a. Pengertian
b. Fungsi
Hardware serta aplikasi Arduino dirancang bagi para seniman, tampilaner,
pe-kegemaran, peretas, pemula serta siapapun yang berminat untuk menciptakan
objek interaktif serta pengembangan lingkungan. Arduino sanggup berinteraksi
dengan tombol, LED, motor, speaker, GPS, kamera, internet, handphone pintar
bahkan dengan televisi anda. Fleksibilitas ini dihasilkan dari kombinasi keterdapatan
aplikasi Arduino yang gratis, papan perangkat keras yang terjangkau, serta keduanya
yang mudah untuk dipelajari. Faktor inilah yang menciptakan jumlah pemakai
menjadi suatu komunitas besar dengan beberapa kontribusinya yang sudah
dihadirkan pada beberapa proyek dengan berbasiskan Arduino.
Sebenarnya Ada banyak jenis papan Arduino yang dapat kita digunakan
namun dengan tujuan yang berbeda. Beberapa papan arduino memiliki ukuran,
jumlah pin, dan mikrokontroler yang berbeda seperti apa gambar dibawah ini
merupakan papan arduino yang sering digunakan untuk awal belajar Arduino.
Mikrocontroler Arduino
Arduino Uno dapat diaktifkan melalui koneksi USB atau dengan catu daya eksternal.
Untuk sumber daya Eksternal (non-USB) dapat berasal baik dari adaptor AC-DC atau
baterai. Adaptor ini dapat dihubungkan dengan memasukkan 2.1mm jack DC ke
colokan listrik board.
Baterai dapat dimasukkan pada pin header Gnd dan Vin dari konektor DAYA.
Board dapat beroperasi pada pasokan eksternal dari 6 sampai 20 volt. Jika tegangan
kurang dari 6 volt mungkin tidak akan stabil. Jika menggunakan lebih dari 12V,
regulator tegangan bisa panas dan merusak papan. Rentang yang dianjurkan adalah
7 sampai 12 volt.
VIN. Input tegangan ke board Arduino ketika menggunakan sumber daya eksternal.
Jika ingin memasok tegangan melalui colokan listrik, gunakan pin ini.
5V. Pin ini merupakan output 5V yang telah diatur oleh regulator papan Arduino.
Tegangan pada pin 3V3. 3.3Volt dihasilkan oleh regulator on-board. Menyediakan
arus maksimum 50 mA.
GND. Pin Ground.
IOREF. Pin ini di papan Arduino memberikan tegangan referensi ketika
mikrokontroler beroperasi. Sebuah shield yang dikonfigurasi dengan benar dapat
membaca pin tegangan IOREF sehingga dapat memilih sumber daya yang tepat agar
dapat bekerja dengan 5V atau 3.3V.
g. Kelebihan
1. Murah
2. Cross-platform
Perangkat lunak Arduino berjalan pada Windows, Macintosh OSX, dan sistem
operasi Linux. Kebanyakan sistem mikrokontroler terbatas pada Windows.
3. Sederhana
Arduino diproduksi sebagai alat open source, tersedia untuk perluasan bagi
programmer berpengalaman. Bahasa dapat diperluas melalui perpustakaan C++, dan
orang-orang yang ingin memahami rincian teknis dapat membuat program lompatan
dari Arduino ke bahasa pemrograman berbasis C AVR. Demikian pula, Anda dapat
menambahkan kode C AVR langsung ke dalam program Arduino.
Beberapa hal yang dianggap potensi terjadinya kebakaran diantaranya munculnya asap,
terjadinya kenaikan suhu/panas, timbulnya percikan api, perubahan warna permukaan,
dan adanya gas-gas tertentu yang dapat menyebabkan timbulnya kebakaran.
Dari beberapa potensi kebakaran diatas maka jenis pengindera atau sensor yang biasa
digunakan dalam Fire alarm system dikelompokan dalam:
Sebuah smoke detector akan mendeteksi intensitas asap pada suatu ruangan. Smoke
detector bekerja menggunakan beberapa metode deteksi diantaranya:
Sensor panas akan mendeteksi perubahan panas di suatu ruangan dengan perubahan
bentuk atau konduktivitas benda pada sensor karena perubahan panas tersebut.
Flame detektor akan bekerja untuk mendeteksi bila terjadi percikan api di suatu area
pantauannya. Biasanya bekerja berdasarkan perubahan warna atau cahaya (optical sensor)
dan ionisasi di suatu area yang berpengaruh pada sensor.
Ultraviolet (UV) Flame Detector: bekerja dengan panjang gelombang lebih pendek
dari 300 nm. Detektor ini mendeteksi kebakaran dan ledakan dalam waktu 3-4
milidetik karena radiasi UV yang dipancarkan pada saat terjadi percikan api.
Near Infrared Array Flame Detectors: juga dikenal sebagai detektor api visual,
menggunakan teknologi pengenalan api untuk mengkonfirmasi timbulnya api
dengan menganalisis dekat radiasi IR melalui array pixel dari sebuah charge-coupled
device (CCD).
Infrared (IR) Flame Detectors: detektor api yang bekerja dalam spektrum pita
inframerah. Gas panas memancarkan pola spektrum tertentu di wilayah inframerah,
yang dapat dirasakan dengan kamera thermal imaging khusus (TIC), jenis kamera ini
dikenal juga sebagai kamera thermographic
IR3 flame detectors: bekerja dengan membandingkan tiga band panjang gelombang
tertentu dalam IR wilayah spektrum dan rasio mereka satu sama lain.
Gas Detector akan untuk mendeteksi kehadiran sebuah gas dalam area tertentu yang
berpotensi menimbulkan kebakaran atau pun menyebabkan gangguan keselamatan bagi
manusia.
Karbon monoksida (CO) adalah gas yang sangat berbahaya dan mengikat oksigen di paru-
paru, menewaskan ratusan orang di seluruh dunia setiap tahunnya. CO tidak berbau, tidak
berwarna, sehingga mustahil bagi manusia untuk mendeteksi itu. Detektor karbon
monoksida dapat dibeli dengan harga sekitar US $ 20-60 atau sekitar Rp 200.000 hingga Rp
600.000 tergantung merek.
Selain CO dan CO2, jenis sensor gas lain yang biasa digunakan adalah sensor gas
propane/propana, gas butane/butana dan gas lain yang mudah memicu ledakan api.
Sensor warna/citra
Sersor warna/citra menganalisa spektrum warna yang dihasilkan dari suatu objek yang
berpotensi menghasilkan ledakan kebakara. Sensor warna sebagian besar bekerja dalam
rentang spektrum warna Ultraviolet, cahaya terlihat, Infrared, Infrared pita lebar dan CO2.