2 Pembahasan
Praktikum Teknik Pengendalian dan Konservasi Lingkungan kali ini
membahas tentang pengukuran debit sungai. Lokasi pengukuran berjarak cukup
jauh dan bertempat di Jatiroke. Praktikan memperoleh data praktikum pengukuran
debit sungai dengan menggunakan dua metode, yaitu metode current meter dan
metode apung. Diketahui bahwa data yang di dapat dari dua metode ini, memiliki
perbedaan. Volume air sungai yang mengalir dalam satuan waktu tertentu
merupakan debit aliran sungai.
Debit sungai dapat diperoleh setelah melakukan pengukuran kecepatan
aliran sungai dan kemudian mengalikannya dengan luas penampangn. Menurut
literatur debit aliran merupakan banyaknya air yang mengalir dalam satuan
volume per waktu dengan satuan meter kubik per detik (m3/s). Debit aliran adalah
laju aliran air dalam bentuk volume air yang melewati suatu penampang
melintang sungai per satuan waktu. Debit aliran tersebut dipengaruhi dengan
adanya siklus hidrologi, salah satunya yaitu hujan. ketika intensitas hujan rendah
debit aliran kecil sedangkan ketika intensitas hujan tinggi debit aliran akan
semakin besar. Besar kecilnya debit aliran mempengaruhi sedimentasi yang terjadi
pada hulu sungai.
Current meter berupa alat yang berbentuk propeller dihubungkan dengan
kotak pencatat kemudian dimasukan ke dalam sungai yang akan diukur kecepatan
alirannya. Bagian ekor alat yang berbentuk seperti sirip akan berputar karena
gerakan aliran air sungai. Prinsip metode current meter ini yaitu kecepatan diukur
dengan current-meter luas penampang basah ditetapkan berdasarkan pengukuran
kedalaman air dan lebar permukaan air. Kedalaman dapat diukur dengan mistar
pengukur, kabel atau tali. Kecepatan aliran air ditentukan dengan jumlah putaran
per detik yang kemudian dihitung. Praktikan melakukan tiga percobaan untuk
menghitung kecepatan. Berdasarkan hasil perhitungan yang diperoleh kecepatan
rata-rata sebesar 0,1667 m/s. Kecepatan yang dihitung terdiri dari kecepatan
permukaan, kecepatan tengah permukaan dan kecepatan bawah permukaan. Hasil
pengukuran debit sungai dengan metode current meter diperoleh nilai Q sebesar
0,15013 m3/s.
Pengukuran debit dengan menggunakan metode apung sangat sederhana
sebab hanya menggunakan botol aqua yang memang praktikan siapkan
sebelumnya. Prinsip dari metode apung adalah kecepatan aliran (V) ditetapkan
berdasarkan kecepatan pelampung (U), luas penampang (A) ditetapkan
berdasarkan pengukuran lebar saluran (L) dan kedalaman saluran (D). Maka debit
sungai (Q) = A x V atau A = A x k dimana k adalah konstanta. Hasil perhitungan
luas penampang menggunakan metode apung ini adalah 0,9019 m2 dimana
emakin berat pelampung maka akan mempengaruhi kecepatan arus sungainya.
Besar kecilnya nilai debit yang diperoleh dipengaruhi oleh besar kecilnya
kecepatan pelampung, debit yang diperoleh pada metode apung ini sebesar 0,5305
m3/s. Metode apung dapat dilakukan pada kondisi kecepatan aliran tidak dapat
diukur atau belum dapat diukur dengan menggunakan alat ukur arus karena
darurat atau keadaan aliran membahayakan, kecepatan aliran melebihi
kemampuan spesifikasi alat menurut jenis dan tipe alat ukur arus yang digunakan.
Metode yang pertama yaitu metode current meter didapatkan debit sungai
0,15013 m3/s kemudian metode apung diperoleh hasil perhitungan debit sungai
yakni sebesar 0,5305 m3/s. Selisih ini membuktikkan perbedaan antara
menggunakan metode current meter dan metode apung. Seharusnya data debit
sungai yang didapat dari metode current meter dan metode apung tidaklah jauh
berbeda. Perbedaan ini dipengaruhi oleh berbagai hal, yaitu posisi letak pada saat
melakukan praktikum dilakukan di tempat yang berbeda. Baiknya tempat
praktikum metode apung dan metode current meter dilakukan di tempat yang
sama. Kemudian kedalaman tempat pengukuran. Kedalaman juga berpengaruh
pada kecepatan aliran air. Pada praktikum kali ini pada pengukuran dengan
menggunakan metode current meter terhalang oleh praktikan yang berada
didepannya. Hal ini menyebabkan aliran sungai tertahan dahulu oleh kaki-kaki
praktikan yang melakukan pengukuran, sehingga aliran air yang sampai jauh lebih
lambat.
Pada pengukuran debit aliran sungai dengan metode apung sebaiknya dikaji
mengenai pengaruh dimensi benda yang digunakan dan sebelum pengamatan
dilakukan sebaiknya dicoba dahulu berapa waktu tempuh benda dari jarak tertentu
hingga dapat menetukan jarak yang memenuhi syarat pengamatan, yaitu waktu
perjalanan benda sekurang-kurangnya 20 detik. Pengukuran menggunakan metode
apung juga harus dilihat dengan kondisi anging di tempat pengukuran aliran
karena angin akan mempengaruhi kecepetan aliran yang sebenarnya dari sungai
dan dapat mengganggu lajunya pelampung.
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Kesimpulan dari praktikum Teknik Pengelolaan dan Konservasi Lingkungan
kali ini adalah :
1. Dalam praktikum yang dilakukan dua cara dalam mengukur debit sungai
yaitu dengan menggunakan cara pelampung dan manggunakan alat berupa
current meter.
4.2 Saran
Adapun saran untuk praktikum Teknik Pengendalian dan Konservasi
Lingkungan selanjutnya adalah :
1. Pada pengukuran debit aliran sungai dengan metode apung sebaiknya dikaji
mengenai pengaruh dimensi benda yang digunakan.
2. Sebelum pengamatan dilakukan sebaiknya dicoba dahulu berapa waktu
tempuh benda dari jarak tertentu hingga dapat menetukan jarak yang
memenuhi syarat pengamatan.