Anda di halaman 1dari 8

TUGAS TEKNOLOGI BIODIESEL

“PEMANFAATAN GLISEROL”

OLEH:

JENNIFER MENTARI TOGATOROP (1215041026)

RENI RUKMA WINARTI (1215041037)

DITA SYNTHAULI E.N (1215041058)

JURUSAN TEKNIK KIMIA

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS LAMPUNG

2016
2

1. Gliserol
Gliserol adalah senyawa organik atau biasa disebut gliserin, propana-1,2,3-
triol, 1,2,3-propanetriol, 1,2,3-trihydroxypropane, glyceritol dan glycyl alkohol.
Gliserol tidak berwarna, tidak berbau, cairan kental yang banyak digunakan
dalam formulasi farmasi. Gliserol memiliki tiga hidrofilik kelompok hidroksil
yang bertanggung jawab atas kelarutannya dalam air dan higroskopik alam.
Gliserol substruktur adalah komponen utama dari banyak lipid. Gliserol ini
berasa manis dan toksisitas yang rendah.
Gliserol memiliki rumus molekul C3H5(OH)3. Adapun massa molar gliserol
adalah 92,09382 g / mol. Penampilannya jernih, tak berwarna, higroskopik dan
memiliki bau. Kepadatan dari gliserol ini adalah 1,261 g / cm ³. Gliserol memiliki
titik lebur 18 °C (64,4 °F) dan titik didih 290 °C (554 °F). Indeks biasnya adalah
1,4746 dan memiliki vsikositas 1,5 Pa s.
Sifat – sifat fisik dari Gliserol adalah sebagai berikut : Seperti ethylene glycol
dan Propylene glycol, dilarutkan dalam air, gliserol mengganggu ikatan hidrogen
antara molekul-molekul seperti campuran sedemikian rupa sehingga tidak dapat
membentuk struktur kristal yang efektif kecuali suhu diturunkan secara
signifikan. Titik beku minimum adalah sekitar 60-70% gliserol dalam air, seperti
yang ditunjukkan di bawah ini. Demikian, glycerol memiliki sifat anti-freeze.

Persen gliserol Freezing Point


(wt%) (oF/oC)
0 32 / 0
10 29,1 / -1,6
20 23,4 / -4,8
30 14,9 / -9,5
40 4,3 / -15,4
50 -7,4 / -21,9
60 -28,5 / -33,6
70 -36 / -37,8
80 -2,3 / -19,1
90 29,1 / -1,6
100 62,6 / 17,0

Gambar 1. Gliserol Freezing Point


Namun, gliserol lebih sulit untuk ditangani dalam bentuk murni karena
viskositas tinggi. Gliserol berperilaku mirip dengan sirup, bukan karena berat
molekul tinggi, tapi, sekali lagi, karena ikatan hidrogen. Gliserol dapat
membentuk 3 ikatan hidrogen, sehingga tahan terhadap aliran.
3

Suhu Viskositas
(oF/oC) cP
25,7 / -3,5 8600
29,3 / -1,5 7300
34,6 / 1,4 6660
41,4 / 5,2 6040
57,8 / 14,3 4520
66,8 / 19,3 4100
72,3 / 22,4 4100
75,3 / 24,1 4080

Gambar 2. Gliserol Viscosity

Kegunaan gliserol adalah sebagai berikut :

 Gliserol digunakan untuk menguapkan agen pengasapan sebagai alternatif


Propylene Glycol.
 Gliserol juga digunakan dalam de-icing/anti-icing cairan, seperti dalam
vitrification sel-sel darah untuk penyimpanan dalam nitrogen cair.
 Bahan adiktif pupuk kompos.
 Untuk ekstraksi tingtur dan pelestarian dari minyak atsiri dan bahan kimia
dari tumbuhan.
 Kosmetik bonding agent untuk make up, termasuk: eye shadow, lipstik,
Lipgloss, lotion dan obat tetes mata.
 Gliserol dapat digunakan sebagai antibeku untuk tanaman, jika dicampur
dengan air dalam solusi 10 persen. Hal ini diyakini akan efektif pada suhu di
dekat -18 ° C.
 Gliserol juga dapat digunakan sebagai suplemen binaraga untuk
meningkatkan oksida nitrat (NO).
 Gliserin, ketika dituangkan di kalium permanganat, akan membakar
menjadikannya alat firelighting yang berguna.
 Gliserin digunakan sebagai anti-agen pengeringan di cat – cat air.

A. Pemanfaatan Gliserol Untuk Biofuel (Bahan Bakar)

Berbicara masalah kebutuhan bahan bakar, kita perlu sadar bahwa bahan bakar
yang sejatinya akan selalu diperlukan namun persediaan bahan bakar di bumi kian
hari kian menipis, sementara itu kebutuhan akan bahan bakar kian hari kian
bertambah karena bertambahnya jumlah manusia serta perkembangan teknologi yang
terus meningkat. Peningkatan yang terus terjadi baik dari segi kebutuhan bahan bakar,
jumlah manusia serta perkembangan teknologi menyebabkan kebutuhan energi juga
4

terus meningkat. Oleh sebab itu maka diperlukan suatu perubahan dasar mengenai
sumber energi, untuk menemukan sumber energi alternatif untuk menggantikan
sumber energi fosil yang perlahan-lahan mulai habis. Salah satu jenis dari energi
alternatif tersebut adalah biofuel atau bahan bakar hayati.
Biofuel adalah setiap bahan bakar baik padatan, cairan ataupun gas yang dihasilkan
dari bahan-bahan organik. Biofuel dapat dihasilkan secara langsung dari tanaman atau
secara tidak langsung dari limbah industri, komersial, domestik atau pertanian. Salah
satu contoh dari biofuel adalah biodiesel, yang merupakan bahan bakar alternatif
yang mampu mengurangi efek rumah kaca akibat penggunaan bahan bakar fosil
seperti minyak bumi serta penggunaan biodiesel telah menjadi wajib di beberapa
negara maju.
Peningkatan yang cukup besar dalam produksi biodiesel sebagai bahan bakar
alternatif di seluruh dunia semenjak 5 tahun terakhir mengakibatkan meningkatnya
jumlah gliserol, yang yang berasal dari reaksi transesterifikasi pada industri biodiesel
tersebut. Semakin meningkat produksi biodiesel, maka limbah gliserol yang
dihasilkan juga semakin meningkat. Meskipun gliserol murni banyak digunakan
dalam industri makanan, farmasi, kosmetik, dan industri-industri lainnya, pemurnian
limbah gliserol menjadi gliserol murni umumnya sangat mahal dan tidak efektif.
Pada beberapa penelitian yang dirangkum oleh Almeida (2012) dalam artikel yang
berjudul “Biodiesel Biorefinery: Opportunities And Challenges For Microbial
Production Of Fuels And Chemicals From Glycerol Waste,” sekarang telah diteliti
pemanfaatan gliserol dari produksi biodiesel dengan cara fermentasi gliserol oleh
mikroba untuk memproduksi bahan bakar dan bahan kimia yang bermanfaat bagi
manusia. Pemanfaatan kelebihan limbah gliserol ini akan menghindari pembuangan
limbah berlebih dan meningkatkan nilai ekonomis dari industri biodiesel. Dengan
memanfaatkan berbagai jenis mikroba yang berbeda, dapat dihasilkan berbagai
produk yang beraneka ragam dari bahan baku berupa gliserol. Beberapa mikroba
yang dimanfaatkan terutama berasal dari famili Enterobacteriaceae dan
Clostridiaceae, seperti Klebsiella, Enterobacter, dan Clostridium.
Produk bahan kimia yang dihasilkan meliputi alkohol, keton dan asam organik,
serta senyawa kimia lain. Jenis alkohol yang dihasilkan antara lain propadienol
(PDO), butadienol (BDO), etanol, dan butanol. Jenis keton dan asam organik yang
dihasilkan meliputi dihidroksiasetonfosfat, asam gliserat, asam laktat, asam suksinat,
asam sitrat, asam oksalat, polyol, manitol, arabitol, dan eritritol, sedangkan senyawa
lain yang dapat dihasilkan dari pengolahan gliserol tersebut adalah polihidroksibutirat
(PHB), D-xylulose, asam lemak tak jenuh, biohidrogen dan biometana. Beberapa
produk di atas seperti etanol, butanol, dan biohidrogen berpotensi menjadi bahan
bakar menggantikan minyak bumi yang semakin menipis, sedangkan produk lainnya
merupakan bahan kimia yang digunakan bagi berbagai jenis industri. Dengan
ditemukannya strategi baru ini, penggunaan biodiesel yang memiliki kelemahan yaitu
menghasilkan limbah gliserol ini dapat diatasi dengan pemanfaatan gliserol menjadi
beragam produk.
Dalam hal ini penggunaan biodiesel serta pemanfaatan gliserol dari sisa industri
biodiesel juga berpeluang menigkatkan sumber daya enegi yang mumpuni serta
5

mengurangi efek pemanasan global yang disebabkan emisi gas rumah kaca akibat
dari pemakaian bahan bakar fosil (Nurhijah, 2016).

B. Pemanfaatan Gliserol Untuk Biochemical


Pengertian biokimia pada dasarnya berupa kimia makhluk hidup. Biokimiawan
mempelajari molekul dan reaksi kimia terkatalisis oleh enzim yang berlangsung
dalam semua organisme. Pengertian biokimia yang sebenarnya adalah adalah kimia
dari bahan-bahan dan proses-proses yang terjadi dalam tubuh mahluk hidup sebagai
upaya untuk memahami proses kehidupan dari sisi kimia.

Biokimia juga sebagai ilmu yang mempelajari struktur dan fungsi komponen selular,
seperti protein, karbohidrat, lipid, asam nukleat, dan biomolekul lainnya. Saat ini
biokimia lebih terfokus secara khusus pada kimia reaksi termediasi enzim dan sifat-
sifat protein. Saat ini, biokimia metabolisme sel telah banyak dipelajari. Bidang lain
dalam biokimia di antaranya sandi genetik (DNA, RNA), sintesis protein, angkutan
membran sel, dan transduksi sinyal.

Dalam Industri Pangan

 Gliserin digunakan dalam kembang gula dan baking industri. Ini membantu
melunakkan icing digunakan pada kue. Tidak hanya melembutkan kue, juga
menambah rasa manis untuk kue. Kristalisasi gula dalam permen dicegah
dengan menggunakan gliserin di dalamnya. Hal ini sering juga digunakan
sebagai pemanis, karena tidak menyebabkan kadar gula darah meningkat.
 Penggunaannya untuk mengawetkan makanan juga telah meningkat berlipat
ganda.
 Hal ini juga digunakan sebagai emulsifier. Penggunaannya juga dapat dilihat
pada shortening dan margarin.

Untuk Penggunaan Medis

 Ini adalah produk serbaguna dan banyak digunakan dalam industri farmasi
juga. Hal ini hadir dalam obat yang tersedia untuk penggunaan topikal untuk
mengobati ragi dan jamur infeksi, seperti, psoriasis, eksim, dll
 Ada juga banyak obat yang mengandung gliserin yang digunakan dalam
pengobatan infeksi telinga.
6

 Hal ini juga digunakan dalam pembuatan produk-produk lain seperti pelega
tenggorokan, kapsul, dan supositoria.
 Gliserin diyakini untuk membantu dalam mengobati gangguan mata. Hal ini
juga membantu dalam mengurangi tekanan di mata sebelum dan setelah
operasi mata atau pemeriksaan mata.
 Gliserin juga bertindak sebagai pencahar ringan dalam bentuk obat-obatan
oral atau supositoria, sehingga mengobati sembelit.
 Penggunaannya dalam obat kumur dikatakan untuk membantu mereka yang
terkena dampak halitosis atau bau mulut.
 Gliserin juga dapat digunakan sebagai dekongestan. Dewasa atau anak-anak
yang terkena hidung tersumbat dapat menggosok sejumlah kecil gliserin ke
lubang hidung. Hal ini dikatakan untuk membantu dalam membersihkan
kemacetan.
 Dikatakan untuk digunakan dalam salep dan krim untuk menghindari
pengeringan dan juga dikenal untuk bertindak sebagai pengawet.

C. Pemanfaatan Gliserol Untuk Bio Additive

Saat ini kebutuhan minyak dari bahan bakar fosil semakin meningkat sedangkan
persediannya semakin menepis. Pengembangan dan penggunaan bahan bakar
alternatif dari sumber daya alam terbaharukan menjadi salah satu pilihan yang dapat
memenuhi kebutuhan tersebut. Pemakaian bahan bakar alternatif dari sumber daya
alam terbarukan memiliki dampak positif, antara lain emisi gas buang yang lebih
ramah lingkungan dan potensi mengembangkan industri pertanian.
Industri Biodiesel merupakan industri biofuel (BBN) terbesar yang kini
berkembang di dalam negeri. Industri ini memberikan hasil samping yang cukup
besar dari proses produksinya yaitu gliserol. Hampir 10% crude gliserol (gliserin
kasar) dihasilkan pada setiap proses pembuatan biodiesel. Menurut blueprint
pengelolaan energi nasional 2005-2025 dijelaskanbahwa mulai tahun 2011
pemerintah akan mendirikan pabrik biodiesel kapasitas 30 ribu sampai 100 ribu
ton/tahun. Hal itu berarti gliserol yang dihasilkan akan mencapai 15 ribu ton/tahun.
Meningkatnya permintaan biodiesel akan berpengaruh terhadap ketersediaan gliserol
di pasaran dan apabila tidak dikendalikan dapat mempengaruhi harga gliserol di
pasaran. Pengembangan gliserol menjadi produk- produk turunannya dapat
meningkatnya nilai tambah gliserol dan meningkatkan efisiensi proses produksi
biodiesel.
Pada penelitian ini pembuatan triacetin dilakukan secara kontinyu dengan
menggunakan reactive distillation. Diharapkan penelitian ini dapat menjadi jembatan
terwujudnya industri triacetin berskala besar sebagai antipatif terhadap melimpahnya
produk gliserol di Indonesia sekaligus sebagai sebagai alternatif bahan aitif dari
bahan bakar.
Pada penelitian ini akan dirancang reactive distillation kapasitas 15 L/hari.
Pemilihan kapasitas dipilih dengan pertimbangan akan dikembangkan mini plant
7

pembuatan biodiesel kapasitas 150 L/hari. Produk yang dihasilkan dari mini plant
tersebut nantinya 10% berupa gliserol. Gliserol sebesar 15 L/hari hasil mini plant
inilah yang menjadi bahan baku dari proses pembuatan bioaditif tiacetin. Pemilihan
kapasitas ini juga didasarkan atas pengalaman pembuatan mini plant sejenis untuk
pengolah terpentin dan pembuatan biodiesel yang telah dilakukan Process System
Engineering Research Group UGM disamping juga mempertimbangkan ketersediaan
dimensi atau ukuran alat yang akan dipergunakan untuk proses.
Triacetin merupakan produk yang dihasilkan dari reaksi antara gliserol dan asam
asetat yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan aditif bahan bakar minyak untuk
menaikkan angka oktan (octane booster). Bilangan oktan adalah angka yang
menunjukkan seberapa besar tekanan yang bisa diberikan sebelum Bensin terbakar
secara spontan. Angka oktan bisa ditingkatkan dengan menambahkan zat aditif
bensin. Pasda mulanya di Indonesia menggunakan tetraethyl lead (TEL, Pb(C2H5)4)
sebagai bahan aditif untuk menaikkan bilangan oktan bensin tersebut. Persoalan
muncul ketika Pb padat sulit diubah menjadi gas sehingga lapisan tipis timbal
terbentuk pada atmosfer dan membahayakan mahkluk hidup, termasuk manusia.
Melalui SK Mentaben RI Nomor 1585/32/MPE/1999 maka produksi minyak
Indonesia sudah bebas timbal mulai 1 januari 2003
(Rochmadi, 2011)
8

DAFTAR PUSTAKA

Hastriawan, H. 2012. Viskositas. https://hedihastriawan.wordpress.com/2012/11/ .


Diaskes pada 18 Desember 2016 pukul 23.00.

Nuhijah, S. Siti. 2016. Pemanfaatan Limbah Industri Biodiesel untuk Produksi Bahan
Bakar dan Bahan Kimia.
http://www.kompasiana.com/sitisarahnurhijah/pemanfaatan-limbah-industri-
biodiesel-untuk-produksi-bahan-bakar-dan-bahan-
kimia_5687dbc60123bdff0dd1a354. Diakses pada tanggal 18 Desember 2016 pkul
21.30 WIB

Armansyah, Wawang. 2015. Pengertian Biokimia.


http://www.belajarbagus.net/2015/01/pengertian-biokimia.html. Diakses pada tanggal
18 Desember 2016 Pukul 20.00 WIB

Sridianti. 2016. Manfaat dan kegunaan gliserin dalam kehidupan.


http://www.sridianti.com/manfaat-dan-kegunaan-gliserin-dalam-kehidupan.html.
Diakses pada tanggal 18 Desember 2016 Pukul 20.30 WIB

Rochmadi, dkk. 2011. Sintesa Bioaditif Dari Gliserol Limbah Pabrik Biodiesel
Berbahan Baku CPO, Yang Beroperasi Secara Kontinyu, Kapasitas 15L/Hari.
http://www.litbang.pertanian.go.id/ks/one/684/ . Diaskes pada tanggal 19 Desember
07.00 WIB

Anda mungkin juga menyukai