MATERI 1
NIAT DAN IKHLAS
Tujuan Materi
Memberikan pemahaman kepada peserta tentang tujuan kuliah (asistensi) hanya
untuk mendapatkan Ridho Allah.
Memberikan pemahaman kepada peserta tentang tujuan amal, karena Allah
memberikan kemenangan yang besar.
Senantiasa berniat karena Allah dalam setiap melakukan aktivitas.
Rincian Materi
A. Pengertian Niat
Secara bahasa ikhlas berasal dari kata khalasa yang berarti bersih/murni.
Sedangkan niat berarti al qashdu artinya maksud atau tujuan. Niat merupakan amal hati
secara murni, bukan amal lidah. Niat bukan sekedar sesuatu yang melintas di dalam hati
lalu hilang seketika itu juga, yang berarti tidak ada keteguhan. Al khaththaby
mendefenisikan niat adalah tujuan yang terdetik di dalam hatimu dan menuntut darimu. Al
Baidhawi juga mendefenisikan niat adalah dorongan hati yang dilihatnya sesuai dengan
suatu tujuan, berupa mendatangkan manfaat atau mengenyahkan mudharat dari sisi
keadaan maupun harta.
Keberadaan niat harus disertai pembebasan dari segala keburukan, nafsu dan
keduniaan, harus ikhlash karena Allah, dalam setiap amal-amal akhirat, agar amal itu
diterima di sisi Allah. Sebab setiap amal sholih mempunyai dua sendi, yang tidak akan
diterima di sisi Allah kecuali dengan keduanya, yaitu:
1. Niat yang ikhlas dan benar
2. Sesuai dengan Al Qur’an dan Sunnah.
D. Teladan Sejarah
1. Dari Abu Hurairah r.a., dia berkata,
”Aku pernah mendengar Rasulullah SAW bersabda, ”Sesungguhnya orang yang
pertama-tama diadili pada hari kiamat adalah orang yang mati syahid. Dia didatangkan ke
pengadilan, diperlihatkan kepadanya nikmat-nikmatnya. Maka dia pun mengakuinya.
Allah bertanya,”Apa yang engkau perbuat dengan nikmat-nikmat itu? Dia menjawab, aku
berperang karena Engkau hingga aku mati syahid. Allah berfirman,engkau dusta.
Tetapi engkau berperang supaya dikatakan,”dia adalah orang yang gagah berani.
Dan memang begitulah yang dikatakan tentang dirimu. Kemudian diperintahkan agar dia
diseret dengan muka tertelungkup lalu dilemparkan ke dalam neraka. Berikutnya (yang
diadili) adalah seseorang yang mempelajari ilmu dan mengajarkannya serta membaca
AlQur’an. Dia didatangkan ke pengadilan, lalu diperlihatkan kepadanya, nikmat-
nikmatnya. Maka ia pun mengakuinya. Allah bertanya, apa yang engkau perbuat dengan
nikmat-nikmat itu? Dia menjawab, aku mempelajari ilmu dan mengajarkannya serta aku
membaca AlQur’an karena Mu. Allah berfirman, engkau dusta. Tetapi engkau
mempelajari ilmu agar dikatakan, dia adalah orang yang berilmu, dan engkau membaca
AlQur’an agar dikatakan, dia adalah Qori’. Dan memang begitulah yang dikatakan tentang
dirimu. Kemudian diperintahkan agar dia diseret dengan muka tertelungkup hingga
dilemparkan ke neraka. Berikutnya (yang diadili) adalah orang yang diberi kelapangan
oleh Allah dan juga diberiNya berbagai macam harta. Lalu ia didatangkan ke pengadilan
dan diperlihatkan kepadanya nikmat-nikmatnya. Maka ia pun mengakuinya. Allah
bertanya, apa yang engkau perbuat dengan nikmat-nikmat itu? Dia menjawab, aku tidak
meninggalkan satu jalan pun yang Engkau suka agar dinafkahkan harta, melainkan aku
pun menafkahkannya karenaMu. Allah berfirman, engkau berdusta. Tetapi engkau
melakukan hal itu agar dikatakan, dia seorang pemurah. Dan memang begitulah yang
dikatakan tentang dirimu. Kemudian diperintahkan agar dia diseret dengan muka
tertelungkup hingga dilemparkan ke neraka. (H.R. Muslim, An Nasa’y, At Tirmidzi dan
Ibnu Hibban).
2. “Ada seorang laki-laki berkata, malam ini aku benar-benar akan mengeluarkan
shadaqah. Lalu ia keluar sambil membawa shadaqahnya, lalu memberikannya kepada
seorang pencuri. Orang-orang pun membicarakan hal ini,”Malam ini engkau telah
memberikan shadaqah kepada seorang pencuri”. Maka orang itu berkata,”Ya Allah,
bagimu segala puji atas pencuri itu. Aku benar-benar akan mengeluarkan shadaqah
lagi.”Maka dia pun keluar sambil membawa shadaqahnya, lalu memberikannya kepada
seorang wanita pezina. Mereka pun membicarakannya,”Malam ini engkau telah
memberikan shadaqah kepada seorang wanita pezina”. Maka orang itu berkata,”Ya
Allah, bagimu segala puji atas pezina itu. Aku benar-benar akan mengeluarkan
shadaqah lagi.”Maka dia pun keluar sambil membawa shadaqahnya, lalu
memberikannya kepada orang yang kaya. Mereka pun membicarakannya,”Malam ini
engkau telah memberikan shadaqah kepada orang yang kaya.” Maka orang itu
berkata,”Ya Allah, bagimu segala puji atas pencuri, pezina dan orang yang kaya itu”.
Lalu ia bermimpi, dan ada yang berkata kepadanya dalam mimpinya itu,”Tentang
shadaqah yang ia berikan kepada pencuri, semoga saja ia bisa menghentikan
kebiasaannya mencuri. Tentang wanita pezina, semoga saja dia menghentikan
kebiasaannya berzina. Tentang orang yang kaya, semoga saja dia bisa mengambil
pelajaran, lalu dia mau menafkahkan dari sebagian yang diberikan Allah kepadanya.”
(H.R. Bukhori, Muslim dan An Nasa’y).
MATERI 2
MAKNA SYAHADATAIN
1. MAK’NA SYAHADAT
a. Rukun syahadat yang bersifat lapdzi yaitu dua bagian yang terkandung pada dua
bagian makna lapadz syahadat.
1. Lapadz (Laa Illaha ),Tiada yang di taati,di sembah,di patuhi selain Alloh swt.
2. Lapadz ( Laaillaha) kecuali Alloh.
b. Dua hukum yang bersifat maknawi yaitu dua bagian yang terkandung pada dalam
makna syahadat.
1. penetapan ketuhanan dan membatasinya sebagai tuhan yang haq.
2. Penapian ketuhanan semua tuhan yang bathil selain Alloh swt.
5. APLIKASI MAKNA SYAHADAT.
a. Aplikasi makna syahadat bahwa kita mengetahui dan mengamalkan hakekat
syahadat meluruskan niat dan tujuan kita agar selaras dengan
konsekwensinya,membersihkan dari semua yang bertentangan dengan maknanya
dan ingkar kepada thogut yaitu berlepas diri dari semua yang bertentangan dengan
kesempurnaan tauhid (Al-Baqoroh :256).
b. Syahadat dapat teraflikasikan dengan dua hal:
1. terpenuhinya syarat-syarat syahadat.
2. Tidak adanya hal-hal yang membatalkan syahadat.
6. SYARAT-SYARAT SYAHADAT TAUHID.
1. Memahami makna syahadat dengan dua dimensi yaitu penafian dan penetapan .
2. Alyaqin (keyakinan yang mantap dan sempurna yang tidak dapat di goyahkan oleh
apapun juga dari sedikit keragu-raguannya. (Al-Hujurat: 86).
3. Al-Inqiyad ( Tunduk melaksanakan kandungannya ) yaitu menta‘ati seluruh
perintahnya dan menjauhi seluruh larangannya baik yang nampak ataupun yang
tersembunyi (Al-Baqorah:278).(Al-Imran:175). (AnNisa:59),(Al-Maidah :57).
4. Al-Qobul (menerima tidak menolak kandungan-kandungannya ) penerimaan hati
terhadap sesuatu yang datang dari Alloh swt dan Rosulnya dengan membuahkan
ketaatan dan penyembahan kepadanya. ( Al-Baqoroh:85),(Al-Ahzab:36),(Thaha
:124-126).
5. Al-Ikhlas (bersyahadat dan melaksanakan isinya hanya karena Alloh swt ) dengan
membersihkan hati dari segala makar yang bertentangan dengan syahadat atau
berbuat syirik di dalamnya .(Al-Bayyonah:5).
6. As-Syidik (jujur) bukan sekedar ucapan lisan namun hati dan perbuatannya
mengikuti lahirnya tidak menyalahi bathinya ucapan iti harus sesuai dengan
ketentuan makna syahadat (Al-Ankabut:130,(A-Aman:820,(Al-Ahzab:23).
7. Al-Mahabbah (kecintaan) lebih mencintai Alloh dan Rosulnya dari pada yang
lainnya dan wajib berwala kepada penganut ajaran tauhid dan barro kepada musuh-
musuhnya . (Al-Baqoroh:165), (Al-Imran:31).
7. PEMBATAL ATAU PENGGUGUR SYAHADAT
a. Nawakidh artinya : yang merusak dan membatalkan makna syahadat dimana
mengucapkan, menyakini dan mengamalkannya secara otomatis ia menjadi
muslim,juga sebaliknya apabila ia melakukan salah satu pembatalan syahadat maka
ia secara otomatis pula menjadi murtad (Ridhoh).
b. jahil (tidak tau akan makna syahadat) ( At-taubat:97)
c. keraguan akan sebagian atau seluruh mak‘na Syahadat
d. Syirik yaitu :, Menyekutukan Alloh swt didalam menetapkan hak Uluhiyah,
Ubudiyyah dan ketaatan dari selain Allah swt. (An-Nisa :48),(Al-
Bayyinah:69),(Az-Zuhruf :26-28),(Az-Zumar:65).
e. Khadab (kedustaan terhadap aqidah ) Nipak, yaitu menampakan iman
menyembunyikan kekapiran dirinya .
يقىلىن في السىتهم ماليس في قلىبهم
‗‘ mereka mengucapkan dengan lidahnya yang tidak ada dalam hatinya . (Al-Fath
:11).
f. Membenci terhadap syahadat dengan segala konsekwensinya memusuhi Alloh dan
Rosulnya juga orang-orang yang menyakini kebenaran al-islam.
g. Meninggalkan terhadap kebenarannya makna dan lapadz Syahadat dia menyakini
dan memahami tetapi meninggalkan segala kewajibannya baik secara umum
maupun parsial sekalipun ia mengklem bahwa dirinya memahami dan menyakini
namun membangkang tuntutannya . (An-Nahl:83).
h. Menolak baik secara lapadz ataupun maknanya sedangkan ia menyakini
kebenaranya sebagaimana kaum bangsa arab dahulu, ( Al-Asshopat :36),(An-
Naml :14).
8. DAKWAH KEPADA SYAHADAT TAUHID
a. Dak‘wah kepada syahadat tauhid merupakan pandangan hidup bagi orang- orang
yang mengikuti jejak Rosul saw (Al-Hasr:7), (Al-Anfal:1).
b. Tujuan hidupnya hanya merealisasikan Syahadat tauhid (Az-Zariyyat:56).
c. manusia dari kehancuran dan kerugian yang besar baik di dunia maupun di
akhirat kelak . (Az-Zumar:65-66).
d. Memurnikan beribadah pada Alloh saja dan menjauhi segala yang di sembah
selain kepada Alloh dan menjauhi thogut. (An-Nahl :36).„‟Katakanlah.‟‟Inilah
jalan (agama)ku,aku dan orang-orang yang mengikuti mengajak (kamu) hanya
kepada Alloh dengan penuh pengertian dan keyakinan.maha sucu Alloh,dan aku
tiada termasuk orang-orang yang berbuat syirik (kepadanya).‟‟(yusuf :108).
Maraji :
At-Tauhid Alladzi huwa haqulloh alal‟abid,Syikh Islam Muhammad bin
Abdul wahab rohimahulloh.
Al-Madhalu lidirasatil aqidatilislamiyyah ala madhabi ahli sunnah
waljama‟ah,Syeikh Ibrahim bin Muhammad bin Abdullah Alburaikan.,Fath Al-
Madjidz Syarah kitabut tauhid Syeikh Abdurahman bin Hasan alu syeikh
ولتكه مىكم أمت يدعىن الى الخيرويأ مرون بالمعروف ويىهىن عه المىكر’ وأولك هم المفلحىن
„‟Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru
kepada kebajikan,menyuruh kepada yang ma‟ruf dan mencegah dari yang
mungkar,merekalah orang-orang yang beruntung.‟‘(Al-Imran : 104).
MATERI 3
THAHARAH (BERSUCI)
Najis yang dimaafkan atau najis ma’fu, yaitu najis yang dapat disucikan cukup
dengan air, jika najisnya kelihatan. Apabila tidak kelihatan tidak dicuci juga tidak
apa-apa, karena termasuk najis yang telah dimaafkan. Misalnya najis bangkai
hewan yang tidak mengalir darahnya, darah atau nanah yang sedikit, debu dan air
di lorong-lorong yang memercik sedikit yang sukar menghindarkannya.
MATERI 4
PENTINGNYA SHALAT
Shalat adalah rukun kedua dari rangkaian lima rukun-rukun Islam, dan shalat
adalah rukun yang paling ditekankan setelah dua kalimat syahadat.
Shalat adalah washilah (media) antara seorang hamba dengan Rabb-nya. Nabi
Shallallahu‟alaihi Wasallam telah bersabda,
صي إِذَا أَ َحدَم ِإ
َ … زَ به اَْْ ِجي ي
Artinya : “Sesungguhnya apabila seorang hamba mengerjakan shalat, maka ia sedang
bermunajat kepada Rabb-nya”.
MATERI 5
AKHLAK ISLAMI
Tujuan Materi
Megetahui akhlaq seorang muslim
Mengerti dan mengamalkan akhlaq islami dalam segala aspek kehidupan
Rincian Materi
1. Mencintai Alloh diatas segala kecintaan dan menjadikan cinta ini sebagai dasar
untuk mencintai yang lain seperti Rasulullah, orang tua, dsb (QS.9:24)
2. Takut akan kemurkaan Alloh
3. Senantiasa mengharap Ridho Alloh SWT
4. Senantiasa merasa disertai Alloh dimanapun kita berada
5. Senantiasa mendekatkan diri kepada Alloh dalam berbagai keadaan
datang. Dari hal di atas, intinya adalah latihan dan kesungguhan. Latihan artinya
berusaha mengulang-ulang perbuatan yang akan dijadikan kebiasaan. Kemudian
bersungguh-sungguh berkaitan dengan motivasi. Motivasi yang terbaik dan paling
potensial adalah karena ingin memenuhi perintah Alloh dan siksa-Nya.
Daftar Pustaka:
i. Novi Hardian & Tim ILNA Learning Center. Super Mentoring
ii. Kaderisasi UKKI UNSOED 2002. Silabus Materi PPAI UNSOED 2002
iii. Abbas, Ziyad (ed.) , Pilihan Hadits Politik, Ekonomi dan Sosial, Pustaka Panjimas
iv. Ali Hasyimi, Muhammad, Dr., Apakah Anda Berkepribadian Muslim? Hal 24-28, GIP
v. Yakan, Muna Hadad., Hati-hati terhadap Media yang Merusak Anak, hal 38-40, GIP
vi. Isnet „Urgensi Akhlak 1“
MATERI 6
UKHUWAH ISLAMIYAH
Tujuan Materi
Setelah mendapatkan materi ini maka peserta asistensi akan mampu :
Mengetahui makna, hakekat dan buah dari ukhuwah islamiyah
Menjalin ukhuwah islamiyah sesama peserta khususnya dan umat islam pada
umumnya
Merasakan penderitaan saudara-saudaranya di negeri-negeri islam yang sedang
tertindas oleh musuh-musuh islam.
Rincian Materi
Kata ukhuwah berasal dari kata kerja akha, missal dalam kalimat “akha fulanun
shalihan” (Fulan menjadikan Shalih sebagai saudara). Makna ukhuwah menurut Hasan Al
Banna adalah katerkaitan hati dan jiwa satu sama lain dengan ikatan aqidah.
3. Arahan Rabbani
Ikatan persaudaraan orang-orang yang beriman merupakan arahan dari Allah SWT
karena ia terbina karena Allah dan merupakan tali iman yang paling kuat .
Dan jika mereka bermaksud menipumu, Maka Sesungguhnya cukuplah Allah
(menjadi pelindungmu). dialah yang memperkuatmu dengan pertolongan-Nya dan dengan
para mukmin, Dan yang mempersatukan hati mereka (orang-orang yang beriman)[622].
walaupun kamu membelanjakan semua (kekayaan) yang berada di bumi, niscaya kamu
tidak dapat mempersatukan hati mereka, akan tetapi Allah Telah mempersatukan hati
mereka. Sesungguhnya dia Maha gagah lagi Maha Bijaksana. (QS. Al Anfal: 62-63)
D. Peringkat-Peringkat Ukhuwah
Ta’aruf, berarti saling mengenal sesama manusia. Saling mengenal antara kaum
muslimin merupakan wujud nyata ketaatan kepada perintah Allah SWT.
Hai manusia, Sesungguhnya kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan
seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa - bangsa dan bersuku-suku supaya
kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi
Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha
mengetahui lagi Maha Mengenal. (Al Hujarat :13)
Ta’aluf, berarti bersatunya seorang muslim dengan muslim yang lainnya. Ta’aluf
berasal dari kata ilf artinya persatuan. Kata ulfah juga serupa dengan kata ilf yang
bermakna kecintaan Allah SWT kepada orang yang beriman, yang mana Allah telah
mempersatukan hati mereka (QS.3:103 dan QS.8:63)
Tafahum, berarti saling memahami.
Ri’ayah dan tafaqud adalah hendaknya seorang muslim memperhatikan keadaan
saudaranya agar bisa bersegera memberikan pertolongan sebelum saudaranya meminta,
karena pertolongan merupakan salah satu hak saudaranya yang harus ia tunaikan. Dari Abu
Hurairah ra, dari Nabi Muhammad saw beliau bersabda, “Barang siapa menutupi aib
seorang muslim, niscaya Allah akan menutupi aibnya di hari kiamat, Allah selalu
menolong hamba selama ia menolong saudaranya.”(HR. Muslim)
Ta’awun, berarti saling membantu tentu saja dalam kebaikan dan meninggalkan
kemungkaran.
Tanashur, adalah jenis ta’awun tetapi memiliki pengertian yang lebih dalam, lebih
luas dan lebih menggambarkan makna loyalitas dan cinta. Tanashur merupakan
terjemahan nyata dari ukhuwah dalam islam. Orang-orang yang berukhuwah dan
bertanashur dalam kebenaran yang dibawanya. Allah SWT telah menjelaskan bahwa Dia
pasti akan menolong siapa saja yang menolong agama-Nya dalam firman-Nya,
(yaitu) orang-orang yang Telah diusir dari kampung halaman mereka tanpa
alasan yang benar, kecuali Karena mereka berkata: "Tuhan kami hanyalah Allah". dan
sekiranya Allah tiada menolak (keganasan) sebagian manusia dengan sebagian yang lain,
tentulah Telah dirobohkan biara-biara Nasrani, gereja-gereja, rumah-rumah ibadat orang
Yahudi dan masjid- masjid, yang di dalamnya banyak disebut nama Allah. Sesungguhnya
Allah pasti menolong orang yang menolong (agama)-Nya. Sesungguhnya Allah benar-
benar Maha Kuat lagi Maha Perkasa, (QS. Al Hajj:40)
“Janganlah kamu meremehkan kebaikan (apa saja yang datang dari saudaramu)
dan jika kamu berjumpa dengan saudaramu maka beerikan dia senyuman kegembiraan.
(HR.Muslim)
MATERI 7
GHAZWUL FIKRI
Ghazwul fikri berasal dari kata ghazwul dan al-fikr, yang secara harfiah dapat
diartikan “Perang Pemikiran”. Maksudnya ialah upaya-upaya gencar pihak musuh-musuh
Allah untuk meracuni pikiran umat Islam agar jauh dari Islamnya, lalu akhirnya membenci
Islam, dan pada tingkat akhir Islam diharapkan habis sampai ke akar-akarnya.
Secara istilah, Ghazwul Fikri adalah penyerangan dengan berbagai cara terhadap
pemikiran umat islam guna merubah apa yang ada didalamnya sehingga tidak lagi bisa
mengeluarkan darinya hal-hal yang benar karena telah tercampur aduk dengan hal-hal
yang tidak islami.
Sejarah Ghazwul Fikri (GF) sudah ada setua umur manusia, makhluk yang pertama
kali melakukannya adalah iblis laknatullah ketika berkata kepada Adam as.,
“ Sesungguhnya Allah melarang kalian memakan buah ini supaya kalian berdua tidak
menjadi malaikat dan tidak dapat hidup abadi. “ (Q.S.Al-A’Raaf:20)
Dalam perkataannya ini iblis tidak menyatakan bahwa Allah tidak melarang
kalian…karena itu akan bertentangan dengan informasi yang telah diterima oleh Adam as.,
tetapi iblis mengemas dan menyimpangkan makna perintah Allah SWT. Sesuai dengan
keinginannya, yaitu dengan menambahkan alas an pelarangan Allah yang dibuat sendiri.
Iblis tahu bahwa Adam as tidak punya pengetahuan tentang sebab tersebut. Demikianlah
para murid–murid iblis dimasa kini selalu berusaha melakukan ghazwul fikri dengan
menyimpangkan fakta dan informasi yang ada sesuai dengan maksud jahatnya. Setan
melakukannya dengan cara yang sangat halus dan licin. Akibatnya, hanya orang–orang
yang dirahmati Allah SWT yang mampu mengetahuinya.
Tujuan dilakukan ghazwul fikr agar kaum muslimin menjadi condong sedikit
terhadap gaya, perilaku dan pola pikir barat, seperti dalam Q.S. Al Israa:73 yang artinya
“ Dan sesungguhnya mereka hampir memalingkan kamu dari apa yang telah kami
wahyukan kepadamu, agar kamu membuat yang lain secara bohong terhadap kami, dan
kalau sudah begitu tentulah mereka mengambil kamu jadi sahabat yang setia. “ Q.S. Al
Israa:74 yang artinya “ Dan kalau kami tidak memperkuatkan (hati)mu, niscaya kamu
hampir condong sedikit kepada mereka.” Q.S. Al Israa:75 yang artinya “ Kalau terjadi
demikian, benar – benarlah kami akan rasakan kepadamu (siksaan) berlipat – lipat ganda
didunia ini dan begitu (pula siksaan) berlipat ganda sesudah mati, dan kamu tidak akan
mendapat seorang penolongpun terhadap kami.” Dan Q.S.Al Israa:76 yang artinya “Dan
sesungguhnya benar – benar mereka hamper membuatmu gelisah di negeri (mekah) untuk
mengusirmu daripadanya dan kalau terjadi demikian, niscaya sepeninggalmu mereka tidak
tinggal sebentar saja.”
Setelah kaum muslimin condong sedikit, tahapan selanjutnya adalah agar kaum
muslimin mengikuti sebagian dari gaya, perilaku dan pola pikir mereka. Sebagaimana
disebutkan dalam Q.S.Ad-Dukhan: 25 yang artinya “ Alangkah banyaknya taman dan mata
air yang mereka tinggalkan.” Dan Q.S.Ad Dukhan:26 yang artinya “ Dan kebun-kebun
serta tempat-tempat yang indah- indah.”
Pada tahap ini diharapkan kaum muslimin beriman pada sebagiannya ayat -ayat Al
Qur’an dan Hadist Rasulullah SAW, tetapi kafir terhadap sebagian yang lainnya.
Sebagaimana dalam Q.S.Al Baqarah: 85 yang artinya “ Kemudian kamu (bani israil)
membunuh dirimu (saudaramu sebangsa) dan mengusir segolongan dari pada kamu dari
kampong halaman. Kamu bantu membantu terhadap mereka dengan membuat dosa dan
permusuhan tetapi jika mereka dating kepadamu sebagai tawanan, kamu tebus mereka.
Padahal mengusir itu (juga) terlarang bagimu. Apakah kamu beriman pada sebagian Al
Kitab (taurat) dan ingkar terhadap sebagian yang lain? Tiadalah balasan bagi orang yang
berbuat demikian dari padamu, melainkan kenistaan dalam kehidupan dunia, dan pada hari
kiamat mereka dikembalikan kepada siksa yang sangat berat, Allah tidak lengah dari apa
yang kamu perbuat.”
Pada tahap akhir, mereka menginginkan agar generasi kaum muslimin mengikuti
syahwat dan meninggalkan shalat. Sebagaimana dalam Q.S.Maryam:59 yang artinya
“ Maka datanglah sesudah mereka, pengganti (yang jelek) yang menyia – nyiakan shalat
dan memperturutkan hawa nafsu, maka mereka akan menemui kesesatan.”
1. Pendidikan
Pendidikan adalah aspek penting yang menentukan maju atau mundurnya suatu
bangsa. Oleh sebab itu, bidang pendidikan merupakan target utama dari ghazwul fikri
(GF). Ghazwul fikri (GF) yang dilakukan dibidang pendidikan, diantaranya dengan
membuat sedikitnya porsi pendidikan agama di sekolah – sekolah umum (hanya 2 jam
sepekan).
Hal ini berdampak fatal pada fondasi agama yang dimiliki oleh para siswa. Dengan
lemahnya basis agama mereka, maka terjadilah tawuran, seks bebas pelajar yang
meningkatkan AIDS, penyalahgunaan narkoba, vandalism, dan sebagaimananya. Ini
adalah dampak jangka pendek. Sedangkan dampak jangka panjangnya lebih berbahaya,
yaitu rendahnya kualitas pemahaman agama para calon pemimpin bangsa dimasa
depan.Ghazwul fikri (GF) lainnya dibidang ini adalah pada teknis belajarnya yang campur
baur antara pria dan wanita yang jelas tidak sesuai dan banyak menimbulkan pelanggaran
terhadap syariat.
2. Sejarah
Sejarah yang diajarkan perlu ditinjau ulang dan disesuaikan dengan semangat islam.
Materi tentang sejarah dunia dan ilmu pengetahuan telah ghazwul fikri (GF) habis–habisan
sehingga egara tidak ditemui sama sekali pemaparan tentang sejarah para ilmuan islam dan
sumbangannya dalam perkembangan ilmu pengetahuan.
Dalam sejarah yang dibahas hanyalah ilmuan kafir yang pada akhirnya membuat
generasi muda menjadi silau dengan tokoh – tokoh kafir dan minder terhadap sejarahnya
sendiri. Ketika berbicara tentang sejarah islam, di benak mereka hanyalah terbayang
sejarah peperangan dengan pedang dan darah sebagaimana yang selalu digambarkan dalam
kaca mata barat.
Hal ini lebih diperparah dengan sejarah nasional dan penamaan perguruan tinggi,
gedung – gedung, perlambangan, penghargaan dan pusat ilmu lainnya dengan bahasa
Hindu Sanksekerta, sehinga semakin hilanglah mutiara kegemilangan islam dihati para
generasi muda.
3. Ekonomi
Ghazwul fikri (GF) yang terjadi dibidang ekonomi adalah konsekuensi dari motto
ekonomi yaitu, mencari keuntungan sebesar – besarnya dengan pengorbanan sekecil –
kecilnya. Ketika motto ini ditelan habis – habisan tanpa dilakukan filterisasi, maka tidak
lagi memperhatikan halal atau haram, yang penting adalah bagaimana supaya untung
sebesar – besarnya.
Hal lain yang perlu dicermati dalam system ekonomi kapitalisme, yaitu monopoli,
riba dan pemihakan elit kepada para konglomerat. Mengenai monopoli sudah tidak perlu
dibahas lagi, cukup jika dikatakan bahwa Amerika Serikat sendiri telah diberlakukan
UU anti – trust (bagaimana di Indonesia?). Tentang riba dan haramnya bunga bank rasanya
bukan pada tempatnya jika dibahas disini, cukup dikatakan bahwa munculnya dan
berkembangnya bank tanpa bunga (bagi hasil), fatwa MUI, fatwa Universita Al Azhar
Mesir, kesepakatan para ulama islam dunia membuktikan bahaya bunga bank dan
haramnya dalam islam. Tentang keberpihakan kepada para konglomerat, semoga dengan
perkembangan era reformasi saat ini dapat diperbaiki.
4. Ilmu alam dan egara
Ghazwul fikri (GF) yang terjadi dibidang ekonomi adalah konsekuensi dari motto
ekonomi yaitu, mencari keuntungan sebesar – besarnya dengan pengorbanan sekecil –
kecilnya. Ketika motto ini ditelan habis – habisan tanpa dilakukan filterisasi, maka tidak
lagi memperhatikan halal atau haram, yang penting adalah bagaimana supaya untung
sebesar – besarnya. Hal lain yang perlu dicermati dalam system ekonomi kapitalisme,
yaitu monopoli, riba dan pemihakan elit kepada para konglomerat. Mengenai monopoli
sudah tidak perlu dibahas lagi, cukup jika dikatakan bahwa Amerika Serikat sendiri telah
diberlakukan UU anti – trust (bagaimana di Indonesia?). Tentang riba dan haramnya bunga
bank rasanya bukan pada tempatnya jika dibahas disini, cukup dikatakan bahwa
munculnya dan berkembangnya bank tanpa bunga (bagi hasil), fatwa MUI, fatwa
Universita Al Azhar Mesir, kesepakatan para ulama islam dunia membuktikan bahaya
bunga bank dan haramnya dalam islam. Tentang keberpihakan kepada para konglomerat,
semoga dengan perkembangan era reformasi saat ini dapat diperbaiki.
5. Bahasa
Ghazwul fikri (GF) dibidang bahasa adalah dengantidak diajarkannya bahasa Al–
Qur’an di sekolah–sekolah karena menganggapnya tidak perlu. Hal yang nampaknya
remeh ini sebenarnya sanagt besar akibatnya dan menjadi bencana bagi kaum muslimin
Indonesia secara umum. Dengan tidak memahami Al–Qur’an, mayoritas kaum muslimin
menjadi tidak mengerti apa kandungan Al–Qur’an, seperti firman Allah dalam surah Al
Baqarah: 78 artinya “ Dan diantara mereka ada yang buta huruf, tidak mengetahui Al–
Kitab (taurat), kecuali dongengan bohong belaka dan mereka hanya menduga–duga “.
Akibatnya, Al–Qur’an menjadi sekedar bacaan tanpa arti (Al–Qur’an hanya dinikmati
iramanya seperti layaknya lagu – lagu dan nyayian belaka, yang akhirnya ditinggalkan
seperti yang disebutkan dalam surah Al Furqaan:30 yang artinya “ Berkata Rasul: Ya
tuhanku, sesungguhnya kaumku menjadikan Al–Qur’an ini suatu yang tidak diacuhkan
“ dan surah Al Furqaan:31 yang artinya “ Dan seperti itulah, setelah kami adakan bagi
tiap–tiap nabi, musuh dari orang–orang yang berdosa dan cukuplah Tuhanmu menjadi
pemberi petunjuk dan penolong.“).
Dampak lain dari kebodohan terhadap bahasa Al–Qur’an adalah terputusnya
hubungan kaum muslimin dengan perbendaharaan ilmu–ilmu keislaman yang telah
disusun dan dibukukan selama egara 1000 tahun oleh para pakar dan ilmuwan islam
terdahulu yang jumlahnya mencapai jutaan judul buku, mencakup bidang – bidang akidah,
tafsir, hadist, fiqih, sirah, tarikh, ulumul qur’an, tazkiyyah dan sebagainya.
6. Hukum
Ghazwul fikri (GF) pada aspek egar adalah penggunaan acuan negara warisan negaral
yang masih dipertahankan sebagai egar yang berlaku, reduksi, dan penghapusan egar Allah
SWT dan Rasul–Nya. Rasa takut dan alergi terhadap segala yang berbau syariat islam
merupakan keberhasilanghazwul fikri (GF) dibidang ini. Penggambaran potong tangan
bagi pencuri dan rajam bagi penzina selalu ditonjolkan saat pembicaraan–pembicaraan
tentang kemungkinan adopsi terhadap beberapa egar islam. Mereka melupakan bahwa egar
islam berpihak (melindungi) korban kejahatan, sehingga hukuman keras dijatuhkan kepada
pelaku kejahatan agar perbuatannya tidak terulang dan orang lain takut untuk berbuat yang
sama. Sebaliknya, egar barat berpihak (melindungi) pelaku kejahatan, sehingga dengan
hukuman tersebut memungkinkannya untuk mengulang lagi kejahatannya karena
ringannya hukuman tersebut.
6. Pengiriman pelajar dan mahasiswa ke Luar Negeri
Ghazwul fikri (GF) dibidang ini terjadi dalam dua aspek, yaitu : Brain
drain dan Brain Washing. Brain drain adalah pelarian para intelektual dari negara–negara
islam ke negara–negara maju karena insentif yang lebih besar dan fasilitas hidup yang
lebih mewah bagi para pekerja disana. Hal ini menyebabkan lambatnya pembangunan di
egara – egara islam dan semakin cepatnya kemajuan di egara–egara barat.
Berbicara mengenai ghazwul fikri (GF) yang terjadi dalam media massa, maka dapat
dipilah pada aspek – aspek sebagai berikut :
a. Aspek kehadirannya
b. Aspek Isinya
Berbicara mengenai isi yang ditampilkan oleh media massa yang merupakan
produkghazwul fikri (GF) diantaranya adalah mengenai penokohan – penokohan atau
orang – orang yang diidolakan. Media massa yang ada tidak berusaha ikut mendidik
bangsa dan masyarakat dengan menokohkan para ulama, ilmuwan, dan orang – orang yang
dapat mendorong membangun bangsa agar mencapai kemajuan IMTAK dan IPTEK
sebagaimana yang digembar–gemborkan. Tetapi sebaliknya, justru tokoh yang terus
menerus diekspos dan ditampilkan adalah para selebriti yang menjalankan gaya hidup
borjuis, menghambur – hamburkan uang (tabdzir), jauh dari memiliki IPTEK apalagi nilai
– nilai agama.
Hal ini jelas besar dampaknya pada generasi muda dalam memilih dan menentukan
gaya hidup, cita – citanya dan tentunya pada kualitas bangsa dan Negara. Rpoduk lain
darighazwul fikri (GF) yang menonjol dalam media TV, misalnya porsi film – film islami
yang dapat dikatakan tidak ada. Film yang diputar 90% adalah film bergaya barat, sisanya
adalah film nasional (yang juga bergaya barat), film – film mandarin, dan film – film india.
MATERI 8
MANAJEMEN WAKTU
Tujuan Materi
Dapat memanajemen waktu dengan baik
Syukur berarti mensyukuri nikmat Allah yang diberikan kepada kita, mensyukuri
kesempatan yang diberikan Allah kepada kita, mensyukuri potensi yang diletakkan Allah
dalam diri kita , untuk kemudian kita gali, kita kembangkan dan kita aktualisasikan untuk
kepentingan masyarakat dan umat. Bahkan Allah telah menyatakan bahwa Ulul Albab
adalah orang –orang yang mampu memanfaatkan waktunya untuk ketaatan. Allah
berfirman :
ب ْ ار آل َيات ِأل ُ ْو ِلي
ِ األل َبا ِ ف اللَّ ْي ِل َوالنَّ َه
ِ َاختِال ِ ت َواأل َ ْر
ْ ض َو ِ س َم َاوا ِ ِإ َّن فِي خ َْل
َّ ق ال
” Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan
siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal ” (Qs Ali Imran : 190)
Ayat di atas menunjukkan bahwa Ulul Albab ( para cerdik cendikia ) bukanlah orang yang
mampu menghafal kata-kata maupun sususan huruf yang tertulis di dalam buku atau
mampu menjawab soal-soal ujian di suatu sekolah, akan tetapi Ulul Albab adalah orang
yang mampu melihat kejadian yang ada disekitarnya dan memanfaatkan waktu yang ada,
selanjutnya diramu menjadi bekal di dalam kehidupan ini, untuk kemudian diteruskan
dengan mengerjakan hal-hal yang bermanfaat bagi kepentingan manusia.
Karena pentingnya waktu yang ada, sehingga Allah akan meminta pertanggungjawaban
dari setiap manusia untuk apa saja waktu yang diberikan Allah selama hidup ini. Dalam
suatu hadist disebutkan :
وعن علمه ماذا عمل، وعن شبابه فيما أباله، عن عمره فيما أفناه: لن تزول قدما عبد يوم القيامة حتى يسأل عن أربع
” وعن ماله من أين أخذه وفيما أنفقه، به
“ Tidak tergelincir dua kaki seorang hamba pada hari kiamat sehingga Allah menanyakan
empat hal :
1. Umurnya, untuk apa selama hidupnya dihabiskan
2. Waktu mudanya, digunakan untuk apa saja
3. Hartanya, darimana dia mendapatkan dan untuk apa saja dihabiskannya
4. Ilmunya, apakah diamalkan atau tidak ” ( Hadist Hasan, HR. Tirmidzi )
Kalau kita perhatikan hadist di atas, kita dapatkan bahwa 4 unsur kekuatan yang ada dalam
diri manusia, jika ia mau memanfaatkannya dengan sebaik-baiknya, niscaya akan berhasil
di dunia dan akherat. ( kesempatan + kesehatan + harta + ilmu ) .
Hal ini dikuatkan dengan hadist lain yang menyatakan :
الصحة والفراغ: نعمتان مغبون فيهما كثير من الناس
” Dua nikmat yang kebanyakan manusia rugi di dalamnya : Kesehatan + Kesempatan ” (
HR Bukhari )
Jepang berhasil menjadi sejajar dengan negara-negara maju lainnya dalam kurun waktu
yang relatif singkat, setelah kejatuhan bom atom di Hiroshima dan Nagasaki pada tanggal
6 dan 9 Agustus 1945, hal itu disebabkan oleh beberapa hal diantaranya adalah : hobi
membaca yang sudah membudaya di negara tersebut, hal ini di dukung dengan
menyebarnya jalur kereta listrik ke berbagai pelosok sejak 1950-an yang secara tidak
langsung ikut juga memperkuat kecenderungan masyarakat untuk membaca. Orang dapat
menghabiskan waktu beberapa jam setiap hari dalam perjalanan dengan kereta. ()
Kita sebagai mahasiswa dan pelajar Indonesia di Kairo bisa membudayakan hobi membaca
dalam sarana-sarana trasnportasi, seperti altramco, bis mini dan metro bawah tanah.
Sebaiknya mencari sarana transportasi yang bisa mendukung ke arah itu, walaupun
kadang-kadang agak lebih mahal sedikit .
maksimal. Maunya memeluk gunung tapi apa daya tangan tak sampai, bukannya
menyelsaikan pekerjaan akanteapi justru keletihan dan keputus asaan yang di dapat,
kenapa ? Karena ada satu hal kecil yang tidak diperhatikan oleh si penebang kayu itu, yaitu
istirahat untuk mengasah gergaji, agar bisa digunakan semaksimal mungkin. Maka,
sesibuk apa pun an serajin apapun, kita harus meluangkan waktu untuk mengasah kapak
kita, mengasah otak dan pikiran kita dan mengisi hal-hal baru untuk menambah
pengetahuan, wawasan dan spiritual agar kehidupan kita akan menjadi dinamis,
berwawasan dan selalu baru agar setiap hari bekerja dengan tenaga yang sama dan hasil
yang maksimal. Meminjam sitilah orang cina : “Xiu Xi Bu Shi Zou Deng Yu Chang De
Lu” ( Istirahat bukan berarti berhenti.) Akan tetapi : ”Er Shi Yao Zou Geng Chang De Lu”
( Tetapi untuk menempuh perjalanan yang lebih jauh lagi ) ()
Islam sendiri telah memberi ruang istirahat bagi seorang muslim, untuk
mengendorkan urat dan meluruskan punggung, menambah perbekalan agar bisa
melanjutkan perjalanan yang akan ditempuhnya lagi.
Dalam suatu hadist disebutkan :
) وإن أحب األعمال إلى هللا أدمها وإن قل ( متفق عليه، فإن هللا ال يمل حتى تملوا، خذوا من األعمال ما تطيقون
Begitu juga apa yang dipesankan Rosulullah saw kepada salah seorang sahabat-nya
Handhalah yang mengeluh karena semangatnya turun ketika berkumpul dengan
keluarganya :
ولكن يا حنظلة ساعة، لصافحتكم المالئكة في الطرقات، لو بقيتم على الحال التى تكونون عليها عندي، يا حنظلة
) ( أخرجه مسلم. فساعة
Berkata Imam Ali : hiburlah hati anda sesaat-saat, karena hati ini jika telah capai ,
tidak bisa memandang sesuatu dengan baik ”
waktu-waktu tertentu, tidak boleh dimajukan maupun dimundurkan, seperti waktu sholat,
()
puasa, zakat , haji dan lain-lainnya. Maka, kita dapatkan sebagain ulama menyatakan
bahwa amalan paling utama adalah amalan yang dikerjakan menurut waktunya. Ketika
datang waktu sholat, maka yang paling utama adalah melakukan sholat, ketika datang
waktu Ramadlan, maka amalan yang paling utama dikerjakan adalah puasa, ketika datang
waktu haji, maka yang paling utama dikerjakan adalah haji , dan ketika waktu ujian, maka
amalan yang paling utama dikerjakan adalah beljar untuk menghadapi ujian.
Dalam hal ini seorang ulama yang hidup pada abad 8 H, Ibnu Rajab Al hambali ( w
: 795 ) telah mengarang sebuah buku yang menerangkan tentang amalan-amalan
berdasarkan urutan waktunya dan diberi nama : “ Lathoif Al Ma’arif fima li-Mawasim al
Am min al Wadhaif ” ( Pengetahuan tentang amalan- amalan pada setiap musim ) .
Langkah Ke- Tujuh : Memilih amalan dan kegiatan yang bermanfaat bagi orang
banyak
Ajaran Islam diturunkan untuk membawa kemaslahatan dan manfaat bagi manusia.
Oleh karenanya, sebagai insan muslim, hendaknya selalu memilih kegiatan dan amalan
yang manfaatnya bisa dirasakan oleh orang banyak. Para ulama Islam telah menyinggung
permasalahan ini secara tegas dan gamblang. Mereka menyatakan bahwa amalan yang
bermanfaat bagi orang banyak jauh lebih utama dibanding dengan amalan yang bermanfaat
bagi dirinya sendiri. Salah satu fatwa ulama dalam masalah ini adalah fatwa yang
menyebutkan bahwa At Tafaqquh fi Dien dan belajar agama jauh lebih utama dibanding
dengan sholat malam atau puasa sunnah, karena manfaat ilmu bisa dirasakan oleh orang
lain, sedang sholat malam dan puasa sunnah manfaatnya hanya terbatas pada pribadi.
Alasan lain : bahwa ilmu pemimpin bagi amalan karena dengan ilmu amalan bisa
diluruskan, lain halnya orang yang beramal tanpa ilmu, maka dia akan terus menerus
tenggelam dalam ibadat yang salah, dan otomatis tidak akan diterima oleh Allah swt. ()
Sebenarnya banyak ayat dan hadist yang menyatakan bahwa disana ada sebagian
amal perbuatan yang bermanfaat bagi orang banyak dan pahalanyapun mengalir sampai
hari kiamat walaupun pemiliknya sudah meninggal dunia . Allah berfirman :
ص ْينَاهُ فِي ِإ َمام ُم ِبين
َ ْش ْيء أح َ َ ِإنَّا نَحْ نُ نُحْ ِيي ْال َم ْوتَى َونَ ْكتُبُ َما َقدَّ ُموا َوآث
َ ار ُه ْم َو ُك َّل
Sesungguhnya Kami menghidupkan orang-orang mati dan Kami menuliskan apa yang
telah mereka kerjakan dan bekas-bekas yang mereka tinggalkan. Dan segala sesuatu Kami
kumpulkan dalam Kitab Induk yang nyata (Lauh Mahfuzh) ( Qs Yasin : 12 )
صدقة: عن أبي هريرة رضى هللا عنه عن النبي صلى هللا عليه وسلم ( إذا مات ابن آدم انقطع عمله إال من ثالث-
أو ولد صالح يدعو له ) رواه مسلم، أو علم ينتفع به، جارية
( من سن سنة حسنة فله أجرها وأجر من عمل بها إلى يوم القيامة ) رواه مسلم-
Bahkan Al Mutanabi seorang penyair yang terkenal menyebutkan bahwa jasa-jasa
orang yang sudah meninggal adalah umur keduanya, yang kemudian dikembangkan oleh
Ahmad Syuqi dalam salah satu syi’irnya :
دقات قلب المرء قائلة له إن الحياة دقائق وثوان
فارفع لنفسك بعد موتك ذكرها فالذكر لإلنسان عمر ثان
Salah satu amalan yang bisa bermanfaat bagi orang banyak, bahkan para generasi
sesudahnya adalah mengajar ilmu baik secara lisan maupun dengan menyusun sebuah
buku. Dalam hal ini para ulama dahulu telah menunjukkan semangat dan kebolehannya
yang kesemuanya itu patut dicontoh oleh para generasi sesudahnya.
Adalah Al- Khatib Al Baghdadi pernah berkata : ” Saya mendengar dari Al-Simsi
yang menceritakan bahwa Ibnu Jarir At Tobari selama 40 tahun, menulis setiap harinya 40
lembar . Bahkan salah seorang murid Ibnu Jarir yang bernama ” Al Farghani ” mengatakan
bahwa para murid Ibnu Jarir telah mendata kehidupan beliau sejak baligh hingga
meninggal dunia pada umur 86 tahun. Kemudian mereka mengumpulkan seluruh karya-
karya beliau, dan jika dibandingkan dengan umur beliau, ternyata didapatkan bahwa beliau
menulia setiap harinya 14 lembar. Dan ini tidak akan mampu dilakukan oleh seseorang
kecuali atas inayah Allah swt. Dan jika dihitung-hitung lembaran karya tulisnya maka
didapatkan jumlahnya sekitar 358.000 lembar.
Diriwayatkan juga bahwa Abu Al Wafa’ bin Uqail Al Hambali adalah seorang
ulama dari madzhab hambali yang sangat ketat di dalam menjaga waktunya, jika mulut ,
lidah , dan matanya capai karena banyaknya yang dibaca, dia terdiam merenung dan
merancang apa saja yang perlu ditulis, maka ketika ia duduk atau berbaring, keculai telah
menghasilkan banyak hal-hal yang bisa dicatat dalam buku. Bahkan beliau memilih-milih
makanan yang paling praktis dan cepat dimakan, untuk kemudian sisa waktunya
digunakan untuk membaca dan menulis. Imam Ibnu Uqail ini seorang ulama yang selalu
sibuk dengan ilmu , beliau mempunyai banyak karangan, dan yang paling besar adalah
buku ” Al Funun ” yang mencakup berbagai disiplin keilmuan seperti tafsir, fiqh, ushul
fiqh, aqidah , nahwu, adab dan sejarah. Berkata Imam Ad- Dzahabi pernah menyatakan
bahwa : ” Belum ada buku di dunia ini yang lebih tebal dari buku ” Al Funun ” . Buku ini
konon mencapai 800 jilid
PENYELENGGARAAN JENAZAH
Tujuan Materi :
A. Sikap Seorang Muslim jika ada Muslim Lain yang Baru Saja Meninggal
Sikap Seorang Muslim jika ada Muslim Lain yang Meninggal adalah:
اللهماغفرلهذالميتوارفعدرجتهفىالمهديينواخلفهفىعقبهالغابرينواغفرلناولهياربالعالم
ين
B. Pemandian Jenazah
Semua jenazah muslim yang wajib dimandikan kecuali muslim yang mati syahid,
yakni yang terbunuh dalam peperangan melawan kaum kafir.
Dalil wajibnya memandikan jenazah ialah hadits Nabi SAW yang berkenaan dengan
sahabat yang meninggal karena jatuh dari ontanya:
”Dari Ibnu Abbas Ia berkata: Tatkala seorang laki-laki jatuh dari kendaraannya lalu
ia meninggal, sabda Beliau: “Mandikanlah dia dengan air serta daun bidara” (atau
dengan sesuatu yang menghilangkan daki seperti sabun).” (H.R Bukhari dan Muslim).
Memandikan mayat hukumnya adalah fardhu kifayah atas musilmin lain yang masih
hidup. Artinya, apabila diantara mereka ada yang mengerjakannya, maka kewajiban itu
sudah terbayar dan gugur bagi muslimin selebihnya. Karena perintah memandikan mayat
itu adalah kepada umumnya kaum muslimin
Sedangkan muslim yang mati syahid tidaklah dimandikan walau ia dalam keadaan
junub sekalipun, melainkan ia hanya dikafani dengan pakaian yang baik untuk kain kafan,
ditambah jika kurang atau dikurangi jika berlebih dari tuntunan sunnah, lalu dimakamkan
dengan darahnya tanpa dibasuh sedikitpun juga.
mayat itu adalah perempuan. Jika suami dan mahram sama-sama ada, maka istri lebih
berhak memandikan suaminya.
Bila seorang perempuan meninggal dan di tempat itu tidak ada perempuan, suami
atau mahramnya, maka mayat itu hendaklah “ditayammumkan” saja, tidak boleh
dimandikan oleh laki-laki yang lain. Kecuali kalau mayat itu adalah anak-anak, maka
laki-laki boleh memandikanya Begitu juga kalau yang meninggal adalah seorang laki-
laki. Jika ada beberapa orang ayng berhak memandikan, maka yang lebih berhak ialah
keluarga yang terdekat dengan si mayyit, dengan syarat ia mengetahui kewajiban
mandi serta dapat dipercaya. Kalau tidak, berpindahlah hak itu kepadakeluarga jauh
yang berpengetahuan serta amanah (dipecaya).
Rasulullah SAW bersabda :
”Dari ‘Aisyah Rasul bersabda: “Barang siapa memandikan mayat dan dijaganya
kepercayaan, tidak dibukakannya kepada orang lain apa-apa yang dilihat pada mayat
itu, maka bersihlah ia dari segala dosanya, seperti keadaannya sewaktu dilahirkan
oleh ibunya”. Kata Beliau lagi: “Yang memimpinnya hendaklah keluarga yang
terdekat kepada mayat jika ia pandai memandikan mayat. Jika ia tidak pandai, maka
siapa saja yang dipandang berhak karena wara’nya atau karena amanahnya.” (H.R
Ahmad)
d. Cara Memandikan Jenazah
Dalam memandikan jenazah sebaiknya mayat diletakkan di tempat yang tinggi,
seperti ranjang atau balai-balai; di tempat yang sunyi, berarti tidak ada orang yang
masuk ke tempat itu selain orang yang memandikan dan orang yang menolong
mengurus keperluan yang bersangkutan. Pakaian mayat diganti dengan kain mandi atau
basahan, sebaiknya kain sarung supaya auratnya tidak mudah terlihat.
Mula-mula jenazah didudukkan secara lemah lembut dengan posisi miring ke
belakang, orang yang memandikan meletakkan tangan kanan di bahu jenazah dengan
ibu jarinya pada lekukan tengkuk dan lututnya menahan punggung jenazah. Lalu perut
jenazah diurut dengan tangan kiri untuk mengeluarkan kotoran yang mungkin keluar.
Kemudian jenazah ditelentangkan dan kedua kemaluannya dibersihkan dengan tangan
kiri yang dibalut dengan perca. Setelah perca pembalut tangan diganti, mulut; gigi dan
lubang hidungnya juga dibersihkan.
Berikutnya, jenazah diwudhukan seperti wudhu orang hidup. Setelah itu kepalanya,
kemudian jenggotnya dibasuh dengan menggunakan sidr, dan dirapikan dengan sisir,
dengan memperhatikan agar rambut yang gugur dikembalikan. Setelah itu dibasuh
bagian kanan kemudian bagian kirinya badannya, lalu tubuhnya dibaringkan ke kiri dan
dibasuh bagian belakang sebelah kanan. Kemudian dibaringkan ke sebelah kanan dan
dibasuh pula bagian belakang badannya yang sebelah kiri. Untuk semua ini digunakan
air bercampur sidr, setelah itu air bercampur sidr tadi dihilangkan dengan
menyiraminya secara merata dengan air bersih. Kemudian sekali lagi disiram dengan
air bercampur sedikit kapur.
Dengan melakukan rangkaian ini, berarti telah selesai satu kali mandi, namun
masih disunnahkan melakukannya sampai tiga kali. Nabi Muhammad bersabda kepada
para wanita yang memandikan putrinya Ummi Kulsum:
“Kamu mandikanlah ia tiga kali, lima kali atau lebih jika kamu pandang hal itu
perlu, dengan air dan sidr; dan taruhlah kapur atau sedikit kapur pada yang terakhir.
Mulailah dengan bagian sebelah kanan dan tempat-tempat wudhu’nya”. (H.R
Bukhari)
Apabila ternyata setelah selesai dimandikan masih ada najis yang keluar, maka
najis itu wajib dibersihkan.
Niat dalam pemandian jenazah :
a. Dewasa Laki-laki
نويتالغسللهذالميتفرضالكفايةهللاتعالى
b. Dewasa Perempuan
نويتالغسللهذالميتةفرضالكفايةهللاتعالى
c. Anak Laki-laki
نويتالغسللهذالميتالطلفرضالكفايةهللاتعالى
d. Anak Perempuan
نويتالغسللهذالميتةالطفلةفرضالكفايةهللاتعالى
C. Mengafani Jenazah
1. Kain kafan harus dalam keadaan baik,tetapi tidak boleh berlebihan. Tidak dari jenis
yang mewah dan mahal harganya
2. Kain kafan hendaknya bersih dan kering serta diberi minyak wangi.
3. Laki-laki dikafani dengan tiga lapis kain kafan, sedangkan perempuan dengan lima
lapis.
4. Orang yang meninggal dalam ihram,baik ihram haji maupun umrah,tidak boleh
diberi wangi-wangian dan tutup kepala.
اللهماجعللباسهعنالكريموادخلهيااهللاتعالىبرحمتكالجنةياارحمالرحمين
D. Menyhalati Jenazah
2. Letak jenazah sebelah kiblat dari orang yang menyembahyangi,kecuali bila shalat
dilakukan di atas kuburan atau shalat gaib.
3. Shalat jenazah sama halnya dengan shalat yang lain,yaitu harus : suci dari hadas
dan najis,suci badan tempat dan pakaian,menutup auratnya,dan menghadap
kiblat.
Shalat jenazah tidak dengan ruku’ dan sujud,tidak dengan adzan dan iqamat.
Caranya sebagai berikut.
-Laki-laki Dewasa
أصلىعلىهذالميتاربعتكبيراتفرضاكفايتهللاتعالى
-Wanita Dewasa
أصلىعلىهذهالميتةاربعتكبيراتفرضاكفايتهللاتعالى
-Anak Laki-laki
أصلىعلىهذالميتالطفلاربعتكبيراتفرضاكفايتهللاتعالى
-Anak Perempuan
أصلىعلىهذهالطلةاربعتكبيراتفرضاكفايتهللاتعالى
-Mayit Gaib
أصلىعلىالميتتالغائباربعتكبيراتفرضاكفايتهللاتعالى
2. Setelah membaca niat, talu takbiratul ikhram (mengucapkan “Allaahu
Akbar),lalu meletakkan tangan kanan di atas tangan kiri pada perut
(sedekap),kemudian membaca surat Fatihah (tidak membaca surat yang
lain),setelah membaca Fatihah lalu takbir kedua yaitu mengucapkan
“Allaahu Akbar”.
3. Selesai takbir yang kedua, lalu membaca salawat atas Nabi Muhammad saw.
اللهمصلعلىمحمدوعلىالمحمدكماصليتالىابراهيموالىالابرهيموبار
كالىمحمدوالىالمحمدكماباركتالىابراهيمفىالمينانكحميدمجيد
4. Setelah takbir yang ketiga, lalu membaca do’a setidak-tidaknya sebagai
berikut.
اللهماغفرلﮥ(لها)وارحمﮥ(ها)وعافﮥواعفعنﮥ
Supaya lebih sempurna bacalah doa sebagai berikut.
اللهماجعلهفرﻃاالبويهوسلفاوذخراوعﻅةواعتباراوشفيعاوثقلبهم
واﺯينهماوافرغالصبرعلىقلوبهماوالتفتنهمابعدهوالتحرمنااجره
5. Setelah selesai takbir keempat, lalu membaca doa sebagai berikut.
اللهمالتحرمنااجرهوالتفتنابعدهواغفرلناوله
Akan lebih sempurna dan lebih lengkap dengan membaca do’a:
اللهمالتحرمنااجرهوالتفتنابعدهواغفرلناولهوالخوانناالذينسبقونابااليمان
والتجعلفىقلوبناغالللذينامنواربناانكرﯗفرحيم
6. Kemudian memberi salam.
E. Menguburkan Jenazah
بسماهللاوعلىملةرسولهللا
Artinya : Dengan nama Allah dan atas agama Rasulullah.(H.R.at-Tirmidzi)
منهاخلقكمومنهانعيدكمومنهانخرجكمتارةاخرﻯ
Cara menaruh mayat dalam kubur ada yang ditaruh di tepi lubang
sebelah kiblat, kemudian di atasnya ditaruh semacam bata dengan posisi
agak condong, supaya nantinya setelah ditimbun mayat tidak langsung
tertimpa tanah. Cara ini dalam bahasa Arab disebut lahad.
Cara lain ialah menaruh mayat dalam peti dan menanam bersama
peti tersebut ke dalam kubur. Atau peti tersebut terlebih dahulu
diletakkan dalam keadaan kosong dan terbuka, kemudian setelah mayat
dimasukkan ke dalam peti lalu peti itu ditutup lalu ditimbun dengan
tanah.
بسماهللاوعلىملةرسولهللا
DAFTAR PUSTAKA