Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Kemudian, ada suatu masa kelahiran Nabi Muhammad sekitar abad ketujuh setelah
Masehi, dimana teori tersebut masih dipercayai umat manusia pada zaman tersebut.
Kelahiran Nabi Muhammad merupakan salah satu rahmat yang diberikan oleh Allah di
dunia dan membawa petunjuk kebenaran yaitu Al-Qur’an. Di dalam Al-Qur’an terdapat
juga banyak ayat yang menjelaskan pengetahuan-pengetahuan yang menjadi sunnatullah
dan pengetahuan-pengetahuan seluruh objek alam semesta, termasuk di dalamnya
kebenaran mengenai sistem tata surya. Namun, pada zaman tersebut Nabi Muhammad
tidak secara eksplisit memberikan penjelasan mengenai sistem tata surya, sebab adanya
Al-Qur’an membutuhkan penjelasan lebih lanjut. Salah satu ayat Al-Qur’an yang
memberikan penjelasan dan pengetahuan mengenai sistem tata surya yaitu 21 : 30 dan 51
: 47.
Berabad-abad setelah wafatnya Nabi Muhammad, akhirnya ada seorang ahli pada
tahun 1543 H yang mengemukakan teori baru terkait dengan alam semesta bernama teori
heliosentris. Teori ini menyebutkan bahwa “matahari adalah pusat tata surya, dan benda-
benda langit atau planet-planet berputar mengelilingi matahari. Teori itu mematahkan
teori bahwa bumi adalah pusat tata surya. Teori matahari sebagai pusat tata surya sudah
dijelaskan di dalam Al-Qur’an. Teori-teori tersebut kemudian bisa dibuktikan dengan
penemuan teknologi astronomi saat ini seperti satelit dan juga teropong. Adanya sistem
pergantian tahun berdasarkan periode waktu bumi mengelilingi matahri menunjukkan
bahwa matahari memang pusat tata surya.
Hingga pada 2015, teori-teori dan pengetahuan baru mengenai alam semesta terus
berhasil diungkapkan berkat penemuan teknologi-teknologi baru yang memungkinkan
manusia menjelajahi dan pergi ke luar angkasa serta melihat dunia di luar bumi. Stephen
Hawkings menemukan teori bernama expanding universe bahwa setiap detik ruang
volume alam semesta ini selalu mengalami ekspansi volume lebih besar dan terus melebar
menghasilkan batas-batas yang tidak jelas, yang mana penemuan ini sudah berhasil
dijelaskan dalam salah satu ayat dalam Al-Qur’an ratusan tahun sebelumnya yaitu 51 : 47
mengenai perluasan langit.
Sebelum Allah menciptakan bumi dan seisi alam semesta, Allah sudah menciptakan
makhluk-makhluk yang hidup di alam akhirat dan di surga yaitu setan, iblis, dan juga
malaikat. Semua makhluk tersebut taat melaksanakan perintah Allah dan hidup bahagia
di surga. Lalu, Allah menciptakan bumi beserta isinya bersamaan menciptakan makhluk
hidup baru yaitu manusia. Allah sudah memiliki rencana untuk menciptakan makhluk
hidup yang akan menghuni bumi dan seisinya yaitu manusia dan menjadi khalifah
(pemimpin, pemeliharan, pengatur) sistem yang ada di bumi dan seisinya. Namun pada
proses penciptaan manusia, malaikat bertanya kepada Allah mengapa Allah menciptakan
manusia untuk dijadikan sebagai khalifah di alam dunia, padahal mengetahui bahwa
manusia akan berbuat kerusakan di masa yang akan datang ketika manusia menghuni
bumi dan seisinya. Allah dahulu telah membinasakan suatu makhluk penghuni alam dunia
yang dijadikan khalifah, namun berbuat kerusakan di alam dunia.
Manusia pertama yang Allah ciptakan adalah Nabi Adam, dan manusia kedua yang
Allah ciptakan adalah Hawa. Allah menciptakan manusia dari tanah liat. Sejarah
pencptaan manusia secara jelas terdapat dalam Al-Qur’an yaitu 7 : 11-24 dan 15 : 26-40.
Inti dari ayat Al-Qur’an yang menjelaskan bahwa selama proses penciptaan manusia,
Malaikat mempertanyakan alasan penciptaan manusia yang akan berbuat kerusakan.
Selain itu, Iblis juga menggugat Allah karena manusia diciptakan dari tanah liat dan iblis
sudah diciptakan terlebih dahulu, namun setelah Allah selesai menciptakan Nabi Adam,
malaikat dan iblis diminta bersujud kepada Adam. Malaikat mau bersujud kepada Adam,
namun iblis tidak sudi bersujud kepada Adam.
Oleh sebab iblis tidak mau bersujud kepada Adam, maka Allah memberikan
hukuman atas ketidakpatuhan iblis yaitu iblis akan menjadi makhluk yang menghuni alam
dunia bersama dengan manusia nantinya. Iblis akan kekal hidup berdampingan bersama
dengan manusia di alam dunia sampai hari kiamat tiba. Iblis menerima hukuman Allah
untuk turun ke bumi namun mengajukan satu syarat yaitu iblis ingin hidup berdampingan
dengan manusia di dalam dunia kekal hingga hari kiamat tiba untuk menggoda dan
menjerumuskan manusia agar menyimpang dari tujuan penciptaan manusia yaitu menjadi
khalifah di bumi.
Setelah Adam dan Hawa selesai diciptakan dan menghuni surag di saat itu, Allah
membebaskan Adan dan Hawa untuk melakukan apa saja di surga kecuali mendekati dan
memakan buah khuldi. Namun, Iblis yang sudah berikrar untuk menggoda manusia agar
menyimpang dari jalan kebenaran, menggoda Adam dan Hawa agar mengikuti hawa
nafsunya untuk mencoba memakan buah khuldi dan akhirnya berhasil. Oleh sebab itu,
Adam dan Hawa diturunkan Allah sebagai manusia awal yang menghuni bumi dan
beranak pinak sampai hari kiamat tiba sebagai bagian dari hukuman Allah kepada Adam
dan Hawa karena melanggar perintah Allah.
Setelah Nabi Adam dan Hawa diturunkan ke alam dunia dalam hal ini bumi sebagai
hukuman atas pelanggaran perintah Allah, Adam dan Hawa menghasilkan keturunan
manusia yang hingga saat ini sampai tahun 2017 berjumlah 7 miliar manusia tersebar di
seluruh penjuru manusia dengan perbedaan negara, bahasa dan suku bangsa. Sebagai
individu, kita sadar bahwa kita termasuk bagian dari manusia. Sebagai manusia di usia
21 tahun ini, kita mengalami perkembangan pesat sejak alam azali, alam rahim, dan
hingga sekarang alam dunia. Alam azali merupakan alam dimana sebelum kita
diciptakan, di sana Alah sudah menetapkan takdir hidup kita di dunia setelah dilahirkan
seperti jenis kelamin, jodoh, ayah, ibu, usia, dan lain-lain.
Sebelum terlahir sebagai manusia, kiat tahu bahwa manusia diciptakan dari
pertemuan sel sperma dan sel telur yang kemudian berkembang menjadi embrio di dalam
rahim wanita. Embrio ini kemudian berkembang menjadi fetus dan janin. Pada bulan
ketiga, Allah menyuruh malaikat untuk meniupkan ruh ke dalam janin dan kemudian
berkembang menjadi bayi yang dilahirkan. Manusia mengalami pertumbuhan dan
perkembangan dimulai dari bayi, balita, anak-anak, remaja, dewasa muda, dewasa lanjut,
dewasa akhir, orang tua, lanjut usia, sampai dengan meninggal dunia dan kembali
menjadi tanah di dalam kubur.
Saat ini, kita mengalami fase yaitu dewasa muda, dimana kita sudah berubah dari
seorang remaja menjadi seorang yang dewasa di tahap awal, dan sedang menempuh studi
lanjutan di perguruan tinggi untuk meningkatkan skill yang dibutuhkan dalam dunia
pekerjaan dan masyarakat. Di usia ini, kita juga meningkatkan kemampuan sebagai bekal
hidup di masyarakat dan menjadi orang tua bagi anak-anak kita di masa depan dan
memulai kehidupan berumah tangga.
Sebagai mahasiswa yang sudah memasuki tingkat akhir (tingkat keempat) dan
sebentar lagi menjalani proses mengerjakan TA (Tugas Akhir) sebagai slaah stau proses
memperoleh kelulusan dan gelar sarjana, tentu saja banyak konflik berkecamuk dalam
benak kita. Di semester 7 (tujuh) atau tingkat keempat ini, kita sebagai mahasiswa harus
mulai berpikir rencana setelah lulus seperti bekerja di perusahaan mana, bidang pekerjaan
yang diminati, rencana melanjutkan studi, rencana menikah, rencana karir pekerjaan, dan
lain sebagainya. Tentu saja banyak konflik kepentingan dan prioritas di diri maisng-
masing mahasiswa.
Untuk menentukan rencana ke depan setelah tingkat akhir dan setelah lulus, mari
kita lihat lagi hakikat manusia sebagai materi ma’rifatul insan. Kembali lagi ke awal,
bahwa Allah menciptakan masing-masing individu manusia sebagai khalifah di muka
bumi dan seisinya. Khalifah berarti menjadi pemimpin, pengatur, dan pemelihara muka
bumi dan seisinya. Hakikat hidup manusia sendiri bisa dibagi menjadi 3 (tiga) pokok
bahasan yaitu tugas hidup, fungsi hiudp, dan peran hidup.
Tugas hidup manusia bisa diketahui pada ayat-ayat Al-Qur’an yaitu 51 : 56 dan 98
: 5.
98 : 5 (Al-Bayyinah ayat 5)
Pada mereka hanya diperintah menyembah Allah, dengan ikhlas menaati-Nya
semata-mata karena menjalankan agama, dan juga agar melaksanakan sholat dan
menunaikan zakat, dan yang demikian itulah agama yang lurus (benar).
Artinya, semua hal yang kita lakukan dalam hidup seluruhnya ditujukan sebagai
pengabdian atau penghambaan kepada Allah secara ikhlas memurnikan ajarannya dan
tidak bercampur dengan ajaran lain dengan tujuan agar ibadah yang dilaksanakan menjadi
paripurna. Ibadah yang paripurna menunjukkan keridhloan Allah terhadap seluruh hal
yang dilakukan dalam kehidupan manusia.
Fungsi hidup manusia dijelaskan dalam ayat-ayat Al-Qur’an yaitu 2 : 30, 11 : 61,
dan 38 : 26.
Artinya bahwa pada awalnya, makhluk-makhluk ciptaan Allah yang sudah lebih
dulu ada yaitu malaikat meragukan keputusan Allah yang hendak menciptakan manusia
sebagai penjaga bumi. Malaikat sendiri mengetahui bahwa sifat manusia yang menjadi
perusak justru bukan pemelihara dan menyukai debat/konflik/perang demi mewujudkan
kepentingan manusia itu sendiri. Seperti yang diketahui manusia diciptakan dari tanah
dan memiliki akal pikiran serta hawa nafsu. Sedangkan manaikat diciptakan dari cahaya,
tidak memiliki akal pikiran, dan sifatnya hanya tunduk patuh melaksanakan semua
perintah Allah tanpa rasa perlawanan sedikitpun, tidak sesuai dengan hawa nafsu pada
diri manusia yang cenderung ingin memenuhi prioritas kebutuhan hidup manusia. Hal
ini mungkin diketahui dari sejarah makhluk terdahulu yang merusak di bumi sehingga
Allah binasakan mereka. Namun, malaikat adalah makhluk ciptaan Allah yang tentu saja
memiliki kekurangan (tidak sempurna). Malaikat tidak dapat mengetahui/meramal apa
yang Allah rencanakan dengan penciptaan manusia di masa-masa yang mendatang.
Peran hidup manusia bisa diketahui pada ayat-ayat Al-Qur’an yaitu 33 : 72, dan
berhubungan dengan ayat-ayat Al-Qur’an 48 : 28, serta 9 : 33.
Berdasarkan ketiga ayat Al-Qur’an tadi, maka diperoleh penjelasan bahwa leader
dari semua pemimpin umat Islam adalah utusan Allah yaitu Nabi Muhammad. Nabi
Muhammad sebagai seorang pemimpin umat yang langsung dipilih oleh Allah menerima
wahyu dari Allah melalui Mlaaikat Jibril. Wahyu-wahyu tersebut kemudian dibukukan
dalam sebuah buku kitab yang kita kenal sekarang yaitu Al-Qur’an. Pada dasarnya, Al-
Qur’an merupakan kumpulan firman Allah yang turun pada suatu periode tertentu yang
spesifik, yang disampaikan melalui Nabi Muhammad kepada umatnya, umat Islam agar
kemudian Rasul dapat menginterpretasikan dan menjelaskan lebih detail baik dalam
bentuk ucapan, perbuatan, maupun ibadah, termasuk anjuran dan larangan. Al-Qur’an
beirisi kumpualn firman yang apabila ditelaah dan dikaji bisa menjadi pedoman hidup
seluruh umat manusia (bukan hanya umat Islam) dan mengatur segala sesuatu, baik yang
sudah berhasil ditemukan/diinterpretasikan, maupun belum ditemukan sesuai
perkembangan jamannya. Pada umumnya, isi kandungan Al-Qur’an berisi segala sesuatu
yang berkaitan dengan Aqidah atau keimanan kepada Allah, namun tidak terlepas juga
mengatur hubungan-hubungan syariat dan sejarah nabi dan rasul.
Selain Al-Qur’an ada pula kumpulan perkataan, dan perbuatan Rasul yang sifatnya
merupakan penafsiran lebih detail mengenai firman Allah di dalam Al-Qur’an yaitu Al-
Hadis, yang isinya juga sama dapat dijadikan sebagai pedoman kehidupan umat manusia.
Penjelasan mengenai tata cara melakukan ibadah, puasa, zakat, haji, dan detail
pelaksanaan ibadah lainnya terkandung dalam isi Hadist.
Dengan demikian, sudah jelas bahwa Nabi Muhammad adalah orang yang ditunjuk
oleh Allah sebagai leader umat Islam dengan memegang petunjuk yang beirisi universal
yaitu Al-Qur’an dan Al-Hadist, dalam melaksanakan peran hidupnya, manusia dapat
merujuk pada istilah i’tiba Rasul yang berarti menjadikan Nabi Muhammad sebagai
panutan yang harus diteladani dan juga ditelusuri jejak langkahnya. Jejak langkah dlaam
hal ini sangat luas termasuk dalam hal perkataan, perilaku, tata cara beribadah, prinsip
hidup, level ketaqwaan, dan aspek-aspek lain.