Anda di halaman 1dari 3

LAPORAN KASUS

Emboli Paru
Vivi Putri Lesmana
Bagian Penyakit Dalam RS Mitra Kemayoran, Jakarta

LATAR BELAKANG mencegah terbentuknya thrombus 33 detik; AGD dengan mengguna-


Emboli paru (EP) merupakan kondisi (menggunakan heparin atau warfarin, kan O2 nasal 4 lt/menit ( PCO2 : 21,8
akibat tersumbatnya arteri paru, yang aktifitas fisik). mmHg, PO2 : 124,5 mmHg, HCO3
dapat menyebabkan kematian pada 17,7 meq/L, O2 sat :98,9%, ct O2: 16,9
semua usia. Penyakit ini sering ditemu- KASUS ml O2/d, ct CO2: 18,3 meq/L, PO2 (
kan dan sering disebabkan oleh satu Seorang laki-laki berusia 72 tahun da- A-a)T : 560,10, PO2 ( a/A)T : 0,18, pH:
atau lebih bekuan darah dari bagian tang ke UGD dengan keluhan sesak 7,52); Na : 135 mEq/L, K: 4,64 mEq/L,
tubuh lain dan tersangkut di paru- nafas sejak 8 jam sebelum masuk ru- Cl: 107,8 mEq/L.
paru; sering berasal dari vena dalam mah sakit, disertai rasa berdebar-de-
di ekstremitas bawah, rongga perut, bar dan melayang. Pemeriksaan EKG : sinus ritme, 150 x/
dan terkadang ekstremitas atas atau menit, S I Q III
jantung kanan. Diagnosis dan pengo- Riwayat penyakit dahulu; panhipopi-
batan yang cepat dapat menurunkan tuitarisme pasca hipofisektomi par- Diagnosis: emboli paru
angka kematian. Namun penyakit ini sial dan radioterapi, dan diabetes
sering tidak terdiagnosis karena ge- melitus. Selama ini pasien minum 6α Terapi : O2 4 lt/menit. Heparin (5.000
jalanya yang tidak spesifik, kadang- methylprednisolone, levothyroxine, IU) IV bolus. Karena respon kurang, di-
kadang hanya berupa kelemahan. Pre- spironolactone, allopurinol, dan sim- berikan streptokinase 1.500.000 IU da-
sentasi emboli paru bervariasi dengan vastatin. lam 100 ml NaCl 0,9% dalam 20 menit;
gejala klasik emboli paru berupa nyeri dilanjutkan dengan heparin 24000 IU
dada yang tiba- tiba, nafas pendek Pada pemeriksaan fisik didapat : KU : /24 jam sampai hari keenam, mulai hari
dan hipoksia. Diagnosis dapat dite- sakit berat, sianosis TD : 50 mmHg per ke 7 diberikan heparin 3x5000 UI SC
gakkan berdasarkan anamnesis, pe- palpasi, N: 60 x/menit, S : 37°C, RR : 30
meriksaan fisik, laboratorium, pemer- x/ menit, HR : 150 x/menit 2 jam setelah mendapat terapi O2,
iksaan penunjang seperti CT scan, streptokinase, heparin, kondisi pasien
scintigraphy paru, angiogram paru, Pemeriksaan laboratorium : Hb: 14,1 g/ membaik, TD : 120/70, N: 92 x/menit.
radiologi dll; pulmonary angiography dl, LED: 33 mm/jam, leukosit: 12.200/ Kondisi pasien terus membaik, sampai
merupakan pemeriksaan standar yang µl, Ht: 42 vol ٪, trombosit 204000/µl , dipulangkan pada hari ke 10.
utama. Komplikasi yang sering ter- Eritrosit : 4,54 juta/µl, MCV : 93 fl, MCH:
jadi adalah hipertensi pulmonal dan 31 pg, MCHC: 34٪ , SGOT 126 IU/L, 5 tahun kemudian pasien mendapat
penyakit jantung paru. Terapi meng- SGPT 166 IU/L, LDH 74 IU/L,bilirubin serangan emboli paru kembali, deng-
gunakan obat-obatan antikoagulan total : 0,55 mg/dl, bilirubin direk 0,17 an keluhan sesak nafas, batuk, demam,
(heparin atau warfarin), trombolitik/ mg/dl, bilirubin indirek 0,38 mg/dl hi- mual dan muntah.
tissue plasminogen activator. Trom- tung jenis ( basofil 0٪, eosinofil 0٪, sel
bolitik/tPA diberikan terutama pada batang 1٪, segmen 75٪, limfosit 18٪, Pemeriksaan fisik : TD: 120/80 mmHg,
EP masif yang mengancam jiwa, monosit 6%, fungsi ginjal ( ureum 55 ̊
N : 112x/menit, S: 38,2⁰C
kadang-kadang dilakukan trombek- mg/dl, kreatinin 1,4 mg/dl, asam urat
tomi. Pencegahan dilakukan dengan 8,6 mg/dl ),GDS : 133 mg/dl, aPTT : EKG : S I Q III

512 | SEPTEMBER - OKTOBER 2010

CDK ed_180 Sept'10 OK.indd 512 8/26/2010 3:38:59 PM


LAPORAN KASUS

Laboratorium : D dimer 0.9 mg/dl, terial lain seperti tumor, lemak, udara Diagnosis :
Hb: 14,2 g/dl, LED: 7 mm/jam, leu- dapat masuk ke dalam aliran darah Berdasarkan kriteria klinis dan dikom-
kosit: 8.300/µl, Ht: 42 vol ٪, trombosit dan menimbulkan emboli yang me- binasi dengan test yang selektif kar-
204000/µl , Eritrosit : 4,43 juta/µl, MCV nyumbat arteri. Kebanyakan bekuan ena presentasi klinis yang tipikal (nafas
: 97 fl, MCH: 32 pg, MCHC: 33٪ , SGOT darah berasal dari lutut hingga tung- pendek dan sakit dada) tidak dapat
9 IU/L, SGPT 14 IU/L, LDH : 363 IU/L, kai atas, dan pelvis. Bekuan dari vena dibedakan dari penyebab lain.
bilirubin total : 0,62 mg/dl, bilirubin dalam dapat bermigrasi melalui aliran
direk 0,32 mg/dl, bilirubin indirek 0,3 darah menuju jantung kanan, kemu- Keputusan melakukan pemerikasaan
mg/dl hitung jenis ( basofil 0٪, eosino- dian masuk ke dalam arteri paru, lanjutan berdasarkan riwayat medis,
fil 1٪, sel batang 0 ٪, segmen 84 ٪, lim- gejala, dan kelainan yang ditemukan
fosit 10 ٪, monosit 5 %, fungsi ginjal ( Faktor risiko : dari pemeriksaan fisik. Metode Wells
ureum 93 mg/dl, kreatinin 1,85 mg/dl, Inaktivitas, lamanya bed rest, tinda- score yang paling sering digunakan
asam urat 6,6 mg/dl ),GDS : 100 mg/ kan bedah tertentu ( terutama pada untuk memprediksi kemungkinan
dl, aPTT : 32 detik; AGD ( PCO2 : 26,1 pelvis dan tungkai), merokok, kehami- klinis.
mmHg, PO2 : 97,2 mmHg, HCO3 19,1 lan, terapi hormon pengganti, kondisi
meq/L, O2 sat :97,9%, ct O2: 16,6 ml medis tertentu ( tekanan darah tinggi, Pada pemeriksaan D-dimer, nilai nor-
O2/d, ct CO2: 19,9 meq/L, PO2 ( A-a) penyakit kardiovaskular), overweight, mal cukup untuk menyingkirkan ke-
T : 98,8, PO2 ( a/A)T : 0,5, PH: 7,483); pace maker. Semuanya meningkat- mungkinan EP. Jika dipikirkan EP,perlu
Na : 121 meq/L, K: 3,6 meq/L, Cl: 114 kan risiko terbentuknya bekuan darah dilakukan sejumlah test darah untuk
meq/L, kolesterol total 205 mg/dl, LDL yang dapat menyebabkan EP. menyingkirkan penyebab sekunder
kolesterol direk 132 mg/dl, HDL ko- EP. Test meliputi darah lengkap, status
lesterol direk 50 mg/dl, trigliserid 195 Gejala dan Tanda : pembekuan ( PT, APTT,TT), dan beber-
mg/dl. Gejala yang sering dijumpai : sulit apa skrining ( LED, fungsi ginjal, enzim
bernafas (dispnea), nyeri dada yang hati, elektrolit). Pemeriksaan standar
Pasien mendapat terapi heparin Na memburuk saat bernafas, batuk, dan utama dengan skintigram paru, pul-
bolus 5000 IU dilanjutkan 15000 IU/ hemoptisis, dan palpitasi; monary angiography, CT pulmonary
24 jam, dan pada hari ke 6 dilanjutkan angiography (CTPA) memperlihatkan
dengan enoxaparin Na 1x0,6 ml. Tanda klinis yang ditemukan berupa embolus dan adanya trombus pada
hipoksia,sianosis, pleural friction rub, cabang arteri utama di paru-paru.
DISKUSI takipnea, dan takikardia.
Emboli paru (EP) merupakan kondisi Pemeriksaan lain yang sering dilakukan
akibat tersumbatnya arteri paru atau EP yang tidak diobati dapat menim- namun tidak sensitif untuk mendiagno-
salah satu cabangnya dan dapat me- bulkan kolaps, kegagalan kardiovasku- sis EP seperti foto Ro dada(untuk me-
nyebabkan kematian pada semua lar, dan mati mendadak. nyingkirkan penyebab lain dispnea se-
usia. EP disebabkan oleh embolisasi
dari thrombosis vena dalam ke arteri
paru atau cabangnya (merupakan pe-
nyebab tersering), emboli bisa akibat
material selain bekuan darah seperti The Wells score:
udara, lemak, sel tumor, dan cairan • clinically suspected DVT - 3.0 points
amnion. • alternative diagnosis is less likely than PE - 3.0 points
• tachycardia - 1.5 points
Patogenesis • immobilization/surgery in previous four weeks - 1.5 points
Bekuan darah merupakan kumpulan • history of DVT or PE - 1.5 points
platelet untuk memperbaiki kerusakan • hemoptysis - 1.0 points
pembuluh darah, yang membentuk • malignancy (treatment for within 6 months, palliative) - 1.0 points
jaringan dengan sel darah merah dan
fibrin. Pada keadaan normal bekuan Traditional interpretation
terbentuk untuk menghentikan perd- • Score >6.0 - High (probability 59% based on pooled data)
arahan akibat luka, namun kadang-ka- • Score 2.0 to 6.0 - Moderate (probability 29% based on pooled data)
dang bekuan timbul tanpa ada luka. • Score <2.0 - Low (probability 15% based on pooled data)
Bekuan darah yang terbentuk dalam
vena disebut thrombus, sedangkan Alternate interpretation
bekuan darah yang lepas dan berpin- • Score > 4 - PE likely. Consider diagnostic imaging.
dah ke bagian tubuh yang lain menim- • Score 4 or less - PE unlikely. Consider D-dimer to rule out PE.
bulkan emboli. Kadang-kadang ma-

| SEPTEMBER - OKTOBER 2010 513

CDK ed_180 Sept'10 OK.indd 513 8/26/2010 3:38:59 PM


LAPORAN KASUS

perti gagal jantung kongestif dan patah cular weight heparin. Terapi warfarin SIMPULAN
tulang iga), USG (untuk mencari trom- biasanya dilanjutkan hingga 3-6 bulan Emboli paru (EP) merupakan kondisi
bosis vena dalam). EKG dapat mem- atau seumur hidup jika ada riwayat EP tersumbatnya arteri paru, EP dapat
perlihatkan korpulmonale akut pada EP atau trombosis vena dalam sebelum- menimbulkan kematian bila tidak
luas dengan tanda klasik gelombang S nya, atau terdapat faktor risiko. Nilai diobati. Emboli bekuan darah meru-
di lead I, dan gelombang Q di lead III D-dimer yang tidak normal pada akhir pakan penyebab EP tersering, paling
serta gelombang T terbalik di lead III, S pengobatan merupakan tanda untuk sering dari vena dalam pada tungkai.
I,S II,S III ( terutama bila tidak ada S1Q3 melanjutkan pengobatan. Diagnosis EP melalui anamnesis, pe-
dan S I,S II, S III pada EKG sebelum- meriksaan fisik, laboratorium ( D-dimer
nya); sering ditemukan takikardia sinus Pada EP masif yang menyebabkan yang normal dapat menyingkirkan EP),
( 150 x/menit), right axis deviation, dan ketidakstabilan hemodinamik ( syok, foto toraks, angiografi paru. Pengo-
RBBB. Pada pemeriksaan AGD dida- hipotensi - tekanan darah sistolik <90 batan EP menggunakan antikoagulan
patkan hipoksia, alkalosis respiratorik, mmHg, atau tekanan darah turun (pada pengobatan warfarin perlu mo-
dan hipokapnia bila EP kecil. hingga 40 mmHg dalam waktu >15 nitoring INR dan penyesuaian dosis),
menit yang tidak disebabkan oleh on- trombolisis atau tindakan bedah.
Pada banyak kasus, terapi antikoagu- set aritmia, hipovolemia atau sepsis)
lan merupakan pengobatan utama. merupakan indikasi memulai trombo-
Heparin, low molecular weight hepa- lisis. Indikasi utama trombolisis pada Daftar pustaka
rins (enoxaparin dan dalteparin), atau EP submasif jika terdapat disfungsi 1. Murray JF, Hinshaw HC. Disease of the Chest.
fondaparinux diberikan pada saat awal, ventrikel kanan dan adanya thrombus 4th ed. Philadelphia: WB Saunders Co. 1980.
disertai pemberian warfarin yang me- di atrium, bila perlu tromboendarte- pp: 654-683
merlukan berberapa hari untuk efektif. rektomi paru. 2. http://mayoclinic.com/health/pulmonary-em-
Terapi warfarin sering membutuhkan bolism/DS00429/DSECTION=prevention
penyesuaian dosis dan pemantauan Prognosis EP tergantung pada luas 3. h t t p : / / e m e d i c i n e . m e d s c a p e . c o m /
INR. Pada EP INR ideal antara 2,0 dan paru yang terlibat dan kondisi medis article/759765-media
3,0. Jika serangan EP berulang saat yang menyertainya; emboli kronik
terapi warfarin, rentang INR dinaikkan paru dapat menimbulkan hipertensi
menjadi 2,5 - 3,5 atau menggunakan pulmonal. Kematian akibat EP yang ti-
antikoagulan lain seperti low mole- dak diobati dapat mencapai 26%.

514 | SEPTEMBER - OKTOBER 2010

CDK ed_180 Sept'10 OK.indd 514 8/26/2010 3:39:00 PM

Anda mungkin juga menyukai