬: ‫ عن أبي هريرة رضى هللا عنه عن النبي صلى هللا عليه وسلم ( إذا مات ابن آدم انقطع عمله إال من ثالث‬-
‫ أو ولد صالح يدعو له ) رواه مسلم‬، ‫ أو علم ينتفع به‬، ‫جارية‬
‫ ( من سن سنة حسنة فله أجرها وأجر من عمل بها إلى يوم القيامة ) رواه مسلم‬-
Bahkan Al Mutanabi seorang penyair yang terkenal menyebutkan bahwa jasa-jasa
orang yang sudah meninggal adalah umur keduanya, yang kemudian dikembangkan oleh
Ahmad Syuqi dalam salah satu syi’irnya :
‫دقات قلب المرء قائلة له إن الحياة دقائق وثوان‬
‫فارفع لنفسك بعد موتك ذكرها فالذكر لإلنسان عمر ثان‬
Salah satu amalan yang bisa bermanfaat bagi orang banyak, bahkan para generasi
sesudahnya adalah mengajar ilmu baik secara lisan maupun dengan menyusun sebuah
buku. Dalam hal ini para ulama dahulu telah menunjukkan semangat dan kebolehannya
yang kesemuanya itu patut dicontoh oleh para generasi sesudahnya.
Adalah Al- Khatib Al Baghdadi pernah berkata : ” Saya mendengar dari Al-Simsi
yang menceritakan bahwa Ibnu Jarir At Tobari selama 40 tahun, menulis setiap harinya 40
lembar . Bahkan salah seorang murid Ibnu Jarir yang bernama ” Al Farghani ” mengatakan
bahwa para murid Ibnu Jarir telah mendata kehidupan beliau sejak baligh hingga
meninggal dunia pada umur 86 tahun. Kemudian mereka mengumpulkan seluruh karya-
karya beliau, dan jika dibandingkan dengan umur beliau, ternyata didapatkan bahwa beliau
menulia setiap harinya 14 lembar. Dan ini tidak akan mampu dilakukan oleh seseorang
kecuali atas inayah Allah swt. Dan jika dihitung-hitung lembaran karya tulisnya maka
didapatkan jumlahnya sekitar 358.000 lembar.
Diriwayatkan juga bahwa Abu Al Wafa’ bin Uqail Al Hambali adalah seorang
ulama dari madzhab hambali yang sangat ketat di dalam menjaga waktunya, jika mulut ,
lidah , dan matanya capai karena banyaknya yang dibaca, dia terdiam merenung dan
merancang apa saja yang perlu ditulis, maka ketika ia duduk atau berbaring, keculai telah
menghasilkan banyak hal-hal yang bisa dicatat dalam buku. Bahkan beliau memilih-milih
makanan yang paling praktis dan cepat dimakan, untuk kemudian sisa waktunya
digunakan untuk membaca dan menulis. Imam Ibnu Uqail ini seorang ulama yang selalu
sibuk dengan ilmu , beliau mempunyai banyak karangan, dan yang paling besar adalah
buku ” Al Funun ” yang mencakup berbagai disiplin keilmuan seperti tafsir, fiqh, ushul
fiqh, aqidah , nahwu, adab dan sejarah. Berkata Imam Ad- Dzahabi pernah menyatakan
bahwa : ” Belum ada buku di dunia ini yang lebih tebal dari buku ” Al Funun ” . Buku ini
konon mencapai 800 jilid

Lembaga Asistensi Pusat UR Handbook for Mentor 46


Modul AAI

Langkah Ke-Delapan : Menggunakan Waktu Yang Tersedia Untuk Menyelesaikan


Sebuah Program .
Banyak orang yang gagal dalam menempuh cita-citanya hanya karena terjebak dalam
empat kata : ”Saya tidak mempunyai waktu .” Sebaliknya, banyak orang yang sukses
dalam bidang tertentu hanya karena dia mampu menyediakan waktu dan komitmen di
dalamnya untuk menggapai cita-citanya.
Jika kita menyediakan waktu satu jam saja setiap hari untuk menjalankan suatu program,
berarti kita telah mampu mengumpulkan waktu selama 365 jam setahun, atau sama dengan
45 hari bekerja secara sungguh dan terus menerus selama 8 jam sehari. Ini sama dengan
juga menambahkan satu bulan setengah kehidupan produktif dalam hidup kita setiap
tahun. Walaupun begitu, tidak banyak yang mampu mengerjakannya, kecuali orang-orang
yang mempunyai tekad dan semangat yang kuat.
Sebagai contoh : Seorang pegawai perbaikan lift berkebangsan bangsa Itali bernama
Nicholas Christofilos pada suatu ketika tertarik kepada ilmu pengetahuan modern. Apa
yang harus ia lakukan ? Setiap hari sepulang dari kerja , sebelum dia duduk untuk makan
malam, dia memperuntukkan waktu satu jam untuk membaca buku tentang energi nuklir.
Setelah dia mulai memahami ilmu yang dipelajarnya dengan baik, gagasan pun timbul
dalam fikirannya. Pada tahun 1948 M , dia membuat rancangan untuk akselerator partikel
yang menurut fikirannya akan lebih murah dan lebih kuat daripada peralatan mana pun
yang sudah ada. Dia mengirimkan rancangannya kepada Lembaga Tenaga Atom di
Amerika Serikat untuk dilakukan uji layak. Setelah rancangan tersebut disempurnakan
kembali, didapatkan bahwa alat hasil penemuannya ternyata bekerja begitu baik sehingga
pemerintah Amerika Serikat mampu menghemat dana kira-kira 70 juta dolar. Akhirnya
Christofilos menerima dua penghormatan : pertama mendapatkan uang tunai 10.000 dolar
pada masa itu tentunya sangat banyak sekali dan yang kedua : mendapatkan kedudukan
yang terhormat di Laboratorium Radiasi Universitas California.
Berikut ini hasil penelitian tentang waktu-waktu yang dibuang dan diremehkan oleh
banyak orang, padahal kalau dimanfaatkan sebaik mungkin akan menghasilkan sesuatu
yang besar dan luar biasa :
Kita ambil permitsalan salah seorang yang mempunyai umur 70 tahun, jika ia hanya
menyia-nyiakan waktunya 5 menit saja tiap hari, berarti dia selama hidupnya telah menyia-
nyiakan waktunya 3 bulan berturut-turut ( 88 hari ) . Kalau dia menyia-nyiakan 1 jam tiap
harinya, berarti dia telah membuang waktunya selama 3 tahun berturut-turut. Hal ini
nampak lebih jelas dalam daftar di bawah ini :

Lembaga Asistensi Pusat UR Handbook for Mentor 47


Modul AAI

- 5 Menit = 3 bulan = 0,35 %


- 10 Menit = 6 bulan = 0, 71 %
- 20 menit = 1 tahun = 1,42 %
- 1 jam = 3 tahun = 4, 28 %
- 10 jam = 30 tahun = 42, 85 %
Data ini bisa berlaku bagi para pengganggur, dan sebaliknya juga bisa berlaku bagi orang
yang mau memanfaatkan waktu-waktu tersebut untuk melaksanakan sebuah program
hidup yang ber-orentasi pada hal-hal yang bermanfaat .
Jika orang yang berumur 72 tadi melakukan aktivitas sehari hari, maka bisa dilihat sebagai
berikut :
- Tidur ( 8 jam sehari ) = 23 thn = 32 %
- Kerja ( 6-7 jam /hari) = 21, 5 thn = 21,5 %
- Makan, minum ( 1,5 jam/hari ) = 4,5 tahun = 6,4 %
- Urusan birokrasi ( 0,5 jam/ hari ) = 1,5 tahun = 2,14 %
- Pekerjaan rumah tangga, rihlah, piknik ( 1 jam/hari )=3 tahun = 4,24 %
- Ziarah, silaturahim, kumpul teman ( 0,5 jam/hari) = 1.5 tahun= 2,14 %
- Transportasi dari satu tempat ke tempat lain ( 0,5 jam/hari) = 1.5 tahun= 2,14 %
- Telpun , sms, chating dan lain-lain ( 0,5 jam/hari) = 1.5 tahun= 2,14 %

Jumlah Total = 61 tahun = 87 %


Sisa 9 tahun = 12, 85 % —— > jika dikurangi masa kecil dan puber, kira-kira sisa waktu
yang kita punyai untuk menyelesaikan program-program yang besar tinggal berapa ??? ()
Di sinilah, ditemukan salah satu jawaban sebuah pertanyaan yang selalu terngiang-
ngiang di telinga kita : ” Kenapa Umat Islam mundur sedang yang lainnya maju ” ? yang
kemudian menjadi sebuah judul buku yang sangat masyhur yang ditulis oleh Syakib
Arselan .
Jadwal diatas, kalau kita terapkan pada kehidupan mahasiswa Al Azhar yang
menempuh pendidikannya selama 4 tahun di S1, kira-kira apa yang didapat ? Bagaimana
dengan mahasiswa yang kuliyah sambil bekerja ? Bagaimana dengan mahasiswa yang
kuliyah sambil berkeluarga, apalagi mempunyai 2- 3 anak ? Mungkin salah satu
jawabannya ada dalam bait syiir di bawah ini :
‫الكرام مكار ُم‬
ِ ‫على قدر أهل العزم تأتي العزائ ُم وتأتي على قدر‬
‫صغارها وتصغُر في عين العظيم عظائ ُم‬ ُ ‫ظ ُم في عين الصغير‬ُ ‫وتع‬

Lembaga Asistensi Pusat UR Handbook for Mentor 48


Modul AAI

Langkah Ke –Sembilan : Jangan menangguhkan kesempatan di depan anda sampai


hari esok
Kalau kita punyai rencana untuk melakukan sesuatu kerjaan, lakukan saat ini juga,
jangan menunda-nunda pekerjaan sampai esok hari, karena kita tidak tahu apa yang terjadi
pada hari besok. Seorang penyair pernah menulis bait-baitnya dalam masalah ini :
‫مضى أمسك الماضي شهيد معدال وأعقبه يوم عليك جديد‬
‫فيومك إن أغنتيه عاد نفعـــه عليك وماضي األمس ليس يعود‬
‫فأن كنت إقترفت إســــاءة فثَن بإحسان وأنت حميد‬
‫فال تُرجِ فعل الخير يوما إلى غد لعل غدا يأتي وأنت فقيد‬
- Harimu kemarin telah berlalu sebagai saksi bagimu, kemudian datang hari baru
untukmu..
- Hari ini adalah harimu, manfaatnya untuk kamu , sedang hari kemarin tidak akan kembali
lagi ..
- Jika hari kemarin anda telah melakukan kesalahan, maka segera anda ikuti dengan
perbuatn baik, sedang anda mensyukurinya…
- Maka janganlah anda sekali menangguhkan perbuatan baik sampai besok hari, barangkali
besok hari tiba, sedang anda sudah tiada…

Langkah Ke –Sepuluh : Berkonsentrasi Pada Hasil.


Banyak mahasiswa sekarang bangga kalau mereka aktif dalam berbagai kegiatan,
dari diskusi, menghadiri seminar, panitia bazaar, ikut rihlah dan piknik bersama, dan lain-
lainnya. Mereka tidak tahu bahwa yang penting bukanlah banyaknya aktivitas, tapi hasil
dari aktivitas itu sendiri. Aktivitas, terkadang dapat membebaskan dari tekanan jiwa , akan
tetapi hal itu tidak cukup untuk mencapai tujuan anda. Maka disini, orientasi pada hasil
sangat diperlukan .
Ary Ginanjar dalam bukunya : ESQ, telah membagi orang-orang yang sibuk menjalankan
aktivitasnya menjadi tiga kelompok :
a. Kelompok Pertama adalah kelompok sibuk pengisi waktu
Kelompok ini sibuk melakukan kegiatan sepele yang memboroskan waktu tetapi
tidak penting. Kegiatan ini biasanya tidak memiliki tujuan jangka panjang. Mereka tidak
tahu kemana akan melangkah , dalam pikiran mereka mereka merasa sudah mencapai
tujuan hidup, namun ibarat orang yang berjalan di tempat, mereka tidak ke mana-mana.
Kelompok ini nampaknya selalu sibuk, namun pada hakekatnya mereka tidak produktif
sama sekali.

Lembaga Asistensi Pusat UR Handbook for Mentor 49


Modul AAI

b. Kelompok Kedua adalah Kelompok Pertengahan .


Kelompok ini adalah kelompok yang melawan gelombang lautan. Pekerjaan
mereka terus-menerus hanya mengatasi krisis dari hari kehari . Pekerjaan ini biasanya
lebih mudah, karena masalahnya sudah jelas di depan mata, tidak memerlukan visi. Lama
kelamaan mereka akhirnya akan terperosok juga pada rutinitas pekerjaan yang kurang
penting ,tetapi mendesak. Kelompok ini tidak cepat maju, karena tidak memiliki visi dan
inisiatif. Mereka menjadi korban lingkungannya sendiri. Umumnya mereka mengeluh
dengan hasil yang minim, padahal sudah bekerja keras.

c. Kelompok Ketiga adalah kelompok pencapai tujuan.


Adalah kelompok yang memiliki tujuan hidup yang jelas.Setiap langkah yang
diambil adalah pengejawantahan dari visinya. Kelompok ini selalu merencanakan langkah-
langkah yang dibuatnya secara sistimatis. Target jangka panjangnya telah dipecah-pecah
menjadi tujuan-tujuan jangka pendek, yang bisa dicapai secara realistis, dalam jangka
waktu tertentu. Kelompok ini mampu menentukan skala prioritas berdasarkan visi, prinsip,
dan suara hati yang bijaksana. ()
Imam Ghozali di dalam bukunya Ihya Ulumuddin menyebutkan Peta Perjalan
Manusia ,yang bisa diringkas sebagai berikut :
Terminal Pertama = Tempat lahir
Terminal Terakhir = Alam Kubur
Tujuan Terakhir = Syurga atau Neraka
Jarak Perjalanan = Umur
Bekal Perjalan = Ketaatan kepada Allah
Modal Perjalan = Waktu-waktu kosong
Copet dan Perampok = Syahwat dan Hawa nafsu
Keuntungannya = masuk syurga
Kerugiannya = masuk neraka ()
Sedang Imam Ibnu Qayyim menggambarkan orang yang cerdik adalah : orang
yang memperhatikan setiap langkah yang dilaluinya, tidak banyak melamun dan berangan-
angan, kalau dia mengetahui pendeknya jarak yang akan ditempuh, maka sangat ringan
baginya untuk bekerja keras untuk mencari bekal dan oleh-oleh sebelum sampai tujuan.

Lembaga Asistensi Pusat UR Handbook for Mentor 50


Modul AAI

Lembaga Asistensi Pusat UR Handbook for Mentor 51


Modul AAI

PENYELENGGARAAN JENAZAH

Tujuan Materi :

 Memberikan pemahaman kepada peserta tentang Pentingnya mengetahui


Penyelenggaraan Jenazah
 Memberikan pemahaman kepada peserta tentang cara penyelenggaraan jenazah
bagi laki-laki maupun wanita
 Mengerti dan mengamalkan cara penyelenggaraan jenazah dalam kehidupan
sehari-hari

A. Sikap Seorang Muslim jika ada Muslim Lain yang Baru Saja Meninggal

Sikap Seorang Muslim jika ada Muslim Lain yang Meninggal adalah:

a. Menutup (memejamkan) matanya,

Doa menutup mata muslim yang baru saja meninggal :

‫اللهماغفرلهذالميتوارفعدرجتهفىالمهديينواخلفهفىعقبهالغابرينواغفرلناولهياربالعالم‬
‫ين‬

b. Menutup mulutnya,yaitu dengan mengikat dagu dan kepalanya,


c. Menutup badannya dengan kain agar auratnya tidak terlihat,
d. Diperbolehkan menciumnya sebagai tanda berduka cita,
e. Membayar utangnya,
f. Memberi tahu keluarga,kerabat,dan teman-temannya agar mereka segera
mengurus,mendoakan dan menyhalatkannya,
g. Tidak melukainya,sebagaimana tidak melukai badan orang yang masih hidup,
h. Tidak mencelanya.

B. Pemandian Jenazah

Semua jenazah muslim yang wajib dimandikan kecuali muslim yang mati syahid,
yakni yang terbunuh dalam peperangan melawan kaum kafir.

Dalil wajibnya memandikan jenazah ialah hadits Nabi SAW yang berkenaan dengan
sahabat yang meninggal karena jatuh dari ontanya:

Lembaga Asistensi Pusat UR Handbook for Mentor 52


Modul AAI

”Dari Ibnu Abbas Ia berkata: Tatkala seorang laki-laki jatuh dari kendaraannya lalu
ia meninggal, sabda Beliau: “Mandikanlah dia dengan air serta daun bidara” (atau
dengan sesuatu yang menghilangkan daki seperti sabun).” (H.R Bukhari dan Muslim).

Memandikan mayat hukumnya adalah fardhu kifayah atas musilmin lain yang masih
hidup. Artinya, apabila diantara mereka ada yang mengerjakannya, maka kewajiban itu
sudah terbayar dan gugur bagi muslimin selebihnya. Karena perintah memandikan mayat
itu adalah kepada umumnya kaum muslimin

Sedangkan muslim yang mati syahid tidaklah dimandikan walau ia dalam keadaan
junub sekalipun, melainkan ia hanya dikafani dengan pakaian yang baik untuk kain kafan,
ditambah jika kurang atau dikurangi jika berlebih dari tuntunan sunnah, lalu dimakamkan
dengan darahnya tanpa dibasuh sedikitpun juga.

a. Syarat Wajib Memandikan Jenazah.Syarat wajib mandi ialah:


1. Mayat orang Islam,
2. Ada tubuhnya walaupun sedikit, dan
3. Mayat itu bukan mati syahid.
b. Tahap-tahap memandikan jenazah
1. Letakkan mayat pada tempat yang tinggi,seperti bangku panjang,batabg pisang
yang dijejerkan,dan lain-lain.
2. Gunakan tabir untuk melindungi tempat memandikan dari pandangan umum.
3. Ganti pakaian jenazah dengan pakaian basahan, seperi sarung agar lebih mudah
memandikannya,tetapi auratnya tetap ditutup.
4. Sandarkan punggung jenazah dan urutlah perutnya agar kotoran di dalamnya
keluar.
5. Basuhlah mulut,gigi,jari,kepala dan janggutnya.
6. Sisirlah rambutnya agar rapi.
7. Siramlah seluruh badan lalu bilas dengan sabun
8. Wudhukanlah jenazah.
9. Siram dengan air yang dicampur kapur barus,daun bidara,atau daun lain yang
berbau harum.
c. Yang Berhak Memandikan Mayat
Jikalau mayat itu laki-laki, yang memandikannya laki-laki pula. Perempuan tidak
boleh memandikan mayat laki-laki, kecuali istri dan mahramnya. Sebaliknya juga jika

Lembaga Asistensi Pusat UR Handbook for Mentor 53


Modul AAI

mayat itu adalah perempuan. Jika suami dan mahram sama-sama ada, maka istri lebih
berhak memandikan suaminya.
Bila seorang perempuan meninggal dan di tempat itu tidak ada perempuan, suami
atau mahramnya, maka mayat itu hendaklah “ditayammumkan” saja, tidak boleh
dimandikan oleh laki-laki yang lain. Kecuali kalau mayat itu adalah anak-anak, maka
laki-laki boleh memandikanya Begitu juga kalau yang meninggal adalah seorang laki-
laki. Jika ada beberapa orang ayng berhak memandikan, maka yang lebih berhak ialah
keluarga yang terdekat dengan si mayyit, dengan syarat ia mengetahui kewajiban
mandi serta dapat dipercaya. Kalau tidak, berpindahlah hak itu kepadakeluarga jauh
yang berpengetahuan serta amanah (dipecaya).
Rasulullah SAW bersabda :
”Dari ‘Aisyah Rasul bersabda: “Barang siapa memandikan mayat dan dijaganya
kepercayaan, tidak dibukakannya kepada orang lain apa-apa yang dilihat pada mayat
itu, maka bersihlah ia dari segala dosanya, seperti keadaannya sewaktu dilahirkan
oleh ibunya”. Kata Beliau lagi: “Yang memimpinnya hendaklah keluarga yang
terdekat kepada mayat jika ia pandai memandikan mayat. Jika ia tidak pandai, maka
siapa saja yang dipandang berhak karena wara’nya atau karena amanahnya.” (H.R
Ahmad)
d. Cara Memandikan Jenazah
Dalam memandikan jenazah sebaiknya mayat diletakkan di tempat yang tinggi,
seperti ranjang atau balai-balai; di tempat yang sunyi, berarti tidak ada orang yang
masuk ke tempat itu selain orang yang memandikan dan orang yang menolong
mengurus keperluan yang bersangkutan. Pakaian mayat diganti dengan kain mandi atau
basahan, sebaiknya kain sarung supaya auratnya tidak mudah terlihat.
Mula-mula jenazah didudukkan secara lemah lembut dengan posisi miring ke
belakang, orang yang memandikan meletakkan tangan kanan di bahu jenazah dengan
ibu jarinya pada lekukan tengkuk dan lututnya menahan punggung jenazah. Lalu perut
jenazah diurut dengan tangan kiri untuk mengeluarkan kotoran yang mungkin keluar.
Kemudian jenazah ditelentangkan dan kedua kemaluannya dibersihkan dengan tangan
kiri yang dibalut dengan perca. Setelah perca pembalut tangan diganti, mulut; gigi dan
lubang hidungnya juga dibersihkan.
Berikutnya, jenazah diwudhukan seperti wudhu orang hidup. Setelah itu kepalanya,
kemudian jenggotnya dibasuh dengan menggunakan sidr, dan dirapikan dengan sisir,
dengan memperhatikan agar rambut yang gugur dikembalikan. Setelah itu dibasuh

Lembaga Asistensi Pusat UR Handbook for Mentor 54


Modul AAI

bagian kanan kemudian bagian kirinya badannya, lalu tubuhnya dibaringkan ke kiri dan
dibasuh bagian belakang sebelah kanan. Kemudian dibaringkan ke sebelah kanan dan
dibasuh pula bagian belakang badannya yang sebelah kiri. Untuk semua ini digunakan
air bercampur sidr, setelah itu air bercampur sidr tadi dihilangkan dengan
menyiraminya secara merata dengan air bersih. Kemudian sekali lagi disiram dengan
air bercampur sedikit kapur.
Dengan melakukan rangkaian ini, berarti telah selesai satu kali mandi, namun
masih disunnahkan melakukannya sampai tiga kali. Nabi Muhammad bersabda kepada
para wanita yang memandikan putrinya Ummi Kulsum:
“Kamu mandikanlah ia tiga kali, lima kali atau lebih jika kamu pandang hal itu
perlu, dengan air dan sidr; dan taruhlah kapur atau sedikit kapur pada yang terakhir.
Mulailah dengan bagian sebelah kanan dan tempat-tempat wudhu’nya”. (H.R
Bukhari)
Apabila ternyata setelah selesai dimandikan masih ada najis yang keluar, maka
najis itu wajib dibersihkan.
Niat dalam pemandian jenazah :

a. Dewasa Laki-laki

‫نويتالغسللهذالميتفرضالكفايةهللاتعالى‬
b. Dewasa Perempuan

‫نويتالغسللهذالميتةفرضالكفايةهللاتعالى‬
c. Anak Laki-laki

‫نويتالغسللهذالميتالطلفرضالكفايةهللاتعالى‬
d. Anak Perempuan

‫نويتالغسللهذالميتةالطفلةفرضالكفايةهللاتعالى‬
C. Mengafani Jenazah

Setelah dimandikan,kewajiban yang harus kita lakukan adalah mengafani. Hal-hal


yang harus diperhatikan dalam mengafani jenazah yaitu sebagai berikut.

Lembaga Asistensi Pusat UR Handbook for Mentor 55


Modul AAI

1. Kain kafan harus dalam keadaan baik,tetapi tidak boleh berlebihan. Tidak dari jenis
yang mewah dan mahal harganya
2. Kain kafan hendaknya bersih dan kering serta diberi minyak wangi.
3. Laki-laki dikafani dengan tiga lapis kain kafan, sedangkan perempuan dengan lima
lapis.
4. Orang yang meninggal dalam ihram,baik ihram haji maupun umrah,tidak boleh
diberi wangi-wangian dan tutup kepala.

Cara mengafani jenazah :

a. Hamparkan kain sehelai demi sehelai,


b. Taburkan wangi-wangian tiap helai,
c. Letakkan jenazah di atas kafan dengan pelan-pelan,
d. Letakkan tangan kanan di atas tangan kiri di atas dada,
e. Ikatlah dengan kuat yaitu dengan 3,5 atau 7 ikatan.

-Doa menyobek Kain Kafan

‫اللهماجعللباسهعنالكريموادخلهيااهللاتعالىبرحمتكالجنةياارحمالرحمين‬
D. Menyhalati Jenazah

a. Syarat-syarat shalat jenazah

1. Jenazah sudah dimandikan dan dikafani

2. Letak jenazah sebelah kiblat dari orang yang menyembahyangi,kecuali bila shalat
dilakukan di atas kuburan atau shalat gaib.

3. Shalat jenazah sama halnya dengan shalat yang lain,yaitu harus : suci dari hadas
dan najis,suci badan tempat dan pakaian,menutup auratnya,dan menghadap
kiblat.

b. Rukun dan cara mengerjakan shalat jenazah

Shalat jenazah tidak dengan ruku’ dan sujud,tidak dengan adzan dan iqamat.
Caranya sebagai berikut.

Sesudah berdiri seperti biasanya akan mengerjakan shalat, lalu mengerjakan :

1. Niat, sengaja mengerjakan shalat atas jenazah dengan 4 takbir, menghadap


kiblat,karena Allah.

Lembaga Asistensi Pusat UR Handbook for Mentor 56


‫‪Modul AAI‬‬

‫‪-Laki-laki Dewasa‬‬

‫أصلىعلىهذالميتاربعتكبيراتفرضاكفايتهللاتعالى‬
‫‪-Wanita Dewasa‬‬

‫أصلىعلىهذهالميتةاربعتكبيراتفرضاكفايتهللاتعالى‬
‫‪-Anak Laki-laki‬‬

‫أصلىعلىهذالميتالطفلاربعتكبيراتفرضاكفايتهللاتعالى‬
‫‪-Anak Perempuan‬‬

‫أصلىعلىهذهالطلةاربعتكبيراتفرضاكفايتهللاتعالى‬
‫‪-Mayit Gaib‬‬

‫أصلىعلىالميتتالغائباربعتكبيراتفرضاكفايتهللاتعالى‬
‫‪2. Setelah membaca niat, talu takbiratul ikhram (mengucapkan “Allaahu‬‬
‫‪Akbar),lalu meletakkan tangan kanan di atas tangan kiri pada perut‬‬
‫‪(sedekap),kemudian membaca surat Fatihah (tidak membaca surat yang‬‬
‫‪lain),setelah membaca Fatihah lalu takbir kedua yaitu mengucapkan‬‬
‫‪“Allaahu Akbar”.‬‬

‫‪3. Selesai takbir yang kedua, lalu membaca salawat atas Nabi Muhammad saw.‬‬

‫اللهمصلعلىمحمدوعلىالمحمدكماصليتالىابراهيموالىالابرهيموبار‬
‫كالىمحمدوالىالمحمدكماباركتالىابراهيمفىالمينانكحميدمجيد‬
‫‪4. Setelah takbir yang ketiga, lalu membaca do’a setidak-tidaknya sebagai‬‬
‫‪berikut.‬‬

‫اللهماغفرلﮥ(لها)وارحمﮥ(ها)وعافﮥواعفعنﮥ‬
‫‪Supaya lebih sempurna bacalah doa sebagai berikut.‬‬

‫لها) وارحمﮥ (ها) وعافﮥ (ها﴾ واعﻒعنﮥ (اللهماغفرلﮥ‬


‫﴿ها﴾واكرمنزلﮥ﴿ها﴾ووسعمدخلﮥ﴿ها﴾واغسلﮥ﴿ها﴾بالماﺀوالدجوالبردونقه﴿ها﴾منالخ‬
‫طايكماينقىالثوب االبيﺾمنالدنسوابدله﴿ها﴾ داراخيرامنﺯوجه ﴿ها﴾ وقه ﴿ها﴾‬
‫فتنةالقبروعذابالنار‬
‫‪Keterangan :‬‬

‫‪Lembaga Asistensi Pusat UR‬‬ ‫‪Handbook for Mentor 57‬‬


Modul AAI

Bila mayat perempuan lafads “Lahaa” menjadi “Lahu” dan selanjutnya.

- Posisi imam untuk menshalati jenazah laki-laki adalah di samping


kepala mayat.

- Posisi imam untuk menshalati jenazah perempuan adalah


disamping perut mayat.

Bila mayat anak-anak,do’anya sebagai berikut.

‫اللهماجعلهفرﻃاالبويهوسلفاوذخراوعﻅةواعتباراوشفيعاوثقلبهم‬
‫واﺯينهماوافرغالصبرعلىقلوبهماوالتفتنهمابعدهوالتحرمنااجره‬
5. Setelah selesai takbir keempat, lalu membaca doa sebagai berikut.

‫اللهمالتحرمنااجرهوالتفتنابعدهواغفرلناوله‬
Akan lebih sempurna dan lebih lengkap dengan membaca do’a:

‫اللهمالتحرمنااجرهوالتفتنابعدهواغفرلناولهوالخوانناالذينسبقونابااليمان‬
‫والتجعلفىقلوبناغالللذينامنواربناانكرﯗفرحيم‬
6. Kemudian memberi salam.

E. Menguburkan Jenazah

Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penguburan jenazah adalah :

a. Jenazah segera dikuburkan.

b. Liang lahat dibuat seukuran jenazah dengan dengan kedalaman kira-kira


setinggi orang ditambah setengah lengan,lebar kira-kira 1 meter.

c. Liang lahat tidak dibongkar dengan binatang buas. Maksud menguburkan


jenazah adalah untuk menjaga kehormatan mayat dan menjaga keehatan
orang-orang disekitar makam dari bau busuk.

d. Mayat dipikul dari empat penjuru.

e. Setelah sampai di tempat pemakaman,jenazah dimasukkan ke liang lahat


dengan posisi miring ke kanan dan dihadapkan ke kiblat. Ketika meletakkan
jenazah di dalam kubur,kita membaca do’a:

‫بسماهللاوعلىملةرسولهللا‬
Artinya : Dengan nama Allah dan atas agama Rasulullah.(H.R.at-Tirmidzi)

Lembaga Asistensi Pusat UR Handbook for Mentor 58


Modul AAI

f. Lepaskan tali-tali pengikat,lalu tutup dengan papan,kayu,atau bambu,dan


timbun sampai galian liang kubur menjadi rata.

Doa Orek Kubur :

‫منهاخلقكمومنهانعيدكمومنهانخرجكمتارةاخرﻯ‬

g. Mendoakan dan memohonkan ampun atas jenazah.

Tata Cara Menguburkan Jenazah :

Dalam penguburan jenazah, kita tidak boleh sembarangan. Kita harus


mengetahui tata cara penguburannya. Tata cara tersebut adalah sebagai
berikut.

a. Waktu Untuk Mengubur Mayat

Mengubur mayat boleh pada siang atau malam hari beberapa


sahabat Rasulullah Saw dan keluarga beliau dikubur pada malam hari.

b. Memperdalam Galian Lubang Kubur

Maksud mengubur mayat ialah supaya tertutup, tidak nampak


jasadnya dan tidak tercium baunya dan juga agar tidak mudah dimakan
burung atau binatang lainnya. Oleh sebab itu, lubang kubur harus cukup
dalam sehingga jasad mayat itu aman dari hal-hal di atas.

c. Tentang Liang Lahad

Cara menaruh mayat dalam kubur ada yang ditaruh di tepi lubang
sebelah kiblat, kemudian di atasnya ditaruh semacam bata dengan posisi
agak condong, supaya nantinya setelah ditimbun mayat tidak langsung
tertimpa tanah. Cara ini dalam bahasa Arab disebut lahad.

Ada juga dengan menggali di tengah-tengah dasar lubang kubur,


kemudian mayat diletakkan di dalamnya, lalu di atasnya diletakkan
semacam bata dengan posisi mendatar untuk penahan tanah timbunan.
Cara ini dalam bahasa Arab disebut syaqqu atau dlarhu.

Lembaga Asistensi Pusat UR Handbook for Mentor 59


Modul AAI

Cara lain ialah menaruh mayat dalam peti dan menanam bersama
peti tersebut ke dalam kubur. Atau peti tersebut terlebih dahulu
diletakkan dalam keadaan kosong dan terbuka, kemudian setelah mayat
dimasukkan ke dalam peti lalu peti itu ditutup lalu ditimbun dengan
tanah.

d. Cara Memasukkan Mayat ke Dalam Lubang Kubur

Cara terbaik ialah dengan mendahulukan memasukkan kepala mayat


dari arah kaki kubur, karena demikian menurut sunnah Rasulullah SAW.

e. Menghadapkan Mayat ke Arah Kiblat

Baik di dalam lahad, syaqqu maupun dikubur di dalam peti, mayat


diletakkan miring ke kanan menghadap kea rah kiblat dengan
menyandarkan bagian tubuh sebelah kiri ke dinding kubur atau dinding
peti supaya tidak terlentang kembali.

f. Tentang Mengalas Dasar Kubur

Para ulama mazhab empat berpendapat makruh menaruh hamparan


atau bantal di bawah mayat di dalam kubur. Bahkan para ulama
menganjurkan supaya ditaruh tanah di bawah pipi mayat sebelah kanan
setelah dibukakan kain kafannya dari pipi itu ditempelkan langsung ke
tanah.

g. Berdo’a Waktu Menaruh Mayat Dalam Kubur

Pada waktu mayat dimasukkan ke dalam kubur maka dianjurkan


supaya membaca do’a:

‫بسماهللاوعلىملةرسولهللا‬

Artinya: “Dengan nama Allah dan atas agama Rasulullah”.

h. Menutupi Kubur Mayat Perempuan Pada Waktu Ia Dimasukkan


Kedalamnya

Lembaga Asistensi Pusat UR Handbook for Mentor 60


Modul AAI

Bagi mayat perempuan hendaknya dibentangkan kain dan


sebagainya di atas kuburnya pada waktu ia dimasukkan kedalamnya.

i. Mencurah Kubur Dengan Tanah Tiga Kali

Sesudah mayat diletakkan dengan baik, maka masing-masing orang


yang menyaksikan penguburan itu dianjurkan mencurahi lubang kubur
itu dengan tanah tiga kali dengan tangannya dari arah kepalanya. Sesudah
itu, dilanjutkan ditimbun dengan tanah galian kubur itu sampai cukup.

j. Sunat Menyapu Kubur Dengan Telapak Tangan

Disunnatkan bagi orang yang menyaksikan pemakaman mayat,


menyapu kubur dari arah kepala mayat sebanyak tiga kali.

k. Sunat Berdo’a Untuk Mayat Seusai Pemakaman

Disunatkan memohon ampun bagi mayat dan minta dikuatkan


pendiriannya seusai ia dimakamkan, karena pada saat itu ia sedang
ditanya di dalam kubur.

Lembaga Asistensi Pusat UR Handbook for Mentor 61


Modul AAI

DAFTAR PUSTAKA

- DR. Aid Qarny, Hadaiq Dzata Bahjah, hlm : 123, 190


- Majalah Al Manar edisi : 375
- Abdul Fatah Abu Guddah, Qimat Al Zaman inda Al Ulama, hlm : 50- 51
- DR. Nashir Sulain Al Umary , Al Futur, asbababuhu wa ilajuhu,( Kairo ; Maktabah
Salsabila) , hlm : 96 .
- Dzail Tabaqat Al Hanabilah , juz II, hlm : 249 .
- Untuk melihat lebih jauh faktor-faktor yang menyebabkan negara Jepang menjadi
negara maju bisa dirujuk di : Ahmad Zain An Najah, Al Qur’an dan Kehidupan, dalam
tafsir surat Al Baqarah ayat 31 .
- Ahmad Zain An Najah, 15 Langkah Efektif untuk mengahafal Al Qur’a, hlm ; 7 .
- Mahmud Misri, Al Waqtu huwa Al hayat ” ,( Kairo, Muassah Qurtubah), 2003 hlm : 56
- Dr. Sayid Husain Al Affani, Imarat Auqat bi amal As Sholihat , ( Kairo ; Dar Affani )
hlm 34-35
- www.pembelajar.com
- DR. Yusuf Qardhwi, Al Waqtu fi hayat muslim, ( Kairo : Maktabah Wahbah ) , 2004
hlm : 25
- Ibnu Rajab Al Hambali , Lathoif Al Ma’arif fima li-Mawasim al Am min al Wadhaif (
Manshurah : Maktabat Al Iman ) , 1999 M , Cet : I.
- An Nawawy, Majmu’ Syar Al Muhadzab , ( Beirut : Dar Al Fikr ) 1996 , Cet : I, Juz : I ,
hlm : 40 .
- Dr. Sayid Husain Al Affani, Imarat Auqat bi amal As Sholihat , ( Kairo ; Dar Affani )
hlm 35, 39
- Petikan dari buku siri motivasi ‘MEMBINA KETAHANAN DIRI’ oleh GEORGE
LEONARD
- http://portal.uum.edu.my/portalbm/ekaunseling/mkk/artikel.htm?id=14
- Abdullah Ali Yusuf, Fann Idarat Al Waqti , dalam Majalah Al Bayan, edisi 86, Syawal
1415 H.
- Ary Ginanjar Agustian, ESQ, ( Jakarta ; Penerbit Arga ) , 2001 Cet : III, hlm : 30
- Imam Ghozali, Ihya Ulumuddin ,juz I , hlm : 391
- Rahmani,Haidir Ali.Risalah Tuntunan Shalat Lengkap.Surabaya:Nuriah.S

Lembaga Asistensi Pusat UR Handbook for Mentor 62

Anda mungkin juga menyukai