PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Studi tentang manusia memang menarik dan sangat dinamis, apalagi
dalam konteks perubahan jaman serta kemajuan teknologi yang semakin pesat.
Dikaji dari banyak sisi baik secara sosial, budaya dan lingkungan selalu
memberikan hal unik yang bisa dijadikan pelajaran. ''Pada abad 20 ini, umat
manusia telah mampu mengembangkan teknologi yang sangat menakjubkan
seperti membangun aneka ragam industri pertanian, pangan, membuat berbagai
macam komputer pribadi, melakukan transplantasi jantung, membuat pesawat
jumbo jet bahkan sampai melakukan pendaratan di bulan. Namun, berbagai
pencapaian teknologi tersebut telah membutakan kita terhadap akan adanya
berbagai keterbatasan manusia di dalam ekosistem. Misalkan, banyak di antara
kita - terutama yang hidup di kota - memiliki khayalan seolah-olah tidak
tergantung pada ekosistem, padahal dalam kehidupan sehari-hari kita sangat
bergantung pada ekosistem. Misalkan, kita butuh oksigen untuk bernafas, air
untuk untuk minum, dan karbohidrat hasil proses fotosintesis tumbuhan untuk
sumber energi.
Akibatnya, banyak tindakan manusia yang tidak bijaksana terhadap
lingkungan serta menimbulkan berbagai kerusakan lingkungan atau masalah
ekologi di muka bumi (Diesendrof, 2000:20 pada Iskandar, 2010: 1). Perlu
dicatat, bahwa kemajuan teknologi membuat manusia egoistis yang tidak peduli
lingkungan sekitar yang sebenarnya sangat membantu dalam proses kelangsungan
hidupnya. Padahal manusia dalam kehidupan sehari-harinya mempunyai
ketergantungan yang sangat erat dengan lingkungannya. Baik lingkungan hidup
(biotik) maupun lingkungan tak hidup (abiotik).
Lingkungan biotik antara lain jenis-jenis tumbuhan, binatang, dan manusia
itu sendiri. Sementara lingkungan abiotik antara lain, udara, air, dan tanah.
Manusia memenuhi kebutuhan primernya atau biologisnya antara lain
membutuhkan udara untuk bernafas, air untuk minum, serta jenis-jenis tumbuhan
dan binatangan untuk sumber pangan. Sedangkan untuk kehidupan non
primernya, manusia antara lain membutuhkan kepuasan akan benda-benda
material/kekayaan yang dieksploitasi dari alam dan rekreasi serta hiburan dengan
menikmati keindahan alam.
B. Rumusan Masalah
1. Apa itu Respon?
2. Apa itu manusia?
3. Apa itu lingkungan?
4. Bagaimanakah Respon manusia terhadap suhu?
5. Bagaimanakan Respon manusia terhadap panas?
6. Bagaiamanakan respon manusia terhadap ketinggian?
7. Bagaiamanakah respon manusia terhadap iklim?
C. Tujuan Penulisan
Berdasarkan Rumusan masalah diatas, maka tujuan penulisan
makalah ini adalah untuk mengetahui tentang :
1. Pengertian Respon manusia terhadap lingkungan?
2. Bagaimanakah Respon manusia terhadap suhu?
3. Bagaimanakan Respon manusia terhadap panas?
4. Bagaiamanakan respon manusia terhadap ketinggian?
5. Bagaiamanakah respon manusia terhadap iklim?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Respon
Reaksi manusia terhadap stimuli disebut respon. Effek respon terhadap
tubuh dapat menguntungkan dapat juga merugikan. Hal ini sangat tergantung pada
dosis stimuli yang diterima serta keadaan tubuh saat itu. Respon manusia terhadap
stimuli dapat dikelompokkan ke dalam kategori sebagai berikut:
1. Respon yang terjadi secara otomatis, di bawah sadar (involutary)
seperti reflex-reflex, reaksi fisika-kimia dalam tubuh, dan untuk taraf
tertentu tak dapat dikendalikan.
2. Respon yang terjadi secara sadar (voluntary), yakni respon yang
dilakukan atas kendali otak manusia.
3. Respon kombinasi antara respon sadar dan respon tak sadar.
Respon manusia terhadap stimuli ini terjadi karena manusia ingin
mem-pertahankan keadaan badannya supaya tetap normal. Respon
tersebut dilakukan oleh perangkat yang bekerja sebagai mekanisme
pertahanan tubuh. Perangkat tersebut terdiri atas perangkat alamiah
(natural) dan perangkat budaya (kultural).
C. Pengertian Lingkungan
Suhu adalah salah satu faktor lingkungan yang penting dan yang paling
mudah untuk diteliti dan ditentukan. Fluktuasi air laut banyak ditentukan dan
dipengaruhi oleh iklim, suhu udara, kekuatan arus, kecepatan angin, lintang,
maupun keadaan relief dasar laut. Bulu kuduk berdiri, telinga dingin, jari-jari
beku. Manusia bereaksi secara berbeda terhadap temperatur dingin. Ada
anggapan, mereka yang bertubuh gemuk lebih tahan terhadap dingin. Jika suhu
pada tempat tersebut lebih tinggi dari standar yang berlaku, atau malah melebihi
suhu optimum untuk dilakukan penangkapan, dalam hal demikian ada baiknya
untuk mencari daerah penangkapan dengan suhu yang sesuai.
Hal ini dapat dilihat pada kelompok yang banyak bergantung kepada kuat
atau tidaknya arus panas. Jika terjadi penurunan suhu tubuh inti, maka akan terjadi
mekanisme homeostasis yang membantu memproduksi panas melalui mekanisme
feed back negatif untuk dapat meningkatkan suhu tubuh ke arah normal. Manusia
pada umumnya mulai merasa tidak nyaman ketika suhu kulit sekitar 7ºC atau
lebih di bawah suhu inti. Hal ini akan menimbulkan respon tubuh untuk
mempertahankan panas tubuh dengan melakukan mekanisme feed back negatif
untuk dapat meningkatkan suhu tubuh ke arah normal.
Pakaian manusia yang ada di daerah dingin berbeda dengan munusia yang
di daerah panas. Manusia yang tinggal di daerah yang dingin cenderung
menggunakan pakaian yang tebal, karena hal ini bertujuan untuk menghangatkan
tubuh mereka dari suhu dingin. Berbeda dengan manusia yang tinggal di daerah
panas, mereka menggunakan kain yang tidak tebal, karena dengan begitu suhu
tubuh mereka tidak akan terlalu panas. Sistem ekskresi manusia biasanya
merupakan respon yang di tunjukkan terhadap lingkungan. Caranya: ketika musim
panas keringat lebih banyak keluar sehingga kering dan mengurangi suhu tubuh
karena lemak juga ikut keluar. Sedangkan ketika musim dingin, pori-pori kulit
mengecil sehingga keringat yang keluar sedikit dan menyebabkan pengeluaran
urin menjadi lebih banyak.
Climate change atau perubahan iklim adalah isu yang menjadi perhatian
dunia saat ini, sebab jika terus menerus dibiarkan maka perubahan cuaca secara
ekstrim akan terus terjadi. Para ilmuwan berpendapat bahwa perubahan iklim
secara signifikan terus meningkat adalah konsekuensi logis dampak dari gaya
hidup manusia modern yang melepaskan polusi mengakibatkan polusi tersebut
terperangkap di atmosfer, menyebabkan “efek rumah kaca” yang menghangatkan
bumi.
Berbagai kajian tentang perubahan iklim serta solusi antar generasi belum
mampu menjawab permasalahan tersebut. Saat ini generasi yang tumbuh dan
berkembang adalah generasi yang disebut dengan generasi milenial.
Pertanyaannya adalah apakah tindakan dan pemikiran generasi kini cenderung
apatis, peduli, positif atau negatif? apapun kecenderungan mereka adalah bentuk
reaksi mereka terhadap isu lingkungan. Kecendrungan generasi ini juga adalah
menjadi produsen dari informasi, artinya generasi milenial saling
menjadi influencer, menjadi aktor yang saling mempengaruhi. Kesempatan inilah
yang menjadi kunci bagi generasi ini untuk mengambil langkah kecil yang
berjangka panjang atau berkelanjutan.
A. Kesimpulan
Manusia tidak dapat dipisahkan dari lingkungannya. Lingkungan bersifat
mendukung atau menyokong kehidupan manusia. Dengan kemampuan yang
dimilikinya, manusia tidak hanya dapat menyesuaikan diri. Manusia juga
dapat memanfaatkan potensi lingkungan untuk lebih mengembangkan
kualitas kehidupannya. Manusia mengembangkan ilmu pengetahuan yang
dimilikinya sehingga tercipta teknologi yang memudahkan kehidupan
manusia. Namun ternyata perkembangan teknologi tesebut menimbulkan
dampak negatif yang harus diminimalisirkan agar bumi ini masih dapat
diwariskan untuk anak cucu kita kelak.
B. Saran
Manusia perlu mengambil kebijakan-kebijakan terhadap lingkungan
sebagai usaha untuk memperoleh efisiensi pemanfaatan sumber alam dan
lingkungan. Kita sebagai manusia wajib menyadari bahwa kita saling terkait
dengan lingkungan yang mengitari kita.
Kemampuan kita untuk menyadari hal tersebut akan menentukan
bagaimana hubungan kita sebagai manusia dan lingkungan kita. Hal ini
memerlukan pembiasaan diri yang dapat membuat kita menyadari hubungan
manusia dengan lingkungan.
DAFATAR PUSTAKA