Anda di halaman 1dari 6

Hubungan Mineral Berat Magnetit dengan Kondisi Vulkanik di

Semarang
Agusti Mutiara R
21100117140069
Agustimutiara@yahoo.com
Teknik Geologi Universitas Diponegoro, Semarang, Indonesia

ABSTRAK

Mineral berat merupakan mineral yang memiliki berat jenis lebih besar dari 2,58. Dimana mineral-
mineral ini telah mengalami proses pelapukan, erosi dan tertransportasi ke daerah Sungai Jabungan. Pada
daerah jabungan ini memiliki sebuah formasi kerek yaitu adanya sebuah perselingan antara batulempung,
batu pasir tufaan, breksi vulkanik. Diantara mineral-mineral yang terendapkan, mineral berat Magnetit
memiliki keterdapatan yang paling besar diantara mineral-mineral berat lainnya seperti Garnet, Andalusit,
dan Kyanit. Sebagaimana yang telah diketahui terdapat gunung api yang tidak jauh dari Kota Semarang,
yaitu Gunung Ungaran, yang mana Gunung Ungaran termasuk gunung berapi berapi tipe strato.
Gunung api ini terjadi akibat erupsi campuran antara eksplosif dan efusif. Metode yang digunakan
dalam pembuatan paper ini yaitu dengan menggunakan data primer berupa pengambilan
sampel di lapangan dan sekunder berupa literatur -literatur yang telah dipelajari. Paper ini
bertujuan untuk menganalisis keterdapatan mineral berat Magnet it dengan kondisi
vulkanik di Kota Semarang.

Kata kunci : Mineral berat, Sungai Jabungan, Magnetit, Gunung Ungaran

Pendahuluan metamorfosa kontak dan sebagai mineral


tambahan dan terbentuk pada suhu yang tinggi
Agar mendapatkan data yang valid, sekitar 800 oC - 900oC, maka mineral ini
maka telah dilakukan pengambilan sampel mempunyai bentuk yang sempurna dan idiomrf.
mineral berat yang telah di lakukan pada daerah Dijumpai pada batuan beku granit dan batu pasir
hulu yaitu di Sungai Jabungan dan pada daerah merah sebagai penyemen. Berasosiasi dengan
hilir yaitu di Kali Pengkol. Yang mana zircon. Hematit dan pyrite.
pengambilan sampel mineral berat berupa pasir Endapan ini juga biasanya dijumpai
sebanyak 1kg pada tiap-tiap tempat. pada daerah kontinen dimana terjadi pada daerah
Kemudian melakukan picking atau supergen endrichment. Dimana daerah tersebut
pemilahan mineral berat berdasarkan berada pada Oxidezet zone dan reduxed zone.
karakteristiknya sebanyak 300 mineral. Hal ini Dimana pada saat magma tersebut naik dan
dilakukan agar data yang diperoleh menjadi melebihi dari batas water table maka akan
lebih akurat. teroksidasi yang dapat membentuk mineral
tersebut. Pada saat mengalami oksidasi Endapan
Tinjauan Pustaka ini terangkat permukaan bumi akibat adanya
gaya tektonik yang dapat berupa perlipatann
Magnetit adalah mineral dan satu dari atau pensesaran ataupun injeksi magma menuju
tiga besi oksida paling umum di alam. Rumus kepermukaan dikarenakan adanya unsur volatil
kimianya Fe3O4. Magnetit adalah mineral yang sebagai motor penggerak. Dan hasil dari proses
paling memiliki sifat magnet di antara semua oksidasi ini yang akan muncul kepermukaan
mineral alam di bumi. Mineral ini terbentuk dari sedangkan hasil dari reduksi akan mengendap
hasil sublimasi dalam hubungannya dengan kebawah permukaan water table.Endapan yang
gunung api. Terjadi juga dalam endapan ada dipermukaan bumi mengalami oksidasi
dengan adanya pencampuran ion oksigen dengan Struktur geologi yang terdapat di daerah
unsur Fe, atau Mg, dan karna unsur ini saling Semarang umumnya berupa sesar yang terdiri
mengikat sehingga terjadi persenyawaan, yang dari sesar normal, sesar geser dan sesar naik.
kemudian sisa-sisa unsur yang dulunya Sesar normal relative berarah barat - timur
bersamaan dengan Fe atau Mg itu memisah sebagian agak cembung ke arah utara, sesar
sehingga terjadi pembentukan persenyawaan geser berarah utara selatan hingga barat laut -
baru misanya Fe, O dan H.Atau pembentukan tenggara, sedangkan sesar normal relatif berarah
endapan ini setelah terputusnya batuan karbonat barat - timur. Sesar-sesar tersebut umumnya
dibawah lingkungan tropis dan subtropis. Proses terjadi pada batuan Formasi Kerek, Formasi
oksidasi ini berasal dari pada mineral pyrite Kalibening dan Formasi Damar yang berumur
yang mengalami oksidasi menghasilkan endapan kuarter dan tersier. Geseran-geseran intensif
ini, dimana oksidasi dari mineral pyirite ini sering terlihat pada batuan napal dan batu
dapat tergambarkan lewat. lempung, yang terlihat jelas pada Formasi
Kalibiuk di daerah Manyaran dan Tinjomoyo.
Struktur sesar ini merupakan salah satu
Geologi Regional penyebab daerah tersebut mempunyai jalur
Secara geografis, Semarang, Propinsi “lemah”, sehingga daerahnya mudah tererosi
Jawa Tengah terletak pada koordinat dan terjadi gerakan tanah.
110º16’20’’ - 110 º 30’29’’ Bujur Timur dan 6 º
55’34’’ - 7º 07’04’’ Lintang Selatan dengan luas
Metodologi
daerah sekitar 391,2 Km2. Wilayah Semarang
sebagaimana daerah lainnya di Indonesia
Metodologi yang digunakan untuk
beriklim tropis, terdiri dari musim kemarau dan
memperoleh informasi yaitu dengan
musim hujan yang silih berganti sepanjang
pengambilan data primer yaitu pengambilan data
tahun. Besar rata-rata jumlah curah hujan
secara langsung dilapangan yang dilanjutkan
tahunan wilayah Semarang utara adalah 2000 -
dengan melakukan picking di laboratorium,
2500 mm/tahun dan Semarang bagian selatan
kemudian melakukan pengamatan secara jarak
antara 2500 - 3000 mm/tahun. Sedangkan curah
jauh melalui citra satelit Google Earth.
hujan rata-rata per bulan berdasarkan data dari
Kemudian dilakukan pengambilan data
tahun 1994 - 1998 berkisar antara 58 - 338
sekunder dengan menggunakan studi pustaka
mm/bulan, curah hujan tertinggi terjadi pada
dari berbagai sumber yang telah dipelajari.
bulan Oktober sampai bulan April dengan curah
hujan antara 176-338 mm/bulan, sedangkan
Hasil analisis
curah hujan terendah terjadi pada bulan Mei
sampai bulan September dengan curah hujan Pada saat melakukan proses picking
antara 58 - 131 mm/bulan. Temperatur udara yaitu pengamatan menggunakan mikroskop di
berkisar antara 24℃ sampai dengan 33℃ laboratorium, cukup banyak ditemukan mineral
dengan kelembaban udara rata – rata bervariasi dengan warna hitam, memiliki kilap logam atau
antara 62% sampai dengan 84%. Sedangkan metallic, yang mana mineral ini memiliki
kecepatan angin rata – rata adalah 5,9 Km/jam. transparansi berupa opaq, sehingga menurut
Daerah Semarang Selatan atau daerah kenampakan yang didapatkan saat pengamatan,
Tembalang memiliki morfologi dataran tinggi mineral tersebut dapat diklasifikasikan sebagai
yaitu mulai dari kaki gunung ungaran. Lalu kelompok mineral opaq dengan nama mineral
susunan stratigrafi yang dapat ditemukan pada magnetit yang kelimpahannya cukup banyak,
daerah ini yaitu formasi kaligetas, kalibeng, seperti yang terlihat pada Gambar 1.
formasi kerek, serta endapan recent. Dimana
litologi yang khas ditemukan berupa perselingan
batupasir batulempung, batupasir tufan, batu
lempung karbonatan, dan juga breksi vulkanik.
Pembahasan vulkanisme proto ungaran sehingga terubahkan
menjadi mineral magnetit. Seiring berjalannya
Hasil yang di diperoleh yaitu banyaknya
waktu karena aadanya pengaruh suhu ataupun
keterdapatan mineral magnetit pada Sungai
curah hujan, mineral magnetit tersebut
jabungan yang memiliki kenampakan berwarna
mengalami pelapukan dan tertransportasi. Yang
hita dengan kilap metallic dan opaq, sebagai
mana apabila dilihat dari jaraknya yang tidak
mana yang telah diketahui terdapat gunung api
begitu jauh dari Sungai Jabungan, sangat
yaitu Gunung ungaran yang letaknya tidak jauh
memungkinkan mineral magnetit lepasan dari
dari Sungai Jabungan, Gunung Ungaran
Gunung Ungaran ini tertransportasi dan
merupakan gunung berapi berapi tipe strato.
terdeposisi dengan penyebaran yang melimpah
Gunung api ini terjadi akibat erupsi campuran
pada Sungai Jabungan.
antara eksplosif dan efusif yang
saat ini, sebagian besar bijih besi
bergantian secara terus menerus.
ditambang dari batuan sedimen banded yang
Lithologi yang sering ditemukan
dikenal sebagai taconite, berisi campuran
pada Gunung Ungaran yaitu batuan beku
magnetit, hematit, dan rijang. Taconites yang
Andesit, dimana batuan andesit memiliki
bernilai komersial saat ini mengandung berat
sifat magma yang basa, karena sifat
25% - 30% besi.
magmanya yang basa dapat
diinterpretasikan banyak mengandung
Kesimpulan
unsur Fe(batuan beku plutonik) pada saat
magma tersebut naik dan melebihi dari batas
Keterdapatan mineral berat Magnetit di
water table maka akan teroksidasi yang dapat
sepanjang aliran sungai Jabungan berkaitan erat
membentuk mineral tersebut. Pada saat
dengan proses vulkanisme yang terjadi oleh
mengalami oksidasi Endapan ini terangkat
Gunung Ungaran, dimana lithologi hasil
permukaan bumi akibat adanya gaya tektonik
vulkanisme dan adanya hidrotermal
yang dapat berupa perlipatann atau pensesaran.
memungkinkan terbentuknya mineral magnetit
Endapan yang ada dipermukaan bumi
yang tertransportasi dan terendapkan di sekitar
mengalami oksidasi dengan adanya
Sungai Jabungan..
pencampuran ion oksigen dengan unsur Fe, atau
Mg, dan karna unsur ini saling mengikat
Saran
sehingga terjadi persenyawaan, yang kemudian
sisa-sisa unsur yang dulunya bersamaan dengan
Diharapkan praktikan pada saat
Fe atau Mg itu memisah sehingga terjadi
pengambilan data dilapangan dan pengamatan
pembentukan persenyawaan baru misanya Fe, O
data di laboratorium lebih serius dan teliti.
dan H.
Selain itu Gunung ungaran merupakan
Daftar Pustaka
daerah hidrotermal, yang mana mineral magnetit
terbentuk dari proses hidrotermal. Proses
Nichols, Gerry.2012. Sedimentology and
Replecement yang dilakukan yaitu dengan
Stratigraphy, 2nd Edition
mengisi celah atau rongga dimana pada tahap
http://dokumen.tips/documents/geologi-regional-
awalnya dinding yang diawali replecemen
kota-semarang-5584657f46d8b.html (diakses
kemudian diikuti pada bagian luar membentuk
pada tanggal 12 april 2018 pukul 19.00 WIB)
endapan yang massif sehingga memberikan
http://www.geologinesia.com/2016/09/mineral-
kenampakan mineralisasi dengan batas yang
magnetit-pengertian-sifat-fisik-dan-
tegas dan dindingnya yang sudah mengalami
kegunaannya.html (diakses pada tanggal 13
replecement sehingga bagian yang mengalami
april 2019 pukul 08.00 )
replecement yaitu pada bagian tepi. Karena
proses-proses tersebut lama kelamaan
menghasilkan endapan bijih besi. Bijih besi ini
kemudian mengalami kontak dengan air
magmatik maupun suhu akibat proses
Lampiran

Gambar 1.1 mineral magnetit secara


mikroskopis

140
120
100
80 Series 1
Pengerjaan Hasil Lab
60 Column2
40 Column1
20
0
MagnetitApatit Kyanit
Histogram penyebaran mineral berat

Pengerjaan Hasil Lab


LABORATORIUM SUMBERDAYA ENERGI, SEDIMENTOLOGI DAN
PALEONTOLOGI
DEPARTEMEN TEKNIK GEOLOGI
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS DIPONEGORO
Sekretariat: Jl. Prof. Soedharto, SH Tembalang-Semarang, GedungPertaminaSukowati
Phone (024) 74600053, Fax (024) 7460055

LEMBAR ASISTENSI

Nama : Agusti Mutiara R


NIM : 2110011714069
Praktikum : Sedimentologi
Acara : Mineral Berat
Semester : 2 (dua)
Tahun Akademik : 2017/2018
Asisten Acara : Lestari ButarButar

No Tanggal Keterangan Paraf


1 11/4/2018 Acc acara Sudah di
ACC

Anda mungkin juga menyukai