Anda di halaman 1dari 22

0LEH :

IBRAHIM
NIM: 214300032 NIM: 214300033 NIM: 214300031

PROGRAM PASCA SARJANA


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PAREPARE
2014
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Islam adalah sebuah sistim yang sempurna dan komprehensif. Dengan Islam,
Allah memuliakan manusia, agar dapat hidup dengan nyaman dan sejahtera di muka
bumi ini. Allah menyempurnakan kenyamanan kehidupan manusia, pada awalnya
dengan memberi petunjuk kepadanya tentang identitas dirinya yang sesungguhnya.
Allah mengajarkan kepadanya bahwa ia adalah seorang hamba yang dimiliki oleh
Tuhan yang maha Esa dan bersifat dengan sifat-sifat kesempurnaan. Selanjutnya
Allah memberikan sarana-sarana untuk menuju kehidupan yang mulia dan
memungkinkan dirinya melakukan ibadah. Namun demikian, sarana-sarana tersebut
tidak akan dapat diperoleh kecuali dengan jalan saling tolong menolong antar sesama
atas dasar saling menghormati, dan menjaga hak dan kewajiban sesama.
Diantara sarana-sarana menuju kebahagian hidup manusia yang diciptakan
Allah melalui agama Islam adalah disyariatkannya Zakat. Zakat disyariatkan dalam
rangka meluruskan perjalanan manusia agar selaras dengan syarat-syarat menuju
kesejahteraan manusia secara pribadi dan kesejahteraan manusia dalam hubungannya
dengan orang lain. Zakat berfungsi menjaga kepemilikan pribadi agar tidak keluar
dari timbangan keadilan, dan menjaga jarak kesenjangan sosial yang menjadi biang
utama terjadinya gejolak yang berakibat runtuhnya ukhuwah, tertikamnya
kehormatan dan robeknya integritas bangsa.

B. RUMUSAN MASALAH

1. Apakah definisi Zakat?


2. Bagaimana sejarah pensyariatan Zakat?
3. Apa hukum dan dalil Zakat?

1
4. Macam-macam Zakat?
5. Harta benda apa saja yang wajib dikeluarkan zakatnya?
6. Siapa yang berhak menerima zakat dan yang tidak berhak menerima zakat
7. Apa hikmah dan fungsi zakat?

C. TUJUAN

Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penyusunan makalah ini adalah:
1. untuk mengetahui definisi zakat
2. untuk mengetahui bagaimana sejarah pensyariatan zakat
3. untuk mengetehui hukum dan dalil zakat
4. untuk mengetahui macam-macam zakat
5. untuk mengetahui harta benda yang wajib dikeluarkan zakatnya
6. untuk mengetahui Orang yang berhak menerima zakat dan yang tidak berhak
menerima zakat
7. untuk mengetahui hikmah dan fungsi zakat

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. DEFINISI ZAKAT

Zakat adalah kata bahasa Arab “az-zakâh”. Ia adalah masdar dari fi’il madli
“zakâ”, yang berarti bertambah, tumbuh dan berkembang. Ia juga bermakna suci.
Dengan makna ini Allah berfirman:

‫قَ ْد أ َ ْفلَ َح َمن زَ َّكاهَا‬


Artinya: “Sungguh beruntung orang yang mensucikan hati”. (QS. As-Syams: 9)

Secara istilah fiqhiyah, zakat ialah sebuah ungkapan untuk seukuran yang
telah ditentukan dari sebagian harta yang wajib dikeluarkan dan diberikan kepada
golongan-golongan tertentu, ketika telah memenuhi syarat-syarat yang telah
ditentukan. Harta ini disebut zakat karena sisa harta yang telah dikeluarkan dapat
berkembang lantaran barakah doa orang-orang yang menerimanya. Juga karena harta
yang dikeluarkan adalah kotoran yang akan membersihkan harta seluruhnya dari
syubhat dan mensucikannya dari hak-hak orang lain di dalamnya.

B. SEJARAH PENSYARIATAN ZAKAT

Pada dasarnya, kewajiban zakat bukan khususiah ummat Islam. Zakat telah
disyariatkan kepada umat-umat terdahulu. Dalam Islam, pensyariatan zakat dilakukan
dalam beberapa fase. Pada periode Mekah, sebenarnya telah turun ayat-ayat tentang
perintah zakat, diantaranya adalah firman Allah:

ِ ‫سائِ ِل َو ْال َم ْح ُر‬


‫وم‬ َّ ‫ ِلل‬، ‫َوالَّذِينَ فِي أ َ ْم َوا ِل ِه ْم َح ٌّق َم ْعلُو ٌم‬

3
Artinya: “dan orang-orang yang dalam hartanya tersedia bagian tertentu, bagi
orang (miskin) yang meminta dan orang yang tidak mempunyai apa-apa (yang tidak
mau meminta)”. (QS. Al-Ma’arij: 24-25)

Ibnu Hajar Al-‘Asqalani mengatakan bahwa mengenai awal turunya perintah


zakat terdapat perselisihan pendapat dikalangan ulama. Ibnu Huzaimah dalam
shahihnya mengatakan bahwa kewajiban zakat turun sebelum hijrah. Menurut
pendapat yang shahih, dan menjadi pendapat mayoritas ulama, pensyariatan zakat
terjadi pada tahun ke-8 setelah Rasulullah SAW melakukan hijrah dari Mekah ke
Madinah, sebelum diturunkannya kewajiban puasa ramadhan.

C. HUKUM DAN DALIL ZAKAT

Zakat adalah salah satu rukun Islam. Ia adalah wajib berdasarkan dalil-dalil
qath’i dan merupakan perkara ma’lum fiddin bid dharurah, sehingga keraguan dan
keingkaran akan kewajiban zakat menyebabkan kekufuran. Dalil terpenting
kewajiban zakat adalah:

َّ ‫)أَقِي ُمواْ ال‬


َّ ْ‫صالَة َ َوآتُوا‬
43 :‫الز َكاة َ (البقرة‬
Artinya: “Dirikanlah shalat dan tunaikanlah zakat”. (QS. Al-Baqarah: 43)

Perintah semacam ini, diulang hingga pada 32 tempat dalam al-Quran. Hal ini
menunjukkan bahwa kedudukan zakat sangat penting dalam syariat Islam.
Dalil-dalil zakat dalam hadits juga sangat banyak, diantaranya adalah sabda

Rasulullah SAW:

،‫ شهادة أن ال إله إال هللا وأن محمدا ً رسول هللا‬:‫بني اإلسالم على خمس‬
‫ وصوم رمضان (رواه البخاري‬،‫ والحج‬،‫ وإيتاء الزكاة‬،‫وإقام الصالة‬
‫)ومسلم وغيرهما‬

4
Artinya: “Islam dibangun di atas lima perkara: Bersaksi tiada Tuhan selan Allah dan
Nabi Muhammad utusan Allah, mendirikan shalat, mengeluarkan zakat, menunaikan
haji dan puasa ramadhan”. (HR. Bukhari dan Muslim)

Disamping ayat al-Quran dan hadits, kewajiban zakat juga disokong dengan
konsensum ulama (ijma’). Ulama Islam dalam setiap masa hingga saat ini sepakat
akan kewajiban zakat ini. Para sahabatpun sepakat bahwa orang-orang yang tidak
mau mengeluarkan zakat boleh diperangi.

D. MACAM-MACAM ZAKAT

Zakat terbagi atas dua tipe yakni:

Zakat Fitrah,

Adalah zakat yang wajib dikeluarkan Muslim menjelang Idul Fitri pada bulan
Ramadhan. Besar Zakat ini setara dengan 2,5 kilogram makanan pokok yang ada di
daerah bersangkutan.
Zakat Maal (Zakat Harta )

Adalah zakat kekayaan yang harus dikeluarkan dalam jangka satu tahun sekali
yang sudah memenuhi nishab mencakup hasil perniagaan, pertanian, pertambangan,
hasil laut, hasil ternak, harta temuan, emas dan perak serta hasil kerja (profesi).
Masing-masing tipe memiliki perhitungannya sendiri-sendiri. 1[5]

E. HARTA BENDA YANG WAJIB DIKELUARKAN ZAKATNYA

Harta benda yang wajib dikeluarkan zakatnya yaitu:


 Zakat Maal (Zakat Harta)
a. Emas, perak dan mata uang

5
Zakat emas dan perak wajib dikeluarkan zakatnya berdasarkan firman Allah:
 
  
   
  


Artinya:
”Dan orang-orang yang menyimpan emas dan perak (tidak dikeluarkan zakatnya)
dan tidak membelanjakanya di jalan Allah, Maka beritakanlah kepada mereka,
(bahwa mereka akan mendapat) ’azab yang pedih.”(QS. at-Taubah [9]: 34 ).

Syarat- syarat wajib zakat emas dan perak sebagai berikut:


a. Milik orang Islam
b. Yang memiliki adalah orang yang merdeka
c. Milik penuh( dimiliki dan menjadi hak penuh )
d. Sampai nishabnya
e. Genap satu tahun [6]
1). Nisab dan zakat emas

Nishab emas bersih adalah 20 dinar (mitsqal) = 12,5 pound sterling (96
gram ) zakatnya 2,5% atau seperempat puluhnya. Jadi seorang Islam yang
memiliki 96 gram atau lebih dari emas yang bersih dan telah cukup setahun
dimilikinya maka wajiblah ia mengeluarkan zakatnya 2,5% atau seperempat
puluhnya. Seperti yang tercantum dalam hadits yang diterima dari Ali r.a bahwa
Rasulullah Saw. pernah bersabda :
َ‫َت لَك‬ ً ‫ َحتَّى يَ ُك ْونَ لَكَ ِع ْش ُر ْونَ ِد ْين‬,‫ب‬
ْ ‫ فَإِذَا َكا ن‬,‫َارا‬ ِ ‫علَيْكَ شَى ٌء – يَ ْعنِى فِى‬
ِ ‫الذ َه‬ َ ‫لَي‬
َ ‫ْس‬
َ ‫ب ذَ لَكَ َولَي‬
‫ْس فِى‬ َ ‫ فَ َما زَ ا دَ فَ ِب ِح‬.‫َار‬
ِ ‫سا‬ ٍ ‫ف ِد ْين‬ ْ ِ‫علَ ْي َهاالَ َح ْو ُل فَ ِف ْي َها ن‬
ُ ‫ص‬ ً ‫ِع ْش ُر ْونَ ِد ْين‬
َ ‫َار َاو َحا َل‬
‫ (رواه أحمد وابودا ود والبيهقى و صحح البخاري‬.ُ‫غلَ ْي ِه ْال َح ْول‬ َ ‫َما ٍل زَ َكا ة ٌ َحتَّى يُ َح ْو َل‬
.)‫وحسن الحا فظ‬

6
Artinya:
“Tak ada kewajibanmu- yakni mengenai emas sampai kamu memiliki dua
puluh dinar. Jika milikmu sudah sampai dua puluh dinar, dan cukup masa satu
tahun, maka zakatnya setengah dinar. Dan kelebihannya diperhitungkan
seperti itu. Dan tidak wajib zakat pada suatu harta sampai menjalani sampai
satu tahun.” (HR. Ahmad, Abu Daud, Baihaqi, dinyatakan sah oleh Bukhari
dan sebagai hadits hasan oleh Hafizh).

2). Nishab dan zakat perak


Nishab perak bersih 200 dirham ( sama dengan 672 gram), zakatnya 2,5
% apabila telah dimiliki cukup satu tahun .Emas dan perak yang dipakai untuk
perhiasan oleh orang perempuan dan tidak berlebih- lebihan dan bukan
simpanan, tidak wajib dikelurkan zakatnya.
Beberapa pendapat tentang emas yang telah dijadikan perhiasan pakaian:
a. Pendapat imam Abu Hanifah: Berpendapat bahwa emas dan perak yang
telah dijadikan perhiasan dikeluarkan zakatnya pula.
b. Pendapat imam Malik: Jika perhiasan itu kepunyaan perempuan untuk
dipakai sendiri atau disewakan,atau kepunyaan lelaki untuk dipakai
isterinya,maka tidak wajib dikeluarkan zakatnya. Tetapi jika seorang
lelaki memilkinya untuk disimpan atau untuk perbekalan dimana
perlu,maka wajiblah dikeluarkan zakatnya.
c. Pendapat Imam Syafi’i: Tak ada zakat pada perhiasan emas dan
perak,menurut satu riwayat yang lain dari padanya,wajib zakat
perhiasan emas dan perak.2[7]
3). Nishab dan zakat uang
Peredaran uang pada dasarnya berstandar emas, karena peredaran uang
itu berdasar emas, maka nishab dan zakatnya 2,5 % atau seperempat.
b. Zakat harta perniagaan

7
Barang (harta) perniagaan wajib dikeluarkan zakatnya mengingat firman
Allah :
 
  
 
  
    
  
 
  
  

Artinya:
“Hai orang-orang yang beriman, nafkahkanlah (di jalan Allah) sebagian dari
hasil usahamu yang baik-baik dan sebagian dari apa yang Kami keluarkan dari
bumi untuk kamu. dan janganlah kamu memilih yang buruk-buruk lalu kamu
menafkahkan daripadanya, Padahal kamu sendiri tidak mau mengambilnya
melainkan dengan memincingkan mata terhadapnya.” (QS. al-Baqarah [2]: 267).

Dan Sabda Rasulullah saw:


َّ ‫ أ َ ْن نُ ْخ ِر َج ال‬,‫علَي ِه َو سل َم يَأ ْ ُم ُرنَا‬
َ‫صدَ قَةَ ِمن‬ َ ُ‫صلَّى هللا‬ ٍ ُ‫س ُم ِرب ِْن ُج ْند‬
ُ ‫ َكانَ َر‬:َ‫ب قَا ل‬
َ ِ‫س ْو ُل هللا‬ َ ‫ع ْن‬
َ
.)‫ (رواه ابوداود‬.ِ‫ِي نُ ِعدُهُ ِل ْلبَيْع‬
ْ ‫الَّذ‬
Artinya:
“Dari samurah bin Jundub, ia berkata : Sesungguhnya Rasulullah Saw.
memerintahkan kepada kami agar mengeluarkan zakat dari barang yang
disediakan untuk di jual .” ( HR. Abu Dawud).

Syarat wajibnya zakat perniagaan ialah:


a. Yang memiilki orang Islam
b. Milik orang yang merdeka
c. Milik penuh
d. Sampai nishabnya
e. Genap setahun

8
Setiap tahun pedagang harus membuat neraca atau perhitungan harta benda
dagangan.tahun perniagaan di hitung dari mulai berniaga. Yang dihitung bukan
hanya labanya saja tetapi seluruh barang yang diperdagangkan itu apabila sudah
cukup nishab,maka wajiblah dikeluarkan zakatnya seperti zakat emas yaitu 2,5 %.
Harta dagangan yang mencapai jumlah seharga 96 gram emas, wajib dikeluarkan
zakatnya sebanyak 2,5% . Kalau sekiranya harga emas 1gram Rp 100,maka barang
dagangan yang seharga 96x RP 100 = RP.9600, wajib dikeluarkan zakatnya 2,5%
= RP 240. Harta benda perdagangan perseroan, Firma, CV atau perkongsian dan
sebagainya, tegasnya harta benda yang dimilki oleh beberapa orang dan menjadi
satu maka hukumnya sebagai suatu perniagaan.

c. Zakat binatang ternak


Dasar wajib mengeluarkan zakat binatang ternak ialah: Diberitahukan oleh
Bukhari dan muslim dari Abu Dzarr, bahwasanya Nabi Saw, bersabda sebagai
berikut:
. ‫ َوأ َ ْس َم ُن‬. ‫َت‬
ْ ‫ظ ُم َما َكا ن‬ َ ‫ت يَ ْو ُم ْال ِقيَا َم ِة أ َ ْع‬
ْ ‫ِي زَ َكات َ َها إِالَّ َجا َء‬
ْ ‫غن ٍَم الَتُؤْ د‬ َ َ‫ب إِبِ ٍل َوآل‬ ِ ‫صا ِح‬ َ ‫ام ْن‬ ِ ‫َم‬
‫ضى‬ َ ‫ َحت َّى يَ ْق‬, ‫عا َ ْي ِه أ ُ ْو َال هَا‬
َ ‫ت‬ْ ‫عاد‬ َ , ‫ت أ ُ ْخ َراهَا‬ ْ ‫ ُكلَّ َما نَفَ ِد‬, ‫طؤْ هُ بِأ َ َخفَا فِ َها‬
َ َ ‫ َوت‬. ‫ت َ ْن ِط ُحهُ بِقُ ُر ْو نِ َها‬
‫بَيْنَ النَّا ِس‬
Artinya:
”Tidaklah pemilik unta,sapi, dan kambing yang tidak mengeluarkan zakatnya
maka binatang –binatang itu nanti pada hari Qiyamat akan datang dengan
keadaan yang lebih besar dan gemuk dan lebih besar dari pada didunia,lalu
hewan –hewan itu menginjak-nginjak pemilik dengan kaki- kakinya. Setiap selesai
mengerjakan yang demikian, bintang- binatang itu kembali mengulangi pekerjaan
itu sebagaimana semula:dan demikianlah terus menerus sehingga sampai selesai
Allah menghukum para manusia. ” ( HR. Abu Dzarr ).

Binatang ternak yang wajib dikeluarkan zakatnya ialah : unta, lembu dan
kerbau, kambing dan biri-biri .3[8]

9
Syarat-syarat wajibnya zakat binatang ternak sebagai berikut:
a. Pemiliknya orang Islam
b. Pemiliknya merdeka
c. Miliknya sendiri
d. Sampai senishab
e. Cukup setahun
f. Makannya dengan penggembalaan,bukan dengan rumput belian
g. Binatang itu bukan digunakan untuk bekerja seperti angkutan dan
sebagainya.
1) Nishab dan zakat unta
Orang yang memilki unta 5 ekor keatas wajib dikeluarkan zakatnya. Tentang
pengeluaran zakat ini diatur sebagai berikut:
a. 5 ekor unta zakatnya 1ekor kambing
b. 10 ekor unta zakatnya 2 ekor kambing
c. 15 ekor unta zakatnya 3 ekor kambing
d. 20 ekor unta zakatnya 4 ekor kambing
e. 25 ekor unta zakatnya 1ekor unta betina umur 1 tahun masuk tahun kedua
kalau tidak ada boleh dengan seekor unta jantan berumur 2 tahun masuk tahun
ketiga
f. 36 ekor unta zakatnya 1ekor unta betina umur 2 tahun masuk tahun ketiga
g. 46 ekor unta zakatnya seekor unta betina umur 3 tahun masuk tahun keempat
h. 61 ekor unta zakatnya 1ekor unta betina umur 4 tahun masuk tahun kelima
i. 76 ekor unta zakatnya 2 ekor unta betina umur 2 tahun masuk tahun
ketiga 91ekor unta sampai 121ekor zakatnya 2 ekor unta betina umur 3 tahun
masuk tahun keempat

10
Tiap- tiap bertambah 40 ekor unta zakatnya 1 ekor unta betina umur dua tahun
masuk tahun ketiga dan tiap-tiap tambah 50 ekor unta, zakatnya seekor unta umur
3 tahun masuk keempat.
2) Nishab dan zakat lembu/kerbau
Orang yang memiliki lembu/kerbau 30ekor keatas wajib mengeluarkan
zakatnya sebagai berikut:
a. 30 s/d 39 lembu/kerbau zakatnya 1ekor anak sapi/kerbau
b. 40 s/d 59 lembu /kerbau zakatnya 1ekor sapi/kerbau betina yang berumur
2tahun
c. 60 s/d 69 lembu /kerbau zakatnya 2 ekor anak sapi/kerbau (ta-’bi)
d. 70 s/d 79 lembu/kerbau zakatnya 1ekor anak sapi/kerbau (ta’-bi) dan 1ekor
musinnah
e. 80 s/d 89 lembu/kerbau zakatnya 2 ekor musinah
f. 90 s/d 99 lembu/kerbau zakatnya 3 ekor ta-bi
g. 100s/d 109 lembu /kerbau zakatnya 2 ekor ta-bi dan 1 ekor musinnah
Zakat kerbau sama dengan zakat lembu, baik nishab maupun zakatnya
3). Nishab dan zakat kambing
Orang yang memilki kambing 40 ekor wajibmengeluarkan zakatnya sebagai
berikut:
a. 40 sampai 120 ekor kambing zakatnya 1ekor
b. 121 sampai 200 ekor kambing zakatnya 2ekor
c. 201 sampai 300 ekor kambing zakatnya 3ekor
d. 301 sampai 400 ekor kambing zakatnya 4ekor
e. 401 sampai 500 ekor kambing zakatnya 5ekor dan seterusnya tiap- tiap 100
ekor kambing zakatnya 1ekor.
d. Zakat hasil bumi
Hasil bumi yang wajib dikeluarkan zakatnya yaitu yang dapat dijadikan
makanan pokok seperti: padi, jagung,gandum, dan sebagainya.Sedangkan buah-
buahan yang wajib dikeluarkan zakatnya ialah :gandum, Sya’r zabib dan kurma.

11
Buah-buahan yang wajib dikeluarkan zakatnya sebagaimana sabda Rasulullah Saw
sebagai berikut:
) ‫ (رواه مسلم‬. ‫ق‬ ُ ‫سةَ أ َ ْو‬
ٍ ‫س‬ َ ‫صدَقَةٌ َحتَّى ت َ ْبلَ َغ خ َْم‬
َ ‫ب َو َالت َ ُم ٍر‬ َ ‫لَي‬
ٍ ‫ْس ِفى َح‬
Artinya:
” Tidak ada sedekah(zakat ) pada biji dan kurma kecuali apabila mencapai lima
wasaq( 700kg).” (HR. Muslim)

Syarat-syarat wajib mengeluarkan zakat hasi bumi sebagai berikut:


a. Pemiliknya orang Islam
b. Pemiliknya orang Islam yang merdeka
c. Milik sendiri
d. Sampai senishab
Tidak disyaratkan setahun memilki tetapi wajib dikeluarkan zakatnya pada
tiap-tiap menuai/panen.
Nishab zakat hasil bumi ini sesuai dengan sabda Rasulullah saw.:
ُ ُ‫ت ْاالَ ْن َها ُر َوالَ ْغيَ ُم ْالع‬
‫ش ْو ُر ِف ْي َما‬ َ ‫ ِف ْي َما‬: ‫سلَّ َم قَا َل‬
ِ َ‫سق‬ َ ُ‫صلَّى هللا‬
َ ‫علَ ْي ِه َو‬ َ ِ ‫ع ِن النَّ ِبي‬
َ ‫ع ْن َجا ِب ٍر‬
َ
ُ ُ‫ف ْالع‬
.)‫ (رواه احمد ومسلم والناسى‬. ‫ش ِر‬ ُ ‫ص‬
ْ ‫سا ِن َي ِه ِن‬
َّ ‫ي ِبا ل‬
َ ‫س ِق‬
ُ
Artinya:
“Dari Jabir dari Nabi saw.: Beliau berkata: Pada biji yang dialiri dengan air
sungai dan hujan, zakatnya sepersepuluh, dan yang dialiri dengan kincir ditarik
oleh binatang, zakatnya seperdua puluh.” (HR. Ahmad Muslim dan Nasa’i).

Nishab hasil bumi yang sudah dibersihkan ialah 5 wasaq yaitu kira- kira
700 kg,sedang yang masih berkulit nishabnya 10 wasaq= 1400 kg Zakatnya 10%
(sepersepuluh ) jika diairi dengan air hujan, air sungai, siraman air yang tidak
dengan pembelian (perongkosan ). Jika diari dengan air yanng diperoleh dengan
pembelian maka zakatnya 5% (seperdua puluh ). Semua hasil bumi yang sudah
masuk, wajib dikeluarkan zakatnya, termasuk yang dikeluarkan untuk ongkos
menuai dan angkutan.
e. Zakat barang tambang dan barang temuan

12
Hasil tambang yang wajib dikeluarkan zakatnya ialah emas dan perak yang
diperoleh dari hasil pertambangan. Rikaz ialah harta benda orang –orang purbakala
yang berharga yang ditemukan oleh orang –orang pada masa sekarang,wajib
dikelurkan zakatnya. Barang rikaz itu umumnya berupa emas dan perak atau benda
logam lainnya yang berharga.
Sabda Rasulullah saw.:

ُ ‫از ْال ُخ ُم‬


‫س (رواه‬ ِ ‫ َو فِى‬: ‫سلَّ َم قَا َل‬
ِ ‫الر َك‬ َ ُ‫صلَّى هللا‬
َ ‫علَ ْي ِه َو‬ ُ ‫ع ْن أَبِى ُه َري َْرة َ ا َ َّن َر‬
َ ِ‫س ْو َل هللا‬ َ
)‫لبخاري و مسلم‬

Artinya:
“Dari Abi Hurairah bahwasanya Rasulullah saw. bersabda: “Dan pada rikaz
simpanan orang-orang zaman dahulu di dalam bumi itu, zakatnya seperlima.” (HR.
Bukhari dan Muslim).4[9]

Syarat-syaratnya mengeluarkan zakat rikaz:


a. Orang Islam
b. Orang merdeka
c. Milik Sendiri
d. Sampai nishabnya
Tidak perlu persyaratan harus dimilki selama 1 tahun. Nishab zakat barang
tambang dan barang temuan, dengan nishab emas dan perak yakni 20 mitsqa l = 96
gram untuk emas dan 200 dirham (672 gram ) untuk perak. Zakatnya masing-
masing 2,5% atau seperempat puluh
 Zakat fitrah

13
Zakat fitrah dilihat dari komposisi kalimat yang membentuknya terdiri dari
kata “zakat” dan “fitrah”. Zakat secara umum sebagaimana dirumuskan oleh banyak
ulama’ bahwa dia merupakan hak tertentu yang diwajibkan oleh Allah terhadap harta
kaum muslimin menurut ukuran-ukuran tertentu (nishab dan khaul) yang
diperuntukkan bagi fakir miskin dan para mustahiq lainnya sebagai tanda syukur atas
nikmat Allah swt. Dan untuk mendekatkan diri kepada-Nya, serta untuk
membersihkan diri dan hartanya. Dengan kata lain, zakat merupakan kewajiban bagi
seorang muslim yang berkelebihan rizki untuk menyisihkan sebagian dari padanya
untuk diberikan kepada saudara-saudara mereka yang sedang kekurangan.
Sabda Rasulullah saw,:

.‫ت‬ َّ ‫صدَ قَةٌ كِنَ ال‬


ِ ‫صدَ قَا‬ َ ‫ى‬ َّ ‫ى زَ َكا ة ٌ َم ْقب ُْو لَةٌ َو َم ْن أَدَّ هَا بَ ْعدَ ال‬
َ ‫صالَةِ فَ َه‬ َ ‫صالَةِ فَ َه‬
َّ ‫َم ْن اَدَّا هَا قَ ْب َل ال‬

Artinya:
“Barang siapa membayar fitrah sebelum shalat, maka itu adalah zakat yang makbul,
akan tetapi barang siapa membayarnya sesudah shalat Id maka merupakan
shadaqah biasa.”

Sementara itu, fitrah dapat diartikan dengan suci sebagaimana hadits Rasul
“kullu mauludin yuladu ala al fitrah” (setiap anak Adam terlahir dalam keadaan suci)
dan bisa juga diartikan juga dengan ciptaan atau asal kejadian manusia.
Dari pengertian di atas dapat ditarik dua pengertian tentang zakat fitrah.
Pertama, zakat fitrah adalah zakat untuk kesucian. Artinya, zakat ini dikeluarkan
untuk mensucikan orang yang berpuasa dari ucapan atau perilaku yang tidak ada
manfaatnya. Kedua, zakat fitrah adalah zakat karena sebab ciptaan. Artinya bahwa
zakat fitrah adalah zakat yang diwajibkan kepada setiap orang yang dilahirkan ke
dunia ini. Oleh karenanya zakat ini bisa juga disebut dengan zakat badan atau pribadi.
Zakat fitrah ialah zakat pribadi yang harus dikeluarkan pada hari raya fitrah.
Seperti hadits Nabi saw.:

14
ً‫ط ْع َمة‬
ُ ‫ث َو‬ َّ ‫صا ىِ ِم ِمنَ اللَّ ْغ ِو َو‬
ِ َ‫الر ف‬ َّ ‫ط ْه َرة ً ِلل‬ ْ ‫سلَم َم زَ َكا ة َ ْال ِف‬
ُ ‫ط ِر‬ َ ُ‫صلَّى هللا‬
َ ‫علَ ْي ِه َو‬ َ ِ‫س ْو ُل هللا‬
ُ ‫ض َر‬ َ ‫فَ َر‬
َ ‫ِل ْل َم‬
‫سا ِك ْي ِن‬
Artinya:
“Rasulullah saw. mewajibkan zakat fitrah guna menyucikan orang yang berpuasa
dari ucapan dan perbuatan yang tidak baik dan guna makanan bagi para
miskin.”5[10]

Yang wajib dizakati :


1. Untuk dirinya sendiri; tua, muda,baik laki- laki maupun perempuan
2. Orang-orang yang hidup dibawah tanggungannya
”Dari ibnu Umar ra,berkata ia: telah bersabda Rasulullah saw: Bayarlah zakat
fithrah orang –orang yang menjadi tanggunganmu.” (HR.Daruquthni dan Baihaqi).

Syarat-syarat wajib zakat fithrah :


1. Islam
2. Mempunyai kelebihan makanan untuk sehari semalam bagi seluruh keluarga
pada waktu terbenam matahari dari penghabisan bulan ramadhan
3. Orang-orang yang bersangkutan hidup dikala matahari terbenam pada akhir
bulan Ramadhan
Zakat yang perlu dikeluarkan :
Zakat fithrah untuk tiap- tiap jiwa 1sha = 2,305 kg dibulatkan menjadi 2,5 kg
dari beras atau lainnya yang menjadi makanan pokok bagi penduduk negeri.Lebih
utama dikeluarkan sebelum shalat ’Idul Fithri. Boleh juga dikeluarkan semenjak
permulaan bulan Ramadhan sebagai ta’jil Seperti yang tercantum dalam hadits nabi
yaitu: Dari Ibnu Umar ra, ia berkata: Rasulullah Saw telah mewajibkan zakat fithrah
dengan kurma satu sha atau dengan sya’ir satu sha atas hamba sahaya, orang merdeka,
laki-laki,perempuan, anak-anak, orang tua, dari golongan kaum muslimin dan beliau
menyuruh zakat fithrah itu ditunaikan sebelum orang-oranng keluar(selesai)

15
shalat ’Ied Muttafaq ’alaih Dan dalam riwayat Ibnu ’Ady dan Daraquthni dengan
sanad yang lemah: ” Cukuplah mereka (orang –orang miskin) jangan sampai
berkeliling (mencari nafkah) pada hari itu (hari raya).
Untuk zakat fithrah dari seorang yang makanan pokoknya beras tidak boleh
dikeluarkan zakat dari jagung ,walaupun jagung termasuk makanan pokok tetapi,
jagung nilainya lebih rendah dari pada beras.
Dilihat dari aspek dasar penentuan kewajiban antara zakat fitrah dan zakat
yang lain ada perbedaan yang sangat mendasar. Zakat fitrah merupakan kewajiban
yang bersumber pada keberadaan pribadi-pribadi (badan), sementara zakat-zakat
selain zakat fitrah adalah kewajiban yang diperuntukkan karena keberadaan harta.
Meskipun dalam hal pendistribusian zakat fitrah terdapat perbedaan pendapat, yakni
antara yang memperbolehkan dibagikan kepada seluruh ashnaf yang delapan dan
antara yang hanya memperbolehkan kepada fakir dan miskin, akan tetapi apabila
dilihat dari maqashid al syari’ah atau berbagai pertimbangan logis disyariatkannya
zakat fitrah, maka tampak bahwa yang paling mendekati ke arah sana adalah
pendapat yang hanya mengkhususkan zakat fitrah kepada fakir dan miskin.
Amil zakat fitrah sebagaimana lazim disebut orang tidak bisa dikategorikan ke
dalam amil zakat. Sebab, panitia zakat fitrah hanya bersifat temporer, sementara amil
bersifat jangka panjang. Paniti zakat fitrah tidak bisa dijadikan sebagai sumber mata
pencaharian sementara amil diorientasikan sebagai lapangan pekerjaan yang
sekaligus menjadi mata pencaharian bagi mereka yang berkecimpung di sana.

F. ORANG YANG BERHAK MENERIMA ZAKAT DAN YANG TIDAK


BERHAK MENERIMA ZAKAT

Orang –orang yang berhak menerima zakat,telah ditentukan oleh Allah,


sebagaimana tersebut dalam Al-Qur’an sebagai berikut:

16
  
 
 
 
 
  
   
    
  
Artinya:
“Sesungguhnya zakat-zakat itu, hanyalah untuk orang-orang fakir, orang-orang
miskin, pengurus-pengurus zakat, Para mu'allaf yang dibujuk hatinya, untuk
(memerdekakan) budak, orang-orang yang berhutang, untuk jalan Allah dan untuk
mereka yuang sedang dalam perjalanan, sebagai suatu ketetapan yang diwajibkan
Allah, dan Allah Maha mengetahui lagi Maha Bijaksana.” (QS. at-Taubah [9]: 60)

Dengan ayat Al-Qur’an tersebut dapat dijelaskan bahwa orang yang berhak
menerima zakat itu ialah sebagai berikut:
1. Fakir yaitu orang yaang tidak mempunyai harta atau usaha yang dapat menjamin
50% kebutuhan hidupnya untuk sehari-hari.
2. Miskin yaitu orang yang mempunyai harta dan usaha yang dapat
menghasilkanlebih dari 50% untuk kebutuhan hidupnya tetapi tidak mencukupi.
3. ’Amil yaitu panitia zakat yang dapat dipercayakan untukmengumpulkan dan
membagi-bagikannya kepada yang berhak menerimanya sesuai dengan hukum
Islam .
4. Muallaf yaitu orang yang baru masuk Islam dan belum kuat imannya dan jiwanya
perlu dibina agar bertambah kuat imannya supaya dapat meneruskan imannya.
5. Hamba sahaya yaitu yang mempunyai perjanjian akan dimerdekakan oleh tuan nya
dengan jalan menebus dirinya.
6. Gharimin yaitu orangyang berhutang untuksesuatu kepentingan yanng bukan
maksiat dan ia tidak sanggup untuk melunasinya.
7. Sabilillah yaitu orang yang berjuang dengan suka rela untuk menegakkan agama
Allah.

17
8. Musafir yaitu orang yang kekurangan perbekalan dalam perjalanan dengan
maksud baik, seperti menuntut ilmu, menyiarkan agama dan sebagainya.
Yang tidak berhak menerima zakat :
1. Orang kaya. Rasulullah bersabda, "Tidak halal mengambil sedekah (zakat) bagi
orang yang kaya dan orang yang mempunyai kekuatan tenaga." (HR Bukhari).
2. Hamba sahaya, karena masih mendapat nafkah atau tanggungan dari tuannya.
3. Keturunan Rasulullah. Rasulullah bersabda, "Sesungguhnya tidak halal bagi kami
(ahlul bait) mengambil sedekah (zakat)." (HR Muslim).
4. Orang yang dalam tanggungan yang berzakat, misalnya anak dan istri.
5. Orang kafir.

G. HIKMAH DAN FUNGSI ZAKAT

Hikmah dan fungsi zakat sangat banyak dan tidak dapat dimuat secara
keseluruhan dalam lembar-lembar makalah ini. Yang jelas, secara global hikmah dan
fungsinya kembali kepada kebaikan pemberi dan penerima zakat, yang pada tahap
selanjutnya, memberikan kebaikan dan kesejahteraan sosial secara menyeluruh.
Berikut adalah sebagian hikmah dan fungsi zakat:
1. Zakat dapat membiasakan muzakki (pemberi zakat) untuk bersifat dermawan, dan
melepaskan dirinya dari sifat-sifat bakhil, apalagi jika ia mampu merasakan
manfaatnya, serta menyadari bahwa zakat mampu mengembangkan harta yang
dimiliki.
2. Zakat dapat memperkuat jalinan ukhuwah dan mahabbah antara diri muzakki dan
orang lain. Jika kepopuleran zakat dapat tergambarkan, hingga setiap muslim sadar
diri untuk menunaikannya, maka tergambarkan pula nuansa kasih sayang, kuatnya
persatuan, dan teguhnya persaudaraan.
3. Zakat mampu memperkecil jarak kesenjangan sosial, menghilangkan kecemburuan
sosial dan meredam tingkat kejahatan.

18
4. Zakat mampu mengentaskan kemiskinan yang pada akhirnya memperkecil angka
pengangguran dan membangkitkan geliat perekonomian.
5. Zakat adalah sarana yang paling manjur dalam mensucikan hati dari sifat-sfat
dengki, hasud dan dendam, dimana ketiga sifat ini adalah penyakit utama
masyarakat yang paling mematikan. Dalam hal ini Allah berfirman:

َ ‫) ُخ ْذ ِم ْن أ َ ْم َوا ِل ِه ْم‬
َ ُ ‫صدَقَةً ت‬
103 :‫ط ِه ُر ُه ْم َوتُزَ ِكي ِه ْم ِب َها (التوبة‬
Artinya: “ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu
membersihkan dan mensucikan mereka”. (QS. At-Taubah: 103)

6. Zakat menghilangkan sifat cinta dunia, yang merupakan sumber segala kesalahan

7. Zakat adalah pelebur dosa dan penyembuh berbagai macam penyakit

19
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Kewajiban zakat adalah keajaiban Islam. Uraian-uraian di atas adalah diantara

bukti-bukti akan hal itu. Tidak ada satu pun syariat Islam yang tidak memberikan

kesejahteraan kepada umat, tidak terkecuali zakat, disamping ia sebagai modal dalam

usaha mendekatkan diri kepada Allah SWT, dan mendapatkan ridhoNya, yang

selanjutnya mendapatkan rahmatNya di Surga.

Dari defenisi, sejarah, hukum dan hikmah dan fungsinya, jelas zakat

meyakinkan sebuah janji, akan tegaknya nilai-nilai kemanusiaan, terpupuknya rasa

persatuan, dan wujudnya kesejahteraan dan keberuntungan di dunia dan akhirat.

Sungguh Allah maha kuasa, maha sempurna dan maha mengetahui atas keadaan

hambaNya. Alangkah meruginya mereka yang tidak mau menyadari dan tidak mau

melihat keajaiban zakat ini.

20
DAFTAR PUSTAKA

Al-Khin, Musthafa, Dr., Al-Bugha, Musthafa, Dr., dan Asy-Syrabiji, ‘Ali, “Al-Fiqh
al-Manhaji ala madzhab al-Imam Asy-Syafi’i”. (Damascus: Dar al-Qalam:
1992)

Kuwait, Wuzarah al-Awqaf wa al-Syu’un al-Islamiyah, “Al-Mausu’ah al-Fiqhiyah”,


Kuwait: Dar al-Salasil (2007)

www. http://mutakhorij-assunniyyah.blogspot.com/2013/04/makalah-zakat-definisi-
sejarah-hukum.html

21

Anda mungkin juga menyukai