Anda di halaman 1dari 6

Nama : Frita Karisma Alvianita

NPM : 260110160088
Shift C

Tugas Pendahuluan Modul 4

Antidepresi

1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan depresi dan apa patofisiologinya?


2. Jelaskan factor resiko depresi dan perbedaan depresi, stress, dan frustasi?
3. Jelaskan penggolongan obat antidepresi!
4. Gambarkan dan jelaskan algoritma terapi depresi!
5. Jelaskan terapi non farmakologi untuk depresi!

Jawaban :

1. Depresi merupakan bentuk gangguan jiwa pada alam perasaan (afektif mood)
yang bisa ditandai dengan kemurungan, kesedihan, kelesuan, kehilangan gairah
hidup, tidak ada semangat, merasa tidak berdaya, perasaan bersalah, tidak
berguna dan putus asa (Yosep, 2007).
Patofisiologi depresi yaitu, depresi berkaitan dengan kadar neurotransmitter
terutama norepinefrin dan serotonin di dalam otak. Kadar norepinefrin dan
serotonin yang rendah dapat menyebabkan depresi (Prayitno, 2008). Serotonin
di otak disekresikan oleh raphe nuclei di batang otak. Serotonin disintesis oleh
prekursornya yaitu triptofan dengan dibantu oleh enzim triptofan hidroksilase
dana sam amino aromatic dekarboksilase (Ikawati, 2008).
2. Faktor resiko depresi, yaitu
i) Jenis Kelamin
Secara umum gangguan depresi lebih sering terjadi pada wanita disbanding
pria.
ii) Umur
Depresi berkembang pada masa dewasa muda, dengan usia rata-rata
onsetnya adalah pertengahan 20.
iii) Factor social ekonomi dan budaya
Umumnya insiden dari gangguan Bipolar I lebih tinggi ditemukan pada
kelompok social-ekonomi yang rendah. Meningkatnya disentegrasi
keluarga karena relokasi, pemaparan terhadap perang (Nevid et al, 2005).

Perbedaan Depresi, Frustasi, dan stress


Menurut (WHO,2013) stress adalah reaksi/respon tubuh terhadap stressor
psikososial (tekanan mental/beban kehidupan). Sedangkan frustasi adalah
perasaan kecewa akibat terhalang dalam pencapaian tujuan. Depresi sendiri
adalah suatu kondisi yang melebihi keadaan sedih.

3. Penggolongan obat antidepresan


3.1.Selective Serotonin Reuptake Inhibitors (SSRI)
Golongan obat SSRI bekerja dengan menghambat ambilan serotonin oleh
pengangkut serotonin, dengan mengikat reseptor di luar tempat pengikatan
aktif untuk serotonin. SSRI memiliki efek paling ringan pada
neurotransmitter lain. Obat yang termasuk ke dalam SSRI adalah fluoksetin,
paroksetin, sertraline, fluvoksamin, sitaloparm dan esitaloparm (Tjad dan
Rahadja, 2010).
3.2.Selective Norepinephrin Reuptake Inhibitors (SNRI)
SNRI bekerja dengan melakukan pengikatan pada pengangkut serotonin
dan pengangkut norepineprin. Afinitas sebagian besar SNRI cenderung
lebih besar untuk pengangkut serotonin daripada untuk pengangkut
norepineprin (Tjad dan Rahadja, 2010).
3.3.Inhibitor monoamine oksidase
Obat golongan ini bekerja dengan mengurangi kerja monoamine oksidase
di neuron dan meningkatkan kandungan monoamine. Obat ini juga dapat
menghambat enzim-enzim lain yang mengakibatkan terganggunya
metabolisme banyak obat di hati. Penggunaannya kini terbatas karena
diketahui memiliki aktivitas toksik. Contoh obatnya yaitu moclobemida dan
nialamid (Tjad dan Rahadja, 2010).
3.4.Antagonis 5-Ht2
Dua antidepresan yang diduga bekerja sebagai antagonis di reseptor 5-Ht2
yaitu trazodon dan nefazodon. Struktur trazodon mencakup sebuah gugus
triazolon yang diduga berperan menghasilkan efek antidepresan (Tjad dan
Rahadja, 2010).
3.5.Antidepresan tetrasiklik dan unisiklik
Bupaprion memiliki struktur kimiawi yang agak mirip dengan amfetamin
dan bekerja sebagai stimulant karena berefek pada pengaktifan susunan
saraf pusat (SSP). Mirtazapin, amoksapin, dan maprolitin memiliki struktur
tetrasiklik. Amoksapin dan naprolitin memiliki kemiripan dengan
antidepresan unisiklik (Tjad dan Rahadja, 2010).

4. Algoritma terapi depresi


5. Terapi non farmakologi
5.1.Psikoterapi
Terapi pengembangan yamg digunakan atau menghilangkan atau
mengurangi keluhan-keluhan serta mencegah kambuhnya gangguan pola
pikiran maladatif (Depkes RI, 2007).
5.2.Electro Convulsive Therapy (ECT)
Terapi dengan mengalirkan arus listrik ke otak. Biasanyandigunakan untuk
kasus depresi berat yang mempunyai resiko bunuh diri. Terapi ECT ini
terdiri dari 6-12 treatment dan tergantung pada tingkat keparahan pasien
(Depkes RI, 2007)
Daftar Pustaka

Depkes RI. 2007. Pharmaceutical care Untuk Penderita Gangguan Depresif.


Tersedia onlie di http://binfar.depkes.go.id/. [Diakses pada 17 April
2018]
Ikawati, Z. 2008. Farmakoterapi Penyakit Sistem Saraf Pusat. Yogyakarta :
Bursa Ilmu.
Nevid, et al. 2005. Psikologi Abnormal Fifth Edition. Jakarta : Penerbit
Erlangga.
Teter et al. 2007. Pharmacoteraphy A Phatophysiologic Approach 7th edition.
New York : Appleton and large.
Tjad dan Rahdja. 2010. Obat-obat penting. Jakarta : PT Elex Media
Kompetindo.
WHO. 2013. About Depression. Available from
http://www.who.int/depression/en. Accesed on April 17th 2018.
Yosep, Iyus. 2007. Keperawatan jiwa. Bandung : Refika Aditama.

Anda mungkin juga menyukai