Anda di halaman 1dari 12

Portofolio Dokter Internship Kasus Psikiatri

Topik:
Skizofrenia Paranoid

Penyusun:
dr. Ivan Banjuradja

Narasumber:
dr. Candida, Sp.S

Pendamping:
dr. Lince Holsen
dr. Clara Yosephine

RSUD Dr. T.C. Hillers Maumere


Maumere
2015-2016
Portofolio Psikiatri
Nama Peserta : dr. Ivan Banjuradja
Nama Wahana : RSUD T.C. Hillers, Maumere
Topik : Skizofrenia Paranoid Tanggal Kasus : 04 Juli 2015
Nama Pasien : Tn. T Nomor RM : 148.133
Tanggal Presentasi : Nama Pendamping :
Dr. Lince Holsen
Dr. Clara Yosephine
Tempat Presentasi : RSUD T.C. Hillers
Objek Presentasi :
Keilmuan Keterampilan Penyegaran Tinjauan Pustaka
Diagnostik Masalah Manajemen Istimewa
Neonatus Bayi Anak Remaja Dewasa Lansia Bumil
Deskripsi : Seorang laki-laki usia 28 tahun dengan keluhan dipasung di halaman
rumah sejak 2 tahun yang lalu.
Tujuan :
Bahan Bahasan : Tinjauan Pustaka Riset Kasus Audit
Cara Membahas : Diskusi Presentasi dan Diskusi Email Pos
Data Pasien : Nama Pasien : Ny. M.A.M. Nomor Registrasi :148.133
Nama Klinik : RSUD T.C. Hillers Terdaftar Sejak : 04 Juli 2015
Data Utama untuk Bahan Diskusi
1. Gambaran Klinis:
Tn. T, usia 28 tahun datang rujukan dari Puskesmas Nelle dengan keluhan dipasung di halaman
rumah sejak 2 tahun yang lalu. Sejak 5 tahun yang lalu, diakui oleh keluarga, bahwa pasien
pertama kali diketahui mengalami gangguan. Saat itu pasien sedang menempuh pendidikan
perguruan tinggi di Kota Malang. Diakui saat itu keluarga dihubungi oleh pihak fakultas, bahwa
pasien mengalami gangguan jiwa. Pasien seperti mengikuti aliran agama sesat, mengaku nabi,
dan cenderung melakukan tindakan kekerasan. Pasien mengaku mendengar suara-suara yang
tidak dapat didengar orang lain. Isi suara tidak diketahui oleh keluarga. Pasien juga sering
mengaku melihat roh-roh jahat masuk ke kepala nya. Sering berbicara dan memaki-maki sendiri.
Saat itu pasien dibawa kembali ke Maumere. Selama di rumah, pasien sempat berobat ke salah
satu tenaga paramedis yang mengaku dapat menyembuhkan gangguan-gangguan kejiwaan.
Sempat mendapatkan beberapa obat, baik suntikan maupun obat minum, namun karena masalah
biaya, maka obat-obatan dihentikan.
Keadaan pasien pasca lepas pengobatan semakin memburuk. Sering berkeliaran di
pinggir jalan dan mengamuk serta sempat melakukan tindak kekerasan. Oleh karena desakan
warga sekitar, akhirnya keluarga memutuskan untuk memasung pasien di halaman rumah sejak
kurang lebih 2 tahun lalu. Selama dipasung pasien, jarang dimandikan, pakaian sering tidak
diganti, dan jarang diurus oleh keluarga.
2. Riwayat kesehatan/Penyakit Dahulu
 Asma Bronkiale (-)
 Hipertensi (-)
 Alergi obat (-)
 Kencing manis (-)
 Penyakit jantung (-)
 Keluhan yang sama sebelumnya (-)
3. Riwayat keluarga:
 Asma Bronkiale (-)
 Hipertensi (-)
 Alergi obat (-)
 Kencing manis (-)
 Penyakit jantung (-)
4. Riwayat sosial
Pasien tidak memiliki jaminan kesehatan. Pasien tinggal di tempat
pemukiman penduduk yang padat. Hubungan penderita dengan tetangga kurang baik.
Sosialisasi dengan tetangga kurang baik. Karena tetangga terutama anak-anak sering
mencemooh penderita. Sebelum sakit penderita jarang bersosialisasi karena memang
penderita merupakan orang yang pendiam, namun masih mengikuti kegiatan berolahraga
bersama tetangga-tetangga lainnya. Sebelum sakit lingkungan sekitar penderita
menyukai penderita karena penderita orang yang sangat pintar, berbakat, dan dapat
masuk ke perguruan tinggi.

5. Pemeriksaan Fisik:

1. Status Generalis
 Keadaan Umum : Tampak sakit sedang
 Kesadaran : Apatis
- Tekanan Darah : 110/70 mmHg
- Nadi : 120 x/menit, volume cukup, reguler
- Pernafasan : 20 x/menit
- Suhu : 36,5 0C
 Kepala
- Konjungtiva pucat (-/-), Sklera ikterik (-/-)
- Pupil isokor, refleks cahaya langsung (+/+), reflex cahaya tidak langsung
(+/+)
 Thoraks
○ Paru
- Bentuk normal, pergerakan simetris. Vocal Fremitus (simetris). Sonor di
seluruh lapangan paru. Vesikuler, rhonki (-/-), wheezing (-/-)
○ Jantung
- Auskultasi : S1 S2 reguler. Murmur (-). Gallop (-)
 Abdomen
- Bentuk datar. Supel, nyeri tekan epigastrium (-), hepar dan lien tidak teraba,
Perkusi timpani. Bising usus 8 kali / menit
 Ekstremitas atas dan bawah
Akral hangat, Oedem (-), Atrofi (-), tidak ada efloresensi yang bermakna
2. Status Psikiatri
Deskripsi Umum
Penampilan : Tidak berpakaian, terpasung
Kesadaran : Apatis
Perilaku & Aktivitas Psikomotor : Hipo Aktif
Pembicaran : Sedikit
Sikap Terhadap Pemeriksa : Non-Kooperatif
Kesadaran Afektif
Afek (mood) : Tumpul
Ekspresi Afektif : Tumpul
Keserasian : Inappropriate
Empati : Tidak dapat dirabarasakan
Fungsi intelektual
Taraf pendidikan : Perguruan tinggi
Daya konsentrasi : Kurang
Orientasi
Waktu : Baik
Tempat : Baik
Orang : Baik
Kemampuan menolong diri sendiri : Terganggu
Gangguan Persepsi
Halusinasi (+) Auditorik, Visual (+)
Ilusi (-)
Depersonalisasi dan Derealisasi : (-)
Proses Pikir
Arus pikiran
Produktivitas : miskin ide
Kontinuitas : Relevan
Hendaya berbahasa : (-)
Isi Pikiran
Pre ocupasi (-)
Gangguan pikiran
Waham (+) magic-mistik
Pengendalian Impuls : sulit mengendalikan Impuls
Daya Nilai
Norma Sosial : Terganggu
Uji daya nilai : Baik
Pemikiran realitas : Terganggu
Persepsi Pasien tentang Diri dan Kehidupannya :
Tilikan
Derajat 1
Taraf dapat dipercaya :
Kurang dapat dipercaya
6. Diagnosis
Skizofrenia Paranoid
7. Tatalaksana
Terapi medikamentosa :
 Haloperidol 2x5 mg tablet
 Chlorpromazine 1x100 mg tablet (malam)
 Trihexyphenidyl 1x2mg
Komunikasi-Informasi-Edukasi Keluarga agar pasien dirawat di Rumah Sakit 
Keluarga menolak dan minta pulang paksa..
8. Subyektif
Tn. T, usia 28 tahun dipasung di halaman rumah sejak 2 tahun yang lalu. Sejak 5 tahun
yang lalu, diakui oleh keluarga, bahwa pasien pertama kali diketahui mengalami
gangguan. Saat itu pasien sedang menempuh pendidikan perguruan tinggi di Kota
Malang. Diakui saat itu keluarga dihubungi oleh pihak fakultas, bahwa pasien
mengalami gangguan jiwa. Pasien seperti mengikuti aliran agama sesat, mengaku nabi,
dan cenderung melakukan tindakan kekerasan. Pasien mengaku mendengar suara-suara
yang tidak dapat didengar orang lain. Isi suara tidak diketahui oleh keluarga. Pasien juga
sering mengaku melihat roh-roh jahat masuk ke kepala nya. Sering berbicara dan
memaki-maki sendiri. Saat itu pasien dibawa kembali ke Maumere. Selama di rumah,
pasien sempat berobat ke salah satu tenaga paramedis yang mengaku dapat
menyembuhkan gangguan-gangguan kejiwaan. Sempat mendapatkan beberapa obat,
baik suntikan maupun obat minum, namun karena masalah biaya, maka obat-obatan
dihentikan.
Keadaan pasien pasca lepas pengobatan semakin memburuk. Sering berkeliaran di
pinggir jalan dan mengamuk serta sempat melakukan tindak kekerasan. Oleh karena
desakan warga sekitar, akhirnya keluarga memutuskan untuk memasung pasien di
halaman rumah sejak kurang lebih 2 tahun lalu. Selama dipasung pasien, jarang
dimandikan, pakaian sering tidak diganti, dan jarang diurus oleh keluarga.
Pembahasan :
Adapun pedoman diagnosis Skizofrenia menurut PPDGJ III antara lain sebagai berikut.
1. Harus ada sedikitnya satu gejala berikut ini yang amat jelas (dan biasanya dua gejala atau
lebih bila gejala-gejala itu kurang tajam atau kurang jelas):
a. – Thought echo = isi pikiran dirinya sendiri yang berulang atau bergema dalam kepalanya
(tidak keras) dan isi pikiran ulangan, walaupun isinya sama, namun kualitasnya berbeda,
atau
– Thought insertion or withdrawal = isi pikiran yang asing dari luar masuk kedalam
pikirannya (insertion) atau isi pikirannya diambil keluar oleh sesuatu dari luar dirinya
(Withdrawal) dan
– Thought broadcasting = isi pikirannya tersiar keluar sehingga orang lain atau
umumnya mengetahuinya.
b. – Delusion of control = waham tentang dirinya dikendalikan oleh suatu kekuatan tertentu dari
luar atau
– Delusion of influence = waham tentang dirinya dipengaruhi oleh suatu kekuatantertentu
dari luar atau
– Delusion of passivity = waham tentang dirinya tidak berdaya dan pasrah terhadap suatu
kekuatan dari luar; (tentang dirinya= secara jelas ,merujuk ke pergerakan tubuh/anggota
gerak atau kepikiran, tindakan atau penginderaan khusus).
– Delusion perception = pengalaman indrawi yang tidak wajar, yang bermakna sangat khas
bagi dirinya , biasanya bersifat mistik dan mukjizat.
c. Halusional Auditorik ;
– Suara halusinasi yang berkomentar secara terus menerus terhadap prilaku pasien .
– Mendiskusikan perihal pasien di antara mereka sendiri (diantara berbagai suara yang
berbicara atau
– Jenis suara halusinasi lain yang berasal dari salah satu bagian tubuh.
d. Waham-waham menetap jenis lainnya, yang menurut budaya setempat dianggap tidak wajar
dan sesuatu yang mustahi,misalnya perihal keyakinan agama atau politik tertentu atau
kekuatan dan kemampuan diatas manusia biasa (misalnya mampu mengendalikan cuaca atau
berkomunikasi dengan mahluk asing atau dunia lain)
Atau paling sedikitnya dua gejala dibawah ini yang harus selalu ada secara jelas:
e. Halusinasi yang menetap dari panca indera apa saja , apabila disertai baik oleh waham yang
mengambang maupun yang setengah berbentuk tanpa kandungan afektif yang jelas, ataupun
disertai oleh ide-ide berlebihan (over-valued ideas) yang menetap, atau apabila terjadi setiap
hari selama berminggu-minggu atau berbulan-bulan terus menerus.
f. Arus pikiran yang terputus (break) atau yang mengalami sisipan (interpolation) yang berakibat
inkoherensia atau pembicaraan yang tidak relevan atau neologisme.
g. Perilaku katatonik seperti keadaan gaduh gelisah (excitement), posisi tubuh tertentu
(posturing) atay fleksibilitas cerea, negativisme, mutisme, dan stupor.
h. Gejala negatif seperti sikap apatis, bicara yang jarang dan respons emosional yang menumpul
tidak wajar, biasanya yang mengakibatkan penarikan diri dari pergaulan sosial dan menurunya
kinerja sosial, tetapi harus jelas bahwa semua hal tersebut tidak disebabkan oleh depresi atau
medikasi neureptika.
* adapun gejala-gejala khas tersebut diatas telah berlangsung selama kurun waktu satu bulan
atau lebih (tidak berlaku untuk setiap fase nonpsikotik prodromal);
* Harus ada suatu perubahan yang konsisten dan bermakna dalam mutu keseluruhan (overall
quality) dari beberapa aspek perilaku pribadi (personal behavior), bermanifestasi sebagai
hilangnya minat, hidup tak bertujuan, tidak berbuat sesuatu, sikap larut dalam diri sendiri (self
absorbed attitute), dan penarikan diri secara sosial.
F.20 Skizofrenia Paranoid
Pedoman diagnostik
1. Memenuhi kriteria umum diagnosis skizofrenia
2. Sebagai tambahan:
– Sebagai tambahan :
* Halusinasi dan/ waham arus menonjol;
(a) Suara-suara halusinasi yang mengancam pasien atau memberi perintah, atau halusinasi
auditorik tanpa bentuk verbal berupa bunyi pluit (whistling), mendengung (humming),
atau bunyi tawa (laughing).
(b) Halusinasi pembauan atau pengecapan rasa, atau bersifat seksual , atau lain-lain perasaan
tubuh, halusinasi visual mungkin ada tetapi jarang menonjol.
(c) Waham dapat berupa hampir setiap jenis, tetapi waham dikendalikan (delusion of
control), dipengaruhi (delusion of influence) atau passivity (delussion of passivity), dan
keyakinan dikejar-kejar yang beraneka ragam, adalah yang paling khas;
· Gangguan afektif, dorongan kehendak dan pembicaraan, serta gejala katatonik secara
relatif tidak nyata / tidak menonjol.

Dari hasil anamnesis dan wawancara pada keluarga pasien, didasari pada pedoman
diagnosis Skizofrenia menurut PPDGJ III, maka didapatkan hasil positif sebagai berikut.
 Mengaku nabi  Waham kebesaran atau magis-mistik
 Mendengar suara-suara yang tidak didengar orang lain  halusinasi auditorik
 Merasa ada roh yang masuk ke kepalanya  Thought of insertion
9. Obyektif
Penampilan : Tidak berpakaian, terpasung
Kesadaran : Apatis
Perilaku & Aktivitas Psikomotor : Hipo Aktif
Pembicaran : Sedikit
Sikap Terhadap Pemeriksa : Non-Kooperatif
Kesadaran Afektif
Afek (mood) : Tumpul
Ekspresi Afektif : Tumpul
Keserasian : Inappropriate
Empati : Tidak dapat dirabarasakan
Fungsi intelektual
Taraf pendidikan : Perguruan tinggi
Daya konsentrasi : Kurang
Orientasi
Waktu : Baik
Tempat : Baik
Orang : Baik
Kemampuan menolong diri sendiri : Terganggu
Gangguan Persepsi
Halusinasi (+) Auditorik, Visual (+)
Ilusi (-)
Depersonalisasi dan Derealisasi : (-)
Proses Pikir
Arus pikiran
Produktivitas : miskin ide
Kontinuitas : Relevan
Hendaya berbahasa : (-)
Isi Pikiran
Pre ocupasi (-)
Gangguan pikiran
Waham (+) magic-mistik
Pengendalian Impuls : sulit mengendalikan Impuls
Daya Nilai
Norma Sosial : Terganggu
Uji daya nilai : Baik
Pemikiran realitas : Terganggu
Persepsi Pasien tentang Diri dan Kehidupannya :
Tilikan
Derajat 1
Taraf dapat dipercaya :Kurang dapat dipercaya
Pembahasan
Dari pemeriksaan, didapatkan pasien apatis, cenderung hipoaktif, dan sulit untuk
mengendalikan impuls, cenderung melakukan kekerasan
10. Assesment
Diagnosis : Skizofrenia Paranoid
Dari gejala dan tanda pada pasien memenuhi kriteria diagnosis
Skizofrenia, jenis skizofrenia paranoid.
Untuk diagnosis banding, adalah skizofrenia yang tidak terklasifikasikan .
11. Planning
Terapi medikamentosa :
 Haloperidol 2x5 mg tablet
 Chlorpromazine 1x100 mg tablet (malam)
 Trihexyphenidyl 1x2mg
Pembahasan :
Haloperidol merupakan obat antipsikosis dengan potensi tinggi, memiliki afek
sedasi rendah dan memberikan efek ektrapiramidal yang besar. Haloperidol merupakan
obat golongan Butirofenon. Merupakan salah satu obat Skizofrenia, obat ini berguna
untuk menenangkan keadaan mania pada penderita psikosis yang karena hal tertentu
tidak dapat diberikan fenotiazin.
Haloperidol adalah neuroleptik yang efektif dan juga memiliki sifat antimuntah,
tetapi memiliki kecenderungan untuk memprovokasi ditandai efek ekstrapiramidal dan
relatif lemah adrenolytic alfa-properti. Selain itu dapat memblok reseptor dopaminergik
D1 dan D2 di postsinaptik mesolimbik otak.
Dosis Haloperidol untuk pasien dewasa dengan kasus psikotik adalah sebagai
berikut.
 Oral 0.5-5 mg, 2-3 kali per hari, maksimum 30 mg/hari
 Injeksi intramuskular : 2-5 mg setiap 4-8 jam sesuai kebutuhan.
Chlorpromazine
Indikasi
 Mengendalikan mania, terapi shcizofrenia, mengendalikan mual dan muntah,
menghilangkan kegelisahan dan ketakutan sebelum operasi, porforia intermiten akut,
 Terapi tambahan pada tetanus. Cegukan tidak terkontrol,
 Perilaku anak 1-12 tahun yang ekplosif dan mudah tersinggung dan terapi jangka pendek
untuk anak hiperaktif.
Mekanisme kerja

Memblok reseptor dopaminergik di postsinaptik mesolimbik otak. Memblok kuat efek alfa
adrenergik. Menekan penglepasan hormon hipotalamus dan hipofisa, menekan Reticular
Activating System (RAS) sehingga mempengaruhi metabolisme basal, temperatur tubuh,
kesiagaan, tonus vasomotor dan emesis.

Dosis
Skizofrenia /psikosis :
Dewasa :

 Oral : 30-2000 mg/hari dibagi dalam 1-4 dosis, mulai dengan dosis rendah, kemudian
sesuaikan dengan kebutuhan.
 Dosis lazim : 400-600 mg/hari,
 beberapa pasien membutuhkan 1-2 g/hari. im.,iv.: awal: 25 mg, dapt diulang 25-50 mg ,
dalam 1-4 jam, naikkan bertahap sampai maksimum 400 mg/dosis setiap 4-6 jam sampai
pasien terkendali;
 Dosis lazim : 300-800 mg/hari.
 Cegukan tidak terkendali : Oral, im.: 25-50 mg sehari 3-4 kali.
Triheksifenidil
Cara Kerja Obat:
Triheksifenidil adalah antikolinergik yang mempunyai efek sentral lebih kuat daripada perifer,
sehingga banyak digunakan untuk terapi penyakit parkinson. Senyawa ini bekerja dengan
menghambat pelepasan asetil kolin endogen dan eksogen. Efek sentral terhadap susunan saraf
pusat akan merangsang pada dosis rendah dan mendepresi pada dosis toksik.
Indikasi:
- Parkinson
- Ggn ekstrapiramidal yg disebabkan obat SSP
Dosis:
- Parkinson idiopatik: Dosis awal 1 mg (hari pertama), kemudian ditingkatkan menjadi 2 mg, 2-
3 x sehari selama 3-5 hari atau sampai tercapai dosis terapi;
- Pasca ensefalitis: 12-15 mg/hari;
- Parkinson karena obat (gangguan ekstrapiramidal): Dosis harian total 5-15mg/hr, pada awal
terapi dianjurkan 1 mg/dosis.
- Pasien > 65 thn perlu dosis lebih kecil.
Daftar Pustaka
1. Kaplan & Sadock: Buku Ajar Psikiatri Klinis; Edisi 2; Penerbit Buku Kedokteran ECG;
2004; Halaman 147-165.

2. Maslim. R: Pedoman Penggolongan dan Diagnosis Gangguan Jiwa di Indonesia, edisi 3,


Direktorat Kesehatan Jiwa Departemen Kesehatan RI, Jakarta, 2002, hal 46-51.

3. Maslim. R: Panduan Praktis Penggunaan Klinis Obat Psikotropik, edisi 3, Penerbit


Bagian Ilmu Kedokteran Jiwa, FK Unika Atma Jaya, Jakarta, 2001, hal 14-23.

4. Psikofarmaka; 2010, diunduh dari http://www.medicastore.com/cybermed pada 22 Juni


2012.

5. Skizofrenia; 2009; diunduh dari http://www.staff.ugm.com pada 10 Desember 2012.

Pendamping, Pendamping,

dr. Lince Holsen dr. Clara Yosephine

Anda mungkin juga menyukai